ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE"

Transkripsi

1 ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang Oleh : Nama : Thio Rangfi No. BP : Program Studi : Teknik Mesin Konsentrasi : Perawatan dan Perbaikan KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI PADANG JURUSAN TEKNIK MESIN 2016

2 No. Alumni Universitas THIO RANGFI No. Alumni Fakultas BIODATA (a). Tempat/Tgl. Lahir : Solok / 04 September (b) Nama Orang Tua : Khalidin AT. (c) Universitas : Politeknik. (d) Jurusan : Teknik Mesin. Kosentrasi : perawatan dan perbaikan. (e) No.BP : (f) Tgl lulus : 03 Oktober (g) Predikat Lulus :...(h). IPK :...( i) Lama studi : 3 Tahun 0 Bulan. (j) Alamat orang tua : Jl. Mangga 3 No.16 Komplek PLN Simpang Rumbio Solok.. Analisa Kerusakan dan Perbaikan Injection Pump Tipe Inline Tugas Akhir D III oleh : Thio Rangfi Pembimbing I. Maimuzar, ST., MT. Pembimbing II. Nusyirwan, ST., MT ABSTRAK Pompa injeksi ( injection pump) dan Nozzle ( alat pengabut) untuk menyemprotkan baahn bakar yang diperlukan dalam sistem motor diesel guna untuk melakukan pembakaran. Bahan bakar ini berupa minyak ringan yang memungkinkan dapat terbakar dengan sendirinya ( self ignition). Pada Injection Pump tipe Inline, setiap silinder menggunakan satu buah pompa injeksi untuk melakukan penyemprotan bahan bakar. Cara kerja Injection Pump : bahan bakar dari fuel tank masuk ke fuel filter, feed pump, masuk ke Injection Pump di teruskan ke nozzle dan masuk ke ruang silinder, selanjutnya bahan bakar yang tidak sempat disemprotkan akan dikembalikan ke fuel tank. Tujuan dari analisa ini adalah mengidentifikasi perbedaan, kerusakan yang terjadi, dan bagaimana cara mengatasinya serta cara melakukan perawatan. Kerusakan yang sering terjadi plunger yang tergores, biasanya diakibatkan oleh adanya pemakaian bahan bakar yang terkontaminasi dengan bahan lain, dan dapat juga diakibatkan oleh kotoran yang mengendap pada fuel tank yang terbawa oleh bahan bakar saat bahan bakar dipompakan dimana fuel filter tidak bekerja dengan semestinya. Lubang kedudukan tappet tersumbat karena adanya kotoran menempel pada saat tappet naik turun menekan plunger. Kata kunci : Injection Pump tipe Inline Tugas akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal 30 September Abstrak telah disetujui oleh penguji : Tanda tangan Ketua/Penguji I Sekretaris/Penguji II Anggota/Penguji III Anggota/Penguji IV Nama terang Maimuzar, ST., MT Ir. M. Elfian Hadi, MT Adriansyah, ST., MT Ichlas Nur, ST., MT Mengetahui : Ketua Jurusan Teknik Mesin: Hanif, ST., MT Nip: Tanda tangan Alumnus telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang dan mendapat Nomor Alumnus : Petugas Politeknik No. Alumni Politeknik : Nama Tanda tangan

3 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunianya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan semua Tugas Akhir ini dan mengakhiri masa studi tiga tahun di Politeknik Negeri Padang, serta selawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW karena beliau adalah contoh yang paling baik untuk dijadikan sebagai panutan di dunia dan akhirat kelak. Pembuatan Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar akademik Ahli Madya (Amd) dalam bidang Teknik Mesin. Tugas Akhir yang saya tulis ini berjudul ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE. Sayaan isi dan pembahasan adalah proses perencanaan rangka alat peraga motor 4 tak. Penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena tanpa izin-nya saya tidak akan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak kampus yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada saya selama mengikuti perkuliahan. 1. Cinta dan Sayang saya yang tiada terhingga kepada Ibu, Bapak, Abang dan Kakak, serta keluarga besar saya di Kota Solok yang selalu memberikan dukungan kepada saya. 2. Bapak Aidil Zamri,ST.,MT selaku Direktur Politeknik Negeri Padang. 3. Bapak Hanif,ST.,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. i

4 4. Bapak Sir Anderson ST,MT selaku Kepala Prodi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. 5. Bapak Rivanol Chadry ST,MT selaku Kepala Konsentrasi Prawatan dan Perbaikan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. 6. Bapak Maimuzar,ST.,MT. selaku Dosen Pembimbing I. 7. Bapak Nusyirwan,ST.,MT. selaku Dosen Pembimbing II. 8. Seluruh Staff Pengajar dan Karyawan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. 9. Sahabat dan rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan dukungan moral maupun spiritual. 10. Serta seluruh pihak yang telah membantu saya baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga amal baik Bapak dan Ibu serta seluruh pihak yang membantu saya dalam penyusunan Tugas Akhir ini mendapatkan balasan dan pahala sebesar besarnya dari Allah SWT. ini, jika Saya telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan Tugas Akhir masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, dikarenakan keterbatasan kemampuan yang saya miliki dan keterbatasan bahan yang diperoleh. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan masukan untuk saya pada masa yang akan datang agar menjadi lebih baik. Akhir kata, saya mengharapkan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Padang, September 2016 Hormat saya, Penulis ii

5 DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR... LEMBAR PENGESAHAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR... LEMBAR TUGAS AKHIR... LEMBAR ASSISTENSI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii vi ix BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Metode Pengumpulan Data Sistematika Penulisan... 2 BAB II LANDASAN TEORI Gambaran Umum Komponen Utama Sistem Bahan Bakar Diesel... 6 iii

6 2.2. Engine Control Fuel Tank Teori Dasar Perawatan Ruang Lingkup Perawatan Dan Perbaikan Pelaksanaan Perawatan dan Perbaikan Pengertian Perawatan Dan Perbaikan Tujuan Perawatan Dan Perbaikan Faktor Penentu Keberhasilan Perawatan dan Perbaikan Hubungan Berbagai Bentuk Pemeliharaan Pemeliharaan Terencana Pemeliharaan Tak Terencana Faktor Penentu Keberhasilan Perawatan Perbaikan BAB III METODOLOGI Diagram Alir Penjelasan Flowchart Tentukan Masalah Periksa Kerusakan Temukan Bentuk Kerusakan Analisa Penyebab Perbaiki Kerusakan Lakukan Pengujian BAB IV ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE Permasalahan Yang Sering Terjadi Pada Injection Pump Analisa Kerusakan Yang Sering Terjadi Pada Injection Pump Langkah-langkah Pembongkaran Injection Pump Tipe Inline Proses Pembongkaran Injection Pump Tipe Inline iv

7 4.3.2 Pemeriksaan Terhadap Komponen Injection Pump Tipe Inline Memasang Injection Pump TIpe Inline Hasil Pengujian BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA v

8 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Injection Pump Inline... 3 Gambar 2.2 Sistim Aliran Bahan Bakar... 4 Gambar 2.3 Cara Kerja Plunger Pada Injection Pump Tipe Inline... 5 Gambar 2.4 Cara Kerja Delivery Valve... 7 Gambar 2.5 Komponen-komponen Automatic Timer... 8 Gambar 2.6 Cara Kerja Automatic Timer... 8 Gambar 2.7 Cara Kerja Feed Pump... 9 Gambar 2.8 Komponen-komponen Injection Nozzle Gambar 2.9 Komponen-komponen Fuel Tank Gambar 3.1 Diagram Alir Gambar 4.1 Plunger Gambar 4.2 Masalah Pada Plunger Gambar 4.3 Delivery Valve Gambar 4.4 Chamshaft Gambar 4.5 Tappet Gambar 4.6 Governor Gambar 4.7 Bagian-bagian Dari Injection Pump Tipe Inline Gambar 4.8 Memasang Injection Pump pada Mounting dan Melepas Priming vi

9 Pump Gambar 4.9 Mengukur Kontrol Rock Sliding Resistance Gambar 4.10 Memutar Camshaft Untuk Mengetahui Nilai Resistance Gambar 4.11 Lepaskan Coupling Dengan Round Gambar 4.12 Mengukur End Play Gambar 4.13 Melepas Tappet Gambar 4.14 Melepas Valve Holder Gambar 4.15 Melepas Delivery Valve Gambar 4.16 Melepas Plunger Barrel Gambar 4.17 Memeriksa Kondisi Plunger Gambar 4.18 Memeriksa Kondisi Delivery Valve Gambar 4.19 Melepas Bearing Gambar 4.20 Memasang Kontrol Rack Gambar 4.21 Memasang Plunger Barrel Gambar 4.22 Memasang Delivery Valve Dan Stopper Gambar 4.23 Memasang Konrol Pinion Dan Kontrol Sleeve Gambar 4.24 Memasang Plunger Gambar 4.25 Memasang Tappet Gambar 4.26 Melepas Tappet Insert Gambar 4.27 Mengencangkan Delivery Valve vii

10 Gambar 4.28 Cara Memasang Roller Bearing Gambar 4.29 Mengukur End Play viii

11 ix

12 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunianya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan semua Tugas Akhir ini dan mengakhiri masa studi tiga tahun di Politeknik Negeri Padang, serta selawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW karena beliau adalah contoh yang paling baik untuk dijadikan sebagai panutan di dunia dan akhirat kelak. Pembuatan Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar akademik Ahli Madya (Amd) dalam bidang Teknik Mesin. Tugas Akhir yang saya tulis ini berjudul ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE. Sayaan isi dan pembahasan adalah proses perencanaanrangkaalatperaga motor 4 tak. Penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena tanpa izin-nya saya tidak akan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak kampus yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada saya selama mengikuti perkuliahan. 1. Cinta dan Sayang saya yang tiada terhingga kepada Ibu, Bapak, Abang dan Kakak, serta keluarga besar saya di Kota Solok yang selalu memberikan dukungan kepada saya. 2. Bapak Aidil Zamri,ST.,MT selaku Direktur Politeknik Negeri Padang. 3. Bapak Hanif,ST.,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. 4. Bapak Sir Anderson ST,MT selaku Kepala Prodi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. 1

13 5. Bapak Rivanol Chadry ST,MT selaku Kepala Konsentrasi Prawatan dan Perbaikan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. 6. Bapak Maimuzar,ST.,MT. selaku Dosen Pembimbing I. 7. Bapak Nusyirwan,ST.,MT.selaku Dosen Pembimbing II. 8. Seluruh Staff Pengajar dan Karyawan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. 9. Sahabat dan rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan dukungan moral maupun spiritual. 10. Serta seluruh pihak yang telah membantu saya baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga amal baik Bapak dan Ibu serta seluruh pihak yang membantu saya dalam penyusunan Tugas Akhir ini mendapatkan balasan dan pahala sebesar besarnya dari Allah SWT. Saya telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan Tugas Akhir ini, jika masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, dikarenakan keterbatasan kemampuan yang saya miliki dan keterbatasan bahan yang diperoleh. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan masukan untuk saya pada masa yang akan datang agar menjadi lebih baik. Akhir kata, saya mengharapkan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Padang, September 2016 Hormatsaya, Penulis 2

14 DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... LEMBAR PENGESAHANPENGESAHAN TUGAS AKHIR... LEMBAR PENGESAHAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR... LEMBAR TUGAS AKHIR... LEMBAR ASSISTENSI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii vi ix BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang RumusanMasalah Tujuan MetodePengumpulan Data SistematikaPenulisan... 2 BAB II LANDASAN TEORI GambaranUmum KomponenUtamaSistemBahanBakar Diesel Engine Control Fuel Tank TeoriDasarPerawatan RuangLingkupPerawatan Dan Perbaikan

15 2.4.2PelaksanaanPerawatandanPerbaikan PengertianPerawatan Dan Perbaikan TujuanPerawatan Dan Perbaikan FaktorPenentuKeberhasilanPerawatandanPerbaikan HubunganBerbagaiBentukPemeliharaan PemeliharaanTerencana PemeliharaanTakTerencana FaktorPenentuKeberhasilanPerawatan Perbaikan BAB III METODOLOGI Diagram Alir Penjelasan Flowchart TentukanMasalah PeriksaKerusakan TemukanBentukKerusakan AnalisaPenyebab PerbaikiKerusakan LakukanPengujian BAB IV ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE Permasalahan Yang SeringTerjadiPada Injection Pump AnalisaKerusakan Yang SeringTerjadiPada Injection Pump Langkah-langkahPembongkaran Injection Pump Tipe Inline Proses Pembongkaran Injection Pump Tipe Inline PemeriksaanTerhadapKomponen Injection Pump Tipe Inline Memasang Injection Pump TIpe Inline Hasil Pengujian

16 BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

17 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Injection Pump Inline... 3 Gambar2.2 SistimAliranBahanBakar... 4 Gambar 2.3 Cara Kerja Plunger Pada Injection Pump Tipe Inline... 5 Gambar 2.4Cara KerjaDelivery Valve... 7 Gambar 2.5Komponen-komponen Automatic Timer... 8 Gambar 2.6 Cara Kerja Automatic Timer... 8 Gambar 2.7 Cara Kerja Feed Pump... 9 Gambar 2.8 Komponen-komponen Injection Nozzle Gambar 2.9Komponen-komponen Fuel Tank Gambar 3.1 Diagram Alir Gambar 4.1 Plunger Gambar 4.2 MasalahPada Plunger Gambar 4.3 Delivery Valve Gambar 4.4 Chamshaft Gambar 4.5 Tappet Gambar 4.6 Governor Gambar 4.7 Bagian-bagian Dari Injection Pump Tipe Inline Gambar 4.8 Memasang Injection Pump pada Mounting danmelepas Priming Pump Gambar 4.9MengukurKontrol Rock Sliding Resistance Gambar 4.10 Memutar Camshaft UntukMengetahuiNilai Resistance

18 Gambar 4.11 Lepaskan Coupling Dengan Round Gambar 4.12 Mengukur End Play Gambar 4.13 Melepas Tappet Gambar 4.14 Melepas Valve Holder Gambar 4.15 Melepas Delivery Valve Gambar 4.16 Melepas Plunger Barrel Gambar 4.17 MemeriksaKondisi Plunger Gambar 4.18 MemeriksaKondisi Delivery Valve Gambar 4.19 Melepas Bearing Gambar 4.20 MemasangKontrol Rack Gambar 4.21Memasang Plunger Barrel Gambar 4.22 Memasang Delivery Valve Dan Stopper Gambar 4.23 MemasangKonrol Pinion Dan Kontrol Sleeve Gambar 4.24 Memasang Plunger Gambar 4.25 Memasang Tappet Gambar 4.26 Melepas Tappet Insert Gambar 4.27 Mengencangkan Delivery Valve Gambar 4.28 Cara Memasang Roller Bearing Gambar 4.29 Mengukur End Play

19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, banyak perusahaan otomotif berpacu untuk meluncurkan produk-produk terbarunya. Dengan banyaknya perusahaan otomotif, pasti memiliki kekurangan dan kelebihan dari masing-masing perusahaan. Salah satu dari perusahaan otomotif tersebut adalah mitsubishi motor,mitsubishi motor memproduksi bermacam-macam kendaraan, mulai dari daya angkut kecil, sedang, dan sampai dengan daya angkut besar, kebanyakan kendaraan yang dihasilkan mitsubishi motor ini bermesin diesel yang menggunakan bahan bakar solar. Motor diesel ini mempunyai beberapa komponen yang sangat berperan penting agar mesin tersebut dapat dihidupkan atau dioperasikan, salah satu komponen tersebut adalah injection pump.injection pump merupakan otak motor diesel, karena injection pump ini yang mengatur sistim bahan bakar dan performan mesin diesel tersebut. Tipedari injection pump ini ada dua macam yaitu : injection tipe inline dan injection tipe distributor, masing-masing tipe memiliki kelebihan dan kekurangan. Karena injection pump yang mengatur sistem bahan bakar dan peforman dari mesin diesel ini tentunya para pengguna produk mitsubishi yang bermesin diesel menginginkan tidak adanya kerusakan yang terjadi pada injection pump tersebut dan peforman dari mesin tersebut tidak berkurang. Pada injection pump tersebut terjadi kerusakan yaitu suara motor mbrebet, pengabutan tidak sempurna, dan getaran yang berlebihan. Berdasarkan kasus diataslah penulis tertarik untuk mempelajari lebih mendalam tentang kerusakan yang terjadi pada injection pump, maka dari itu penulis mengambil judul tentang analisa kerusakan dan perbaikan injection pump tipe inline sebagai TA (tugas akhir). 8

20 1.2 Rumusan Masalah Dalam penulisan tugas akhir ini penulis akan menguraikan tentang penyebab kerusakan injection pump tipe inline dan cara mengatasi kerusakan agar tidak terjadi kerusakan berulang. 1.3 Tujuan 1. Dapat menganalisa penyebab kerusakan injection pump tipe inline. 2. Dapat mengatasi agar tidak terjadi kerusakan berulang. 1.4 Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mengambil referensi dari berbagai sumber, seperti observasi, interview, dan Studi Pustaka 1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab I, Berisikan tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan, dan metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab II, Membahas tentang landasan teori yang menyangkut injection pump tipe inline (definisi dan fungsi dari injection pump tipe inline), komponen - komponen, cara kerja, analisa kerusakan, dan teori tentang perbaikan. BAB III METODOLOGI ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE Bab III, Bagian ini berisi tentang langkah-langkah dan sistematika untuk mengetahui dan menganalisa penyebab kerusakan. BAB IV ANALISA INJECTION PUMP TIPE INLINE Bab IV, Menganalisa penyebab kerusakan yang sering terjadi, dan cara mengatasi kerusakan serta cara perawatan terhadap Injection Pump tersebut. 9

21 BAB V PENUTUP Bab V, Berisikan kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil analisa,serta saran-saran untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini dimasa depan. 10

22 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum A. Prinsip Kerja Sistem Bahan Bakar Metode pembakaran bahan bakar dan pengatomisasian bahan bakar pada motor diesel tidak sama dengan motor bensin. Di dalam motor bensin, campuran bahan bakar dan udara dalam bentuk gas dimasukkan ke dalam silinder dan dibakar oleh nyala api listrik yang diberikan oleh busi. Sebaliknya pada motor diesel torak hanya menghisap udara untuk kemudian dimampatkan sampai mencapai tekanan dan suhu yang tinggi. Sesaat sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA), bahan bakar disemprotkan. Karena tekanan dan suhu yang tinggi, partikel partikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya dan membentuk proses pembakaran. Walau motor diesel ini tidak memerlukan sistem pengapian, tetapi sebagai gantinya diperlukan pompa injeksi ( injection pump) dan nozzle (alat pengabut) untuk menyemprotkan bahan bakar. Bahan bakar ini harus berupa minyak ringan yang memungkinkan dapat terbakar dengan sendirinya (self ignition). Gambar 2.1 Injectiom pump inline Keterangan : 1. Fuel tank (tangki bahan bakar) 6. Fuel filter (saringan solar) 2. Fuel line (pipa bahan bakar) 7. Injection pump (pompa injeksi) 3. Priming pump (pompa priming) 8. Injection pipe (pipa injeksi) 4. Feed pump 9. Injector (injection nozzle) 5. Water sedimeter 10. Over flow pipe (pipa pengembali) 4

23 Aliran bahan bakar adalah : Fuel tank - fuel line - feed pump - water sedimeter - fuel filter - injection pump - injection pipe - injection nozzle - ruang bakar. - over flow pipe - fuel tank. Gambar 2.2 Sistim aliran bahan bakar Sistem bahan bakar terdiri dari injection assembly Injection Pump proper, governorfeed pump, automatic timer, fuel filter, water separator, injection nozel, injection pipe dan part-part lain. Bahan bakar dialirkan dari fuel tank masuk ke suction pipe, ke feed pump,ke filter, ke Injection Pump dan Injection nozzle. Kelebihan bahan bakar dari pompa injeksi dikembalikan ke tangki bahan bakar. Injection Pump berfungsi untuk memompakan bahan bakar dari fuel tank dan membaginya kemasing-masing nozzle. B. Cara Kerja Injection Pump Pompa injeksi sebaris banyak digunakan unutk mesin diesel yang bertenaga besar, karena pompa injeksi ini mempunyai kelebihan bahwa tiap elemen pompa melayani satu silinder mesin. Elemen pompa injeksi inline yang terdiri dari plunger dan silinder yang keduannya sangat presisi, sehingga celah antara plunger dan silindernya sekitar 1/1000 mm. Ketelitian ini cukup baik untuk menahan tekanan tinggi saat injeksi, walaupun pada putaran rendah. Sebuah alur diagonal yang disebut alur pengontrol (control groove) adalah bagian dari plunger yang dipotong pada bagian atas. Alur ini berhubungan dengan bagian atas plunger oleh sebuah lubang. Bahan bakar yang dikirimkan oleh pompa pemindah masuk ke pompa injeksi dengaan tekanan rendah. 5

24 Pada saat plunger berada pada titik terbawah, bahan bakar mengalir melalui lubang masuk (fee d hoole) pada silinder ke ruanle) pada silinder ke ruang penyalur di atas plunger. Pada saat poros nok pada pompa injeksi berputar dan menyentuh tappet roller maka plunger bergerak ke atas. Apabila permukaan atas plunger bertemu dengan bibir atas lubang masuk maka bahan bakar mulai tertekan dan mengalir keluar pompa melalui pipa tekanan tinggi ke injector. Plunger tetap bergerak ke atas, tetapi pada saat bibir atas control groove bertemu dengan bibir bawah lubang masuk, maka penyaluran bahan bakar berhenti. Gerakan plunger ke atas selanjutnya menyebabkan bahan bakar yang tertinggal dalam ruang penyaluran masu melalui lubang pada permukaan atas plunger dan megalir ke lubang masuk menuju ruang isap, sehingga tidak ada lagi bahan bakar yang disalurkan. Jumlah pengiriman bahan bakar dari pompa di atur oleh gorvernor sesuai dengan kebutuhan mesin. Governor mengatur gerakan control rack yang berkaitan dengan control pinion yang diikatkan pada control sleeve. control sleeve ini berputar bebas terhadap silinder. Bagian bawah plunger berkaitan dengan bagian bawah control sleeve. Jumlah bahan bakar yang dikirim tergantung pada posisi plunger dan perubahan besarnya langkah efektif. Langkah efektif adalah langkah plunger dimulai dari tertutupnya lubang masuk oleh plunger sampai control groove bertemu dengan lubang masuk. Langakh efektif akan berubah sesuai dengan posisi plunger dan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan besarnya langkah efektif Komponen utama sistim bahan bakar motor diesel. Adapun komponen-komponen yang menunjang sistim bahan bakar pada motor diesel adalah sebagai berikut A. Injection pump proper. Injection pump tipe di atas mendorong bahan bakar masuk ke dalam injection nozzle dengan tekanan dan dilengkapi dengan sebuah mekanisme untuk menambah ataumengurangi jumlah bahan bakar yang dikeluarkan dari nozzle. Injection Pump memiliki sebuah plunger dan sebuah delivery valve pada tiap-tiap silinder. 6

25 Plunger didorong ke atas oleh camshaft dan dikembalikan oleh plunger spring, plunger bergerak ke atas dan ke bawah di dalam plunyer barel dan pada jarak stroke yangtelah ditetapkan guna mensupplay bahan bakar dengan tekanan. Dengan naik dan turunnya plunger berarti akan membuka dan menutup suction dan discharge ports sehinga mengaturbanyaknya injection bahan bakar. Camshaf ditahan dengan dua buah taper roller bearing pada kedua ujungnya dandilengkapi dengan beberapa cam untuk mengerakkan plunger dan sebuah exsentrik sebagai pengerak feed pump. Camshaft digerakkan oleh injection pump gear pada setengah putaran engine. Adapun komponen-komponen utama dari injecton pump proper adalah sebagaiberikut: a. Plunger Gambar 2.3 Cara kerja plunger pada Injection Pump tipe Inline Plunger memiliki sebuah groove berbentuk potongan miring pada sisinya sepertipada gambar 2.3 diatas. Pada bagian atas plunger terdapat lubang yang berhubungan dengan groove tersebut. Plunger barrel mempunyai sebuah suction dan dischargeport. Bahan bakar disalurkan ke Injection Pump dengan tekanan seperti yangditerangkan di bawah dengan gerak berputar dari camshaft atau gerakan turun naik dari plunger. Saat camshaft berputar plunger bergerak keatas dan ketika kepala plunger berada pada posisi segarisdengan suction/discharge port maka bahan bakar mulai di kompresikan. 7

26 Ketikaplunger bergerak ke atas lebih jauh, tekanan bahan bakar naik sampai delivery valve terdorong ke atas melawan dan mengalahkan delivery valve spring. Saat deliveryvalve terdorong ke atas bahan bakar mengalir masuk ke injection pipe untukdikompresikan pada nozzle. Ketika plunger bergerak lebih jauh ke atas dan potongan groove pada plunger bertemu dengan suction/dicharge port, tekanan bahan bakar yang tinggi mengalir melalui lubang pada plunger dan bergerak melalui groove kembali ke suction/discharge port. Plunger stroke selama bahan bakardialirkan dengan tekanan yang disebut dengan efektif stroke. Fuel injection rate akan meningkat atau menurun tergantung beban engine dengan memutar plunger pada sudut yang pasti untuk merubah posisi dimana groove bertemu dengan lubang ( port) selama gerakan ke atas demikian akan menambah atau mengurangi efektif stroke. Gambar 2.3 di atas menggambarkan suatu sistim yang merubah plunger efektif stroke. Kontrol rack adalah terpasangan dengan floating lever pada governor, saat kontrol rack bergerak ke kanan atau ke kiri dengan kerja dari kontrol pedal atau govenor. Kontrol sleeve berhubungan dengan gerakan rack selama bagian bawahkontrol sleeve berhubungan dengan kuku dari plunger, plunger bergerak dengan kontrol sleeve dengan demikian efektif stroke dapat bervariasi baik penambahan ataupun pengurangan fuel injection rate. Bila lebih jauh kontrol rack ditarik ke arah govenor, maka efektif stroke dan fuel injection rate berkurang. Semua plunger dihubungkan dengan sebuah kontrol rack maka masing-masing plunger akan berputar dengan jumlah putaran yang sama. Drive shaft memutar feed pump, cam disk dan plunger secara bersama-samagerakan maju mundur plunger terjadi akibat gerakan dari bentuk permukaan camdisk yang berputar terhadap roller assembly. Bila inlet slit dari plunger dan inlet port dari plunger barrel yang dipasang di pres pada kepala distributor sejajar, bahanbakar akan dihisap kedalam ruang tekan. Setelah inlet port barrel plunger telahditutup oleh plunger, plunger akan naik. Sesudah outlet slit plunger dan outlet port sejajar, tekanan pada ruangan tekan telah melampaui tekanan sisa yang ada di dalam saluran bahan bakar pipa injeksi dan delivery valve telah membuka, maka bahan bakar akan mengalir ke pipa injeksi kemudian melalui nozzle diinjeksikan ke silinder mesin. Setelah cut off port plunger telah sejajar dengan ujung permukaan dari kontrol sleeve, pengiriman bahan bakar oleh plunger berakhir. Plunger barrel hanya memiliki satu buah inlet port akan tetapi memiliki sebuah outlet port untuk setiap silinder mesin. Walupun plunger memiliki inlet yang sama banyaknya dengan jumlah silinder mesin, tetapi hanya memiliki satu outlet slit. 8

27 b. Delivery valve. Gambar 2.4 Cara kerja Delivery Valve Bahan bakar terkompresikan dengan tekanan tinggi oleh plunger mendorong delivery valve ke atas dan bahan bakar menyembur keluar. Setelah fuel terkompresikan dengan sempurna, delivery valve akan kembali pada posisi semula karena dorongan dari valve spring untuk menutup lubang bahan bakar ( fuelpassage). Dengan demikian dapat mencegah kembalinya fuel. Delivery valve bergerak turun sampai permukaan valve saat ditahan dengan kuat. Selama langkah ini bahan bakar ditarik kembali dari injection pipe seketika itu menurunkan residual pressure antara delivery valve nozzle. Penarikan tersebut memperbaikipenginjeksian sekaligus mencegah menetesnya bahan bakar selama penginjeksian. Pada bagian delivery valve spring dipasangkan delivery valve stop/stoper membatasi terangkatnya delivery valve dan mencegah terjadinya valve surging pada putaran tinggi juga menurunkan dead valve antar delivery valve dan nozzle dengan demikian akan didapat fuel injection yang stabil. Over flow dipasang pada bagian atas pump menstabilkan temperatur pada injection pump tipe temperatur distribusi, untuk memastikan bahwa jumlah bahan bakar yang diinjeksikan pada tiap-tiap silinder selalu konstan. Valve bertipe seal ball, saat tekanan bahan bakar pada posisimelebihi nilai yang telah ditetapkan, maka valve tertutup sehinga bahan bakar akan kembali ke fuel tank. B. Automatic timer. Injection timming berubah-ubah secara otomatis sesuai dengan kecepatan putaran engine. Automatic timer dipasangkan dengan kuat pada injection pump camshaft dengan round nut sebagai pengikatnya dan digerakkan oleh idler gear yang dihubungakan dengan injection pump gear. Pada tiap-tiap fly weight dilengklapi dengan sebuah lubang padabagian ujungnya dimana timer hub pin dipasangkan. Permukaan yang melengkung pada flyweight akan berhubungan dengan injection pump gear pin. Timer spring dipasangkan pada timer hub pin dan injection pump gear pin. 9

28 Ketika engine berputar pada kecepatan rendah tidak ada tenaga sentrifugal yang disalurkan ke fly weight dan timer spring tetap dalam posisi memanjang. Ketika engineberputar pada kecepatan tinggi, fly weight bergerak keluar akibat dari adanya tenaga sentrifugal dimana timer hub pin saat itu didorong oleh permukaan yang melengkung dari fly weight searah dengan penekanan dari timer spring. Namun demikian injection pump gear pin tidak dapat bergerak sebab terpasang dengan gear, dengan demikian time hub pin akan terdorong pada arah putaran selama terdorong oleh timer spring yang mengerakkan camshaft pada arah putaran untuk merubah injection timing. Gambar 2.5 Komponen - komponen Automatic Timer Gambar 2.6 Cara kerja Automatic Timer. Karena selang waktu saat pembakaran pada mesin diesel akan bertambah kecil bila kecepatan mesin bertambah, maka perlu adanya penyesuaian terhadap selang waktu tersebut dengan mengembangkan saat injeksi. Untuk mengatasi sebuah timer dipasang dibagian bawah pompa injeksi. Seperti terlihat pada gambar di atas, sebuah timer spring dipasangkan didalam ruangan timer yang bertekanan rendah. Tekanan pada ruang pompa melalui lobang piston akan bekerja pada sisi ruang yang bertekanan tinggi dari timer piston. Lubang timer piston tersebut bekerja untuk mencegah gerak yang tidak pasti pada 10

29 tekanan bahan bakar yang berubah ubah. Gerak dari timer piston akan mengakibatkan bergeraknya pin roller holder assembly kearah yang berlawanan dengan putaran pompa. Bila tekanan pada ruangan pompa telah melampaui gaya pegas tiemer spring karena bertambahnya putaran pompa. Timer piston akan menekan timer spring dan mengerakkan roller holder assembly ke arah yang berlawanan dengan arah putaran pompa. Karena gerakan tersebut maka cam dari permukaan cam disk akan lebih cepat bertemu dengan roller dari roller holder sehinga saat penginjeksian dikembangkan. C. Feed pump pada injection pump tipe Inline Feed pump digerakkan oleh injection pump camshaft priming pump dapatdigerakakan secara manual untuk memompakan bahan bakar saat injection pump tidak bekerja, dan dapat digunakan saat membuang angin (Air bleding) dari fuel sistem. Gauze filter menyaring kotoran yang berbentuk kasar pada bahan bakar dari tank,agar tidak terjadi penyumbatan pada feed pump. Gambar 2.7 Cara kerja Feed Pump Gauze filter harus selalu dibersihkan secara berkala. Ketika tappet B dan piston Cterdorong ke atas oleh camshaft A, bahan bakar pada suction chamber akan membuka outlate check valve D dan bahan bakar mengalir ke pressure chamber. Saat camshaft A berputar dan cam tidak mendorong piston maka piston C didorong kembali oleh piston spring E untuk menekan bahan bakar pada presure chamber ke fuelfilter.saat itu pada suction chamber terjadi kevakuman menyebabkan inlate check valve Fterbuka dan bahan bakar masuk.saat tekanan pada fuel filter atau injection pump melebihi 11

30 nilai yang telah ditetapkan maka piston C menjadi tidak dapat kembali pada posisi semula, sebab piston spring E menghentikan penekanan terhadap bahan bakar. Feed pump terdiri dari sebuaha rotor, blade blade dan liner. Putaran shaft diteruskanoleh key ke rotor untuk memutar rotor. Bagian dalam dari permukaan liner tidak lurus terhadap sumbu putaran rotor. Empat buah blade terpasang pada rotor tersebut. Pada saat berputar, gaya sentripugal akan mendorong blade ke arah keluar sampai menyentuh liner dan akan membentuk empat buah ruangan bakar. Volume dari keempat ruangan tersebut akan bertambah kecil maka bahan bakar akan dikompresikan. D. Injection nozzle. Gambar 2.8 Komponen-komponen Injection Nozzle Bahan bakar dialirkan dari Injection Pump masuk ke nozzle hole. Ketika tekanan bahan bakar melebihi tekanan yang telah ditetapkan, tekanan bahan bakar akan mengalahkan kekuatan spring dan mendorong nedlee valve ke atas dan menyemprotkan bahan bakar dari injection criffice pada bagian ujung nozzle kedalam silinder. Tekanan penginjeksian dapat distel dengan menambah atau mengurangi jumlah washer pada spring. 2.2 Engine Control Engine control mengatur operasi engine dengan cable yang dihubungkan daritempat duduk pengemudi dan terdiri dari throttle cable, accelerator control cable, stopcable dan part-part lainnya. Dengan menekan accelerator pedal akan menyebabkan accelerator control cable mengerakkan adjusting lever maju ke depan ke posisi langkahpenuh sehingga putaran engine naik. Throttle button dihubungkan melalui throttle cable ke accelerator pedal. Denganmemutar button akan mengerakkan adjusting lever ke posisi putaran idle yang sesuai. Dengan menempatkan starter switch ke posisi ACC akan menyebabkan engine stop cable mengerakkan stop lever, ke posisi engine berhenti. 12

31 2.3 Fuel Tank Gambar 2.9 Komponen - komponen Fuel Tank Saat fuel pump menghisap bahan bakar dari tangki, maka terbentuk negatif pressure pada pipa dan tangki, hal ini dapat mengakibatkan tangki menjadi rusak. Oleh karena itu breather tube memasukkan udara kedalam tangki agar tangki selalu dalam keadaan bertekanan sama dengan udara bebas. Fuel gauge dipasangkan pada bagian atas tangki sedangkan perlengkapan untukinformasi jumlah bahan bakar dipasangkan pada spido meter. 2.4 Teori Dasar Perawatan Ruang Lingkup Perawatan dan Perbaikan Setiap perusahaan otomotif ingin selalu mendapatkan keuntungan. Kehilangan atau penurunan jumlah produksi mengakibatkan kehilangan keuntungan atau kerugian. Dengan merawat mesin dalam kondisi pengoperasian yang baik dapat menjaga dari kemungkinan kerusakan dan menekan penurunan kerusakan seminimum mungkin. Kelompok teknik perawatan di showroom atau bengkel bertanggung jawab untuk menjaga produknya (mesin mobil), dan melayani kebu tuhan pengoperasian, pengunaan dan menjaga masalah yang timbul setiap hari. Ruang lingkup pekerjaan perawatan dan perbaikan disetiap showroom atau bengkel tidak sama tergantung dari produk yang dihasilkan, tergantung pada jenis dari perusahaan. Umumnya, aktifitasnya dapat dikelompokan dalam dua klasifikasi : 1. Fungsi pokok diperlukan pekerjaan setiap hari oleh Perawatan dan perbaikan - Merawat peralatan/perlengkapan bengkel. - Pemeriksaan peralatan, pelumasan, pembersihan, check-up, dan overhaul. - Kesiapan alat-alat. - Perbaikan komponen-komponen peralatan dan mesin yang digunakan. - 13

32 2. Fungsi tambahan - Menjaga persediaan. - Perlindungan bengkel. - Pembuangan sisa (oli). - Keselamatan pekerja Pelaksanaan Perawatan dan Perbaikan a. Rasa hormat terhadap hukum yang dipakai, peraturan dan batasan-batasan ukuran. b. Tidak pernah melalaikan kepentingan keselamatan kerja. c. Harus memperhatikan instruksi dan buku manual sebelum membongkar mesin atau peralatan/kelengkapannya, bacalah cara-cara menginstalasi, pengoperasian dan perawatannya. 2.5 Pengertian Perawatan dan Perbaikan Berdasarkan defenisi dikatakan bahwa pemiliharaan (perawatan dan perbaikan) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang baik seperti semula. Tindakan pemiliharaan dari suatu mesin yang paling utama adalah menjaga supaya komponen yang bergerak didalam mesin tersebut tidak cepat aus atau lelah dengan cepat. Komponen yang telah aus atau lelah harus segera diganti dengan yang baru supaya tidak mempengaruhi kondisi komponen-komponen yang lain dalam instalasi tersebut. Untuk menghindari biaya yang tinggi akibat terlalu sering mengganti komponen, langkah yang harus diambil adalah melakukan serangkaian tindakan perawatan dan perbaikan sistem penginjeksian tersebut Tujuan Perawatan dan Perbaikan Tujuan utama dari perawatan dan perbaikan adalah: 1. Untuk memperpanjang usia alat. 2. Untuk menjamin ketersediaan optinum peralatan yang dipasang untuk produksi (jasa) dan mendapatkan laba investasi maksimum yang memungkinkan. 3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya : unit cadangan, unit pemadam kebakaran, dan penyelamat. 4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana teresebut. 14

33 2.5.2 Faktor Penentu Keberhasilan Perawatan dan Perbaikan Untuk mencapai keberhasilan dari suatu Perawatan dan perbaikan, maka diperlukan beberapa faktor dibawah ini : 1. Kemampuan personil untuk merawat Maksudnya adalah bahwa semua anggota yang terlibat dalam kegiatan perawatan dan perbaikan harus benar-benar mempunyai keterampilan dan kemampuan serta pengetahuan mengenai kegiatan baik secara teoritis maupun prakteknya. 2. Ketersediaan Data Mesin Tersedianya data mesin yang lengkap akan berpengaruh sekali terhadap keberhasilan perawatan dan perbaikan. Kita tidak mungkin melakukan suatu tindakan perawatan dan perbaikan, apabila tidak adanya data yang dilengkapi dari mesin yang dirawat dan diperbaiki. Untuk Injection Pump pelumasan didapat langsung dari oli mesin sehinga data setiap pengantian oli mesin sangat memudahkan pengontrolan. 3. Keterbatasan Standar Pengerjaan Standar pengerjaan ini dibutuhkan sebagai pedoman bagi teknisi perawatan dan perbaikan atas tindakan yang dilakukan telah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, biasanya standar pengerjaan pada sebuah mesin dapat berpedoman pada buku manual dari mesin tersebut. 4. Kemampuan, Kemauan Melakukan Perawatan Dengan adanya suatu kemauan untuk membuat rencana perawatan dan perbaikan maka akan diketahui pemakaian peralatan dengan baik, serta diketahui besarnya biaya perawatan dan juga tentang bagian-bagian yang harus diperhatikan untuk diganti karena umur dan kondisinya. 5. Kedisiplinan personil Perawatan Setiap personil yang terlibat harus benar-benar menerapkan kedisiplinan dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan sehingga akan mengurangi resiko kegagalan suatu tindakan perawatan dan perbaikan yang dilakukan akibat kecendrungan untuk tidak disiplin. 6. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Kesehatan dan keselamatan kerja intinya meliputi personil yang akan merawat dan memperbaiki mesin maupun peralatan yang digunakan untuk melakukan perawatan 15

34 dan perbaikan. Dengan dipahaminya suatu kesehatan dan keselamatan kerja maka resiko kecelakaan dapat dicegah. 7. Kelengkapan Fasilitas Kerja Semakin lengkapnya fasilitas kerja seperti peralatan yang memadai, maka akan semakin besar kemungkinan tindakan perawatan dan perbaikan akan berhasil, karena dengan fasilits kerja kurang mendukung, pekerjan perawatan dan perbaikan akan tergangu atau tidak lancar. 2.6 Hubungan Berbagai Bentuk Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan dapat berupa yang terencana dan yang tidak terencana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut : 16

35 Peta Konsep Manajemen Perawatan PEMELIHARAAN (Maintenance) Pemeliharaan Terencana (Plained Maintenance) Pemeliharaan Tak Terencana (Unplained Maintenance) Perawatan pencegahan (Preventive Maintenance) PerawatanKoreksi (Corrective Maintenance) PerawatanRamalan (Predictive Maintenance) PerawatanDarurat Pembersihan dan pelumasan (Cleaning & Lubrication) Perawatan Berhenti (Shutdown Maintenance) (Emergency Maintenance) Inspeksi (Inspection) Penyetelan (Small Repair) Mesin rusak yang sudah direncanakan sebelumnya (Breakdown Maintenance) Running Maintenance Minor Overhould Mayor Overhould Gambar 2.10 Peta konsep perawatan 17

36 2.6.1 Pemeliharaan terencana Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang ditentukan dan harus dilakukan dengan pemikiran jauh ke depan, dengan tujuan untuk mengurangi kerusakan dan mempertahankan fungsi aset yang tersedia. Pemeliharaan ini dilakukan dengan berkala berdasarkan kondisi dan waktu yang telah ditentukan sebelumnya, misalnya pemeliharaan yang dilakukan perjam, perhari, perbulan dan pertahun. Yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan terencana di InjectionPump ini seperti saringan minyak harus selalu dibersihkan setiap kilometer dandiganti setiap kilometer atau tergantung dari pemekaian, cuaca, jarak tempuh, serta kondisi jalan yang dilaluinya. Pemeliharaan jenis ini dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) Pemeliharaan jenis ini dilakukan menurut waktu yang telah direncanakan dan ditujukan untuk mengurangi kemungkinan kemungkinan adanya bagian bagian yang tidak memenuhi syarat kondisi yang dapat diterima. Pemeliharaan pencegahan dilakukan berdasarkan dilihat, dengar dan rasakan, melakukan penyetelan minor serta melakukan pengantian komponen minor yang ditemukan saat melakukan pemeriksaan. Pemeliharaan pada Injection Pump disini pemeriksaan yang bertujuan untuk pencegahan seperti adanya getaran, bunyi yang diakibatkan adanya baut baut yang longar pada saat mesin beroperasi, tindakan ini dilakukan saat mesin dalam kondisi beroperasi dan lebih dikenal dengan istilah perawatan berjalan (running maintenance). Untuk pelumasan pada Injection Pump dilakukan secara langsung oli dari mesin, keadaan oli harus tetap dicek kecukupannya serta diganti setiap kilometer untuk oli pertamina, untuk oli khusus keluaran Mitsubishi (Mitsubishi oil) diganti setiap 5000 kilometer dan tergantung dengan cuaca, jarak tempuh serta kondisi jalan yang dilaluinya. 18

37 2. Pemeliharaan korektif Pemeliharaan korektif adalah perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhe nti sampai pada suatu kondisi yang dapat diterima. Pemeriksaan korektif meliputi perbaikan kecil terutama untuk rencana jangka pendek yamg mungkin timbul diantara pemeriksaan termasuk penggantian seluruh komponen yang rusak, terencana yang merupakan tindakan yangdirencanakan untuk jangka panjang sebagai tindakan dari hasil pemeriksaan pencegahan. Pemeriksaan korektif berfungsi dalam menaikkan kembali daya guna fasilitas. Pemeliharaan korektif merupakan tindak lanjut dari pemeliharan pencegahan yaitu pengantian beberapa komponen baru sehubung dengan inspeksi, seperti adanya bunyi mesin yang tidak baik (merepet) hal ini biasa diakibatkan oleh adanya saluran bahan bakar yang tersumbat, saringan yang kotor, plunger yang aus sehinga tidak bekerja dengan baik, dan nozzle yang tersumbat. Hal ini dilakukan saat mesin tidak berada dalam kondisi operasi dan dikenal dengan Shutdownmaintenance Pemeliharaan tak terencana Pemeliharaan tak terencana merupakan tindakan pemeliharaan yang waktunya mendadak dan perlu segera dilaksanakan untuk mencegah akibat yang serius, hilangnya waktu produksi, kerusakan besar pada peralatan dan untuk alasan keselamatan kerja. Tindakan dalam pemeliharaan tak terencana ada beberapa macam : 1. Berdasarkan permintaan Apabila ada permintaan untuk melakukan tindakan perawatan maka perawatan baru akan dilakukan sesuai dengan ada atau tidaknya permintaan. 2. Troubleshooting Troubleshooting adalah perbaikan darurat yang dilakukan bila terdapat kerusakanyang terdeteksi pada peralatan. Perawatan ini harus segera dilaksanakan tanpa penundaan lagi setelah terjadinya breakdown, biasa dikatakan bahwa troublleshooting merupakan perbaikan darurat. 19

38 3. Penggantian sebagian Penggantian sebagian dilakukan bila ada suku cadang yang rusak dan tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan perbaikan terhadap suku cadang tersebut, atau biaya untuk melakukan perawatan terhadap suku cadang tersebut lebih besar dari pada melakukan penggantian. 4. Penghapusan Dilakukan dengan menyingkirkan fasilitas yang rusak dari tempat kerja dengan pertimbangan yang matang, bahwa semua usaha pemeliharaan yang dilakukan tidak mampu untuk mengembalikan fasilitas sampai kondisi yang dapat diterima dan bila fasilitas telah sampai atau melewati batas usia pemakaian. 5. Unit siaga Unit siaga adalah suku cadang peralatan yang sengaja disediakan untuk menghadapai kejadian kejadian yang tidak terduga. Unit siaga berfungsi mengambil alih fungsi suku cadang aktif yang tiba tiba berhenti beroperasi. Berdasarkan atas Permintaan konsumen, Troubleshooting, pengantian sebagian,penghapusan dan unit siaga maka tugas dari Maintanance adalah melakukan apa yang menjadi tuntutan dari konsumen dan mesin untuk mengembalikan mesin kepada keadaan semula yang dapat diterima. Kerusakan emergency yang terjadi pada Injection Pump tipe Inline adanya plunger yang macet akibat adanya kotoran yang ikut terbawa oleh bahan bakar, bocornya sil stang gas yang disebabkan oleh gesekan dengan as stang gas akibatnya terjadi kebocoran bahan bakar dan dapat juga minyak bercampur dengan oli, hal ini diakibatkan oleh feed pump yang rusak dan keausan pada plunger. Dikarenakan pada Injection Pump tipe Distributor cocok untuk digunakan untuk kecepatan maka kerusaka emergency yang sering terjadi adalah sering patahnya spring plunger yang diakibatkan oleh putaran tinggi. 2.7 Faktor Penentu Keberhasilan Perawatan Untuk mencapai hasil maksimum suatu pemeliharaan maka beberapa faktor dibawah ini harus dipenuhi : 1. Kemampuan personil untuk merawat 20

39 Semua anggota yang terlibat dalam kegiatan perawatan dan perbaikan memiliki keterampilan dan kemampuan, baik secara praktis dan teoritis. 2. Ketersedian data mesin Tersedia data lengkap dari sebuah mesin akan memudahkan dalam melakukan perawatan dan perbaikan pada mesin karena acuan tidak ada, walaupun seorang tenaga ahli dan berpengalaman yang melakukan, tetap saja membutuhkan waktu yang lebih lama. 3. Keterbatasan standar pengerjaan Syarat syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan perawatan terhadap suatu mesin harus tersedia special tool yang lengkap untuk pedoman bekerja. 4. Kemauan, kemampuan merencanakan perawatan Kemauan dan kemampuan yang baik dalam membuat suatu rencana perawatan dan perbaikan yang baik lengkap beserta peralatan dan perhitungan lainnya menghasilkan pelaksanaan yang baik pula. 5. Kedisiplinan personil perawatan Setiap personil yang terlibat harus menerapkan disiplin yang baik dalam melakukan pekerjaanya sehingga dapat mengurangi resiko kegagalan dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan terhadap suatu mesin. 6. Kesehatan dan keselamatan kerja Kesehatandankeselamatan kerja intinya untuk melindungi personil yang melaksanakan perawatan dan perbaikan, walaupun pelaksanaanya tergantung pada personil itu sendiri. Perusahaan harus menyediakan peralatan keselamatan agar bila terjadi kecelakaan dapat disediakan dengan segera. 7. Kelengkapan fasilitas kerja Semakin lengkap fasilitas kerja yang tersedia maka kerja perawatan dan perbaikan yang dilakukan akan menjadi lebih mudah dan lancar. 2.8 Perbaikan Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kemampuan kerja ke kondisi yang dapat diterima, hal ini dilakukan bila peralatan atau mesin mengalami kerusakan baik yang besar maupun yang kecil, atau merupakan upaya memperbaiki suatu komponen yang dirasakan akan menganggu kerja komponen lain atau kerja mesin secara keseluruhan. 21

40 Langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan perbaikan adalah dengan menganalisa penyebab terjadinya kerusakan, untuk mengetahui seorang maintenance dapat menggunakan panca indra atau dengan melihat, mendengar atau merasakan. Setelah mengetahui dimana sumber kerusakan pada mesin maka barulah tindakan perbaikan dapat dilakukan. Hal yang perlu disiapkan adalah peralatan yang akan membantu dalam melaksanakan perbaikan. 22

41 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Adapun metodologi penulisan adalah seperti yang dijelaskan pada diagram alir Gambar 3.1 berikut: Temukan permasalahan Periksa kerusakan Tentukan bentuk kerusakan Studi Literature Analisa penyebab Perbaiki kerusakan Lakukan Kurang pengujian Cukup Selesai Gambar 3.1 Diagram Alir 23

42 3.2 Penjelasan Flowchart (Diagram Alir) Temukan masalah Langkah pertama yang harus penulis lakukan adalah menemukan permasalahan yang sering terjadi pada injection pump tipe inline tersebut Periksa kerusakan Pemeriksaan secara visual dilakukan pada injection pump tipe inline yang berhubungan dengan masalah yang terjadi atau kerusakan komponen yang dapat menyebabkan masalah itu muncul Temukan bentuk kerusakan Setelah diperiksa kerusakan secara visual maka, setelah itu penulis bisa menemukan bentuk kerusakan yang terjadi pada injection pump tersebut Analisa penyebab Setelah menemukan bentuk kerusakan, penulis dapat menganalisa penyebab kerusakan tersebut Perbaiki kerusakan Setelah penulis menemukan akar masalah, penulis melakukan perbaikan pada komponen yang mengalami kerusakan dan diganti dengan komponen yang baru Lakukan pengujian Setelah perbaikan dilakukan, selanjutnya lakukan pengujian pada injection pump untuk mengetahui perbaikan yang dilakukan telah benar dan masalah yang ditemukan telah di atasai. 24

43 BAB IV ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE 4. 1 Permasalahan yang sering terjadi pada injection pump Adapun permasalahan yang penulis temukan pada injection pump yaitu : 1. Plunger Plunger adalah komponen utama dalam sistem kerja pompa injeksi mesin diesel. Dibuat dengan sangat presisi pada celah antara Plungerdengan silinder (rumah plunger) sehingga bahan bakar yang dipompakan benar-benar mampat. Kerusakan yang sering terjadi pada plunger adalah : a. Plunger cacat, gejala yang timbul yaitu suara mesin mbrebet pada putaran sedang, pada putaran tinggi biasa saja (normal). Pada fisik plunger akan ada tanda cacat seperti bulan sabit. b. Plunger macet, fungsi gas sama sekali tidak bisa digunakan, jika macetnya pada posisi putaran tinggi maka tidak akan bisa dikecilkan dan sebaliknya, kemacetan belum tentu terjadi pada semua plunger yang ada di dalam pompa injeksi. Cara untuk mengetahuinya dengan membuka tutup rack pada bagian depan body injeksi lalu coba digerakan tuas choke dan tuas gas. Jika rack tidak bergerak tandanya plunger mengalami kemacetan. Gambar 4.1 Plunger 25

44 Gambar 4.2 Masalah pada plunger 2. Delivery Valve Fungsi utama dari delivery valve adalah untuk mencegah aliran balik dan mengatur tekanan sisa bahan bakar. Ketika plunger pada pompa injeksi telah mencapai posisi titik mati atas, maka proses penginjeksian telah berakhir. Jika plunger dan pipa nozzle dihubungkan secara langsung, maka bahan bakar yang terdapat didalam pipa nozzle akan terhisap kearah pompa injeksi pada saat plunger bergerak turun. Jika hal ini terjadi maka akan berakibat terjadinya keterlambatan penginjeksian bahan bakar pada saat siklus berikutnya. Untuk mencegah hal ini, maka dipasanglah delivery valve antara plunger dengan pipa nozzle. Kerusakan yang sering terjadi pada delivery valve adalah delivery valve aus karena tekanan yang tinggi dan pemakaian yang lama. Gambar 4.3Delivery valve 26

45 3. Chamshaft Chamshaft bekerja dengan berputar seiring putaran mesin dan berfungsi untuk mendorong plunger agar plunger dapat menendangkan bahan bakar bertekanan tinggi ke unit nozzle Masalah yang sering terjadi pada part ini adalah mulai ausnya bubungan atau tonjolan nok penekannya, solusi paling tepat adalah dengan menggantinya. Gambar 4.4 Chamshaft 4. Lubang kedudukan tappettersumbat Sebagai penghubung antara chamshaft dan plunger, menggunakan roll di bagian bawah untuk menghindari terjadinya gesekan kasar antara tappet dengan nok pada chamshaft. Bagian ini jarang mengalami kerusakan, sekalipun terjadi kemacetan yang mengakibatkan tappet tidak dapat bergerak naik turun menekan plunger. Kerusakan terjadi bukan pada tappet, tetapi pada lubang dimana tappet dipasang, periksa adanya cacat pada lubang tersebut. Gambar 4.5 Tappet 27

46 5. Governor Governor bekerja mencegah mesin untuk tidak overrunning dengan mengontrol putaran mesin maksimum, dan mencegah mesin mati dengan menstabilkan putaran mesin pada putaran rendah. Ketika mesin berputar melambat dikarenakan adanya beban yang bertambah (contohnya disaat menanjak) governor akan mendorong as rack sehingga menambah debit minyak, dan hal itu akan membuat putaran mesin bertambah dan tidak kehilangan tenaga/mati. Begitu juga sebaliknya saat menurun governor akan mengurai debit minyak ke ruang bakar dengan menggerakan as rack ke arah mundur sehingga tidak terjadi overrunning saat menurun. Masalah yang sering terjadi pada governor yaitu mesin langsung berputar sangat tinggi ketika dihidupkan dan tidak dapat dimatikan menggunakan tuas choke. Bisa dibilang mesin ngegas sendiri. Periksa mur kancing pada chamshaft yang mengikat governor pada chamshaft tersebut. Biasanya mur tersebut kendur atau terlepas, kencangkan kembali. Gambar 4.6 Governor 4.2 Analisa kerusakan yang sering terjadi pada Injection Pump tipe Inline 1. Pada plunger kerusakan yang sering terjadi yaitu tergores. Adapun penyebab tergoresnya plunger ini disebabkan oleh hal hal sebagai berikut : a) Pemakaian bahan bakar yang terkontamiasi dengan bahan lain. b) Adanya kotoran yang mengendap pada tangki bahan bakar. c) Saringan bahan bakar yang tidak bekerja dengan baik (lama tidak diganti). 28

47 Perbaikan yang dapat penulis berikan yaitu: a) Pada saat pemakaian bahan bakar perhatikan bahwa bahan bakar tidak tercampur dengan bahan yang lain supaya bahan bakar aman dipakai. b) Bersihkan tangki bahan bakar. c) Bersihkan atau diganti saringan minyak dengan yang baru. 2. Delivery valve yang aus. Penyebab terjadinya keausan dikarenakan Injection Pump tipe inline ini memiliki tekanan yang tinggi dan pemakaian yang telah lama, maka katupndelivery ini akan aus akibat fungsi kerjanya untuk menahan tekanan yang dihasilkan Perbaikan yang dapat penulis berikan yaituapabila delivery valve ini terjadi keausan maka perbaikan sebaiknya diganti dengan yang baru. 3. Chamshaft aus Penyebab terjadinya keausan pada chamshaft dikarenakan adanya getaran yang berlebihan pada putaran kejut saat Injection Pump beroperasi, dan terdapat tonjolan pada nok penekannya. Perbaikan sebaiknya sebelum terjadi keausan padachamshaft, lumasi Chamshaft tersebut dengan pelumas yang telah ditetapkan. Apabila Chamshaft tersebut telah tidak layak pakai maka ganti dengan yang baru, supaya tidak terdapat tonjolan pada nok penekannya. 4. Lubang kedudukan tappettersumbat Penyebab tersumbatnya lubang teppet ini dikarenakan adanya kotoran yang menempel pada saat teppet bergerak naik turun menekan plunger. Perbaikan yang dapat dilakukan pada saat itubersihkan atau periksa adanya cacat pada lubang, apabila terdapat cacat maka ganti dengan yang baru. 5. Governor Permasalahan yang sering terjadi pada governor yaitu mesin langsung berputar sangat tinggi ketika dihidupkan dan tidak dapat dimatikan menggunakan tuas choke. Bisa dibilang mesin ngegas sendiri. 29

48 Perbaikan yang dapat dilakukan yaitu periksa mur kancing pada chamshaft yang mengikat governor pada chamshaft tersebut. Biasanya mur tersebut kendur atau terlepas, kencangkan kembali 4.3 Langkah-langkah Pembongkaran Ijection Pump tipe Inline. Urutan Pembongkaran Injection Pump Pertama kita lepaskan injection pump dari engine dengan cara : Tahan injectionpump dengan tangan, lepaskan lima buah baut pengikat injection pump flage plat. Kemudian lepaskan injection pump ke arah belakang, gunakan alat khusus untuk memudahkan pelepasan. Gambar 4.7 Bagian bagian dari Injection Pump tipe inline Proses pembongkaran injection Pump 1. Dengan auto timer telah dilepaskan, pasang injection pump pada mounting base dan pump setting angle (special tool) 2. Gunakan box wrench untuk melepas feed pump. 30

49 Gambar 4.8 Memasang Injection Pump pada mounting base dan melepas priming pump. 3. Lepaskan governor. 4. Ukur kontrol rack sliding resistance. Gambar 4.9 Mengukur kontrol rack sliding resistance. Putar camshaft untuk meyakinkan bahwa resistensi mencapai nilai yang telah ditetapkan pada segala posisi. Apabila melebihi nilai yang telah ditetapkan mungkin penyebabnya adaah : 1. Control rack atau giginya rusak. 2. Gigi pinion rusak atau pinion yang berhubungan dengan housing rusak 3. Momen pengencangan pada delivery valve holder berlebihan. Gambar 4.10 Memutar camshaft untuk mengetahui nilai resistance. 4. plate dan gunakan coupling dengan round nut serta holdingwrench. Putar camshaft dengan plunger pada tiap-tiap cylinder berada pada TDC,pasang tappet insert pada lubang tappet satu persatu. 31

50 Gambar 4.11 Lepaskan coupling dengan round 5. Pasang camshaft clereance gauge pada camshaft untuk mengukur endplay Gambar 4.12 Mengukur end play. 6. Lepaskan camshaft, pukul perlahan dengan hamer plastik dari sisi governor. Catatan : Pastikan bahwa cam pada camshaft tidak menyentuh dengan tappet. Dan pasang flyweight round nut pada ujung camshaft guna melindungi ulir dari kerusakan. 7. Melepas tappet Masukkan roller clamp untuk mendorong tappet keatas. Dengan tappet dalam keadaan terdorong lepaskan tappet insert dan masukkan tappet clamp melalui camshaft hole, lalu jepit tappet dan tarik keluar. Gambar 4.13 Melepas tappet. 8. Masukkan plunger clamp (special tool) dari bagian bawah pompa dan Cocokkan ujung plunger clamp ke lower spring seat. Kemudian tarik plunger clam ke luar maka plunger akan terlepas. Catatan : Ketika melepas plunger, pastikan bahwa lower spring menghadap keatas guna mencegah terjatuhnya plunger. 32

51 Gambar 4.14 Melepas valve holder. 9. Lepaskan lock plate dan lepaskan delivery valve holder dengan box wrench kemudian lepaskan stopper delivery valve dan spring Gambar 4.15 Melepas delivery valve 10. Dengan mengunakan delivery valve extractor lepaskan delivery valve. Gambar 4.16 Melepas plunger barrel. 11. Lepaskan plunger barrel. Catatan: Tempatkan plunger pada plunger barrel Pemeriksaan terhadap komponen komponen Injection pump tipe Inline. 1. Plunger dan barrel. Gambar 4.17 Memeriksa kondisi plunger. Setelah membersihkan dengan solar periksa apakah plunger bisa turun dengan lembut pada barrel dengan sendirinya. 33

52 Dengan cara : a.miringkan barrel 60 0 b. Tarik plunger sekitar mm dan lepaskan. c. Putar plunger pada barrel apakah tidak mengalami sendat atau macet. d. Ganti plunger bila tidak bisa turun dengan sendirinya. 2. Delivery valve. Gambar 4.18 Memeriksa kondisi delivery valve. Bersihkan delivery valve dan bersihkan dengan solar kemudian periksa dari kerusakan. Tutup bagian bawah valve seat dengan jari dan tekan piston dengan jari lain. Bila piston melambung kembali ketika jari-jari dilepaskan maka valve dalam kondisi baik jika tidak kembali maka ganti valve. 3. Tappet Pasang dial gauge pada teppet roller dan periksa clereance dengan menggerakkan roller keatas dan kebawah rod. Bila clerence melebihi limit ganti tappet denganyang baru. 4. Lower spring seat Periksa permukaan lower spring seat yang berhubungan dengan plunger dari kerusakkan bila telah melebihi limit ganti lower spring seat. 5. Plunger spring dan delivery valve spring. Perhatikan spring dan spring delivery valve bila tidak bagus ganti dengan yang baru. 34

53 6. Menganti tappet roller bearing Gambar 4.19 Melepas bearing. Untuk melepas inner race dari camshaft gunakan gear puller. Dan untuk memasang gunakan pipa atau metals block kemudian tekan dengan press Memasang Injection Pump tipe Inline. 1. Pasang control rack dan kencangkan rack guide screw. Catatan: Pastikan bahwa rack dapat bergerak dengan lancar dan periksa juga untuk memastikan rack tidak berputar. Gambar 4.20 Memasang kontrol rack 2. Pada saat memasang plunger barrel yakinkan bahwa knock pin yang terpasang pada housing dalam keadaan lurus dengan lokasi notch pada plunger barrel. Pastikan bahwa tonjolan knock pin projection sekitar 0,7 mm dari housing. Apabila tonjolan lebih kecil dari 0,7 mm, keluarkan sedikit dari housing. Gambar Memasang plunger barrel. 35

54 3. Dengan gasket baru terpasang pada delivery valve masukkan valve pada tempatnya hingga kuat dan bertemu dengan permukaan plunger barrel. Gunakan deliveryvalve gasket installer. (special tool) Gambar 4.22 Memasang delivery valve dan stopper. 4. Pasang delivery valve spring dan stopper pada tempatnya, kencangkan sementara delivery valve holder Gambar 4.23 Memasang kontrol pinion dan kontro sleeve.5dengancontrol rack tepat ditegah-tengah pasang control piniondancontrol slvee 6. Memasang plunger. Gambar 4.24 Memasang plunger. Pasang plunger clamp (special tool) kedalam keadaan lower spring seat dan pasangkan plunger kedalam lower spring seat. Masukkan plunger kedalam plungerbarrel dan hati-hati jangan sampai ujung plunger membentur dengan pump housing dan plunger spring. 36

55 Gambar 4.25 Memasang tappet 7. Jepit tappet dengan tappet clamp dengan memakai tappet guide luruskan dengan housing groove dan masukkan tappet kedalam rumah pomp. Gambar 4.26 Melepas tappet insert 8. Gunakan roller clamp dorong tappet pada TDC. Kemudian masukkan teppet insert (special tool) dan lepaskan roller camp (special tool). Pastikan bahwa tanda dengan part number pada plunger flange adalah terletak pada sisi cover plate. Untuk tiap-tiap silinder, periksa kondisi gerakkan kontrol rack setiap kali tappet insert (specialtool) dimasukkan. Gambar 4.27 Mengencangkan delivery valve. 9. Kencangkan delivery valve holder sesuai dengan ketentuan. Periksa juga gerakkan control rack setip kali valve holder dikencangkan. Gambar 4.28 Cara memasang roller bearing. 10. Pasang camshaft dengan tanda garis pada ujung picth (ulir) mengarah ke drive end (camshaft gear). 37

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN INJECTION PUMP TIPE DISTRIBUTOR HYUNDAI HD 5 ZAINUL ARISMAN HIDAYAT

PERAWATAN & PERBAIKAN INJECTION PUMP TIPE DISTRIBUTOR HYUNDAI HD 5 ZAINUL ARISMAN HIDAYAT PERAWATAN & PERBAIKAN INJECTION PUMP TIPE DISTRIBUTOR HYUNDAI HD 5 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang Oleh

Lebih terperinci

a. Plunger pada posisi TMB (titik mati bawah) Bahan bakar masuk melalui luubang pemberi pada barel kedalam ruang diats plunger. b.

a. Plunger pada posisi TMB (titik mati bawah) Bahan bakar masuk melalui luubang pemberi pada barel kedalam ruang diats plunger. b. JERK PUMP A. POMPA INJEKSI MESIN DIESEL SATU SILINDER Pompa injeksi biasanya dipasang dibagian sisi mesin dan digerakkan oleh crankshaft melalui mekanisme nok. B. ELEMEN POMPA SATU LUBANG Pada barel yang

Lebih terperinci

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM PENDAHULUAN Gambar 3.1 Jumlah bahan bakar yang terbakar pada sebuah engine berhubungan langsung dengan jumlah horsepower dan torque yang dihasilkan. Secara umum,

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL HYUNDAI FE 120 PS DAN CARA MENGATASINYA

ANALISIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL HYUNDAI FE 120 PS DAN CARA MENGATASINYA ANALISIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL HYUNDAI FE 120 PS DAN CARA MENGATASINYA PROYEK AKHIR Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III Oleh : Nama : Priyanto NIM : 5250301011

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING SISTEM BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER 4JA1-L

TUGAS AKHIR CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING SISTEM BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER 4JA1-L TUGAS AKHIR CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING SISTEM BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER 4JA1-L Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Disusun oleh: Nama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA 3.1. Fungsi sistem bahan bakar Salah satu komponen motor diesel yang memegang peran penting

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO A. TUJUAN Setelah melaksanakan praktikum, diharapkan siswa dapat: 1. Melepas dan memasang kembali pompa injeksi tipe in line. 2. Menjelaskan prinsip kerja pompa injeksi tipe in line 3. Menjelaskan fungsi

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF 4.1 Pengetahuan Dasar Tentang Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE DAN DISTRIBUTOR PADA PRODUK MITSUBISHI TUGAS AKHIR

ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE DAN DISTRIBUTOR PADA PRODUK MITSUBISHI TUGAS AKHIR ANALISA KERUSAKAN INJECTION PUMP TIPE INLINE DAN DISTRIBUTOR PADA PRODUK MITSUBISHI TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Pada Politeknik

Lebih terperinci

Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C.

Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C. Bahan Bakar Solar dan Pembakaran Motor Diesel 1.Sifat utama dari bahan bakar diesel Bahan bakar diesel biasa juga disebut light oil atau solar, adalah suatu campuran dari hydrocarbon yang telah di disilasi

Lebih terperinci

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota BAB III PEMBAHASAN 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota 3.1 Dasar Pengertian Governor Governor adalah suatu benda atau alat penggerak mekanik variable propeller pada pesawat untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan: PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL A. Tujuan: - mahasiswa dapat memahami komponen komponen pada mesin diesel yang harus di tun e up - mahasiswa dapat memahami fungsi dan cara kerja komponen komponen mesin

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR ( FUEL SYSTEM )

SISTEM BAHAN BAKAR ( FUEL SYSTEM ) SISTEM BAHAN BAKAR ( FUEL SYSTEM ) Adalah sistim yang terdapat pada engine diesel yang berfungsi untuk mensuplay bahan bakar dari tangki ke masing-masing silinder melalui injector, sesuai jumlah dan waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Motor Diesel 2.1.1 Sejarah Singkat Motor Diesel Pada tanggal 10 Agustus 1893 di jerman Rudolf Diesel mengadakan penelitian, bagaiamana agar penggunaan bahan bakar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang

Lebih terperinci

Laporan Praktek Motor Diesel

Laporan Praktek Motor Diesel Laporan Praktek Motor Diesel INDRA IRAWAN 075524046 S1 PTM OTO A PRAKTEK 1: OVERHAUL INJECTION NOZZLE 1. Tujuan a. Mahasiswa mengenal komponen injection nozzle. b. Mahasiswa memahami cara kerja injection

Lebih terperinci

KALIBRASI POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR DALAM PERSAMAAN ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP KONSUMSI TIAP SILINDER ENGINE DIESEL

KALIBRASI POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR DALAM PERSAMAAN ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP KONSUMSI TIAP SILINDER ENGINE DIESEL KALIBRASI POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR DALAM PERSAMAAN ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP KONSUMSI TIAP SILINDER ENGINE DIESEL Rusuminto Syahyuniar Jurusan Mesin Otomotif, Politeknik Negeri Tanah Laut Jl. A

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2. 1 Sistem Pengapian Sistem pengapian sangat berpengaruh pada suatu kendaraan bermotor, karena berfungsi untuk mengatur proses pembakaran campuran antara bensin dan udara di dalam ruang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Teknik Mesin. oleh.

SKRIPSI. Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Teknik Mesin. oleh. PENERAPAN ALAT PERAGA POMPA BAHAN BAKAR TIPE IN-LINE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATERI SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR DIESEL PADA PERKULIAHAN PERAKITAN OTOMOTIF II SKRIPSI Disajikan sebagai salah

Lebih terperinci

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI INJECTION PUMP TIPE IN LINE. Aep Surahto. Abstrak

PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI INJECTION PUMP TIPE IN LINE. Aep Surahto. Abstrak PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI INJECTION PUMP TIPE IN LINE Aep Surahto Abstrak Suatu Motor Diesel seperti motor bensin, memerlukan perawatan berkala dan perbaikan. Perawatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KOMPETENSI MENGANALISIS GANGGUAN POMPA INJEKSI TIPE VE DISTRIBUTOR PADA MATA KULIAH PRAKTIK MOTOR DIESEL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KOMPETENSI MENGANALISIS GANGGUAN POMPA INJEKSI TIPE VE DISTRIBUTOR PADA MATA KULIAH PRAKTIK MOTOR DIESEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KOMPETENSI MENGANALISIS GANGGUAN POMPA INJEKSI TIPE VE DISTRIBUTOR PADA MATA KULIAH PRAKTIK MOTOR DIESEL Skripsi Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL TIPE VE

SIMULASI SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL TIPE VE SIMULASI SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL TIPE VE TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang Oleh : Nama

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Torak Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

MODUL PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL

MODUL PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL KODE MODUL OPKR-20-017B SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF MODUL PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM

Lebih terperinci

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP) BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP) Pompa bahan bakar dikelompokan kepada : 1. Pompa bahan bakar tekanan rendah, dengan tekanan injeksi ± 150 bar yang menggunakan pengabut udara (air injection). 2. Pompa

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR PADA ENGINE STAND FIAT DIESEL

PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR PADA ENGINE STAND FIAT DIESEL PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR PADA ENGINE STAND FIAT DIESEL Tugas Akhir Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Teknik Otomotif Oleh: MUNZIRAL NUR NIM/TM : 76820/ 2006 JURUSAN

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011

3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011 3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011 Apa itu pemeliharaan? Pengertian Pemeliharaan : Suatu kegiatan yang meliputi program perawatan, pemeriksaaan, perbaikan dan uji untuk kerja

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perawatan (Maintenance) Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Remanufaktur Menurut jurnal S.L. Soh (2014) Remanufacturing brings used products back to equal or better than new condition. The primery benefit arise from the reuse of resources.

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI

Lebih terperinci

SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL MELALUI PENGATURAN M DEC ( MONITORING AND CONTROL SYSTEM )

SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL MELALUI PENGATURAN M DEC ( MONITORING AND CONTROL SYSTEM ) SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL MELALUI PENGATURAN M DEC ( MONITORING AND CONTROL SYSTEM ) Agus Rohermanto Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak ABSTRACT The system

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI IN LINE TYPE INJECTION PUMP. Oleh : Aep Surahto ABSTRACT

MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI IN LINE TYPE INJECTION PUMP. Oleh : Aep Surahto ABSTRACT MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI IN LINE TYPE INJECTION PUMP Oleh : Aep Surahto ABSTRACT A Diesel Motor is need regular maintenance and repairs. Regular maintenance of diesel engine fuel system

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Pengambilan sampel pelumas yang sudah terpakai secara periodik akan menghasilkan laporan tentang pola kecepatan keausan dan pola kecepatan terjadinya kontaminasi. Jadi sangat

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Mesin Diesel Motor bakar diesel biasa disebut juga dengan Mesin diesel (atau mesin pemicu kompresi) adalah motor bakar yang dalam pembakarannya menggunakan panas kompresi

Lebih terperinci

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 3.1 Dasar Pompa oli Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR REKALKULASI MESIN DIESEL 4-TAK MULTI SILINDER

TUGAS AKHIR REKALKULASI MESIN DIESEL 4-TAK MULTI SILINDER TUGAS AKHIR REKALKULASI MESIN DIESEL 4-TAK MULTI SILINDER Diajukan sebagai salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya ( AMd ) Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL Aris Exwanto 1), Riri Sadiana 2), Aep Surahto 3), 1,2,3), Teknik Mesin, Universitas Islam

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC

PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 000 CC Arief Rudy Yulianto 1, Drs. Ireng Sigit A dan Dini Cahyandari 3 Abstrak Sebuah mobil merupakan suatu kendaraan dimana penggeraknya

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN DUMP TRUCK HINO FM 260 JD

BAB III PERAWATAN DUMP TRUCK HINO FM 260 JD BAB III PERAWATAN DUMP TRUCK HINO FM 260 JD 3.1 Definisi Perawatan Mesin A. Perawatan Mesin Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEDIA PRAKTEK POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR TUGAS AKHIR

PERANCANGAN MEDIA PRAKTEK POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR TUGAS AKHIR PERANCANGAN MEDIA PRAKTEK POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna Memperoleh Gelar Ahli Madya D3 Program Studi

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC

TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC Diajukan sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Teknik Mesin Oleh : FAUZY HUDAYA NIM D 200 940 169 NIRM 9461060303050169 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot)

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot) Jurusan : Pendidikan Teknik Otomotif Waktu : 2 x 50 Menit Teknologi Sepeda Motor Judul :Melepas, Memeriksa, & Memasang Piston Sepeda Motor Karisma A. Tujuan 1) Mahasiswa mampu melepas silinder dan torak

Lebih terperinci

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat 1. Menurut gambar di bawah ini jaket air (water jacket) ditunjukkan oleh 1 5 7 2 8 9 6 3 4 a. No. 1 b. No. 2 c. No. 3 d. No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor Diesel adalah motor pembakaran dalam yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat, sebagai bahan bakar, dengan suatu prinsip bahan bakar tersebut

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 CARA PERAWATAN TURBOCHARGER Gambar 4.1 Turbocharger (Sumber : Data Pribadi) Turbocharger adalah bagian yang dibuat secara presisi, tetapi memiliki desain yang sangat sederhana, dan

Lebih terperinci

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder JOB SHEET (LEMBAR KERJA) Sekolah : SMKN 1 Sintang Program Keahlian : Teknik Sepeda Motor Mata Diklat : (Produktif) Melaksanakan overhaul kepala silinder Kelas/Semester : XI/3 Alokasi Waktu : 20 x 45 Menit

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN PERAWATAN ALAT PERAGA SEPEDA MOTOR 4 TAK JENIS SUZUKI SHOGUN 110R

PEMBUATAN DAN PERAWATAN ALAT PERAGA SEPEDA MOTOR 4 TAK JENIS SUZUKI SHOGUN 110R PEMBUATAN DAN PERAWATAN ALAT PERAGA SEPEDA MOTOR 4 TAK JENIS SUZUKI SHOGUN 110R TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri

Lebih terperinci

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. : Sistem Bahan Bakar Motor Diesel Oleh : Rabiman Zaenal Arifin Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2011 Hak Cipta 2011 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

BAB III. 3.1 Pemeliharan dan perawatan propeller

BAB III. 3.1 Pemeliharan dan perawatan propeller BAB III 3.1 Pemeliharan dan perawatan propeller 3.2 Manajemen Manajemen merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam mengatur sumber daya sumber daya yang dimilikinya agar

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) Gambar Komponen sistem EFI pada sepeda mesin Honda Supra X 125 A. Sistem Bahan Bakar Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL. Sumber. kerja motor diesel.com

LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL. Sumber.  kerja motor diesel.com LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL Sumber. www.prinsip kerja motor diesel.com TABEL. DAYA MESIN BERKURANG PENYEBAB KERUSAKAN 1. Jumlah bahan bakar yang disemprotkan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam dunia usaha terjadi persaingan yang sangat kompetitif sehingga perusahaan-perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan kerja diberbagai aspek baik itu mesin, atau

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL

RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL LAPORAN AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Mesin Program Studi Alat Berat Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

PEMBUATAN TRAINER SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL DENGAN POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR (VE)

PEMBUATAN TRAINER SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL DENGAN POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR (VE) PEMBUATAN TRAINER SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL DENGAN POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR (VE) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) Differential gear atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil yang berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Motor Bakar Mesin Pembakaran Dalam pada umumnya dikenal dengan nama Motor Bakar. Dalam kelompok ini terdapat Motor Bakar Torak dan system turbin gas. Proses pembakaran

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan

Lebih terperinci