Gambar 1 Perkutut (Geopelia striata)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 1 Perkutut (Geopelia striata)"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Perkutut (Geopelia striata) Perkutut tergolong dalam suku burung merpati-merpatian (Colombidae). Geopelia striata (perkutut), hidup berkelompok di dataran rendah. Penyebaran perkutut di Indonesia bermula dari Irian yang terus menyebar ke arah barat, yaitu Lombok, Bali, Jawa, Madura, hingga ke Sumbawa (Sutejo 2002). Berdasarkan IT IS Report (Peterson 2003), klasifikasi dari perkutut adalah: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Aves Order : Columbiformes Family : Columbidae Genus : Geopelia Species : Geopelia striata (Linnaeus 1766) Burung perkutut berkepala kecil, pada individu jantan kepala agak besar dan sedikit tegak, sedang individu betina berkepala bulat dan kecil (Gambar 1). Mata terletak di kiri dan kanan kepala dengan pandangan mata mudah ditujukan ke semua arah, karena lehernya mudah digerakkan ke kiri dan ke kanan. Bentuk mata bundar, dengan penglihatan sangat tajam dan cepat menyesuaikan diri dengan keadaan, atau mengikuti perubahan pandangan sangat jauh dan dekat. Mata burung ini mempunyai dua macam kelopak mata, yaitu kelopak mata biasa dan kelopak mata tembus pandang. Kelopak mata biasa terdapat dua selaput yaitu selaput atas yang bergerak ke bawah dan selaput bawah yang mengatup ke atas. Kelopak mata tembus pandang memiliki selaput yang bening seperti kaca. Jika kelopak mata dikatupkan, burung masih dapat melihat. Kelopak ini sangat berguna ketika burung sedang terbang untuk melindungi mata dari hembusan angin dan air hujan (Sarwono 1999). Habitat burung adalah savana dan hutan musim, selain itu juga berupa semak-semak di pantai berpasir. Umumnya merupakan burung tanah yang menggunakan tenggeran rendah. Pada warna bulu tubuh perkutut seperti zebra

2 yang memiliki garis-garis hitam tidak teratur pada tubuh bagian atas, leher dan sisi badannya (Holmes dan Nash 1999). Perkutut memiliki paruh lurus panjang dengan ujung meruncing dan berwarna abu kebiruan. Berdasarkan ciri paruh tersebut, perkutut termasuk ke dalam kelompok burung pemakan biji-bijian (granivora) (MacKinnon 1988). Gambar 1 Perkutut (Geopelia striata) Ciri utama burung yang tergolong dalam kelompok suku ini (Sarwono 1999) adalah: 1. Anak yang baru lahir matanya terbuka dan tinggal di dalam sarang. 2. Burung jantan dan betina bertembolok, tembolok mengeluarkan cairan kental untuk makanan anaknya yang masih kecil. 3. Bentuk jari menghadap ke belakang. 4. Mempunyai kemampuan istimewa dalam menyedot air; perkutut tidak perlu mengangkat kepala seperti burung-burung lain ketika minum, karena pada pangkal paruh bagian atas terdapat cuping yang berfungsi untuk menutupi lubang hidung. 5. Burung jantan mampu berbunyi terus menerus dengan irama yang bagus, sedangkan burung betina berbunyi pada waktu-waktu tertentu dan iramanya tidak semerdu individu jantan.

3 6. Burung jantan dan betina hidup berpasangan, dan burung betina bertelur hanya dua butir dalam satu musim pembiakan. Umumnya perkutut yang diternakkan di Indonesia saat ini adalah burung perkutut bangkok yang merupakan hasil persilangan perkutut lokal Indonesia dengan perkutut Thailand. Impor burung perkutut bangkok masih cukup besar sampai tahun 1994, walau demikian sejak tahun 1995 hasil ternak dalam negeri sudah cukup bagus bahkan lebih unggul dari burung perkutut impor dan tidak sedikit orang-orang Thailand yang membeli bibit dari Indonesia untuk diternakkan (Soemarjoto 1999). Penilaian Kualitas Suara Burung Perkutut Menurut Pratiknjo (2002) baik tidaknya kualitas suara burung perkutut dapat dilihat berdasarkan harmoni yang diciptakan oleh kelima unsur suara, yaitu letak suara (depan, tengah, dan ujung), dasar suara, dan irama yang menciptakan lantunan suara sehingga terdengar merdu. Kategori Suara Betawi Bird Farm (2003) menyatakan lima kategori dalam penilaian suara burung perkutut yang berkualitas yaitu: I. Suara depan atau angkatan: panjang suara, alunan, dan bersih II. Suara tengah atau ke-tek: bertekanan, lengkap, dan jelas III. Suara ujung atau kung: bulat, panjang, dan mengayun IV. Kriteria Irama: senggang, lenggang, dan elok indah V. Kriteria air suara/ dasar suara/ kualitas suara: tebal, kering atau cowong, dan sengau atau denggung. Faktor penting dalam penilaian suara perkutut adalah hitungan (jumlah) ketukan (step), dan itu harus dapat diketahui oleh penggemar. Adapun ketukan (tutukan) adalah jumlah suku kata yang terdengar pada saat burung perkutut berbunyi. Paduan antara suara depan, tengah, ujung tersebut akan dapat terdengar membentuk sebuah irama suara yang tentu saja harus ditunjang dengan kualitas suara yang bagus pula. Menurut Widodo dan Nurcahyo (2002), ada lima hal pokok yang mempengaruhi kualitas suara burung perkutut, yaitu keturunan, perawatan, lingkungan, pakan, serta umur.

4 Menurut Weary (1995), ada beberapa informasi yang dapat diperoleh dari mempelajari suara burung, yaitu: tempo suara yang merupakan jumlah ketukan per satuan waktu, frekuensi dan amplitudo yang terjadi per satuan waktu. Pakan Perkutut Perkutut merupakan burung pemakan biji-bijian, oleh karena itu pakan yang sering diberikan di peternakan berupa biji-bijian, seperti milet, jewawut, ketan hitam, dan gabah. Biasanya komposisi ransum perkutut terdiri dari tiga bagian milet, selebihnya merupakan campuran jewawut, ketan hitam, dan gabah dengan perbandingan sama. Pakan diberikan ad libitum namun dalam jumlah tidak terlalu banyak yang diperkirakan habis dimakan selama sehari. Penambahan pakan sebaiknya tidak dilakukan ketika masih ada pakan yang tersisa, biasanya pakan yang tersisa merupakan pakan yang tidak disukai perkutut (Widodo dan Nurcahyo 2002). Biji-bijian sering disebut sebagai sumber protein yang merupakan salah satu komponen dari makanan penguat burung, terutama kulit biji sangat baik untuk membantu burung dalam mencerna makanannya. Peranan protein dalam tubuh burung adalah sebagai bahan pembangun tubuh dan pengganti sel atau jaringan yang aus atau rusak, selain itu protein juga merupakan bahan baku pembentuk enzim, hormon, dan antibodi, serta berperan dalam proses reproduksi. Kelebihan protein digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi, walau demikian sumber energi yang utama adalah karbohidrat dan lemak (Trollope 1992). Diketahui banyak ragam pendapat peternak dalam meramu pakan untuk perkutut. Pada pakan burung perkutut komersial, penjual biasanya mencampur 6, 8, atau beberapa macam bahan pakan. Jenis pakan yang sering diberikan oleh para pelestari dan penggemar burung perkutut adalah ketan hitam, canary seed, telur ayam, dan madu. Jenis pakan milet merah, milet putih, jewawut, dan telur banyak mengandung protein. Adapun madu digunakan untuk memperkuat daya tahan tubuh (Soemarjoto 1999). Milet Nama milet sudah tidak asing lagi bagi penggemar burung. Walaupun masih diimpor dari luar negeri, tetapi milet merupakan salah satu pakan yang

5 sering diberikan kepada burung kenari, pipit impor, merpati, parkit, puter, dan perkutut bangkok. Secara umum sosok tanaman milet dalam hal bentuk batang, malai, dan daunnya hampir menyerupai padi, namun dalam hal tinggi tanaman, rumput milet tumbuh tegak dan ramping setinggi m. Pada ujung titik tumbuhnya muncul malai dengan bijinya. Biji yang dihasilkan pada malai mempunyai bentuk bulat agak pendek dengan ujung lancip. Kulit biji tipis mengkilap berwarna putih, merah kecoklatan, atau coklat muda, dan biasanya biji berwarna coklat muda mengkilap lebih banyak beredar di pasaran (Soemadi dan Mutholib 2003). Berdasarkan hasil analisis proksimat, kandungan nutrisi dari milet yang diperdagangkan di Pasar Burung Sindhu Kodya Mataram berupa bahan kering (89.13%), kadar abu (7.13%), lemak kasar (1.83%), serat kasar (7.17%), protein kasar (13.55%) (Purnamasari dan Binetra 2005). Gabah Secara umum butir-butir padi yang masih ditutupi dan dilindungi oleh sekam disebut sebagai gabah. Gabah yang berkualitas adalah yang berisi, jika ditekan terasa padat dan tidak keropos. Gabah sering dijadikan sebagai pakan burung pipit, gelatik, kenari, merpati, puter, dan perkutut. Di kalangan penggemar burung, sudah sejak lama dikenal gabah jenis lain, yaitu gabah lampung. Gabah lampung berbentuk kecil dan agak bulat dengan kulit berwarna kuning agak halus (Soemadi dan Mutholib 2003). Jewawut Jewawut mudah dijumpai di kios maupun di pasar burung. Pakan ini sering diberikan pada burung dalam bentuk malai atau pipilan. Beberapa burung seperti puter, pipit, gelatik, perkutut, parkit, merpati, dan kenari sangat menyukai jewawut. Malai jewawut berbentuk seperti silinder, padat, tebal, dan berbulu. Biji yang terdapat dalam malai mempunyai bermacam-macam warna: putih, putih pucat, kuning, kuning terang, kuning kemerahan, hijau, ungu tua, dan warna campuran. Kandungan gizi jewawut dapat disamakan dengan kandungan gizi jagung dan padi, namun perlu diperhatikan bahwa jewawut jangan diberikan dalam jumlah banyak dan berlebihan karena dapat menyebabkan burung menjadi

6 gemuk sehingga burung malas bergerak dan jarang berkicau (Soemadi dan Mutholib 2003). Ketan Hitam Ketan hitam merupakan pakan sekunder bagi perkutut. Ketan hitam memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi dan sangat cocok diberikan kepada perkutut terutama pada musim hujan agar tubuhnya tetap hangat sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit. Ketan hitam merupakan sumber energi bagi perkutut karena kandungan karbohidratnya mencapai 75%, suara perkutut yang semula terdengar kurang bertenaga bisa menjadi lebih kuat saat menu makanannya ditambah dengan ketan hitam (Praktiknjo 2002). Daun-daunan untuk Perkutut Burung perkutut bakalan yang baru mulai belajar berbunyi harus dibantu kegairahan manggungnya dan pembentukan suaranya, agar bening, luwes, dan merdu, dengan cara memberikan daun-daunan seperti daun saga (Abrus precatorius, Linn), daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness), dan daun pare (Momordica charantia L). Diketahui bahwa perkutut yang diberi daundaunan tersebut, suara anggungnya akan lebih jelas, bersih, dan merdu didengar (Sarwono 1999). Daun saga (Abrus precatorius, Linn) Daun saga termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang yang berukuran kecil dan merambat pada inang, membelit-belit ke arah kiri (Gambar 2). Daunnya majemuk berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun saga menyerupai daun Tamarindus indica dengan bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut saga manis). Saga mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam yang mengkilap dan licin. Biji saga mengandung zat racun yang disebut abrin, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk pembibitan, sedang bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam dukungan tandan bunga. Tumbuhan ini banyak tumbuh secara liar di hutan-hutan, ladang-ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Saga dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah

7 sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Komposisi nutrisi dari daun maupun akar tumbuhan saga ini antara lain mengandung protein, vitamin A, B1, B6, C, kalsium oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid dan pentosan (IPTEKnet 2002). Abrin yang terkandung dalam biji tanaman saga merupakan racun yang dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada membran mukosa sehingga dapat menyebabkan kematian. Abrin terdiri dari dua rantai polipeptida yang dihubungkan oleh ikatan disulfida (Cheeke dan Shull 1985). Gambar 2 Tanaman Saga (Abrus precatorius, Linn) Zat aktif glisirizin pada tumbuhan saga, biasa dipergunakan untuk obat sariawan pada manusia. Selain itu juga dimanfaatkan sebagai jamu penjernih suara serak tenggorokan dan bengkak amandel (Sarwono 1999). Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) Tumbuhan sambiloto merupakan tumbuhan liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lembab, atau di pekarangan (Gambar 3). Sambiloto tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl, tinggi tumbuhan cm dan memiliki batang yang disertai banyak cabang berbentuk segi empat dengan nodus yang membesar. Daun sambiloto merupakan daun tunggal yang bertangkai pendek dengan letak berhadapan bersilang, berbentuk lanset dengan bagian pangkal dan ujung meruncing bertepi rata dan warna permukaan atas hijau tua, sedangkan bagian bawah hijau muda, panjang

8 daun antara 2 8 cm, serta lebar 1 3 cm. Bunga yang bercabang membentuk malai, keluar dari ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung; kecil-kecil, warnanya putih bernoda ungu (IPTEKnet 2002). Adapun kandungan kimia daun sambiloto adalah sebagai berikut: daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrographolid (zat berasa pahit), neoandrografolid, 14-doksi didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalsium, kalium, natrium), asam kersik, dan damar (IPTEKnet 2002). Gambar 3 Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) Andrographolid adalah komponen utama sambiloto yang memiliki multiefek farmakologis. Zat aktif ini mampu menghambat pertumbuhan sel kanker pada hati, payudara dan prostat, selain itu zat yang terasa pahit ini dapat meningkatkan produksi antibodi (immunostimulant). Berkat efek farmakologisnya yang mampu merangsang daya tahan seluler (fagositosis) dan memproduksi antibodi (immunostimulant) sehingga ekstrak sambiloto sudah digunakan sebagai salah satu penghambat HIV (Human Immunodeficiency Virus) dalam dunia pengobatan modern (Prapanza dan Marianto 2003). Daun Pare Hutan (Momordica charantia L.) Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau

9 ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar untuk diambil buahnya (Gambar 4). Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Pare merupakan jenis tanaman setahun, merambat, atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak. Batang berusuk lima, panjang 2-5 m dan pada batang dan daun muda berambut rapat. Daun pare merupakan daun tunggal, bertangkai yang panjangnya cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang cm, lebar 4 cm berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua (IPTEKnet 2002). Gambar 4 Tanaman Pare Hutan (Momordica charantia L.) Sejauh ini dikenal tiga jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok, dan pare hutan, dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pare hutan. Jenis pare ini tumbuh liar, berbuah kecil, dengan buah dan daun berasa pahit. Daun pare berkhasiat untuk pengobatan berbagai penyakit, antara lain batuk, radang tenggorokan, sakit mata merah, demam, malaria; menambah nafsu makan, kencing manis, rhematik, sariawan, cacingan. Kandungan kimia daun pare yang diketahui adalah: momordisin, momordin, karatin, asam trikosanik, resin, asam resinat, saponin, vitamin A, dan C serta minyak lemak terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan L oleostearat (IPTEKnet 2002).

10 Suara Burung Emisi suara merupakan salah satu cara atau bentuk komunikasi intraspesies dan interspesies. Pada burung bernyanyi, burung akan memproduksi suara (vokalisasi) yang berisi informasi untuk disampaikan pada anggota lainnya sesama spesies. Vokalisasi pada burung dibagi menjadi 2 tipe, yaitu song (suara nyanyian) dan call (suara panggilan). Umumnya song (suara nyanyian) memiliki irama yang lebih panjang dan kompleks serta diproduksi oleh individu jantan untuk menarik perhatian individu betina pada musim kawin. Call (suara panggilan) umumnya lebih pendek iramanya dan lebih sederhana bila dibandingkan dengan song (suara nyanyian) serta dapat diemisikan baik pada individu jantan maupun betina setiap saat. Call (suara panggilan) biasanya berfungsi khusus seperti panggilan saat terbang, saat ada ancaman (sebagai alarm) dan komunikasi intraspesies (Catchpole dan Slater 1995). Menurut Welty (1982), nyanyian pada burung adalah kumpulan dari notnot yang berbeda dalam irama yang kompleks dan dikontrol oleh hormon sex jantan (testosteron) pada musim reproduksi, walaupun ada beberapa spesies burung tropik lainnya individu betina juga mampu bernyanyi sebaik individu jantan. Selanjutnya dinyatakan setiap burung umumnya memiliki variasi dalam nyanyian, tetapi perbedaan nyanyian dari burung dengan spesies yang sama tidak terlalu besar. Produksi suara burung merupakan hasil kerjasama antara otot pernapasan pada trakea dengan organ pengatur suara (syrinx) yang diatur oleh sistem saraf (McCasland 1987). Proses pernapasan burung adalah masuknya oksigen dari lingkungan luar ke dalam jaringan tubuh dan keluarnya karbondioksida dari dalam tubuh. Pada sistem respirasi, pertukaran udara berperan penting sebagai sistem termoregulasi tubuh pada suhu normal (Pesek 2000). Burung memproduksi suara dengan cara yang berbeda dari anurans dan mamalia. Burung tidak memproduksi suara dengan larynx yang terletak pada trachea dan pharyngeal, tetapi untuk bersuara burung menggunakan syrinx yang terletak pada pertautan trachea dan bronchi (King 1989). Terlihat pada Gambar 5 lokasi syrinx dalam tubuh burung (Powell 2000).

11 Gambar 5 Lokasi syrinx dalam tubuh burung (Powell 2000) Pada syrinx burung Columbiformes terdapat sepasang medial tympaniform membranes (MTM) yang bergetar pada saat dilewati udara ekspirasi (Gambar 6) (Goller dan Larsen 1997). Selaput ini berupa organ sederhana pada sebagian besar unggas, namun merupakan selaput yang kompleks pada burung bernyanyi (Young 1981). Gambar 6 Syrinx burung Columbiformes (King and McLelland 1989) Selanjutnya dinyatakan oleh Franz dan Goller (2003) bahwa produksi suara dari burung diatur secara kompleks oleh organ pernapasan. Sebagian besar produksi suara burung mengalami konversi dari energi dinamik aliran udara

12 menjadi energi suara. Udara masuk ke dalam organ syrinx karena adanya kontraksi otot pernapasan, di mana otot syrinx mengatur jalannya udara. Tipe karakteristik suara dikontrol oleh aktivitas otot pernapasan, sebagai contoh untuk meningkatkan frekuensi dasar suara berhubungan dengan aktivitas menutupnya otot syrinx bagian ventral. Demikian juga dengan modulasi amplitudo diatur oleh aktivitas membuka dan menutupnya klep syrinx. Setiap produksi suara diatur oleh syrinx. Bervariasinya suara yang diproduksi kemungkinan karena mekanisme pergerakan paruh, trakea, dan syrinx. Membukanya paruh menunjukkan korelasi yang positif terhadap frekuensi suara dan kemungkinan terhadap amplitudo suara. Bangsa burung Columbiformes memiliki tipe suara sederhana (call), yaitu suara yang hanya terdiri dari satu atau dua elemen suara (syllable) sederhana dengan kisaran frekuensi suara yang rendah dan relatif sama (tidak termodulasi). Hal ini berbeda dengan tipe suara bangsa burung bernyanyi (Passeriformes) yang memiliki sistem suara yang lebih kompleks. Burung Passeriformes mampu menghasilkan suara kompleks dengan berbagai macam tipe syllable yang terdiri dari beberapa elemen yang sama ataupun berbeda dan memiliki kisaran frekuensi suara yang berbeda-beda (termodulasi) (Fitri 2002). Untuk menghasilkan nyanyian, burung membutuhkan keahlian dan energi yang mahal, karena ini berkaitan dengan kerjasama yang baik antara organ respirasi, organ vokal, dan kelompok otot craniomandibular (Suthers et al. 1999). Sementara itu, pernapasan memegang peranan penting dalam pengaturan suhu dan suara ketika oksigen dihirup masuk ke jaringan dan karbondioksida dikeluarkan dari jaringan selama berlangsungnya proses metabolisme faal tubuh (Powell 2000). Untuk memenuhi kebutuhan energi pada proses pernapasan dan produksi suara dibutuhkan suplai oksigen dan nutrisi yang cukup, suplai oksigen dan nutrisi tersebut diperlukan untuk menghasilkan energi (ATP) pada kontraksi organ respirasi saat memindahkan udara ke dalam dan keluar dari kantong udara (air sac) dan melalui paru-paru (Powell 2000). Pada burung Columbiformes, suara yang dihasilkan merupakan kerjasama dari otot-otot syrinx yang mengetarkan Medial Tympaniform Membrane (MTM)

13 dan Lateral Tympaniform Membrane (LTM) sehingga menyebabkan terbentuknya lubang suara yang dapat mengeluarkan suara datar (tonal sound). Besaran udara yang menggetarkan MTM dan LTM akan menentukan besar kecilnya lubang suara pada syrinx yang akan menentukan frekuensi suara (Goller dan Larsen 1997).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Tekukur Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang terbentang dari India dan Sri Lanka di Asia Selatan Tropika hingga ke China Selatan dan Asia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrisi Pakan Burung Perkutut

HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrisi Pakan Burung Perkutut HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrisi Pakan Burung Perkutut Penelitian ini menggunakan 4 macam pakan utama berupa biji-bijian, yaitu gabah lampung, milet, jawawut dan ketan hitam. Adapun hasil analisa

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. beriklim kering. Umumnya tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. beriklim kering. Umumnya tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Tanaman Kecubung Kecubung termasuk tumbuhan perdu yang tersebar luas di daerah yang beriklim kering. Umumnya tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang tidak begitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan Makan Bondol Peking dan Bondol Jawa Pengujian Individu terhadap Konsumsi Gabah Bobot tubuh dan konsumsi bondol peking dan bondol jawa terhadap gabah dapat dilihat pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai

I. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai 1 I. PENDAHULUAN Keanekaragaman tumbuhan menggambarkan jumlah spesies tumbuhan yang menyusun suatu komunitas serta merupakan nilai yang menyatakan besarnya jumlah tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

TANAMAN PENGHASIL PATI

TANAMAN PENGHASIL PATI TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) TINJAUAN PUSTAKA Ciri-Ciri dan Morfologi Puyuh Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, dan berkaki pendek. Puyuh yang dipelihara di Indonesia umumnya adalah spesies

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan

Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan Nurlina Saking dan Novia Qomariyah Disampaikan Dalam Rangka Seminar Nasional Teknologi Peternakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Merpati Karakteristik Merpati )

TINJAUAN PUSTAKA Merpati Karakteristik Merpati ) TINJAUAN PUSTAKA Merpati Menurut Yonathan (2003), penyebaran merpati hampir merata di seluruh bagian bumi kecuali di daerah kutub. Merpati lokal di Indonesia merupakan burung merpati yang asal penyebarannya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus)

BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus) BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus) Gambar 1. Bengkuang Sumber: http://www.google.com/search?gs_rn=21&gs_ri=tanaman+bengkuang A. Sekilas Tanaman Bengkuang atau bengkoang (Pachyrhizus erosus) dikenal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN Oleh : Taufik Rizky Afrizal 11.12.6036 S1.SI.10 STMIK AMIKOM Yogyakarta ABSTRAK Di era sekarang, dimana ekonomi negara dalam kondisi tidak terlalu baik dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Tanaman Sorgum Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. Tanaman ini sudah lama dikenal manusia sebagai penghasil pangan, dibudidayakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Dephut, 1998): Kingdom : Plantae Divisio : Spematophyta

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

MATERI DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi 4 (empat) tahap, yaitu: Tahap I. Pembuatan ekstrak daun saga, sambiloto, dan pare, dengan metode Maserasi H 2 O, di Laboratorium

Lebih terperinci

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa. 6 3 lintas, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Apabila koefisien korelasi antara peubah hampir sama dengan koefisien lintas (nilai pengaruh langsung) maka korelasi tersebut menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

Karya Ilmiah Peluang Bisnis

Karya Ilmiah Peluang Bisnis Karya Ilmiah Peluang Bisnis STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Kampus terpadu : Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta DI SUSUN OLEH : Nama : M.Ghufron.Wiliantoro NIM : 10.12.4963 Jurusan :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat,

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Burung Puyuh Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang pertama kali diternakkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi potong merupakan

Lebih terperinci

BAB I PARE. (Momordica charantia Descourt) Gambar 1.1. Buah Pare (Momordica charantia Descourt)

BAB I PARE. (Momordica charantia Descourt) Gambar 1.1. Buah Pare (Momordica charantia Descourt) BAB I PARE (Momordica charantia Descourt) Gambar 1.1. Buah Pare (Momordica charantia Descourt) Sumber: https://www.google.co.id/search?q=foto+tanaman+pare A. Sekilas Tanaman Pare Pare atau peria adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Burung jalak bali oleh masyarakat Bali disebut dinamakan dengan curik putih atau curik bali, sedangkan dalam istilah asing disebut dengan white starling, white mynah,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan. 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara agaris yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo Anseriformes, family Anatidae, sub family Anatinae, tribus Anatini dan genus Anas (Srigandono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cabai Merah Besar Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu namun pada batang muda berambut halus berwarna hijau. Tinggi tanaman mencapai 1 2,5 cm dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Kecicang PENCIPTA : Ni Ketut Rini Astuti, S.Sn., M.Sn PAMERAN International Exhibition International Studio for Arts & Culture FSRD ALVA Indonesia of

Lebih terperinci

ERNI WAHYU FITHRIANA A

ERNI WAHYU FITHRIANA A EFEKTIFITAS AIR REBUSAN KEDELAI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ZAMIA (Zamia kulkas) DENGAN BERBAGAI MEDIA SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi Oleh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600 SM. Tanaman ini dapat tumbuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tegak dan menjalar. Kacang tanah tipe tegak percabangannya lurus atau sedikit miring ke atas.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat, menyebabkan kebutuhan akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani berkualitas yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Padi Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai saat ini terus dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan merupakan tanaman pangan yang dapat

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saninten (Castanopsis argentea Blume A.DC) Sifat Botani Pohon saninten memiliki tinggi hingga 35 40 m, kulit batang pohon berwarna hitam, kasar dan pecah-pecah dengan permukaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking TINJAUAN PUSTAKA Itik Peking Itik peking adalah itik yang berasal dari daerah China. Setelah mengalami perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking dapat dipelihara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa),

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa), 1 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Sejarah Perkembangan Itik Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa), golongan terdahulunya merupakan itik liar bernama Mallard (Anas plathytynchos)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki musim penghujan, ancaman penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk Aedes sp yaitu demam berdarah kembali menjadi pokok perhatian kita. Penyakit demam berdarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan diakrabi masyarakat luas. Tanaman Amaranthanceae atau bayam merupakan sayuran yang memiliki ciri-ciri

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamplung Nyamplung memiliki sebaran yang luas di dunia, dari Afrika, India, Asia Tenggara, Australia Utara, dan lain-lain. Karakteristik pohon nyamplung bertajuk rimbun-menghijau

Lebih terperinci

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP Kegiatan yang dilakukan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan tidak sama. Tetapi gejala yang ditunjukkan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan sama. Gejala atau ciri yang ditunjukkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malvales Famili

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Mahkota Dewa 1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., dengan nama sinonim Phaleria papuana. Nama umum dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan kuantitas serta kualitasnya untuk memenuhi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Lokasi Penelitian Suhu dan kelembaban lokasi penelitian diamati tiga kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan sore hari. Rataan suhu dan kelembaban pada lokasi penelitian

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

TINJAUAN PUSTAKA Tikus 5 TINJAUAN PUSTAKA Tikus Tikus merupakan salah satu satwa liar yang menjadi hama penting bagi kehidupan manusia baik dalam bidang pertanian, perkebunan, maupun permukiman. Lebih dari 150 spesies tikus

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus)

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus) BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus) 1. PENDAHULUAN Kata Belut merupakan kata yang sudah akrab bagi masyarakat. Jenis ikan ini dengan mudah dapat ditemukan dikawasan pesawahan. Ikan ini ada kesamaan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digemari masyarakat Indonesia, sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai merah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pedaging Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin Siam Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang

Lebih terperinci

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau. Budidaya dan Pakan Ayam Buras Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau. PENDAHULUAN Ayam kampung atau ayam bukan ras (BURAS) sudah banyak dipelihara masyarakat khususnya masyarakat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna TINJAUAN PUSTAKA Tanah Gambut Tanah gambut terbentuk dari bahan organik sisa tanaman yang mati diatasnya, dan karena keadaan lingkungan yang selalu jenuh air atau rawa, tidak memungkinkan terjadinya proses

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Nanas berasal dari Brazilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikasi

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penyebarannya tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penyebarannya tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Buah Maja Buah maja merupakan tanaman dari famili Rutaceae, yang penyebarannya tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl. Tumbuhan ini terdapat di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan merupakan organisme yang terkandung dalam alam Plantae. Biasanya, organisme yang menjalankan proses fotosintesis diklasifikasikan sebagai tumbuhan. Tumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Caisin Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman asli Asia. Caisin dibudidayakan di Cina Selatan dan Tengah, di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia,

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 1. Bagian paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida adalah... Alveolus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi Ayam Sentul Ayam lokal merupakan turunan panjang dari proses sejarah perkembangan genetik perunggasan di Indonesia. Ayam lokal merupakan hasil domestikasi ayam hutan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di peternakan merpati di area Komplek Alam Sinar Sari, Desa Sinarsari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung selama bulan

Lebih terperinci

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2.1 Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan 1. Mengaitkan perilaku adaptasi hewan tertentu dilingkungannya

Lebih terperinci

Ini Dia Si Pemakan Serangga

Ini Dia Si Pemakan Serangga 1 Ini Dia Si Pemakan Serangga N. bicalcarata Alam masih menyembunyikan rahasia proses munculnya ratusan spesies tanaman pemakan serangga yang hidup sangat adaptif, dapat ditemukan di dataran rendah sampai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Koi 2.1.1 Klasifikasi Klasifikasi merupakan pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri yang dimilikinya. Klasifikasi adalah lanjutan dari identifikasi. Nenek moyang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur

Lebih terperinci

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber) KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber) KASUS SEPUTAR DAGING Menghadapi Bulan Ramadhan dan Lebaran biasanya

Lebih terperinci

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan menyatakan bahwa tesis Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Saga, Sambiloto dan Pare Terhadap Diferensiasi Sel-Sel Leukosit, Kandungan

Lebih terperinci

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu Oleh: Ibnu Sahidhir Kementerian Kelautan dan Perikanan Ditjen Perikanan Budidaya Balai Budidaya Air Payau Ujung Batee 2011 Biologi Benih Kerapu Pemakan daging Pendiam,

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Perah Fries Holland (FH) Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum Subphylum Class Sub class Infra class

Lebih terperinci