AB PRAK LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA PENGENALAN VISUAL BASIC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AB PRAK LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA PENGENALAN VISUAL BASIC"

Transkripsi

1 PENGENALAN VISUAL BASIC Visual Basic adalah bahasa pemograman tingkat tinggi GUI (General User Interface) dimana pengguna computer berkomunikasi dengan computer tersebut menggunakan gambar/grafik. Salah satu cara untuk mengaktifkan Visual Basic adalah menjalankannya dari Menu Start, pilih Microsoft Visual Basic 6.0 dan akhirnya pilih shortcut Microsoft Visual Basic 6.0. Setelah itu pilihlah Standard EXE, kemudian klik pada tombol Open. Maka akan muncul gambar dibawah ini: Menu Bar berisi daftar menu dan perintah yang bisa digunakan dalam Visual Basic, kemudian Main Toolbar berisi perlengkapan dan fasilitas yang terdapat di Visual Basic, Toolbox berisi tools-tools yang sering digunakan dalam membuat program dalam Visual Basic tools ini bisa ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan, Project Explorer adalah window yang berisi nama project nama-nama form dan digunakan untuk menambah dan mengurangi form, Properties Window digunakan untuk memodifikasi form atau objek yang aktif. TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 1

2 Dibawah ini kita akan membahas beberapa tools yang kita gunakan dalam praktikum ini: 1. Label : Kontrol yang digunakan untuk menampilkan teks yang tidak dapat diperbaiki oleh pemakai program. 2. Text Box : Untuk menampilkan teks dan pemakai dapat berinteraksi dengannya. 3. Command Button : Untuk membuat sebuah tombol pelaksana perintah. 4. Line : Untuk menggambar garis. 5. MaskEdBox : Untuk membuat kotak inputan Cara Menambahkan Maskedbox Pada Toolbox 1. Klik kanan pada toolbox yang kosong. 2. Setelah itu pilih Components, cari dan beri tanda ceklis pada Microsoft Masked Edit Control Setelah itu klik Apply lalu klik Ok. 4. TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 2

3 Keterangan : Input merupakan tempat memasukkan data. Proses adalah inputan terakhir sebelum menghasilkan output (tempat memasukkan koding). Output adalah hasil yang didapat dari koding yang sudah dimasukkan dalam proses. Cara mengganti nama pada Maskedbox, yaitu : 1. Double klik pada maskedbox yang ingin diganti namanya 2. Pada properties Name ganti MaskedBox1 dengan nama Persediaan BDP Awal TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 3

4 Logika memasukkan koding untuk contoh diatas, yaitu : 1. Untuk memulainya klik 2x pada proses yang pertama (MaskedBox2) 2. Ganti change pada pojok kanan atas menjadi LostFocus. 3. Setelah itu masukkan koding pada proses 1 yaitu pada Biaya Produksi. Barang Dalam Proses = Val(Persediaan BDP Awal) + Val (Biaya Produksi) 4. Lalu masukkan koding pada proses kedua yaitu pada Persediaan BDP Akhir yaitu: Harga Pokok Produksi = Val (Barang Dalam Proses) Val (Persediaan BDP Akhir) 5. Setelah itu klik Start pada Main Toolbar untuk menjalankan program. TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 4

5 BAB I HARGA POKOK PRODUKSI A. Definisi Harga Pokok Produksi Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Suatu perusahaan perlu menentukan harga pokok produksi yang dihasilkan, karena harga pokok merupakan salah satu faktor yang ikut memengaruhi penentuan harga jual dasar penentuan kebijakankebijakan yang berhubungan dengan pengolahan perusahaan. Harga pokok produksi juga digunakan untuk menentukan besarnya keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan. Suatu harga dapat diketahui jumlahnya dari jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi suatu produk tersebut. Perhitungan harga pokok produksi di mulai dengan menjumlahkan biaya - biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, sehingga diperoleh total biaya produksi yang dibebankan pada pekerjaan pada setiap periode. Untuk menghitung harga pokok produksi secara tepat dan teliti, maka biaya yang harus dikeluarkan harus diklasifikasi menurut aliran - aliran biaya itu sendiri. Di dalam akuntansi yang konvensional komponen harga pokok produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. B. Komponen Biaya Harga Pokok Produksi Komponen biaya produksi dimulai dengan menghubungkan biaya ke tahap yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Total biaya produksi terdiri dari dua elemen yaitu, biaya manufaktur dan biaya komersial. Biaya manufaktur dapat disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 5

6 Biaya bahan baku disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan istilah biaya konversi (conversion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi. (Mulyadi, 2005:14) Sedangkan biaya komersial (commercial expenses) adalah biaya yang timbul diluar dari kegiatan produksi seperti biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum. Biaya Bahan Baku Biaya ini timbul karena adanya pemakaian bahan baku. Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang atau produk. Biaya bahan baku merupakan bagian dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan barang. Biaya Overhead Pabrik Biaya ini timbul akibat pemakaian fasilitas untuk mengolah barang berupa mesin, alat-alat, tempat kerja dan kemudahan lain. Dalam kenyataannya dan sesuai dengan label tersebut, kemudian biaya overhead pabrik adalah biaya - biaya selain dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 6

7 CONTOH KASUS HARGA POKOK PRODUKSI PT. SBS bergerak dibidang pembuatan TAS. Pada bulan Mei 2018 perusahaan memproduksi 250 unit TAS dengan harga Rp per unit. Dengan data sebagai berikut : a) Pembelian bahan baku Rp , dan bahan penolong 15% dari pembelian bahan baku. b) Ongkos angkut pembelian Rp c) Potongan pembelian 2% dari pembelian bahan baku. d) Perusahaan menggaji 10 orang karyawan dengan gaji Rp Per bulan dan seorang manajer sebesar Rp e) Perusahaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp , biaya penyusutan pabrik Rp , biaya asuransi pabrik Rp , biaya lain-lain Rp f) Biaya administrasi dan umum sebesar Rp , biaya pemasaran Rp g) Pajak sebesar 10%. h) 5% dari penjualan adalah potongan penjualan. Dibawah ini adalah data data mengenai nilai persediaan perusahaan : PERSEDIAAN AWAL AKHIR Bahan Baku Rp Rp Barang dalam Proses Rp Rp Barang Jadi Rp Rp Diminta : 1. Hitung besarnya biaya bahan baku! 2. Hitung biaya overhead pabrik! 3. Hitung biaya produksi! 4. Hitung harga pokok produksi! 5. Hitung harga pokok penjualan! 6. Buat laporan laba rugi! TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 7

8 JAWABAN CONTOH KASUS 1. Menghitung besarnya Biaya Bahan Baku Persediaan bahan baku awal Rp Pembelian bahan baku Rp Ongkos angkut pembelian Rp Rp Potongan Pembelian Rp Pembelian Bersih Rp Bahan baku siap digunakan Rp Persediaan bahan baku akhir Rp Biaya bahan baku Rp Menghitung besarnya Biaya Overhead Pabrik Bahan penolong Rp Biaya tenaga kerja tak langsung Rp Biaya listrik pabrik Rp Biaya penyusutan pabrik Rp Biaya asuransi Rp Biaya pabrik lain-lain Rp Biaya Overhead Pabrik Rp Menghitung besarnya Biaya Produksi Biaya bahan baku Rp Biaya tenaga kerja langsung Rp Biaya overhead pabrik Rp Biaya Produksi Rp TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 8

9 4. Menghitung besarnya Harga Pokok Produksi Persediaan BDP awal Rp Biaya produksi Rp Barang dalam proses Rp Persediaan BDP akhir Rp Harga Pokok Produksi Rp Menghitung besarnya Harga Pokok Penjualan Persediaan barang jadi awal Rp Harga pokok produksi Rp Barang tersedia untuk dijual Rp Persediaan barang jadi akhir Rp Harga Pokok Penjualan Rp Membuat Laporan Laba Rugi PT. SBS Laporan Laba Rugi Mei 2018 Penjualan (250 X Rp ) Rp Potongan penjualan (5% X Rp ) Rp Penjualan bersih Rp Harga pokok penjualan Rp Laba kotor Rp Biaya Usaha : Biaya administrasi dan umum Rp Biaya pemasaran Rp Jumlah biaya usaha Rp Laba sebelum pajak Rp Pajak (10% X Rp ) Rp Laba setelah pajak Rp TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 9

10 KASUS HARGA POKOK PRODUKSI PT. JTBC bergerak dibidang pembuatan SEPATU. Pada bulan Juni 2018 perusahaan memproduksi 300 unit SEPATU dengan harga Rp per unit. Dengan data sebagai berikut : a) Pembelian bahan baku Rp , dan bahan penolong 20% dari pembelian bahan baku. b) Ongkos angkut pembelian Rp c) Potongan pembelian 3,5% dari pembelian bahan baku. d) Perusahaan menggaji 15 orang karyawan dengan gaji Rp Per bulan dan seorang manajer sebesar Rp e) Perusahaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp , biaya penyusutan pabrik Rp , biaya asuransi pabrik Rp , biaya lain-lain Rp f) Biaya administrasi dan umum sebesar Rp , biaya pemasaran Rp g) Pajak sebesar 10%. h) 5% dari penjualan adalah potongan penjualan. Dibawah ini adalah data data mengenai nilai persediaan perusahaan : PERSEDIAAN AWAL AKHIR Bahan Baku Rp Rp Barang dalam Proses Rp Rp Barang Jadi Rp Rp Diminta : 1. Hitung besarnya biaya bahan baku! 2. Hitung biaya overhead pabrik! 3. Hitung biaya produksi! 4. Hitung harga pokok produksi! 5. Hitung harga pokok penjualan! 6. Buat laporan laba rugi! TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 10

11 VISUAL BASIC : FORM 1 FORM 2 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 11

12 FORM 3 CONTOH KASUS : FORM 1 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 12

13 FORM 2 FORM 3 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 13

14 BAB II HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING) A. Definisi Harga Pokok Pesanan Harga pokok pesanan (job order costing) adalah cara perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Tujuan dari metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk masing-masing pesanan, baik secara keseluruhan dari setiap pesanan atau persatuan. B. Karekteristik Usaha Perusahaan yang produksinya Berdasarkan Pesanan Proses pengolahan produk terjadi secara terputus putus. Artinya jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, maka proses produksi mulai dihentikan dan akan mulai kembali dengan pesanan berikutnya. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pesanan, dimana Pesanan satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di gudang. C. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan 1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual. 2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok berikut ini : biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. 3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik. 4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 14

15 5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. D. Manfaat Informasi Harga Pokok Pesan 1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. 2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan. 3. Memantau realisasi produksi. 4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan. 5. Menetukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. 1. Menentukan Harga Jual yang Akan Dibebankan Kepada Pemesan Harga jual yang dibebankan kepada pemesan ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan, dengan formula sebagai berikut : Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp xxx Taksiran biaya non produksi yang dibebankan kepada pemesan Rp xxx + Taksiran total biaya pesanan /HP produk Rp xxx Laba yang diinginkan Rp xxx + Taksiran harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan Rp xxx Untuk menghitung biaya produksi suatu pesanan dihitung sebagai berikut : Taksiran biaya bahan baku Rp xxx Taksiran biaya tenaga kerja langsung Rp xxx Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx + Taksiran biaya produksi Rp xxx TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 15

16 2. Mempertimbangkan Penerimaan atau Penolakan Pesanan Untuk pengambilan keputusan, manajemen memerlukan informasi total harga pokok produksi pesanan yang bertujuan memberi perlindungan bagi manajemen agar dalam menerima pesanan tidak mengalami kerugian. Cara perhitungannya sebagai berikut : Biaya produksi pesanan : Taksiran biaya bahan baku Rp xxx Taksiran biaya tenaga kerja langsung Rp xxx Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx + Taksiran total biaya produksi Rp xxx Biaya non produksi : Taksiran biaya adm & umum Rp xxx Taksiran biaya pemasaran Rp xxx + Taksiran total biaya non produksi Rp xxx + Total taksiran harga pokok pesanan Rp xxx 3. Memantau Realisasi Biaya Produksi Akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi tiap pesanan yang diterima. Hal ini digunakan untuk memantau apakah proses produksi untuk memenuhi pesanan tersebut menghasilkan total biaya produksi pesanan yang sesuai dengan perhitungkan sebelumnya. Untuk formula perhitungannya sebagai berikut : Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xxx Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp xxx Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx + Total biaya produksi sesungguhnya Rp xxx 4. Menghitung Laba atau Rugi Tiap Pesanan Informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi, yang dihitung sebagai berikut : TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 16

17 Harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan Rp xxx Biaya produksi pesanan tertentu: Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xxx Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp xxx Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx + Total biaya produksi pesanan Rp xxx - Laba / rugi bruto Rp xxx 5. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam Proses Yang Disajikan Dalam Neraca Biaya yang melekat pada pesanan yang selesai diproduksi, namun belum diserahkan kepada pemesan pada tanggal neraca, akan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi. Biaya yang melekat pada pesanan yang belum selesai pada tanggal neraca, akan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses. TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 17

18 CONTOH KASUS HARGA POKOK PESANAN GAMIS SYALALA menerima pesanan dengan nomor GS466 untuk membuat unit gamis yang akan diselesaikan selama 30 hari. Proses produksi dilakukan melalui 3 departemen, yaitu departemen A adalah depertemen pemotongan bahan baku, Departemen B adalah Departemen Penjahitan dan Departemen C adalah departemen penyelesaian. Berikut ini informasi yang dibutuhkan : Bahan baku utama Bahan baku tambahan Rp /jam TKL Rp /jam TKL KETERANGAN DEPT A DEPT B DEPT C Jumlah jam TKL jam 5000 jam 6000 jam Upah Langsung Rp /jam Rp /jam Rp /jam Jam mesin yang digunakan Jam jam jam Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen A sebesar Rp dengan kapasitas yang direncanakan jam TKL, Departemen B sebesar Rp dengan kapasitas yang direncanakan JM, dan Departemen C sebesar Rp dengan kapasitas direncanakan JM. Harga jual per unit 60 % dari total biaya produksi per unit. Diminta : 1. Hitung total harga pokok produksi! 2. Hitung harga jual! 3. Buatlah kartu harga pokok pesanan! TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 18

19 JAWABAN CONTOH KASUS 1. Menghitung Total Harga Pokok Produksi BBB Utama : Rp x = Rp Tambahan : Rp x = Rp Total BBB Rp BTK Dept A : x Rp = Rp Dept B : x Rp = Rp Dept C : x Rp = Rp Total BTK Rp BOP Tarif dept A : Rp / = Rp 8.000/jam Tarif dept B : Rp / = Rp /jam Tarif dept C : Rp / = Rp /jam BOP Dept A : Rp x = Rp Dept B : Rp x = Rp Dept C : Rp x = Rp Total BOP Rp Jumlah Harga Pokok Produksi Rp Menghitung Harga Jual Per Unit Harga jual per unit = (Rp x 60%) / = Rp TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 19

20 3. Kartu Harga Pokok Pesanan GAMIS SYALALA Jl. Kebahagiaan, Depok Telp : (021) JOB ORDER COST SHEET ORDER NO : GS466 To : Eunha Production : Gamis Quantity : Unit Character : Directly Date : 06/05/2018 Subscription 1. Raw Material Cost Prime Rp Addition Rp Total Cost Rp Direct Labor Cost Dept A : x Rp = Rp Dept B : x Rp = Rp Dept C : x Rp = Rp Total Cost Rp Factory Overhead Cost Dept A : Rp x = Rp Dept B : Rp x = Rp Dept C : Rp x = Rp Total Cost Rp Total Production Cost Rp TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 20

21 KASUS HARGA POKOK PESANAN PILLOW SHOP menerima pesanan dengan nomor PS123 untuk membuat unit bantal yang akan diselesaikan selama 30 hari. Proses produksi dilakukan melalui 3 departemen, yaitu departemen A adalah depertemen pemotongan bahan baku, Departemen B adalah Departemen Penjahitan dan Departemen C adalah departemen penyelesaian. Berikut ini informasi yang dibutuhkan : Bahan baku utama Bahan baku tambahan Rp /jam TKL Rp /jam TKL KETERANGAN DEPT A DEPT B DEPT C Jumlah jam TKL jam 7000 jam 9000 jam Upah Langsung Rp /jam Rp /jam Rp /jam Jam mesin yang digunakan Jam jam jam Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen A sebesar Rp dengan kapasitas yang direncanakan jam TKL, Departemen B sebesar Rp dengan kapasitas yang direncanakan JM, dan Departemen C sebesar Rp dengan kapasitas direncanakan JM. Harga jual per unit 70 % dari total biaya produksi per unit. Diminta : 1. Hitung total harga pokok produksi! 2. Hitung harga jual! 3. Buatlah kartu harga pokok pesanan! TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 21

22 VISUAL BASIC : FORM 1 FORM 2 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 22

23 CONTOH KASUS : FORM 1 FORM 2 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 23

24 BAB III HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING) A. Definisi Harga Pokok proses (Process Costing) Harga Pokok Proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massal. Perhitungan harga pokok produknya berdasarkan kepada pengumpulan-pengumpulan biaya-biaya produski dalam satu periode tertentu dibagi dengan jumlah unit produksi periode yang bersangkutan. B. Ciri-ciri Perusahaan yang menggunakan Harga Pokok Proses Proses produksinya berlangsung secara terus-menerus atau kontinyu. Produk yang dihasilkan bersifat produk standar. Tujuan produksi adalah untuk membentuk persediaan yang selanjutnya untuk dijual. Tidak tergantung kepada spesifikasi dari pembeli. Media yang digunakan dalam menghitung atau menentukan harga pokok produk adalah dengan membuat laporan harga pokok produksi, melalui pengolahan beberapa departemen. Contoh : Perusahaan Pulpen C. Manfaat Informasi Harga Pokok Proses Penentuan harga jual produk yang tepat Memantau realisasi biaya produk Menghitung laba/rugi per periodik secara transparan TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 24

25 CONTOH KASUS HARGA POKOK PROSES PT. Mutiara mengolah produknya melalui 2 departemen yaitu departemen X dan Y. Dimana perusahaan ini menggunakan metode harga pokok proses dalam menentukan harga pokok produk yang dihasilkannya. Data produksi bulan September 2017 sebagai berikut : Dept. X (dalam unit) Dept. Y (dalam unit) Jumlah produk masuk proses (unit started) Selesai dikirim ke dept. berikut (finished goods and transferred out) Diterima dari dept. sebelumnya (unit received) Selesai dikirim ke gudang (finished goods and transfered out) BBB 100% BK 50% BK 60% Biaya-biaya produksi untuk bulan September 2017 : Dept. X Dept. Y BBB (raw material cost) BTK (direct labour cost) BOP (factory overhead) TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 25

26 Data-data lain : Pada bulan September 2017 terjual unit dengan harga jual Rp per unit, dimana diketahui biaya administrasi dan umum Rp dan biaya pemasaran Rp Diminta : 1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan September 2017! 2. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan september 2017! TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 26

27 1). JAWABAN CONTOH KASUS PT. MUTIARA LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. X (PRODUCTION COST REPORT DEPT. X) SEPTEMBER 2017 Laporan produksi (produksi report) Unit Jumlah masuk proses (unit started) Selesai dikirim ke dept. berikutnya Produk dalam proses akhir (BBB 100%, BK 50%) Jumlah produk yang dihasilkan Biaya dibebankan di Dept. X Elemen Biaya Jumlah Unit Ekuivalen HPP BBB ( * 100%) = BTK ( * 50%) = BOP ( * 50%) = Jumlah Perhitungan HP produk selesai ditransfer ke Dept. Y HP. Produk selesai ( * 4.300) Perhitungan HP produk dalam proses Dept. X BBB = * 100% * = BTK = * 50% * = BOP = * 50% * = Biaya produksi Dept. X TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 27

28 PT. MUTIARA LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. Y (PRODUCTION COST REPORT DEPT. Y) SEPTEMBER 2017 Laporan produksi (production report) Unit Produk diterima dari Dept. X Selesai dikirim ke gudang Produk dalam proses akhir (BK 60%) Elemen Biaya Jumlah Unit Ekuivalen HPP/unit HP dr Dept X BTK ( * 60%) = BOP ( * 60%) = Biaya kumulatif di Dep. Y Perhitungan HP Produk HP produk selesai ditransfer ke gudang ( * 7.220) Perhitungan HP produk dalam proses Dept. Y HP dari Dept. X = * = BTK = * 60% * = BOP = * 60% * = Biaya produksi Dept. Y TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 28

29 2). PT. MUTIARA LAPORAN RUGI LABA SEPTEMBER 2017 Penjualan (sales) ( unit * ) Harga Pokok Penjualan (cost of good sold) ( unit * 7.220) Laba Kotor (gross income) (-) Biaya Komersial (commercial expense) Biaya Administrasi dan Umum (general and administratif expense) Biaya Pemasaran (marketing expense) Laba bersih sebelum pajak (EBT) TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 29

30 KASUS HARGA POKOK PROSES PT. Sejahtera mengolah produknya melalui 2 departemen yaitu departemen AB dan CD. Dimana perusahaan ini menggunakan metode harga pokok proses dalam menentukan harga pokok produk yang dihasilkannya. Data produksi bulan Oktober 2017 sebagai berikut : Dept. AB (dalam unit) Dept. CD (dalam unit) Jumlah produk masuk proses (unit started) Selesai dikirim ke dept. berikut (finished goods and transferred out) Diterima dari dept. sebelumnya (unit received) Selesai dikirim ke gudang (finished goods and transfered out) BBB 100% BK 50% BK 60% Biaya-biaya produksi untuk bulan Oktober 2017 : Dept. AB Dept. CD BBB (raw material cost) BTK (direct labour cost) BOP (factory overhead) TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 30

31 Data-data lain : Pada bulan Oktober 2017 terjual unit dengan harga jual Rp per unit, dimana diketahui biaya administrasi dan umum Rp dan biaya pemasaran Rp Diminta : 3. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan Oktober 2017! 4. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan Oktober 2017! TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 31

32 VISUAL BASIC : FORM 1 FORM 2 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 32

33 FORM 3 CONTOH SOAL : FORM 1 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 33

34 FORM 2 FORM 3 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 34

35 BAB IV HARGA POKOK PROSES LANJUTAN A. Definisi Harga Pokok Proses Lanjutan Harga pokok persediaan produk dalam proses yang dihitung harga pokok persediaan produk pada akhir periode akan menjadi harga pokok persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya dalam departemen produksi yang bersangkutan. B. Karakteristik Persediaan Produk dalam Proses Awal Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai doproses pada akhir periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya. Produk dalam awal proses periode ini membawa harga pokok produksi persatuan yang berasal dari periode sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok produksi per satuan yang dikeluarkan oleh departemen produksi yang bersangkutan dalam periode sekarang. Metode yang digunakan untuk penetuan harga pokok persediaan produk dalam proses awal adalah : 1. Metode harga pokok rata-rata tertimbang (weighted avarage cost method). 2. Metode masuk pertama keluar pertama (first in first out methode) 3. Metode masuk terakhir keluar pertama (last in first out methode) TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 35

36 CONTOH KASUS HARGA POKOK PROSES LANJUTAN PT. BANGUN SUBUH memeiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan produknya, yaitu departemen A dan departemen B. Berikut ini merupakan data-data produksi yang terjadi selama bulan Agustus 2017 : Departemen A Departemen B Produk dalam proses awal : BB = 100% ; BK = 50% TKL = 40% ; BOP = 60% Produk masuk proses Unit yang ditransfer dari Dept. A Unit yang diterima ke Dept. I Produk yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir : BB 100% ; BK 80% TKL 50% ; BOP 80% Harga pokok produksi dalam proses-awal : Harga pokok dari Dept. A - Rp Biaya bahan baku Rp Biaya tenaga kerja Rp Rp Biaya overhead pabrik Rp Rp Biaya-biaya produksi : Biaya bahan baku Rp BTKL Rp Rp BOP Rp Rp Diminta : Buatlah Laporan Harga Pokok produksi (production Cost Report) untuk masing-masing departemen produksi dengan menggunakan Metode Rata-Rata! TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 36

37 JAWABAN CONTOH KASUS PT. BANGUN SUBUH LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. A BULAN AGUSTUS 2017 Laporan Produksi (production report) Unit Produk dalam proses awal : BB = 100% ; BK = 50% Produk Masuk Proses Unit yang di transfer ke Dept. B Produk dalam proses akhir BB 100% ; BK 80% Biaya yang dibebankan pada Dept. A : Elemen HPP PDP Biaya Bulan Unit JUMLAH Biaya AWAL Agustus Ekuivalen HPP/Unit BBB ) Rp BTK ) Rp BOP ) Rp Jumlah Rp ** Keterangan Unit Ekuivalen 1) * ( * 100%) = ) * ( * 80%) = TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 37

38 Perhitungan Harga Pokok : Harga pokok produk yang ditransfer ke Departemen B, yaitu : ( *3.500) Rp Perhitungan Pokok Produk Dalam Proses Akhir: BBB * 100% * Rp = Rp BTK * 80% * Rp = Rp BOP * 80% * Rp = Rp Rp Total Harga Pokok Produk di Departemen A Rp TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 38

39 PT. BANGUN SUBUH LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. B BULAN AGUSTUS 2017 Laporan Produksi (Production Report) : Unit Produk dalam proses awal TKL = 40% ; BOP = 60% Produk yang diterima dari Dept. A Produk yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir TKL = 50% ; BOP = 80% Biaya yang dibebankan pada Departemen B : Elemen HPP PDP Biaya Bulan Unit JUMLAH Biaya AWAL Agustus Ekuivalen HPP/Unit HP Dept. A ) Rp TKL ) Rp BOP ) Rp Jumlah Rp **Keterangan : 1) = ) ( * 50%) = ) ( * 80%) = TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 39

40 Perhitungan Harga Pokok : Harga pokok produk yang ditransfer ke gudang yaitu : ( * 6.600) Rp Perhitungan Pokok Produk Dalam Proses Akhir : Dari Dept. A * 100% * Rp = Rp TKL * 50% * Rp = Rp BOP * 80% * Rp = Rp Rp Total Harga Pokok Produksi yang dibebankan pada Dept. B Rp TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 40

41 KASUS HARGA POKOK PROSES LANJUTAN PT. ARMAGEDON memeiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan produknya, yaitu departemen X dan departemen Y. Berikut ini merupakan data-data produksi yang terjadi selama Agustus 2017 : Departemen X Departemen Y Produk dalam proses awal : BB = 100% ; BK = 50% TKL = 40% ; BOP = 60% Produk masuk proses Unit yang ditransfer dari Dept. X Unit yang diterima ke Dept. Y Produk yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir : BB 100% ; BK 80% TKL 50% ; BOP 80% Harga pokok produksi dalam proses-awal : Harga pokok dari Dept. X - Rp Biaya bahan baku Rp Biaya tenaga kerja Rp Rp Biaya overhead pabrik Rp Rp Biaya-biaya produksi : Biaya bahan baku Rp BTKL Rp Rp BOP Rp Rp Diminta : Buatlah Laporan Harga Pokok produksi (production Cost Report) untuk masing-masing departemen produksi dengan menggunakan Metode Rata-Rata! TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 41

42 VISUAL BASIC : FORM 1 FORM 2 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 42

43 CONTOH KASUS : FORM 1 FORM 2 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 43

44 BAB V VARIABLE COSTING A. Pengertian Variable Costing Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. B. Manfaat Variable Costing 1. Laporan Laba/Rugi dengan margin kontibusi hampir mengikuti pemikiran manajemen tentang prestasi laba sebagai fungsi penjualan. 2. Informasi untuk analisis Biaya-Volume-Laba (CPV) dapat diperoleh langsung dari laporan laba/rugi. 3. Penentuan harga pokok variabel menyajikan dasar untuk menyiapkan anggaran fleksibel (yang memisahkan biaya variabel dan biaya tetap). C. Kelemahan Variable Costing 1. Pemisahan pola perilaku biaya menjadi biaya variabel dan biaya tetap sebenarnya sulit dan hasilnya berupa taksiran. 2. Penentuan harga pokok variabel tidak dapat digunakan untuk pelaporan eksternal, maksudnya tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim (SAK) 3. Untuk perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman, variable costing akan menyajikan kerugian yang berlebihan dalam periode tertentu dan menyajikan laba yang tidak normal pada periode lainnya. 4. Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis keuangan. Rumus dari Kontribusi Margin: Margin Kontribusi = Penjualan Biaya Variabel TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 44

45 CONTOH KASUS VARIABLE COSTING Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2017 dari GATE NINE COMPANY 1. Produksi selama tahun 2017 sebanyak unit 2. 75% dari produksi tahun 2017 terjual dan sisanya masih tersimpan digudang pada akhir tahun. 3. BBB sebesar Rp BTKL sebesar Rp BOP (V) sebesar Rp dan BOP (T) sebesar Rp Harga jual per unit sebesar Rp Biaya adminstrasi dan umum (V) sebesar Rp dan Biaya administrasi dan umum (T) sebesar Rp Biaya pemasaran (V) sebesar Rp dan Biaya pemasaran (T) sebesar Rp Diminta: a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2017 dengan metode variable costing dan full costing! b. Buatlah laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full costing! TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 45

46 JAWABAN CONTOH KASUS a. Menghitung nilai persediaan akhir Produk terjual = 75 % x unit = unit Persediaan akhir tahun 2017 = 25 % x unit = unit Nilai persediaan akhir tahun 2017 dengan metode variable costing BBB Rp BTKL Rp BOP (V) Rp HP. Produksi Rp HP. Produksi per unit = Rp / unit = Rp. 350 Nilai persediaan akhir tahun 2017 = unit x Rp. 350 = Rp Nilai persediaan akhir tahun 2017 dengan metode full costing BBB Rp BTKL Rp BOP (V) Rp BOP (T) Rp HP. Produksi Rp HP. Produksi per unit = Rp / unit = Rp. 400 Nilai persediaan akhir tahun 2017 = unit x Rp. 400 = Rp TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 46

47 GATE NINE COMPANY LAPORAN L/R VARIABLE COSTING PER 31 DESEMBER 2017 Penjualan X Rp Rp Harga Pokok Penjualan BBB Rp BTKL Rp BOP Variabel Rp HP. Produksi Rp Persediaan Akhir Rp HPP Variabel Rp Biaya Adm. & Umum (V) Rp Biaya Pemasaran (V) Rp Total Biaya Variabel Rp Margin Kontribusi Rp Biaya Tetap: BOP Tetap Rp Biaya Adm. & Umum (T) Rp Biaya Pemasaran Rp Total Biaya Tetap Rp Laba Bersih Rp TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 47

48 GATE NINE COMPANY LAPORAN L/R FULL COSTING PER 31 DESEMBER 2017 Penjualan x Rp Rp Harga Pokok Penjualan BBB Rp BTKL Rp BOP Variabel Rp BOP Tetap Rp HP. Produksi Rp Persediaan Akhir Rp HPP Rp Laba Kotor Rp Biaya Operasi: Biaya Adm. & Umum (V) Rp Biaya Pemasaran (V) Rp Biaya Adm. & Umum (T) Rp Biaya Pemasaran (T) Rp Total Biaya Tetap Rp Laba Bersih Rp TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 48

49 KASUS VARIABLE COSTING Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2017 dari GOOD THING COMPANY 1. Produksi selama tahun 2017 sebanyak unit 2. 70% dari produksi tahun 2017 terjual dan sisanya masih tersimpan digudang pada akhir tahun. 3. BBB sebesar Rp BTKL sebesar Rp BOP (V) sebesar Rp dan BOP (T) sebesar Rp Harga jual per unit sebesar Rp Biaya adminstrasi dan umum (V) sebesar Rp dan Biaya administrasi dan umum (T) sebesar Rp Biaya pemasaran (V) sebesar Rp dan Biaya pemasaran (T) sebesar Rp Diminta: a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2017 dengan metode variable costing dan full costing! b. Buatlah laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full costing! TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 49

50 VISUAL BASIC : FORM 1 FORM 2 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 50

51 FORM 3 FORM 4 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 51

52 CONTOH KASUS : FORM 1 FORM 2 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 52

53 FORM 3 FORM 4 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 53

54 BAB VI BIAYA OVERHEAD PABRIK D. Pengertian Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik adalah semua biaya produksi selain dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dibebankan ke harga pokok produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Kemudian analisa terhadap selisih antara BOP yang dibebankan ke produk berdasarkan tarif dengan BOP yang sesungguhnya dan perlakuan terhadap selisih antara BOP yang dibebankan ke produk berdasarkan tarif dengan BOP yang sesungguhnya. Perhitungan tarif BOP: Biaya Overhead Pabrik yang dianggarkan Taksiran dasar pembebanan = Tarif BOP E. Dasar Pembebanan Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, dibagi atas dasar pembebanan sebagai berikut: 1. Satuan produk Metode ini paling sederhana diantara metode lain, di mana jumlah BOP langsung dibebankan pada produk. 2. Biaya bahan baku Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran biaya bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk. 3. Biaya tenaga kerja langsung Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk memproduksi produk. 4. Jam Tenaga Kerja Langsung Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran jumlah jam tenaga kerja langsung yang digunakan untuk memproduksi produk. 5. Jam Mesin TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 54

55 Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran jumlah jam mesin yang digunakan untuk memproduksi produk. F. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Penggolongan VOP berdasarkan perilakunya: 1. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan dapat dibagi menjadi tiga golongan: a) Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya overhead yang tidak berubah (konstan) dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu, contoh: biaya depresiasi pabrik b) Biaya Overhead Pabrik Variabel Biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan volume kegiatan, contoh: biaya bahan penolong c) Biaya Overhead Pabrik Semi-variabel Biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan (gabungan dari BOP Tetap dan BOP Variabel), contoh: biaya listrik 2. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan departemen, dibagi menjadi dua kelompok yaitu: a) BOP Langsung Departemen BOP yang terjadi pada departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut contoh: biaya gaji mandor departemen produksi, biaya depresiasi mesin, dan biaya penolong b) BOP Tidak Langsung Departemen BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. contoh: biaya depresiasi, biaya pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik. Apabila perusahaan mempunyai lebih dari satu departemen produksi, maka proses penentuan tarif BOP adalah sebagai berikut: 1. Menyusun anggaran BOP untuk masing-masing departemen produksi tersebut. TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 55

56 2. Memilih dasar pembebanan BOP tersebut, sesuai dengan sifat departemen yang bersangkutan. 3. Menghitung tarif BOP berdasarkan anggaran BOP dibagi dengan dasar pembebanan. TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 56

57 CONTOH KASUS BIAYA OVERHEAD PABRIK PT. LATATA menggunakan tarif BOP ditentukan di muka. Adapun anggaran perusahaan untuk Agustus 2017 dengan kapasitas normal jam mesin disajikan sebagai berikut: JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED / TOTAL VARIABLE Biaya Bahan Baku Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp Biaya Bahan Penolong V Rp Biaya Depresiasi Pabrik F Rp Biaya Bahan Bakar Pabrik V Rp Biaya Listrik Pabrik V Rp Biaya Reparasi & Pemeliharaan Pabrik V Rp Biaya Reparasi & Pemeliharaan Pabrik F Rp Biaya Asuransi Pabrik F Rp Biaya Promosi & Iklan V Rp Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung V Rp Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung F Rp Biaya Kesejahteraan Karyawan Pabrik F Rp Pada akhir tahun BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya jam mesin (machine hours) yang dapat disajikan sebagai berikut: JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED / VARIABLE TOTAL Biaya Bahan Baku Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp Biaya Bahan Penolong V Rp Biaya Depresiasi Pabrik F Rp Biaya Bahan Bakar Pabrik V Rp TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 57

58 Biaya Listrik Pabrik V Rp Biaya Reparasi & Pemeliharaan Pabrik V Rp Biaya Reparasi & Pemeliharaan Pabrik F Rp Biaya Asuransi Pabrik F Rp Biaya Promosi & Iklan V Rp Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung V Rp Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung F Rp Biaya Kesejahteraan Karyawan Pabrik F Rp Data lain berkaitan dengan produksi: Jam kerja langsung (direct labor hours) : jam Unit produksi (production units) : unit Diminta: c. Berapakah BOP Tetap dan Variabel yang dianggarkan dan yang sesungguhnya? d. Hitunglah tarif BOP bulan Agustus 2017 yang dianggarkan berdasarkan: a. Jam Mesin (machine hours) (Rp) b. Biaya bahan baku (direct material) (%) c. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor) (%) d. Jam Kerja Langsung (direct labor hours) (Rp) e. Unit Produksi (production units) (Rp) TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 58

59 JAWABAN CONTOH KASUS b. BOP yang dianggarkan dan yang sesungguhnya (budgeted and realized FOH): Keterangan BOP dianggarkan BOP sesungguhnya BOP Tetap (Fixed FOH) Rp Rp BOP Variabel (Variable FOH) Rp Rp Total BOP (Total FOH) Rp Rp c. Menghitung tarif BOP yang dianggarkan berdasarkan: Tarif BOP berdasarkan jam mesin Tarif BOP Tetap = Tarif BOP Variabel = Rp Rp = Rp 865 JM = Rp JM Total Tarif BOP = Rp JM Tarif BOP berdasarkan biaya bahan baku: Tarif BOP Tetap = Tarif BOP Variabel = Rp Rp x 100% = 48,05% x 100% = 70,27% Total Tarif BOP = 118,32% Tarif BOP berdasarkan biaya tenaga kerja langsung: Tarif BOP Tetap = Tarif BOP Variabel = Rp Rp x 100% = 86,50% x 100% = 126,50% Total Tarif BOP = 213 % Tarif BOP berdasarkan jam kerja langsung: Tarif BOP Tetap = Tarif BOP Variabel = Rp ,500 Rp = Rp. 233,78 / JKL = Rp. 341,89 / JKL Total Tarif BOP = Rp. 575,67 / JKL TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 59

60 Tarif BOP berdasarkan unit produksi: Tarif BOP Tetap = Tarif BOP Variabel = Rp Rp = Rp. 54,06 / unit = Rp. 79,06 / unit Total Tarif BOP = Rp. 133,12 / unit TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 60

61 KASUS BIAYA OVERHEAD PABRIK RED DRESS COMPANY menggunakan tarif BOP ditentukan di muka. Adapun anggaran perusahaan untuk September 2017 dengan kapasitas normal jam mesin disajikan sebagai berikut: JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED / VARIABLE TOTAL Biaya Bahan Baku Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp Biaya Bahan Penolong V Rp Biaya Depresiasi Mesin Jahit F Rp Biaya Listrik Mesin Jahit V Rp Biaya Reparasi & Pemeliharaan Mesin Jahit V Rp Biaya Reparasi & Pemeliharaan Pabrik F Rp Biaya Asuransi Mesin Jahit F Rp Biaya Promosi & Iklan V Rp Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung V Rp Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung F Rp Biaya Kesejahteraan Karyawan Pabrik F Rp TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 61

62 Pada akhir tahun BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya jam mesin (machine hours) yang dapat disajikan sebagai berikut: JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED / VARIABLE TOTAL Biaya Bahan Baku Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp Biaya Bahan Penolong V Rp Biaya Depresiasi Mesin Jahit F Rp Biaya Listrik Mesin Jahit V Rp Biaya Reparasi & Pemeliharaan Mesin Jahit V Rp Biaya Reparasi & Pemeliharaan Pabrik F Rp Biaya Asuransi Mesin Jahit F Rp Biaya Promosi & Iklan V Rp Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung V Rp Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung F Rp Biaya Kesejahteraan Karyawan Pabrik F Rp Data lain berkaitan dengan produksi: Jam kerja langsung (direct labor hours) : jam Unit produksi (production units) : unit Diminta: 1. Berapakah BOP Tetap dan Variabel yang dianggarkan dan yang sesungguhnya? 2. Hitunglah tarif BOP bulan September 2017 yang dianggarkan berdasarkan: a. Jam Mesin (machine hours) (Rp) b. Biaya bahan baku (direct material) (%) c. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor) (%) d. Jam Kerja Langsung (direct labor hours) (Rp) e. Unit Produksi (production units) (Rp) TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 62

63 VISUAL BASIC : FORM 1 FORM 2 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 63

64 FORM 3 FORM 4 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 64

65 CONTOH KASUS : FORM 1 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 65

66 FORM 2 FORM 3 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 66

67 FORM 4 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 67

68 BAB VII DEPARTEMENTALISASI BOP (FACTORY OVERHEAD DEPARTMENTALIZATION) 1. Definisi Departementalisasi BOP Departementalisasi BOP adalah Pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut Departemen dimana BOP akan dibebankan. Departementalisasi BOP bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian penentuan harga pokok produk. 2. Cara Penentuan Tarif BOP Departementalisasi Langkah-langkah penentuan tariff biaya overhead departementalisasi adalah sebagai berikut : 1. Disusun terlebih dahulu anggaran biaya overhead pabrik per departemen. Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen dibagi menjadi empat tahap utama berikut ini: a. Penaksiran BOP langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun anggaran. b. Penaksiran BOP tak langsung departemen. c. Distribusi BOP tak langsung departemen ke departemen-departemen yang menikmati manfaatnya. d. Penjumlahan BOP per departemen (baik BOP langsung maupun departemen tak langsung) untuk mendapatkan anggaran BOP per departemen (baik departemen produksi maupun departemen pembantu). 2. Mengalokasikan departemen BOP departemen pembantu ke departemen produksi dengan cara : a. Metode alokasi langsung Dalam metode alokasi langsung BOP departemen pembantu di alokasikan ke tiaptiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departeman pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada departeman pembantu yang memakai jasa departemen pembantu lain. TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 68

69 b. Metode alokasi bertahap Metode alokasi bertahap digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja. Tetapi digunakan pula oleh departemen pembantu lain. Metode alokasi bertahap dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : a) Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan jasa timbal balik antar departemen-departemen pembantu. Yang termasuk ke dalam metode ini adalah: Metode alokasi kontinu (continous allocation method) Yaitu BOP departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa di alokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah BOP yang belum di alokasikan menjadi tidak berarti. Metode aljabar (algebraic method) Dalam metode ini jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar. b) Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah metode urutan alokasi yang diatur (specified order of closing). 3. Perhitungan Tarif Pembebanan BOP Per Departemen Istilah yang dipakai untuk menggambarkan pembagian BOP tak langsung departemen kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya, baik departemen produksi maupun departemen pembantu adalah distribusi BOP. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP departemen pembantu ke deparatemen produksi, atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu yang lain dan departemen produksi adalah alokasi BOP. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP di departemen produksi kepada produk adalah pembebanan BOP. TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 69

70 CONTOH KASUS DEPARTEMENTALISASI BOP Di dalam menghitung tarif BOP untuk tahun 2014 PT. MITRA menggunakan metode langsung (direct alocation method) untuk masing-masing departemen produksi. Berikut ini jumlah BOP (FOH) sebelum adanya alokasi dari departemen pembantu X, Y, dan Z adalah sebagai berikut : PT. MITRA menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan untuk Agustus 2014 dengan kapasitas normal jam mesin disajikan sebagai berikut : Departmen Produksi (Prodution Departmen) A Rp Departmen Produksi (Prodution Departmen) B Rp Departmen Produksi (Prodution Departmen) C Rp Departmen Produksi (Prodution Departmen) D Rp Departmen Produksi (Prodution Departmen) E Rp Departmen Pembantu (Service Departmen) X Rp Departmen Pembantu (Service Departmen) Y Rp Departmen Pembantu (Service Departmen) Z Rp Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departmen pembantu untuk setiap departmen produksi yang dirinci sebagai berikut : Jasa dari Departmen Pembantu Departmen Produksi A B C D E Departmen Pembantu X 30% 10% 10% 25% 25% Departmen Pembantu Y 25% 30% 10% 20% 15% Departmen Pembantu Z 25% 25% 10% 10% 30% TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 70

71 Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing Departmen Produksi adalah sebagai berikut : Departemen Produksi A B C D E Kapasitas normal / unit / unit / unit / unit / unit Diminta : 1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu ke departemen produksi menggunakan metode alokasi langsung (direct allocation method)! 2. Hitunglah tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila pembebanan tarif BOP berdasarkan kapasitas normalnya (normal capacity)! TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 71

72 JAWABAN CONTOH KASUS PT. MITRA DEPARTEMEN PRODUKSI DEPARTEMEN PEMBANTU A Rp X Rp B Rp Y Rp C Rp Z Rp D Rp E Rp Jasa dari Departmen Pembantu Departmen Produksi A B C D E Departmen Pembantu X 30% 10% 10% 25% 25% Departmen Pembantu Y 25% 30% 10% 20% 15% Departmen Pembantu Z 25% 25% 10% 10% 30% Departemen Produksi A B C D E Kapasitas normal / unit / unit / unit / unit / unit TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 72

73 1. TABEL ALOKASI BUDGET BOP (BUDGET FOH ALLOCATION TABLE) Keterangan JML DEP PRODUKSI DEP PEMBANTU A B C D E X Y Z Budget BOP sblm alokasi Alokasi Dep X 282 8,4 2,8 2, Alokasi Dep Y Alokasi Dep Z 18 4,5 4,5 1,8 1,8 5, Alokasi dr Dep Pembantu 66 17,9 13,3 6,6 12,8 15, Budget BOP ,9 38,3 36,6 44,8 37, ( ) 2. PERHITUNGAN TARIF BOP DEP PRODUKSI Budget BOP setelah Alokasi Kapasitas Normal Tarif A Rp / unit Rp 379 /unit B Rp / unit Rp /unit C Rp / unit Rp /unit D Rp / unit Rp 896 /unit E Rp / unit Rp 187 /unit TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 73

74 KASUS DEPARTEMENTALISASI BOP Di dalam menghitung tarif BOP untuk tahun 2013 PT. GLOBAL menggunakan metode langsung (direct alocation method) untuk masing-masing departemen produksi. Berikut ini jumlah BOP (FOH) sebelum adanya alokasi dari departemen pembantu K, U, dan Y adalah sebagai berikut : PT. GLOBAL menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan untuk Maret 2013 dengan kapasitas normal jam mesin disajikan sebagai berikut : Departmen Produksi (Prodution Departmen) M Rp Departmen Produksi (Prodution Departmen) A Rp Departmen Produksi (Prodution Departmen) B Rp Departmen Produksi (Prodution Departmen) O Rp Departmen Produksi (Prodution Departmen) R Rp Departmen Pembantu (Service Departmen) K Rp Departmen Pembantu (Service Departmen) U Rp Departmen Pembantu (Service Departmen) Y Rp Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departmen pembantu untuk setiap departmen produksi yang dirinci sebagai berikut : Jasa dari Departmen Pembantu Departmen Produksi A B C D E Departmen Pembantu K 16% 20% 20% 22% 22% Departmen Pembantu U 24% 22% 26% 12% 16% Departmen Pembantu Y 26% 20% 12% 20% 22% TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 74

75 Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing Departmen Produksi adalah sebagai berikut : Departemen Produksi M A B O R Kapasitas normal / unit / unit / unit / unit / unit Diminta : 1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu ke departemen produksi menggunakan metode alokasi langsung (direct allocation method)! 2. Hitunglah tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila pembebanan tarif BOP berdasarkan kapasitas normalnya (normal capacity)! TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 75

76 VISUAL BASIC : FORM 1 FORM 2 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 76

77 FORM 3 CONTOH KASUS : FORM 1 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 77

78 FORM 2 FORM 3 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 78

79 BAB VIII BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN A. Definisi Biaya Bersama dan Produk Sampingan Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang harus dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan maupun yang kegiatan produksinya secara massa. Produk sampingan adalah suatu produk atau lebih yang nilai jualnya relatif lebih rendah, yang diproduksi bersama dengan produk lain yang nilai jualnya lebih tinggi. B. Karakteristik Produk Bersama dan Produk Sampingan 1. Karakteristik Produk Bersama a. Produk bersama merupakan tujuan utama kegiatan produksi. b. Harga jual produk bersama relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan produk sampingan yang dihasilkan poada saat yang sama. c. Dalam mengelolah produk bersama tertentu, produsen tidak dapat menghindari diri untuk menghasilkan semua jenis produk bersama, jika ingin memproduksi hanya salah satu diantara produk bersama tersebut. Contohnya dalam perusahaan daging kaleng, setiap kali penyembelihan sapi, akan diperoleh daging, kulit, dan lemak.jika produsen hanya ingin mengola daging saja, tidak bisa tidak ia harus memanfaatkan kulitnya (dibuat makanan atau dijual dalam bentuk kulit). 2. Karakteristik Produk Sampingan a. Produk sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa memerlukan pengolahan lebih lanjut. b. Produk sampingan yang memerlukan pengolahan lebih lanjut setelah terpisah dari produk. TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 79

80 CONTOH KASUS BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN Biaya bersama yang dikeluarkan oleh PT. FROZEN selama satu periode akuntansi berjumlah Rp ,- dalam memproduksiempat jenis prduknya. Data yang terkait adalah : Biaya Harga Jual Jumlah Produk Harga Pengolahan /Unit Setelah Produk yang Bersama Jual/Unit Lebih Diproses Lebih dihasilkan Lanjut/Unit Lanjut E L S A Data-data tambahan: Satuan yang Terjual Produk E Produk L Produk S Produk A Diminta: 1. Hitunglah alokasi biaya bersama dan harga pokok produk per unit dengan metode Nilai Pasar Relatif: a. Biaya-biaya dikeluarkan pada saat titik pisah b. Biaya-biaya dikeluarkan setelah titik pisah 2. Berapa laba kotor perusahaan pada periode tersebut, bila perusahaan menggunakan nilai pasar relatif : Biaya-biaya dikeluarkan pada saat titik pisah! TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 80

81 JAWABAN CONTOH KASUS Nama Perusahaan Biaya Bersama : PT. FROZEN : Rp ,- Biaya Harga Jual Jumlah Produk Harga Pengolahan /Unit Setelah Produk yang Bersama Jual/Unit Lebih Diproses dihasilkan Lanjut/Unit Lebih Lanjut Produk E L S A a. METODE NILAI PASAR RELATIF BIAYA-BIAYA DIKELUARKAN PADA SAAT TITIK PISAH Jumlah Nilai Alokasi Harga Pokok Produk Produk Harga Nilai Jual Jual Biaya Produk Bersama yang Jual/Unit Relative Bersama Bersama/unit dihasilkan E ,35% L ,18% S ,65% A ,82% % TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 81

82 2. b. METODE NILAI PASAR RELATIF BIAYA-BIAYA DIKELUARKAN SETELAH TITIK PISAH Jml Harga Biaya Total Nilai produk Total Nilai HPP Produk Jual/Unit Pengolahan nilai Biaya Jual yang jual bersama/ Bersama Setelah Lebih jual bersama Hipotesis dihasilk hipotesis unit Diproses Lanjut/Unit relative an E ,78% L ,27% S ,16% A ,79% % LABA KOTOR PERUSAHAAN Produk E L S A Penjualan HPP Laba Kotor TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 82

83 KASUS BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN Biaya bersama yang dikeluarkan oleh PT. MIRACLE selama satu periode akuntansi berjumlah Rp ,- dalam memproduksi emapt jenis produknya. Data yang terkait adalah sebagai berikut : Biaya Harga Jual Jumlah Produk Harga Pengolahan /Unit Setelah Produk yang Bersama Jual/Unit Lebih Diproses Lebih dihasilkan Lanjut/Unit Lanjut B E L A Data-data tambahan: Satuan yang Terjual Produk B Produk E Produk L Produk A Diminta : 1. Hitunglah alokasi biaya bersama dan harga pokok produk per unit dengan metode Nilai Pasar Relatif: a. Nilai pasar diketahui pada saat titik pisah b. Nilai pasar diketahui setelah titik pisah 2. Berapa laba kotor perusahaan pada periode tersebut, bila perusahaan menggunakan nilai pasar relative;nilai pasar diketahui pada saat titik pisah! TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 83

84 VISUAL BASIC : FORM 1 FORM 2 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 84

85 FORM 3 CONTOH KASUS : FORM 1 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 85

86 FORM 2 FORM 3 TEAM PENGEMBANGAN 2018/2019 Page 86

PENGENALAN VISUAL BASIC

PENGENALAN VISUAL BASIC 1 PENGENALAN VISUAL BASIC Visual Basic adalah bahasa pemograman tingkat tinggi GUI (General User Interface) dimana pengguna computer berkomunikasi dengan computer tersebut menggunakan gambar/grafik. Salah

Lebih terperinci

PENGENALAN VISUAL BASIC

PENGENALAN VISUAL BASIC 1 PENGENALAN VISUAL BASIC Visual Basic adalah bahasa pemograman tingkat tinggi GUI (General User Interface) dimana pengguna computer berkomunikasi dengan computer tersebut menggunakan gambar/grafik. Salah

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2011 Tim Penyusun 1. Hantoro Arief Gisijanto 2. Radi Sahara 3. C. Widi Pratiwi 4. Novi Indah Purwaningsih 5. Syahreza Marasutan Pohan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI BAB I HARGA POKOK PRODUKSI A. Definisi Harga Pokok Produksi Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Suatu perusahaan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2011 Tim Penyusun 1. Hantoro Arief Gisijanto 2. Radi Sahara 3. C. Widi Pratiwi 4. Novi Indah Purwaningsih 5. Syahreza Marasutan Pohan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB Pembebanan Biaya ke Produk 2 Obyek Biaya Biaya Langsung Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja PRODUK Biaya tdk Langsung Biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan mengumpulkan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2011 Tim Penyusun 1. Hantoro Arief Gisijanto 2. Radi Sahara 3. C. Widi Pratiwi 4. Novi Indah Purwaningsih 5. Syahreza Marasutan Pohan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING 1 Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan

Lebih terperinci

HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)

HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING) HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING) Harga pokok proses (process costing) merupakan metode perhitungan harga pokok produk yang berdasarkan kepada pengumpulan biaya biaya produksi dalam satu periode tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

Soal Pilihan Ganda (bobot 30)

Soal Pilihan Ganda (bobot 30) Soal Pilihan Ganda (bobot 30) 1. Akuntansi biaya kurang berperan dalam: a. Penetapan biaya bunga yang bisa dikapitalisasi* b. Penetapan metode perhitungan biaya c. Penentuan biaya produk d. Pemilihan di

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA KA2083. Modul Praktek. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan

AKUNTANSI BIAYA KA2083. Modul Praktek. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan AKUNTANSI BIAYA KA2083 Modul Praktek Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan Program Studi D3 Komputerisasi Akuntansi Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom Daftar Penyusun Daftar Penyusun

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing JOB COSTING METODE PRODUKSI DAN SISTEM AKUNTANSI Accounting System Job Costing Operation Costing Process Costing Type of Production Contraction Clothing Oil refinery Movie Studios Automobiles Paper Hospitals

Lebih terperinci

Biaya Overhead Pabrik

Biaya Overhead Pabrik Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Biaya Overhead Pabrik REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA PERUSAHAAN SOUN CAP KETELA MAS TAMBAK. Dwi Suprajitno.

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA PERUSAHAAN SOUN CAP KETELA MAS TAMBAK. Dwi Suprajitno. ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA PERUSAHAAN SOUN CAP KETELA MAS TAMBAK. Dwi Suprajitno Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2011 Tim Penyusun 1. Hantoro Arief Gisijanto 2. Radi Sahara 3. C. Widi Pratiwi 4. Novi Indah Purwaningsih 5. Syahreza Marasutan Pohan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Cost Systems and Cost Accumulation. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Akuntansi Biaya. Cost Systems and Cost Accumulation. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Akuntansi Biaya Modul ke: Cost Systems and Cost Accumulation Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ellis Venissa, MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Kemampuan yang diharapkan Mampu menjelaskan arus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan

Lebih terperinci

HARGA POKOK PRODUKSI

HARGA POKOK PRODUKSI HARGA POKOK PRODUKSI Suatu perusahaan perlu menetukan harga pokok bagi produksi yang dihasilkan, karena harga pokok itu merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi penentuan harga jual dasar penentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2011 Tim Penyusun 1. Hantoro Arief Gisijanto 2. Radi Sahara 3. C. Widi Pratiwi 4. Novi Indah Purwaningsih 5. Syahreza Marasutan Pohan

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

Modul ke: Process Costing. Biaya produksi dengan metode process costing. Fakultas FEB. Minanari, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Modul ke: Process Costing. Biaya produksi dengan metode process costing. Fakultas FEB. Minanari, SE, M.Si. Program Studi Manajemen Modul ke: Process Costing Biaya produksi dengan metode process costing Fakultas FEB Minanari, SE, M.Si Program Studi Manajemen Metode Harga pokok Proses cara penentuan harga yang membebankan biayabiaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Akuntansi Biaya Akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES Pengumpulan biaya produksi tergantung karakteristik perusahaan dalam melakukan proses produksi : Perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan : pengumpulan biaya produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut L. Gaylee Rayburn (1999:3), pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai berikut : Akuntansi Biaya adalah proses mengidentifikasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR METODE HARGA POKOK PESANAN-FULL COSTING Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR PEMBELIAN DAN PENYIMPANAN BAHAN BAKU PENGOLAHAN BAHAN BAKU MENJADI PRODUK JADI PENYIMPANAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2011 Tim Penyusun 1. Hantoro Arief Gisijanto 2. Radi Sahara 3. C. Widi Pratiwi 4. Novi Indah Purwaningsih 5. Syahreza Marasutan Pohan

Lebih terperinci

Metode Harga Pokok Proses. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

Metode Harga Pokok Proses. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi Metode Harga Pokok Proses Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi Pengertian Metode Harga Pokok Proses Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian yang mendasari dari perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan tsb. Perusahaan

Lebih terperinci

Latihan Soal Akuntansi Biaya & Praktek (1)

Latihan Soal Akuntansi Biaya & Praktek (1) Latihan Soal Akuntansi Biaya & Praktek (1) Pertemuan 1 1. Manakah yang termasuk jenis biaya jika digolongkan berdasarkan Tendensi Perubahannya terhadap Kegiatan atau Volume.. a. Biaya Pemasaran b. Biaya

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2011 Tim Penyusun 1. Hantoro Arief Gisijanto 2. Radi Sahara 3. C. Widi Pratiwi 4. Novi Indah Purwaningsih 5. Syahreza Marasutan Pohan

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM MINGGU KE

MATERI PRAKTIKUM MINGGU KE MATERI PRAKTIKUM MINGGU KE 1 HPP KONVENSIONAL TUJUAN : MAHASISWA DAPAT MENGETAHUI APA ITU HARGA POKOK PRODUKSI. MAHASISWA DAPAT MENGIDENTIFIKASI UNSUR - UNSUR HARGA POKOK PRODUKSI MAHASISWA DAPAT MEMAHAMI

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu kegiatan yang ditunjukkan untuk menyediakan informasi biaya bagi manajemen yang merupakan alat dalam merencanakan, mengorganisir,

Lebih terperinci

BAB IV HARGA POKOK PESANAN

BAB IV HARGA POKOK PESANAN BAB IV HARGA POKOK PESANAN Clara Susilawati,MSi Jurusan Akuntansi Unika Soegijapranata SISTEM PERHITUNGAN BIAYA PRODUK ( PRODUCT COSTING) Cost accumulation method merupakan metode untuk mengumpulkan biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

PRODUCTION COST. Production cost itu ada yg: a. Direct, yaitu Direct material dan Direct labor b. Indirect, yaitu Factory Overhead (FOH)

PRODUCTION COST. Production cost itu ada yg: a. Direct, yaitu Direct material dan Direct labor b. Indirect, yaitu Factory Overhead (FOH) COST ACCOUNTING Akuntansi Biaya COST CONCEPT Cost = Biaya, spt living cost, overhead cost Cost = Harga perolehan, spt cost of equipment, cost of land, cost of building cost of investment Cost = Harga pokok,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh Hartinah dan Kaslani (2011);

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh Hartinah dan Kaslani (2011); BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh Hartinah dan Kaslani (2011); Handoyo dkk (2013); Agustin dkk (2015); Renandi dkk (2016); Yanti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

Modul ke: Job Order Costing. Konsep Job Order Costing. Fakultas FEB. Minanari, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Modul ke: Job Order Costing. Konsep Job Order Costing. Fakultas FEB. Minanari, SE, M.Si. Program Studi Manajemen Modul ke: Job Order Costing Konsep Job Order Costing Fakultas FEB Minanari, SE, M.Si Program Studi Manajemen TUJUAN BELAJAR Mahasiswa dapat memahami perbedaan antara METODE HARGA POKOK PESANAN DAN METODE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

MET ME ODE P ODE ENOU EN MP OU ULAN U LAN HAROA POKOK

MET ME ODE P ODE ENOU EN MP OU ULAN U LAN HAROA POKOK METODE PENOUMPULAN HAROA POKOK METODE PENOUMPULAN HAROA POKOK/AKUMULASI BIAYA Metode akumulasi biaya adalah suatu cara untuk mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk suatu produk dan jasa atau

Lebih terperinci

Modul ke: COST ACCOUNTING JOB ORDER COSTING. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi.

Modul ke: COST ACCOUNTING JOB ORDER COSTING. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi. Modul ke: COST ACCOUNTING JOB ORDER COSTING Fakultas Ekonomi dan Bisnis Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Job-Order Costing (Sistem perhitungan biaya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS

MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS PENGAMBILAN KEPUTUSAN Salah satu tugas pokok manajer adalah membuat keputusan berdasarkan informasi akuntansi yang relevan. Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

PROCESS COSTING (Biaya Berdasarkan Proses)

PROCESS COSTING (Biaya Berdasarkan Proses) PROCESS COSTING (Biaya Berdasarkan Proses) 1. Pengertian Process Costing 2. Arus Biaya dalam Process Costing 3. Perhitungan Unit Ekuivalen Produksi 4. Laporan Produksi Muniya Alteza Konsep Dasar Process

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

AKUNTANSI MANAJEMEN PREPARED BY YULI KURNIAWATI

AKUNTANSI MANAJEMEN PREPARED BY YULI KURNIAWATI AKUNTANSI MANAJEMEN PREPARED BY YULI KURNIAWATI Harga pokok produksi Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproses bahan baku menjadi barang jadi dalam periode tertentu Pengorbanan sumber ekonomi dalam

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN Novera KM COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA SISTEM BIAYA TAKSIRAN Adalah sistem akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya-biaya yang ditentukan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban (expense) dan dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci