Pengaruh Intellectual Capital, Kualitas Penerapan Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Intellectual Capital, Kualitas Penerapan Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Indonesia"

Transkripsi

1 Universitas Sumatera Utara Repositori Institusi USU Departemen Manajemen Skripsi Sarjana 2018 Pengaruh Intellectual Capital, Kualitas Penerapan Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Indonesia Karina, Casea Universitas Sumatera Utara Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

2 SKRIPSI PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, KUALITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH INDONESIA OLEH CASEA KARINA PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN 2018

3

4

5

6

7 ABSTRAK PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, KUALITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH INDONESIA Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital (VACA, VAHU, STVA), Kualitas Penerapan Good Corporate Governance (Nilai Komposit) dan Struktur Modal (CAR) Terhadap Kinerja Keuangan (ROA) pada perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian asosiatif dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data yang digunakan diperoleh dari laporan keuangan dan Laporan Pelaksanaan GCG yang telah diaudit pada Bank Indonesia selama periode Populasi dari penelitian ini adalah bank-bank syariah di Indonesia yang berjumlah 13 bank syariah. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 9 bank syariah. Teknik yang digunakan adalah teknik regresi linear berganda data panel dengan pendekatan Fixed Effect Model. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara VACA, VAHU, STVA, Nilai Komposit dan CAR berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia periode Secara parsial, VACA dan VAHU berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA), STVA dan Nilai Komposit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA) dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA) perbankan syariah Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia periode Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Intellectual Capital, Kualitas Penerapan Good Corporate Governance dan Struktur Modal, Fixed Effect Model. i

8 ABSTRACT THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL, THE QUALITY OF THE IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE, AND THE CAPITAL STRUCTURE TO THE FINANCIAL PERFORMANCE OF SHARIA BANGKING IN INDONESIA The purpose of this research is to examine the impact of Intellectual Capital (VACA, VAHU, STVA), the quality of the implementation of Good Corporate Governance (composite value), and Capital Structure (CAR) to Financial Performance (ROA) of Sharia Banking in Indonesia. This is an associative research and data used in this research were quantitive data, which taken from company s financial statement and implementation report of GCG which audited in Bank Indonesia during The population in this research is sharia bank in Indonesia which amounted to 13 banks, These are 9 samples. Technique of multiple linear regressions on panel data is used approach using Fixed Effect Model. Simultaneous test in hypothesis results shows that VACA, VAHU, STVA, composite value, and CAR have significant effect to financial performance of Sharia Bank in Indonesia during Partial test in hypothesis result shows that VACA and VAHU have positive insignificant effect to financial performance (ROA), STVA and composite value have negative significant effect to financial performance (ROA) of Sharia Banking in Indonesia during Keywords: Financial Performance, Intellectual Capital, The quality of the implementation of Good Corporate Governance, Capital Structure, and Fixed Effect Model. ii

9 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta ala atas berkahnya yang berlimpah kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul Pengaruh Intellectual Capital, Kualitas Penerapan Good Corporate Governance dn Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Indonesia untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini peneliti persembahkan untuk Ayahanda Mansyaruddin Lubis dan Ibunda Nurhasanah Padang. Terima kasih telah membesarkan, mendidik, dan memberikan dukungan moral dan materil serta kasih sayang dan doa yang tidak ternilai mulai dari peneliti belajar hingga dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi S1 Manajemen yang selalu setia mendoakan dan membantu dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, M.Si dan Bapak Doli Muhammad Jafar Dalimunthe, SE, M.Si, selaku selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi serta saran kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE, MSi, selaku Dosen Penguji I dan Ibu Dra. Lisa iii

10 Marlina M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. 5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta staf dan pegawai yang telah membantu selama proses penulisan skripsi. 6. Kepada Abang peneliti Heru Chakra Lubis dan Adik peneliti Atma Arief Prasetya Lubis. 7. Teman-teman terbaik, Afifah, Gusmila, Junaina, Nadya, Esy dan Munifan yang senantiasa menolong, mendoakan, dan selalu memberikan semangat. 8. Teman-teman seperjuangan di masa kuliah, Ruza, Tiwi, Ara, Halimah, Fathia, Raveena, Fitri, dan Ira, yang selalu memberikan semangat kepada peneliti dalam pengerjaan skripsi ini. 9. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Akhir kata peneliti berharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya. Medan, Oktober 2018 Peneliti, Casea Karina iv

11 DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA Intellectual Capital Pengertian Intellectual Capital Komponen Intellectual Capital Islamic Banking-Value Added Intellectual Capital Kualitas Penerapan Good Corporate Governance Pengertian Kualitas Penerapan Pengertian dan Tujuan Good Corporate Governance Prinsip Dasar Good Corporate Governance Struktur Good Corporate Governance Perbankan Peraturan Bank Indonesia tentang Good Corporate Governance Struktur Modal Kinerja Keuangan Pengertian dan Tujuan Kinerja Keuangan Rasio-rasio Kinerja Keuangan Penelitian Terdahulu Kerangka Konseptual Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Hipotesis i ii iii v vii viii ix v

12 BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Batasan Operasional Defenisi Operasional Populasi dan Sampel Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Statistik Deskriptif Analisis Regresi Linear Berganda Data panel Pemilihan Model Regresi Linear Berganda Data panel Uji Asumsi Klasik Uji Hipotesis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Analisis Statistik Deskriptif Analisis Regresi Data Panel Pemilihan Model Analisis Regresi Data Panel Uji Asumsi Klasik Pengujian Hipotesis Pembahasan Pengaruh VACA terhadap ROA Pengaruh VAHU terhadap ROA Pengaruh STVA terhadap ROA Pengaruh Kualitas Penerapan GCG terhadap ROA Pengaruh CAR terhadap ROA BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vi

13 DAFTAR TABEL No. Tabel Judul Halaman 1.1 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah-SPS November VACA, VAHU dan STVA Bank Umum Syariah Pembiayaan, CAR dan ROA Bank Umum Syariah Nilai Komposit Hasil Pelaksanaan Self Assestment GCG Penelitian Terdahulu Mengenai Intellectual Capital, Struktur Modal, Kualiatas Penerapan GCG dan Kinerja Keuangan Operasionalisasi Variabel Populasi Penelitian Sampel Penelitian Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Hasil Uji Chow Hasil Uji Hausman Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Data Panel Uji Heteroskedstisitas Uji Autokorelasi Uji Multikoliniearitas Hasil Uji F Hasil Uji t vii

14 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Judul Halaman 1.1 Profitabilitas Bank Umum Syariah Perbandingan Nilai ROA dan VAIC Bank Umum Syariah Perbandingan Nilai CAR dan ROA Bank Umum Syariah Kerangka Konseptual Hasil Uji Jarque-Bera viii

15 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Judul Halaman 1. Populasi dan Sampel Penelitian Data VACA, VAHU, STVA, NK, CAR, dan ROA Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Hasil Uji Chow Hasil Uji Hausman Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Data Panel Hasil Uji Jarque-Bera Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi Uji Multikolinearitas Hasil Uji F Hasil Uji t ix

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep keuangan berbasis syariah Islam dewasa ini telah tumbuh secara pesat. Konsep keuangan berbasis syariah Islam sudah diterima secara universal oleh negara-negara Islam di kawasan Asia, Eropa dan Amerika. Hal tersebut ditandai dengan didirikannya berbagai lembaga keuangan syariah dan diterbitkannya berbagai instrumen keuangan syariah. Awalnya di Indonesia perkembangan ekonomi syariah masih diremehkan, tetapi seiring perkembangan keinginan umat muslim yang mendominasi wilayah Indonesia menjadikan keinginan itu berkembang seiring dengan semakin terbukanya pemikiran umat muslim terhadap kegiatan-kegiatan ekonomi yang berdasarkan syariah. Kegiatan bisnis syariah pertama kali dikembangkan dalam bentuk lembaga keuangan perbankan. Meningkatnya pengguna bank syariah dapat dilihat dari jumlah kantor yang tersebar di wilayah Indonesia, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.1. Perbankan syariah nasional di periode Februari 2017 masih tumbuh positif. Sebut saja dari sisi permodalan, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pertumbuhan rasio kecukupan modal bank umum syariah (BUS) tercatat 1,64% secara tahunan yakni menjadi 17,04%. Kemudian, dari segi aset, perbankan syariah mencatatkan Rp. 355,88 triliun. Jumlah ini menyumbangkan kontribusi sebesar 40% untuk industri keuangan syariah nasional. (Sumber: bi.go.id). 1

17 2 Tabel 1.1 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah SPS November 2017 Kelompok Bank KPO/KC KCP/UPS KK Bank Umum Syariah PT. Bank Aceh Syariah PT Bank Muamalat Indonesia PT. Bank Victoria Syariah PT. Bank BRI Syariah PT. Bank Jabar Banten Syariah PT. Bank BNI Syariah PT. Bank Syariah Mandiri PT. Bank Mega Syariah PT. Bank Panin Dubai Syariah PT. Bank Syariah Bukopin PT. BCA Syariah PT. Maybank Syariah Indonesia PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Unit Usaha Syariah PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk PT. Bank Permata, Tbk PT. Bank Maybank Indonesia PT. Bank CIMB Niaga, Tbk PT. Bank OCBC NISP, Tbk PT. Bank Sinarmas PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk PT. BPD DKI PT. BPD Daerah Istimewa Yogyakarta PT. BPD Jawa Tengah PT. BPD Jawa Timur, Tbk PT. BPD Sumatera Utara PT. BPD Jambi PT. BPD Sumatera Barat PT. BPD Riau dan Kepulauan Riau PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung PT. BPD Kalimantan Selatan PT. BPD Kalimantan Barat PT. BPD Kalimantan Timur PT. BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat PT. BPD Nusa Tenggara Barat Bank Pembiayaan Rakyat Syariah TOTAL Sumber: Statistik Perbankan Syariah, November 2017 Menurut OJK intermediasi perbankan syariah masih berjalan baik, ini

18 3 tercermin dari Financing Deposit Ratio (FDR) untuk Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang berada di posisi 87,45%. Beban Operasional dan Pendapatan Operasional tercatat 89,22% turun 175 basis poin dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. (Sumber: bi.go.id) Namun, perkembangan bank syariah nasional pada tahun 2017 lalu memang masih jauh dari harapan. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga tahun 2017 aset perbankan syariah baru mencapai 5,18% dari total nilai aset perbankan secara nasional. Hal tersebut membuat, Indonesia hanya mampu berada di urutan ke-9 dari 10 negara Islam lainnya, jika dilihat dari sisi aset industri jasa keuangan syariah. (Sumber: ojk.go.id) Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Indikator dari kinerja suatu perusahaan salah satunya adalah profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan manejemen dalam menghasilkan laba. Salah satu proksi yang tepat untuk mengukur profitabilitas suatu bank adalah dengan melihat besar kecilnya Return on Assets (ROA) bank tersebut. Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan income (pendapatan) dari pengelolaan aset yang dimiliki bank tersebut. Berikut ini penjelasan mengenai besar kecilnya nilai Return on Assets (ROA) terhadap suatu bank: (Dendawijaya, 2003) 1. Semakin besar nilai Return on Assets (ROA) suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai suatu bank. 2. Semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai suatu bank, maka semakin baik pula posisi bank tersebut dari sisi penggunaan aset.

19 4 Gambar 1.1 menunjukkan perkembangan profitabilitas Bank Umum Syariah pada Tahun 2012 sampai tahun Sumber: ojk.go.id Gambar 1.1 Profitabilitas Bank Umum Syariah Dari sisi rentabilitas, laba bersih Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di tahun 2016 tercatat sebesar Rp. 2,09 triliun atau meningkat sebesar 17,33% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu nilai Return on Assets (ROA) di tahun laporan mengalami peningkatan dari 0,84% pada tahun 2015 menjadi 0,94% pada tahun laporan 2016, lebih baik dibandingkan dengan perbankan nasional yang mengalami penurunan ROA dari 2,32% di 2015 menjadi 2,23% di Kinerja bank umum syariah dapat dinilai melalui berbagai macam variabel yang diambil dari laporan keuangan bank umum syariah. Laporan keuangan tersebut mengasilkan sejumlah rasio keuangan yang dapat membantu para pemakai laporan keuangan dalam menilai kinerja bank syariah. Adapun rasio keuangan yang

20 5 dihasilkan dari laporan keuangan bank umum syariah seperti VACA-IB, VAHU- IB, STVA-IB serta rasio CAR. Selain itu laporan mengenai pelaksanaan Good Corporate Governance juga dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja bank umum syariah. Intellectual capital tentu saja berkaitan erat dengan sumber daya manusia dalam perusahaan. Dalam Akuntansi, intellectual capital dikategorikan ke dalam kelompok aset tidak berwujud. Akan tetapi, pada kenyataannya peran manusia sebagai human capital belum diperlakukan sebagaimana aset yang lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan. Hal ini dibuktikan dari masih jarangnya perusahaan yang memiliki perencanaan karir untuk semua pekerja yang telah lama mengabdikan dirinya pada perusahaan. Padahal, manusia memiliki potensi yang sangat besar jika dikembangkan, juga memiliki sifat yang dinamis dan bergerak, maju, tumbuh dan berkembang. (Rivai, 2010). Berikut Tabel 1.2 yang menjelaskan besaran VACA, VAHU, dan STVA dari bank umum syariah yang dijadikan sampel penelitian, di mana dalam Tabel 1.2 hanya menjelaskan nilai intellectual capital dari 5 bank umum syariah mewakili 9 sampel penelitian lainnya. Tabel 1.2 VACA, VAHU dan STVA Bank Umum Syariah NAMA BANK TAHUN VACA VAHU STVA VAIC BANK VICTORIA SYARIAH BANK BCA SYARIAH ,807 5,112 0,804 6, ,407 8,260 0,879 10, ,518 9,411 0,894 11, ,003 7,176 0,861 9, ,778 6,069 0,835 7, ,047 7,626 0,869 9, ,833 9,622 0,896 11, ,490 7,504 0,867 8,860

21 6 Lanjutan Tabel 2.1 NAMA BANK TAHUN VACA VAHU STVA VAIC ,561 7,642 0,869 9, ,339 8,758 0,886 11,983 BANK BNI SYARIAH ,483 4,193 0,761 6, ,133 2,639 0,621 4, ,479 3,317 0,699 5, ,670 3,339 0,701 5, ,096 14,187 0,930 17, ,768 9,901 0,899 12,568 BANK BJB SYARIAH ,850 9,067 0,890 11, ,438 15,960 0,937 18, ,062 12,920 0,923 15, ,794 0,790-0,266 1, ,330 0,570-0,755 0,145 BANK MEGA SYARIAH ,028 0,064-14,630-14, ,022 0,065-14,477-14, , ,090-8,732 Sumber: Website Bank Umum Syariah Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pergerakan nilai intellectual capital pada 5 bank umum syariah mengalami fluktuasi angka. Hal ini disebabkan karena masih minimnya pengetahuan perusahaan mengenai intellectual capital. Penyebabnya adalah bank umum syariah hadir di tengah perkembangan dan praktik-praktik perbankan konvensional yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat secara luas. Kendala yang dihadapi oleh bank umum syariah adalah karena belum tersedianya Human Capital secara memadai dan peraturan perundang-undangan. Hal ini menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat pertumbuhan industri perbankan syariah nasional. Pada Grafik 1.2 dapat kita simpulkan bahwa nilai rata-rata intellectual capital mengalami pergerakan yang berfluktuasi dibandingkan pergerakan ROA bank umum syariah yang cenderung mengalami pergerakan yang stabil. Hal ini

22 7 membukti7kan bahwa pengelolaan intellectual capital di kalangan bank umum syariah masih terbilang buruk. Pernyataan ini sejalan dengan penjelasan di paragraf sebelumnya, dikatakan bahwa masyarakat sulit menerima keberadaan perbankan syariah di tengah perkembangan dan praktik-praktik perbankan konvensional yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat secara luas. (Dhayattoni, 2013) Persen (%) VAIC BUS ROA BUS Sumber: ojk.go.id Gambar 1.2 Perbandingan Nilai ROA dan VAIC Bank Umum Syariah Menurut Thaib (2011) dalam penelitiannya mengemukakan agar perusahaan dapat bertahan, perusahaan harus dengan cepat mengubah strateginya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor- based business) menuju knowledge asset (aset pengetahuan) tersebut adalah Intellectual Capital yang telah menjadi fokus perhatian dalam bidang manajemen. Melihat sudut pandang dari resource-based theory yang dipelopori oleh Penrose (1959), mengemukakan bahwa sumberdaya perusahaan bersifat heterogen dan jasa produktif yang berasal dari sumber daya perusahaan memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan. Jika perusahaan mampu pengelola sumber daya secara baik, maka akan dapat menciptakan keunggulan kompetitif disbanding para

23 8 pesaingnya. Sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan kompetensi tinggi merupakan unggulan kompetitif bagi perusahaan. Jadi, secara teori dapat dikatakan bahwa variabel intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Apabila perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola potensi yang dimiliki karyawan dengan baik, maka hal ini akan dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Jika produktivitas karyawan meningkat, maka kinerja perusahaan pun akan meningkat. Hal ini selaras dengan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Ting dan Lean (2009) dalam penelitiannya Ting dan Lean menguji kinerja Intellectual Capital dan hubungannya dengan kinerja keuangan pada institusi keuangan di Malaysia. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara Intellectual Capital dengan kinerja keuangan (ROA). Sehingga menjadi rekomendasi untuk meningkatkan kualitas human capital pada perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Namun, pada penelitian yang dilakukan oleh Najibullah (2005) mengenai hubungan antara intellectual capital dengan kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan perbankan yang listing di Dhaka Stock Exchange Bangladesh. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang kuat antara intellectual capital dengan kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh (Firer, 2003) yang mencoba meneliti topik yang serupa dengan menggunakan data dari 75 perusahaan perdagangan publik di Afrika Selatan. Penemuan mereka tidak dapat menemukan hubungan yang kuat antara IC dengan profitabilitas perusahaan.

24 9 Kinerja suatu entitas bisnis maupun manajemen bisnis dewasa ini tidak hanya diukur dari aspek keuangan. Tanggung jawab keuangan yang ditampakkan dengan ukuran moneter, akuntansi maupun rasio-rasio tertentu juga harus dilengkapi dengan kinerja non keuangan seperti penerapan good corporate governance. Penerapan good corporate governance pada bank syariah menjadi sangat penting. Ini dikarenakan bank umum syariah memiliki perbedaan yang mendasar dengan bank konvensional, salah satunya adalah penerapan sharia compliance. Penerapan sharia compliance inilah yang menjadi pilar penting keberlangsungan entitas bank syariah. Salah satu turunan dari penerapan sharia compliance ini adalah adanya Dewan Pengawas Syariah. Di mana tugas dari para DPS ini adalah mengawasi operasional perbankan syariah agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Menurut Riandi (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan antara lain good corporate governance. Karena prinsip-prinsip dasar good corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja keuangan pada suatu perusahaan. Semakin baik good corporate governance yang dimiliki suatu perusahaan maka diharapkan semakin baik pula kinerja dari suatu perusahaan tersebut. Good corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, para pemegang saham dan stakeholders lainnya. Menurut Gendut (2008), manfaat yang diberikan dari penerapan GCG pada perusahaan adalah pertama, perusahaan dapat membenahi faktor-faktor internal

25 10 organisasinya yang belum sesuai dan belum mendukungnya terwujudnya GCG berdasarkan hasil temuan. Kedua, peningkatan kepercayaan investor dan public terhadap perusahaan karena adanya hasil publikasi IICG tentang pelaksanaan konsep CG yang dilakukan oleh perusahaan. Ketiga, peningkatan kesadaran bersama dikalangan internal perusahaan dan stakeholders terhadap pentingnya GCG dalam pengelolaan perusahaan kearah pertumbuhan yang berkelanjutan. Penelitian oleh Trinanda (2010) menyimpulkan bahwa GCG berpengaruh signifikan terhadap ROA, ROI, ROE dan NPM. Namun, penelitian lainnya, yang dilakukan oleh Pratiwi (2013) menyimpulkan bahwa variabel kualitas penerapan GCG berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Equity (ROE). Dengan adanya perbedaan kesimpulan ini, saya memilih variabel penerapan Good Corporate Governance untuk melakukan penelitian pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. Variabel terakhir yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan adalah struktur modal. Modal merupakan faktor yang amat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat. Setiap penciptaan aktiva, di samping berpotensi menghasilkan keuntungan juga berpotensi menimbulkan terjadinya resiko. Menurut Husnan (2008) semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan permodalan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap pembiayaan/ aktiva produktif yang beresiko, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Berdasarkan Tabel 1.3 tampak terjadi fluktuasi pada rasio- rasio keuangan antara lain, penurunan CAR pada 2015 menjadi 14,66%, namun penurunan CAR

26 11 ini tidak mempengaruhi laju peningkatan ROA. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang berkaitan dengan faktor permodalan bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menanggung aktiva yang beresiko. Apabila modal yang dimiliki oleh bank tersebut mampu menanggung resiko-resiko yang tidak dapat dihindari, maka bank dapat mengelola seluruh kegiatannya secara efisien, sehingga kekayaan yang dimiliki bank diharapkan semakin meningkat dan begitu pula sebaliknya. (Pramudhito, 2014) TAHUN Tabel 1.3 Pembiayaan, CAR dan ROA Bank Umum Syariah PEMBIAYAAN (MILIAR RUPIAH) CAR (%) ROA (%) ,13 1, ,42 2, ,94 2, ,66 0, ,11 2,20 Sumber: ojk.go.id Capital Adequacy Ratio adalah rasio kecukupan modal bank atau merupakan kemampuan bank dalam permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam perkreditan atau dalam perdagangan surat-surat berharga. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang beresiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) berarti bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Capital Adequacy Ratio Bank Umum Syariah meningkat dari 15,02% menjadi 15,5% pada akhir Secara umum, Capital Adequacy Ratio Bank

27 12 Umum Syariah mengindikasikan tingkat ketahanan resiko yang memadai mengingat masih melebihi standar sebesar 8%. Sumber: ojk.go.id Gambar 1.3: Perbandingan Nilai CAR dan ROA Bank Umum Syariah Capital Adequacy Ratio mencerminkan modal sendiri perusahaan, CAR yang diteliti oleh (Limpaphayom, 2004) menunjukkan adanya pengaruh yang negatif antara Capital Adequacy Ratio terhadap ROA. Hasil penelitian (Limpaphayom, 2004) bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Gelos, 2006) dan (Suyono, 2005) yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan positif antara CAR dengan ROA. Dengan adanya research gap dari penelitian (Limpaphayom, 2004), (Gelos, 2006) dan (Suyono, 2005) maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap ROA. Dari pemaparan di atas maka peneliti tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul Pengaruh Intellectual Capital, Kualitas Penerapan Good Corporate Governance, dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Syariah Indonesia.

28 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah intellectual capital, kualitas penerapan good corporate governance, dan struktur modal secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan Perbankan Syariah di Indonesia? 2. Apakah intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan Perbankan Syariah di Indonesia? 3. Apakah kualitas penerapan good corporate governance berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan Perbankan Syariah di Indonesia? 4. Apakah struktur modal berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan Perbankan Syariah di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh intellectual capital, kualitas penerapan good corporate governance, dan struktur modal secara serempak terhadap kinerja keuangan Perbankan Syariah di Indonesia. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh intellectual capital yang diproksikan dengan VACA, VAHU, STVA, terhadap kinerja keuangan Perbankan Syariah di Indonesia. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas penerapan good corporate governance yang diproksikan dengan nilai komposit peringkat kualitas penerapan GCG dari masing-masing Bank Syariah terhadap kinerja

29 14 keuangan Perbankan Syariah di Indonesia. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh struktur modal yang diproksikan dengan CAR terhadap kinerja keuangan Perbankan Syariah di Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan diharapkan bisa digunakan oleh beberapa pihak yang berkepentingan, antara lain sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan mampu memberikan saran bagi kinerja perusahaan dalam mengelola intellectual capital, struktur modal yang dimiliki sehingga mampu menciptakan value added bagi perusahaan. Dan juga penelitian ini mampu membantu perusahaan dalam kegiatan evaluasi kinerja keuangan perbankan yang diproyeksikan melalui pelaporan GCG. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan bagi peneliti khususnya dalam bidang manajemen keuangan yaitu mengenai intellectual capital, penerapan GCG dan struktur modal. Selain itu peneliti juga akan mendapatkan pengetahuan mengenai perbankan syariah di Indonesia. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada maupun yang akan dilakukan.

30 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intellectual Capital Pengertian Intellectual Capital Intellectual capital memiliki beberapa pengertian. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendapat antara satu ahli dengan ahli lainnya. Sebagai sebuah konsep, intellectual capital diartikan sebagai modal-modal tidak berwujud yang memiliki kaitan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia atau teknologi yang digunakan. Menurut Sveiby (2012) intellectual capital adalah bagian dari neraca keuangan yang tidak terlihat yang dapat diidentifikasikan melalui kompetensi individual, struktur internal, dan struktur eksternal. Lalu menurut Williams intellectual capital adalah proses penciptaan nilai melalui pengetahuan dan informasi yang diaplikasikan pada pekerjaan. Dan menurut Sawarjuwono (2013) intellectual capital didefinisikan sebagai jumlah dari apa yang dihasikan oleh tiga elemen utama organisasi; human capital, structrural capital, dan customer capital yang berkaitan dengan pengetahuan teknologi yang dapat member nilai lebih bagi perusahaan keunggulan bersaing organisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa intellectual capital adalah jumlah dari apa yang dihasilkan dari tiga elemen utama organisasi; human capital, structrural capital, dan customer capital di mana hal-hal tersebut berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang bisa memberikan nilai lebih bagi perusahaan dan 15

31 16 juga keunggulan bersaing yang mencakup pengetahuan, pengalaman, keterampilan, reputasi, dan juga kemampuan teknologi Komponen Intellectual Capital 1. Human Capital (Modal Manusia) Human capital (modal manusia) merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan dan kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human capital juga merupakan keahlian dan kompetensi yang dimiliki karyawan dalam memproduksi barang dan jasa serta kemampuannya untuk dapat berhubungan baik dengan pelanggan. Menurut Bontis (2000) human capital adalah kombinasi dari pengetahuan, skill, kemampuan melakukan inovasi dan kemampuan menyelesaikan tugas, meliputi nilai perusahaan, kultur dan firasatnya. 2. Structural Capital (Modal Struktural) Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan. Menurut Pertiwi (2012) structural capital adalah kekayaan potensial perusahaan yang tersimpan dalam organisasi dan manajemen perusahaan. Seorang individu dapat memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, tetapi bila tidak didukung sarana dan prasarana yang memadai maka kemampuan individu tersebut tidak akan menghasilkan modal intelektual. 3. Customer Capital (Modal Pelanggan) Menurut Sawarsujono (2013) customer capital merupakan komponen modal

32 17 intelektual yang memberikan nilai secara nyata. Customer capital merupakan hubungan yang harmonis yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari pemasok yang handal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Customer capital antara lain terdiri dari merk, pelanggan, loyalitas pelanggan, nama perusahaan, jaringan distribusi, kolaborasi bisnis, perjanjian lisensi, kontrak yang menguntungkan dan perjanjian franchise Islamic Banking Value Added Intellectual Capital Dalam penelitiannya, (Ulum, 2013) memformulasikan model penilaian kinerja IC untuk perbankan syariah yang dinamakan IB- VAIC (Islamic Banking- Value Added Intellectual Capital) di mana merupakan modifikasi dari model yang telah ada yaitu VAIC. VAIC didesain untuk mengukur kinerja IC perusahaanperusahaandengan jenis transaksi yang umum. Sementara perbankan syariah memeiliki jenis transaksinya sendiri yang relative berbeda dari perbankan umum/ konvensional. Berikut tiga rumus yang digunakan dalam IB-VAIC yaitu: 1. Tahap pertama dengan menghitung IB- Value Added. IB- VA dihitung dengan menggunakan cara sebagai berikut: IB- VA = OUT IN Output merupakan total pendapatan, diperoleh dari: a. Pendapatan bersih kegiatan Syariah = pendapatan operasi utama kegiatan syariah + pendapatan operasi lainnya hak pihak ketiga atas bagi hasil dan

33 18 syirkah temporer. Pendapatan operasi utama kegiatan syariah terdiri dari: 1) Pendapatan penyalur dana a) Pendapatan dari jual beli (pendapatan marjin murabahah) b) Pendapatan bersih salam paralel c) Pendapatan bersih ishtisna paralel d) Pendapatan sewa ijarah e) Pendapatan bagi hasil musyarakah f) Pendapatan bagi hasil mudharabah g) Pendapatan dari penyertaan h) Lainnya 2) Dari Bank Indonesia a) Bonus SBIS b) Lainnya 3) Dari bank- bank lain di Indonesia a) Bonus dari bank syariah lain b) Pendapatan bagi hasil mudharabah c) Tabungan mudharabah d) Deposito mudharabah e) Sertifikat investasi mudharabah antar bank f) Lainnya b. Pendapatan operasi lainnya 1) Jasa investasi terikat (mudharabah muqayyadah)

34 19 2) Jasa layanan 3) Pendapatan dari transaksi valuta asing 4) Koreksi PPAP 5) Koreksi penyisihan penghapusan transaksi rek.administrasi 6) Lainnya c. Hak pihak ketiga atas bagi hasil syirkah temporer 1) Pihak ketiga bukan bank a) Tabungan mudharabah b) Deposito mudharabah c) Lainnya 2) Bank Indonesia a) FPJP syariah b) Lainnya 3) Bank- bank lain di Indonesia dan di luar Indonesia a) Tabungan mudharabah b) Deposito mudharabah c) Sertifikat investasi mudharabah antar bank d) Lainnya d. Pendapatan non- operasional Input diperoleh dari beban usaha/ operasional dan beban non- operasional kecuali beban kepegawaian/ karyawan. Beban usaha/ operasional kecuali beban kepegawaian: 1) Beban penyisihan kerugian aset produktif- bersih

35 20 2) Beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi 3) Beban operasi lainnya 4) Beban bonus titipan wadi ah 5) Beban administrasi dan umum 6) Beban penurunan nilai surat berharga 7) Beban transaksi valuta asing 8) Beban promosi 2. Tahap kedua dengan menghitung IB- Value Added Capital Employed. IB- VACA adalah indikator untuk IB- VA yang diciptakan oleh satu unit dari human capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added prusahaan Keterangan: IB- VACA = VA CE IB- VACA IB- VA CE :Value Added Capital Employed, rasio dari IB- VA terhadap CE : Value Added : Capital Employed: dana yang tersedia (total ekuitas) 3. Tahap ketiga dengan menghitung IB- Value Added Human Capital. IB- VAHU menunjukkan berapa banyak IB- VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi. IB- VAHU = VA HC

36 21 Keterangan: IB- VAHU IB- VA HC : Value AddedHuman Capital; rasio dari IB- VA terhadap HC : Value Added : Human Capital, beban karyawan. 4. Tahap keempat dengan menghitung IB- Structural Capital Value Added. IB- STVA menghitung jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari IB- VA dan merupakan indikasi keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. Keterangan: IB- STVA= SC VA STVA SC IB- VA : Structural Capital Value Added, rasio dari SC terhadap IB- : Structural Capital, IB- VA- HC : Value Added 5. Tahap kelima dengan menghitung IB- Value Added Intellectual Capital. IB- VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator). IB- VAIC merupakan penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya. IB- VAIC= IB- VACA + IB- VAHU + IB- STVA Hasil perhitungan IB- VAIC dapat dijadikan sebagai pemeringkat terhadap sejumlah perbankan. Sejauh ini, belum ada standar tentang skor kinerja IC tersebut, namun penelitian (Ulum, 2013) telah merumuskan untuk memberikan kategori dari hasil perhitungan VAIC, yaitu: a. Top performers - skor VAIC di atas 3,00 b. Good performers - skor VAIC di antara 2,00-2,99

37 22 c. Common performers - skor VAIC antara 1,5-1,99 d. Bad performers - skor VAIC di bawah 1,5 2.2 Kualitas Penerapan Good Corporate Governance Pengertian Kualitas Penerapan Pengertian kata kualitas menurut Kamus Besar Bahasa (2002) adalah tingkat baik buruknya sesuatu, kadar, derajat atau taraf. Kata penerapan sendiri berasal dari kata terap yang mendapat imbuhan pe-an. Dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:1180) kata penerapan diartikan sebagai suatu proses, cara, perbuatan menerapkan atau mempraktikkan. Kata penerapan memiliki pengertian yang sama dengan kata implementasi, yaitu pelaksanaan atau penerapan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 427). Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan pengertian kualitas penerapan dalam penelitian ini berarti mutu atau tingkatan yang telah dicapai oleh Bank Umum Syariah di Indonesia dalam melaksanakan atau mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik Pengertian dan Tujuan Good Corporate Governance Menurut Sutedi (2011) GCG secara definisi merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah untuk semua pemegang saham. GCG hanya dapat tercipta apabila adanya keseimbangan antara kepentingan semua pihak dengan kepentingan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan (Khairandy, 2007)

38 23 Good corporate governance didefinisikan sebagai sistem yang mengatur pengelolaan dan pengawasan bisnis korporasi, mengatur hak dan kewajiban pihak terkait, yang mana memuat peraturan dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam membuat keputusan yang terkait dengan keputusan perusahaan, merumuskan mekanisme penetapan- penetapan keputusan yang objektif dan cara- cara yang ditempuh untuk mencapai keobjektifitasan serta pemantauan kerja. Tujuan dan manfaat good corporate governance menurut Bassel Committee on Banking Supervision adalah: 1. Mengurangi agency cost, biaya yang timbul karena penyalahgunaan wewenang, atau pun berupa biaya pengawasan yang timbul untuk mencegah timbulnya suatu masalah. 2. Mengurangi biaya modal yang timbul dari manajemen yang baik, yang mampu meminimalisir risiko. 3. Memaksimalkan nilai saham perusahaan, sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan di mata publik dalam jangka panjang. 4. Mendorong pengelolaan perbankan secara professional, transparan, efisien serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian dewan komisaris, direksi, dan RUPS. 5. Mendorong dewan komisaris, anggota direksi, pemegang saham dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan yang dilandasi oleh moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku. 6. Menjaga going concern perusahaan.

39 Prinsip Dasar Good Corporate Governance Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum menjabarkan prinsip-prinsip dasar GCG yang terdiri dari: 1. Transparan (transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan pengambilan keputusan. 2. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. 3. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu adanya kesesuaian di dalam pengelolaan bank terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Independensi (independency) yaitu pengelolaan bank secara professional tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. 5. Kesetaraan dan Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta perundang-undangan yang berlaku. Prinsip ini menekankan bahwa semua pihak baik pemegang saham minoritas maupun asing harus diperlakukan sama atau setara Struktur Good Corporate Governance Perbankan Pedoman good corporate governance bagi perbankan harus mengandung lima dasar. Menurut Zarkasyi (2008) struktur governance bagi dunia perbankan

40 25 secara umum mencakup beberapa bagian, yaitu sebagai berikut: 1. Pemegang saham, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan bagi pemegang saham, yaitu: a. Menggunakan haknya sebagai pemegang saham dalam memilih Dewan Komisaris dan Direksi. b. Mampu memenuhi kebutuhan modal bank sesuai aturan yang berlaku. Jika tidak mampu memenuhinya, pemegang saham bersedia menyetujui banknya menyatu dengan bank lain. c. Melaksanakan GCG sesuai wewenang dan tanggung jawab. Pemegang saham dilarang memanfaatkan bank untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau kelompoknya dan tidak mencampuri kegiatan operasional bank. 2. Dewan Komisaris dan Direksi, secara hukum dewan komisaris bertugas untuk melakukan pengawasan, memberikan nasehat, dan masukan kepada direksi dengan memperhatikan semua kepentingan stakeholders sesuai asas kesetaraan. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang yang berlaku direksi bertanggung jawab penuh atas pengelolaan perusahaan serta mewakili perusahaan baik di dalam dan luar peradilan. Direksi juga berkewajiban melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam visi, misi, strategi dan sasaran usaha bank. 3. Dewan Pengawas Syariah (DPS), bagi bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip-prinsip syariah harus memiliki DPS. DPS bertugas memberikan pengarahan, konsultasi, evaluasi dan pengawasan kegiatan operasional bank agar sesuai dengan prinsip Islam.

41 26 4. Stakeholders lainnya, stakeholders yang sangat penting bagi bank adalah deposan, penabung, pemegang giro, debitur, dan karyawan. Dalam hal ini bank harus menjamin pelaksanaan hak dan kewajiban stakeholders sesuai dengan ketentuan yang berlaku Peraturan Bank Indonesia Tentang Good Corporate Governance Bank Indonesia menerapkan peraturan baru dalam pelaksanaan penerapan GCG bagi bank umum syariah (BUS). Bank Indonesia telah mengeluarkan peraturan No.11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/13/DPbs tanggal 30 April 2010, tentang pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Menurut frequently ask question (FAQ, 2009) disebutkan bahwa latar belakang penyusunan PBI GCG untuk BUS dan UUS ini dilandasi pertimbangan bahwa pelaksanaan GCG dalam industri perbankan syariah harus memenuhi prinsip syariah (sharia compliance) yang dicerminkan dengan adanya pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam mengelola kegiatan usaha BUS dan UUS, serta merupakan amanah dari Pasal 34 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia ini, maka PBI No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang pelaksanaan good corporate governance bagi Bank Umum beserta ketentuannya dinyatakan tidak berlaku bagi BUS dan UUS (Peraturan Bank Indonesia, 2009:49). Kualitas penerapan GCG diketahui melalui nilai komposit self assestment dalam laporan GCG. Dalam (Surat Edaran Bank Indonesia, 2010) penerapan GCG pada bank umum syariah diimplementasikan ke dalam 11 faktor dan bank wajib

42 27 melakukan self assestment atas pelaksanaan GCG paling kurang satu kali dalam setahun, adapun 11 faktor tersebut yaitu: 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris 2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi 3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite 4. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah 5. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa 6. Penanganan benturan kepentingan 7. Penerapan fungsi kepatuhan bank 8. Penerapan fungsi audit intern 9. Penerapan fungsi audit ekstern 10. Batas maksimum penyaluran dana 11. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal. Tabel 2.1 Nilai Komposit Hasil Pelaksanaan Self Assestment GCG Nilai Komposit Nilai Komposit < 1,5 1,5 Nilai Komposit < 2,5 Baik Predikat Komposit Sangat Baik 2,5 Nilai Komposit < 3,5 Cukup Baik 3,5 Nilai Komposit < 4,5 Kurang Baik 4,5 Nilai Komposit 5 Tidak Baik Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13 /DPbs (2010:23) 2.3 Struktur Modal Menurut Keown (2010) struktur modal adalah campuran sumber-sumber

43 28 dana jangka panjang yang digunakan perusahaan. Sumber dana jangka panjang dapat berupa utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Struktur modal digunakan oleh para manajer keuangan sebagai landasan dalam mengambil keputusan pembelanjaan dengan menganalisis manfaat dari masing- masing sumber dana yang akan digunakan. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1 tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aset tertimbang menurut risiko (ATMR). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. Untuk saat ini minimal CAR sebesar 8% dari ATMR ( Aktiva Tertimbang Menurut Risiko), atau ditambah dengan Resiko Pasar dan Resiko Operasional ini tergantung pada kondisi bank yang bersangkutan/ standar internasional yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement (BIS). Analisis mengukur sturktur modal dalam penelitian ini menggunakan CAR yaitu membandingkan modal dengan aktiva berisiko. Keterangan: Rumus perhitungan CAR adalah: 1. Modal Bank CAR = Modal Bank Aktiva Terhubung Menurut Risiko x 100% Modal bank dibagi menjadi dua bagian yaitu modal inti dan modal pelengkap. a. Modal Inti, terdiri dari

44 29 1) Modal setor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemilik. 2) Agio saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai nominal saham. 3) Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan harga. 4) Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan dengan persetujuan RUPS. 5) Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS. 6) Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh RUPS diputuskan untuk tidak dibagi. 7) Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak, yang belum ditetapkan penggunaannya oleh RUPS. 8) Laba tahun berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang diperoleh dalam tahun berjalan. 9) Bagian kekayaan bersih anak perusahaanyang laporan keuangannya dikonsolidasikan, yaitu modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan dengan penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut. b. Modal Pelengkap, terdiri dari: 1) Cadangan revaluasi aktiva tetap 2) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan (1,25% ATMR) 3) Modal pinjaman

45 30 4) Pinjaman subordinasi (maksimal 50% dari modal inti) 2. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Aktiva tertimbang menurut risiko dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini adalah mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri atau yang didasarkan atas penggolongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan. Berdasarkan prinsip tersebut, maka rincian bobot risiko dan ATMR untuk semua aktiva adalah sebagai berikut: a. Aktiva neraca: 1) Kas (0%) 2) Emas dan mata uang emas (0%) 3) Giro pada Bank Indonesia 4) Tagihan pada bank lain (20%) 5) Surat berharga yang dimiliki (0%) 6) Kredit yang diberikan 7) Penyertaan (100%) 8) Aktiva tetap dan inventaris nilai/ nilai buku (100%) b. Rekening administratif: 1) Fasilitas kredit yang belum dipergunakan yang disediakan sampai dengan tahun

46 31 2) Jaminan bank 3) Kewajiban membeli kembali aktiva bank dengan syarat repurchase agreement 4) Posisi netto kontrak berjalan valuta asing dan swap bunga. 2.4 Kinerja Keuangan Pengertian dan Tujuan Kinerja Keuangan Menurut Iswati (2006) kinerja menjadi satu hal yang penting bagi manajemen, karena kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Kinerja merupakan fungsi dari kemampuan organisasi untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya dalam berbagai cara untuk mengembangkan keunggulan kompetitif. (Novia, 2012) Adapun tujuan dari analisa laporan keuangan perusahaan adalah (Munawir, 2009): 1. Mengetahui Tingkat Likuiditas, likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih. 2. Mengetahui Tingkat Solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Mengetahui Tingkat Rentabilitas, rentabilitas atau yang sering disebut

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis telah berkembang pesat ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, karena berfungsi sebagai intermediary institusion yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, karena berfungsi sebagai intermediary institusion yaitu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perbankan merupakan sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian, karena berfungsi sebagai intermediary institusion yaitu lembaga yang mampu menyalurkan kembali dana-dana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Peneliti (Tahun) 1. Heidy, Zainul, Nila (2014) 2. Fajri Hakim (2013) 3. Jayanti Mandasari (2015) 4. Yessi, Rahayu, Tema Alat Analisis Hasil Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di dunia merupakan fenomena yang menyita perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai tempat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Corporate Governance II.1.1 Pengertian Corporate Governance Kata governance berasal dari bahasa Perancis gubernance yang berarti pengendalian. Selanjutnya kata tersebut dipergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan regional atau nasional. Peran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang menjadi pendukung dalam melakukan penelitian ulang terhadap kinerja keuangan bank dengan menggunakan metode RGEC diantaranya

Lebih terperinci

Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti.

Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti. LAMPIRAN 58 Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) 2009-2011 (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti 898.031 Modal Pelengkap 420.486 Modal Pelengkap Tambahan 0 2009 Penyertaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Laporan keuangan perusahaan mengandung informasi yang sangat penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak 1 A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Penerapan corporate governance pada industri perbankan memerlukan perhatian tersendiri, karena karakter dan kompleksitas industri perbankan berbeda dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bank

TINJAUAN PUSTAKA Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Shareholder Theory Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah bertindak untuk kepentingan meningkatkan nilai (value) dari pemegang saham. Jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak sepuluh tahun terakhir di Indonesia telah diperkenalkan suatu sistem perbankan dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia. Karena berfungsi sebagai intermediary institution yaitu lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya dunia bisnis berkembang pesat begitu juga dengan persaingan yang semakin ketat memacu perusahaan dan para pebisnis untuk dapat bertahan dan memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean, perbankan Indonesia harus memiliki daya saing yang komparatif dan tidak mudah ditiru oleh para kompetitor sehingga

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH FRENGKI ANGGIAT MAJU 120502118 PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, selain membuka peluang bisnis yang kian mendunia, pelaku bisnis juga dihadapkan dengan permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci

Tugas Manajemen Risiko NAMA KELOMPOK : 1. Aditya Bangun Subagja Heru Setyawan Ella Rizky Aisah

Tugas Manajemen Risiko NAMA KELOMPOK : 1. Aditya Bangun Subagja Heru Setyawan Ella Rizky Aisah Tugas Manajemen Risiko NAMA KELOMPOK : 1. Aditya Bangun Subagja 20120730021 2. Heru Setyawan 20120730025 3. Ella Rizky Aisah 20120730028 Soal! 1. A. PBI No : 13 / 1 / PBI / 2011 Tentang Penilaian kesehatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan. 8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Pemangku Kepentingan Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan. Teori pemangku kepentingan lebih mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) sangat penting artinya, karena tujuan dalam mendirikan sebuah perusahaan selain untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangannya untuk tetap menjaga kepercayaan dari nasabahnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. keuangannya untuk tetap menjaga kepercayaan dari nasabahnya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan dalam sebuah perekonomian Negara, yang berfungsi sebagai penunjang kelancaran pembayaran, pelaksana kebijakan moneter,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode LAMPIRAN 61 62 Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode 2006-2011 NO Deskripsi 2006 2007 2008 2009 2010 2011 I Komponen Modal A. Modal Inti 13,104,120 15,448,235 17,795,610 21,137,919 27,673,231 38,214,079

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori dan Penurunan Hipotesis 1. Rerangka Teori a. Teori Stakeholder Teori yang mendasari penelitian ini, yaitu stakeholder theory yang merupakan teori yang paling tepat

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KEMAMPULABAAN DAN CAPITAL GAIN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN TERBUKA DI INDONESIA OLEH

SKRIPSI PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KEMAMPULABAAN DAN CAPITAL GAIN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN TERBUKA DI INDONESIA OLEH SKRIPSI PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KEMAMPULABAAN DAN CAPITAL GAIN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN TERBUKA DI INDONESIA OLEH Meliasni Br Gurusinga 140521025 PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN EKSTENSI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perbankan Syariah Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mencakup kelembagaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan bank adalah suatu gambaran sampai mana tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan bank adalah suatu gambaran sampai mana tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan bank adalah suatu gambaran sampai mana tingkat keberhasilan yang dicapai oleh bank dalam kegiatan operasionalnya. Kinerja keuangan perbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Analisis Rasio Keuangan Bank Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mempermudah proses pengalihan dana dari pihak yang kelebihan dana pada pihak yang membutuhkan dana, untuk melakukan proses tersebut, perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk mendapatkan tingkat return saham yang sesuai dengan return yang diharapkan (Abuzayed et, al., 2009). Metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keunggulan bersaing. Intellectual capital adalah materi intelektual-pengetahuan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keunggulan bersaing. Intellectual capital adalah materi intelektual-pengetahuan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intellectual Capital 1. Pengertian Intelectual Capital Menurut Stewart (1998) intellectual capital adalah jumlah semua hal yang diketahui dan diberikan oleh semua orang dalam

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH ARTIKEL PUBLIK ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perekonomian Indonesia triwulan III 2012 tumbuh solid 6,17%. Pertumbuhan yang tetap berada pada kisaran 6% ini melanjutkan kinerja positif triwulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, bank sebagai. lembaga keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, bank sebagai. lembaga keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, bank sebagai lembaga keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia berkembang dengan begitu pesatnya, yang antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, tingkat daya saing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi.

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dalam perekonomian di dunia pasti berhubungan dengan lembaga keuangan. Di mana lembaga keuangan merupakan penghubung antara pihak yang memerlukan dan pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan menggunakan metode VAIC dari Pulic terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembangunan perekonomian tidak dapat lepas dari sektor perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan pihak lain (nasabah) berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis menutut perusahaan perusahaan untuk mengubah cara mereka dalam menjalankan bisnisnya agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga keuangan merupakan aset yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan perekonomian tidak bisa terlepas dari besarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana telah diubah dengan Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana telah diubah dengan Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE OLEH

SKRIPSI PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE OLEH SKRIPSI PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 OLEH LINAYANTI LUMBAN BATU 120521089 PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menurut analisis data termasuk penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menganalisis data berbentuk angka. Sedangkan menurut kegunaannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan 2011-2016.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967, bank didefinisikan sebagai Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Klasifikasi Bank Ada beberapa definisi bank yang dikenal dalam masyarakat Indonesia. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu Bank adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat -giatnya melaksanakan pembangunan segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga merupakan tempat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang keuangan yang memiliki peran penting bagi kemajuan perekonomian suatu negara. Pada era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan dampak bagi perekonomian di indonesia terutama pada struktur perbankan. Hal ini menyebabkan krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya.

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Sampai saat ini roda perekonomian tidak dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Dictionary of Banking and financial service by Jerry Rosenberg dalam Taswan (2010) menyatakan bahwa yang dimaksud bank adalah lembaga yang menerima simpanan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah tidak membebankan bunga kepada nasabah, akan tetapi menerima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Resource Based Theory (RBT) Teori sumber daya manusia atau dikenal pula dengan resources based theory menggunakan pendekatan berbasis sumber daya dalam analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank merupakan jantung dan urat nadi perdagangan dan pembangunan ekonomi suatu negara, oleh karena itu bank menjadi salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah berdirinya perbankan syariah dengan sistem bagi hasil didasarkan pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank konvensional hukumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat (7) bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri

Lebih terperinci

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No. KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No. COM/001/01/1215 Tanggal Efektif 1 Desember 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi dan persaingan yang ketat pada saat ini mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya agar dapat terus bertahan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank Islam atau yang lazim disebut sebagai bank syariah keberadaannya relatif baru di Indonesia Menurut catatan, bank syariah yang pertama kali memperoleh ijin usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai peranan yang sangat penting didalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Pengertian bank dalam UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

Lebih terperinci

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 68.597 55.437 2 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 1.410.533 982.799 b. Sertifikat Bank Indonesia 743.202 800.000 c. Lainnya

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH MEUTHIA ARMAYA

SKRIPSI OLEH MEUTHIA ARMAYA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, CAPITAL ADEQUACY RATIO, BEBAN OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL, DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja keuangan perusahaan sangat perlu untuk dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan bisnis dari tahun ke tahun. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian dunia telah berkembang dengan begitu pesatnya yang antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan

Lebih terperinci

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia (Analysis of Financial Performance of Islamic Commercial Banks in Indonesian)

Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia (Analysis of Financial Performance of Islamic Commercial Banks in Indonesian) Marina Ainur, et al., Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah... 1 Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia (Analysis of Financial Performance of Islamic Commercial Banks in Indonesian)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk membandingkan suatu kondisi dengan kondisi lainnya, pada penelitian ini yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk membandingkan suatu kondisi dengan kondisi lainnya, pada penelitian ini yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk membandingkan suatu kondisi dengan kondisi lainnya, pada penelitian

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan), merupakan industri yang cukup berbeda dengan industri lainnya. Dari segi aktivitas, perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia mengakibatkan menurunnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam terhadap dolar Amerika Serikat. Dari tingginya

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah 11520100 PENDAHULUAN Modal intelektual sebenarnya mencakup hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan kinerja perekonomian Indonesia menurun. Pengelolaan perekonomian dan sektor usaha yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian mengunakan dua peneliti terdahulu sebagai bahan acuan. Penelitian yang pertama yaitu Tri Yulianina Wulandari (2013) dengan topik Pengaruh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah di Indonesia semakin berkembang seiring dengan berkembangnya pertumbuhan penduduk yang berpenduduk mayoritas beragama islam. Perbankan syariah menjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Awal kelahiran sistem perbankan syariah di latar belakangi oleh pembentukan sistem berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah yang meliputi masyarakat primitif, masyarakat pertanian, masyarakat industri dan masyarakat informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Menurut Hermawan Darmawi (2011) Kesehatan Bank merupakan kepentingan semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan ekonomi global sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Salah satunya perubahan perubahan pada nilai suatu mata uang Rupiah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pemerintah yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pemerintah yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Pada penelitian ini fokus pada perusahaan lembaga keuangan milik pemerintah yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun 2011 2013 dengan mengakses website

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci