BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat"

Transkripsi

1 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Sel dan Jaringan (BSJ) dan Laboratorium Mikrobiologi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB-Biogen), Cimanggu, Bogor. Penelitian dilaksanakan pada Februari November Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah 1) tanaman nilam Aceh (Pogostemon cablin, Benth.), 2) isolat Methylobacterium spp. strain TD-L 2, TD-J 2, TD-J 7, dan TD-J 10. TD-L 2 adalah isolat no 2 yang diisolasi dari filosfer daun tanaman Labu siam dari Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. TD-J 2 adalah isolat no 2 yang diisolasi dari filosfer daun tanaman Jagung dari Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. TD-J 7 adalah isolat no 7 yang diisolasi dari filosfer daun tanaman Jagung dari Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. TD-J 10 adalah isolat no 10 yang diisolasi dari filosfer daun tanaman Jagung dari Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur., 3) media Murrashige & Skoog (MS) yaitu media yang banyak digunakan dalam kultur in vitro. Komposisi media MS disajikan pada Lampiran 3., 4) media Amonium Mineral Salt (AMS) yaitu media yang biasa digunakan untuk perbanyakan Methylobacterium spp. Komposisi media AMS disajikan pada Lampiran 4. Alat yang digunakan diantaranya laminar air flow cabinet, alat-alat tanam seperti pinset, gunting, scalpel, bunsen, cawan petri, dan sealer., alat-alat sterilisasi seperti oven untuk sterilisasi botol kultur, alat tanam, aluminium foil, dan cawan petri., otoklaf untuk sterilisasi media, dan botol kultur., alat-alat pembuatan media seperti tabung erlenmayer, pipet, bulb, timbangan digital, magnetic stirrer, ph meter, labu ukur, corong, dan hot plate.

2 19 Metode Percobaan I. Uji Efektivitas Teknik Sterilisasi Isolat Methylobacterium spp. untuk Kultur In Vitro Tanaman Nilam Percobaan I bertujuan untuk menentukan teknik sterilisasi yang efektif digunakan untuk mensterilisasi crude Methylobacterium spp. yang akan dimanfaatkan untuk memacu pertumbuhan bibit tanaman nilam dalam kultur in vitro. Isolat yang digunakan adalah Methylobacterium strain TD-L 2 dengan konsentrasi 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50% (v/v media). Isolat ini selanjutnya di sterilisasi sesuai dengan perlakuan, kemudian diujikan pada bibit tanaman nilam dalam kultur in vitro. Bibit tanaman nilam yang digunakan pada Percobaan 1 ini adalah eksplan steril koleksi Laboratorium Biologi Sel dan Jaringan (BSJ) BB-Biogen, Cimanggu Bogor. Eksplan ini merupakan hasil mutasi radiasi sinar gamma (γ). Eksplan mutan ini telah distabilkan dengan cara disubkultur (pindah tanam) secara terus-menerus setiap 3 bulan sekali ke dalam media tanam MS. Eksplan yang digunakan pada percobaan ini berupa batang satu buku sepanjang 2 cm dengan dua daun yang tidak dipotong. Gambar eksplan bibit tanaman nilam yang digunakan pada Percobaan I disajikan pada Lampiran 6. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor perlakuan. Faktor perlakuan berupa teknik sterilisasi yang terdiri dari 3 taraf. Taraf pertama yaitu sterilisasi menggunakan filter. Taraf ini selanjutnya akan dinotasikan dengan huruf F. Taraf kedua yaitu sterilisasi menggunakan filter kemudian menggunakan otoklaf. Taraf ini selanjutnya akan dinotasikan dengan huruf F+O. Taraf ketiga yaitu sterilisasi hanya menggunakan otoklaf. Taraf ini selanjutnya akan dinotasikan dengan huruf O. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 20 ulangan (20 botol). Sterilisasi menggunakan filter pada prinsipnya merupakan proses filtrasi (penyaringan) menggunakan milipore ukuran 0,22 µm. Sterilisasi menggunakan otoklaf merupakan teknik sterilisasi yang memanfaatkan panas dan tekanan yang berasal dari uap air. Temperatur sterilisasi yang digunakan adalah 121 O C, tekanan 17,5 psi (pound per square inch), serta lama sterilisasi 20 menit. Teknik sterilisasi terbaik hasil dari percobaan I selanjutnya digunakan pada Percobaan II dan III.

3 20 Y ij Model rancangan acak lengkap yang digunakan adalah sebagai berikut: Y ij = µ + α i + ε ij = Respon perlakuan faktor media ke-i ulangan ke-j µ = Nilai rataan umum α i = Pengaruh faktor teknik sterilisasi ke-i (i = 1,2,3,...,6) ε ij = Pengaruh galat percobaan oleh faktor perlakuan teknik sterilisasi ke-i ulangan ke-j. Percobaan II. Pengujian Strain Methylobacterium spp. Penghasil Sitokinin (TD-J 2 dan TD-J 7 ) untuk Meningkatkan Multiplikasi Tunas Tanaman Nilam dalam Kultur In Vitro Percobaan II bertujuan untuk melihat pengaruh Methylobacterium spp. penghasil fitohormon sitokinin trans-zeatin dalam meningkatkan multiplikasi tunas bibit tanaman nilam dalam kultur in vitro. Isolat yang digunakan adalah strain TD-J 2 dan TD-J 7. Isolat ini diujikan pada bibit tanaman nilam dalam kultur in vitro secara terpisah. Strain TD-J 2 disterilisasi menggunakan teknik sterilisasi menggunakan otoklaf, sedangkan strain TD-J 7 disterilisasi menggunakan filter milipore 0,22 µm karena strain TD-J 7 ini akan dibandingkan terhadap media kontrol zeatin. Zeatin sintetik ini akan mengalami kerusakan jika disterilisasi menggunakan otoklaf, maka dari itu untuk menjaga keseragaman dalam satu set perlakuan, strain TD-J 7 otoklaf. disterilisasi menggunakan filter tidak menggunakan Bibit tanaman nilam yang digunakan pada percobaan II adalah eksplan steril koleksi Laboratorium Biologi Sel dan Jaringan (BSJ) BB-Biogen, Cimanggu Bogor. Eksplan ini merupakan hasil mutasi radiasi sinar gamma (γ). Eksplan mutan ini telah distabilkan dengan cara disubkultur (pindah tanam) secara terus-menerus setiap 3 bulan sekali ke dalam media tanam MS. Eksplan yang digunakan pada percobaan ini berupa batang satu buku sepanjang 2 cm dengan dua daun yang tidak dipotong. Gambar eksplan bibit tanaman nilam yang digunakan pada Percobaan II disajikan pada Lampiran 6. Pengujian strain TD-J 2 dinamakan sebagai percobaan IIA, dan pengujian isolat TD-J 7 dinamakan sebagai percobaan IIB.

4 21 Percobaan IIA menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor perlakuan. Faktor perlakuan berupa media yang terdiri dari 6 taraf yaitu 1) media MS+0% TD-J 2, 2) MS+10% TD-J 2, 3) MS+20% TD-J 2, 4) MS+30% TD-J 2, 5) MS+0,1 mg/l BAP, dan 6) AMS. Media AMS adalah media Ammonium Mineral Salt, media yang biasa digunakan untuk perbanyakan Methylobacterium spp. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 6 ulangan (6 botol). Masing-masing ulangan terdiri dari 4 eksplan tanaman nilam. Model rancangan acak lengkap yang digunakan adalah sebagai berikut: Y ij = µ + α i + ε ij Y ij = Respon perlakuan faktor media ke-i ulangan ke-j µ = Nilai rataan umum α i = Pengaruh faktor media ke-i (i = 1,2,3,...,6) ε ij = Pengaruh galat percobaan oleh faktor perlakuan media ke-i ulangan ke-j Percobaan IIB menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor perlakuan. Faktor perlakuan berupa media yang terdiri dari 6 taraf yaitu 1) media MS+0% TD-J 7, 2) MS+10% TD-J 7, 3) MS+20% TD-J 7, 4) MS+30% TD-J 7, 5) MS+0,1 mg/l Zeatin, dan 6) AMS. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 6 ulangan (6 botol). Masing-masing ulangan terdiri dari 4 eksplan tanaman nilam. Model rancangan acak lengkap yang digunakan adalah sebagai berikut: Y ij = µ + α i + ε ij Y ij = Respon perlakuan faktor media ke-i ulangan ke-j µ = Nilai rataan umum α i = Pengaruh faktor media ke-i (i = 1,2,3,...,6) ε ij = Pengaruh galat percobaan oleh faktor perlakuan media ke-i ulangan ke-j Percobaan III. Pengujian Strain Methylobacterium spp. Penghasil Auksin (TD-J 10 ) untuk Menginduksi Perakaran Tanaman Nilam dalam Kultur In Vitro Percobaan III bertujuan untuk melihat pengaruh Methylobacterium spp. penghasil auksin IAA dalam menginduksi perakaran bibit tanaman nilam dalam kultur in vitro. Isolat yang digunakan adalah strain TD-J 10. Isolat ini diujikan pada bibit tanaman nilam dalam kultur in vitro. Bibit tanaman nilam yang digunakan

5 22 pada percobaan II adalah eksplan steril koleksi Laboratorium Biologi Sel dan Jaringan (BSJ) BB-Biogen, Cimanggu Bogor. Eksplan ini merupakan hasil mutasi radiasi sinar gamma (γ). Eksplan mutan ini telah distabilkan dengan cara disubkultur (pindah tanam) secara terus-menerus setiap 3 bulan sekali ke dalam media tanam MS. Eksplan yang digunakan pada percobaan ini berupa batang tiga buku sepanjang 4 cm dengan daun yang tidak dipotong. Gambar eksplan yang digunakan pada Percobaan III disajikan pada Lampiran 6. Percobaan III menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor perlakuan. Faktor perlakuan berupa media yang terdiri dari 7 taraf yaitu 1) MS+0% TD-J 10, 2) MS+10% TD-J 10, 3) MS+20% TD-J 10, 4) MS+30% TD-J 10, 5) MS+0,1 mg/l IAA, 6) MS+0,1 mg/l NAA, dan 7) AMS. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 6 ulangan (6 botol). Masing-masing ulangan terdiri dari 3 eksplan tanaman nilam. Model rancangan acak lengkap yang digunakan adalah sebagai berikut: Y ij = µ + α i + ε ij Y ij = Respon perlakuan faktor media ke-i, dan ulangan ke-j µ = Nilai rataan umum α i = Pengaruh faktor media ke-i (i = 1,2,3,...7) ε ij = Pengaruh galat percobaan oleh faktor perlakuan media ke-i ulangan ke-j Pelaksanaan Penelitian Sterilisasi Alat Alat-alat yang akan digunakan dicuci bersih dengan menggunakan detergen, kemudian disterilisasi menggunakan oven pada suhu C selama 2-3 jam. Alat-alat yang disterilisasi antara lain botol kultur, alat-alat tanam (pinset, gunting, scalpel), cawan petri, erlenmeyer, dll. Inokulasi Bakteri Methylobacterium spp. Inokulasi bakteri Methylobacterium spp. ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Bakteri BB-Biogen, Cimanggu Bogor. Kegiatan ini dilakukan

6 23 dengan cara memindahkan 1 ose biakan dari media agar miring (AMS padat) kedalam media AMS cair. Gambar biakan murni Methylobacterium spp. dalam media agar miring disajikan pada Lampiran 7. Langkah pertama adalah pembuatan media AMS cair. Komposisi serta dosis bahan-bahan media AMS disajikan pada Lampiran 4. Pembuatan media AMS cair dilakukan dengan menimbang bahan I pada Lampiran 3 dan memasukkannya kedalam gelas kimia. Sebanyak 500 ml aqudes steril dituangkan kedalamnya. Media dikocok menggunakan magnetik stirer sampai semua bahan larut. Larutan media AMS dari gelas kimia dituangkan kedalam labu ukur, kemudian ditambahkan aquades steril dan ditera sampai 1 liter. Langkah kedua adalah mensterilisasi media AMS cair menggunakan otoklaf pada suhu C dan tekanan 17,5 psi selama 40 menit. Larutan media AMS yang telah diencerkan sampai 1 liter tadi kemudian dibagi menjadi 4 bagian kedalam labu erlenmeyer 300 ml masing-masing sebanyak 250 ml. Menutupnya dengan memampatkan gumpalan kapas kedalam mulut labu erlenmeyer, kemudian menutupnya menggunakan aluminium foil dan memasukkannya kedalam otoklaf untuk disterilisasi. Langkah ketiga adalah inokulasi bakteri secara aseptik didalam laminar air flow cabinet. Inokulasi dilakukan dengan cara menambahkan methanol sebanyak 1% kedalam media AMS cair yang telah disterilisasi pada langkah kedua. Selama penamabahan methanol, sebaiknya tidak menyalakan api bunsen didalam laminar karena methanol mudah terbakar. Api bunsen baru dinyalakan pada saat penambahan tryptofan sebanyak 0,1% sampai akhir kegiatan. Setelah penambahan tryptofan sebanyak 0,1% dilakukan setelah penambahan methanol. Stok bakteri diambil dari media agar miring (stok biakan bakteri) menggunakan ose sebanyak 1 ose, kemudian memindahkannya kedalam media AMS cair yang telah ditambahkan methanol dan tryptofan. Biakan yang berada didalam media AMS cair ini kemudian diinkubasi selama 7 hari. Selama masa inkubasi, biakan diletakkan pada mesin pengocok (shaker) yang diseting dengan kecepatan putaran 140 rpm (rotasi per menit). Pengocokan ini dilakukan untuk menghindari terbentuknya mat atau lapisan lengket pada permukaan biakan. Jika terbentuk mat, maka biakan akan sulit difilter. Gambar crude bakteri

7 24 Methylobacterium spp. yang dipanen setelah 7 hari masa inkubasi disajikan pada Lampiran 7. Pembuatan Media Perlakuan Percobaan I. Uji Efektivitas Teknik Sterilisasi Isolat Methylobacterium spp. untuk Kultur In Vitro Tanaman Nilam Perlakuan pada percobaan I yaitu berupa teknik sterilisasi yang terdiri dari 3 taraf. Taraf yang pertama yaitu teknik sterilisasi menggunakan filter. Taraf yang kedua yaitu teknik sterilisasi menggunakan filter kemudian otoklaf. Taraf yang ketiga yaitu teknik sterilisasi menggunakan otoklaf. 1. Teknik sterilisasi dengan filter Langkah pertama adalah filterisasi (penyaringan) bakteri. Filterisasi ini dilakukan secara aseptik didalam laminar air flow cabinet. Biakan yang telah selesai diinkubasi selama 7 hari kemudian difilter (disaring) menggunakan filter milipore ukuran 0,22 µm. Bakteri Methylobacterium spp. memiliki ukuran tubuh maksimum 0,8-1,0 x 1,0-10,0 µm (Aken et al. 2004a), maka dari itu digunakan filter milipore ukuran 0,22 µm untuk menyaringnya. Biakan bakteri diambil sekitar 2-3 ml menggunakan suntikan steril, kemudian disuntikkan kedalam filter milipore yang diletakkan tepat dimulut labu erlenmeyer. Hasilnya akan menetes dari dalam filter milipore masuk kedalam labu erlenmeyer. Proses ini dilakukan terus berulang-ulang sampai biakan habis. Filter milipore dan suntikan diganti setiap 100 ml biakan demi menjaga sterilitas dan memudahkan peneliti dalam melakukan proses ini. Hasil dari filterisasi ini berupa larutan bening berwarna kekuningan yang disebut filtrat. Filtrat hasil dari proses filterisasi disajikan pada Lampiran 7. Filtrat ini mengandung auksin, sitokinin, dan bahan lainnya yang disintesis oleh bakteri. Filtrat ini yang ditambahkan kedalam media MS untuk kemudian ditanami eksplan nilam. Langkah kedua adalah pembuatan media MS. Komposisi media MS disajikan pada Lampiran 3. Media MS dibuat sebanyak 500 ml dengan penambahan filtrat sebanyak 10%. Artinya, pada 450 ml media MS ditambahkan

8 25 sebanyak 50 ml filtrat. Media MS dibuat dengan cara memipet bahan-bahan media MS yang telah dibuat dalam larutan-larutan stok sesuai konsentrasinya dan memasukkannya kedalam gelas kimia volume 1 liter. Sebanyak 15 gram gula pasir dan aquades steril sebanyak 300 ml dituangkan kedalamnya. Larutan dikocok menggunakan magnetik stirer sampai benar-benar larut, kemudian dilakukan pengukuran ph menggunakan digital ph meter. ph media yang sesuai untuk kultur nilam adalah ph netral yaitu 5,8-6. Jika larutan media terlalu basa (angka ph tinggi, diatas 6), maka dilakukan penurunan ph dengan menambahkan larutan HCl setetes demi setetes menggunakan pipet sampai mencapai ph 5,8-6. Jika larutan terlalu asam (angka ph rendah, dibawah 5,8), maka dilakukan penambahan larutan KOH setetes demi setetes untuk meningkatkan ph sampai 5,8-6. Larutan media MS dituangkan kedalam gelas ukur untuk ditera dengan ditambahkan aquades steril sampai tepat 450 ml. Larutan media dituangkan kedalam labu erlenmeyer. Sebagai bahan pemadat, sebanyak 2,5 gram pytagel ditambahkan kedalam larutan media, kemudian menutupnya dengan aluminium foil. Larutan media disterilisasi mengunakan otoklaf selama menit. Langkah ketiga adalah menambahkan filtrat kedalam media MS steril. Kegiatan ini dilakukan secara aseptik didalam laminar air flow cabinet segera setelah larutan media MS selesai disterilisasi dalam otoklaf. Kegiatan ini harus dilakukan dengan cepat sebelum media MS dingin dan memadat dalam labu erlenmeyer. Sebanyak 50 ml filtrat ditambahkan kedalam labu erlenmeyer yang berisi 450 ml media MS untuk membuat media MS+10% filtrat bakteri. Larutan dikocok sebentar sampai larut, kemudian dituangkan kedalam 20 botol kultur dengan volume yang sama yaitu sekitar 25 ml per botol kultur. Botol kultur yang sudah diisi media MS+10% filtrat ini kemudian ditutup menggunakan aluminium foil dan disimpan diruang media sampai media menjadi padat dan siap ditanami eksplan. Langkah yang sama dilakukan untuk pembuatan media MS+20% filtrat, dan seterusnya sampai media MS+50% filtrat. Perbedaannya hanya pada jumlah aquades yang dikurangi dan volume filtrat yang dinaikkan sampai mencapai persentase yang diinginkan.

9 26 2. Teknik sterilisasi dengan filter kemudian otoklaf Langkah pertama adalah filterisasi (penyaringan) bakteri. Filterisasi ini dilakukan secara aseptik didalam laminar air flow cabinet. Biakan yang telah selesai diinkubasi selama 7 hari kemudian difilter (disaring) menggunakan filter milipore ukuran 0,22 µm. Biakan bakteri diambil sekitar 2-3 ml menggunakan suntikan steril, kemudian disuntikkan kedalam filter milipore yang diletakkan tepat dimulut labu erlenmeyer. Filtrat akan menetes dari dalam filter milipore masuk kedalam labu erlenmeyer. Proses ini dilakukan terus berulang-ulang sampai biakan habis. Filter milipore dan suntikan diganti setiap 100 ml biakan demi menjaga sterilitas dan memudahkan peneliti dalam melakukan proses ini. Langkah kedua adalah pembuatan media MS+10% filtrat yaitu dengan cara menambahkan sebanyak 50 ml filtrat kedalam 450 ml larutan media MS. Bahan-bahan media MS disajikan pada Lampiran 3. Media MS dibuat dengan cara memipet bahan-bahan media MS yang telah dibuat dalam larutan-larutan stok sesuai konsentrasinya dan memasukkannya kedalam gelas kimia volume 1 liter. Sebanyak 15 gram gula pasir dan aquades steril sebanyak 300 ml dituangkan kedalamnya. Sebanyak 50 ml filtrat ditambahkan kedalam larutan media. Larutan dikocok menggunakan magnetik stirer sampai benar-benar larut, kemudian dilakukan pengukuran ph menggunakan digital ph meter sampai 5,8-6. Larutan media dituangkan kedalam labu ukur untuk ditera dengan ditambahkan aquades steril sampai tepat 500 ml. Sebagai bahan pemadat, sebanyak 2,5 gram pytagel ditambahkan kedalam larutan media. Larutan media dididihkan menggunakan hotplate sampai mendidih, kemudian menuangkannya kedalam 20 botol kultur dengan volume yang sama setiap botolnya yaitu sekitar 25 ml media. Botol kultur yang sudah berisi media kemudian ditutup dengan menggunakan aluminium foil. Media disterilisasi mengunakan otoklaf selama menit, kemudian disimpan sampai media memadat. 3. Teknik sterilisasi dengan otoklaf Langkah pertama adalah pembuatan media MS+10% crude bakteri yaitu dengan cara menambahkan sebanyak 50 ml filtrat kedalam 450 ml larutan media MS. Crude disini artinya adalah larutan atau biakan bakteri yang masih lengkap

10 27 dengan koloni bakteri dan bahan-bahan lainnya tanpa melalui proses penyaringan (filterisasi) sebagaimana dilakukan pada taraf perlakuan 1 dan 2. Crude ini merupakan hasil pemanenan biakan setelah diinkubasi selama 7 hari. Komposisi media MS disajikan pada Lampiran 3. Media MS dibuat dengan cara memipet bahan-bahan media MS yang telah dibuat dalam larutan-larutan stok sesuai konsentrasinya dan memasukkannya kedalam gelas kimia volume 1 liter. Sebanyak 15 gram gula pasir dan aquades steril sebanyak 300 ml dituangkan kedalamnya. Sebanyak 50 ml crude bakteri ditambahkan kedalam larutan media. Larutan dikocok menggunakan magnetik stirer sampai benar-benar larut, kemudian dilakukan pengukuran ph menggunakan digital ph meter sampai 5,8-6. Langkah selanjutnya, larutan media dituangkan kedalam labu ukur untuk ditera dengan ditambahkan aquades steril sampai tepat 500 ml. Sebagai bahan pemadat, sebanyak 2,5 gram pytagel ditambahkan kedalam larutan media. Larutan media dididihkan menggunakan hotplate sampai mendidih, kemudian menuangkannya kedalam 20 botol kultur dengan volume yang sama setiap botolnya yaitu sekitar 25 ml media. Botol kultur yang sudah berisi media kemudian ditutup dengan menggunakan aluminium foil. Media disterilisasi mengunakan otoklaf selama menit, kemudian disimpan sampai media memadat. Percobaan II. Pengujian Strain Methylobacterium spp. Penghasil Sitokinin (TD-J 2 dan TD-J 7 ) untuk Meningkatkan Multiplikasi Tunas Tanaman Nilam dalam Kultur In Vitro A. Strain TD-J 2 Media perlakuan terdiri dari media MS+10% TD-J 2, MS+20% TD-J 2, MS+30% TD-J 2. Cara pembuatan media yang akan dijelaskan adalah cara pembuatan media MS+10% TD-J 2. Cara pembuatan MS+20% TD-J 2 MS+30% TD-J 2 dilakukan dengan cara yang sama dengan cara pembuatan media MS+10% TD-J 2. Perbedaannya hanya pada jumlah aquades yang dikurangi dan volume filtrat yang dinaikkan sampai mencapai persentase yang diinginkan. Langkah pertama pembuatan media MS+10% crude bakteri adalah dengan cara menambahkan sebanyak 50 ml crude kedalam 450 ml larutan media MS. Komposisi media MS disajikan dalam Tabel Lampiran 3. Media MS dibuat dan

11 28 dengan cara memipet bahan-bahan media MS yang telah dibuat dalam larutan-larutan stok sesuai konsentrasinya dan memasukkannya kedalam gelas kimia volume 1 liter. Sebanyak 15 gram gula pasir dan aquades steril sebanyak 300 ml dituangkan kedalamnya. Sebanyak 50 ml crude bakteri ditambahkan kedalam larutan media. Larutan dikocok menggunakan magnetik stirer sampai benar-benar larut, kemudian dilakukan pengukuran ph menggunakan digital ph meter sampai 5,8-6. Langkah selanjutnya, larutan media dituangkan kedalam labu ukur untuk di tera dengan ditambahkan aquades steril sampai tepat 500 ml. Sebagai bahan pemadat, sebanyak 2,5 gram pytagel ditambahkan kedalam larutan media. Larutan media dididihkan menggunakan hotplate sampai mendidih, kemudian menuangkannya kedalam 20 botol kultur dengan volume yang sama setiap botolnya yaitu sekitar 25 ml media. Botol kultur yang sudah berisi media kemudian ditutup dengan menggunakan aluminium foil. Media disterilisasi mengunakan otoklaf selama menit, kemudian disimpan sampai media memadat. B. Strain TD-J 7 Media perlakuan terdiri dari media MS+10% TD-J 7, MS+20% TD-J 7, MS+30% TD-J 7. Cara pembuatan media yang akan dijelaskan adalah cara pembuatan media MS+10% TD-J 7. Cara pembuatan MS+20% TD-J 7 dan MS+30% TD-J 7 dilakukan dengan cara yang sama dengan cara pembuatan media MS+10% TD-J 7. Perbedaannya hanya pada jumlah aquades yang dikurangi dan volume filtrat yang dinaikkan sampai mencapai persentase yang diinginkan. Langkah pertama adalah filterisasi (penyaringan) bakteri. Filterisasi ini dilakukan secara aseptik didalam laminar air flow cabinet. Biakan yang telah selesai diinkubasi selama 7 hari kemudian difilter (disaring) menggunakan filter milipore ukuran 0,22 µm. Biakan bakteri diambil sekitar 2-3 ml menggunakan suntikan steril, kemudian disuntikkan kedalam filter milipore yang diletakkan tepat dimulut labu erlenmeyer. Filtrat akan menetes dari dalam filter milipore masuk kedalam labu erlenmeyer. Proses ini dilakukan terus berulang-ulang sampai biakan habis. Filter milipore dan suntikan diganti setiap 100 ml biakan demi menjaga sterilitas dan

12 29 memudahkan peneliti dalam melakukan proses ini. Hasil dari filterisasi ini berupa filtrat yang selanjutnya ditambahkan kedalam media MS untuk kemudian ditanami eksplan nilam. Langkah kedua adalah pembuatan media MS+10% TD-J 7. Komposisi media MS disajikan dalam Tabel Lampiran 3. Media MS+10% TD-J 7 dibuat sebanyak 500 ml dengan penambahan filtrat sebanyak 10%. Artinya, pada 450 ml media MS ditambahkan sebanyak 50 ml filtrat. Komposisi media MS disajikan pada Lampiran 3. Media MS dibuat dengan cara memipet bahan-bahan media MS yang telah dibuat dalam larutan-larutan stok sesuai konsentrasinya dan memasukkannya kedalam gelas kimia volume 1 liter. Sebanyak 15 gram gula pasir ditambahkan kedalamnya. Aquades steril sebanyak 300 ml dituangkan kedalamnya. Larutan dikocok menggunakan magnetik stirer sampai benar-benar larut, kemudian dilakukan pengukuran ph menggunakan digital ph meter sampai mencapai ph 5,8-6. Larutan media dituangkan kedalam gelas ukur untuk ditera dengan ditambahkan aquades steril sampai tepat 450 ml. Larutan media dituangkan kembali kedalam labu erlenmeyer. Sebagai bahan pemadat, sebanyak 2,5 gram pytagel ditambahkan kedalam larutan media, kemudian menutupnya dengan aluminium foil. Larutan media disterilisasi mengunakan otoklaf selama menit. Langkah ketiga adalah menambahkan filtrat kedalam media MS steril. Kegiatan ini dilakukan secara aseptik didalam laminar air flow cabinet segera setelah larutan media MS selesai disterilisasi dalam otoklaf. Kegiatan ini harus dilakukan dengan cepat sebelum media MS dingin dan memadat dalam labu erlenmeyer. Sebanyak 50 ml filtrat ditambahkan kedalam labu erlenmeyer yang berisi 450 ml media MS untuk pembuatan media MS+10% TD-J 7. Larutan media dikocok sebentar sampai larut, kemudian dituangkan kedalam 20 botol kultur dengan volume yang sama yaitu sekitar 25 ml per botol kultur. Botol kultur yang sudah diisi media MS+10% TD-J 7 ini kemudian ditutup menggunakan aluminium foil dan disimpan diruang media sampai media menjadi padat dan siap ditanami eksplan.

13 30 Percobaan III. Pengujian Strain Methylobacterium spp. Penghasil Auksin (TD-J 10 ) untuk Menginduksi Perakaran Tanaman Nilam dalam Kultur In Vitro Media perlakuan pada Percobaan III terdiri dari media MS+10% TD-J 10, MS+20% TD-J 10, MS+30% TD-J 10. Cara pembuatan media yang akan dijelaskan adalah cara pembuatan media MS+10% TD-J 10. Cara pembuatan MS+20% TD-J 10 dan MS+30% TD-J 10 dilakukan dengan cara yang sama dengan cara pembuatan media MS+10% TD-J 10. Perbedaannya hanya pada jumlah aquades yang dikurangi dan volume crude bakteri yang dinaikkan sampai mencapai persentase yang diinginkan. Langkah pertama pembuatan media MS+10% TD-J 10 adalah dengan cara menambahkan sebanyak 50 ml crude TD-J 10 kedalam 450 ml larutan media MS. Komposisi media MS disajikan pada Lampiran 3. Media MS dibuat dengan cara memipet bahan-bahan media MS yang telah dibuat dalam larutan-larutan stok sesuai konsentrasinya dan memasukkannya kedalam gelas kimia volume 1 liter. Sebanyak 15 gram gula pasir ditambahkan kedalamnya. Aquades steril sebanyak 300 ml dituangkan kedalamnya. Sebanyak 50 ml crude bakteri ditambahkan kedalam larutan media. Larutan dikocok menggunakan magnetik stirer sampai benar-benar larut, kemudian dilakukan pengukuran ph menggunakan digital ph meter sampai 5,8-6. Langkah selanjutnya, larutan media dituangkan kedalam labu ukur untuk ditera dengan ditambahkan aquades steril sampai tepat 500 ml. Sebagai bahan pemadat, sebanyak 2,5 gram pytagel ditambahkan kedalam larutan media. Larutan media dididihkan menggunakan hotplate sampai mendidih, kemudian menuangkannya kedalam 20 botol kultur dengan volume yang sama setiap botolnya yaitu sekitar 25 ml media. Botol kultur yang sudah berisi media kemudian ditutup dengan menggunakan aluminium foil. Media disterilisasi mengunakan otoklaf selama menit, kemudian disimpan sampai media memadat.

14 31 Pembuatan Media Kontrol Percobaan I. Uji Efektivitas Teknik Sterilisasi Isolat Methylobacterium spp. untuk Kultur In Vitro Tanaman Nilam Media kontrol pada Percobaan I terdiri dari media MS, MS+BAP 0,1 mg/l, media MS+IAA 0,1 mg/l, dan MS+NAA 0,1 mg/l. Cara pembuatan media yang akan dijelaskan adalah cara pembuatan media MS dan media MS+BAP 0,1 mg/l. Cara pembuatan media MS+IAA 0,1 mg/l, dan MS+NAA 0,1 mg/l dilakukan dengan cara yang sama dengan cara pembuatan media MS+BAP 0,1 mg/l. Perbedaannya hanya pada jenis ZPT yang ditambahkan saja yaitu IAA dan NAA. A. Pembuatan media MS Langkah-langkah pembuatan media MS adalah dengan cara memipet bahan-bahan media MS yang telah dibuat dalam larutan-larutan stok sesuai konsentrasinya dan memasukkannya kedalam gelas kimia volume 1 liter. Komposisi media MS disajikan pada Lampiran 3. Sebanyak 15 gram gula pasir dan aquades steril sebanyak 300 ml ditambahkan kedalamnya. Larutan dikocok menggunakan magnetik stirer sampai benar-benar larut, kemudian dilakukan pengukuran ph menggunakan digital ph meter sampai 5,8-6. Larutan media dituangkan kedalam labu ukur untuk ditera dengan ditambahkan aquades steril sampai tepat 500 ml. Sebagai bahan pemadat, sebanyak 2,5 gram pytagel ditambahkan kedalam larutan media. Larutan media dididihkan menggunakan hotplate sampai mendidih, kemudian menuangkannya kedalam 20 botol kultur dengan volume yang sama setiap botolnya yaitu sekitar 25 ml media. Botol kultur yang sudah berisi media kemudian ditutup dengan menggunakan aluminium foil. Media disterilisasi mengunakan otoklaf selama menit, kemudian disimpan sampai media memadat. B. Pembuatan media MS+BAP 0,1 mg/l Langkah-langkah pembuatan media MS+BAP 0,1 mg/l adalah dengan cara memipet bahan-bahan media MS yang telah dibuat dalam larutan-larutan stok sesuai konsentrasinya dan memasukkannya kedalam gelas kimia volume 1 liter. Komposisi media MS disajikan pada Lampiran 3. Sebanyak 30 gram gula pasir dan aquades steril sebanyak 700 ml ditambahkan kedalamnya. Larutan dikocok menggunakan magnetik stirer sampai benar-benar larut. Sebanyak 0,1 mg/l BAP

15 32 dilarutkan kemudian ditambahkan kedalam larutan media., kemudian dilakukan pengukuran ph menggunakan digital ph meter sampai 5,8-6. Larutan media dituangkan kedalam labu ukur untuk di tera dengan ditambahkan aquades steril sampai tepat 1000 ml atau 1 liter. Sebagai bahan pemadat, sebanyak 5 gram pytagel ditambahkan kedalam larutan media. Larutan media dididihkan menggunakan hotplate sampai mendidih, kemudian menuangkannya kedalam 40 botol kultur dengan volume yang sama setiap botolnya yaitu sekitar 25 ml media. Botol kultur yang sudah berisi media kemudian ditutup dengan menggunakan aluminium foil. Media disterilisasi menggunakan otoklaf selama menit, kemudian disimpan sampai media memadat. Percobaan II. Pengujian Strain Methylobacterium spp. Penghasil Sitokinin (TD-J 2 dan TD-J 7 ) untuk Meningkatkan Multiplikasi Tunas Tanaman Nilam dalam Kultur In Vitro Media kontrol pada Percobaan II terdiri dari media MS, MS+BAP 0,1 mg/l, media MS+Zeatin 0,1 mg/l, dan media AMS padat. A. Pembuatan Media MS Langkah-langkah pembuatan media MS dijelaskan pada sub judul Pembuatan Media Kontrol Percobaan I poin A. B. Pembuatan media MS+BAP 0,1 mg/l Langkah-langkah pembuatan media MS+BAP 0,1 mg/l dijelaskan pada sub judul Pembuatan Media Kontrol Percobaan I poin B. C. Pembuatan media MS+Zeatin 0,1 mg/l Langkah-langkah pembuatan media MS+Zeatin 0,1 mg/l adalah dengan diawali pembuatan media MS terlebih dahulu. Pembuatan media MS dibuat dengan cara memipet bahan-bahan media MS yang telah dibuat dalam larutan-larutan stok sesuai konsentrasinya dan memasukkannya kedalam gelas kimia volume 1 liter. Komposisi media MS disajikan pada Lampiran 3. Sebanyak 30 gram gula pasir dan aquades steril sebanyak 700 ml ditambahkan kedalamnya. Langkah selanjutnya, larutan dikocok menggunakan magnetik stirer sampai benar-benar larut, kemudian dilakukan pengukuran ph menggunakan

16 33 digital ph meter sampai mencapai ph 5,8-6. Larutan media dituangkan kedalam gelas ukur untuk ditera dengan ditambahkan aquades steril sampai tepat 999 ml. Larutan media dituangkan kembali kedalam labu erlenmeyer. Sebagai bahan pemadat, sebanyak 5 gram pytagel ditambahkan kedalam larutan media, kemudian menutupnya dengan aluminium foil. Larutan media disterilisasi mengunakan otoklaf selama menit. Langkah ketiga adalah menambahkan zeatin yang sudah dilarutkan dan dibuat stok dengan dosis uptake 1 ml/liter serta sudah disterilisasi sebanyak 1 ml kedalam media MS steril. Kegiatan ini dilakukan secara aseptik didalam laminar air flow cabinet segera setelah larutan media MS selesai disterilisasi dalam otoklaf. Kegiatan ini harus dilakukan dengan cepat sebelum media MS dingin dan memadat dalam labu erlenmeyer. Larutan media dikocok sebentar sampai larut, kemudian dituangkan kedalam 40 botol kultur dengan volume yang sama yaitu sekitar 25 ml per botol kultur. Botol kultur yang sudah diisi media MS+10% TD-J 7 ini kemudian ditutup menggunakan aluminium foil dan disimpan diruang media sampai media menjadi padat. D. Pembuatan media AMS Padat Langkah-langkah pembuatan media AMS padat adalah dengan cara menimbang bahan-bahan media AMS dan memasukkannya kedalam gelas kimia volume 1 liter. Komposisi media AMS disajikan pada Lampiran 4. Bahan-bahan ini dilarutkan dengan menggunakan pelarut berupa aquades steril sebanyak 700 ml. Larutan dikocok menggunakan magnetik stirer sampai semua bahan benar-benar larut, kemudian dilakukan pengukuran ph menggunakan digital ph meter sampai mencapai ph 7. Larutan media dituangkan kedalam labu ukur untuk ditera dengan ditambahkan aquades steril sampai tepat 1000 ml. Larutan media dituangkan kembali kedalam labu erlenmeyer. Sebagai bahan pemadat, sebanyak 5 gram pytagel ditambahkan kedalam larutan media. Larutan media dididihkan menggunakan hotplate sampai mendidih, kemudian menuangkannya kedalam 40 botol kultur dengan volume yang sama setiap botolnya yaitu sekitar 25 ml media. Botol kultur yang telah berisi media kemudian ditutup dengan menggunakan

17 34 aluminium foil. Media disterilisasi menggunakan otoklaf selama menit, kemudian disimpan sampai media memadat. Percobaan III. Pengujian Strain Methylobacterium spp. Penghasil Auksin (TD-J 10 ) untuk Menginduksi Perakaran Tanaman Nilam dalam Kultur In Vitro Media kontrol pada Percobaan III terdiri dari media MS, MS+IAA 0,1 mg/l, media MS+NAA 0,1 mg/l, dan media AMS padat. Langkah-langkah pembuatan media MS dijelaskan pada sub judul Pembuatan Media Kontrol Percobaan I poin A. Langkah-langkah pembuatan media MS+IAA 0,1 mg/l dan media MS+NAA 0,1 mg/l dijelaskan pada sub judul Pembuatan Media Kontrol Percobaan I poin B. Langkah-langkah pembuatan media AMS padat dijelaskan pada sub judul Pembuatan Media Kontrol Percobaan II poin D. Penanaman Eksplan Penanaman dilakukan didalam laminar air flow cabinet steril, eksplan ditanam ke dalam botol yang berisi media perlakuan, kemudian tepi botol dipanaskan pada api bunsen dan ditutup dengan aluminium foil dan di seal dengan plastik wrap. Botol kultur yang berisi eksplan perlakuan disimpan dalam rak kultur yang kondisi lingkungannya homogen sehingga diharapkan keragaman yang muncul benar-benar disebabkan oleh faktor perlakuan. Pemeliharaan Inkubasi diruang kultur pada kondisi terang dengan cahaya lampu TL 40 watt 1000 lux 16 jam per hari, temperatur o C. Eksplan yang terkontaminasi langsung dikeluarkan agar tidak menyebar. Penyemprotan alkohol 70% dilakukan secara rutin pada botol kultur setiap hari untuk mencegah kontaminasi.

18 35 Pengamatan Pengamatan akan dilakukan setiap minggu mulai dari 0 MST sampai 8 MST dengan parameter yang diamati sebagai berikut : 1. Jumlah tunas 2. Jumlah buku 3. Jumlah daun 4. Tinggi tunas 5. Waktu inisiasi tunas 6. Waktu inisiasi akar 7. Panjang akar 8. Jumlah akar 9. Ada atau tidak ada kalus terbentuk 10. Tingkat kontaminasi.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2009 sampai dengan bulan Agustus 2009 di Laboratorium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Oktober 2010 di Laboraturium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan BAP dan 2,4-D pada Percobaan Induksi Mata Tunas Aksilar Aglaonema Pride of Sumatera Secara In Vitro

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan BAP dan 2,4-D pada Percobaan Induksi Mata Tunas Aksilar Aglaonema Pride of Sumatera Secara In Vitro 11 agar. Zat pengatur tumbuh yang digunakan antara lain sitokinin (BAP dan BA) dan auksin (2,4-D dan NAA). Bahan lain yang ditambahkan pada media yaitu air kelapa. Bahan untuk mengatur ph yaitu larutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan iradiasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Serpong, Tangerang. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Kelompok Peneliti Biologi Sel dan Jaringan, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya

Lebih terperinci

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dimulai

Lebih terperinci

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan in. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan Balai Penelitian Sei Putih Medan Sumatra Utara. Penelitian ini dilaksanakan selama 4

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl. III. BAHA DA METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl. Jendral Besar Dr. Abdul Haris asution Gedung Johor Medan Sumatera Utara, selama

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian 14 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kultur Jaringan Kelompok Peneliti Biologi Sel dan Jaringan, Balai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama, konsentrasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juli 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juli 2014 di III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juli 2014 di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan 13 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2011 hingga bulan Februari 2012 di Laboratorium Kultur Jaringan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tepat Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai bulan Agustus 2016 di Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. 9 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dimulai pada bulan Juni 2015 sampai Februari 2016 dan dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Perbanyakan P. citrophthora dan B. theobromae dilaksanakan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor,

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal. 6 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi 1.1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi jalar varietas cilembu, ubi jalar varietas sukuh,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dimulai pada bulan April

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2010 sampai dengan Juni 2010.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Februari 2016 yang bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 22 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2010 sampai dengan Pebruari 2011. Tempat pelaksanaan kultur jaringan tanaman adalah di Laboratorium Kultur Jaringan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eskperimental yang menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu: 1. Faktor pertama: konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2 perlakuan, yaitu pemberian zat pengatur tumbuh BAP yang merupakan perlakuan pertama dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Institut Pertanian Bogor (PPLH IPB) dari bulan Oktober

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Anggrek, Kebun Raya Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2010 hingga Juni 2011. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. 1. Pengaruh konsentrasi benziladenin dengan dan tanpa thidiazuron terhadap

III. BAHAN DAN METODE. 1. Pengaruh konsentrasi benziladenin dengan dan tanpa thidiazuron terhadap III. BAHAN DAN METODE Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan, yaitu: 1. Pengaruh konsentrasi benziladenin dengan dan tanpa thidiazuron terhadap multiplikasi tunas pisang Kepok Kuning (genom ABB) eksplan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian zat pengatur tumbuh 2,4-D (1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Fakultas 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada Bulan November 2015 hingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) varietas Dewata F1

BAB III METODE PENELITIAN. Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) varietas Dewata F1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2012 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada November 2014 sampai April 2015. 3.2 Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dimulai

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian pendahuluan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian pendahuluan 12 menjadi planlet/tanaman. Hormon NAA cenderung menginduksi embrio somatik secara langsung tanpa pembentukan kalus. Embrio somatik yang dihasilkan lebih normal dan mudah dikecambahkan menjadi planlet/tanaman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Januari-Juli 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Januari-Juli 2014. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan dan Hewan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Gedung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Gedung 20 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Gedung Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari Bulan November 2011

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dimulai dari Maret sampai dengan Mei 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Lingkungan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Institut Pertanian Bogor, Laboratorium

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari April 2016.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga pada bulan Januari-Mei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian yang bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu pada medium Murashige-Skoog

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) dan lahan kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan sukrosa dalam media kultur in vitro yang terdiri atas 5 variasi

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan sukrosa dalam media kultur in vitro yang terdiri atas 5 variasi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 1 faktor perlakuan, yaitu penambahan sukrosa dalam media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan memberikan suatu manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu penambahan konsentrasi

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu penambahan konsentrasi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu penambahan konsentrasi fosfor dalam media kultur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium dan Rumah Kaca Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, mulai bulan Januari 2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL faktorial dengan 15 perlakuan dan 3 kali ulangan. Desain perlakuan pada penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta mulai bulan Maret

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimen. Menurut Nasution (2009) desain eksperimen yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah diambil dari Hutan Larangan Adat Rumbio Kabupaten Kampar. Sedangkan Enumerasi dan Analisis bakteri dilakukan di Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Desember 2011 hingga Maret 2012.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan 13 I. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Univeristas Sebelas Maret Surakarta mulai bulan

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI KULTUR JARINGAN

BIOTEKNOLOGI KULTUR JARINGAN BIOTEKNOLOGI KULTUR JARINGAN Syarat Laboratorium Kultur Jaringan 1. Kondisi di dalam laboratorium mutlak harus bersih, baik lantai, dinding, meja, alat-alat yang digunakan dan udara (steril) 2. Bebas debu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. 1. Percobaan 1: Pengaruh konsentrasi 2,4-D terhadap proliferasi kalus.

III. BAHAN DAN METODE. 1. Percobaan 1: Pengaruh konsentrasi 2,4-D terhadap proliferasi kalus. 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 STUDI 1: REGENERASI TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DARI KALUS YANG TIDAK DIIRADIASI SINAR GAMMA Studi ini terdiri dari 3 percobaan yaitu : 1. Percobaan 1: Pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Lingkungan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Institut Pertanian Bogor (PPLH IPB) dari

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (Balit Palma) Manado, pada bulan Desember

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan 22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan Maret 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan Maret 2015 di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan Maret 2015 di Laboratorium Botani (ruang penelitian in vitro), Jurusan Biologi, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor yang pertama

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Februari hingga Mei 2015. 3.2 Bahan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Induk Hortikultura Gedung Johor Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Induk Hortikultura Gedung Johor Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan UPT. Benih Induk Hortikultura Gedung Johor Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan November

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikologi, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dan Laboratorium Mikrobiologi dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2016. Uji potensi mikroba pelarut fosfat dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: 1. 0 ppm: perbandingan media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014. 10 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Hutan mangrove Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Analisis

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilaksanakan mulai Maret 2013

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian A.1. Materi Penelitian A.1.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah 4 isolat Trichoderma spp. koleksi Prof. Loekas

Lebih terperinci

Pembuatan Larutan Stok, Media Kultur Dan Sterilisasi Alat Kultur Jaringan Tumbuhan. Nikman Azmin

Pembuatan Larutan Stok, Media Kultur Dan Sterilisasi Alat Kultur Jaringan Tumbuhan. Nikman Azmin Pembuatan Larutan Stok, Media Kultur Dan Sterilisasi Alat Kultur Nikman Azmin Abstrak; Kultur jaringan menjadi teknologi yang sangat menentukan keberhasilan dalam pemenuhan bibit. Kultur jaringan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Januari 2011 Maret 2011

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Januari 2011 Maret 2011 BAB III METODE PENELITIAN 3. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Januari 0 Maret 0 yang berlokasi di Laboratorium Genetika dan Fisiologi Kultur Jaringan (Genetic and Physiology

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi pembiakan in vitro tanaman pisang yang terdiri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi pembiakan in vitro tanaman pisang yang terdiri III. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi pembiakan in vitro tanaman pisang yang terdiri dari 2 percobaan yaitu: 1. Pengaruh konsentrasi BA dan varietas pisang (Ambon Kuning dan Raja Bulu)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium 17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Pekanbaru yang berlangsung selama 4 bulan, dimulai dari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar Cahaya Negeri, Abung Barat, Lampung Utara dan Laboratorium Penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama dilaksanakan di laboratorium bioteknologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, tahap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN

II. METODOLOGI PENELITIAN II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data 2.1.1 Waktu dan tempat penelitian Pengambilan kapsul anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) dan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

Lebih terperinci

Pengaruh Jenis Eksplan dan Komposisi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Induksi Kalus Pada Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.

Pengaruh Jenis Eksplan dan Komposisi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Induksi Kalus Pada Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten. Pengaruh Jenis Eksplan dan Komposisi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Induksi Kalus Pada Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) The Effect of Explants Type and Growth Regulators Composition

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 yang bertempat di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian tentang uji efektivitas jamu keputihan dengan parameter zona hambat dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian dimulai dari September

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Untuk analisis sitologi

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Untuk analisis sitologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama lima bulan, mulai bulan Januari 2011 sampai Mei 2011 di Laboratorium Kultur Jaringan, Departemen Biologi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, pada bulan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada April 2013 sampai dengan Mei 2013 di laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

Puput Perdana Widiyatmanto Dosen Pembimbing Tutik Nurhidayati S.Si., M.Si. Siti Nurfadilah, S.Si., M.Sc. Tugas Akhir (SB091358)

Puput Perdana Widiyatmanto Dosen Pembimbing Tutik Nurhidayati S.Si., M.Si. Siti Nurfadilah, S.Si., M.Sc. Tugas Akhir (SB091358) Tugas Akhir (SB091358) PENGARUH JENIS MEDIA DAN KONSENTRASI NAA (Naphthalene Acetic Acid) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BIJI Dendrobium capra J.J SMITH SECARA IN VITRO Puput Perdana Widiyatmanto

Lebih terperinci