PEMBERDAYAAN GENERASI MUDA DALAM OPTIMALISASI DISTRIBUSI DAN PENGELOLAAN KEPEMIMPINAN DIRI DI DESA CURAHREJO CANGKRING JEMBER. Akhmad Dzukaul Fuad 1)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBERDAYAAN GENERASI MUDA DALAM OPTIMALISASI DISTRIBUSI DAN PENGELOLAAN KEPEMIMPINAN DIRI DI DESA CURAHREJO CANGKRING JEMBER. Akhmad Dzukaul Fuad 1)"

Transkripsi

1 Dedication : Jurnal Pengabdian Masyarakat p-issn : e-issn : PEMBERDAYAAN GENERASI MUDA DALAM OPTIMALISASI DISTRIBUSI DAN PENGELOLAAN KEPEMIMPINAN DIRI DI DESA CURAHREJO CANGKRING JEMBER Akhmad Dzukaul Fuad 1) 1) IKIP PGRI Jember dzukaul.fuad@gmail.com ABSTRAK: Artikel ini bertujuan untuk memberikan alternatif solusi dalam pemberdayaan dan pengembangan sumber daya manusia di Desa Curahrejo Cangkring Jenggawah Jember. Berdasarkan analisis situasi didapatkan potensi generasi muda di desa Curahrejo tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk pengembangan institusi kelembagaan masjid sebagai pusat aktifitas sosial budaya masyarakat. Alternatif solusi yang ditawarkan pada artikel ini berupa pelatihan kepemimpinan diri kepada generasi muda yang tergabung dalam remaja masjid (REMAS) al Ikhlas, pelatihan tersebut dikemas dalam bentuk tutorial kepemimpinan Islam, tata kelola organisasi, praktik pemecahan persoalan sosial kemasyarakatan. Tujuan akhir dari program tutorial dan pendampingan adalah menggugah naluri kepemimpinan dan tata kelola organisasi REMAS al Ikhlas untuk pemberdayaan potensi masjid sebagai pusat aktifitas sosial budaya masyarakat Desa Curahrejo Cangkring. Kata kunci : generasi muda, kepemimpinan ABSTRACT: This article aims to provide an alternative solution in empowering and developing human resources in Cangkor Jangkgawah Cangkor Jangkgawah Village. Based on situation analysis, the potential of young generation in Curahrejo village is not maximally utilized for institutional institutional development of mosque as center of socio-cultural activity of society. Alternative solutions offered in this article include self-leadership training for young people who are members of youth mosque (REMAS) al Ikhlas, the training is packaged in the form of Islamic leadership tutorials, organizational governance, social problem solving practices. The ultimate goal of the tutorial and advisory program is to inspire the instinct of leadership and governance of REMAS al Ikhlas organization for empowerment of mosque potency as center of social culture activity of Cangkor Village Curahrejo Village. Keywords: young generation, leadership PENDAHULUAN Dalam kehidupan sosial masyarakat, kita mengenal istilah generasi yang digunakan untuk menggolongkan kelompok-kelompok berdasarkan usia atau tingkatan yang ada dalam masyarakat. Sebagai konsekuensinya generasi awal (tua) akan tergantikan oleh generasi berikutnya (muda) dalam keberlanjutan kehidupan. Pergantian tersebut bukan hanya menyangkut siklus alamiah semata, melainkan yang lebih penting adalah pergantian tiap generasi dari segi sumbangsih dan kontribusi tiap generasi tersebut dalam memajukan peradaban manusia. Pemuda diidentikkan dengan generasi muda yang menjadi tumpuan dalam memajukan dan mengembangkan peradaban suatu masyarakat termasuk dalam menjaga keberlangsungan regenerasi kepemimpinan. Realitas tersebut menghendaki para [99]

2 Volume 2, Nomor 1, Maret 2018 pemuda untuk senantiasa mempersiapkan dan membekali diri dengan melihat potensi dan kemampuan serta kelemahan yang dimiliki. Disamping mereka harus memahami dan tahu akan potensi yang ada dalam diri mereka, pemuda perlu dihadapkan dalam situasi, kondisi, dan realitas kehidupan yang heterogen supaya terbentuk kematangan emosional yang tercermin dan berpengaruh dalam naluri kepemimpinannya kelak. Seorang pemimpin dalam organisasi akan dihadapkan pada serangkaian pilihan komplek dalam memutuskan persolan dan menghendaki gaya kepemimpinan yang tepat dan sesuai untuk memecahkan persoalan tersebut. Perubahan gaya kepemimpinan juga bisa kita pahami sebagai strategi adaptasi seseorang dalam bersikap sesuai dengan tuntutan perkembangan dan dinamika dalam masyarakat. Pemaknaan terhadap perubahan gaya kepemimpinan juga merupakan fleksibilitas seseorang sebagai cerminan sikap reaktif (Salami: 2008) agar dapat mempengaruhi kepercayaan dan dalam merubah cara pandang seseorang agar sesuai dengan visi dan tujuan organisasi (Bass: 1994, Soliha: 2008, Priyono, 2007:46). Kurangnya optimalisasi potensi pemuda diindikasikan sebagai penyebab masalah di kalangan pemuda tak terkecuali pemuda di desa Curahrejo, setidaknya terdapat tiga masalah utama yaitu, pertama masih relatif rendahnya tingkat pendidikan yang didapat. Kedua, masih relatif tingginya tingkat pengangguran di kalangan pemuda. Ketiga, adanya kecenderungan aktivitas pemuda lebih banyak di kota dari pada di desa dengan tradisi merantau. Ketiga, kurang maksimalnya sikap asih dan asuh serta minimnya koordinasi antar generasi, ketiga permasalahan tersebut dengan tidak menafikan persoalan lain tentunya. Eksplorasi tentang kepemimpinan sejauh penelurusan penulis telah dilakukan oleh Fakih (2001) yang memfokuskan tulisan pada deskripsi kelahiran pemimpin, proses kelahiran pemimipin secara alamiah, kemunculan pemimpin tipe ini dihasilkan dari penempaan lahir dan batin dalam jangka waktu yang panjang yang oleh Subagja (2010) dan Patimah (2015) diidentikkan dengan tipe kepemimpinan profetik yang mampu memadukan antara unsur transendental dan unsur humanisprofan. Tipe kedua adalah pemimpin yang dilahirkan secara terencana, melalui skenario dan rencana yang sistematis untuk mempersiapkan pemimpin baik dengan kaderisasi dalam bentuk pelatihan organisasi tingkat pemula, menengah, dan lanjutan kepemudaan di Yogyakarta Hiryanto (2015). Wardani (2014) menggunakan istilah Diklat untuk meningkatkan optimalisasi kinerja yang diindikasikan dengan produktivitas, kualitas layanan, responsivitas responsibilitas, dan akuntabilitas dilanjutkan dengan pengembangan dan pemberdayaan kepemimpinan dengan partisipasi, inovasi, akses pada informasi, akuntabilitas budaya organisasi (Safaria: 2004). Peran masjid sebagai institusi kelembagaan selama ini masih didominasi oleh generasi tua dalam hal pengelolaannya, hal tersebut berimbas pada hampir seluruh aktifitas diarahkan pada pemenuhan kebutuhan kerohanian saja, tanpa memaksimalkan potensi masjid sebagai institusi sosial masyarakat. Masjid sebagai identitas keagamaan [100]

3 Pemberdayaan Generasi Muda (Fuad) dapat mempersatukan keberagaman entitas dalam satu visi pemberdayaan yang oleh Hiryanto (2015) didefinisikan dengan kesamaan agenda perjuangan secara umum. Jika pemuda-pemuda dapat disatukan dalam semangat idiologi keagaman maka pengembalian fungsi masjid sebagai lembaga sosial masyarakat akan terwujud. METODE PELAKSANAAN Kegiatan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Deskripsi kondisi dan status objek dalam struktur sosial, sistem pemikiran maupun kelas peristiwa sehingga dapat dibuat deskripsi atau gambaran dan lukisan secara sistematis, faktual dan akurat guna memahami masyarakat secara personal dan mengungkap pandangan serta persepsi masyarakat terhadap dunianya. Lokasi pelatihan tutorial dalam artikel ini dilaksanakan di Masjid al Ikhlash Desa Curahrejo Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember adapaun subyek tutorial adalah generasi muda Desa Curahrejo yang tergabung dalam Persatuan Remaja Islam Masjid (PERISMA) al Ikhlas. Sumber data diperoleh dari data primer berupa analisis dokumen penugasan dalam tutorial dan data sekunder berupa pengamatan pola perubahan perilaku saat pelaksanaan program pelatihan tutorial kepemimpinan Islam. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan analisis interaktif, dalam Miles dan Huberman (1994) terdapat empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Literasi tentang kepemimpinan tidak didapati definisi baku tentang kepemimpinan, kepemimpinan diartikan sesuai dengan sudut pandang dan kepakaran para ahli di bidangnya masing-masing dan berdasarkan fenomena kasuistik yang dijumpai. Benang merah yang penulis temukan dari berbagai definisi beberapa ahli tentang kepemimpinan adalah adanya prilaku dan sikap terencana yang digunakan untuk mempengaruhi atau mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuan bersama demi berlangsungnya hubungan timbal balik (Vallejo, Vallejo & Parra, 2001). Keefektifan kepemimpinan dibatasi pada kecakapan teknis dan keterampilan managerial dalam pengaplikasian program kerja yang telah rumuskan bersama. Kecakapan teknis diperoleh dengan menyesuaikan penugasan dengan bidang keahlian seseorang, sedangkan kecakapan managerial menyangkut distribusi berbagai penugasan dan pengaturan tarjet yang hendak dicapai (Soliha, 2008: 91). Layaknya makhluk hidup sebuah organisasi akan menghadapi tantangan yang semakin besar dalam membangun kapasitasnya dalam melakukan perubahan dan mempertahankan eksistensinya, termasuk dalam merespon tekanan perkembangan teknologi atau dan kompetisi antar organisasi sejenis yang dapat menghambat program atau justru mematikan suatu organisasi. Pemimpin adalah orang yang bercita-cita [101]

4 Volume 2, Nomor 1, Maret 2018 mewujudkan visi organisasinya, maka pada kepemimpinan disarankan untuk belajar dari sosok ideal dan sebagai idola dalam kepemimpinan yang berhasil mengelola organisasi sejenis atau dibutuhkan seorang mentor yang dapat memberikan prototype corak kepemimpinan yang ideal. Model-model peran (prototype) tersebut diasumsikan dapat berfungsi sebagai mentor dan menjadi pedoman bagi kaum muda dalam membangun sistem sosial keorganisasian. Beberapa corak dan model kepemimpinan yang diklasifikasikan para ahli yang sesuai dengan corak organisasi-dalam hal ini masjid-yang dimaknai sebagi institusi kelembagaan sosial lebih condong pada corak kepemimpinan karismatik bahwa secara personal, kepemimpinan kharismatik tidak bekerja untuk mengembangkan bawahan menjadi pemimpin, karena pemimpin kharismatik enggan memberi wewenang kepada bawahannya, kepemimpinan kharismatik lebih dari sekedar keyakinan terhadap kepercayaan, tetapi mereka memiliki kemampuan supernatural (Bass: 1994). Prototype yang disarankan diatas dapat kita jumpai dalam tulisan Subagja (2010) tentang implementasi nilai-nilai kepemimpinan profetik dalam lembaga pendidikan Islam. Setidaknya terdapat empat kriteria kepemimpinan profetik yang pertama cerdas, berani menjunjung keadilan dan kebenaran, lemah lembut dan kasih sayang dan membawa misi tauhid sebagaimana tercermin dalam sosok kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Aplikasi tindakan dalam tulisan ini diberikan dalam bentuk pelatihan kepemimpinan diri (Agustina: 2012, Anastasia: 2015). Pelatihan kepemimpinan diri merupakan serangkaian aktivitas sistemik yang dirancang untuk melatihkan strategi dan manejerial dalam kepemimpinan diri setiap peserta. Pelatihan ini menggunakan metode experiential learning (game, role play, diskusi), yaitu sebuah metode pelatihan yang memposisikan peserta pelatihan belajar melalui pengalamannya. Pelatihan kepemimpinan diri dilaksanakan dalam tujuh jam efektif dan diselenggarakan selama dua hari. Pelatihan ini didesain dalam lima sesi utama, yaitu: Sesi pertama dimulai dengan perkenalan, tujuannya adalah membangun hubungan suasana kekeluargaan dan keakraban antara tutor dan peserta pelatihan. Sesi perkenalan juga digunakan sebagai sarana membangkitkan minat peserta dan tujuan lain dari perkenalan adalah memberikan pengantar gambaran umum mengenai prinsip-prinsip dasar dalam kepemimpinan diri. Sesi ini menggunakan metode game dan presentasi. Sesi kedua mengajarkan kepada peserta tentang strategi perilaku yang terfokus pada kepemimpinan diri. Observasi diri bertujuan untuk membangkitkan kesadaran diri tentang kapan dan mengapa kita harus melakukan sebuah tindakan tertentu. Penetapan tujuan diri, mengasah kemampuan memanfaatkan penghargaan diri sebagai strategi pencapaian yang lebih baik. Penghargaan dan hukuman bagi diri sendiri, memberikan gambaran dan membambangkitkan kesadaran tentang konsekuensi serta akibat yang ditimbulkan ketika seseorang melukan sesuatu dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan pada sesi ini adalah presentasi, pengisian lembar kerja, diskusi. [102]

5 Pemberdayaan Generasi Muda (Fuad) Gambar 1. Peserta sedang merumuskan program kerja Gambar 2. Peserta sedang merumuskan program kerja Sesi ketiga mengajarkan kepada peserta pelatihan tentang strategi penghargaan alamiah dalam kepemimpinan diri. Membangun lebih banyak hal-hal yang menyenangkan dan bisa dinikmati pada sebuah aktivitas/tugas yang diberikan sehingga tugas itu sendiri menjadi secara alamiah menjadi prestasi dan penghargaan bagi pelakunya. Metode yang digunakan pada sesi ini adalah menonton video, diskusi, presentasi, lembar kerja. Selain itu, peserta juga dilatih memfokuskan perhatian diri pada aspek yang menyenangkan dan membuang jauh-jauh pikiran dan stigma negatif tentang sesuatu. Menganggap sebuah perencanaan dan tugas sebagai penghargaan, aspek penghargaan yang melekat pada pelaksanaanya. Akhir sesi materi pelatihan kepemimpinan diri adalah review yang mengulas tentang strategi yang memungkinkan dipraktikkan dalam pola kepemimpinan diri guna memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif. Gambar 2. Peserta sedang menonton vidio Gambar 3. Peserta sedang presentasi Tahapan evaluasi pelaksanaan pelatihan ini dilakukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan pelatihan benar-benar telah sesuai dengan tujuannya yaitu meningkatkan kompetensi kepemimpinan diri demi terwujudnya distribusi dan pengelolaan kepemimpinan sosial masyarakat dengan menjadikan masjid sebagai istitusi sosial [103]

6 Volume 2, Nomor 1, Maret 2018 masyarakat. Masjid tidak hanya dijadikan sarana atau istitusi keagamaan semata tapi bagaimana masjid menjadi institusi sosial masyarakat Desa Curahrejo Cangkring. Untuk mengetahui apakah perubahan perilaku peserta berpengaruh secara positif terhadap kepemimpinan diri demi pemberdayaan masjid sebagi institusi sosial masyarakat terlihat dari dampak pelatihan kepemimpinan diri pada level pertama, kedua dan ketiga, yaitu efek pelatihan pada peningkatan kompetensi kepemimpinan diri peserta yang pada akhirnya dapat membantunya untuk meningkatkan strategi pengelolaan pemberdayaan ekonomi masjid dengan perencaan pembuatan unit usaha sablon yang dimilki masjid dan dikelola oleh PERISMA. Unit usaha tersebut secara otomatis membuka lapangan pekerjaan dan sebagai alternatif mengurangi permasalah penganguran di kalangan generasi muda desa Curahrejo. Program pemberantasan buta huruf yang terlihat pada kertas kerja dan presentasi kelompok salah satu kelompok mencerminkan adanya kepedulian berupa penghargaan kepada diri sendiri, mereka melakukan kegiatan sosial bukan sebagai beban tapi sebagai sebuah penghargaan. Timbulnya rasa tangung jawab dan nilai asih dan kasih sayang terhadap mereka yang masih membutuhkan pendampingan dalam mengenal baca tulis adalah wujud nilai kepemimpin diri merasuk dalam sanubari dan dapat mengilhami kelompok yang lainnya. Tahap terakhir adalah melakukan analisis atas keseluruhan data yang diperoleh. Pelatihan kepemimpinan diri pada generasi muda masjid yang tergabung dalam PERISMA al ikhlash dapat dikatakan efektif dengan tercapainya seluruh indikator pada tiap-tiap sesi pelatihan. KESIMPULAN Masjid seyogyanya tidak hanya kita lihat dan pahami sebagai institusi keagaman saja sehingga seluruh kegiatannya hanya diorientasikan pada kegiatan peribadatan yang bersifat sakral. Selain sebagai lembaga keagamaan masjid sejatinya adalah institusi sosial masyarakat yang dapat dijadikan wahana pempertemukan gagasan dan ide dalam optimalisasi sumber daya manusia dalam rangka pemberdayaan masyarakat sekitarnya. Pelatihan kepemimpinan diri dalam rangka pemberdayaan generasi muda yang bertujuan mengoptimalkan distribusi dan pengelolaan kepemimpinan sosial masyarakat dilaksanakan di masjid. Gagasan berupa pemberdayaan sosial ekonomi terumuskan oleh generasi muda peserta pelatihan muncul di dalam masjid adalah bukti bahwa fungsi masjid bukan hanya institusi keagamaan. Dirumuskannya bentuk amal usaha sablon yang dimiliki oleh masjid dengan melibatkan para pemuda sebagai pelaksananya secara tidak langsung merupakan wujud pemberdayaan ekonomi dengan mengurangi angka penganguran. Program pemberantasan buta huruf merupakan wujud pemberdayaan sosial masyarakat, program tersebut pengejuantahan rasa kepedulian sosial dan nilai penghargaan terhadap sebuah tindakan yang oleh peserta pelatihan adalah sebuah prestasi. Kedua gagasan tersebut dapat memberikan gambaran kepada kita bahwa [104]

7 Pemberdayaan Generasi Muda (Fuad) pelatihan kepemimpinan diri dapat memaksimalkan distribusi dan pengelolaan kepemimpinan sosial masyarakat berbasis masjid. DAFTAR PUSTAKA Agustina, Ike dan Moch. Bachroni Pengaruh Pelatihan Kepemimpinan Diri Untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan. Dalam Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 4, No. 2, Hal Amiartuti Peranan Kepemimpinan Dalam Membentuk Perilaku Individu Dalam Berorganisasi Pada UMKM (Studi Kasus Manajemen Kepemimpinan UMKM Genteng Di Trenggalek). Dalam Jurnal Media mahardhika Vol. 11, No 1 Hal Anastasia, Ayu, Edriana Noerdinm Sekar Pireno KS, dan Sita Aripurnami Panduan pelatihan kepemimpinan Perempuan. Jakarta: Women Research Institute BaaS;BM.dan B.J Avolio Improving Organizational Effectiveness Through Transformational Leadership. Thousand Oaks:SAGE Publications,Inc Fakih, Aunur Rohim dan Iip Wijayanto Kepemimpinan Islam. Yogyakarta: Uii Press. Hiryanto, Lutfi Wibawa, dan Al Setya Rohadi Pengembangan Model Pelatihan Kepemimpinan Bagi Organisasi Kepemudaan Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Vol. 8, No. 2, Hal Miles, Matthew B dan A Michael Huberman Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Patimah, Siti Manajemen Kepemimpinan Islam Aplikasinya Dalam Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Priyono Pengantar Manajemen. Sidoarjo: Zifatama Publisher Safaria, Triantoro Kepemimpinan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Salami, S. O Demographic And Psychological Factors Predicting Organizational Commitment Among Industrial Workers. Antropologist, 10(1), Soliha, Euis dan Hersugondo Kepemimpinan Yang Efektif Dan Perubahan Organisasi. Dalam Jurnal Fokus Ekonomi (fe) Vol.7, No.2, Hal Subagja, Soleh Paradigma Nilai-nilai Kepemimpinan Profetik (Spirit Implementasi Model Kepemimpinan Di Lembaga Pendidikan Islam). Dalam Jurnal Progresiva, Vol. 3, No. 1, Hal [105]

8 Volume 2, Nomor 1, Maret 2018 Vallejo, R. D., Vallejo, J. A. D. & Parra, S. O Job satisfaction in banking workers. Psicothema, 13 (4), Wardani, Ariyan kusuma, agus suryono, dan siswidiyanto Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Nganjuk). Dalam Jurnal Administrasi Publik (jap) Vol. 2, No. 1, Hal [106]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya tidak dapat diabaikan, karena sekolah merupakan wadah penyelenggara pendidikan dalam bidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, tujuan, dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah banyak pernyataan yang dikemukakan bahwa Indonesia sekarang krisis keteladanan. Krisis keteladanan maksudnya tidak ada lagi tokoh yang pantas menjadi idola,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan

Lebih terperinci

Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm. 1 Faturrahman, Ibid, hlm. 15 3

Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm. 1 Faturrahman, Ibid, hlm. 15 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepatnya membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan saat ini, sangat diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan saat ini, sangat diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan saat ini, sangat diharapkan guru-guru mempunyai komitmen yang kuat dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010-2014 memuat enam strategi, yaitu: 1) perluasan dan pemerataan akses pendidikan usia dini bermutu dan berkesetaraan gender, 2) perluasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Kinerja 1. Pengertian Efektivitas (efectiveness) secara umum dapat diartikan melakukan sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, BUDAYA ORGANISASI DAN LEARNING ORGANIZATION TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA CV.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, BUDAYA ORGANISASI DAN LEARNING ORGANIZATION TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA CV. PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, BUDAYA ORGANISASI DAN LEARNING ORGANIZATION TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA CV. ELRESAS LAMONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 PERATURAN KEPALA LEMBAGA

Lebih terperinci

Biro Konsultasi Psikologi

Biro Konsultasi Psikologi PRODUCT OVERVIEW Biro Konsultasi Psikologi Kantor pusat : Jl. Aria Barat III No. 2 Aria Graha Regency, Soekarno Hatta Bandung Telp / Fax: (022) 70536588 (022) 7531469 Kantor Cabang : Jl. Paledang No.49

Lebih terperinci

PERAN SERTA PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT. Abstract

PERAN SERTA PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT. Abstract RUANG KAJIAN PERAN SERTA PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT Oleh : Wahyu Ishardino Satries Abstract The existence of active teenager in society activities is one of the solution as the effort of empowering

Lebih terperinci

PELATIHAN MANAJEMEN ORGANISASI PADA REMAJA DUSUN KENAIBAN DAN PENCIL, DESA KENAIBAN, JUWIRING, KLATEN, JAWA TENGAH

PELATIHAN MANAJEMEN ORGANISASI PADA REMAJA DUSUN KENAIBAN DAN PENCIL, DESA KENAIBAN, JUWIRING, KLATEN, JAWA TENGAH Seri Pengabdian Masyarakat 2014 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 3 No. 2, Mei 2014 Halaman 141-145 PELATIHAN MANAJEMEN ORGANISASI PADA REMAJA DUSUN KENAIBAN DAN PENCIL, DESA KENAIBAN,

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas 1 BAB I STRATEGI PEMBINAAN KEAGAMAAN SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI TLOGOHARUM 01 DAN SEKOLAH DASAR NEGERI TRANGKILAN KECAMATAN WEDARI JAKSA KABUPATEN PATI A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang menuju masa depan dengan nilai-nilai, visi, misi dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang menuju masa depan dengan nilai-nilai, visi, misi dan strategi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebuah institusi pendidikan yang menjadi wadah dan berlangsungya proses pendidikan, memiliki sistem yang komplek dan dinamis dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip 63 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu landasan gerak yang memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian. Metode di sini diartikan sebagai suatu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pendidikan senantiasa menjadi bagian yang strategis dalam pencapaian kemajuan suatu bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan yang semakin kompleks, terutama kita yang hidup di perkotaan yang sangat rentan pada perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang tidak bisa dijelaskan dan dianalisa melalui data-data statistik sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. yang tidak bisa dijelaskan dan dianalisa melalui data-data statistik sehingga BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 400 A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Karakteristik kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan yaitu di Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

KADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014)

KADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014) KADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014) Oleh: Drs. Muniri, M.Pd Dosen Tadris Matematika IAIN Tulungagung Kaderisasi merupakan

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN 167 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan (1) Faktor-faktor yang berhubungan dalam manajemen pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Sri Winarni Guru SDN 1 Pandean Email: sri.winarni@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun ke tahun jumlah pengangguran semakin banyak seiring dengan bertambahnya penduduk. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia saat ini didorong oleh kemajuan peradaban, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan tuntutan daya saing

Lebih terperinci

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Pengenalan Diri Instropeksi SALAH Dilazimkan Menyalahkan: Orang lain Lingkungan akibatnya Tidak percaya diri Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses peningkatan sumber daya manusia, agar diperoleh manusia yang. bangsa dan negara saat ini dan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. proses peningkatan sumber daya manusia, agar diperoleh manusia yang. bangsa dan negara saat ini dan di masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan suatu bangsa tidak bisa dilepaskan dari sektor pendidikan. Pendidikan adalah sarana strategis pembangunan nasional melalui usaha dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan pendidikan yang bermutu bagi warga negaranya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan pendidikan yang bermutu bagi warga negaranya. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa terletak pada kemampuan negara untuk menciptakan pendidikan yang bermutu bagi warga negaranya. Pendidikan bermutu dapat terwujud manakala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini sedang berkembang pesat membuat persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media pengetahuan dapat di peroleh dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, kompetisi global dan perdagangan bebas menuntut sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA Enceng Yana Abstrak Masih banyaknya lulusan pendidikan tinggi/sarjana yang belum memiliki pekerjaan merupakan hal yang sangat

Lebih terperinci

Para Hadirin yang saya hormati, Pemimpin adalah orang yang diberi wewenang untuk mengelola organisasi dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dan

Para Hadirin yang saya hormati, Pemimpin adalah orang yang diberi wewenang untuk mengelola organisasi dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dan SAMBUTAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN XXII, DIKLAT MANAJEMEN KUA, DIKLAT TEKNIS KEHUMASAN DAN DIKLAT KOMPETENSI PENYULUH AGAMA SE-KALIMANTAN SELATAN, TENGAH, TIMUR DAN UTARA TANGGAL 18 JULI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 5 2013, No.1189 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan nasional dan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan nasional dan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional dan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benedict Anderson (2000) seorang Indonesianis yang diakui secara luas sebagai pakar sejarah Indonesia abad ke-20, mengungkapkan bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan Arus kemajuan zaman dan teknologi pada era globalisasi saat ini pendidikan selalu suatu hal yang tidak dapat dihindari. Sama halnya dalam mengalami

Lebih terperinci

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MA HAD ABU BAKAR ASH SHIDDIQ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN Rita Istiana 1), dan Muhammad Taufik Awaludin 1), 1) Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip 1 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menerus berkembang pesat akan membawa dampak kemajuan pada bidang kehidupan dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Interaksi antara pendidik dengan peserta

Lebih terperinci

BAB VII REFLEKSI MEMBANGUN KESADARAN PEMUDA DARI KESENJANGAN DAN HILANGNYA PERAN DALAM DESA. 1. Membangun Kesadaran Pemuda Menjadi Agen

BAB VII REFLEKSI MEMBANGUN KESADARAN PEMUDA DARI KESENJANGAN DAN HILANGNYA PERAN DALAM DESA. 1. Membangun Kesadaran Pemuda Menjadi Agen 104 BAB VII REFLEKSI MEMBANGUN KESADARAN PEMUDA DARI KESENJANGAN DAN HILANGNYA PERAN DALAM DESA A. Refleksi Teoritis 1. Membangun Kesadaran Pemuda Menjadi Agen Problem yang dialami pemuda desa Banjar adalah

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Manajemen Keperawatan Dengan Parameter Kompetensi Manajemen

Pengukuran Kinerja Manajemen Keperawatan Dengan Parameter Kompetensi Manajemen Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.3, September 2013, pp.227-232 ISSN 2302-495X Pengukuran Kinerja Keperawatan Dengan Parameter Kompetensi Syahrul Fauzi 1, Shanti K.Anggraeni 2, Nurul Ummi 3 1, 2, 3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kecenderungan prilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang anak masih mudah ditemukan. Berbagai kasus kriminal yang pernah terjadi tidak sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pengamatan orang tentang sekolah sebagai lembaga pendidikan berkisar pada permasalahan yang nampak secara fisik terlihat mata, seperti gedung,

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KELAS IV SD NEGERI NGEPUNGROJO

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada

BAB III RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada BAB III RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada mulanya bersumbar pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pendidikan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA SKRIPSI ANALISIS GENDER PERAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016 Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat menjadi sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini banyak terjadi pergeseran peran atau kedudukan antara lakilaki dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi semata-mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejarah mencatat perjuangan menuju kemerdekaan Republik Indonesia merupakan perjuangan yang berat dan tidak dapat ternegasikan oleh peran golongan pemuda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Nikah, menikah, dan pernikahan, tiga kata ini akan selalu menjadi bahasan paling menarik sepanjang masa. Apalagi bagi mereka yang berstatus mahasiswa

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN KELOMPOK KONSELOR SEBAYA DI KOTA BATU

PENDAMPINGAN KELOMPOK KONSELOR SEBAYA DI KOTA BATU PENDAMPINGAN KELOMPOK KONSELOR SEBAYA DI KOTA BATU Muhammad Shohib 1, Ari Firmanto 2, Wahyu Andhyka Kusuma 3, Gita Indah Martasari 4 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang 3,4 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berpikir merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki manusia sebagai pemberian berharga dari Allah SWT. Dengan kemampuan inilah manusia memperoleh kedudukan mulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang bertujuan agar peserta

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT 1 Nama Diklat : Diklat Kepemimpinan Tingkat IV 2 Mata Diklat : Kecerdasan Emosi 3 Alokasi Waktu : 6 sesi (18 JP); 4 Deskripsi Singkat : Mata Diklat ini membekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar sebagai tahap pertama pendidikan, seyogyanya dapat memberikan landasan yang kuat untuk tingkat selanjutnya. Dengan demikian sekolah dasar harus

Lebih terperinci

Teori Pembangunan Sumber Daya Manusia

Teori Pembangunan Sumber Daya Manusia Teori Pembangunan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia didefinisikan sebagai keseluruhan orang-orang dalam organisasi yang memberikan kontribusi terhadap jalannya organisasi. Sebagai sumber daya utama

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN Modul ke: 09 Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN BAB IX METODE PELATIHAN ON THE JOB TRAINING Dr. Antonius Dieben Robinson Manurung, MSi Definisi On the Job Training Method

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal 117 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi selalu berdiri disertai dengan suatu tujuan atau pencapaian. Guna mencapai tujuan tertentu organisasi membutuhkan beberapa faktor yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kinerja atau produktivitas karyawannya. perusahaan untuk pemenuhan kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kinerja atau produktivitas karyawannya. perusahaan untuk pemenuhan kebutuhannya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia atau sering disebut dengan tenaga kerja memiliki peranan penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Karena berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi organisasi yaitu pada saat membuat perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

BAB I PENDAHULUAN. strategi organisasi yaitu pada saat membuat perencanaan, implementasi, dan evaluasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemimpin dengan gaya kepemimpinannya menentukan strategi organisasi baik jangka panjang maupun jangka pendek. Kepemimpinan ini berpengaruh langsung terhadap strategi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5, No. 3, Juli 2015 ISSN 0854-2172 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI KERJA GURU MELALUI PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DI Mts. AL-MAIJAH GEMULUNG LEBAK KABUPATEN CIREBON

PENINGKATAN MOTIVASI KERJA GURU MELALUI PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DI Mts. AL-MAIJAH GEMULUNG LEBAK KABUPATEN CIREBON Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541 0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 7 Juli 2017 PENINGKATAN MOTIVASI KERJA GURU MELALUI PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DI Mts. AL-MAIJAH GEMULUNG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan penjelasan pada bab-bab sebelumnya mengenai manajemen komunikasi organisasi di Schlumberger Balikpapan dalam mengatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan menjelaskan organisasi adalah kumpulan orang, proses pembagian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEAKTIFAN BERDISKUSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum yang digunakan suatu sekolah adalah instrumen pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum yang digunakan suatu sekolah adalah instrumen pendidikan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum yang digunakan suatu sekolah adalah instrumen pendidikan yang paling menentukan dalam tercapainya target output sekolah. Berjalannya sistem belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi akan mendapatkan bekal berupa teori yang telah diterima selama perkuliahan, yang nantinya setelah lulus dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN Setiap penelitian membutuhkan metode yang tepat untuk mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Untuk itu dengan mengetahui dan memahami metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan yang membutuhkan adaptasi bagi siapa saja yang akan menjalankannya. Setiap individu yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan lingkungan sosial dewasa ini ditandai dengan penekanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan lingkungan sosial dewasa ini ditandai dengan penekanan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan lingkungan sosial dewasa ini ditandai dengan penekanan yang terlampau besar pada nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itu salah satunya adalah materialisme.

Lebih terperinci

yang maksimal diperlukan suatu metode atau model pembelajaran yang tepat

yang maksimal diperlukan suatu metode atau model pembelajaran yang tepat 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pelajaran fisika merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang penting dipelajari bagi siswa. Tujuan pembelajaran fisika di sekolah menurut Depdiknas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia. Perkembangan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia. Perkembangan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap bangsa memiliki kebutuhan untuk berkembang, termasuk bangsa Indonesia. Perkembangan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

PELAKSANAAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PELAKSANAAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH Agus Fahmi dan Ahmad Muslim Prodi Administrasi Pendidikan FIP IKIP Mataram Email: fahmieal2@gmail.com Abstrak: Keberhasilan suatu sekolah terletak pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada situasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada situasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat. Dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini bukan hanya saja dunia usaha, tetapi dunia pendidikan juga dihadapkan pada situasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat. Dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

ORGANISASI PEMBELAJARAN. Hendrawan Soetanto. Universitas Brawijaya Malang. Bagian Kedua. ;

ORGANISASI PEMBELAJARAN. Hendrawan Soetanto. Universitas Brawijaya Malang. Bagian Kedua. ; ORGANISASI Bagian Kedua PEMBELAJARAN Lembaga Pengkajian & Pengembangan Pendidikan (LP3) Universitas Brawijaya Malang h_soetanto@telkom.net ; lp3ub@brawijaya.ac.id 2-55 AGUSTUS 2004 PELATIHAN KEPEMIMPINAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses sebuah perubahan adalah pada sumber daya manusia yaitu sebagai inisiator dan agen perubahan

Lebih terperinci

MEMBANGUN JEJARING DAN KEMITRAAN TKSK

MEMBANGUN JEJARING DAN KEMITRAAN TKSK MATERI MEMBANGUN JEJARING DAN KEMITRAAN TKSK Oleh: Muhammad Satria, S.Sos., M.Si 1 INDIKATOR KOMPETENSI Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, peserta dapat: a. Mengidentifikasi Aspek yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia

BAB I PENDAHULUAN. produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industrialisasi, pada derajad tertentu, mengimplikasikan pergeseran proses produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia tergantikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang manusiawi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tidak saja terjadi tanpa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Moleong (2007:6) adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia umumnya, atau pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu organisasi sangatlah penting di dalam era globalisasi dewasa ini, di mana kualitas kinerja sumber daya manusia berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya bahkan turut berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya bahkan turut berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam suatu organisasi atau perusahaan, kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting. Faktor kepemimpinan dapat memberikan pengaruh yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang sifatnya umum bagi kehidupan manusia di bumi ini, dan tidak terlepas dari segala aktifitas yang dilakukan manusia itu sendiri. Manusia

Lebih terperinci

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A PENGEMBANGAN KARAKTER KREATIF DAN DISIPLIN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI KEC. JATIYOSO KAB. KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran merupakan kata khusus dari kata umum pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran merupakan kata khusus dari kata umum pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling mendasar karena berhubungan dengan perilaku dan struktur benda. Tujuan utama sains termasuk fisika umumnya dianggap

Lebih terperinci