LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBAR PENGESAHAN JURNAL"

Transkripsi

1 LEMBAR PENGESAHAN JURNAL PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI BELA NEGARA DI KELAS IX SMP NEGERI 2 WANGGARASI ALWIN MATOKA NIM : DOSEN PEMBIMBING Pembimbing I Pembimbing II Hj. MaisaraSunge, SH, MH Asmun W. WantuS.Pd, M.Sc NIP NIP

2 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI BELA NEGARA DI KELAS IX SMP NEGERI 2 WANGGARASI Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, Abstrak 1 AlwinMatoka, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya persentase ketercapaian atas Kriteria Ketuntasan Minimal yang diperoleh oleh siswa kelas IX SMP Negeri 2 Wanggarasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I pemahaman siswa terhadap materi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Bela Negara belum mencapai indikator kinerja. Dari 14 siswa ada 8 orang atau 57,14% yang memperoleh nilai ketuntasan 65 keatasdan 6 orang atau 42,86% yang memperoleh nilai ketuntasan di bawah 65. Sedangkan pada siklus II ada dari 14 siswa, 12 orang atau 85,75% yang memperoleh nilai 65 keatas dan 2 orang atau 14,28% yang memperoleh nilai ketuntasan di bawah 65. Dengan melihat capaian tindakan yang diperoleh pada siklus II sudah sesuai dengan indikator kinerja dan telah mencapai persentase ideal yaitu antara 80% - 100%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran kontekstual, kemampuan siswa tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Bela Negara pada siswa kelas IX SMPN 2 Wanggarasi meningkat. Dan hipotesis tindakan yang menyatakan Jika penerapan strategi pembelajaran kontekstual dapat berjalan baik, maka pemahaman siswa akan meningkat dapat diterima. Kata Kunci: Pembelajaran Kontekstual, Pemahaman Siswa dan Metode Tanya Jawab 1 *Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, 2

3 2 Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran di sekolah banyak kendala yang dihadapi guru sebagai tenaga pendidik, baik yang berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas maupun yang berhubungan dengan prestasi yang ingin dicapai oleh siswa. Dan hal ini tidak semudah yang kita bayangkan. Upaya meningkatkan keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh setiap orang yang berkecimpung dalam dunia Keguruan dan Kependidikan. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Namun demikian masih belum memberikan kepuasan dalam pencapaian hasil belajar siswa, sehingga menuntut adanya perenungan dan pemikiran dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi, baik dari segi pelaksanaan pembelajaran di kelas maupun perangkat pembelajaran yang dapat menunjang peningkatan kinerja guru dalam upaya meningkatkan prestasi belajar tersebut. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang diwajibkan untuk kurikulum di jenjang pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk kurikulum perguruan tinggi. Kenyataan di lapangan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih dianggap sebagai pelajaran nomor dua atau dianggap sepeleh oleh sebagian besar siswa. Kenyataan ini semakin diperburuk dengan strategi mengajar yang dipakai oleh sebagian besar guru PKn masih memakai strategi konvensional atau tradisional. Strategi konvensional merupakan strategi dimana guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan langkah-langkah dalam menyampaikan materi kepada siswa. Sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran berkurang dan hanya bergantung pada guru. 2 *Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, 3

4 3 Sebagai suatu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum sekolah, PKn memiliki misi yang harus diemban, diantaranya adalah sebagai pendidikan dasar untuk mendidik warga negara agar mampu berpikir kritis dan kreatif, mengkritisi, mengembangkan pikiran. Untuk itu siswa perlu memiliki kemampuan belajar tepat, menyatakan dan mengeluarkan pendapat, mengenal dan melakukan telaah terhadap permasalahan yang timbul di lingkungannya agar tercapai perilaku yang diharapkan. Namun dalam kenyataan di lapangan yaitu di SMP Negeri 2 Wanggarasi khususnya di kelas IX (Sembilan) dengan jumlah siswa 14 orang, laki-laki 3 orang dan perempuan 11 orang, hanya sekitar 5 orang (36 %) yang memahami materi yang disampaikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa yang di bawah rata-rata. Dengan keadaan seperti ini guru harus dapat mengambil suatu tindakan guna menyiasati apa yang terjadi di kelas. Guru harus dapat mengubah strategi pembelajaran agar hal-hal tersebut dapat diminimalisir. Salah satu cara yang dapat ditempuh berkaitan dengan inovasi tugas mengajar guru adalah guru hendaknya mempunyai kemampuan dalam mengembangkan strategi mengajarnya. Strategi mengajar diartikan sebagai suatu perencanaan pembelajaran yang dipakai oleh guru untuk menyajikan bahan ajar kepada siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Khususnya dalam hal ini adalah strategi untuk menunjang proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pemilihan strategi mengajar ini juga perlu diperhatikan karena tidak semua materi dapat diajarkan dengan hanya satu strategi mengajar. Guru hendaknya dapat memilih strategi mengajar yang dianggap sesuai dengan materi yang hendak diajarkan. Hal ini 3 *Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, 4

5 dimaksudkan agar pengajaran khususnya mata pelajaran 4 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat berlangsung secara efektif, efisien dan tidak membosankan. Berdasarkan pengalaman saya mengajar di SMP Negeri 2 Wanggarasi Kabupaten Pohuwato yang masih tergolong daerah terpencil, guru masih sulit mengembangkan strategi pembelajaran yang akan mereka laksakan. Berdasarkan kenyataan tersebut saya tertarik untuk mengembangkan serta mencoba suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam kelas. Strategi ini diterapkan agar dapat membantu guru khusunya dalam meningkatkan pemahaman siswa. Selain itu agar penyajian bahan ajar PKn tidak lagi terbatas hanya ceramah dan membaca isi buku, sehingga diharapkan siswa tidak lagi merasa bosan dan jenuh dengan materi pelajaran. Penelitian yang akan saya lakukan guna meningkatkan pemahaman siswa di SMP Negeri 2 Wanggarasi Kabupaten Pohuwato khususnya kelas IX (Sembilan), berjudul : PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI BELA NEGARA DI KELAS IX SMP NEGERI 2 WANGGARASI. (1)Pembelajaran kontekstual(contextual Teaching Learning) : adalah terjemahan dari istilah Contextual Teaching Learning (CTL). Kata contextual berasal dari kata contex yang berarti hubungan, konteks, suasana, atau keadaan. Dengan demikian contextual diartikan yang berhubungan dengan suasana (konteks). Sehingga Contextual Teaching Learning (CTL) dapat diartikan sebagi suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu. 5 Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey (dalam Suherli, 2005:45) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang 4 *Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, 5

6 dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya. Ada tiga ahli pendidikan yang saya ambil untuk mendefinisikan pembelajaran kontekstual ini (CTL). Definisi tersebut antara lain: Elaine B. Johnson (dalam Saliman,2009:30), Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjeksubjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Akhmad Sudrajat(2008:39), Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan / keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan / konteks ke permasalahan / konteks lainnya. Diknas(2005:57), Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari. 6 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar pada saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan 5 *Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, 6 *Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, 6

7 penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.(2)perbedaan Pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran konvensional Table 1 :Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran Konvensional CTL Pemilihan informasi ditentukan oleh siswa; Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang (disiplin); Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa; Menerapkan penilaian autentik melalui penerapan praktis dalam pemecahan Konvensional Pemilihan informasi ditentukan oleh guru; Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu; Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai pada saatnya diperlukan; Penilaian hasil belajar hanya melalui kegiatan akademik berupa ujian/ulang masalah; Sumber: Karakteristik Pendekatan Pembelajaran kontekstual (CTL) melibatkan tujuh komponen utama dari pembelajaran produktif yaitu : konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning 7 Community), pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection) dan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment). 7 *Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, 7

8 (1)Kontruktivisnme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. (2)Inkuiri adalah proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu: Merumuskan masalah Mengajukan hipotesis Mengumpulkan data Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan Mebuat kesimpulan (3)Bertanya (Questioning): Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab. Bertanya dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir. Dalam proses ini guru tidak menyampaikan informasi begitu saja melainkan memencing siswa untuk menemukan jawaban sendiri. (4)Masyarakat belajar (Learning Community): Leo Semenovich Vygotsky (DalamSaliman, 2009:..) menyatakan bahwa pengetauan dan pemahaman anak ditopang banyak oleh komunikasi dengan orang lain. Konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajarn diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. (5)Pemodelan (Modeling) maksudnya adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya guru memberikan contoh bagaimana cara mengoprasikan sebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan kalimat asing dll. (6)Refleksi (Refelction) adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. (7)Penilaian nyata(authentic Assessment)adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian 8

9 ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan baik Intelektual maupun mental siswa. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap diambil atau diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Berdasarkan pada pernyataan tersebut, pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Kelebihan dari pembelajaran Kontekstual yaitu :(1)Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan. (2)Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena strategi pembelajaran kontekstual menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan 8 pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal. (3)Kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental.(4)kelas dalam pembelajaran Kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan.(5)materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari guru. (6)Penerapan pembelajaran Kontekstual dapat menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna. 8 *Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, 9

10 Kelemahan dari pembelajaran Kontekstual adalah sebagai berikut:(1)diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran Kontekstual berlangsung.(2)jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif.(3)guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam Strategi PembelajaranKontekstual, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau penguasa yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. (4)Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan 9 perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi setiap Guru manakala menggunakan pendekatan kontekstual:(1)dalam perkembangan kontekstual siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar individu dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang telah dimilikinya. Dengan demikian, peran guru adalah membimbing siswa agar mereka bisa belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.(2)setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan. Oleh karena itulah belajar bagi mereka adalah mencoba 9 *Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, 10

11 memecahkan setiap persoalan yang menantang. Dengan demikian Guru berperan dalam memilih bahan-bahan belajar yang dianggap penting untuk dipelajari oleh siswa. (3)Belajar bagi siswa adalah menterkaitkan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal lama yang sudah diketahuinya. Dengan demikian peran guru adalah membantu agar setiap siswa dapat menemukan keterkaitan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya.(4)belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada (asimilasi) atau proses pembentukan skema baru (akomodasi). Dengan demikian tugas guru adalah memfasilitasi (mempermudah) agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi.langkah-langkah Pengembangan Dalam Pembelajaran Kontekstual : Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Kontekstual, tentu saja terlebih dahulu guru harus membuat desain/skenario pembelajarannya, sebagai pedoman umum dan sekaligus sebagai alat kontrol dalam pelaksanaannya. Pada intinya pengembangan setiap komponen Kontekstual tersebut dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui langkah- 10 langkah sebagai berikut: 1)Langkah pertama, mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang harus dimilikinya.2)langkah kedua, melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan.3)langkah ketiga, mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan memunculkan pertanyaan-pertanyaan.4)langkah keempat, menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok, berdiskusi, tanya jawab, dan sebagainya.5)langkah kelima, menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model bahkan media yang sebenarnya.6)langkah keenam, 10 *Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, 11

12 membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.7)langkah ketujuh, melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa.alasan perlu diterapkannya pembelajaran kontekstual adalah : 1)Sebagian besar waktu belajar sehari-hari di sekolah masih didominasi kegiatan penyampaian pengetahuan oleh guru, sementara siswa dipaksa memperhatikan dan menerimanya, sehingga tidak menyenangkan dan memberdayakan siswa.2)materi pembelajaran bersifat abstrak-teoritis-akademis, tidak terkait dengan masalah-masalah yang dihadapi siswa sehari-hari di lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja.3)penilaian hanya dilakukan dengan tes yang menekankan pengetahuan, tidak menilai kualitas dan kemampuan belajar siswa yang autentik pada situasi yang autentik.4)sumber belajar masih terfokus pada guru dan buku. Lingkungan sekitar belum dimanfaatkan secara optimal.untuk itu ada beberapa catatan dalam penerapan pembelajaran kontekstual sebagai suatu strategi pembelajaran, diantaranya: -)Strategi 11 pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental.-)strategi pembelajaran kontekstual memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata. Artinya pembelajaran kontekstual bukan hannya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.-)kelas dalam pembelajaran kontekstualbukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan. Artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung.-)materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari orang lain. Artinya 11 *Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, 12

13 pembelajaran kontekstual mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyara, jadi siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.pengertian Strategi Pembelajaran : J.R. David (dalam Sesep 2010:44) mendefinisikan strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.kemp (dalam Sesep 2010:45) menjelaskan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Hasil Penelitian dan Pembahasan 12 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas IX (Sembilan) SMP Negeri 2 Wanggarasi dengan tujuan meningkatan hasil belajar siswa materi Bela Negara pada mata pelajaran PKN dapat ditingkatkan melalui penggunaan strategi pembelajaran kontekstual. Hasil Penelitian Tindakan kelas ini bertitik tolak pada perkembangan hasil belajar siswa tentang materi Bela Negara di kelas IX (Sembilan) SMP Negeri 2 Wanggarasi pada mata pelajaran PKn dan situasi pembelajaran saat tindakan kelas. Kemampuan siswa tentang 13 materi Bela Negara pada siklus I menunjukan bahwa kemampauan siswa terlihat mulai mengalami peningkatan ketuntasan hal ini telihat pada jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 orang siswa atau 57,14 %, selanjutnya siswa yang tergolong belum tuntas 12 *Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, 13 *Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, 13

14 sebanyak 6 orang atau 42,86 %. Dengan nilai rata-rata 68,86. Berdasarkan hasil di atas menunjukan bahwa indikator kinerja yang ditetapkan belum tercapai yakni 80% siswa memperoleh nilai di atas 65. Untuk itu peneliti mengambil kesimpulan bahwa perlu adanya tindak lanjut penelitian pada siklus II. Selanjutnya dilakukan tes pada siklus II yang hasilnya menunjukan bahwa bahwa jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 orang siswa atau 85,72 %, selanjutnya siswa yang belum tuntassebanyak 2 orang siswa atau 14,28 %. Dengan nilai rata-rata sebesar 74,36. Berdasarkan data ini maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa tidak perlu adanya tindak lanjut penelitian pada siklus III dimana indikator kinerja telah tercapai yakni 80% siswa memperoleh nilai di atas 65. Hasil ini menunjukan bahwa telah optimal penerapan strategi pembelajaran kontekstual (Contekstual Teaching and Learning) dilakukan secara baik dan benar pada kegiatan pembelajaran siklus II, sehingga penetapan hipotesis tindakan penelitian yang berbunyi Jika penerapan strategi pembelajaran kontekstual dapat berjalan efekltif, maka pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn materi Bela Negara di kelas IX SMP Negeri 2 Wanggarasi akan meningkat, hal ini terbukti dan dapat diterima secara ilmiah. Kesimpulan Dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan telah diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut. Pemahaman siswa kelas IX (Sembilan) SMP Negeri 2 Wanggarasi pada materibela Negara dapat ditingkatkan dengan menggunakan Strategipembelajaran Kontekstual (Contekstual Teaching and Learning). Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari setiap siklus. Hal ini dibuktikan 14 dengan hasil evaluasi pada siklus I terjadi menunjukan bahwa kemampauan 14 *Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, 14

15 siswa terlihat mulai mengalami peningkatan ketuntasan hal ini telihat pada jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 orang siswa atau 57,14 %, selanjutnya siswa yang tergolong belum tuntas sebanyak 6 orang atau 42,86 %. Dengan nilai rata-rata 68,86. Selanjutnya hasil siklus II menunjukan bahwa jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 orang siswa atau 85,72 %, selanjutnya siswa yang belum tuntassebanyak 2 orang siswa atau 14,28 %. Dengan nilai rata-rata sebesar 74,36. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus 1 dan 2 bahwa hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini yakni Jika penerapan strategi pembelajaran kontekstual dapat berjalan baik, maka pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn materi Bela Negara di kelas IX SMP Negeri 2 Wanggarasi akan meningkat. dapat diterima. Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan maka peneliti mengajukan beberapa saran untuk perbaikan antara lain : (1)Penerapan strategi pembelajaran kontekstual sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa agar dapat berhasil dengan baik. (2)Guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan melalui pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat memberikan hasil belajar yang baik. (3)Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah dan guru agar lebih meningkatkan sarana prasarana, fasilitas belajar dan pelayanan sehingga proses belajar lebih kondusif dan akan menghasilkan siswa yang berkualitas. 15 Diknas: DAFTAR PUSTAKA 15 *Alwin Matoka Nim ,**Hj. Maisara Sunge, SH, MH***Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, 15

16 Depdiknas. (2005) Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktoral Pendidikan Lanjutan Pertama. Jakarta Internet: Rosyidah, Fima Artikel: Pengembangan KBK Melalui Strategi Pembelajaran Kontekstual. (diaksespadatanggal 28 Oktober 2013 pukul wita) Saliman Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL) - Presentation Transcript. pembelajaran-kontekstual contextual-teaching-learning-ctl (diaksespadatanggal 28 Oktober 2013 pukul wita) Sesep Strategi Pembelajaran Kontekstual /03/10/strategi-pembelajaran-kontekstual/ (diaksespadatanggal 28 September 2013 pukul wita) Sudrajat, Akhmad Pembelajaran Kontekstual. press.com/2008/01/29/pembelajaran-kontekstual/ (diaksespadatanggal 28 September 2013 pukul wita) Suherli Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning). (diaksespadatanggal 28 September 2013 pukul wita) 16

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan

Lebih terperinci

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI KAMPUS II SURADE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DISUSUN : UJANG ARISMAN (063101211061) DIANA SUCI R (063101211056) MUHAMAD PUAD S (063101211063) Pengertian Contextual

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL contextual teaching and learning Strategi Pembelajaan Kontekstual Strategi pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, pendekatan CTL, dan alat peraga. 2.1.1 Hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DIREKTORAT PEMBINAAN SMP DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2006 BAB 1 PENDEKATAN KONTEKSTUAL A. Latar

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Pengertian Pembelajaran Kontekstual 1. Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Belajar merupakan komponen penting dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS A. Pembelajaran Matematika Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Ini berarti

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Ruang lingkup Ekonomi tersebut merupakan cakupan yang amat luas, sehingga dalam proses pembelajarannya harus dilakukan bertahap dan

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1.Mata pelajaran PKn 2.1.1.1.Pengertian PKn SD Pendidikan kewarganegaraan SD adalah program pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai pancasila sebagai wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses panjang dalam rangka mengantarkan manusia menjadi seseorang yang memiliki kekuatan intelektual, emosional, dan spiritual sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Segala upaya yang dilakukan seorang guru dalam proses pembelajaran dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran kontekstual Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengkaitkan konten mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab, BAB I PENDAHULUAN Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab, antara lain: Latar Belakang Masalah; Rumusan Masalah; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; Penegasan Istilah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Contextual Teaching and Learning (CTL) Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar, - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangatlah penting bagi manusia karena didalam pendidikan, maka akan mendapatkan berbagai macam pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah ilmu dasar yang dapat digunakan sebagai alat bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu karakteristik matematika yaitu mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) BAB 1I 2.1. Kajian Teori KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi pembelajaran

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA. A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA. A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL) PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL) Contextual teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluaran ( Output ) dengan kompetensi tertentu. Proses belajar dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. keluaran ( Output ) dengan kompetensi tertentu. Proses belajar dan pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keterkaitan belajar dan pembelajaran dapat digambarkan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Proses belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat rendah hingga makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memeberikan

Lebih terperinci

(Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.

(Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPAKELAS V MELALUI METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DI MI MUHAMMADIYAH TEGALURUNG KECAMATAN BALONGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat. Perkembangan ini tidak terlepas dari peranan dunia pendidikan, karena melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Belajar Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya mengenai pengertian belajar, namun demikian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di SD 1. Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut Arifin et al. (2000: 146) bertanya merupakan salah satu indikasi seseorang berpikir.

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP DASAR CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING(CTL) DALAM PEMBELAJARAN FRANÇAIS DU TROURISME

PENERAPAN KONSEP DASAR CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING(CTL) DALAM PEMBELAJARAN FRANÇAIS DU TROURISME PENERAPAN KONSEP DASAR CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING(CTL) DALAM PEMBELAJARAN FRANÇAIS DU TROURISME (Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual) A. Pendahuluan Akhir-akhir ini muncul berbagai model pembelajaran

Lebih terperinci

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 MLATI Oleh: Riza Dyah Permata 11144100098 Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan 9 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Kemampuan Menurut Zain (dalam Milman Yusdi, 2010:10) mengartikan bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan

Lebih terperinci

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN KELOMPOK KECIL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktifitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati dalam waktu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar. Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya adalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar. Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya adalah BAB V PEMBAHASAN A. Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk tabel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Berdasarkan kajian teori yang dilakukan, berikut ini dikemukakan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi matematika adalah sebagai media atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi. Dengan mempelajarai matematika diharapkan siswa dapat menguasai seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan merupakan wadah kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil dari proses belajar. Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS 5 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori Kesadaran perlunya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran didasarkan adanya kenyataan bahwa siswa sebagian besar tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk kemajuan bangsa dan negara, dengan majunya pendidikan suatu negara dapat dijadikan tolok ukur bahwa negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga manusia mampu menghadapi setiap perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kontekstual a. Pengertian Kontekstual CTL bukanlah singkatan dari Catat Tinggal Lungo (bahasa Jawa) atau mencatat ditinggal pergi. Artinya seorang guru memberikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori dijabarkan berbagai landasan sebagai pendukung penelitian, permasalahan dan variabel penelitian yang diteliti semua ditulis pada kajian teori. Untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

Lebih terperinci

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. DASAR FILOSOFI Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit), dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Metodius Makul Guru SDI Rai Ruteng - Manggarai Abstrak: Kenyataan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna

Lebih terperinci

INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Rahmi Wahyuni Dosen FKIP Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Almuslim email : rahmirusli@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Romi Afrizal

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Romi Afrizal PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Romi Afrizal I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh kelas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu kemampuan memperoleh, memilih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan dari siswa setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil

Lebih terperinci

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru. UPAYA PENINGKATAN MUTU GURU MATA PELAJARAN IPS TERPADU DALAM MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI BIMBINGAN TEKNIS DI SEKOLAH SMP NEGERI 2 KOTA BIMA Sri Aswati dan Ihyaudin Dinas Dikpora Kota Bima

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005 : 7) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, memberikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap dunia pendidikan. Salah satunya adalah proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Slameto (2010:2) dengan bukunya yang berjudul: Belajar dan faktorfaktor yang mempengaruhi Menurutnya, pengertian belajar adalah: Suatu proses

Lebih terperinci

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA INDIKATOR KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN NGLETIH KABUPATEN KEDIRI YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kontekstual Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam proses pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme. Piaget (Suherman

Lebih terperinci

ZULFA SAFITRI A54F100040

ZULFA SAFITRI A54F100040 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING ( CTL) PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 SUGIHMANIK KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2012 /2013

Lebih terperinci

BAB II KAMAN PUSTAKA. A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah. mempertinggi, sedangkan kemampuan. artinya kecakapan.

BAB II KAMAN PUSTAKA. A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah. mempertinggi, sedangkan kemampuan. artinya kecakapan. 8 BAB II KAMAN PUSTAKA A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah Manusia. Meningkatkan kemampuan siswa merupakan upaya meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa dalam memahami dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Prestasi Belajar IPA 2.1.1.1 Pembelajaran IPA Gagne (1992:3) menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya

Lebih terperinci

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Arif Abdul Karim Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD Oleh Nana Supriatna Universitas Pendidikan Indonesia Makalah Semiloka di Musibanyuasin, Sumsel 7 September 2007 Pengertian Pendekatan Contextual

Lebih terperinci

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed. PENDEKATAN KONTEKSTUAL Oleh : Toto Fathoni, Apakah CTL itu? Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran supaya peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat mengalami kemajuan. Hal ini harus diikuti dengan perkembangan kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), menurut Permendiknas RI No. 22 Tahun

Lebih terperinci

Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak

Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Kondusif yang Dapat Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPS Melalui Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Mirnawati Mirnadciezt@yahoo.co.id Guru SD 2 Bacin Kudus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Sehubungan dengan pengertian kemampuan, Spencer (dalam TheSustainable

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Sehubungan dengan pengertian kemampuan, Spencer (dalam TheSustainable 9 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Kemampuan Sehubungan dengan pengertian kemampuan, Spencer (dalam TheSustainable Development.com, 2012:1) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai

Lebih terperinci

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Penerapan Pendekatan Kontekstual Melalui Model Problem Based Intruction (PBI) Untuk Meningkatkan Mutu Perkuliahan Dasar-Dasar Pendidikan MIPA Pada Mahasiswa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek. 11 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA 1. Tinjauan Pustaka A. Konsep Pengaruh Menurut Hugiono, 1987:47 pengaruh merupakan dorongan atau bujukan dan bersifat membentuk atau merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi belajar mengajar di tingkat persekolahan hingga perguruan tinggi di Indonesia sekarang ini masih mengikuti pola lama yang berpusat pada sekolah atau guru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai cukup memegang peranan penting, baik pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi berkualitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Sadiman, dkk. (2008: 17-18) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi telah mengubah cara hidup manusia sebagai individu, sebagai warga masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

Lebih terperinci

YUNICA ANGGRAENI A

YUNICA ANGGRAENI A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK MODELING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 ULUJAMI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Yohana Hiqmawati 1, Imam Suyanto 2, M. Chamdani

Lebih terperinci

Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, UNY.

Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, UNY. Pendekatan Contextual dalam Pembelajaran Sejarah: Pemanfaatan Museum 1 Oleh: Ririn Darini 2 Beberapa Persoalan dalam Pengajaran Sejarah Sejarah merupakan bidang ilmu yang sesungguhnya memiliki nilai penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Pendidikan adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Pendidikan adalah proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebenarnya merupakan rangkaian komunikasi antar manusia sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Pendidikan adalah proses perubahan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dapat ditempuh melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Salah satu satuan pendidikan

Lebih terperinci

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal soal yang berkaitan dengan menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola, sehingga

Lebih terperinci

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung 22 Sulistyowati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS V SDN 02 KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI Oleh SYIHABUDDIN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA VISI MPK Sebagai sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program

Lebih terperinci

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mengenai Kesebangunan dan Simetri Siswa Sekolah Dasar

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mengenai Kesebangunan dan Simetri Siswa Sekolah Dasar Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mengenai Kesebangunan dan Simetri Siswa Sekolah Dasar Nur Saidah 148620600068/Semester 6/B1 Saidahn51@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Apa itu CTL? M n e g n a g p a a p a h a h r a us u s C TL

Apa itu CTL? M n e g n a g p a a p a h a h r a us u s C TL Apa itu CTL? Mengapa harus CTL Pendekatan CTL merupakan Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan pendidikan sebagai akibat dari kemajuan ilmu dan teknologi yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan faktor pembelajaran,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa. Pada dasarnya, pembelajaran menulis tidak bisa dipisahkan dengan keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA PENDIDIKAN ANAK DINI USIA. Muh. Tawil, *)

PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA PENDIDIKAN ANAK DINI USIA. Muh. Tawil, *) PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA PENDIDIKAN ANAK DINI USIA Muh. Tawil, *) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar PENDAHULUAN Salah satu pendekatan proses pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 21 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009 1 Oleh:

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. 1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang lebih baik dan sesuai

Lebih terperinci