FORMULIR PERMOHONAN PENDAFTARAN PATEN INDONESIA APPLICATION FORM OF PATENT REGISTRATION OF INDONESIA
|
|
- Widya Hermanto
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FORMULIR PERMOHONAN PENDAFTARAN PATEN INDONESIA APPLICATION FORM OF PATENT REGISTRATION OF INDONESIA Data Permohonan (Application) Nomor e-filing Number of e-filing Nomor Permohonan Number of Application Jenis Permohonan Type of Application Judul Title Abstrak Abstract : WFP Tanggal Permohonan Date of Submission : PID Jumlah Klaim Total Claim : : Paten Non UMKM Jumlah Halaman Total Page : 9 : BIOKOMPOSIT SERAT TEBU POLYPROPYLENE DAN METODE PEMBUATANNYA : Invensi ini berkaitan dengan biokomposit yang terdiri dari campuran ampas serat tebu (saccharumofficinarum) yang telah diberikan perlakuan alkali dan polypropylene. Komposisi campuran yang sesuai untuk biokomposit ini adalah dengan rasio campuran (dalam % berat) antara serat ampas serat tebu dibanding PP adalah :7. Ukuran ampasserat tebu hasil gilingan pabrik gula memiliki panjang mm dan serat polypropylene 1 cm. : Permohonan PCT (PCT Application) Nomor PCT PCT Number Tanggal PCT PCT Date : Nomor Publikasi Publication Number : Tanggal Publikasi Publication Date : : Pemohon (Applicant) Nama (Name) Alamat (Address) Surel/Telp. ( /Phone) Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto , Surabaya, 60236, Indonesia lppmpetra@petra.ac.id Penemu (Inventor) Nama (Name) Alamat (Address) Surel/Telp. ( /Phone) Juliana Anggono, Dr. Suwandi Sugondo, Dr.Ing. Hariyati Purwaningsih Rassy Alim Jolanda Pasar Kembang No. 99, RT 004/RW 002, Kel. Wonorejo, Kec. Tegalsari, Surabaya, 60263, Indonesia YKP Mejoyo Blok AI/7, RT 001/RW 004, Kel. Kalirungkut, Kec. Rungkut, Surabaya, 60293, Indonesia Keputih Tegal/8, RT 00/RW 008, Kel. Keputih, Kec. Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia Jl. Mangga 234,RT 01/RW 002, Kel.Sruni, Kec. Gedangan, Sidoarjo, 614, Indonesia julianaa@petra.ac.id Data Prioritas (Priority Data) Negara (Country) Nomor (Number) Tanggal (Date) Kuasa/Konsultan KI (Representative/IP Consultant) Nama (Name) Alamat (Address) Surel/Telp. ( /Phone) Nugraha Pratama Adhi, S.T. Perum Gunungsari Indah S/18, Surabaya, nugrahapratama@gmail.com Halaman 1
2 60223, Indonesia Lampiran (Attachments) Dokumen Lainnya Fotokopi KTP Surat Kuasa Surat Pengalihan Hak Surat Pernyataan Kepemilikan Gambar Deskripsi Klaim Jakarta, Pemohon / Kuasa Applicant / Representative Tanda tangan / Signature Nama lengkap / Full Name Nugraha Pratama Adhi, S.T. Halaman 2
3
4
5 PROVINSI JAWA TIMUR KOTA SURABAYA!lIx PROVINSI J'.WA TIMUR KOTA SURABAYA : 3?EU3t]t03{qBtlE},{ema : SITWAND{ St}G{riltX},DRll{G fertpg*ffgf Lifr : TUBAI{, 06{XFt8'r4 Jcnir l(itsrtin : LAXI+AXI GoL Dardt : O Ah.t tt :YKP IIEJOYo BL{tKNfr RT/RIY :fi)1 / txx KGIIDGC6 :XAUruNGKUT Kmatm : RUI{GKIJT Ag6ina :KFUSTEN Sts{ua Pert*iM: KAwlN Pokoritrr :DOSEH KrarganegarEB: lynl Borfaklj Hir{gs : SEUMUR HiDUP hr(, PBOVINSIJAWA,TIMUR KOTA SUBABAYA : 3?&03?l,U?q000; l.lenra - 1..t, y ;.. I ii..a,.\ j:\tltj(, jtl-l 'r{r:puri iil LJnr lrga,t/i, l?!(i t:t: q JerrrS l.chr:u.,rqt rrl:iii\.:^,,,ar:r il:: Aidr l.\i!!rrlh 'Ft:Ar.s 1:l:-'1Yt ;)i.,,rftp_ "(d1.1;c:.i..ri::i:i l' it i,(eqlr:ttl;ir,.ii!i".(,!i 1t!,) )i;ilrai ii.iv i:!.31(rt Prikattr rlfi ial'.r't1., iekeqasr t)cse\ -i! ewt.qar\lrl?riiatn 4 lj, :! r 3lli."ldil1l1'l 1,i 1'l 2t:t i,o :i' }-rl,\t-ia /A t.ttl-/t-tt1 \, ' lr,-l/*-.' ' / \,(' t: 'luj PROVINSI JAWA TIMUR KABUPATEN SIDOARJO : 3 1, l, t a q 0 '{ I I0 0 0 q I{ IK rjlama RASSY At,iU JOrIttOA Ierpatflgl lahrl Sr.$OAR JO- 24il}4-1 9S3 Jenrs Xclamln t-a(l-l-axl Got. Ca h Alamai 'ir MAiiGGA 23* RTiRI 011 i 002 i<e[,d sa SRi-iri: KecaFaien G.DANCAI\ Agirra :l$:am Stdus Pcrlrr.an BEi"ilu (AWll{ Pekeqaan (eyrargarega!'aen. WNI EerlakuHrngga?r-'!l-18 I.ELAJA&TaAHASiSWA
6 KTP Pemegang Hak
7 SURAT KUASA POWER OF ATTORNEY Yang bertanda tangan di bawah ini Nama Jabatan Kewarganegaran No. KTP Alamat Tan Rolly Intan Rektor Universitas Kristen Peka Indonesia Taman Puspa Raya B,-2138, RT. 002/RW. 008, Kelurahan Sambikerep, Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya Dengan ini memberi kuasa kepada : Nugraha Pratama Adhi, S.T. Berkantor di : Sentra HKI - Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto no , Kel. Siwalankerto Kec. Wonocolo, Surabaya - 6CI23, Indonesia Tel. (031) , Fax. (031) sentrahki@petra.ac. id KTIUSUS Untuk bertindak sebagai KUASA, sesuai dengan pasal}4 UU no. 13 tahun 16 tentang Paten, guna meagajukan surat permintaan permohonan PATEN kepada DIREKTORAT PATEN, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan H.A.M R.I, terrnasuk: 1. Permintaan pendaftaran paten dan pemeriksaan substantif; 2. Melengkapi kelengkapan pendaftaran paten; 3. Peninjauan kembali penolakan pendaftaran paten; 4. Penarikan kembali permintaan pendaftaran paten;. Pengambilan sertifikat paten; 6. Mengajukan ralat terhadap permintaan pendaftaran /sertifikat paten; Dari HAK Paten: BIOKOMPOSIT SERAT TEBU_POLYPROPYLENE DAIY METODE PEMBUATAI{IIYA Untuk keperluan ini, pemohon memilih domisili di kantor kuasanya Tempat dan tanggal: Surabaya, 6 Oktober 17 ffi{ffi :t-ffi Konsultan HKI TerdaftarNo fu/."runduy tno,' Universitas Kristen Petra Pemegang Hak Paten
8 Yang bertanda tangan di bawah ini: SURAT PENGALIHAN HAK PATEN 1. Nama Kewarganegaran No. KTP Alamat Juliana Anggono, Dr. Indonesia Pasar Kembang No. 99, RT 004/RW 002, Wonorejo, Tegalsari Kota Surabaya 2. Nama Kewarganegaran No. KTP Alamat Suwandi Sugondo, Dr.Ing. Indonesia YKP Mejoyo Blok AIl7, RT 001/RW 004, Kalirungkut, Rungkut Kota Surabaya 3. Narna Kewarganegaran No. KTP Alamat Hariyati Purwaningsih Indonesia 378A Keputih Tegall8, RT 00,iR.W 008, Keputih, Sukolilo Kota Surabaya 4. Nama Kewarganegaran No. KTP Alamat Rassy Alim Jolanda Indonesia Jl. Mangga 234, RT 01l/RW 002, Sruni, Gedangan, Sidoario D_enqan ini _saya mengalihkan seluruh hak paten, hak milik dan kepentingan mengenai paten yang berjudul..biokompostt SERAT IEBU-POLYPROPYLENE I}A.N METOI}E PEMBUATA}II'IYA" kepada: Nama Universitas Kristen Petra Berkedudukan : Jl. Siwalankerto Kel. Siwalankerto, Kec.'Wonocolo Surabaya - Jawa Timur Agar dapat didaftarkan ke Direktorat Paten, Ditjen HKI, Departemen Hukum dan H.A.M. R.I
9 Tempat dan tanggal: Surabaya, 6 Oktober 17 Tanda Tangan: Tan Rolly Intan : Rektor Universitas Kristen Petra 4. Rassy Alim Jolanda
10 Yang bertanda tangan di bawah ini SURAT PER}I-YATAA}I DECLARATION l. Nama Kewarganegaran No. KTP Alamat 2. Nama Kewarganegaran No. KTP Alamat Juliana Anggono, Dr. Indonesia 3780s Pasar KembangNo. 99, RT 004/RW 002, Wonorejo, Tegalsari Kota Surabaya Suwandi Sugondo, Dr"Ing. Indonesia YKP Mejoyo BlokAI/7, RT 001/RrW 004,Itulirungkut, Rungkut Kota Surabaya 3. Nama Kewarganegaran No. KTP Alamat Hariyati Purwaningsih Indonesia Keputih Tegal/8, RT 00/RW 008, Keputih, Sukolilo Kota Surabaya 4. Nama Kewarganegaran No. KTP Alamat Rassy Alim Jolanda Indonesia Jl. Mangga 234,RT 01llRW 002, Sruni, Gedangan, Sidoarjo HAK PATEN: BIOKOMPOSIT SERAT TEBU_FOLYPROPYLEhIE DAII METODE PEMBUATAF{hIYA Kami adalah inventor/pemilik yang sah atas temuan BIOKOMPOSIT SERAT TEBU* POLYPROPYLENE DAN METODE PEMBUATANNYA tersebut yang akan didaftarkan sebagai paten, pada Direktorat Paten, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan H.A.M R.I, paten tersebut tidak meniru pihak lain. Tempat dan tanggal : Surabaya, 6 Oktober 17
11 9 Abstrak BIOKOMPOSIT SERAT TEBU POLYPROPYLENE DAN METODE PEMBUATANNYA 1 Invensi ini berkaitan dengan biocomposit yang terdiri dari campuran ampas serat tebu (saccharumofficinarum) yang telah diberikan perlakuan alkali dan polypropylene. Komposisi campuran yang sesuai untuk biokomposit ini adalah dengan rasio campuran (dalam % berat) antara serat ampas serattebu dibanding PP adalah :7. Ukuran ampasserat tebu hasil gilingan pabrik gula memiliki panjang mm dan serat polypropylene 1 cm. (Gambar 1) 30
12 1 Deskripsi BIOKOMPOSIT SERAT TEBU POLYPROPYLENE DAN METODE PEMBUATANNYA Bidang Teknik Invensi Invensi ini berkaitan dengan biokomposit serat tebu, khususnya yang berupa campuran ampas serat tebu hasil gilingan pabrik gula(sugarcane bagasse) dan polypropylene sebagai bahan matrik untuk pembuatan biokomposit serat tebu-polypropylene serta metode pembuatannya Latar Belakang Invensi Dalam dekade terakhir ini dunia menaruh perhatian besar pada pemeliharaan lingkungan hidup seiring dengan banyaknya bencana yang dialami karena lingkungan hidup yang diabaikan. Kesadaran orang untuk berperilaku green meningkat, mereka berupaya untuk mengurangi dampak buruk pada lingkungan hidup dengan mulai berpikir dan belajar tidak hanya bagaimana menggunakan sebuah produk tetapi juga darimana asal produk tersebut dan kemana berakhirnya. Faktor-faktor berikut yang menjadi pertimbangan: Energi yang digunakan untuk membuat, untuk pengiriman, dan pemakaiannya; Kandungan dan bahan baku produk tersebut; Emisi yang dihasilkan selama pembuatan produk serta tingkat dan jenis zat beracun yang dihasilkan pada produk akhir; Umur produk dan kemampuannya di daur ulang (recyclability). Terkait dengan concern di atas, bahan ringan yang terbuat dari serat alam dengan termoplastik dan termoset kemudian menjadi perhatian para pemasok dan industri. Salah satu industri adalah industri otomotif dengan tujuan untuk
13 penghematan bahan bakar dan pengurangan emisi gas rumah kaca sehingga diperlukan untuk mereduksi berat mobil. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) memiliki peraturan dalam bentuk standar Corporate Average Fuel Economy (CAFE) untuk meningkatkan penghematan bahan bakar bagi mobil dan truk yang diproduksi untuk dijual di AS. Pada tahun standar CAFE ditargetkan menjadi 4, mpg (miles/galon), meningkat 4% dari standar nominal (3, mpg) di tahun 16. Dengan demikian produsen mobil di AS harus memenuhi standar CAFE yang dikeluarkan oleh Administrasi National Highway Traffic Safety (NHTSA). Salah satu cara untuk industri otomotif mencapai standar CAFE adalah dengan berfokus pada bahan ringan (lightweight materials) untuk mereduksi berat kendaraan. Hal ini dapat dicapai dalam komponen struktural dan non-struktural pada mobil, seperti panel pintu, seatbacks, headliners, package tray, dashboard, front-end,dan bagian interior lainnya. Penggunaan serat alam yang ringan dan biaya rendah seperti kenaf, jute, sisal, dan rami menyediakan industri otomotif manfaat dari pengurangan CO 2, mengurangi ketergantungan pada sumber minyak, dapat didaur ulang karena serat alam adalah sumber daya terbarukan dan berkelanjutan. Serat alam menyimpan banyak potensi untuk dikembangkan sebagai substitusi material sintetis yang banyak dipakai, seperti serat gelas (glass fibers) dan karbon sebagai serat penguat (reinforcing fibers) material plastik. Serat alam memiliki karakteristik yang menarik, yaitu kekakuannya, tahan impak, fleksibel, tersedia dalam jumlah banyak di alam, renewable, dan mudah terurai (biodegradable). Didasari pula dengan tumbuhnya kesadaran akan kepedulian dan perhatian untuk menjaga lingkungan hidup, berpikir sustainability, tuntutan industri yang berorientasi ekologis, eco-efficiency, proses yang green maka kebutuhan akan material yang ramah lingkungan (green
14 materials) menjadi sebuah kebutuhan masa depan yang harus direalisasi. Banyak ragam serat alam juga tumbuh di Indonesia; di antaranya berasal dari tanaman tebu dan tanaman kelapa. Serat alam memiliki sifat mekanis dengan range nilai yang lebar dibanding dengan serat sintetis dikarenakan ketergantungannya pada kondisi lingkungan pertumbuhannya (lokasi dan iklim) serta umur tanaman. (CIP-EIP-Eco- Innovation-08). Serat tebu memiliki keuletan yang rendah, 1,1% dan kekuatan sebesar 222 MPa dan modulus Young sebesar 27 GPa (Trindade, et al., 04 dan Guimaraes, et al., 09) Tebu merupakan salah satu jenis tanaman yang hanya dapat ditanam didaerah yang memiliki iklim tropis. Di Indonesia, perkebunan tebu menempati luas area ± 236,9 ribu hektar yang tersebar di Medan, Lampung, Semarang, Solo, Mojokerto dengan jumlah produksi mencapai 1,40 ton per tahun (data BPS tahun 12). Dari seluruh perkebunan tebu yang ada di Indonesia, 0% di antaranya adalah perkebunan rakyat, 30% perkebunan swasta, dan hanya % perkebunan negara. Ampas tebu (baggase) adalah campuran dari serat yang kuat, dengan jaringan parenchyma yang lembut yang mempunyai tingkat higroskopis tinggi yang dihasilkan melalui penggilingan tebu. Bagasse secara umum mengandung kelembaban sebesar 49%, padatan terlarut 2,3%, dan serat sebanyak 48,7%. (Verma et al., 12) Komponen-komponen tersebut terdiri dari cellulose 43.8%, hemicellulose 28.6%, lignin 23.%, ash 1.3%, dan komponen lainnya 2.8%. (Luz et al., 07). Terkait ampas tebu, bahan ini dapat dipandang sebagai produk samping yang dibuang (waste), berefek pada lingkungan hidup, atau dapat pula dipandang sebagai sumberdaya yang potensial yang dapat diproses lanjut sebagai biokomposit yang merupakan komoditas pengganti produk interior otomotif untuk dipasarkan secara nasional maupun internasional.
15 4 Invensi sebelumnya yang disampaikan oleh Dang Lin pada tahun 14 pada paten bernomor CN A dengan judul Preparation Method of Sugarcane Fiber and Plastic Based Composite Packaging Material; dalam paten tersebut diklaim serat tebu diberikan perlakuan tertentu dan dicampur dengan plastik PEN (ethylene polyethylene naphthalate ester) digunakan sebagai matriks, bulking agents, filler anorganik, serta pelumas. Bahan-bahan tersebut dimasukkan dalam mesin pencampur untuk didapatkan campuran untuk diumpankan pada mesin injection molding, compression molding atau extrusion molding untuk mempersiapkan serat tebu dan bahan kemasan komposit berbasis plastik. 1 Uraian Singkat Invensi Tujuan invensi ini adalah untuk mendapatkan biokomposit yang menggunakan sumber material yang terbarukan yang berasal dari serat alam. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan membuat biokomposit yang terdiri dari campuran ampas tebu (saccharum officinarum) yang telah diberikan perlakuan alkali dan polypropylene. Komposisi campuran yang sesuai untuk kebutuhan interior produk otomotif adalah dengan rasio campuran(dalam % berat) antara serat ampas tebu dibanding PP adalah :7. Ukuran serat ampas tebu hasil gilingan pabrik gula memiliki panjang mm. 30 Uraian Singkat Gambar Perwujudan invensi ini selanjutnya akan dijelaskan dengan lebih rinci mengacu pada gambar yang diberikan dimana : Gambar 1 memperlihatkan tahapan metode pembuatan biokomposit serat tebu-polypropylene menurut invensi ini.
16 1 30 Uraian Lengkap Invensi Invensi ini akan secara lengkap diuraikan dengan mengacu kepada gambar-gambar yang menyertainya. Mengacu pada Gambar 1, yang memperlihatkan memperlihatkan tahapan metode pembuatan biokomposit serat tebu-polypropylene. Biokomposit serat tebu-polypropylene memiliki komposisi yang terdiri dari serat ampas tebu (saccharum officinarum) yang telah diberikan perlakuan alkali dan polypropylene sebagai matriks. Serat tebu diperoleh dari produk sampingan gilingan tebu dari pabrik gula. Sedangkan polypropylene diambil dari limbah produksi pabrik karpet lokal. Biokomposit serat tebu-polypropylene dibuat dengan tahap awal melakukan netralisasi serat ampas tebu merendamnya dalam larutan ethanol 70% sebanyak 2, liter/kg serat ampas tebu selama 1 jam. Setelah netralisasi dikeringkan dalam oven pada temperature 1 o C selama 4 jam. Serat tebu kering kemudian dilanjutkan dengan perlakukan alkali menggunakan NaOH % v/v dengan perendaman selama 2-6 jam. Setelah dibilas dan dikeringkan dalam oven pada temperature 1 o C selama 4 jam kemudian dicampurkan dengan polypropylene (serat PP) yang telah dipotong-potong menjadi ukuran 1 cm. Serat tebu dengan polypropylene kemudian dimasukkan dalam mesin pencampur untuk didapatkan campuran homogen. Langkah selanjutnya adalah pada campuran dilakukan proses hotpress untuk diperoleh bentuk flat panel. Dari flat panel biokomposit serat tebu dan polypropylene dibentuk sampel uji untuk pengujian tarik dan lentur (flexural test). Dari pengujian tarik (ASTM D638-14) didapatkan nilai kekuatan tarik (tensile strength) sampel dan dari pengujian lentur (ASTM D790-) diperoleh kekuatan lentur (flexural strength) dan flexural modulus. Sampel
17 6 disiapkan dengan ampas tebu setelah diberi perlakuan alkali yang berbeda durasinya, yaitu 2 jam, 4 jam dan 6 jam. Dari pengujian tarik dan lentur diperolah sifat tarik dan lentur biokomposit serat tebu dan polypropylene seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Tensile dan Flexural Tests Biokomposit Serat Tebu dan Polypropylene Durasi Perlakuan Flexural Flexural Tensile Alkali Serat Ampas Strength(MPa) Modulus Strength (MPa) Tebu(jam) (MPa) 2 14,3 3,19 3,39 3, ,08 1,89 36,92 4, ,09 0,71 33,01 4, Berdasarkan hasil pengujian tarik dan lentur pada Tabel 1 diperoleh bahwa flexural strength meningkat ketika perlakuan alkali dilakukan pada serat tebu ditingkatkan dari 2 jam menjadi 4 jam. Sementara sifat tarik tidak terpengaruh signifikan oleh durasi perlakuan alkali. 1
18 7 Klaim Suatu biokomposit serat tebu polypropylene yang terdiri dari campuran ampas serat tebu dan polypropylene. 2. Suatu biokomposit serat tebu - polypropylene seperti pada klaim 1, dimana persentase berat masing-masing bahan adalah ampas serat tebu kering setelah diberikan perlakuan alkali adalah % dan polypropylene 7%. 3. Suatu biokomposit serat tebu - polypropylene seperti pada klaim 1, dimana ukuran serat tebu kering adalah sebesar mm. 4. Suatu biokomposit serat tebu - polypropylene seperti pada klaim 1adalah berbentuk panel.. Suatu metode pembuatan Biokomposit seperti pada klaim 1 yang meliputi tahapan yaitu: - Menetralisasi ampas serat tebu dengan merendam dalam ethanol 70% dengan rasio volume ethanol (liter) terhadap berat ampas tebu (kg)adalah 2,:1, - mengeringkan serat tebu dalam oven pada temperatur 1 ºC selama 4 jam, - merendam serat tebu dalam larutan NaOH % v/v dengan suhu 70 C selama 2-6 jam dengan rasio volume larutan NaOH (liter) terhadap berat ampas serat tebu (kg) adalah 1:0,07, - membilas serat tebu selesai perendaman dengan air hingga dipastikan larutan NaOH sudah terbilas dari serat tebu dengan mencek ph air bilasan menjadi ph=7, - mengeringkan serat tebu dalam oven pada temperatur 1 ºC selama 4 jam, - mencampur serat tebu kering dengan serat polypropylene (panjang 1 cm) dalam mesin mixer, - melakukan hotpressing campuran serat tebu dan serat polypropylene dengan tekanan 136,7 kpa selama 3 menit
19 8 pada suhu 0 C, kemudian membalik panel campuran dan memberikan tekanan, temperatur, serta lama penekananan yang sama, dan - preform panel yang terbentuk dilakukan hotpressing kembali dengan tekanan 136,7 kpa pada suhu 0 C selama 3 menit lalu panel dibalik dan diulang proses hotpressing pada tekanan, temperatur, serta lama penekananan yang sama. 1 30
20 9 Abstrak BIOKOMPOSIT SERAT TEBU POLYPROPYLENE DAN METODE PEMBUATANNYA 1 Invensi ini berkaitan dengan biocomposit yang terdiri dari campuran ampas serat tebu (saccharumofficinarum) yang telah diberikan perlakuan alkali dan polypropylene. Komposisi campuran yang sesuai untuk biokomposit ini adalah dengan rasio campuran (dalam % berat) antara serat ampas serattebu dibanding PP adalah :7. Ukuran ampasserat tebu hasil gilingan pabrik gula memiliki panjang mm dan serat polypropylene 1 cm. (Gambar 1) 30
21 Gambar 1
22 7 Klaim Suatu biokomposit serat tebu polypropylene yang terdiri dari campuran ampas serat tebu dan polypropylene. 2. Suatu biokomposit serat tebu - polypropylene seperti pada klaim 1, dimana persentase berat masing-masing bahan adalah ampas serat tebu kering setelah diberikan perlakuan alkali adalah % dan polypropylene 7%. 3. Suatu biokomposit serat tebu - polypropylene seperti pada klaim 1, dimana ukuran serat tebu kering adalah sebesar mm. 4. Suatu biokomposit serat tebu - polypropylene seperti pada klaim 1adalah berbentuk panel.. Suatu metode pembuatan Biokomposit seperti pada klaim 1 yang meliputi tahapan yaitu: - Menetralisasi ampas serat tebu dengan merendam dalam ethanol 70% dengan rasio volume ethanol (liter) terhadap berat ampas tebu (kg)adalah 2,:1, - mengeringkan serat tebu dalam oven pada temperatur 1 ºC selama 4 jam, - merendam serat tebu dalam larutan NaOH % v/v dengan suhu 70 C selama 2-6 jam dengan rasio volume larutan NaOH (liter) terhadap berat ampas serat tebu (kg) adalah 1:0,07, - membilas serat tebu selesai perendaman dengan air hingga dipastikan larutan NaOH sudah terbilas dari serat tebu dengan mencek ph air bilasan menjadi ph=7, - mengeringkan serat tebu dalam oven pada temperatur 1 ºC selama 4 jam, - mencampur serat tebu kering dengan serat polypropylene (panjang 1 cm) dalam mesin mixer, - melakukan hotpressing campuran serat tebu dan serat polypropylene dengan tekanan 136,7 kpa selama 3 menit
23 8 pada suhu 0 C, kemudian membalik panel campuran dan memberikan tekanan, temperatur, serta lama penekananan yang sama, dan - preform panel yang terbentuk dilakukan hotpressing kembali dengan tekanan 136,7 kpa pada suhu 0 C selama 3 menit lalu panel dibalik dan diulang proses hotpressing pada tekanan, temperatur, serta lama penekananan yang sama. 1 30
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Material komposit merupakan material yang tersusun dari sedikitnya dua macam material yang memiliki sifat fisis yang berbeda yakni sebagai filler atau material penguat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan material di dunia industri khususnya manufaktur semakin lama semakin meningkat. Material yang memiliki karakteristik tertentu seperti kekuatan, keuletan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya sebagai limbah yang tidak dimanfaatkan, padahal serat batang pisang biasanya dimanfaatkan sebagai bahan
Lebih terperinciakan sejalan dengan program lingkungan pemerintah yaitu go green.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, masyarakat Indonesia masih memahami bahwa serat alam tidak terlalu banyak manfaatnya, bahkan tidak sedikit yang menganggapnya sebagai bahan yang tak berguna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komposit saat ini sudah mengalami pergeseran dari bahan komposit berpenguat serat sintetis menjadi bahan komposit berpenguat serat alam. Teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi penggunaan, maupun teknologinya. Penggunaannya tidak terbatas pada bidang otomotif saja, namun sekarang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan komposit tidak hanya komposit sintetis saja tetapi juga mengarah ke komposit natural dikarenakan keistimewaan sifatnya yang dapat didaur ulang (renewable)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Millenium yang ketiga ini manusia tidak pernah jauh dari bangunan yang terbuat dari Beton. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ampas tebu atau yang umum disebut bagas diperoleh dari sisa pengolahan tebu (Saccharum officinarum) pada industri gula pasir. Subroto (2006) menyatakan bahwa pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komposit adalah suatu sistem bahan (meterial) yang tersusun dari campuran atau kombinasi dari dua atau lebih konstituen makro yang berbeda dalam bentuk atau komposisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Material untuk rekayasa struktur terbagi menjadi empat jenis, diantaranya logam, keramik, polimer, dan komposit (Ashby, 1999). Material komposit merupakan alternatif
Lebih terperinciANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT Agave angustifolia Haw
Analisis Variasi Panjang Serat Terhadap Kuat Tarik dan Lentur pada Komposit yang Diperkuat Agave angustifolia Haw (Bakri, ANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG
Lebih terperinciSTUDI MENGENAI SIFAT MEKANIS KOMPOSIT POLYLACTIC ACID (PLA) DIPERKUAT SERAT RAMI
PENELITIAN MANDIRI STUDI MENGENAI SIFAT MEKANIS KOMPOSIT POLYLACTIC ACID (PLA) DIPERKUAT SERAT RAMI Disusun Oleh: Febrianto Amri Ristadi 10/ 306678/PTK/06912 PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciGambar 7. Jenis-jenis serat alam.
III. TINJAUAN PUSTAKA A. Serat Alam Penggunaan serat alam sebagai bio-komposit dengan beberapa jenis komponen perekatnya baik berupa termoplastik maupun termoset saat ini tengah mengalami perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. material logam mendominasi dalam bidang industri (Basuki, 2008). Namun,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini cukup maju, baik dalam bidang logam maupun non logam. Selama ini pemanfaatan material logam mendominasi
Lebih terperinciPEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI SKRIPSI. Oleh : SITA ARIDEWI
PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI SKRIPSI Oleh : SITA ARIDEWI 0831010012 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan dan pemanfaatan karet sekarang ini semakin berkembang. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penggunaan polimer dan komposit dewasa ini semakin meningkat di segala bidang. Komposit berpenguat serat banyak diaplikasikan pada alat-alat yang membutuhkan material
Lebih terperinciANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) ABSTRAK
ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) Desi Pardede 1, Rahmi Karolina 2 dan Syahrizal 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada ribuan tahun yang lalu material komposit telah dipergunakan dengan dimanfaatkannya serat alam sebagai penguat. Dinding bangunan tua di Mesir yang telah berumur
Lebih terperinciPengaruh Kadar Selulosa Pelepah Sawit Terhadap Sifat dan Morfologi Wood Plastic Composite (WPC)
TPM 13 Pengaruh Kadar Pelepah Sawit Terhadap Sifat dan Morfologi Wood Plastic Composite (WPC) Yusnila Halawa, Bahruddin, Irdoni Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Binawidya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia dan merupakan kunci utama diberbagai sektor. Semakin hari kebutuhan akan energi mengalami kenaikan seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan rekayasa teknologi saat ini tidak hanya bertujuan untuk membantu umat manusia, namun juga harus mempertimbangkan aspek lingkungan. Segala hal yang berkaitan
Lebih terperinciJMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.1, 31-34, Juni 2017
JMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.1, 31-34, Juni 2017 KARAKTERISASI SIFAT TARIK KOMPOSIT LAMINAT HIBRID KENAF-E-GLASS/POLYETHYLENE (PE) Mohamad Yuzdhie Ghozali 1,a, Harini Sosiati
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan bangunan rumah di Indonesia setiap tahun rata-rata sebesar ± 1,1 juta unit dengan pasar potensial di daerah perkotaan sebesar 40 % atau ± 440.000 unit. Dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. begitu pesat, baik dalam bidang material logan maupun non logam. Selama ini keberadaan material logam dalam bidang industri sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembangan dengan begitu pesat, baik dalam bidang material logan maupun non logam. Selama ini keberadaan material logam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini kebutuhan akan material yang memiliki sifat mekanik yang baik sangat banyak. Selain itu juga dibutuhkan material dengan massa jenis yang kecil serta
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN B. Tahapan Proses Pembuatan Papan Serat 1. Pembuatan Matras a. Pemotongan serat Serat kenaf memiliki ukuran panjang rata-rata 40-60 cm (Gambar 18), untuk mempermudah proses pembuatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri komposit di Indonesia dengan mencari bahan komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan komposit di Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. material teknik. Material komposit khususnya dengan penguatan serat alam mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian logam khususnya baja sebagai bahan baku dalam dunia manufaktur dan konstruksi mulai berkurang seiring dengan perkembangan teknologi dan pertimbangan terhadap
Lebih terperinciPengaruh Fraksi Volume Serat Kenaf dan E glass Terhadap Kuat Tarik Komposit Laminat Hibrid Kenaf E glass/low Density Polyethylene
JURNAL SEMESTA TEKNIKA Vol. XXX No.XXX (XXX): - Pengaruh Fraksi Volume Serat Kenaf dan E glass Terhadap Kuat Tarik Komposit Laminat Hibrid Kenaf E glass/low Density Polyethylene (The Influence of Volume
Lebih terperinciBAB I. Penggunaan plastik pada umumnya berdampak negatif. sampah plastik, Sebagaimana yang diketahui bahan plastik yang mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan plastik pada umumnya berdampak negatif terhadap lingkungan yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik, Sebagaimana yang diketahui bahan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
25 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 AlaT Penelitian Peralatan yang digunakan selama proses pembuatan komposit : a. Alat yang digunakan untuk perlakuan serat Alat yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi produksi kambing di Pulau Jawa cukup tinggi, hampir 60% populasi kambing yang berkembang di Indonesia terdapat di Pulau Jawa. Berdasarkan Ditjen Bina Produksi
Lebih terperinciANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK
ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK Burmawi 1, Kaidir 1, Ade Afedri 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta Padang adeafedriade@yahoo.co.id
Lebih terperinciPEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK
PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA Adriana *) email: si_adramzi@yahoo.co.id ABSTRAK Serat sabut kelapa merupakan limbah dari buah kelapa yang pemanfaatannya sangat terbatas. Polipropilena
Lebih terperinciBAB IV. (3) Lenght 208 μm (3) Lenght μm. (4) Lenght 196 μm (4) Lenght μm. Gambar 4.1. Foto optik pengukuran serat sisal
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Serat Tunggal 4.1.1 Pengukuran diameter Serat Sisal Pengukuran diameter serat dilakukan untuk input data pada alat uji tarik untuk mengetahui tegangan tarik,
Lebih terperinciUpaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a
Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a a Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sambas Jalan Raya Sejangkung, Sambas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan yang senantiasa dilaksanakan berakibat pada meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan atau gedung. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada lima puluh tahun terakhir, produk-produk yang dibuat dari bahan plastik telah menjadi kebutuhan sehari-hari. Bahan plastik ini mempunyai keunggulan
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serat merupakan material yang umumnya jauh lebih kuat dari matriks dan berfungsi memberikan kekuatan tarik. Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi serat adalah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi hutan di Indonesia menunjukkan tingkat produktivitas yang menurun, padahal kebutuhan bahan baku kayu di lingkungan masyarakat dari tahun ke tahun semakin meningkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komposit merupakan hasil penggabungan antara dua atau lebih material yang berbeda secara fisis dengan tujuan untuk menemukan material baru yang mempunyai sifat lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dibidang teknologi dan sains mendorong material komposit banyak digunakan pada berbagai macam aplikasi produk. Secara global material komposit dikembangkan
Lebih terperinciSIH Standar Industri Hijau
SIH Standar Industri INDUSTRI SEMEN PORTLAND Daftar isi Daftar isi... 1 Prakata... 2 1 Ruang Lingkup... 3 2 Acuan Normatif... 3 3 Definisi... 3 4 Simbol dan Singkatan Istilah... 4 5 Persyaratan Teknis...
Lebih terperinciSuplemen Majalah SAINS Indonesia
Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Majalah SAINS Indonesia Biodiesel Ramah nan Berkelanjutan Tahukah Anda? Dalam era mesin atau teknologi saat ini, energi yang digunakan sebagian besar dari bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. air, gas, aroma, dan zat-zat lain dari bahan ke lingkungan atau sebaliknya
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pengemasan merupakan hal terpenting untuk mempertahankan kualitas bahan pangan karena pengemas mampu bertindak sebagai penahan migrasi uap air, gas, aroma, dan zat-zat
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA
PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA 1) Muh Amin, ST, MT.& 2) Drs. Samsudi R, ST 1,2) Program Studi teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi dan sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir.
Lebih terperinciPEMBUATAN POLYBAG ORGANIK SEBAGAI TEMPAT MEDIA PEMBIBITAN DARI AMPAS TEBU (Saccharum officinarum)
PEMBUATAN POLYBAG ORGANIK SEBAGAI TEMPAT MEDIA PEMBIBITAN DARI AMPAS TEBU (Saccharum officinarum) Murdhiani 1, Rosmaiti 2 12 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNSAM, Langsa Aceh 12 Meurandeh-Langsa_aceh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendukung sektor Industri Otomotif merupakan kegiatan yang. memanfaatkan kelebihan sumber daya alam lokal, yang diharapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengembangan teknologi proses manufaktur serat alam untuk mendukung sektor Industri Otomotif merupakan kegiatan yang memanfaatkan kelebihan sumber daya alam
Lebih terperinciPemanfaatan Ampas Tebu sebagai Reinforcement pada Pembuatan Rem Komposit Berbahan Alami
Pemanfaatan Ampas Tebu sebagai Reinforcement pada Pembuatan Rem Komposit Berbahan Alami Agus Triono 1)* 1) Jurusan Teknik Mesin, Universitas Jember Jl. Kalimantan no. 37 Jember Email: agustriono1@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini. Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciJurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2
1 Pengaruh Variasi Panjang Serat Terhadap Kekuatan Tarik Dan Bending Komposit Matriks Polipropilena Dengan Penguat Serat Sabut Kelapa 10% Pada Proses Injection Moulding (The Effect Of Fiber Length Variation
Lebih terperinciPengaruh Perlakuan Alkali terhadap Kekuatan Tarik Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk Digunakan pada Komposit Serat Tkks
Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap Kekuatan Tarik Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk Digunakan pada Komposit Serat Tkks Harnowo Supriadi 1, Shirley Savetlana 2, Firman Gultom 3 1,2,3 Dosen Jurusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong banyaknya penemuan beberapa teknologi alternatif sebagai cara dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berkembangnya teknologi pembuatan komposit polimer yaitu dengan merekayasa material pada saat ini sudah berkembang pesat. Pembuatan komposit polimer tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan rekayasa teknologi saat ini tidak hanya bertujuan untuk membantu umat manusia, namun juga harus mempertimbangkan aspek lingkungan. Segala hal yang berkaitan
Lebih terperinciOPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR
OPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR Grata Patisarana 1, Mulfi Hazwi 2 1,2 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data statistik Kehutanan (2009) bahwa hingga tahun 2009 sesuai dengan ijin usaha yang diberikan, produksi hutan tanaman mencapai 18,95 juta m 3 (HTI)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok masyarakat dalam bahan bangunan untuk perumahan, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maka semakin bertambah pula kebutuhan pokok masyarakat dalam bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan material komposit dalam bidang teknik semakin meningkat seiring meningkatnya pengetahuan karakteristik material ini. Material komposit mempunyai banyak keunggulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini mendorong para peneliti untuk menciptakan dan mengembangkan suatu hal yang telah ada maupun menciptakan
Lebih terperinciPengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin)
Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin) Mastariyanto Perdana a ), Jamasri Jurusan Teknik Mesin dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan material komposit dengan filler serat alam mulai banyak dikenal dalam industri manufaktur. Material yang ramah lingkungan, mampu didaur ulang, serta mampu
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kayu merupakan salah satu bahan bangunan yang banyak digunakan untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furniture. Kayu juga memiliki
Lebih terperinciPENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR
PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR Oleh : Mastariyanto Perdana Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciSTUDI SHRINKAGE DAN KEKUATAN BENDING PADA PEMBUATAN HANDLE MOBIL DARI BAHAN CAMPURAN ANTARA EBONIT DENGAN SERAT BAMBU DAN EBONIT DENGAN SERAT KENAF
TUGAS AKHIR STUDI SHRINKAGE DAN KEKUATAN BENDING PADA PEMBUATAN HANDLE MOBIL DARI BAHAN CAMPURAN ANTARA EBONIT DENGAN SERAT BAMBU DAN EBONIT DENGAN SERAT KENAF Disusun : YUDHA ARIEF GHANI NIM : D.200.04.0122
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini, penggunaan bahan bakar di Indonesia meningkat dengan drastis tiap tahunnya. Peningkatan ini menimbulkan menipisnya ketersediaan bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya kebutuhan perumahan saat ini menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan semakin meningkat pula. Perkembangan industri bahan bangunan membutuhkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi penggunaan, maupun teknologinya. Penggunaannya tidak terbatas pada bidang otomotif saja, namun sekarang
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA
PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA Muh Amin* dan Samsudi Raharjo** *, **)Dosen S1 Teknik Mesin Universitas Muhammadyah Semarang e-mail: amin.unimus@gmail.com,
Lebih terperinciBAB IV PANDUAN PATEN BAGI PENELITI LIPI
BAB IV PANDUAN PATEN BAGI PENELITI LIPI I. CARA MENGAJUKAN PATEN DI LIPI Paten atas suatu invensi diperoleh dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi rekayasa material serta berkembangnya isu lingkungan hidup menuntut terobosan baru dalam menciptakan material yang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE
PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : KOMANG TRISNA ADI PUTRA NIM. I1410019
Lebih terperinciKOMPARASI SIFAT MEKANIS MATERIAL POLYPROPYLENE DENGAN VARIASI PERSENTASE KANDUNGAN FILLER CaCO3.
KOMPARASI SIFAT MEKANIS MATERIAL POLYPROPYLENE DENGAN VARIASI PERSENTASE KANDUNGAN FILLER CaCO3. Muhammad Luqman Saiful fikri 1, Cahyo Budiyantoro 2, Harini Sosiati 3 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. konsumsi masyarakat, khususnya untuk plastik kemasan. Berdasarkan data
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Produksi plastik di Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan konsumsi masyarakat, khususnya untuk plastik kemasan. Berdasarkan data INAPLAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pemakaian barang-barang yang terbuat dari bahan baku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, pemakaian barang-barang yang terbuat dari bahan baku plastik semakin meningkat. Hal ini dikarenakan plastik mempunyai banyak kelebihan-kelebihan yang mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah dan produk-produk sampingan industri adalah salah satu unsur yang dapat membuat lingkungan tercemar dan karenanya harus dilakukan suatu usaha untuk
Lebih terperinciREKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE LIMBAH SEKAM PADI UNTUK PANEL INTERIOR OTOMOTIF DAN RUMAH HUNIAN
HIBAH BERSAING LAPORAN PENELITIAN REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE LIMBAH SEKAM PADI UNTUK PANEL INTERIOR OTOMOTIF DAN RUMAH HUNIAN Oleh: Ir. Agus Hariyanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Serat alam khususnya pisang yang berlimpah di Indonesia sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai produk manufaktur. Berbagai jenis
Lebih terperincibahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama
Lebih terperinciFajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto
Seminar SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi November Informasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 MdM- 41 STUDI PENGARUH PROSES MANUFAKTUR
Lebih terperinciPENGUNAAN BAHAN MATRIK SEMEN,GIBSUM, TANAH LIAT TERHADAP PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI SERAT UNTUK PEMBUATAN PAPAN SERAT SABUT KELAPA
PENGUNAAN BAHAN MATRIK SEMEN,GIBSUM, TANAH LIAT TERHADAP PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI SERAT UNTUK PEMBUATAN PAPAN SERAT SABUT KELAPA Yusril Irwan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Alat yang digunakan selama proses persiapan matriks (plastik) dan serat adalah : 1. Gelas becker Gelas becker diguakan untuk wadah serat pada saat
Lebih terperinciVolume 1, Nomor 1 Juni 2008 Jurnal Flywheel, ISSN :
STUDY EKSPERIMENTAL PEMANFAATAN SERAT RAMI (BOEMERIA NIVEA) SEBAGAI BAHAN PENGUAT KOMPOSIT POLIMER MATRIK POLISTIREN Teguh Rahardjo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5%
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5% selama 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam. Hasil pengujian didapat pengaruh
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK GENTENG BETON DENGAN PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA Ita Sari M Simbolon dan Mara Bangun Harahap Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Material untuk rekayasa struktur terbagi menjadi empat jenis, yaitu logam, keramik, polimer, dan komposit (Ashby, 1999). Material komposit merupakan alternatif yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan bahan bakar fosil ini semakin meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada ribuan tahun yang lalu material komposit telah dipergunakan dengan dimanfaatkannya serat alam sebagai penguat. Dinding bangunan tua di Mesir yang telah
Lebih terperinciPENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE
PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE Harini Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 agustus 1945 Jakarta yos.nofendri@uta45jakarta.ac.id
Lebih terperinciPENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER
PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER Saifullah Arief 1, Pratikto 2, Yudy Surya Irawan 2 1 Jurusan Teknik Mesin UNISKA, Jl
Lebih terperinciAlik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang
PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU (BAGASSE ASH OF SUGAR CANE) SEBAGAI BAHAN PENGISI (FILLER) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS ATB (ASPHALT TREATD BASE) Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan
Lebih terperinciLaboratorium Teknologi Pengolahan Limbah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November
PENGARUH PENAMBAHAN KHITOSAN DAN PLASTICIZER GLISEROL PADA KARAKTERISTIK PLASTIK BIODEGRADABLE DARI PATI LIMBAH KULIT SINGKONG Disusun oleh : 1. I Gede Sanjaya M.H. (2305100060) 2. Tyas Puspita (2305100088)
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH DAN KUAT TEKAN PADA CAMPURAN BETON TANPA AGREGAT KASAR
KAJIAN PENGGUNAAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH DAN KUAT TEKAN PADA CAMPURAN BETON TANPA AGREGAT KASAR Agustiar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Aceh Email : ampenan70@gmail.com
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MORTAR DAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO
KARAKTERISTIK MORTAR DAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO Permana Putra Prasetio 1, Gary Kartadinata 2, Djwantoro Hardjito 3, dan Antoni 4 ABSTRAK : Penelitian ini membahas pengaruh ukuran
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
12 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Juni 2012. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu: Tahap 1. Pembuatan polimer khitosan dilakukan di UPT
Lebih terperinci