BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi Pengertian Manajemen Dalam suatu organisasi di dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan suatu pengelolaan organisasi agar tujuan dari suatu perusahaan dapat dicapai dengan baik sesuai visi dan misi dari suatu perusahaan tersebut. Agar pencapaian dari visi dan misi atau tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai maka diperlukan suatu sistem manajemen. Manajemen yang baik akan membawa suatu perusahaan tersebut ke dalam suatu kesuksesan organisasi karena sistem manajemen akan membuat suatu organisasi terorganisir dengan baik maka tujuan akan lebih optimal dan segera terwujud, pemborosan terhindari, dan semua potensi yang dimiliki akan lebih bermanfaat. Dibawah ini merupakan beberapa definisi dari manajemen itu sendiri menurut para ahli, yaitu : 1. Menurut Stoner dan Freeman (Safroni, 2012: 44) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. 2. Menurut Sapre dalam Usman (2013:6) adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan langsung penggunaan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Secara universal manajemen adalah penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit maupun non profit. 7

2 8 Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang ada dalam suatu perusahaan agar tujuan dari suatu perusahaan dapat dicapai sesuai dengan rencana, visi dan misi yang telah dibuat perusahaan tersebut Pengertian Produksi Pengertian produksi diantaranya dikemukakan oleh V.Gasperz (2008:3) mengemukakan bahwa : Produksi (operasi) yaitu suatu kegiatan perbaikan terus menerus (continuosimprovment), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada konsumen. Menurut Prof. Dr. Sofjan Assauri (2008:16) berpendapat bahwa : Pengertian produksi dan operasi dalam arti luas sebagai suatu kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) tercakup semua kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa serta kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Produksi (Operasi) adalah kegiatan yang mengelola masukan (input) menjadi keluaran (output) dalam menghasilkan barang atau jasa serta kegiatan lainnya yang dimaksudkan untuk menghasilkan suatu nilai tambah pada suatu produk atau jasa, daripada bentuk asalnya Pengertian Manajemen Produksi Didalam melakukan proses produksi diperlukan sekali manajemen yang baik, hal ini bertujuan untuk melakukan pengaturan ataupun pengawasan proses produksi agar sesuai dengan standar yang telah dibuat, baik kesesuaian standar proses produksi maupun kesesuaian dari produk yang telah dihasilkan.

3 9 Proses produksi ini merupakan suatu proses perubahan atau transformasi dari input menjadi output, dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Hal ini kemudian dikenal sebagai manajemen produksi. Menurut Jay Heizer dan Render (2011:4) mengatakan bahwa : Manajemen Operasi (Operations Management) adalah serangkaian aktifitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Sedangkan menurut William J. Stevenson (2009:4) manajemen produksi adalah : Sistem manajemen atau serangkaian proses dalam pembuatan produk atau penyedia jasa. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen produksi merupakan serangkaian proses aktivitas yang berupaya merencanakan, mendisain, mengkontrol, sistem operasi dalam rangka mengubah input menjadi output yang bernilai untuk mencapai kinerja operasional perusahaan yang optimal secara efisien dan efektif, sehingga kebutuhan konsumen terpenuhi. 2.2 Proses Produksi Proses produksi seering kali diartikan sebagai aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan nilai masukan (input) menjadi keluaran (output). Secara garis besar, proses produksi adalah kegiatan mengolah input dalam proses dengan menggunakan metode tertentu untuk menghasilkan output yang sesuai dengan ketentuan. Menurut Prof. Dr. Sofjan Assauri (2016:123) mengatakan bahwa :

4 10 Proses produksi adalah suatu kegiatan yang melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna. : Sedangkan menurut Reksohadiprodjo (2010:153) proses produksi adalah Kegiatan untuk menciptakan atau menambah suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan dana agar lebih bermanfaat. Definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa proses produksi adalah cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan mennggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada. Dalam pelaksanaan proses produksi suatu perusahaan perlu diadakan perencanaan produksi, urutan proses produksi dan skedul produksi, yang satu sama yang lainnya saling terkait yang mempunyai hubungan yang didasarkan atas barang yang akan diprosesdan atas barang hasil produksi. a. Perencanaan Produksi Perencanaan produksi menurut Agus Ahyari (2003:10) adalah Perencanaan tentang produk apa dan berapa jumlahnya masingmasing datang. yang segera diproduksikan pada periode yang akan Produk yang akan segera diproduksi ini belum merupakan semua dari produk yang dapat diproduksikan.

5 11 b. Urutan Proses Produksi Urutan proses produksi didalam perusahaan ada dua macam routing, yaitu master route sheet dan route sheet. Master route sheet merupakan suatu pedoman urutan penyelesaian proses produksi terhadap suatu produk di dalam perusahaan dari bahan baku sampai menjadi produk akhir. Route sheet merupakan urutan penyelesaian pekerjaan dari salah satu bagian atau salah satu seksi dalam perusahaan. c. Skedul produksi Skedul produksi mempelajari tentang kapan suatu proses produksi di mulai serta kapan proses produksi tersebut selesai. d. Job Loot Shoot Merupakan perusahaan yang akan berproduksi atas dasar pesanan pesanaan yang masuk ke dalam perusahaan akan berproduksi jika terdapat pesanaan yang masuk. Jika tidak ada pesanan secara teoritis perusahaan tidak akan berproduksi. Disamping kegiatan produksi perusahaan tergantung pada pesanan yang masuk, maka desain bentuk, ukuran warna dan komponen tersebut akan disesuaikan dengan selera pemesanan atau konsumen Fungsi Produksi dan Operasi Menurut Prof. Dr. Sofjan Assauri (2004:22-23) mengatakan bahwa produksi dan operasi mempunyai 4 fungsi penting, yaitu : a. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang dipergunakan untuk pengolahan masukan (input). b. Jasa jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

6 12 c. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu. d. Pengendalian atau Pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegitan sesuai dengan yang direncanakannya, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunan dan pengolahaan masukan (input) pada kenyataannya dapat dilaksanakan Jenis Jenis Proses Produksi Untuk dapat memisahkan jenis produksi proses produksi dalam perusahaan dengan baik, maka kita perlu untuk mengetahui terlebih dahulu dari mana atau dari sudut pandangan apa kita akan mengadakan pemisahaan jenis dari proses produksi dalam peusahaan tersebut. Jenis proses produksi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : 1. Proses Produksi Terus Menerus Proses produksi terus-menerus terdapat pola atau urutan yang pasti dan tidak berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi dari perusahaan. Metode ini mengutamakan pengawasan yang terus-menerus pada tingkat persediaan atau pada stock level. Posisi stock atau tingkat persediaan adalah total inventory yang tersedia atau on-hand inventory ditambah dengan jumlah material yang sedang dalam pemesanan. Pada periode ini, stock diawasi sesudah setiap kali tranksaksi dilakukan atau terus-menerus. Sifat-sifat atau ciri-ciri proses produksi yang terus menerus (continuous process) ialah:

7 13 a. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar atau produksi massa dengan variasi yang sangat kecil dan sudah di standarisir b. Apabila terjadi salah satu mesin atau peralatan terhenti atau rusak, maka seluruh proses produksi akan terhenti. c. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses adalah lebih rendah daripada manufacturing. d. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang fixet yang menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan (conveyer) 2. Proses Produksi Terputus Putus Pelaksanaan produksi yang menggunakan proses produksi terputusputus, akan terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi dalam perusahaan. Adanya variasi produksi yang dihasilkan oleh perusahaan yang menggunakan proses produksi terputus-putus akan menyebabkan penggunaan pola atau urutan pelaksanaan produksi yang berbagai macam. Sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terputus-putus (intermitten process) ialah: a. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang sangat besar (berbeda) dan didasarkan atas pesanan. b. Proses produksi tidak mudah atau akan terhenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin atau peralatan. c. Biasanya bahan-bahan di pindahkan dengan peralatan handling yang dapat fleksibel (variet path equipment) yang menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong atau forklift.

8 14 d. Dalam proses seperti ini sering dilakukan pemindahan bahan yang bolak- balik sehingga perlu adanya ruang gerak yang besar dan ruangan tempat bahan-bahan dalam proses (work in process) yang besar Jasa jasa Penunjang Menurut Prof. Dr. Sofjan Assauri (2004:24) mengatakan bahwa : Jasa jasa pelayanan produksi meliputi pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan untuk digunakan dan diorganisir serta dikomunikasikan agar proses produksi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Jasa jasa pelayanan produksi itu dapat berupa : 1. Desain produk, dimana banyak terjadi perubahan atau variasi dari produk yang dihasilkan atau dibutuhkan konsumen. 2. Teknologi, dimana perusahaan atau industri harus dapat mengikuti perkembangan teknologi. Untuk ini dibutuhkan pengetahuan dan latihan serta usah-usaha agar teknologi yang digunakan tidak ketinggalan dan tetap masih mutakhir dan tetap up-to-date. Dalam fungsi prouksi dan operasi, pengembangan teknologi mempunyai dampak dalam bidang : a. Peralatan yang digunakan untuk dapat menimbulkan dibutuhkanya tambahan dana untuk investasi, dan biaya produksi atau pengolahan yang lebih murah. b. Bahan yang diolah, sehingga dapat menimbulkan penggantian bahan yang dibutuhkan atau jumlah pemakaian bahan yang lebih hemat. c. Cara pengolahan yang lebih sederhana, sehingga menimbulkan biaya produksi yang lebih hemat.

9 15 d. Mutu dan kualitas produk yang dihasilkan lebih baik. 3. Cara penggunaan sumber sumber daya (use of resorce), dimana mesin dan peralatan serta tenaga kerja bahan-bahan perlu diupayakan agar dapat dipergunakan serta optimal dan dapat lebih hemat atau efisien Perencanaan Produksi Menurut Prof. Dr. Sofjan. Assauri (2004:25) mengatakan bahwa : Perencanaan berfungsi agar kegiatan produksi dan operasi yang dilakukan dapat terarah bagi pencapain tujuan produksi dan operasi, serta fungsi produksi dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Perencanan yang dilakukan dalam hubungannya dengan fungsi produksi dan operasi adalah : 1. Perencanaan operasi atau proses produksi. Perencanaan ini mencakup perencanaan jalur pengerjaan (routing), jadwal kegiatan (scheduling) perencanaan beban pengerjaan (dispatching) dan follow up serta finishing. (loading), pengiriman perintah 2. Perencanaan dan pengadaan berkaitan dengan penetapan besarnya persediaan atau stock yang harus diadakan untuk menjamin kelancaran produksi. 3. Perencanaan mutu, ditetapkan standar mutu yang dihasilkan yang harus menjadi acuan dari kegiatan proses produksi yang dijalankan. 4. Perencanaan pemanfaatan sumber daya manusia dari rencana produksi dapat diketahui dan ditentukan berapa banyak sumber daya manusia yang dibutuhkan.

10 Pengendalian dan Pengawasan Pengendalian dan pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan jika terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai. Kegiatan pengendalian dan pengawasan yang dilakukan dalam pelaksanaan fungsi produksi, adalah : 1. Pengendalian produksi dan operasi, dilakukan untuk menjamin apa yang telah ditetapkan dapat terlaksana. 2. Pengendalian dan pengawasan persediaan, ditunjukan agar persediaan yang ada tidak akan mengalami kekurangan dan dapat dijaga sampai tingkat yang optimal sehingga biaya persediaan menjadi minimum. 3. Pengendalian dan pengawasan mutu, dilakukan untuk menjamin mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. 4. Pengendalian dan pengawsan biaya, dilakukan atas beban penggunaan bahan dan waktu dari utilitas mesin dan tenaga kerja atau sumber daya manusia serta tingkat keefektifan pemanfaatannya Faktor Penyebab Keberhasilan Proses Produksi Faktor penentu keberhasilan dari proses produksi tersebut menurut Sofjan Assauri dalam bukunya Manajemen Produksi, antara lain : 1. Jenis Barang

11 17 Barang yang diproduksi sebaiknya harus barang-barang yang sesuai dengan permintaan konsumen, baik desain maupun spesifikasi tiap barang yang dihasilkan. 2. Mutu Barang Mutu barang tergantung kepada beberapa faktor, sebagai berikut : a. Mutu bahan baku, bahan mentah, bahan kemasan, jenis dan sifat-sifat komponen produk yang lain. b. Ketepatan proses pembuatan barang, cepat tetapi hasilnya baik merupakan kiat keberhasilan. c. Mesin yang digunakan harus sesuai dengan teknologi yang ditentukan. d. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi mutu barang adalah keterampilan dan cara kerja buruh, kegairahan kerja, lingkungan kerja, perlengkapan kerja dan sebagainya. 3. Jumlah yang di Hasilkan Jumlah yang dihasilkan dpengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : a. Jumlah barang dipergunakan harus sesuai dengan yang diperlukan artinya dapat dianalisis antara aktiva dan standar material, yakni membandingkan penggunaan bahan yang ditentukan. b. Waste atau bahan sisa yang terjadi diperhitungkan. c. Rejected product (produk yang under quality). d. Kehilangan barang karena pencurian. 4. Ketepatan Waktu Penyerahan Barang Ketepatan waktu penyerahan barang dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut : a. Persediaan bahan baku dijaga jangan sampai habis. b. Jadwal produksi. c. Pengaturan jadwal tenaga kerja.

12 18 d. Laporan penyerahan barang dan laporan barang barang yang belum diserahkan. e. Keterampilan, cara kerja, dan peralatan kerja. f. Proses produksi yang dilakukan harus sesuai dengan jenis barang pesanan. 5. Informasi Biaya a. Faktor faktor ekonomis dan lokasi perusahaan. b. Jumlah, harga dan mutu bahan yang digunakan. c. Harga mesin yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu produk. d. Tenaga kerja yang dikerahkan harus berdasarkan jumlah tenaga kerja minimum yang dibutuhkan. e. Down Time dan Idle Time f. Waktu pengerjaan. g. Biaya Overhead. 6. Informasi Tentang Buruh Informasi tentang buruh dipengaruhi oleh : a. Absensi b. Keselamatan kerja c. Keselamatan buruh d. Kondisi kerja e. Prestasi kerja 2.3 Mesin Mesin merupakan suatu fasilitas yang mutlak diperlukan perusahaan dalam berproduksi. Dengan menggunakan mesin, maka perusahaan dapat menekan tingkat kegagalan produknya, dapat meningkatkan standar kualitasnya, dapat mencapai ketepatan waktu dalam menyelesaikan produknya sesuai dengan

13 19 permintaan pelanggan dan penggunaan sumber bahan baku akan lebih efisien karena dapat lebih terkontrol penggunaannya. Mesin telah mengembangkan kemampuan manusia sejak sebelum adanya catatan tertulis. Perbedaan utama dari alat sederhana dan mekanisme atau pesawat sederhana adalah sumber tenaga dan mungkin pengoperasian yang bebas. Istilah mesin biasanya menunjuk ke bagian yang bekerja bersama untuk melakukan kerja, biasanya alat alat ini mengurangi intensitas gaya yang dilakukan, mengubah arah gaya, atau mengubah suatu bentuk gerak atau energy ke bentuk lainnya. Adapun pengertian mesin menurut Prof. Dr. Sofjan Assauri (2008:111), mengatakan bahwa : Mesin adalah suatu peralatan yang digerakan oleh suatu kekuatan atau tenaga yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian bagian produk tertentu Jenis Jenis Mesin Mesin memiliki jenis-jenis yang berbeda, menurut Prof. Dr. Sofjan Assauri (2008:112), bahwa mesin dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu : 1. Mesin yang bersifat umum/serbaguna (General Purpose Machines) Mesin yang serbaguna merupakan suatu mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang/produk atau bagian dari produk (parts). Ciri ciri mesin yang serba guna (General Purpose Machines), yaitu : a. Mesin ini dibuat dengan bentuk standar dan selalu atas dasar untuk pasar (ready stock) dan bukan atas dasar pesanan.

14 20 b. Mesin ini memproduksi dalam volume yang besar, maka harganya relatif lebih murah sehingga investasi dalam mesin ini lebih murah. c. Penggunaan mesin sangat fleksibel dan variasinya banyak. d. Diperlukan kegiatan pemeriksaan atau inpeksi atas apa yang dikerjakan pada mesin serba guna ini. e. Biaya operasi produksi lebih mahal. f. Biaya pemeliharaan mesin serba guna ini lebih murah, karena bentuk mesin serba guna ini standar. g. Mesin ini tidak mudah ketinggalan zaman. 2. Mesin yang bersifat khusus (Special Purpose Machines) Mesin yang bersifat khusus adalah mesin mesin yang dirancang dan dibuat untuk satu atau beberapa kegiatan yang sama. Ciri-ciri mesin yang bersifat khusus (special purpose machines), yaitu : a. Mesin ini dibuat atas dasar pesanan dan dalam jumlah atau volume yang kecil. Oleh karena harga mesin-mesin ini biasanya relatif lebih mahal, sehingga investasi dalam mesin ini menjadi lebih mahal. b. Mesin bersifat khusus ini biasanya agak otomatis, sehingga pekerjaan lebih cepat dan biasanya dipergunakan dalam pabrik yang menghasilkan produknya dalam jumlah besar. c. Biaya pemeliharaan dari mesin ini lebih mahal dari mesin serba guna. d. Biaya produksi per unit relatif lebih rendah. e. Mesin ini mudah ketinggalan zaman.

15 Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) merupakan fungsi di dalam suatu perusahaan yang sama penting dengan fungsi produksi. Suatu perencanaan produksi dapat gagal bila ada bagian mesin yang rusak atau tidak dapat beroperasi. Dengan adanya kegiatan pemeliharaan (maintenance) yang baik, perusahaan dapat mengurangi kerusakan sehingga mendapat hasil yang optimal, karena proses produksi yang berjalan dengan lancer. Pengertian pemeliharaan (maintenance) menurut Heizer dan Render (2011:356), mengatakan bahwa : Pemeliharaan adalah mencakup semua aktivitas yang berkaitan dengan menjaga semua peralatan sistem agar dapat tetap bekerja. Sedangkan pengertian pemeliharaan (maintenance) menurut Harsanto (2013:107), mengatakan bahwa : Pemeliharaan adalah serangkaian aktivitas untuk menjaga agar fasilitas atau peralatan senantiasa dalam keadaan siap pakai. Setelah mengetahui penegertian pemeliharaan (maintenance) dari beberapa ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan produksi agar dapat tetap bekerja dan senantiasa dalam keadaan siap pakai Fungsi Pemeliharaan (Maintenance) Menurut Manahan P. Tampubolon (2004:250) mengatakan bahwa sasaran utama fungsi pemeliharaan (maintenance) adalah sebagai berikut : 1. Menjaga kemampuan dan stabilitas produksi di dalam mendukung proses konversi. 2. Mempertahankan kualitas produksi pada tingkat yang tepat.

16 22 3. Mengurangi pemakaian dan penyimpangan di luar batas yang ditentukan, serta menjaga modal yang diinvestasikan dalam peralatan dan mesin selama waktu tertentu dapat terjamin dan produktif. 4. Mengusahakan tingkat biaya pemeliharaan (maintenance) yang rendah, dengan harapan kegiatan pemeliharaan (maintenance) dilakukans ecara efektif dan efisien. 5. Menghindari kegiatan pemeliharaan (maintenance) yang dapat membahayakan keselamatan karyawan. 6. Mengadakan kerja sama dengan semua fungsi utama dalam perusahaan agar dapat dicapai tujuan utama perusahaan yang sebaik mungkin dengan biaya yang rencah Jenis Jenis Pemeliharaan (Maintenance) Menurut Heizer dan Render (2011:362), mengatakan bahwa pemeliharaan (maintenance) dibagi menjadi beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) adalah suatu rencana mencakup inspeksi rutin, perawatan rutin, dan pemeliharaan fasilitas untuk mencegah terjadinya kegagalan. 2. Pemeliharaan kerusakan (breakdown maintenance) adalah pemeliharaan yang bersifat perbaikan yang terjadi ketika peralatan mengalami kegagalan dan menuntut perbaikan darurat atau berdasarkan prioritas. Menurut Harsanto (2013:108), kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) dan pemeliharaan perbaikan (breakdown/corrective maintenance).

17 23 1. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) Pemeliharaan pencegahan (preventive) adlah perawatan fasilitas dan peralatan agar berada dalam kondisi baik dengan cara pemerikasaan rutin dan upaya penggantian atau perbaikan sebelum kerusakan terjadi. Basis waktu pemeliharaan pencegahan adalah harian, mingguan, bulanan, atau jangka waktu secara periodik. 2. Pemeliharaan perbaikan (corrective/breakdown maintenance) Pemeliharaan perbaikan (corrective/breakdown) adalah perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan pada fasilitas dan peralatan. Jadi dalam pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance) sifatnya hanya menunggu sampai terjadi kerusakan, baru kemudian diadakan perbaikan. Maksud dari tindakan ini agar fasilitas tersebut dapat digunakan dalam kondisi seperti baru kembali. Berdasarkan pengertian para beberapa para ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) adalah suatu rangkaian kegiatan pemeliharaan dan perawatan fasilitas, peralatan dan juga perangkat pada mesin yang mencakup inspeksi rutin, perawatan, dan pemeliharaan untuk mencegah terjadinya kegagalan atau kerusakan mesin. Sedangkan pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance) adalah suatu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang diakibatkan oleh kerusakan fasilitas, peralatan, dan juga perangkat pada mesin sehingga menimbulkan kegagalan pada hasil produksi. 2.5 Economic of Maintenance Dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan (maintenance) selain persoalan teknis, ditemui pula persoalan ekonomis. Dalam persoalan ekonomis yang ditekankan adalah persoalan efisiensi, dengan memperhatikan biaya yang

18 24 terjadi dengan alternatif tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan yang dapat menguntungkan perusahaan. Menurut Prof. Dr. Sofjan Assauri (2008:138), agar kegiatan pemeliharaan (maintenance) dapat terlaksana maka diperlukan kebijakan kebijakan kegiatan pelaksanaan pemeliharaan (maintenance) dan didasarkan menurut perbandingan biaya yang diperlukan untuk menentukan : 1. Apakah sebaiknya dilakukan pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) atau pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance) saja. Dalam hal ini yang perlu dibandingkan adalah : a. Jumlah biaya perbaikan yang diperlukan akibat kerusakan yang terjadi karena tidak adanya pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance), dengan jumlah biaya pemeliharaan dan perbaikan yang diperlukan akibat kerusakan yang terjadi walaupun diadakan pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) dalam satu jangka waktu tertentu. b. Jumlah biaya pemeliharaan dan perbaikan yang akan dilakukan terhadap suatu peralatan dengan harga peralatan tersebut. c. Jumlah biaya pemeliharaan dan perbaikan yng dibutuhkan oleh peralatan dengan jumlah kerugian yang akan dihadapi bila peralatan tersebut rusak dalam proses produksi. 2. Apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki didalam perusahaan atau diluar perusahaan. Dalam hal ini biaya yang perlu dibandingkan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki peralatan tersebut di bengkel perusahaan sendiri dengan perusahaan lain.

19 25 3. Apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki atau diganti. Dalam hal ini biaya yang perlu dibandingkan adalah : a. Jumlah biaya perbaikan dengan harga pasar dari peralatan tersebut. b. Jumlah biaya perbaikan dengan harga peralatan yang sama di pasar. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka kita dapat menentukan mana yang terbaik secara ekonomis, apakah pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) atau pemeliharaan perbaikan (breakdown maintenance) yang paling baik dilakukan dilihat dari faktor faktor dan jumlah biaya yang akan terjadi. 2.6 Kajian Penelitian Sebelumnya Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Bustomi Suatu tinjauan Pelaksanaan proses produksi yang proses produksi di perusahaan dilakukan CV Mikasindo Lestari terdiri dari tiga tahapan besar, yaitu accesories bagian laborat, celup, dan garment pada CV Mikasindo Lestari finishing. Jenis proses produksi yang dilakukan merupakan proses produksi terputus putus, proses produksinya tidak selalu sama dalam kerjanya. Hambatan yang ada merupakan dasar suatu produk seperti menunggu permintaan

20 26 2 Marditha Aditya Tinjauan tentang proses produksi kerajinan tangan pada CV Dandy Handy Craft 3 Franciscus Franky Tinjauan proses Handoko produksi di PT Sanlit Inti Plastic pelanggan, kedatangan benang rajut yang sulit diprediksi, sering terjadinya kerusakan mesin. Proses produksi pada CV Dandy Handy Craft dilakukan dengan cara manual yaitu belum menggunakan peraltan yang canggih(modern). Pada proses pengeringan CV Dandy Handy Craft belum menggunakan oven akan tetapi hanya mengandalkan bantuan matahari oleh karena itu cuaca menjadi kendala dalam prose produksinya, untuk mensiasatinya perusahaan memiliki stok bahan baku yang jumlahnya disesuaikan dengan permintaan sebelumnya pada saat musim hujan setahun sebelumnya. Pada proses produksinya PT Sanlit Inti Plastic melakukan segala tahapan proses produksi dengan benar dalam pembuatan botol plastic. Tetapi ada beberapa kelemahan perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasi yang berkaitan dengan bahan baku,

21 27 sumber daya yang belum maksimal serta kendala pada mesin produksi.

22 Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian START Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi Masalah Menetapkan Tujuan Pengumpulan Data Primer -Wawancara Sekunder -Web dan Internet -Catatan Perusahaan Pengolahan Data -Metode Deskriptif : Preventive maintenance Breakdown maintenance Rekomendasi Solusi Masalah Kesimpulan dan saran FINISH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen sudah sangat dikenal di masyarakat. Manajemen juga mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan sistem produksi yaitu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Manajemen Produksi Peranan manajemen dalam pelaksanaan system produksi adalah agar dapat dicapai tujuan yang diharapkan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dalam jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi Peranan manajemen dalam pelaksanaan sistem produksi adalah agar dapat dicapai tujuan yang diharapkan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dalam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Produksi 1.1.1 Pengertian Proses Produksi Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan kerja sering kita dengar mengenai apa yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Manajemen Produksi Dalam pelaksanaan sebuah produksi dibutuhkan adanya suatu peranan manajemen, agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan dalam menghasilkan barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dibahas arti dari proses yaitu : Proses adalah suatu cara, metode maupun

BAB II LANDASAN TEORI. dibahas arti dari proses yaitu : Proses adalah suatu cara, metode maupun BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Proses Produksi Dewasa ini banyak dijumpai perusahaan yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat. Untuk memproduksi barang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Produksi dan Operasi Produksi merupakan salah satu dari fungsi yang ada dalam suatu lembaga, setiap kegiatan produksi pada hakekatnya adalah merupakan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi dan semakin cepatnya informasi maka semakin cepat pula perkembangan hidup manusia saat ini. Perkembangan dunia industri maupun teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya setiap perusahaan baik jasa maupun perusahaan produksi selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi yang masih mengalami krisis berkepanjangan ini membuat kegiatan usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian Produksi dalam menunjang Efektivitas Proses Produksi, dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Manajemen Produksi Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang menggunakan berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tentu saja barangbarang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri dengan menjamurnya perusahaan industri. Setiap industri yang ada dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan Manusia karena transportasi berkontribusi besar pada kehidupan dalam kaitannya Dengan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi dan Operasi Pada dewasa ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan semakin maju cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip Manajemen Operasi mengemukakan beberapa alasan utama mengenai pentingnya suatu perusahaan menerapkan

Lebih terperinci

MANAGEMEN PRODUKSI BAGI PERUSAHAAN Oleh: Endra Murti Sagoro

MANAGEMEN PRODUKSI BAGI PERUSAHAAN Oleh: Endra Murti Sagoro MANAGEMEN PRODUKSI BAGI PERUSAHAAN Oleh: Endra Murti Sagoro Definisi Managemen Produksi Managemen merupakan proses kegiatan untuk mengadakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. NMS SALATIGA) 1) Imanuel Susanto, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem

Lebih terperinci

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan BAB I PENDAHULUAN Produksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk mengolah atau membuat bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Suatu perusahaan terdiridari banyakfungsi,yaitu produksi operasional,keuangan, pemasaran, dansumberdayamanusia.untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing domestik saja tetapi juga didatangi oleh

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) Pengertian Just In Time (JIT) Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada

BAB III LANDASAN TEORI. sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi telah mengalami perubahan yang cukup drastis sejalan dengan perkembangan inovasi teknologi yang tumbuh sangat cepat.

Lebih terperinci

Operasional. Disampaikan Oleh : Kristian Suhartadi WN, SE., MM

Operasional. Disampaikan Oleh : Kristian Suhartadi WN, SE., MM Operasional Disampaikan Oleh : Kristian Suhartadi WN, SE., MM PRODUKSI Menurut Sofyan Assauri : Produksi merupakan segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan beberapa alasan utama mengenai pentingnya suatu perusahaan menerapkan manajemen operasi,

Lebih terperinci

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) A. Pengertian Just In Time (JIT) Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris, pengendalian persediaan merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting, karena dalam persediaan melibatkan Investasi rupiah terbesarnya

Lebih terperinci

Menurut Sofjan Assauri (2008 : 5) perkembangan produksi terdiri dari. a. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi

Menurut Sofjan Assauri (2008 : 5) perkembangan produksi terdiri dari. a. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi 16 Menurut Sofjan Assauri (2008 : 5) perkembangan produksi terdiri dari beberapa faktor yang menunjang, yaitu : a. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi b. Revolusi Industri c. Perkembangan alat dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka A.1. Teori A.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Haming (2011:24) Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada beberapa tahun belakangan ini semakin banyak perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada beberapa tahun belakangan ini semakin banyak perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada beberapa tahun belakangan ini semakin banyak perusahaanperusahaan yang tumbuh dan berkembang seiring semakin pesatnya perkembangan ekonomi di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya dapat digunakan untuk tujuan pelaporan kepada pihak internal dan tujuan eksternal perusahaan. Untuk tujuan internal perusahaan dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

Makalah Kewirausahaan. Ketegasan dalam Aspek Produksi. Disusun oleh: Ambar Dwi Wuladari. Irfan Priabodo

Makalah Kewirausahaan. Ketegasan dalam Aspek Produksi. Disusun oleh: Ambar Dwi Wuladari. Irfan Priabodo Makalah Kewirausahaan Ketegasan dalam Aspek Produksi Disusun oleh: Ambar Dwi Wuladari Irfan Priabodo Ketegasan dalam Aspek Produksi Pendahuluan: Kegiatan produksi dengan menciptakan atau menambah nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang (Assauri, 2004:1) Assauri (2004:95) Tampubolon (2004:251)

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang (Assauri, 2004:1) Assauri (2004:95) Tampubolon (2004:251) BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Di dalam suatu organisasi perusahaan tentunya memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang sukses atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Kadir (2008:3) program aplikasi adalah program siap pakai atau program yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) II YULIATI, SE, MM PRINSIP DASAR JUST IN TIME ( JIT ) 3. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste) Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia usaha dituntut untuk berkinerja dengan efektif dan efisien. Hal ini dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Persediaan Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis Material Handling Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Pendahuluan Tujuan Material Handling Tujuan Material Handling Tujuan material

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan. BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah serangkain kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Barry Render dan Jay Heizer

Lebih terperinci

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN Menekan Input 1.03-Planning & Budgeting-R0 1/18 MAINTENANCE PLANNING Maintenance Plan diperlukan untuk melakukan penyesuaian dengan Production

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan, sasaran oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, perkembangan usaha media masa (surat kabar) yang semakin meningkat akan menyebabkan besarnya persaingan yang harus dihadapi oleh setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak luput

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak luput BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak luput dari persaingan perekonomian global yang sedang terjadi di dunia saat ini. Persaingan perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi yang semakin meningkat sangat mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi yang semakin meningkat sangat mempengaruhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan tekhnologi yang semakin meningkat sangat mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Terlebih sektor di bidang dunia usaha, sektor ini merupakan sektor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya bermunculan industri-industri baru yang memproduksi berbagai macam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini, terutama dapat dilihat melalui kondisi masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pada dasarnya yang ditetapkan pada perusahaan negara maupun perusahaan swasta merupakan Sistem Informasi yang menyediakan informasi keuangan yang akan

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS

MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS Dina Novia Priminingtyas, SP.,MSi. Lab. of Agribusiness Analysis and Management Faculty of Agriculture,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengendalian persediaan. Render dan Heizer (2001:314) merencanakan untuk persediaan bahan baku pada perusa haan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengendalian persediaan. Render dan Heizer (2001:314) merencanakan untuk persediaan bahan baku pada perusa haan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal dibanyak perusahaan. Semua organisasi memiliki beberapa jenis sistem perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan A. Ekspor BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 12 Pokok Bahasan : Perencanaan Persediaan Dosen :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fungsi Untuk mengetahui bahwa fungsi suatu sistem tersebut dapat berjalan dengan baik, maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu definisi dari fungsi itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi Menurut Heinzer dan Render (2011;4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan

Lebih terperinci

BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang

BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang PT Kereta Api (Persero) sebagai perusahaan yang bergerak di bidang sektor jasa. khususnya jasa transportasi, dimana proses operasinya hanya memfokuskan dalam dua bidang

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi Pengantar Manajemen Produksi & Operasi 1 Manajemen Operasi Manajemen Operasi bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa dalam organisasi. Manajer operasi mengambil keputusan yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Kantor Perkembangan teknologi yang luar biasa dewasa ini, pekerjaan perkantoran dapat dikatakan mengalami perubahan corak dan sifat. Kalau zaman dahulu perlengkapannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi/Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage, yang artinya mengelola atau mengatur. Manajemen merupakan proses dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen Produksi Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang menggunakan berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tentu saja barangbarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian di Indonesia pada saat ini berada pada tingkat yang kurang menggembirakan,hal ini merupakan dampak dari resesi perekonomian global

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Metode Kombinasi Produk Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya melakukan produksi. Yang dimaksud kegiatan produksi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian Perkembangan teknologi akhir-akhir ini berjalan dengan pesat.hal ini dapat dirasakan diberbagai kegiatan dan bidang kehidupan, khususnya bidang industrijasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

completed efficiently and effetively with and through other people.

completed efficiently and effetively with and through other people. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum membahas lebih jauh mengenai pemeliharaan mesin, perlu diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertian dari manajemen dan manajemen

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat dirasakan sekali pengaruhnya disegala bidang, salah satunya terjadi pada bidang ekonomi. Dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem Produksi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian sistem produksi dari beberapa teori yang sudah ada, serta ruang lingkup sistem produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian yang sangat berpengaruh dalam perkembangan suatu perusahaan, dimana

Lebih terperinci