Lampiran 1. Prosedur analisis
|
|
- Devi Jayadi
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1. Prosedur analisis a. Kadar Air (SNI ,1992) Pinggan beserta tutup dikeringkan di dalam oven selama 1 jam pada suhu 105 o C. Didinginkan di dalam eksikator kira-kira 15 menit kemudian ditimbang. Contoh yang akan diukur kadar airnya dimasukkan ke dalam pinggan kurang lebih 3 gram, ditutup rapat kemudian ditimbang. Pinggan beserta tutup yang berisi contoh dikeringkan selama 1 jam pada suhu 105 o C dengan tutup yang dibiarkan terbuka. Setelah pengeringan pinggan didinginkan di dalam desikator selama 15 menit. Prosedur diulangi sampai bobot konstan. Kadar Air = m1 m2 x 100% mi m0 Keterangan: m1 adalah bobot pinggan + tutup + contoh sebelum dikeringkan (g) m2 adalah bobot pinggan + tutup + contoh setelah dikerigkan (g) m0 adalah bobot pinggan + tutup (g) b. Kadar Abu (SNI , 1992) Cawan kosong dipijarkan di atas pembakar atau di dalam tanur suhu 550 o C, kemudian didinginkan di dalam eksikator dan ditimbang dengan teliti 2 g contoh ke dalam cawan tersebut. Contoh diabukan, mula-mula di atas api kecil hingga contoh diperarang kemudian dipijarkan atau cawan dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 550 o C sampai menjadi abu putih. Cawan didinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Diulangi sampai bobot konstan. Keterangan: m1 adalah bobot cawan + abu (g) m2 adalah bobot sampel awal (g) m0 adalah bobot cawan kosong (g) Kadar Abu = m1 m0 m2 x 100% c. Kadar Sari (SNI ) Dua gram contoh ditimbang dengan teliti kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala 500ml. Air mendidih ditambahkan sebanyak 200ml dan didiamkan selama 1 jam. Larutan contoh disaring ke dalam labu ukur 500ml, dibilas dengan air panas sampai larutan menjadi jernih. Larutan dibiarkan sampai suhu kamar, air ditambahkan hingga tepat pada tanda tera (garis batas). Larutan dipipet 50ml ke dalam pinggan porselin yang telah diketahui bobotnya. Dipanaskan di atas penangas air sampai mengering, kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105 ± 2 o C selama 2 jam. Setelah itu didinginkan di desikator dan ditimbang hingga bobot tetap. Nilai kadar sari dihitung dengan rumus: Keterangan: W1 adalah bobot ekstrak W2 adalah bobot contoh Kadar Sari = W1 x 500 W2 x 50 x 100% 40
2 Lampiran 1 (Lanjutan) d. Kadar VRS (Volatile Reducing Substances) Satu gram contoh dimasukkan ke dalam labu aerasi VRS apparatus dan ditambahkan 10 ml air suling, pipet larutan KmnO 4 0,02 N sebanyak 10 ml ke dalam labu aerasi. Alat VRS dipasang lebih kurang 40 menit, kemudian ke dalam tabung aerasi tersebut segera ditambahkan 5 ml H 2 SO 4 6 N dan 3 ml KI 20%. Isi labu aerasi kemudian dituangkan ke dalam Erlenmeyer, labu aerasi dibilas dengan air suling, air bilasan juga dituangkan ke dalam Erlenmeyer tersebut. Titrasi dilakukan dengan menggunakan Na 2 S 2 O 3 0,02 N dengan indikator kanji yang ditambahkan pada isi labu aerasi yang dituangkan ke dalam Erlenmeyer. Titrasi dihentikan apabila warna biru hilang, dilakukan juga titrasi blangko. Kadar VRS (meq) = (ml a ml b) x N Na 2 S 2 O 3 x 1000 Keterangan: ml a = mililiter titran yang digunakan untuk blangko ml b = mililiter titran yang digunakan untuk contoh e. Total Asam Sampel kopi yang akan diuji ditimbang 10g kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 250ml, ditepatkan sampai tanda tera. Larutan disaring dengan kapas. Filtrat yang diperoleh diambil 100ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambakan 3 tetes phenolphtalein, kemudian dititrasi dengan menggunakan NaOH 0,1 N sampai timbul warna merah jambu. Nilai total asam dihitung dengan rumus berikut: ml NaOH x N NaOH x P x 192 (BM As.Sitrat ) Total Asam = Bobot sampel f. Kadar Kafein (SNI ) 1) Persiapan Larutan Uji Sampel kopi yang akan diuji ditimbang 1g dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml. Kopi dilarutkan dengan 40ml akuades, ditambahkan 1ml Pb asetat. Dipanaskan dalam penangas air pada suhu 100 o C selama 15 menit, kemudian didinginkan pada suhu kamar. Sampel dipindahkan ke dalam labu ukur 100ml, erlenmeyer dibilas dengan aquades minimal 3 kali, kemudian ditepatkan sampai tanda garis. Sampel disaring dengan kertas saring Whatman No. 1 ke dalam gelas piala 100ml. Filtrat dipipet 10ml ke dalam labu ukur 50ml, ditambahkan aquades sampai tanda garis. Filtrat disaring menggunakan syringe dengan membrane filter (pore size: 0,45µm, diameter 13 mm) ke dalam tabung reaksi. 2) Persiapan Fase Gerak Solvent yang digunakan sebagai fase gerak (mobile phase) untuk pemeriksaan kadar kafein dengan alat HPLC adalah 70% aquadest filter dan 30% methanol (gradient grade for liquid chromatography). Solvent harus difilter terlebih dahulu menggunakan vakum filter dengan membrane filter (pore size : 0,45 μm, diameter 47 mm) sebelum digunakan untuk pemeriksaan. 3) Pengujian Larutan standar maupun larutan uji masing-masing sebanyak 10 μl diinjeksikan dengan menggunakan syringe 50 μl ke alat HPLC, dimana kondisi alat HPLC pada saat analisa: Kolom (Column) : Hypersil ODS C 18,5 UM, 100 x 4,6mm 41
3 Lampiran 1 (Lanjutan) Fase gerak (Mobil phase) : Aquadest filter; methanol ( 70% : 30% ) Kecepatan aliran ( Flow ) : 0,75ml/menit Temperatur : 35 C Detektor : VWD dengan UV 272 nm g. Total Suspended Solid (TSS) Contoh uji yang telah homogen disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada suhu 103ºC sampai dengan 105ºC. Kenaikan berat saringan mewakili padatan tersuspensi total (TSS). Jika padatan tersuspensi menghambat saringan dan memperlama penyaringan, diameter pori-pori saringan perlu diperbesar atau mengurangi volume contoh uji. Untuk memperoleh estimasi TSS, dihitung perbedaan antara padatan terlarut total dan padatan total. TSS (mg/l) = (A-B) X 1000 / V Dimana: A = berat kertas saring + residu kering (mg) B = berat kertas saring (mg) V = volume contoh (ml) h. Analisis Sensori (Setianingsih 2010) Analisis sensori dilakukan terhadap 30 orang panelis. Panelis yang menguji merupakan panelis terlatih dari mahasiswa karena target pasar yang ingin dituju merupakan kaula muda yang menyukai produk instan. Masing-masing panelis disediakan 15 jenis bubuk kopi dan 15 seduhan kopi instan yang diberi kode berbeda. Uji organoleptik yang diterapkan adalah uji kesukaan terhadap warna, aroma, dan tekstur bubuk kopi serta warna, aroma, rasa, dan penerimaan umum seduhan kopi instan. Hasilnya dinyatakan dalam skala hedonik mulai dari sangat tidak suka (1), tidak suka (2), netral (3), suka (4), dan sangat suka (5). Data hasil uji organoleptik diolah dengan melihat jumlah persentase kesukaan panelis. Panelis yang menilai 1 dan 2 digolongkan panelis yang tidak suka, panelis yang menilai 3 digolongkan netral, sedangkan panelis yang menilai 4 dan 5 digolongkan panelis yang suka. Cara penyajian sampel seduhan kopi instan. Kopi instan yang akan diuji dicampur dengan gula dengan perbandingan 1:8, perbandingan ini diperoleh dari pengujian beberapa perbandingan kopi : gula terhadap beberapa konsumen. Kopi kemudian diseduh dengan air mendidih menggunakan gelas kaca dengan volume air 120 ml untuk 1 gram kopi instan. Hasil seduhan di tempatkan pada cup sampel yang akan diuji oleh panelis. Berikut merupakan gambar sampel untuk uji organoleptik a) sampel bubuk kopi instan, b) sampel seduhan kopi instan. a b 42
4 Lampiran 1 (Lanjutan) 1) Form Uji Organoleptil Bubuk Kopi Instan Nama Panelis : Tanggal Uji : ORGANOLEPTIK BUBUK KOPI INSTAN UJI HEDONIK Kode Sampel Warna Tekstur Aroma Penerimaan Umum Catatan: 1 = sangat tidak suka; 2 = tidak suka; 3 = netral; 4 = suka; 5 = sangat suka 2) Form Uji Organoleptik Seduhan Kopi Instan ORGANOLEPTIK SEDUHAN KOPI INSTAN UJI HEDONIK Nama Panelis : Tanggal Uji : Kode Sampel Warna Aroma Rasa Penerimaan Umum Catatan: 1 = sangat tidak suka; 2 = tidak suka; 3 = netral; 4 = suka; 5 = sangat suka 43
5 Lampiran 2. Sidik ragam karakteristik kopi bubuk 1. Kadar Air a. Kadar air kopi bubuk 1 2,80 2,41 1,96 2,23 2,88 2 2,60 1,96 2,10 2,56 2,74 b. Sidik ragam kadar air kopi bubuk Sumber keragaman df SS MS F hitung F tabel A 4 0,88 0,22 5,61* 5,19 Galat 5 0,19 0,04 Total 9 1,07 * F hitung > F Tabel = berbeda nyata pada taraf signifikasi 5% c. Uji lanjut Duncan Perlakuan Rataan Kelompok A3 2,03 A A2 2,19 A A4 2,40 A A1 2,70 A A5 2,81 B 2. Kadar Abu a. Kadar abu kopi bubuk 1 5,56 5,51 5,54 5,57 5,63 2 5,57 5,53 5,47 5,57 5,65 b. Sidik ragam kadar abu kopi bubuk Sumber keragaman df SS MS F hitung F tabel A 4 0,0223 0, ,61* 5,19 Galat 5 0,0029 0,00058 Total 9 0,0252 * F hitung > F Tabel = berbeda nyata pada taraf signifikasi 5% c. Uji lanjut Duncan Perlakuan Rataan Kelompok A3 5,51 A A2 5,52 A A4 5,57 A A1 5,57 AB A5 5,64 B 44
6 Lampiran 2 (Lanjutan) 3. Kadar Sari a. Kadar sari kopi bubuk 1 28,39 27,76 29,90 29,76 28, ,64 26,47 29,70 27,03 28,78 b. Sidik ragam kadar sari kopi bubuk Sumber keragaman df SS MS F hitung F tabel A 4 8, , ,56 5,19 Galat 5 7,1858 1,43716 Total 9 16, Kadar VRS a. Kadar VRS kopi bubuk Perbandingan robusta : arabika (A) 1 19,00 17,10 22,80 19,00 19, ,90 17,10 17,10 19,00 22,80 b. Sidik ragam kadar VRS kopi bubuk Sumber keragaman df SS MS F hitung F tabel A 4 16,606 4,1515 0,82 5,19 Galat 5 25,27 5,054 Total 9 41, Kadar Kafein a. Kadar kefein kopi bubuk 1 2,26 2,08 1,99 1,96 1,27 2 2,31 2,13 2,09 2,03 1,25 b. Sidik ragam kadar kefein kopi bubuk Sumber keragaman df SS MS F hitung F tabel A 4 1, , ,11* 5,19 Galat 5 0, ,00203 Total 9 1,25341 * F hitung > F Tabel = berbeda nyata pada taraf signifikasi 5% 45
7 Lampiran 2 (Lanjutan) c. Uji lanjut Duncan Perlakuan Rataan Kelompok A5 1,26 A A4 2,00 B A3 2,04 B A2 2,11 C A1 2,29 D 6. Derajat Keasaman (ph) a. Derajat keasaman kopi bubuk 1 5,66 5,57 5,53 5,64 5,67 2 5,67 5,62 5,53 5,62 5,70 b. Sidik ragam derajat keasaman kopi bubuk Sumber keragaman df SS MS F hitung F tabel A 4 0, , ,32* 5,19 Galat 5 0, ,00039 Total 9 0,03209 * F hitung > F Tabel = berbeda nyata pada taraf signifikasi 5% c. Uji lanjut Duncan Perlakuan Rataan Kelompok A3 5,53 A A2 5,60 B A4 5,63 B A1 5,67 C A5 5,69 C 7. Total Asam a. Total asam kopi bubuk 1 16,32 17,28 17,28 15,36 17, ,36 16,32 17,28 17,28 18,24 b. Sidik ragam total asam kopi bubuk Sumber keragaman df SS MS F hitung F tabel A 4 4,608 1,152 1,79 5,19 Galat 5 3,2256 0,64512 Total 9 7,
8 Lampiran 3. Sidik ragam pengaruh perlakuan perbandingan jenis kopi (Robusta : Arabika) dan jumlah air untuk ekstraksi (kopi : air) terhadap kopi instan 1. Rendemen a. Nilai rendemen kopi instan dari masing-masing perlakuan Perbandingan kopi:air (B) 1:4 1 11,39 6,01 8,65 6,36 11,11 2 9,14 5,76 7,89 6,01 9,30 1:6 1 11,85 12,35 15,42 11,05 12, ,30 11,14 9,80 7,81 9,94 1:8 1 11,85 14,87 17,38 11,30 11, ,84 12,96 12,71 7,41 12,80 b. Analisis ragam rendemen kopi instan yang dihasilkan Sumber Keragaman df SS MS F Hitung F Tabel A 4 45, ,4591 3,41* 3,06 B 2 99, , ,74* 3,86 AB 8 38,1210 4,7651 1,42 2,64 Galat 15 50,3862 3,3591 Total ,3887 * F hitung > F Tabel = berbeda nyata pada taraf signifikasi 5% Uji Lanjut Duncan a. Perlakuan perbandingan Robusta : Arabika terhadap rendemen kopi instan Robusta : Arabika Rataan Kelompok A4 60:40 8,32 A A2 80:20 10,51 B A1 100:0 11,06 B A5 0:100 11,19 B A3 70 :30 11,98 C 47
9 Lampiran 3 (Lanjutan) b. Faktor perlakuan perbandingan kopi : air untuk ekstraksi terhadap rendemen kopi instan Perlakuan Rataan Kelompok B1 Perbandingan kopi : air 1:4 8,16 A B2 Perbandingan kopi : air 1:6 11,17 B B3 Perbandingan kopi : air 1:8 12,51 C 2. Kadar Air a. Nilai kadar air kopi instan yang dihasilkan dari masing-masing perlakuan Perbandingan kopi:air (B) 1:4 1 6,40 7,12 9,05 6,41 7,02 2 6,46 7,51 9,33 7,22 7,00 1:6 1 6,65 8,13 6,88 6,83 7,14 2 6,55 7,83 6,98 6,54 6,45 1:8 1 3,66 9,17 6,27 6,13 6,67 2 3,86 9,48 5,94 6,42 6,93 b. Analisis ragam kadar air kopi instan Sumber Keragaman df SS MS F hit F Tabel A 4 22,5278 5, ,31* 3,06 B 2 0,3808 0,1904 2,92 3,86 AB 8 24,5439 3, ,02* 2,64 Galat 15 0,9787 0,0652 Total 29 48,4313 * F hitung > F Tabel = berbeda nyata pada taraf signifikasi 5% Uji Lanjut Duncan a. Faktor perlakuan perbandingan Robusta : Arabika terhadap kadar air kopi instan Kode Robusta : Arabika Rataan Kelompok A1 100:0 5,60 A A4 60:40 6,59 B A5 0:100 6,87 B A3 70:30 7,41 C A2 80:20 8,21 D 48
10 Lampiran 3 (Lanjutan) b. Faktor interaksi perbandingan Robusta : Arabika dan perbandingan kopi : air untuk ekstraksi terhadap kadar air kopi instan Kode Perlakuan Rataan Kelompok A1B3 Robusta, kopi : air 1:8 3,76 A A3B3 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1:8 6,11 B A4B3 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1:8 6,27 C A1B1 Robusta, kopi : air 1:4 6,43 D A1B2 Robusta, kopi : air 1:6 6,60 E A4B2 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1:6 6,69 E A5B2 Arabika, kopi : air 1:6 6,79 E A5B3 Arabika, kopi : air 1:8 6,80 E A4B1 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1:4 6,82 E A3B2 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1:6 6,93 E A5B1 Arabika, kopi : air 1:4 7,01 E A2B1 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1:4 7,32 F A2B2 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1:6 7,98 G A3B1 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1:4 9,19 H A2B3 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1:8 9,33 H 3. Kadar Abu a. Nilai kadar abu kopi instan yang dihasilkan dari masing-masing perlakuan Perbandingan kopi:air (B) 1:4 1 13,92 14,89 12,64 14,47 15, ,89 14,75 12,58 14,21 15,08 1:6 1 13,80 12,39 13,13 14,82 15, ,94 12,62 13,44 14,79 15,77 1:8 1 13,87 14,31 12,12 14,23 15, ,83 13,83 11,34 14,55 15,57 49
11 Lampiran 3 (Lanjutan) b. Analisis ragam kadar abu kopi instan Sumber Keragaman df SS MS F hit F Tabel A 4 22,5278 5, ,31* 3,06 B 2 0,3808 0,1904 2,92 3,86 AB 8 24,5439 3, ,02* 2,64 Galat 15 0,9787 0,0652 Total 29 48,4313 * F hitung > F Tabel = berbeda nyata pada taraf signifikasi 5% Uji Lanjut Duncan a. Perlakuan perbandingan Robusta : Arabika terhadap kadar abu kopi instan Kode Robusta : Arabika Rataan Kelompok A3 70:30 12,62 A A2 80:20 13,80 B A1 100:0 13,87 B A4 60:40 14,51 BC A5 0:100 15,49 C b. Faktor interaksi perbandingan Robusta : Arabika dan perbandingan kopi : air untuk ekstraksi terhadap kadar abu kopi instan Kode Perlakuan Rataan Kelompok A3B3 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1:8 11,96 A A2B2 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1:6 12,51 A A3B1 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1:4 12,61 A A3B2 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1:6 13,29 B A1B3 Robusta, kopi : air 1:8 13,85 B A1B2 Robusta, kopi : air 1:6 13,87 B A1B1 Robusta, kopi : air 1:4 13,91 B A2B3 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1:8 14,07 B A4B1 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1:4 14,34 B A4B3 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1:8 14,39 BC A4B2 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1:6 14,81 BC A2B1 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1:4 14,82 BC A5B1 Arabika, kopi : air 1:4 15,17 BC A5B3 Arabika, kopi : air 1:8 15,56 C A5B2 Arabika, kopi : air 1:6 15,56 C 50
12 Lampiran 3 (Lanjutan) 4. Kadar Sari a. Nilai kadar sari kopi instan dari masing-masing perlakuan Perbandingan kopi:air (B) 1:4 1 86,13 91,13 79,93 94,2 79, ,80 90,57 79,33 93,93 81,47 1:6 1 84,27 85,90 81,90 93,13 84, ,27 85,47 81,43 94,43 83,93 1:8 1 82,20 88,80 82,26 89,53 83, ,13 88,70 80,27 88,57 82,80 b. Analisis ragam kadar sari kopi instan Sumber Keragaman df SS MS F hit F Tabel A 4 508, , ,92* 3,06 B 2 7,3486 3,6743 7,51* 3,86 AB 8 79,3526 9, ,27* 2,64 Galat 15 7,3399 0,4893 Total ,7874 * F hitung > F Tabel = berbeda nyata pada taraf signifikasi 5% Uji Lanjut Duncan a. Perlakuan perbandingan Robusta : Arabika terhadap kadar sari kopi instan Robusta : Arabika Rataan Kelompok A3 70:30 80,85 A A5 0:100 82,69 B A1 100:0 83,83 C A2 80:20 88,43 D A4 60:40 92,13 E b. Perlakuan perbandingan kopi : air untuk ekstraksi terhadap kadar sari kopi instan Kode Rataan Kelompok B3 Perbandingan kopi : air ekstraksi 1:8 84,92 A B2 Perbandingan kopi : air ekstraksi 1:6 85,74 B B1 Perbandingan kopi : air ekstraksi 1:4 86,10 B 51
13 Lampiran 3 (Lanjutan) c. Interaksi perbandingan Robusta : Arabika dan perbandingan kopi : air untuk ekstraksi terhadap kadar sari kopi instan Kode Perlakuan Rataan Kelompok A3B1 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1:4 79,63 A A5B1 Arabika, kopi : air 1:4 80,50 A A3B3 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1:8 81,27 A A3B2 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1:6 81,67 AB A1B3 Robusta, kopi : air 1:8 82,17 AB A5B3 Arabika, kopi : air 1:8 83,37 B A1B2 Robusta, kopi : air 1:6 83,87 BC A5B2 Arabika, kopi : air 1:6 84,20 BC A1B1 Robusta, kopi : air 1:4 85,47 BC A2B2 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1:6 85,69 C A2B3 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1:8 88,75 D A4B3 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1:8 89,05 D A2B1 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1:4 90,85 E A4B2 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1:6 93,28 F A4B1 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1:4 94,07 F 5. Kadar VRS a. Nilai VRS kopi instan dari masing-masing perlakuan Perbandingan kopi:air (B) 1:4 1 11,40 11,40 13,30 11,40 11, ,30 13,30 11,40 13,30 13,30 1:6 1 11,40 13,30 9,50 13,30 11,40 2 7,60 15,20 9,50 11,40 13,30 1:8 1 7,60 9,50 9,50 9,50 7,60 2 9,50 9,50 13,30 9,50 9,50 52
14 Lampiran 3 (Lanjutan) b. Analisis ragam kadar VRS kopi instan Sumber Keragaman df SS MS F hit F Tabel A 4 171, ,8988 1,05 3,06 B 2 26, ,4773 0,33 3,86 AB 8 32,0087 4,0011 0,10 2,64 Galat , ,9133 Total , Derajat Keasaman (ph) a. Nilai ph kopi instan dari masing-masing perlakuan Perbandingan kopi:air (B) 1:4 1 6,05 5,55 5,49 5,46 5,90 2 6,04 5,56 5,47 5,48 5,82 1:6 1 6,19 5,54 5,82 5,72 5,92 2 6,13 5,55 5,79 5,71 5,83 1:8 1 6,20 5,49 5,78 5,54 5,84 2 6,17 5,49 5,82 5,55 5,73 b. Analisis ragam ph kopi instan Sumber Keragaman df SS MS F hit F Tabel A 4 1,4033 0, ,56* 3,06 B 2 0,0959 0, ,21* 3,86 AB 8 0,1423 0, ,30* 2,64 Galat 15 0,0174 0,0012 Total 29 1,6589 * F hitung > F Tabel = berbeda nyata pada taraf signifikasi 5% 53
15 Lampiran 3 (Lanjutan) Uji Lanjut Duncan a. Faktor perlakuan perbandingan Robusta : Arabika terhadap nilai ph kopi instan Kode Robusta : Arabika Rataan Kelompok A2 80:20 5,53 A A4 60:40 5,58 A A3 70:30 5,69 B A5 0:100 5,84 BC A1 100:0 6,13 C b. Faktor perbandingan kopi : air untuk ekstraksi terhadap nilai ph kopi instan Kode Rataan Kelompok B1 Perbandingan kopi : air 1:4 5,68 A B3 Perbandingan kopi : air 1:8 5,76 B B2 Perbandingan kopi : air 1:6 5,82 C c. Faktor interaksi perbandingan Robusta : Arabika dan perbandingan kopi : air untuk ekstraksi terhadap nilai ph kopi instan Kode Perlakuan Rataan Kelompok A4B1 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1:4 5,47 A A3B1 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1:4 5,48 A A2B3 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1:8 5,49 A A4B3 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1:8 5,55 A A2B2 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1:6 5,55 A A2B1 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1:4 5,56 A A4B2 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1:6 5,72 B A5B3 Arabika, kopi : air 1:8 5,79 B A3B3 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1:8 5,80 B A3B2 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1:6 5,81 B A5B1 Arabika, kopi : air 1:4 5,86 BC A5B2 Arabika, kopi : air 1:6 5,88 C A1B1 Robusta, kopi : air 1:4 6,05 D A1B2 Robusta, kopi : air 1:6 6,16 E A1B3 Robusta, kopi : air 1:8 6,19 E 54
16 Lampiran 3 (Lanjutan) 7. Total Asam a. Nilai total asam kopi instan dari masing-masing perlakuan Perbandingan kopi:air (B) 1:4 1 6,72 7,68 9,60 10,56 11,52 2 5,76 6,72 7,86 11,52 9,60 1:6 1 7,68 8,64 8,64 8,64 9,60 2 8,64 8,64 8,64 9,60 10,56 1:8 1 7,68 9,60 7,68 9,60 7,68 2 6,72 8,64 8,64 10,56 9,60 b. Analisis ragam total asam kopi instan Sumber Keragaman df SS MS F hit F Tabel A 4 32,5867 8, ,46* 3,06 B 2 0,4207 0,2104 0,32 3,86 AB 8 15,3149 1,9144 2,93* 2,64 Galat 15 9,8082 0,6539 Total 29 58,1305 * F hitung > F Tabel = berbeda nyata pada taraf signifikasi 5% Uji Lanjut Duncan a. Perlakuan perbandingan Robusta : Arabika terhadap nilai total asam kopi instan Kode Robusta : Arabika Rataan Kelompok A1 100:0 7,20 A A2 80:20 8,32 B A3 70:30 8,51 BC A5 0:100 9,76 C A4 60:40 10,08 C 55
17 Lampiran 3 (Lanjutan) b. Faktor interkasi perlakuan perbandingan Robusta : Arabika dan perbandingan kopi : air untuk ekstraksi terhadap nilai total asam kopi instan Kode Perlakuan Rataan Kelompok A1B1 Robusta, kopi : air 1:4 6,24 A A2B1 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1:4 7,20 A A1B3 Robusta, kopi : air 1:8 7,20 A A3B3 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1:8 8,16 A A1B2 Robusta, kopi : air 1:6 8,16 A A3B2 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1:6 8,64 A A2B2 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1:6 8,64 A A5B3 Arabika, kopi : air 1:8 8,64 A A3B1 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1:4 8,73 A A2B3 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1:8 9,12 A A4B2 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1:6 9,12 A A4B3 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1:8 10,08 AB A5B2 Arabika, kopi : air 1:6 10,08 AB A5B1 Arabika, kopi : air 1:4 10,56 B A4B1 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1:4 11,04 B 56
18 Lampiran 4. Analisis Ragam Uji Organoleptik Bubuk dan Seduhan Kopi Instan 1. Persentase penilaian panelis terhadap warna bubuk kopi instan Perlakuan % Panelis Tidak Suka Netral Suka A1B1 Robusta, kopi : air 1: A1B2 Robusta, kopi : air 1: A1B3 Robusta, kopi : air 1: A2B1 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A2B2 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A2B3 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A3B1 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A3B2 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A3B3 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A4B1 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A4B2 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A4B3 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A5B1 Arabika, kopi : air 1: A5B2 Arabika, kopi : air 1: A5B3 Arabika, kopi : air 1: Persentase penilaian panelis terhadap aroma bubuk kopi instan Perlakuan % Panelis Tidak Suka Netral Suka A1B1 Robusta, kopi : air 1: A1B2 Robusta, kopi : air 1: A1B3 Robusta, kopi : air 1: A2B1 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A2B2 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A2B3 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A3B1 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A3B2 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A3B3 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A4B1 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A4B2 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A4B3 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A5B1 Arabika, kopi : air 1: A5B2 Arabika, kopi : air 1: A5B3 Arabika, kopi : air 1:
19 Lampiran 4 ( Lanjutan) 3. Persentase penilaian panelis terhadap tekstur bubuk kopi instan Perlakuan % Panelis Tidak Suka Netral Suka A1B1 Robusta, kopi : air 1: A1B2 Robusta, kopi : air 1: A1B3 Robusta, kopi : air 1: A2B1 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A2B2 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A2B3 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A3B1 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A3B2 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A3B3 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A4B1 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A4B2 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A4B3 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A5B1 Arabika, kopi : air 1: A5B2 Arabika, kopi : air 1: A5B3 Arabika, kopi : air 1: Persentase penilaian panelis terhadap warna seduhan kopi instan Perlakuan % Panelis Tidak Suka Netral Suka A1B1 Robusta, kopi : air 1: A1B2 Robusta, kopi : air 1: A1B3 Robusta, kopi : air 1: A2B1 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A2B2 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A2B3 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A3B1 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A3B2 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A3B3 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A4B1 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A4B2 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A4B3 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A5B1 Arabika, kopi : air 1: A5B2 Arabika, kopi : air 1: A5B3 Arabika, kopi : air 1:
20 Lampiran 4 ( Lanjutan) 5. Persentase penilaian panelis terhadap aroma seduhan kopi instan Perlakuan % Panelis Tidak Suka Netral Suka A1B1 Robusta, kopi : air 1: A1B2 Robusta, kopi : air 1: A1B3 Robusta, kopi : air 1: A2B1 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A2B2 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A2B3 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A3B1 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A3B2 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A3B3 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A4B1 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A4B2 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A4B3 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A5B1 Arabika, kopi : air 1: A5B2 Arabika, kopi : air 1: A5B3 Arabika, kopi : air 1: Persentase penilaian panelis terhadap rasa seduhan kopi instan Perlakuan % Panelis Tidak Suka Netral Suka A1B1 Robusta, kopi : air 1: A1B2 Robusta, kopi : air 1: A1B3 Robusta, kopi : air 1: A2B1 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A2B2 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A2B3 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A3B1 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A3B2 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A3B3 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A4B1 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A4B2 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A4B3 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A5B1 Arabika, kopi : air 1: A5B2 Arabika, kopi : air 1: A5B3 Arabika, kopi : air 1:
21 Lampiran 4 ( Lanjutan) 7. Persentase penilaian panelis terhadap penerimaan umum kopi instan Perlakuan % Panelis Tidak Suka Netral Suka A1B1 Robusta, kopi : air 1: A1B2 Robusta, kopi : air 1: A1B3 Robusta, kopi : air 1: A2B1 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A2B2 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A2B3 80 Robusta dan 20 Arabika, kopi : air 1: A3B1 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A3B2 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A3B3 70 Robusta dan 30 Arabika, kopi : air 1: A4B1 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A4B2 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A4B3 60 Robusta dan 40 Arabika, kopi : air 1: A5B1 Arabika, kopi : air 1: A5B2 Arabika, kopi : air 1: A5B3 Arabika, kopi : air 1:
Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat dan penurunan mutu produk kopi instan formula a. Kadar air (AOAC, 1995) Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsip dari metode
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Kopi bubuk. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Kopi bubuk ICS 67.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Syarat
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :
Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat produk yang diperoleh dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi
Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi azeotropik kontinyu dengan menggunakan pelarut non polar.
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisa Sampel
Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel 1. Pengukuran Kadar Air (AOAC, 1984) Cawan aluminium dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 C selama 15 menit, kemudian didinginkan di dalam desikator lalu ditimbang
Lebih terperinciKadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu
40 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar air (AOAC 1995, 950.46) Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciMETODE. Materi. Rancangan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos
LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian
Lebih terperinciLampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung
Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung a. Kadar Air Cawan kosong (ukuran medium) diletakkan dalam oven sehari atau minimal 3 jam sebelum pengujian. Masukkan cawan kosong tersebut dalam
Lebih terperinciAtas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Lampiran 1. Lembar Uji Hedonik Nama : Usia : Pekerjaan : Pengujian organoleptik dilakukan terhadap warna, aroma, rasa dan kekentalan yoghurt dengan metoda uji kesukaan/hedonik. Skala hedonik yang digunakan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang, Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratoriun Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN
III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi talas segar yang dibeli di Bogor (Pasar Gunung Batu, Jalan Perumahan Taman Yasmin, Pasar
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)
LAMPIRAN 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) METODE PENGUJIAN Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Untuk pengujianan total oksalat ke dalam Erlenmeyer ditambahkan larutan
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinci1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.
57 Lampiran I. Prosedur Analisis Kimia 1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). Timbang contoh yang telah berupa serbuk atau bahan yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 g dalam botol timbang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juli
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan 1. Penentuan Formulasi Bubur Instan Berbasis Tepung Komposit : Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam Tujuan: - Mengetahui
Lebih terperincic. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet
Lampiran 1. Prosedur Analisis a. Kadar Air (AOAC, 1995) Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Sebelum digunakan, cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu 100 o C selama
Lebih terperinciDesikator Neraca analitik 4 desimal
Lampiran 1. Prosedur Uji Kadar Air A. Prosedur Uji Kadar Air Bahan Anorganik (Horwitz, 2000) Haluskan sejumlah bahan sebanyak yang diperlukan agar cukup untuk analisis, atau giling sebanyak lebih dari
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
34 LAMPIRAN 35 Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) Sampel Air 1 ml MnSO 4 1 ml KOH-KI Dikocok Didiamkan Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2 SO 4 Dikocok
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian
14 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2010. Penelitian dilakukan di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku, Laboratorium Pengolahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil
Lebih terperinciLAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)
LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI 01-3546-2004 yang dimodifikasi*) Penentuan Total Padatan Terlarut (%Brix) saos tomat kental dilakukan dengan menggunakan Hand-Refraktometer Brix 0-32%*.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai pengambilan sampel di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dan dianalisis
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur analisis proksimat
LAMPIRAN 37 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Cawan aluminium kosong dioven selama 15 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan sebanyak 5 g sampel dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang
32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September 2013--Oktober 2013. Pengambilan sampel onggok diperoleh di Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Laboratorium Nutrisi dan Kimia serta Laboratorium Patologi,
Lebih terperinciA = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)
LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Pangan Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian,
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel
Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel Tanaman wortel Wortel Lampiran 2. Gambar potongan wortel Potongan wortel basah Potongan wortel kering Lampiran 3. Gambar mesin giling tepung 1 2 4 3 5 Mesin Giling
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Januari 2017. Bertempat di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi
BAHAN DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,, Medan. Bahan dan Alat Penelitian Bahan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)
LAMPIRAN Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007) Cara kerja: a. Timbang kerupuk samiler yang sudah dihaluskan sebanyak 1-2 gram dalam botol timbang konstan yang sudah
Lebih terperinciLampiran 1 Formulir organoleptik
LAMPIRA 55 56 Lampiran Formulir organoleptik Formulir Organoleptik (Mutu Hedonik) Ubi Cilembu Panggang ama : o. HP : JK : P / L Petunjuk pengisian:. Isi identitas saudara/i secara lengkap 2. Di hadapan
Lebih terperinciKadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis. 1. Kadar Air (AOAC, 1999) Sebanyak 3 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot keringnya. tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Bandar Lampung, Laboratorium
Lebih terperinciBROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH
Lampiran 1 BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH Bahan Tepung ubi jalar Putih Coklat collata Margarin Gula pasir Telur Coklat bubuk Kacang kenari Jumlah 250 gr 350 gr 380 gr 250 gr 8 butir 55 gr 50 gr Cara Membuat:
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
Lampiran 1. Prosedur Analisis a. Kadar Air (AOAC 1995) Sampel sebanyak 2 g dimasukan ke dalam cawan almunium yang telah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan di dalam oven bersuhu 100-105 o C sampai
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram alir pembuatan sabun transparan
LAMPIRAN Lampiran 1. Diagram alir pembuatan sabun transparan Lampiran 2. Formula sabun transparan pada penelitian pendahuluan Bahan I () II () III () IV () V () Asam sterarat 7 7 7 7 7 Minyak kelapa 20
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji karet, dan bahan pembantu berupa metanol, HCl dan NaOH teknis. Selain bahan-bahan di atas,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar Lampung dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Kimia
LAMPIRAN 59 60 Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia Prosedur Analisis Kadar Air Metode Gravimetri (AOAC, 2010) Prinsipnya berdasarkan penguapan air yang ada dalam bahan dengan pemanasan. Kemudian menimbang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu pada 7 Oktober 2015 hingga 7 November 2015 di Sub Lab Kimia FMIPA UNS dan Balai Laboratorium Kesehatan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODA PENELITIAN
BAHAN DAN METODA PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016 hingga Januari 2017 di Laboratorium Teknologi Pangan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
10 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari hingga Februari 2015. Tempat pengambilan sampel dilakukan di pertanaman pohon gaharu di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2012. Cangkang kijing lokal dibawa ke Laboratorium, kemudian analisis kadar air, protein,
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995) Cawan alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya akan diisi sebanyak 2 g sampel lalu ditimbang
Lebih terperinciBAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat
BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang untuk analisis
Lebih terperinciLAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator
81 LAMPIRAN Lampiran 1. Skema 1. Pembuatan Biakan A. xylinum Pada Media Agar 2,3 g nutrien agar diencerkan dengan 100 ml akuades di panaskan di sterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C Media Agar dan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)
10 BAB III MATERI DAN METODE Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill) dengan 3 jenis pemanis alami, dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2017 di Laboratorium Kimia dan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.
BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN A.1. Alat yang digunakan : A.1.1 Alat yang diperlukan untuk pembuatan Nata de Citrullus, sebagai berikut: 1. Timbangan 7. Kertas koran 2. Saringan 8. Pengaduk 3. Panci
Lebih terperincisetelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8
40 setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8 ml. Reaksi enzimatik dibiarkan berlangsung selama 8 jam
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015
BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2011. Pemeliharaan ternak prapemotongan dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)
Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama
LAMPIRAN 1 Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) perlakuan proksimat (% bobot kering) Protein Lemak Abu Serat kasar Kadar air BETN Pakan komersil 40,1376 1,4009 16,3450 7,4173
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.
LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH Berikut diuraikan prosedur analisis contoh tanah menurut Institut Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. Pengujian Kandungan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
Lampiran 1. Prosedur Analisis 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Sebanyak 2 g contoh ditimbang secara teliti dalam cawan alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Cawan kemudian dikeringkan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Lampung, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratoriun
Lebih terperinciPerhitungan 20 g yang setara 30 kali kemanisan gula. = 0,6667 g daun stevia kering
LAMPIRAN Lampiran Prosedur analisis sifat kimia Kadar air (SNI 0-90-000) Botol timbang dipanaskan beserta tutupnya (dibuka) dalam oven pada suhu 03 0 ± 0 C selama jam. Didinginkan dalam eksikator dan rapatkan
Lebih terperinciMETODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai pada bulan September hingga bulan Desember 2008 dan berlokasi di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi
Lebih terperinciBab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat
Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat utama yang digunakan dalam penelitian pembuatan pulp ini adalah digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah,
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS 1.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat
15 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Januari 2012. Preparasi bahan baku, perhitungan rendemen, dan analisis morfometrik dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. di Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan, Program Studi Ilmu dan
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015 Januari 2016 di Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI
BAB III METODOLOGI III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembutan sabun transparan ialah : III.1.1 ALAT DAN BAHAN A. Alat : a. Kompor Pemanas b. Termometer 100 o C c.
Lebih terperinciMATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
III. MATERI METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pasca Panen dan Laboratorium Ilmu Nutrisi
Lebih terperinciTabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol
LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol Fisiografi : Volkan Bahan Induk : Abu / Pasir volkan intermedier sampai basis Tinggi dpl : 1301 m Kemiringan
Lebih terperinci