PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PENGOLAHAN LABU SIAM (Sechium edule Sw.) DI KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

I. PENDAHULUAN *

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 1 Mahasiswa 2 Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CAISIM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada kegiatan pelaksanaan penelitian, sampel diberi perlakuan (treatment)

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

I. PENDAHULUAN. berkembang menjadi usaha yang bersifat komersial. Pada awalnya di Negara

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

III. METODE PENELITIAN. dengan cara mengumpulkan informasi-informasi tentang keadaan nyata yang ada

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

BAB 1. PENDAHULUAN. Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. sebagian penduduk indonesia berprofesi sebagai petani. Perkembangan komoditas

ANALISIS KELAYAKAN USAHA KERAJINAN BUNGA KERING DI DESA KULU KUTA KECAMATAN KUTABLANG KABUPATEN BIREUEN.

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

Pelatihan Pengolahan Aneka Masakan dari Bahan Jamur Tiram Segar

IV. METODE PENELITIAN

menggunakan BLP Organik dan setelah menggunakan BLP Organik.

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Riyatus Shalihah (1), Zainol Arifin (2), Mohammad Shoimus Sholeh (3) Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura (3)

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu)

BAB IV METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN AGROINDUSTRI OPAK SINGKONG DI DESA JOLONTORO KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

IV. METODE PENELITIAN

Tahun Bawang

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.

IV. METODE PENELITIAN

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

I. PENDAHULUAN. ternak. Penanaman tanaman dengan sistem agroforestri ini dapat meningkatkan

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ABSTRAK

Jurnal S. Pertanian 1 (10) : (2017) ISSN :

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN KOMPETENSI AGRIBISNIS PADA

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

III KERANGKA PEMIKIRAN

ABSTRAK. PENGARUH JUS LABU SIAM (Sechium edule) TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Definisi dan Tujuan Usaha Tani

BAB III. METOLODOLGI

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS PISANG AWAK DI KABUPATEN PACITAN TESIS

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan

ANALISIS CABANG USAHATANI DAN SISTEM TATANIAGA PISANG TANDUK

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA. OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN BIOFARMAKA

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CITRA LESTARI PRODUCTION DI KOTA PALU

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG

JENIS - JENIS METODE PENYULUHAN PERTANIAN PENDAHULUAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

Tingkat Adopsi Teknologi SRI (System of Rice Intensification) dan Analisis Usahatani Padi di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

Transkripsi:

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PENGOLAHAN LABU SIAM (Sechium edule Sw.) DI KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT Oleh: Fitra Juliyanto Mahasiswa Jurusan Penyuluhan Pertanian, STPP Bogor ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah (1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang pengolahan labu siam, (2) mengetahui kelayakan usaha pengolahan labu siam dan (3) menyusun rencana pengembangan pengolahan Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2006 di Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi. Metode yang digunakan adalah deskriptif, dengan responden dipilih anggota kelompoktani sebanyak 30 orang. Pembinaan dilakukan pada kelompoktani melalui pengolahan hasil labu siam yaitu manisan dan jelly Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan kelompoktani dilaksanakan pre-test dan post-test yang kemudian dirataratakan, sedangkan untuk mengetahui keterampilan kelompoktani setelah penyuluhan dilakukan uji keterampilan kemudian dibuat skor. Hasil yang diperoleh adalah rata-rata pengetahuan meningkat dari 50,45 (cukup terampil) menjadi 82,72 (sangat terampil) dan keterampilan tani termasuk dalam katagori sangat terampil (81,00). Berdasarkan analisis usahatani dapat diketahui bahwa produk pengolahan labu siam yang dihasilkan cukup layak dikembangkan. Rencana pengembangan produk olahan labu siam adalah melakukan pembinaan secara berkelanjutan, penumbuhan industri rumah tangga dan pembangunan sub-terminal agribisnis. Kata kunci: Labu siam, Caringin. PENDAHULUAN Latar Belakang Labu siam (Sechium edule Sw.) di Jawa Barat dinamakan Gambas, sedangkan di Jawa Tengah disebut waluh jipang dan di luar negeri dinamakan chayote. Buah labu siam banyak digemari orang karena rasanya yang enak dan dingin. Selain itu, tanaman tersebut mengandung vitamin A, vitamin B, dan sedikit vitamin C. Labu siam juga banyak dijadikan sebagai bahan untuk membuat ramuan obat tradisional. Salah satu khasiat dari labu siam adalah mampu mengobati penyakit darah tinggi. Dengan keunggulan tersebut, labu siam banyak ditanami oleh masyarakat. Berdasarkan data statistik produksi labu siam sejak tahun 1998 hingga tahun 2002 mengalami kenaikan sebesar 27,81% (BPS dan Dirjen Bina Horti, 2003). Kecamatan Caringin merupakan kecamatan yang berpotensi untuk pengembangan labu siam, karena di kecamatan ini labu siam dapat tumbuh dan berbuah dengan lebat. Hal ini menjadikan kekuatan tersendiri bagi Kecamatan Caringin untuk mengembangkan komoditi Labu siam (UPP Cibadak, 2005). 62

Pembinaan Kelompoktani Melalui Pengolahan Labu Siam (Fitra Juliyanto) Produksi yang tinggi ternyata tidak selalu menguntungkan bagi petani, karena pada saat panen raya harga labu siam selalu jatuh. Saat panen raya harga buah labu siam dari petani di wilayah Sukabumi adalah Rp 100,-/buah. Rendahnya harga jual labu siam telah cukup memberatkan petani. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membantu petani adalah memberikan penyuluhan melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengolahan labu siam menjadi manisan dan jelly Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang pengolahan 2. Mengetahui kelayakan usaha pengolahan 3. Menyusun rencana pengembangan pengolahan METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2006 di Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi. Sumber Data Sumber data diperoleh secara primer melalui observasi, wawancara, dan kuisioner. Responden berasal dari 3 kelompoktani Pandan Arum, Ciseupan Girang, dan Al-Mujahiddin sebanyak 30 orang. Data sekunder diperoleh dari programa penyuluhan setempat. Pelaksanaan Kegiaatan Kegiatan yang dilaksanakan adalah: 1. Diskusi, penyebaran folder dan demonstrasi cara tentang pembuatan manisan dan jelly Kegiatan ini dilaksanakan secara bergantian pada masing-masing desa. Jumlah bahan utama yang berupa labu siam disediakan sesuai dengan kemampuan setiap rumah tangga untuk melakukan produksi harian setiap produk olahan. Jumlah ini dapat diketahui setelah melakukan wawancara tentang peralatan yang dimiliki oleh setiap rumah tangga. Untuk pembuatan manisan dan jelly labu siam masing-masing diperlukan 1 kg Bahan lain disediakan sesuai dengan resep masakan untuk setiap produk olahan. 2. Perhitungan analisis usahatani pengolahan labu siam dilakukan untuk mengukur sejauh mana manfaat yang diterima petani dengan menghitung nilai rasio antara penerimaan dan biaya yang dinyatakan dalam rupiah atau lebih dikenal dengan R/C ratio untuk setiap produk. R/C dihitung dari produksi harian selama satu bulan. 3. Penyusunan rencana pengembangan pengolahan labu siam, dibagi menjadi rencana jangka pendek, menengah dan panjang. Analisis Data Data dianalisis secara deskriptif, dengan cara melakukan evaluasi terhadap perubahan pengetahuan dan ketrampilan dalam pengolahan Untuk mengukur pengetahuan kelompoktani tentang pengolahan labu siam dilakukan pre test dan post test. Pada saat pre test dan post test diberikan soal yang sama. Setiap produk diberikan sebanyak 10 soal dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 30. Analisis data dilakukan dengan menghitung ratarata persentase peningkatan kemampuan responden, dengan rumus: N 2 N1 x 100% Nilai total Keterangan: N 1 = Nilai total test awal N 2 = Nilai total test akhir 63

Keterampilan kelompoktani dalam pengolahan labu siam dievaluasi pada saat mereka membuat produk, yang didasarkan pada ketetapan komposisi bahan, kesesuaian langkah kerja, kebersihan, kerapihan dan hasil pengolahan HASIL DAN PEMBAHASAN Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Tani Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan, rata-rata pengetahuan petani dikatakan kurang baik dengan skor rata-rata 50,45. Setelah dilakukan penyuluhan, pengetahuan meningkat dengan skor rata-rata 82,72 (sangat baik). Peningkatan pengetahuan yang terjadi sebesar 66,45%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1, diketahui bahwa pada pre-test pengetahuan petani labu siam di ketiga desa tersebut rata-ratanya hanya 50,45 yang berarti pengetahuan petani tentang pengolahan labu siam sangat rendah. Setelah adanya demonstrasi cara, pengetahuan petani rata-rata meningkat sebesar 66,45%. Kenaikan tingkat pengetahuan yang rendah ada pada Kelompoktani Ciseupan Girang yaitu sebesar 60,91% sedangkan yang tertinggi adalah Kelompoktani Pandan Arum yaitu sebesar 71,70%. Perbedaan kenaikan tingkat pengetahuan petani pada ketiga kelompoktani tersebut berkaitan erat dengan keinginan dan motivasi yang ada pada ketiga kelompoktani tersebut. Petani di Kelompoktani Pandan Arum mempunyai motivasi dan keinginan yang lebih besar tentang pengolahan labu siam. Keinginan petani untuk maju terutama dalam mensejahterakan keluarganya tidak terlepas dari peranan kelompoktani. Kelompoktani Pandan Arum merasa pengetahuan tentang pengolahan labu siam ini sangat baik karena banyaknya bahan yang tersedia namun terbuang atau terjual dengan harga yang sangat murah. Mereka sangat berharap dengan adanya pengetahuan tentang pengolahan labu siam ini para wanita tani yang ada di Kelompoktani Pandan Arum lebih termotivasi untuk membentuk suatu industri rumah tangga yang dapat memberikan pendapatan tambahan bagi keluarganya. Tabel 1. Hasil evaluasi pengetahuan pengolahan labu siam Hasil evaluasi Tingkat kemajuan No Kelompoktani Pre-test Post-test Nilai % 1 Pandan Arum 50,10 84,54 34,44 71,70% 2 Ciseupan Girang 50,75 80,78 30,03 60,91% 3 Al-Mujahiddin 50,50 82,85 32,35 66,73% Rata-rata 50,45 82,72 32,27 66,45% Keterangan: Nilai 80 100 = Sangat Baik, Nilai 68 79 = Baik, Nilai 56 67 = Cukup Baik, Nilai 55 = Kurang Baik 64

Pembinaan Kelompoktani Melalui Pengolahan Labu Siam (Fitra Juliyanto) Nilai 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Grafik rata-rata nilai pree test, post test, dan kenaikannya untuk aspek pengetahuan Pandan Arum Ciseupan Girang Kelom poktani Al-Mujahiddin Pre Test Post Test Kenaikan Gambar 1. Grafik hasil evaluasi kemajuan petani tentang pengetahuan agroindustri Petani di Kelompoktani Ciseupan Girang memiliki motivasi dan keinginan untuk mengetahui tentang pengolahan labu siam tidak sebesar seperti di Kelompoktani Pandan Arum karena selain sedikitnya jumlah petani yang mengusahakan komoditas ini, petani lebih banyak yang mengolah pisang dan ubi kayu. Keadaan ini juga dikarenakan saat ini ada program desa yang mengarah pada komoditas tebu sehingga petani-petani di Kelompoktani Ciseupan Girang lebih memilih untuk mendalami komoditas tebu tersebut. Tabel 2. Evaluasi keterampilan pengolahan hasil labu siam Hasil evaluasi No Kelompoktani Indikator Jumlah Rata-rata 1 Pandan Arum 415 83,00 Sangat Terampil 2 Ciseupan Girang 390 78,00 Terampil 3 Al-Mujahiddin 410 82,00 Sangat Terampil Rata-rata 405 81,00 Sangat Terampil Kriteria Nilai: Nilai 80-100 = Terampil, Nilai 60-80 = Cukup terampil, Nilai 40-60 = Kurang terampil. Analisa Usahatani Untuk mengetahui kelayakan usaha dilakukan perhitungan R/C dari setiap produk yang dihasilkan. Perhitungan dilakukan dalam periode satu bulan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa setiap produk yang dihasilkan cukup layak untuk dikembangkan karena memiliki nilai R/C>1 yang berarti bahwa penerimaan yang diperoleh lebih besar dari pengeluaran untuk produksi. Secara jelas dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. 65

Tabel 3. Analisis usahatani olahan hasil labu siam periode satu bulan Produk Revenue (Rp) Cost (Rp) R/C Standar Kesimpulan Manisan 3.600.000 2.370.000 1,51 R/C > 1 Layak Jelly 3.000.000 2.242.750 1,33 Layak Berdasarkan Tabel 3 di atas diketahui, bahwa manisan labu siam menghasilkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan produk lain. Dari segi pembuatan jelly labu siam relatif lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan manisan, meskipun produk ini tidak tahan lama. Untuk tahap pemula produk ini bisa menjadi pilihan bagi petani. Rencana Pengembangan Berdasarkan kondisi yang ada di wilayah Kecamatan Caringin, maka dibuat suatu rencana pengembangan agribisnis labu siam dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Dalam jangka pendek perlu dilakukan melalui pembinaan secara berkelanjutan guna meningkatkan produktivitas kelompoktani. Dalam jangka menengah perlu menumbuhkan industriindustri rumah tangga pengolahan labu siam. Dalam jangka panjang perlu mengupayakan pembangunan subterminal agribisnis sebagai pusat agribisnis petani kecamatan Caringin. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengetahuan kelompoktani meningkat dari 50,45 dengan katagori cukup baik menjadi 82,72 dengan katagori sangat baik, sedangkan keterampilan kelompok tani adalah terampil (81,00). 2. Berdasarkan analisa usahatani dapat diketahui bahwa produk pengolahan labu siam yang dihasilkan cukup layak dikembangkan. 3. Rencana pengembangan produk olahan labu siam adalah melakukan pembinaan secara berkelanjutan, penumbuhan industri rumah tangga dan pembangunan sub terminal agribisnis. Saran Perlu peningkatan pembinaan pengolahan labu siam secara berkelanjutan untuk meningkatkan nilai jual komoditas DAFTAR PUSTAKA BPS dan Dirjen Bina Horti. 2003. Statistik Pertanian Tahun 2003. Jakarta: Departemen Pertanian. Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. UPP Cibadak. 2005. Programa Penyuluhan Pertanian UPP Cibadak. Sukabumi: UPP Cibadak. 66