BAB IV. Puskesmas Mongolato merupakan salah satu puskesmas yang terletak di. Kecamatan Telaga dan berada dekat dengan Ibukota Provinsi Gorontalo.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV. Puskesmas Mongolato merupakan salah satu puskesmas yang terletak di. Kecamatan Telaga dan berada dekat dengan Ibukota Provinsi Gorontalo."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Mongolato merupakan salah satu puskesmas yang terletak di Kecamatan Telaga dan berada dekat dengan Ibukota Provinsi Gorontalo. Puskesmas Mongolato mempunyai Luas Wilayah Kerja 5,308 Ha dan Wilayah Kerja terdi dari 9 (Sembilan) desa. Desa Biasa yaitu : Desa Bulila, Desa Mongolato, Desa Hulawa, Desa Luhu, Desa Pilohayanga, Desa Pilohayanga Barat dan Desa Dulohupa dan 2 (dua) Desa Sulit yaitu Desa Dulamayo Selatan dan Dulamayo Barat. Puskesmas Mongolato Berdiri Sejak tahun 1952 dengan nama Balai Pengobatan Medical Center (UGD) dan Ruang Perawatan/Administrasi. Puskesmas ini dipimpin pertama kali oleh Bapak Yasin Harun Tahun dan sekarang dipimpin oleh Ibu Dr. H Erna Lasabula mulai Tahun 2001 sampai dengan sekarang. Puskesmas Mongolato dibangun di Atas Tanah seluas 16,171 M 2 dengan luas gedung/bangunan 909 M 2 dan mempunyai 4 (empat) Rumah dinas dokter gigi, 2 (Dua) buah rumah dinas paramedis. Sarana penunjang terdiri dari 4 (Empat) buah Pusksmas Pembantu, 2 (dua) buah puskesmas, 1 (Satu) buah Pusling, serta 12 (Dua Belas) Buah kendaraan roda dua dan oda empat 2 (dua) buah. Kependudukan

2 Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Mongolato sebesar Jiwa, terdiri dari jumlah KK KK dan jumlah KK miskin berjumlah KK ( Jiwa). Batas Wilayah : Sebelah Timur : Kota Gorontalo Sebelah Barat : Kec. Telaga Biru Sebelah Utara : Kec. Tapa Sebelah Selatan : Kec. Telaga Jaya. Luas Wilayah : Ha Wilayah Kerja : 9 (Sembilan) Desa Biasa dan 2 (Dua) Desa Sulit Desa Sulit Terdiri dari Desa Bulila, Desa Mongolato, Desa Hulawa, Desa Luhu, Desa Pilohayanga, Desa Pilohayanga Barat, Desa Dulohupa dan 2 (dua) Desa Sulit yaitu Desa Dulamayo Selatan dan Dulamayo Barat. Tabel 4.1 Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak Tahun 2013

3 Jenis Penyakit Jumlah Kunjungan Presentase ISPA Penyakit Lambung Penyakit Demam Berdarah Penyakit Infeksi pada Usus (Thypoid Fever) Penyakit Diare Penyakit Kulit Infeksi Penyakit Kulit Alergi Penyakit Malaria Hipertensi Penyakit Sistem Otot dan Jaringan Jumlah ,19 21,13 20,65 19,11 7,83 3,56 2,08 1,72 1,602 1,13 Jumlah , Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 16 Mei Sampai dengan 3 Juni Pelaksanaan penelitian bertempat di Wilayah Kerja Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dengan pengambilan data primer melalui lembar kuesioner kepada responden. Sampel pada penelitian ini adalah salah satu anggota keluarga yang mempunyai anak usia 2-15 tahun yang memenuhi syarat sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional study dengan jumlah sampel sebanyak 77 orang. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menjelaskan prosedur penelitian kepada sampel dan memberikan Informed Consent dan kuesioner kepada mereka yang terpilih dan bersedia menjadi sampel. Data yang terkumpul selanjutnya dilakukan seleksi, editing, koding dan analisis. Kemudian ditentukan frekuensi dan presentasenya dalam bentuk tabel dan dianalisa sesuai variabel yang telah

4 ditentukan Analisis Deskriptif Variabel Penunjang Analisis Deskriptif Variabel Penunjang dalam penelitian ini meliputi Usia, pendidikan, dan pekerjaan dilakukan pengelompokan. Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia, Pendidikan dan Pekerjaan n (77) Karakteristik Sampel n % Usia < 20 Tahun 8 10, Tahun Tahun 15 19,5 > 39 Tahun 7 9,1 Tingkat Pendidikan Tidak sekolah 15 19,5 SD 32 41,6 SLTP 15 19,4 SMU 8 10,4 Akademi/PT 7 9,1 Tingkat Pekerjaan URT 59 76,6 Wiraswasta 7 9,1 PNS 11 14,3 Data Primer Tahun 2013 Tabel 4.2 Menunjukkan bahwa usia sampel terbanyak berada di rentang umur tahun 47 responden (61%). Sampel sebagian besar berpendidikan SD yaitu sebanyak 32 responden (41,6%). Jumlah sampel yang memiliki pekerjaan sebagai URT juga sangat tinggi yaitu sebanyak 59 responden (76,6%) Analisis Univariat

5 Analisis univariat pada penelitian ini adalah untuk melihat gambaran kejadian penyakit pada anak di Wilayah Kerja Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo Gambaran Kejadian Demam Thypoid di Wilayah Kerja Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo Hasil analisis diperoleh pada gambaran kejadian demam thypoid pada anak di Wilayah Kerja Puskesmas Mongolato yaitu sebanyak 45 orang (58,4%) yang menderita penyakit. Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Demam Thypoid di Wilayah Kerja Puskesmas Tuladenggi Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Kejadian Penyakit Frekuensi Preaentase (%) Thypoid 45 58,4 Tidak Thypoid 32 41,6 Total % Data Primer Tahun 2013 Tingginya jumlah anak yang menderita demam thypoid pada tabel 4.3 menunjukkan masih rendahnya status kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan hasil uji tersebut, maka tingkat pengetahuan keluarga mengenai kejadian demam thypoid pada anak dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Distribusi Respoden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan (n=77) Distribusi Responden Tingkat Pengetahuan frekuensi Presentase (%)

6 Kurang 27 35,1 Baik 50 64,9 Total Data Primer Tahun 2013 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik lebih banyak yaitu sebanyak 50 orang (64,9%), dibandingkan responden yang berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 27 orang (35,1%) Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Berdasarkan hasil uji tersebut, maka sikap keluarga mengenai kejadian demam thypoid pada anak dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Distribusi Respoden Berdasarkan sikap (n=77) Distribusi Responden Sikap frekuensi Presentase (%) Kurang 21 27,3 Baik 56 72,7 Total Sumber : Data Primer Tahun 2013 Tabel 4.5 menunjukkan sebagian responden mempunyai sikap yang baik yaitu sebanyak 56 orang (72,7%) dan responden yang mempunyai sikap kurang sebanyak 21 orang (27,3%) Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Berdasarkan hasil uji tersebut, maka sikap keluarga mengenai kejadian

7 demam thypoid pada anak dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Distribusi Respoden Berdasarkan Tindakan (n = 77) Distribusi Responden frekuensi Presentase (%) Tindakan Kurang 28 36,4 Baik 49 63,6 Total Data Primer Tahun 2013 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa jumlah sampel yang mempunyai tindakan baik lebih banyak yaitu 49 orang (63,6%) dibandingkan dengan jumlah sampel yang mempunyai tindakan kurang yaitu sebanyak 28 orang (36,4%) Analisis Bivariat Hubungan Data Karakteristik Perilaku Keluarga dengan Kejadian Demam Thypoid Dari beberapa data karakteristik yang diukur kemudian dihubungkan dengan Kejadian Demam Thypoid, maka dapat dilihat bahwa variabel data kaakteristik yang memiliki hubungan dengan kejadian demam thypid pada anak diantaranya pengetahuan, sikap dan tindakan. Tabel 4.7 menggambarkan hubungan antara perilaku dengan kejadian demam thypoid. Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa dari 77 responden, yang mempunyai anak di diagnose demam thypoid yang tingkat pengetahuannya kurang sebanyak 11 orang (40,7%), tingkat pengetahuannya baik sebanyk 34 orang (68%), sedangkan responden yang mempunyai anak yang tidak di diagnose demam thypoid yang tingkat pengetahuannya kurang sebanyak 16 orang (59,3%),

8 dan yang tingkat pengetahuannya baik sebanyak 16 orang (32%). Sementara dari tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 77 responde yang mempunyai anak di diagnosa demam thypoid dengan sikap kurang sebanyak 8 orang (38,1%), dan dengan sikap baik sebanyk 37 orang (66,1%), sedangkan responden yang mempunyai anak yang tidak di diagnosa demam thypoid dengan sikap kurang sebanyak 13 orang (61,9%), dan dengan sikap baik sebanyak 19 orang (33,9%). Responden yang mempunyai anak di diagnosa demam thypoid dengan tindakan kurang sebanyak 23 orang (82,1%), dan dengan tindakan baik sebanyk 22 orang (44,9%), sedangkan responden yang mempunyai anak yang tidak di diagnosa demam thypoid dengan tindakan kurang sebanyak 5 orang (17,9%), dan dengan tindakan baik sebanyak 27 orang (55,1%). Jumlah ibu yang memiliki tindakan kurang memiliki perbedaan status diagnosa terhadap status diagnose penyakit yang diderita anak dengan tingkat pengetahuan baik. Tabel 4.7 Analisa Hubungan Perilaku Ibu dengan Kejadian Demam Thypoid Pada Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Status Diagnosa Variabel n (%) Total P Thypoid Tidak Thypoid Tingkat Pengetahuan (100) 0,021 Sikap Kurang 11 (40,7) 16 (59,3) 27 Baik 34 (68) 16 (32) 50 (100) Kurang 8 (38,1) 13 (61,9) 21 (100) Baik 37 (66,1) 19 (33,9) 56 (100)

9 0,027 Tindakan Kurang 23 (82,1) 5 (17,9) 28 (100) Baik 22 (44,9) 27 (55,1) 49 (100) 0,001 P = probabilitas dengan uji X 2 (Chi-Square Test) Dengan menggunakan uji X 2 (Chi-Square Test) diperoleh nilai P untuk masing-masing variabel yaitu untuk tingkat pengetahuan nilai p = 0,021, sikap p = 0,027, dan tindakan p = 0,001(p < α 0,05) yang menunjukkan bahwa variabel-variabel ini memiliki hubungan. 4.3 Pembahasan Gambaran Kejadian Demam Thypoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Ibu yang mempunyai anak di diagnosa Demam Thypoid lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang mempunyai anak yang tidak di diagnosa demam thypoid. Berdasarkan hasil penelitian, Ibu yang mempunyai anak di diagnose demam thypoid sebanyak 45 orang (58,4%) sedangkan ibu yang mempunyai anak yang tidak di diagnose demam thypoid sebanyak 32 orang (41,6%). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena kebiasaan anak yang sering jajan sembarangan dan mencuci tangan sebelum makan yang berhubungan dengan tinggi rendahnya tingkat pengetahuan keluarga mengenai demam thypoid. Terutama pengetahuan keluarga tentang mekanisme penularan demam thypoid yang melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh kuman Salmonella Thypii.

10 Sesuai dengan teori yang dijelaskan Notoadmodjo (2010), Kejadian Demam Thypoid pada anak sangat erat kaitannya dengan kebiasaan jajan sembarangan dan mencuci tangan sebelum makan. Hal ini dikarenakan penyakit demam thypoid termasuk dalam upaya pencegahan tertular penyakit demam thypoid sangatlah diperlukan pengawasan keluarga terutama ibu. Hal ini dikaitkan oleh keluarga yang mendapat informasi tentang demam thypoid baik dari media masa ataupun petugas kesehatan. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian demam thypoid, selain dari tingkat pengetahuan keluarga, yaitu sikap dan tindakan Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Kejadian Demam Thypoid Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan dengan kejadian demam thypoid, dari 77 Responden didapatkan ibu yang mempunyai anak dengan diagnose demam thypoid dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 11 orang (40,7%) dan yang tingkat pengetahuan baik sebanyak 34 orang (68%) sedangkan ibu yang mempunyai anak tidak di diagnosa demam thypoid dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 16 orang (59,3%) dan dan tingkat pengetahuan baik sebanyak 16 orang (32%). Hasil uji statistic menggunakan Uji Chi Square diperoleh hasil X 2 hitung (5,364) > X 2 tabel (3,841) dan nilai Pvalue (0,021) < α (0,05). Ini berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian demam thypoid. Uji kekuatan hubungan dengan menggunakan rumus Crmer s V dengan nilai 0,26, artinya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian demam thypoid termasuk dalam kategori hubungan sedang.

11 Berdasarkan Hasil Penelitian di atas menujukkan bahwa Ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan baik lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang tingkat pengetahuannya kurang. Hasil observasi melalui wawancara terhadap ibu-ibu yang mempunyai anak usia 2-15 tahun yang di diagnosa demam thypoid mempunyai alasan mereka tau mengenai demam thypoid tetapi kurang mengawasi sang anak melalui hasil pengukuran. Selain itu, Ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu ibu yang mempunyai anak yang sudah lama terinfeksi demam thypoid. Sebab hasil pengetahuan ibu di dapatkan pada saat anak itu sendiri mengalami demam. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu, maka sedikit kemungkinan untuk terinfeksi penyakit itu sendiri. Pengetahuan adalah hasil dari tahu seseorang dilihat dari cara menjawab responden baik benar atau salah terhadap jumlah soal dengan materi pengertian demam thypoid, penyebab demam thypoid, gejala demam thypoid dan pencegahannya. Pengetahuan ibu terhadap kejadian demam thypoid dapat dikatakan masih kurang. Sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2012) yang mengemukakan bahwa terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai dari Awareness dimana orang tersebut menyadari dalam arti mngetahui kejadian demam thypoid pada anak, mengetahui terhadap stimulus atau obyek atau materi Demam Thypoid yang disampaikan terlebih dahulu, kemudian subjek akan mulai tertarik terhadap stimulus atau obyek yang disampaikan. Dengan begitu, subyek akan mulai mencoba. Notoadmodjo (2012) menjelaskan dalam bukunya bahwa pengetahuan subjek

12 mengenai Kejadian demam thypoid dapat diperoleh melalui penyuluhan oleh petugas kesehatan, karena penyuluhan cukup efektif sebagai salah satu cara untuk mengubah pengetahuan responden. Dalam penelitian ini bukan saja menilai pengetahuan responden sampai tingkatan tahu saja, tatapi sampai pada tingkatan memahami tentang demam thypoid. Apabila penerimaan perilaku baru melalui proses seperti ini dimana di dasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak di dasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Tingkat pengetahuan responden ini diukur melalui daftar pertanyaan atau kuesioner yang diberikan. Karena menurut notoadmodjo (2012) pengetahuan merupakan sekumpulan informasi yang diperoleh subyek selama hidup dan dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri maupun lingkungannya. Kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam memberikan tindakan seseorang. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Zubir (2006) tentang faktor-faktor resiko dengan kejadian demam thypoid pada anak di Kabupaten Bantul. Namun hasil ini sesuai dengan penelitian Angelica (2010) bahwa ada hubungan antara pengetahuan responden dengan kejadian demam thypoid di Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang dengan judul beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian demam thypoid. Berbeda dengan hasil penelitian ini, Angelica (2010) menyimpulkan bahwa pengetahuan mengenai demam thypoid dapat menyebabkan seseorang berperilaku

13 baik terutama dalam mengawasi anaknya dan sebaliknya kebiasaan mengawasi anak dapat memberikan pengetahuan yang lebih bagi ibu itu sendiri. Dari beberapa hasil penelitian tersebut, memberikan gambaran bahwa pengetahuan yang tinggi tidak menjamin seseorang untuk berperilaku baik Hubungan Antara Sikap Dengan Kejadian Demam Thypoid Berdasarkan hasil penelitian tentang sikap dengan kejadian demam thypoid, dari 77 Responden didapatkan Ibu yang mempunyai anak dengan status diagnosa demam thypoid yang mempunyai sikap kurang sebanyak 8 responden (38,1%) dan dengan sikap baik sebanyak 37 responden (66,1%). Sedangkan ibu yang tidak di diagnosa demam thypoid dengan sikap kurang sebanyak 13 responden (61,9%) dan dengan sikap baik sebanyak 19 responden (33,9%). Hasil uji statistic menggunakan Uji Chi Square diperoleh hasil X 2 hitung (4,922) > X 2 tabel (3,841) dan nilai Pvalue (0,027) < α (0,05). Ini berarti ada hubungan antara sikap keluarga dengan kejadian demam thypoid. Uji kekuatan hubungan dengan menggunakan rumus Cramer s V dengan nilai 0,25, artinya hubungan antara sikap dengan kejadian demam thypoid termasuk dalam kategori hubungan lemah. Hasil penelitian menunjukan dari 77 responden yang diteliti, ternyata terdapat 56 responden (72,7%) yang mempuyai sikap baik sedangkan 21 responden (27,3%) yang mempunyai sikap kurang. Masyarakat masih sangat terbuka dalam menerima informasi mengenai pola hidup sehat yaitu tentang kebersihan lingkungan terutama dalam menjaga dan melestarikannya. Namun yang bersikap baik tersebut melalui hasil pengukuran masih ada responden yang tidak menjaga

14 kebersihan lingkungan serta air yang digunakan untuk mencuci tangan bukan pada air yang mengalir. Alasan yang dikemukakan antara lain responden yang mempunyai sikap baik melalui hasil pengukuran tersebut, tetapi tidak mempunyai waktu luang untuk membersihkan rumah, serta tidak selalu mengawasi anak setiap saat dengan kesibukannya Sikap responden dalam penelitian ini secara khusus adalah tanggapan responden sehubungan dengan penyebab, gejala demam thypoid dan pencegahan demam thypoid itu sendiri. Sikap sebagai reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu di dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan reaksi bersifat emosional terhadap stimulus social (Notoadmodjo, 2007). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Wulandari (2009) yang berjudul hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kejadian demam thypoid pada anak di Desa Blimbing Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen, dimana terdapat hubungan antara sikap dengan kejadian demam thypoid. Dari beberapa teori dan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa sikap keluarga terhadap kejadian demam thypoid melalui wawancara terlihat baik, meskipun sebagian dari mereka masih ada yang mempunyai sikap kurang Hubungan Antara Tindakan Dengan Kejadian Demam Thypoid Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 45 responden yang mempunyai anak usia 2-15 tahun yang di diagnosa demam thypoid dengan tindakan kurang

15 sebanyak 23 responden (82,1%) dan dengan tindakan baik sebanyak 22 responden (44,9%) sedangkan dari 32 responden yang mempunyai anak di diagnosa tidak mempunyai demam thypoid yang tindakannya kurang sebanyak 5 responden (17,9%) dan dengan tindakan baik sebanyak 27 responden (55,1%). Berdasarkan Uji Statistik diperoleh nilai X 2 hitung (10,177) > X 2 tabel (3,841) dan nilai Pvalue (0,001) < α (0,05) menggambarkan ada hubungan yang bermakna antara tindakan keluarga dengan kejadian demam thypoid. Untuk menguji kekuatan hubungan antara dua variabel dengan menggunakan uji Cramer s V yaitu 0,36, ini berarti hubungan antara tindakan dengan kejadian demam thypoid termasuk dalam kategori hubungan lemah. Berdasarkan hasil penelitian secara umum, menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai tindakan baik lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang mempunyai tindakan kurang. tetapi, ibu yang mempuyai anak di diagnose demam thypoid, tindakannya masih kurang dibandingkan dengan ibu yang mempunyai tindakan baik. Pada penelitian ini, umumnya responden telah memiliki tindakan baik, tetapi masih terdapat tindakan dengan kategori kurang, dimana hal ini disebabkan oleh faktor kurangnya informasi tentang kesehatan yaitu mengenal apa sebenarnya demam thypoid itu sendiri baik dari penyebabnya, gejala serta cara mencegahnya selain itu, berdasarkan hasil observasi, diantara ibu yang mempunyai sikap baik, masih ada di dapatkan tindakannya kurang. Untuk berperilaku sehat, ibu sebagai anggota masyarakat bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap yang baik. Melainkan perlu dukungan baik dari tokoh masyarakat maupun petugas kesehatan. Hal ini dilakukan agar ibu itu sendiri bisa

16 menjaga anak terutama menjadi contoh untuk berperilaku sehat.

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam 1 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian hubungan perilaku ibu terhadap kejadian thypoid pada anak. Pokok bahasan yang akan disajikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10

Lebih terperinci

GAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN Ade Rahmatia Podungge

GAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN Ade Rahmatia Podungge Summary GAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Ade Rahmatia Podungge NIM : 841 409 002 Program Studi Ilmu Keperawatan Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Kayubulan Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang pada saat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas sebagai unit pelaksana kesehatan terdepan (pelayanan kesehatan primer di indonesia) mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pelayanan Kesehatan Peran PMO : - Pengetahuan - Sikap - Perilaku Kesembuhan Penderita TB Paru Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. Terdapat hubungan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Global Mongolato merupakan salah satu Puskesmas yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Global Mongolato merupakan salah satu Puskesmas yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Global Mongolato Puskesmas Global Mongolato merupakan salah satu Puskesmas yang terletak di Kabupaten Gorontalo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Limboto Barat Barat Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni 2012. 3.2 Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan studi analitik yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan frekuensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 Nurjanatun Naimah 1, Istichomah 2, Meyliya Qudriani 3 D III Kebidanan Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara berkembang dan dapat menyerang baik anak-anak maupun dewasa. Angka kematian (CFR) saat KLB diare diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tamalate Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Adapun alasan pemilihan lokasi karena tersedianya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggambarkan distribusi frekuensi dari responden.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggambarkan distribusi frekuensi dari responden. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian disajikan dalam bentuk analisa univariat yang menggambarkan distribusi frekuensi dari responden. Pemilihan wilayah berdasarkan data DBD dari Dinas

Lebih terperinci

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak Dan Keadaan Geografis Kecamatan Telaga berjarak 6 km dari ibukota Kabupaten Gorontalo. Daerah ini bertofografi rendah dengan luas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian a. Kondisi Puskesmas Tapa Puskesmas Tapa terletak di Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) Puskesmas yang ada di Kabupeten Pohuwato, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau incidence rate (IR)

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau incidence rate (IR) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue merupakan masalah utama penyakit menular diberbagai belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau incidence rate (IR) DBD meningkat dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah merupakan Rumah Sakit

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengetahuan, Perawatan, Demam Berdarah Dengue

Kata Kunci : Pengetahuan, Perawatan, Demam Berdarah Dengue GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) DI KELURAHAN PULUBALA KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Fadlun Lapaleo. 841409036. Skripsi, Program Studi Keperawatan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian di Puskesmas Bonepantai Kabupaten Bone Bolango dan waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai tanggal

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KOTA BANDAR LAMPUNG Nadia Ulfa Taradisa*,Tumiur Sormin **, Musiana** *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga berjarak 6 Km dari ibu kota Kabupaten Gorontalo. Daerah ini bertofografi rendah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu penyakit yang dialami siswa dimana merupakan salah satu masalah kesehatan yang menonjol di masyarakat adalah penyakit Infeksi Saluran Pernafasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Luas Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo yaitu 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing

Lebih terperinci

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga HUBUNGAN SARANA PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN JENIS JAMBAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PILOLODAA KECAMATAN KOTA BARAT KOTA GORONTALO TAHUN 2012 Septian Bumulo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Waktu pelaksanaan penelitian bulan Mei 2013. 3.2 Jenis

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian kuantitatif desain studi cross sectional. Disain ini dipilih karena sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancagan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian ekplanatory reseach dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu melalui pengujian hipotesa pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo. Kecamatan ini terletak disebelah timur

Lebih terperinci

Fajarina Lathu INTISARI

Fajarina Lathu INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bolango dan waktu penelitian di laksanakan pada bulan Oktober sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Bolango dan waktu penelitian di laksanakan pada bulan Oktober sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu penelitian Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Tombulilato Kabupaten Bone Bolango dan waktu penelitian di laksanakan pada bulan Oktober sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tilote sebagai salah satu pelayanan dasar dan terdepan di Kecamatan Tilango memberikan pelayanan rawat jaan dan rawat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN a. Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan dua tempat, yaitu : 1. Puskesmas Samigaluh II, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4. 2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di Puskesmas Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di Puskesmas Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini berisi hasil dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan selama dua minggu mulai tanggal 21 Mey sampai dengan 4 Juni 2013,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Biawu merupakan salah satu dari 20 kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kota Selatan, yang letaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini termasuk penelitian Explanatory research yaitu penjelasan yang dilakukan untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data pengukuran pengetahuan, sikap dan kebiasaan minum

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR ,Jurnal Karya Tulis Ilmiah FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR Fitryana. M Mahasiswi Pada STIKes

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL AMAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL AMAN GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL AMAN Siti Rabiah 1, Elmiyanti 2 1 Dosen Program Studi D III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di Kelurahan Kayubulan Kecamatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG SANITASI BOTOL SUSU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG SANITASI BOTOL SUSU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMAHI SELATAN HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG SANITASI BOTOL SUSU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMAHI SELATAN Novie E. Mauliku dan Angga Rakhmadi Stikes Jenderal A. Yani Cimahi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Desa Bukit Tingki merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Popayato dengan luas wilayah 5.250 Ha,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo, dengan batas-batas pokok desa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo, dengan batas-batas pokok desa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Leato Utara adalah salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo,

Lebih terperinci

BAB IV. Desa kayumerah adalah sebuah desa yang terdiri dari 6 Dusun. 3 Dusun

BAB IV. Desa kayumerah adalah sebuah desa yang terdiri dari 6 Dusun. 3 Dusun 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa kayumerah adalah sebuah desa yang terdiri dari 6 Dusun. 3 Dusun berada di Dataran rendah dan 3 dusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Jenis ini adalah Survey Analitik yaitu survey atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TIPE PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. 3.2. DESAIN PENELITIAN Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN ENYAKIT ISA ADA BALITA (Suatu enelitian Di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten ) SISKA RISTY YOLANDA ADAM DJAFAR NIM : 811409020

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian non-eksperimental

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN Danik Dwiyanti, Erni Susilowati Akademi Kebidanan YAPPI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Rowosari

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik cross sectional. Yaitu dengan menggunakan metode kuantitatif dan dengan pendekatan cross sectional, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Telaga Tahun 2013.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Telaga Tahun 2013. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Telaga Tahun 2013. 3.1.2 Waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal14

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sri Mulyati Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependent. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependent. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara variabel independent dan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sistem imunitas anak berfungsi dengan baik (Nurdiansyah, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sistem imunitas anak berfungsi dengan baik (Nurdiansyah, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam adalah suatu tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau bakteri yang berada di dalam tubuh. Demam juga biasanya menjadi pertanda bahwa sistem imunitas anak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian Ambarawa terletak di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah sekitar 30 km ke arah selatan Ungaran (Ibukota Kab. Semarang). Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu agar bisa dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang dapat menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel

Lebih terperinci

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM ,Jurnal Karya Tulis Ilmiah PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TRUMON KECAMATAN TRUMON KABUPATEN ACEH SELATAN Cut Septiana Elvandari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengunakan metode cross sectional, yaitu rancangan suatu studi yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan efek.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang kini sedang menghadapi masalah kebersihan dan kesehatan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gaya hidup yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pekerjaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pekerjaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden dijabarkan berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan. Dari hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Metode ini merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga Terdiri dari 9 Desa yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelurahan Pulubala merupakan kelurahan yang memiliki angka kejadian DBD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelurahan Pulubala merupakan kelurahan yang memiliki angka kejadian DBD BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang menjadi pilihan peneliti yaitu kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. Lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak

Lebih terperinci

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTISEPTIC HAND RUB PADA PENUNGGU PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL DAHLIA KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BREBES Dea Afra Firdausy *),

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013 Tri Tunggal 1, Syamsuddin Alan 2, Hj.Chairiyah 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu menghubungkan antara dua variabel yang saling berhubungan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Penelitian ini di desain melalui pendekatan cross-sectional study yaitu rancangan suatu studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Bilungala Kecamatan Bonepantai. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Bilungala Kecamatan Bonepantai. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Bilungala Kecamatan Bonepantai. Alasan mengambil tempat ini karena selama 3 tahun terakhir

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 Zuraidah, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni 2013. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA 2 ABSTRAK Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA Nelly Indrasari* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekes Tanjungkarang Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah penelitian dengan satu kali pengamatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE, HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE, DAN SUMBER AIR BERSIH DENGAN GEJALA PENYAKIT KULIT JAMUR DI KELURAHAN RANTAU INDAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS DENDANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2013 *V.A

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango. Utara, Kabupaten Bone Bolango pada tanggal 10 Mei Juni 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango. Utara, Kabupaten Bone Bolango pada tanggal 10 Mei Juni 2013 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Bulango Utara Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era sekarang ini tantangan dalam bidang pelayanan keperawatan semakin meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya berbagai penyakit menular yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran wilayah penelitian kelurahan Limba B

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran wilayah penelitian kelurahan Limba B BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengelohan data yang dilakukan, maka hasil penelitian sebagai berikut : 4.1.1 Gambaran wilayah penelitian kelurahan Limba B

Lebih terperinci

Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012

Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012 Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012 ABSTRAK Likyanto Karim. 2012. Hubungan Sanitasi Rumah Dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan case-control. Studi kasus kontrol adalah rancangan epidemiologi yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup waktu penelitian adalah Oktober November 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup waktu penelitian adalah Oktober November 2014. 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Ruang lingkup lokasi penelitian adalah Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PELAKSANAAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN PALU TIMUR KOTA PALU 1) DaraSuci 2) NurAfni Bagian Epidemiologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Demografis Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dan memiliki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kel.Wumialo, Kel.Dulalowo Timur, Kel.Dulalowo, Kel.Liluwo, Kel.Pulubala dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kel.Wumialo, Kel.Dulalowo Timur, Kel.Dulalowo, Kel.Liluwo, Kel.Pulubala dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Puskesmas Dulalowo adalah puskesmas yang berada di Kecamatan Kota Tengah dengan luas wilayah kerja 307,125 km2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghadapi persalinan pada primigravida. penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko

BAB III METODE PENELITIAN. menghadapi persalinan pada primigravida. penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dimana akan menggali hubungan antara perilaku eksternal douching vagina dengan kejadian fluor

Lebih terperinci

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENYAKIT ISPA PADA BALITA SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ARIODILLAH PALEMBANG TAHUN 2012 Oleh : Amalia Dosen STIK Bina Husada

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci