|
|
- Widyawati Iskandar
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13 Lampiran 12. Jawaban Ijin Penelitian Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang 180
14
15 Lampiran 14. Format Lembar Persetujuan Narasumber PERSETUJUAN MENJADI NARASUMBER Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Jabatan : Alamat : Setelah mendapatkan penjelasan mengenai tujuan dan manfaat penelitian bahwa segala infromasi tentang penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian, maka saya bersedia menjadi narasumber penelitian yang berjudul Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian di Apotek Setelah Berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2017 Tentang Apotek (Studi Kasus di Kota Semarang). Apabila ada sesuatu yang merugikan diri saya akibat penelitian ini, maka saya akan bertanggung jawab dan tidak akan menuntut dikemudian hari. Nomor telepon Tanda Tangan Tanggal 182
16 Lampiran 15. Format Lembar Persetujuan Responden PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Jabatan : Alamat : Setelah mendapatkan penjelasan mengenai tujuan dan manfaat penelitian bahwa segala infromasi tentang penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian, maka saya bersedia menjadi responden penelitian yang berjudul Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian di Apotek Setelah Berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2017 Tentang Apotek (Studi Kasus di Kota Semarang). Apabila ada sesuatu yang merugikan diri saya akibat penelitian ini, maka saya akan bertanggung jawab dan tidak akan menuntut dikemudian hari. Nomor telepon Tanda Tangan Tanggal 183
17 Lampiran 16. Daftar Pertanyaan Narasumber Dinas Kesehatan Kota Semarang DAFTAR PERTANYAAN PEMANDU WAWANCARA DENGAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG IDENTITAS : 1. Nama : 2. Jabatan : 3. Alamat : PERTANYAAN : A. Pertanyaan Umum 1. Berapa jumlah Apotek se-kota Semarang tahun 2017 dan bagaimana sebarannya? 2. Apakah pelaksanaan pekerjaan kefarmasian di Apotek di Kota Semarang sudah sesuai dengan peraturan perundangundangan? 3. Bagaimana pandangan anda mengenai berlakunya Permenkes Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek? B. Pertanyaan tentang pengaturan pelaksanaan pekerjaan kefarmasian di Apotek 1. Apa yang menjadi dasar pengaturan pelaksanaan pekerjaan kefarmasian di Apotek? 2. Peraturan apa saja yang yang diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan kefarmasian di Apotek? 3. Apakah ada peraturan di tingkat daerah yang mengatur pelaksanaan pekerjaan kefarmasian di Apotek dan berbentuk apa peraturan tersebut? C. Pertanyaan tentang pelaksanaan pengawasan pekerjaan kefarmasian di Apotek 1. Di kota Semarang, pada tahun 2017 ini berapa permohonan izin apotek yang akan diterbitkan atau yang sudah diterbitkan oleh Dinas Kesehatan? 184
18 2. Langkah-langkah apa yang sudah dilakukan atau yang akan dilakukan Dinas Kesehatan sehubungan dengan adanya Permenkes Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek? 3. Apa saja kewenangan Dinas Kesehatan terkait pelaksanaan pengawasan pekerjaan kefarmasian di Apotek? 4. Apakah Dinas Kesehatan menyiapkan anggaran untuk mengunjungi apotek terkait pelaksanaan pengawasan pekerjaan kefarmasian di Apotek? 5. Dalam Permenkes Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek, disebutkan bahwa IAI mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap apotek. Apakah Dinas Kesehatan menganggarkan anggaran untuk IAI dalam melaksanakan pengawasan pekerjaan kefarmasian di Apotek? 6. Apakah sampai bulan ini Dinas Kesehatan sudah ada pertemuan dengan pengurus Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) kota Semarang atau mempunyai jadwal koordinasi dengan IAI terkait pekerjaan kefarmasian di Apotek? 7. Jika sudah, apa saja yang dibicarakan antara Dinas Kesehatan dan IAI jika bertemu terkait pekerjaan kefarmasian di Apotek? 8. Apakah Dinas Kesehatan menyiapkan anggaran untuk mengundang para pengelola apotek atau apoteker? 9. Bagaimana respon apotek terhadap undangan Dinas Kesehatan pada tahun 2017, 2016, dan rencana untuk tahun 2018? 10. Apakah ada format-format atau panduan-panduan dilapangan oleh Dinas Kesehatan sebagai acuan pengawasan pekerjaan kefarmasian di Apotek? 11. Jika ada, Peraturan Perundang-Undangan apa saja yang digunakan? 12. Jika tidak ada, kapan akan dirancang format-format atau panduan-panduan tersebut? D. Pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pengawasan pekerjaan kefarmasian di Apotek 1. Apa saja yang mendukung dilaksanakannya pengawasan di Apotek? 2. Apa yang menjadi kendala dilaksanakannya pengawasan di Apotek? Lampiran 17. Daftar Pertanyaan Narasumber Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Semarang 185
19 DAFTAR PERTANYAAN PEMANDU WAWANCARA DENGAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL dan PELAYANAN TERPADU SATU PINTU IDENTITAS : 1. Nama : 2. Jabatan : 3. Alamat : Pertanyaan : A. Pertanyaan Umum 1. Berapa jumlah Apotek se-kota Semarang tahun 2017 dan bagaimana sebarannya? 2. Bagaimana pandangan anda mengenai berlakunya Permenkes Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek? 3. Selama tahun 2017, berapa izin apotek yang telah diterbitkan oleh DPM-PTSP dan bagaimana peningkatannya jika dilihat dari tahun-tahun sebelumnya? B. Pertanyaan khusus 1. Apakah yang menjadi dasar pengaturan penerbitan izin sarana apotek? 2. Peraturan apa saja yang diterapkan dalam pelaksanaan penerbitan izin sarana apotek? 3. Apa saja yang menjadi tugas-tugas DPM-PTSP terkait pelaksanaan penerbitan izin sarana apotek? 186
20 4. Bagaimana fungsi pengawasan yang dilakukan DPM-PTSP pelaksanaan penerbitan izin sarana apotek? 5. Apakah ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang menjadi acuan dalam mengatur pelaksanaan penerbitan izin sarana apotek? 6. Bagaimana koordinasi DPM-PTSP dengan Dinas Kesehatan terkait pengawasan dalam pemberian izin sarana apotek? 7. Setelah izin diterbitkan, apakah DPM-PTSP masih melakukan fungsi pengawasan terhadap Apotek? 8. Jika masih melakukan fungsi pengawasan, bagaimana pengawasan tersebut dilakukan dan adakah jadwal khusus dalam melaksanakan pengawasan tersebut? 9. Apa sanksi yang diberikan dari DPM-PTSP kepada apotek jika terbukti melakukan pelanggaran? 10. Apa saja yang mendukung dilaksanakannya pengawasan di Apotek? 11. Apa yang menjadi kendala dilaksanakannya pengawasan di Apotek? Lampiran 18. Daftar Pertanyaan Narasumber Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang 187
21 DAFTAR PERTANYAAN PEMANDU WAWANCARA DENGAN KEPALA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SEMARANG IDENTITAS : 1. Nama : 2. Jabatan : 3. Alamat : PERTANYAAN : A. Pertanyaan Umum 1. Berapa jumlah Apotek se-kota Semarang tahun 2017 dan bagaimana sebarannya? 2. Apakah pelaksanaan pekerjaan kefarmasian di Apotek di Kota Semarang sudah sesuai dengan peraturan perundangundangan? 3. Bagaimana pandangan anda mengenai berlakunya Permenkes Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek? B. Pertanyaan Khusus 1. Apa yang menjadi dasar pelaksanaan pengawasan pekerjaan kefarmasian di Apotek? 2. Peraturan apa saja yang yang diterapkan dalam pelaksanaan pengawasan pekerjaan kefarmasian di Apotek? 3. Apakah ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang menjadi acuan dalam mengatur pelaksanaan pengawasan pekerjaan kefarmasian di Apotek? 4. Apa saja kewenangan BBPOM terkait pelaksanaan pengawasan pekerjaan kefarmasian di Apotek? 5. Apakah BBPOM mempunyai jadwal khusus dalam mekakukan pengawasan di Apotek? 188
22 6. Bagaimana tugas dan tanggung jawab Pejabat/ petugas pengawas yang melaksanakan pengawasan untuk seluruh Apotek yang ada di Kota Semarang? 7. Berapa jumlah pengawas yang melaksanakan pengawasan untuk seluruh Apotek yang ada di Kota Semarang? 8. Apa saja kriteria yang digunakan dalam pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan kefarmasian di Apotek? 9. Bagaimana tindak lanjut BBPOM terhadap hasil pemeriksaan apotek jika terbukti melakukan pelanggaran baik pelanggaran administrasi hingga pelanggaran pidana? 10. Apakah hasil pengawasan digunakan untuk penegakkan hukum apabila ditemukan adanya pelanggaran dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di Apotek? 11. Apa sanksi yang diberikan terhadap apotek jika terbukti melakukan pelanggaran baik pelanggaran administrasi hingga pelanggaran pidana? 12. Berapakah jumlah Apotek di Kota Semarang yang telah dikenai sanksi baik sanksi administrasi maupun sanksi pidana? 13. Bagaimana koordinasi BBPOM dengan Dinas Kesehatan terkait pengawasan pekerjaan kefarmasian di Apotek? 14. Apakah BBPOM menyiapkan anggaran untuk mengundang para pengelola apotek atau apoteker? 15. Apa saja yang mendukung dilaksanakannya pengawasan di Apotek? 16. Apa yang menjadi kendala dalam melaksanakan pengawasan di Apotek? Lampiran 19. Daftar Pertanyaan Narasumber Ikatan Apoteker Indonesia Pengurus Cabang Kota Semarang DAFTAR PERTANYAAN PEMANDU WAWANCARA DENGAN KETUA 189
23 IKATAN APOTEKER INDONESIA PC KOTA SEMARANG IDENTITAS : 1. Nama : 2. Jabatan : 3. Alamat : PERTANYAAN : A. Pertanyaan Umum 1. Apakah pelaksanaan pekerjaan kefarmasian di Apotek di Kota Semarang sudah sesuai dengan peraturan perundangundangan? 2. Bagaimana pandangan anda mengenai berlakunya Permenkes Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek? C. Pertanyaan Khusus 1. Bagaimana pandangan anda mengenai berlakunya Permenkes Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek? 2. Langkah-langkah apa yang sudah dilakukan atau yang akan dilakukan IAI sehubungan dengan adanya Permenkes tersebut? 3. Apa program kerja IAI sehubungan dengan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan kefarmasian di Apotek setelah berlakunya Permenkes tersebut? 4. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan IAI dalam melaksanakan tugas pengawasan terhadap Apotek sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Permenkes tersebut? 190
24 5. Setelah berlakunya Permenkes tersebut, apakah sudah pernah dilakukan pengawasan terhadap apotek di Kota Semarang? 6. Jika sudah pernah dilakukan, bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan dan apa saja temuan yang di dapatkan dari pengawasan tersebut? 7. Jika sudah pernah dilakukan dan sudah ada temuan, bagaimana tindak lanjut terhadap hasil temuan tersebut? 8. Jika belum pernah dilakukan, apakah yang menjadi kendala sehingga belum dapat terlaksana sampai sekarang? 9. Apakah IAI akan mengatur jadwal rutin dalam rangka pelaksanaan pengawasan pekerjaan kefarmasian di Apotek di Kota Semarang? 10. Apakah IAI mempunyai SOP terkait pelaksanaan pengawasan pekerjaan kefarmasian di Apotek di Kota Semarang dan bagaimana pelaksanaan SOP tersebut? 11. Bagaimana pelaksanaan perijinan praktek apoteker di kota Semarang? 12. Bagaimana Koordinasi IAI dengan lembaga pengawas lainnya terkait pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan kefarmasian di Apotek? 13. Apa saja yang mendukung dilaksanakannya pengawasan di Apotek? 191
25 14. Apa yang menjadi kendala dalam melaksanakan pengawasan di Apotek? Lampiran 20. Daftar Pertanyaan Responden Apoteker atau TTK di Apotek di Kota Semarang DAFTAR PERTANYAAN PEMANDU WAWANCARA DENGAN APOTEKER ATAU TTK DI APOTEK DI KOTA SEMARANG 1. Pertanyaan Umum 192
26 1) Jenis kepemilikan Apotek? a. Milik APA (Apoteker Pengelola Apotek) b. Milik PSA (Pemilik Sarana Apotek) 2) Waktu buka Apotek? a (24 jam) b (16 jam) c (14 jam) 3) Lama operasional Apotek? a. < 1 tahun b. 1-5 tahun c tahun d. > 10 tahun 2. Pertanyaan Khusus 1) Berapakah jumlah tenaga kefarmasian di Apotek? 2) Apakah setiap tenaga kefarmasian mempunyai Surat Ijin Kerja? 3) Apakah pekerjaan kefarmasian sudah dijalankan dengan benar sesuai dengan standar kefarmasian di Apotek? 4) Apakah pengelolaan obat narkotika, psikotropika, dan perkusor farmasi sudah sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan? 5) Apakah apotek sudah pernah dilakukan pengawasan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang? 193
27 6) Jika sudah, berapa kali dilakukan pengawasan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang sejak apotek beroperasi? 7) Bagaimana bentuk pengawasan tersebut? 8) Apakah apotek sudah pernah dilakukan pengawasan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Semarang? 9) Jika sudah, berapa kali dilakukan pengawasan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang sejak apotek beroperasi? 10) Bagaimana bentuk pengawasan tersebut? 11) Apakah apotek sudah pernah dilakukan pengawasan oleh Balai Pengawas Obat dan Makanan di Semarang? 12) Jika sudah, berapa kali dilakukan pengawasan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang sejak apotek beroperasi? 13) Bagaimana bentuk pengawasan tersebut? 14) Apakah apotek sudah pernah dilakukan pengawasan oleh Ikatan Apoteker Indonesia cabang Kota Semarang? 15) Jika sudah, berapa kali dilakukan pengawasan oleh Ikatan Apoteker Indonesia cabang Kota Semarang sejak apotek beroperasi? 16) Bagaimana bentuk pengawasan tersebut? 17) Apakah ada pengawasan internal di Apotek? 18) Siapakah yang melakukan pengawasan tersebut? 19) Bagaimana bentuk pengawasan internal yang dilakukan di apotek? 194
28 20) Bagaimana keterlibatan PSA dalam melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi? Lampiran 21. Lampiran Data Hasil Wawancara Apotek Pertanyaan Umum : Data Hasil Wawancara Apotek di Kota Semarang NO APOTEK PERTANYAAN Jenis Kepemilikan Waktu Buka Lama Operasional 195
29 Apotek Apotek Apotek 1 A Perusahaan 14 Jam 1-5 tahun 2 B PSA 14 Jam 1-5 tahun 3 C PSA 14 Jam > 10 tahun 4 D Perusahaan 14 Jam > 10 tahun 5 E Perusahaan 14 Jam 1-5 tahun 6 F PSA 14 Jam 1-5 tahun 7 G PSA 16 Jam > 10 tahun 8 H Perusahaan 14 Jam > 10 tahun 9 I PSA 14 Jam 5-10 tahun 10 J PSA 24 Jam 5-10 tahun 11 K Yayasan 14 Jam 1-5 tahun 12 L PSA 14 Jam 5-10 tahun 13 M PSA 24 Jam > 10 tahun 14 N PSA 14 Jam 5-10 tahun 15 O PSA 14 Jam 5-10 tahun 16 P PSA 14 Jam 5-10 tahun Data Hasil Wawancara Apotek di Kota Semarang Pertanyaan : Jumlah Tenaga Kefarmasian di Apotek di Kota Semarang No APOTEK JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN Tenaga Teknis APOTEKER Kefarmasian (TTK) 196
30 Jumlah Apoteker Apoteker bersipa Jumlah TTK TTK BerSIKTTK 1 A B C D E F G H I J K L M N O P Data Hasil Wawancara Apotek di Kota Semarang Pertanyaan :Pengawasan Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Semarang No APOTEK Pengawasan Dinas Kesehatan DPMPTSP 197
31 Sudah / Belum Bentuk Pengawasan Sudah / Belum Bentuk Pengawasan 1 A Sudah Tinajuan SIA Sudah Tinajuan SIA 2 B Sudah Perizinan SIA Sudah Perizinan SIA 3 C Sudah Perizinan SIA Sudah Perizinan SIA NO APOTEK Pengawasan BBPOM di Semarang 4 D Sudah Perizinan SIA Sudah Perizinan SIA 5 E Sudah Perizinan SIA Sudah Perizinan SIA 6 F Sudah Tinajuan SIA Sudah Tinajuan SIA 7 G Sudah Perizinan SIA Sudah Perizinan SIA 8 H Sudah Perizinan SIA Sudah Perizinan SIA 9 I Sudah Tinajuan SIA Sudah Tinajuan SIA 10 J Sudah Tinajuan SIA Sudah Tinajuan SIA 11 K Sudah Perizinan SIA Sudah Perizinan SIA 12 L Sudah Perizinan SIA Sudah Perizinan SIA 13 M Sudah Tinajuan SIA Sudah Tinajuan SIA 14 N Sudah Tinajuan SIA Sudah Tinajuan SIA 15 O Sudah Tinajuan SIA Sudah Tinajuan SIA 16 P Sudah Perizinan SIA Sudah Perizinan SIA Data Hasil Wawancara Apotek di Kota Semarang Pertanyaan : Pengawasan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang 198
32 Sudah / Belum Bentuk Pengawasan 1 A Sudah Pengelolaan sediaan farmasi seperti pemeriksaan ED, NIE, stok, faktur, laporan-laporan dll. Pengelolaan sediaan farmasi seperti pemeriksaan ED, NIE, kesesuaian stok, laporan, obat 2 B Sudah tradisional dll 3 C Belum - Pengelolaan sediaan farmasi dan narkotika, seperti pemeriksaan resep narkotika & psikotropika, dll 4 D Sudah 5 E Belum - 6 F Belum - 7 G Sudah 8 H Belum - 9 I Sudah 10 J Belum - 11 K Belum - 12 L Belum - Pengelolaan sediaan farmasi dan narkotika, seperti pemeriksaan faktur, laporan narkotika, dll. Pengelolaan sediaan farmasi dan narkotika seperti pemeriksaan faktur, laporan narkotika, stok, ED, dll Pengelolaan sediaan farmasi dan narkotika seperti pemeriksaan faktur, laporan narkotika, 13 M Sudah stok, ED, dll 14 N Belum - Pengelolaan sediaan farmasi dan narkotika 15 O Sudah seperti pemeriksaan obat tradisional, faktur, laporan narkotika, stok, ED, dll 16 P Sudah Pengelolaan sediaan farmasi dan narkotika seperti pemeriksaan faktur, laporan narkotika, stok, ED, dll Data Hasil Wawancara Apotek di Kota Semarang Pertanyaan : Pengawasan Ikatan Apoteker Indonesia PC Kota Semarang NO APOTEK Pengawasan IAI PC Kota Semarang Sudah / Bentuk Pengawasan 199
33 Belum 1 A Sudah Peninjauan SIA (Apotek Baru) 2 B Sudah Peninjauan SIA (Apotek Baru) 3 C Belum - 4 D Belum - 5 E Belum - 6 F Belum - 7 G Sudah Peninjauan SIA (pergantian APA) 8 H Belum - 9 I Belum - 10 J Belum - 11 K Sudah Peninjauan SIA (Apotek Baru) 12 L Sudah Peninjauan SIA (pergantian APA) 13 M Belum - 14 N Belum - 15 O Belum - 16 P Sudah Peninjauan SIA (pergantian APA) Data Hasil Wawancara Pertanyaan : Pengawasan Internal Apotek di Kota Semarang NO APOTEK Pengawasan Internal Apotek di Kota Semarang Ada/Tidak Bentuk Pengawasan 200
34 1 A Ada Pengawasan oleh Area Manager satu minggu sekali, melihat kesesuaian stok, laporan, dll 2 B Ada Pengawasan oleh Area Manager satu bulan sekali, melihat laporan-laporan, dll 3 C Ada Pengawasan oleh APA & PSA, sebulan sekali pemeriksaan laporan, dll 4 D Ada Pengawasan oleh Apotek pusat, setahun sekali pemeriksaan stok, SOP, dll 5 E Ada Pengawasan oleh Area Manager satu minggu sekali, melihat kesesuaian stok, laporan, dll 6 F Tidak Ada - 7 G Ada Pengawasan oleh APA & PSA, sebulan sekali pemeriksaan laporan, faktur,stok dll 8 H Ada Pengawasan oleh manager pusat setahun sekali, pemeriksaan standar formularium, managerial, dll. 9 I Tidak Ada - 10 J Ada Pengawasan oleh Area Manager satu minggu sekali, melihat kesesuaian stok, laporan, dll 11 K Ada Pengawasan oleh APA, setiap hari melihat kesesuaian stok, setiap bulan stok opname 12 L Tidak Ada - 13 M Ada Pengawasan oleh Area Manager satu minggu sekali, melihat kesesuaian stok, laporan, dll 14 N Tidak Ada - 15 O Tidak Ada - 16 P Tidak Ada - Data Hasil Wawancara Pertanyaan: Keterlibatan Pemilik Sarana Apotek (PSA) di Apotek Kota Semarang NO APOTEK Keterlibatan PSA dalam Pengelolaan Sediaan Farmasi 201
35 1 A Tidak, semua pengelolaan oleh PSA dan sistem 2 B Tidak, semua pengelolaan oleh PSA dan sistem 3 C Ya, dalam hal pengadaan obat 4 D Tidak, semua pengelolaan oleh PSA 5 E Tidak, semua pengelolaan oleh PSA dan sistem 6 F Ya, dalam hal pengadaan obat 7 G Tidak, semua pengelolaan oleh PSA 8 H Tidak, semua pengelolaan oleh PSA 9 I Ya, dalam hal pengadaan obat, inkaso 10 J Tidak, semua pengelolaan oleh PSA dan sistem 11 K Tidak, semua pengelolaan oleh PSA 12 L Ya, dalam hal pengadaan obat 13 M Tidak, semua pengelolaan oleh PSA dan sistem 14 N Ya, dalam hal pengadaan obat 15 O Tidak, semua pengelolaan oleh PSA 16 P Tidak, semua pengelolaan oleh PSA 202
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin Apotek dengan data data sebagai berikut :
Nomor :, Lampiran : 1 ( satu ) berkas Hal : Permohonan Izin Apotek Baru Kepada Yth : Walikota Cq. Kepala DPM&PTSP Kota Di - Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin Apotek dengan data
Lebih terperinciFORMULIR PERMOHONAN IZIN PENDIRIAN APOTIK ( Perubahan Nama Apotik )
( Perubahan Nama Apotik ) Dengan ini mengajukan permohonan untuk perubahan / penggantian Nama Apotik : Nama Apotik Lama :.... Nama Apotik Baru :.... 1. Surat Izin Apotik yang Lama (Asli) 2. Pas foto berwarna
Lebih terperinciPERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK
PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK CEK LIST PERSYARATAN PERMOHONAN / PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK Nama Apotik Alamat No. Telp. Nama APA No. STRA No. SIPA :.. :.. :.. :.. :.. :.. Cek Kelengkapan Ada Tidak
Lebih terperinciCEK LIST PERSYARATAN PERMOHONAN / PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK
CEK LIST PERSYARATAN PERMOHONAN / PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK Nama Apotik Alamat No. Telp. Nama APA No. STRA No. SIPA :.. :.. :.. :.. :.. :.. No. Syarat Permohonan 1 Surat permohonan yang ditujukan
Lebih terperinciPERATURAN PERUNDANGAN PRAKTEK APOTEKER
PERATURAN PERUNDANGAN PRAKTEK APOTEKER Oleh Dra. Liza Pristianty,MSi,MM,Apt Fakultas Farmasi Universitas Airlangga PC IAI Surabaya Disampaikan pada pertemuan Korwil PC Surabaya Tanggal 9,16 dan 23 April
Lebih terperinciKEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PADANG dr. FERIMULYANI, M. Biomed
KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PADANG dr. FERIMULYANI, M. Biomed UNDANG-UNDANG PSIKOTROPIKA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG UNDANG-UNDANG NARKOTIKA NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG UNDANG-UNDANG KESEHATAN NOMOR 36
Lebih terperinciCEK LIST PERMOHONAN PINDAH ALAMAT APOTIK (SIA BERUBAH)
CEK LIST PERMOHONAN PINDAH ALAMAT APOTIK (SIA BERUBAH) Apotik lama baru No. Telp. APA No. SIPA No. Syarat Permohonan 1 Surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kabupaten Sukoharjo (asli bermaterai
Lebih terperinciSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL SURAT IJIN APOTIK (SIA)
1. Dasar Hukum a. Undang-undang RI mor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; b. Undang-undang RI mor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; c. Undang-undang RI mor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika ; d. Undang-undang
Lebih terperinciCEK LIST PERMOHONAN PENUTUPAN APOTIK. Nama Apotik :.. Alamat :.. No. Telp. :.. Nama APA :.. No. SIK/SIPA :.. Syarat Permohonan
CEK LIST PERMOHONAN PENUTUPAN APOTIK Apotik :.... No. Telp. :.. APA :.. No. SIK/SIPA :.... No. Telp. :.. No. 1 Syarat Permohonan Surat permohonan penutupan apotik ditujukan kepada Kepala Dinas Kabupaten
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PO TENTANG
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR : PO.01.01.31.03660 TENTANG PENGATURAN KHUSUS PENYALURAN DAN PENYERAHAN BUPRENORFIN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : a. bahwa penyediaan
Lebih terperinciBlitar,... Nomor :... Kepada : Lampiran : 1 ( satu ) berkas Yth. Kepala KP2T Kota Blitar Perihal : Permohonan SIA Jl. Jawa No.
00/Form-37/KP2T/2016 Blitar,... Nomor :... Kepada : Lampiran : 1 ( satu ) berkas Yth. Kepala KP2T Kota Blitar Perihal : Permohonan SIA Jl. Jawa No. 64b di - Blitar Bersama ini kami mengajukan permohonan
Lebih terperinciCEK LIST PERMOHONAN PERGANTIAN APOTEKER
CEK LIST PERMOHONAN PERGANTIAN APOTEKER Apotik :.. lama :.. No. Telp. :.. APA Lama :.. No. SIPA :.. APA Baru :.. No. STRA :.. No. Syarat Permohonan 1 Surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Dinas
Lebih terperinciSOSIALISASI JUKLAK PMK 31/2016. SE No. HK MENKES ttg JUKLAK Registrasi, Izin Praktik da Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
SOSIALISASI JUKLAK PMK 31/2016 SE No. HK.02.02-MENKES-24-2017 ttg JUKLAK Registrasi, Izin Praktik da Izin Kerja Tenaga Kefarmasian Pendahuluan Untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan hukum
Lebih terperinciNomor : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG NOMOR. 922/MENKES/PER/X/1993
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR. 922/MENKES/PER/X/1993 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN MELALUI PENGATURAN APOTEK DAN PRAKTIK APOTEKER
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN MELALUI PENGATURAN APOTEK DAN PRAKTIK APOTEKER Dra. R. Dettie Yuliati, M.Si., Apt. Direktur Pelayanan Kefarmasian Disampaikan pada: SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Lebih terperinciDisampaikan oleh. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) , Fax (0274) ,
Disampaikan oleh Pada tanggal : Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) 561038, Fax (0274) 552250, 519052 VISI OBAT DAN MAKANAN AMAN MENINGKATKAN
Lebih terperinciMENTERI KESEHATAN NOMOR : 918/MENKES/PER/X/1993 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 1191/MENKES/SK/IX/2002 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 918/MENKES/PER/X/1993 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI MENTERI KESEHATAN Menimbang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKepada : Nomor : - Yth. BUPATI SUKOHARJO Lampiran : Cq. Kepala Dinas Kesehatan Hal : Permohonan Ijin Toko Obat di SUKOHARJO
Kepada : Nomor : - Yth. BUPATI SUKOHARJO Lampiran : Cq. Kepala Dinas Kesehatan Hal : Permohonan Ijin Toko Obat di SUKOHARJO Nama Tempat Tanggal Lahir Rumah Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Toko Obat dengan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 003/ PP.IAI/1418/IX/2016. Tentang
SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 003/ PP.IAI/1418/IX/2016 Tentang PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEMBINAAN PRAKTIK KEFARMASIAN DI FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN IKATAN
Lebih terperinci2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (
No.276, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Apotek. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 284/MENKES/PER/III/2007 TENTANG APOTEK RAKYAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 284/MENKES/PER/III/2007 TENTANG APOTEK RAKYAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan dan memperluas akses
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 922/MENKES/PER/X/1993 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK MENTERI KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 922/MENKES/PER/X/1993 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK MENTERI KESEHATAN Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pelayanan apotik harus diusahakan agar
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002 / PP.IAI/1418/IX/2016
SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002 / PP.IAI/1418/IX/2016 PERATURAN ORGANISASI TENTANG REKOMENDASI SURAT IZIN PRAKTIK APOTEKER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN. Tahun 2007 No. 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 15 TAHUN 2007
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Tahun 2007 No. 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG IZIN APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan aksesibilitas,
Lebih terperinciBLANGKO PERSYARATAN IZIN. Baru Daftar Ulang
PEMERINTAH KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU Jalan Merdeka Kelurahan Handayani Mulya Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (31211) Sumatera Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, sedangakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, sedangakan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEDAGANG BESAR FARMASI. OLEH REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt
PEDAGANG BESAR FARMASI OLEH REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt Obat / Bahan Obat Ketersediaan Keterjangkauan Konsumen Aman Mutu Berkhasiat PBF LAIN PBF: Obat BBF INDUSTRI FARMASI 2 DASAR HUKUM Undangundang UU
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 63
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PERIJINAN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DAN SARANA KESEHATAN SWASTA DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG IZIN APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan Keputusan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinci2017, No Indonesia Nomor 5062); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144
No.206, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciJalur Distribusi Obat
Jalur Distribusi Obat Berikut jalur distribusi obat: Apotik &Toko Obat Apotik & Toko Obat Pedagang Besar Farmasi RS dan Puskesmas Industri Registrasi BPOM Izin Edar Pedagang Eceran Dokter yg pny SIMO PBF
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG DINAS PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU Jalan Kompleks Pusat Perkantoran Kelobak Telp/Fax (0732) 3930035 KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU KEPUTUSAN KEPALA DINAS
Lebih terperinciSistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika. Surabaya 09 April 2017
Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika Surabaya 09 April 2017 Nama : Erwin Firman Syaifudin, S.Farm., M.Farm.Klin., Apt. Tempat/Tgl. Lahir : Tulungagung, 12 Februari 1984 Agama Nama Istri Nama Anak
Lebih terperinciMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 918/MENKES/PER/X/1993 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI MENTERI KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 918/MENKES/PER/X/1993 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI MENTERI KESEHATAN Menimbang : a. Mengingat b. 1. 2. 3. 4. bahwa persyaratan tentang pedagang besar farmasi seperti
Lebih terperinci2015, No.74 2 Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 T
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.74, 2015 KEMENKES. Narkotika. Psikotropika. Prekursor Farmasi. Pelaporan. Pemusnahan. Penyimpanan. Peredaran. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciAPOTEK AL RASYID Apoteker : SP : Jl. Bojong Sayang nomor 39 Kelurahan Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Telp.
No Lampiran Perihal : 1/RASYID/08/I : 1 (satu) berkas : Permohonan Izin Apotek Kepada Yth Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung di Tempat Dengan Hormat, Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk
Lebih terperinciIKATAN APOTEKER INDONESIA
SURAT KEPUTUSAN PENGURUS DAERAH JAWA TIMUR NOMOR: Kep-057/PD IAI/Jawa Timur/VIII/2015 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PERMOHONAN REKOMENDASI IJIN PRAKTIK ATAU KERJA APOTEKER DI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci- 2 - Mengingat ketentuan: 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan L
Yang terhormat, 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi di seluruh Indonesia 2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia 3. Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) 4. Ketua
Lebih terperinciPERAN IAI DALAM PEMBERIAN REKOMENDASI IJIN PRAKTEK DALAM IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMER 31 TAHUN 2016
PERAN IAI DALAM PEMBERIAN REKOMENDASI IJIN PRAKTEK DALAM IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMER 31 TAHUN 2016 Jamaludin Al J Ef Ketua PD IAI Jawa Tengah Disampaikan dalam RAKERCAB dan Seminar PC
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Pengawasan dalam Penyelenggaraan Apotek di Lingkungan Pemerintah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Pengawasan dalam Penyelenggaraan Apotek di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul. 1. Pengaturan Pengawasan Penyelenggaraan Apotek di Kabupaten Bantul Berdasarkan
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Pintu yang diselenggarakan oleh BPMPTSP Kabupaten Purwakarta belum
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penyajian data dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Proses atau tahapan Implementasi Penyelenggaraan
Lebih terperinci43. STANDAR PELAYANAN IZIN PENYELENGGARAAN APOTEK KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA CIMAHI
43. STANDAR PELAYANAN IZIN PENYELENGGARAAN APOTEK KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA CIMAHI No. Komponen Uraian 1. Dasar Hukum Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Izin Penyelenggaraan
Lebih terperinciPengelolaan Prekursor Farmasi dan Obat Mengandung Prekursor Farmasi. Pelatihan Napza Prekursor - IAI Kota Surabaya Oleh BBPOM Surabaya, 09-April-17
Pengelolaan Prekursor Farmasi dan Obat Mengandung Prekursor Farmasi Pelatihan Napza Prekursor - IAI Kota Surabaya Oleh BBPOM Surabaya, 09-April-17 RUANG LINGKUP Prekursor Farmasi Ephedrine Ergometrine
Lebih terperinciLampiran 1.Penilaian yang dirasakan dan harapan pada variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien
Lampiran 1.Penilaian yang dirasakan dan harapan pada variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien a. Persentase kehandalan i. Yang dirasakan 1. Tidak baik = 5 x 100% = 0,31% 2. Cukup baik
Lebih terperinciPENDIRIAN APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt.
PENDIRIAN APOTEK Heru Sasongko, S.Farm.,Apt. PENGERTIAN ISTILAH Apotek (kepmenkes 1027 standar pelayanan kefarmasian di apotek) adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Draft 07 Januari 2016 RANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciDUKUNGAN PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN
DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN Andrie Fitriansyah D I S A M PA I K A N PA D A : P E RT E M U A N P E N I N G K ATA N MUTU P E L AYA N A N K E FA R M A S I A N G O R O
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 1191/MENKES/SK/IX/2002
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 1191/MENKES/SK/IX/2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 918/MENKES/PER/X/1993 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI MENTERI KESEHATAN Menimbang : a.
Lebih terperinciTUJUAN. a. Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian. b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
TUJUAN a. Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan c. Melindungi pasiean dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan
Lebih terperincia. bahwa apotek dan pedagang eceran obat merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh swasta;
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DAN PEDAGANG ECERAN OBAT (TOKO OBAT) WALIKOTA BOGOR, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS DENGAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental bersifat deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental bersifat deskriptif. Pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif diperoleh dari observasi dan wawancara.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK PRO-THA FARMA JALAN IMAM BONJOL NO. 13 GELURAN SIDOARJO 17 OKTOBER NOVEMBER 2016
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK PRO-THA FARMA JALAN IMAM BONJOL NO. 13 GELURAN SIDOARJO 17 OKTOBER 2016 18 NOVEMBER 2016 PERIODE XLVII DISUSUN OLEH : SEPTIN PUTRI ABRIYANTI, S.Farm. NPM.
Lebih terperinciIZIN USAHA KESEHATAN
IZIN USAHA KESEHATAN DINAS PENANAMAN MODAL PERIJINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN JAYAPURA IZIN PRAKTEK DOKTER UMUM 1 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
Lebih terperinciFarmaka Volume 15 Nomor 4 1
Volume 15 Nomor 4 1 UPAYA PENGAWASAN BBPOM DI BANDUNG DALAM KEJADIAN POTENSI PENYALAHGUNAAN OBAT Silvi Wulandari, Resmi Mustarichie Progam Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciBersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin Pedagang Besar Farmasi dengan data sebagai berikut:
Formulir 1 Nomor : Perihal : Permohonan Izin Pedagang Besar Farmasi Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di - JAKARTA Bersama ini kami mengajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan setiap umat manusia karena aktivitasnya dapat terhambat apabila kondisi kesehatan tidak baik.
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Tilik Mutu Pelayanan Kefarmasian DAFTAR TILIK
Lampiran 1. Daftar Tilik Mutu Pelayanan Kefarmasian DAFTAR TILIK Jumlah tenaga teknis kefarmasian dan kualifikasi : Jumlah Apoteker : Orang Jumlah tenaga teknis kefarmasian (TTK) : Orang Jumlah tenaga
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA PROSES BISNIS AWAL
BAB 4 ANALISA PROSES BISNIS AWAL Bab keempat ini akan berisi data-data yang dibutuhkan dalam pengerjaan sistem serta pembahasan mengenai pemetaan proses bisnis. Pemetaan proses bisnis merupakan penjabaran
Lebih terperinciKEPUTUSAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264A/MENKES/SKB/VII/2003 NOMOR 02/SKB/M.PAN/7/2003 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN KEWENANGAN
Lebih terperinciAspek legal. untuk pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan. Yustina Sri Hartini - PP IAI
Aspek legal penggunaan TIK untuk pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan Yustina Sri Hartini - PP IAI Disampaikan dalam Annual Scientific Meeting Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta, 23 Maret 2017
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung
Lebih terperinciHUBUNGAN DOKTER-APOTEKER APOTEKER-PASIENPASIEN SERTA UU KEFARMASIAN TENTANG OBAT
HUBUNGAN DOKTER-APOTEKER APOTEKER-PASIENPASIEN SERTA UU KEFARMASIAN TENTANG OBAT ETIKA perbuatan, tingkah laku, sikap dan kebiasaan manusia dalam pergaulan sesama manusia dalam masyarakat yang mengutamakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. A. Pengawasan pelaksanaan penanaman modal di kawasan industri di
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan perumusan masalah dan hasil penelitian, serta pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. A. Pengawasan
Lebih terperinciTAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEDAGANG ECERAN OBAT
NOMOR 25 TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEDAGANG ECERAN OBAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH DATAR, SERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan terus meningkat seiring perkembangan zaman. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat senantiasa diupayakan
Lebih terperinciPERATURAN ORGANISASI IKATAN APOTEKER INDONESIA
PERATURAN ORGANISASI SURAT KEPUTUSAN NO: 001 /PO/PP-IAI/V/2010 TENTANG PERATURAN ORGANISASI TENTANG REGISTRASI ANGGOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA PENGURUS PUSAT, Menimbang : 1. Bahwa dengan ditetapkannya
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1990 TENTANG MASA BAKTI DAN IZIN KERJA APOTEKER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1990 TENTANG MASA BAKTI DAN IZIN KERJA APOTEKER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Februari Kompetensi dasar Indikator Materi Pokok Strategi Pembelajaran
SILABUS MATA KULIAH A. Identitas Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Februari 2014 1. Nama Mata Kuliah : PKPA RUMAH SAKIT 2. Program Studi : Profesi Farmasi 3. Fakultas : Farmasi 4. Bobot : 6 sks 5. Elemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek yang menjelaskan mengenai apotek
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Kefarmasian oleh Apoteker PP 51 Tahun 2009 menyatakan bahwa tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian. Tenaga kefarmasian terdiri atas apoteker
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBUK INDONESIA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
No : 28/Men.Kes/SK/XI/76 SURAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBUK INDONESIA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa untuk meningkatkan kelancaran dan tertib pengadaan, penyaluran bahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian merupakan bentuk optimalisasi peran yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian merupakan bentuk optimalisasi peran yang dilakukan oleh apoteker terhadap pasien dalam melakukan terapi pengobatan sehingga
Lebih terperinciPENGANTAR. Akhirnya atas partisipasi dan ketulusan Bapak/Ibu mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terimakasih. Peneliti Tris Mundari
Lampiran 1. KUISIONER PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan, mengarahkan dan memberi landasan hukum, serta menata kembali berbagai perangkat hukum yang mengatur penyelenggaraan Pekerjaan Kefarmasian, pemerintah
Lebih terperinciDengan hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :... Umur :... Alamat :... Nama Perusahaan :... Alamat Perusahaan :...
K e p a d a Yth. Bapak Walikota Denpasar Cq. Ka. Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Denpasar Di Denpasar Dengan hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :... Umur :... Alamat :... Nama Perusahaan
Lebih terperinciIKATAN APOTEKER INDONESIA
FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI IJIN PRAKTIK KERJA IKATAN APOTEKER INDONESIA (isi dengan huruf kapital) Kepada Yth. Ketua PC IAI Badung Untuk Permohonan Sebagai Apoteker di Industri Farmasi & Pedagang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, pola pikir masyarakat semakin berkembang sesuai dengan perkembangan dunia saat ini. Demikian juga dalam hal kesehatan, masyarakat
Lebih terperinciPERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT
PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT SOP No. Dokumen No. Revisi : Tanggal Terbit : 51.VIII/SOP/PNG/V/2016 : 3 Mei 2016 Halaman : 1/ 6 UPT PUSKESMAS PANUNGGANGAN 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan
Lebih terperinciKasus Pelanggaran PP 51. (Anzari Muhammad )
Kasus Pelanggaran PP 51 (Anzari Muhammad 260110110083) 1. Obat Tradisional Mengandung BKO URAIAN KASUS Sebuah pabrik obat tradisional Kec. Bumiayu Kab. Brebes Jawa Tengah memproduksi OT mengandung BKO
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa pengaturan tentang Industri Farmasi yang komprehensif
Lebih terperinciBUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN SIMEULUE
BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN SIMEULUE BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI
Lebih terperinci2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkot
No.906, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Kefarmasian. Puskesmas. Standar Pelayanan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO
PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERIZINAN DI BIDANG KESEHATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciLAMPIRAN 82
LAMPIRAN 81 LAMPIRAN 82 LAMPIRAN 83 LAMPIRAN 84 LAMPIRAN 85 LAMPIRAN 86 LAMPIRAN 87 DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DAN FGD Data umum yang perlu dicatat setiap kali melakukan wawancara
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU
PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, Menimbang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan
Lebih terperinciPertanyaan untuk BPPT Kota Semarang 1. Identitas Narasumber a. Nama : b. Jabatan : 2. Ruang lingkup tugas narasumber di BPPT Kota Semarang? 3. Kegiatan usaha perdagangan apa saja yang memerlukan SIUP?
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/068/I/2010 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/068/I/2010 TENTANG KEWAJIBAN MENGGUNAKAN OBAT GENERIK DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN. TAHUN 2007 No. 17 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2007
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TAHUN 2007 No. 17 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG IZIN KERJA APOTEKER DAN ASISTEN APOTEKER DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci