Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman"

Transkripsi

1 Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman 41

2 Lampiran. Sampel yang digunakan Gambar 1. Buah strawberry (Fragaria ananassa Duchesne.) 4

3 Lampiran 3. Hasil Analisis Kualitatif Kalium, Kalsium, Natrium,, dan Magnesium Pada Buah strawberry (Fragaria ananassa Duchesne.) Kaliumm pikrat Gambar. Hasil analisis kualitatif kalium dengan asamm pikrat 1% % b/v pada buah strawberry (Fragariaa ananassa Duchesne.) ) Kristal Natrium Pikrat Gambar 3. Hasil analisis kualitatif natrium dengan asam pikrat 1 % b/v pada buah strawberry (Fragaria ananassaa Duchesne.) 43

4 Kalsium sulfat Gambar 4. Hasil analisis kualitatif kalsium dengan asam sulfat 1 N pada buah strawberry (Fragaria ananassaa Duchesne..) Akuabides + NaOH + Kuning Titan 0,1% Sampel + NaOH + Kuning Titan 0,1% Gambar 5. Hasil reaksi kualitatif magnesium dengan larutan l Titann yellow 0,1% b/v pada buahh strawberry (Fragaria ananassa Duchesne.) 44

5 Lampiran 4. Bagan Alir Proses Destruksi Kering Buah strawberry Dibersihkan dari pengotoran Dicuci bersih Dihaluskan dengan blender Sampel yang telah Ditimbang 10 gram di atas krus Diarangkan di atas hot plate Diabukan dalam tanur dengan temperatur awal 100 o Cdan perlahan lahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500 o C dengan interval 5 o C setiap 5 menit Dilakukan selama 4 jam dan dibiarkan hingga dingin pada desikator Abu Hasil Dibasahi dengan 10 tetes akuabides Ditambahkan 5 ml HNO 3 (1:1) Diuapkan pada hot plate sampai kering Dimasukkan kembali ke dalam tanur dengan temperatur awal 100 o Cdan perlahan lahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500 o C dengan interval 5 o C setiap 5 menit. Dilakukan selama 1 jam dan dibiarkan hingga dingin pada desikator 45

6 Lampiran 5. Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Sampel Sampel yang telah didestruksi Dilarutkan dengan 5 ml HNO 3 (1:1) dalam kdituangkan ke dalam labu tentukur 50 ml Diencerkan dengan akuabides hingga garis tanda Disaring dengan kertas saring Whatman No.4 4N Dibuang 4 5 ml untuk menjenuhkan kertas saring Filtra t Dimasukkan ke dalam botol Larutan sampel Dilakukan analisis kualitatif Dilakukan analisis kuantitatif dengan Spektrofotometer Serapan atom pada λ 766,5 nm untuk logam kalium, λ 4,7 nm untuk logam kalsium,λ 589,00 nm untuk logam natrium dan λ 85, nm untuk logam magnesium Hasil 46

7 Lampiran 6. Data Kalibrasi Kalium dengan Spektrofotometer Serapan Atom dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi N o. Konsentrasi (mg/l) (X) Absorbansi (Y) 1. 0,0000-0,000. 0,5000 0, ,0000 0,036 4.,0000 0, ,0000 0, ,0000 0,1375 No. X Y XY X Y x ,0000-0,000 0,0000 0,0000 0, ,5000 0,0181 0,0091 0,500 3, ,0000 0,036 0,036 1, , ,0000 0,075 0,1450 4,0000 5, ,0000 0,1069 0,307 9, , ,0000 0,1375 0,551 16, , ,500 X 1,7500 X Y / X / n 0,3713 Y 0,0619 XY n a X 1,06 10,5000(0,3713) / 6 30,500 10,5000 / 6 0,0347 Y a X + b b Y a X 1,06 30, ,1079 0,0619 (0,0347)(1,7500) 0,001 Maka persamaan garis regresinya adalah: Y 0,0347X + 0,001 XY XY / n r ( X X ) / n)( Y ( Y ) / n 47

8 1,06 10,5000(0,3713) / 6 30,500 10,5000 / 6373,1079x10-4 0,3713 0,414 0,9995 0,416 / 6 Lampiran 7. Data Kalibrasi Kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) No. Konsentrasi (mg/l) (X) Absorbansi (Y) 1. 0,0000 0,000. 0,5000 0, ,0000 0, ,0000 0, ,0000 0, ,0000 0,1 No. X Y XY X Y x ,0000 0,000 0,0000 0,0000 0, ,5000 0,0166 0,0083 0,500, ,0000 0,0357 0,0357 1,0000 1, ,0000 0,0671 0,134 4, , ,0000 0,0954 0,86 9, , ,0000 0,1 0, , ,384 10,5000 X 1,7500 X Y / X / n 0,337 Y 0,056 XY n a X 0,953 10,5000 0,337 30,500 10,5000 / 0,0306 Y a X + b b Y a X 6 0,056 (0,0306)(1,7500) 0,007 / 6 0,953 30, ,865 48

9 Maka persamaan garis regresinya adalah: Y 0,0306X + 0,007 XY XY / n r ( X X ) / n)( Y ( Y ) / n 0,953 10,50000,337/ 6 30,500 10,5000 / 6300,8650x10-4 0,337 0,3631 0,3636 0,9985 / 6 Lampiran 8. Data Kalibrasi Magnesium dengan Spektrofotometer Serapan Atom dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi. N o. Konsentrasi (mg/l) (X) Absorbansi (Y) 1. 0,0000-0, ,0500 0, ,1000 0, ,000 0, ,3000 0, ,4000 0,1866 No. X Y XY X Y x ,0000-0,0004 0,0000 0,0000 0, ,0500 0,001 0,0011 0,005 4, ,1000 0,0464 0,0046 0,01 1, ,000 0,0967 0,0193 0,04 93, ,3000 0,1411 0,043 0,09 199, ,4000 0,1866 0,0746 0,16 348,1956 1,0500 X 0,1750 X Y / X / n 0,4905 Y 0,0818 XY n a X 0,1419 1,0500(0,4905) / 6 0,305 1,0500 / 6 0,476 0,1419 0, ,

10 Y a X + b b Y a X 0,0818 (0,476)(0,1750) -0,0010 Maka persamaan garis regresinya adalah: Y 0,476X 0,0010 XY XY / n r ( X X ) / n)( Y ( Y ) / n 0,1419 0,305 1,0500 / 6 1,0500 (0,4905) / 6 666,3679x10-4 0,4905 0, ,9996 0,05613 / 6 Lampiran 9. Data Kalibrasi Natrium dengan Spektrofotometer Serapan Atom Dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi. N o. Konsentrasi (mg/l) (X) Absorbansi (Y) 1. 0,0000-0, ,1500 0, ,000 0, ,3000 0, ,4000 0, ,5000 0,1839 No. X Y XY X Y x ,0000-0,0001 0,0000 0,0000 0, ,1500 0,0511 0,0076 0,05 6, ,000 0,0690 0,0138 0,04 47, ,3000 0,1046 0,0313 0,09 109, ,4000 0,1410 0,0564 0,16 198, ,5000 0,1839 0,0919 0,5 338,191 1,5500 X 0,583 0,5495 Y 0,0915 0,011 0,565 70,1359 a XY X X Y / X / n n 50

11 1,55 / 6 0,011 1,5500 (0,5495) 0,565 0,3655 Y a X + b b Y a X / 6 0,0915 (0,3655)(0,583) -0,009 Maka persamaan garis regresinya adalah: Y 0,3655X 0,009 XY XY / n r ( X X ) / n)( Y ( Y ) / n 0,011 1,5500 (0,5495) / 6 0,565 1,5500 / 670,1359x10-4 0,5495 0,0594 0,0599 0,999 / 6 Lampiran 10. Hasil Analisis Kadar Kalium, Kalsium, Magnesium dan Natrium Dalam Sampel. 1. Hasil Analisis Kalium No Sampel Strawberry 1 Strawberry Strawberry 3 Strawberry 4 Strawberry 5 Strawberry 6 Berat Sampel (g) 10, , , ,058 10,013 10,04 Absorbansi (A) 0,0630 0,0600 0,0581 0,0575 0,0616 0,0603 Konsentrasi (mcg/ml) 1,8501 1,7636 1,7089 1,6916 1,8097 1,773 Kadar (mg/100 g) 184, , ,80 168, , ,801 51

12 . Hasil Analisis Kalsium No Sampel Strawberry 1 Strawberry Strawberry 3 Strawberry 4 Strawberry 5 Strawberry 6 Berat Sampel (g) 10, , , ,058 10,013 10,04 Absorbansi (A) 0,0613 0,0634 0,064 0,0635 0,063 0,0608 Konsentrasi (mcg/ml),0915,1601,174,1633,141,0751 Kadar (mg/100 g) 10,417 10, , , , , Hasil Analisis Magnesium No Sampel Strawberry 1 Strawberry Strawberry 3 Strawberry 4 Strawberry 5 Strawberry 6 Berat Sampel (g) 10, , , ,058 10,013 10,04 Absorbansi (A) 0,0743 0,070 0,0711 0,0733 0,0737 0,0744 Konsentrasi (mcg/ml) 0,1550 0,1464 0,1483 0,159 0,1538 0,1553 Kadar (mg/100 g) 7,70 7,3115 7,3886 7,653 7,6736 7, Hasil Analisis Natrium No Sampel Strawberry 1 Strawberry Strawberry3 Strawberry 4 Strawberry 5 Strawberry 6 Berat Sampel (g) 10, , , ,058 10,013 10,04 Absorbansi (A) 0,054 0,0516 0,0530 0,0476 0,0480 0,0516 Konsentrasi (mcg/ml) 0,1087 0,1070 0,1100 0,0986 0,0994 0,1070 Kadar (mg/100 g) 13, , ,731 13,316 1, ,3589 Lampiran 11. Contoh Perhitungan Kadar Kalium, Kalsium, Magnesium dan Natrium Dalam Sampel. 1. Contoh Perhitungan Kadar Kalium Berat sampel yang ditimbang 10,0386 g Absorbansi (Y) 0,0630 Persamaan Regresi: Y 0,0347 X + 0,001 5

13 0,0630 0,001 X 1,8501 0,0347 Konsentrasi Kalium 1,8501 mcg/ml Kadar Kalium(mcg/g) Konsentrasi (mcg/ml) x Volume(ml) x Faktor pengenceran Berat Sampel(g) 1,8501mcg/ ml x 100ml 10,0386 g x (5 / 0,5) 184,9860 mcg/g 184,9860 mg/100 g. Contoh Perhitungan Kadar Kalsium Berat sampel yang ditimbang 10,0116 g Absorbansi (Y) 0,0613 Persamaan Regresi: Y 0,0306 X + 0,007 0,0613 0,007 X,0915 0,0306 Konsentrasi Kalium,0915 mcg/ml Kadar Kalisum(mcg/g) Konsentrasi (mcg/ml) x Volume(ml) x Faktor pengenceran Berat Sampel(g),0915 mcg/ ml x 100ml 10,0386 g 104,178 mcg/g 10,4178 mg/100 g x 5 3. Contoh Perhitungan Kadar Natrium Berat sampel yang ditimbang 5,00 g Absorbansi (Y) 0,0640 Persamaan Regresi: Y 0,3655 X - 0,009 0,0640 0,009 X 0,1671 0,3655 Konsentrasi Natrium 0,1671 mcg/ml 53

14 Konsentrasi (mcg/ml) x Volume(ml) x Faktor pengenceran Kadar Na (mcg/g) Berat Sampel(g) 0,1671mcg / mlx100mlx50 5,00g 83,383 mcg/g 8,3383 mg/100g 4. Contoh Perhitungan Kadar Magnesium Berat sampel yang ditimbang 10,0386 g Absorbansi (Y) 0,0743 Persamaan Regresi: Y 0,476 X - 0,0010 0,0743 0,0010 X 0,1550 0,476 Konsentrasi Magnesium 0,1550 mcg/ml Kadar Mg (mcg/g) 0,1550mcg / mlx100mlx50 10,0386g Konsentrasi (mcg/ml)x Volume(ml)x Faktor pengenceran Berat Sampel(g) 77,00 mcg/g 7,700 mg/100g Lampiran 1. Perhitungan Statistik Kadar Kalium, Kalsium, Magnesium dan Natrium Dalam Sampel 1. Perhitungan Statistik Kadar Kalium Dalam Sampel No. X (Kadar mg/100 g ) X - X (X - X) 1 184,986 8, , ,1556 0,0143 0, ,80-5, , ,746-7, , ,5853 4,444 19, ,801 0,6608 0,4366 X 1056,848 X 176,1413 (X - X) 9,

15 Dari 6 data yang diperoleh data ke-3 adalah yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q. 170,80 168,746 Q 0,1 184, ,746 Nilai Q yang diperoleh tidak melebihi nilai Q 0,95 yaitu 0,61 sehingga semua data diterima. SD Xi - X n -1 9,3443 SD, 45 5 Rata-rata kadar kalium dengan selang kepercayaan 95% dengan nilai α 0,05; n 6; dk 5, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel,5706 μ X ± (t (α/, dk) x SD / n ) μ 176,1413 mg/100 g ± ((,5706 x, 45 )/ 6) mg/100 g μ (176,1413±,567) mg/100 g. Perhitungan Statistik Kadar Kalsium Dalam Sampel No. X (Kadar mg/100g ) X - X (X - X) 1 10,417-0,179 0,098 10,7879 0,1978 0, ,5991 0,009 0, ,7886 0,1985 0, ,5979 0,0078 0, ,3504 0,397 0,0574 X 63,5411 X 10,5901 (X - X) 0,1658 Dari 6 data yang diperoleh data ke-3 adalah yang paling menyimpang sehingga diujidengan uji Q. 55

16 5,163 4,3064 Q 1,955 10, ,3504 Nilai Q yang diperoleh tidak melebihi nilai Q 0,95 yaitu 0,61 sehingga semua data diterima. SD Xi - X n -1 0,1658 SD 0, Rata-rata kadar kalsium dengan selang kepercayaan 95% dengan nilai α 0,05; n 6; dk 5, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel,5706 μ X ± (t (α/, dk) x SD / n ) μ 10,5901 mg/100 g ± ((,5706 x 0,180)/ 6) mg/100 g μ (10,5901± 0,1910) mg/100 g 3. Perhitungan Statistik Kadar Natrium Dalam Sampel No. X (Kadar mg/100 g) X - X (X - X) 1 5,6930-0,53 0,0641 6,395 0,4463 0, ,5850-0,361 0, ,7401 0,061 0, ,963 0,0161 0, ,3047 0,3585 0,185 X 35,6776 X 8,4679 (X X) 0,5647 Dari 6 data yang diperoleh data ke-4 adalah yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q. 5,963 5,7401 Q 0,751 6,395 5,

17 Nilai Q yang diperoleh tidak melebihi nilai Q 0,95 yaitu 0,61 sehingga semua data diterima. SD Xi - X n -1 0,5647 SD 0, Rata-rata kadar natrium dengan selang kepercayaan 95% dengan nilai α 0,05; n 6; dk 5, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel,5706 μ X ± (t (α/, dk) x SD / n ) μ 5,946 mg/100 g ± ((,5706 x 0,3360)/ 6) mg/100 g μ (5,946 ± 0,356) mg/100 g 4. Perhitungan Statistik Kadar Magnesium Dalam Sampel No. X (Kadar mg/100 g) X X (X - X) 1 7,70 0,147 0,003 7,3115-0,66 0, ,3886-0,1889 0, ,653 0,0478 0,00 5 7,6736 0,0961 0, ,746 0,1687 0,084 X 45,4654 X 7,5775 (X - X) 0,1664 Dari 6 data yang diperoleh, data ke- adalah yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q. 7,3115-7,3886 Q 0,1773 7,746-7,

18 Nilai Q yang diperoleh tidak melebihi nilai Q 0,95 yaitu 0,61 sehingga semua data diterima. SD Xi - X n -1 0,1664 SD 0, Rata-rata kadar natrium dengan selang kepercayaan 95% dengan nilai α 0,05; n 6; dk 5, dari tabel distribusi t diperoleh nilai t tabel,5706 μ X ± (t (α/, dk) x SD / n ) μ 7,5775 mg/100 g ± ((,5706 x 0,184)/ 6) mg/100 g μ (7,5775 ± 0,1914) mg/100 g Lampiran 13. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Kadar Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium pada Sampel 1. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Kadar Kalium No. Kadar Persen Perolehan Kembali (mg/100 g) (Xi - X ) (Xi - X ) ( Xi ) 1. 33,311-1,3737 1, ,3639-5,785 7, ,718 10, , ,0359 6, , , , , ,6137-4, , ,698 3,19403 X 34,60497 Keterangan: SD Standar Deviasi 58

19 RSD Relative Standard Deviation SD Xi - X n -1 SD 3, SD 6,680 RSD SD x100% x RSD 6,680 x 100% 34,60497 RSD,05%. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Kadar Kalsium Kadar Persen Perolehan No. Kembali (mg/100 g) (Xi - X ) (Xi - X ) ( Xi ) 1. 18, ,97 0, , ,93 0, , ,1736 0, , ,1780 0, , ,1763 0, , ,4143 0, ,568 0,43843 X 19,6046 Keterangan: SD Standar Deviasi RSD Relative Standard Deviation SD Xi - X n -1 59

20 SD 0, SD 0,961 RSD SD x100% x RSD 0,961 x 100% 19,6046 RSD 1,53% 3. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Kadar Magnesium No. Kadar Persen Perolehan Kembali (mg/100 g) (Xi - X ) (Xi - X ) ( Xi ) 1. 14,6493 0,1696 0, , , , ,6963-0,0998 0, , ,4904 0, ,61 0,1451 0, , , , ,8777 0, X 14,47961 Keterangan: SD Standar Deviasi RSD Relative Standard Deviation SD Xi - X n -1 SD 0, SD 0,965 60

21 SD RSD x100% x 0,965 RSD x 100% 14,47961 RSD,04% 4. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Kadar Natrium No. Kadar Persen Perolehan Kembali (mg/100 g) ( Xi ) (Xi - X ) (Xi - X ) 1. 11, ,300 0, , ,0195 0, , ,0956 0, ,8375-0,43 0, ,4709 0,394 0, ,4898-0,586 0, , ,6701 X 11,07603 Keterangan: SD Standar Deviasi RSD Relative Standard Deviation SD Xi - X n -1 SD 0, SD 0,3661 RSD SD x100% x RSD 0,3661 x 100% 11,07603 RSD 3,30 % 61

22 Lampiran 14. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi pada Sampel. 1. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Kalium Y 0,0347X + 0,001 Slope 0,0347 No Konsentrasi (mcg/ml) X Absorbansi Y Yi Y-Yi (Y-Yi) x ,0000-0,000 0,001-0,0014 1,96 0,5000 0,0181 0,0185-0,0004 0,0 3 1,0000 0,036 0,0359 0,0003 0,09 4,0000 0,075 0,0706 0,0019 3,61 5 3,0000 0,1069 0,1053 0,0016,56 6 4,0000 0,1378 0,1400-0,00 4,84 13,6 SB Y Yi n SB 13,6 x SB 0, x SB Batas deteksi slope 3 x 0,0018 0,60 0,0084 mcg/ml 10 x SB Batas kuantitasi slope 10 x 0,0018 0,60 0,06949 mcg/ml 6

23 . Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Kalsium Y 0,0306X + 0,007 Slope 0,0306 No Konsentrasi (mcg/ml) X Absorbansi Y Yi Y-Yi (Y-Yi) x ,0000 0,000 0,007-0,005 6,5 0,5000 0,0166 0,018-0,0014 1,96 3 1,0000 0,0357 0,0333 0,004 5,76 4,0000 0,0671 0,0639 0,003 10,4 5 3,0000 0,0954 0,0945 0,0009 0,81 6 4,0000 0,1 0,151-0,009 8,41 33,43 SB Y Yi n SB 33,43x SB 0,008 3 x SB Batas deteksi slope 3 x 0,008 0,0306 0,834 mcg/ml 10 x SB Batas kuantitasi slope 10 x 0,008 0,0306 0,9447 mcg/ml 3. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Magnesium Y 0,476X - 0,0010 Slope 0,476 63

24 No Konsentrasi (mcg/ml) X Absorbansi Y Yi Y-Yi (Y-Yi) x ,0000-0,0004-0,001 0,0006 0,36 0,0500 0,001 0,06-0,005 6,4 3 0,1000 0,0464 0,046 0,0001 0, ,000 0,0967 0,0935 0, ,11 5 0,3000 0,1411 0,1407 0,0003 0,10 6 0,4000 0,1866 0,1880-0,0014,073 19,066 SB Y Yi n SB 19,066 x SB 0,001 Batas deteksi 3 x SB slope 3 x 0,001 0,476 0,01385 mcg/ml 10 x SB Batas kuantitasi slope 10 x 0,001 0,476 0,04619 mcg/ml 4. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Natrium Y 0,3655X 0,009 Slope 0,3655 No Konsentrasi (mcg/ml) X Absorbansi Y Yi Y-Yi (Y-Yi) x

25 1 0,0000-0,0001-0,009 0,008 7,84 0,1500 0,0511 0,0519-0,0008 0,68 3 0,000 0,0690 0,070-0,001 1,44 4 0,3000 0,1046 0,1067-0,001 4,6 5 0,4000 0,1410 0,1433-0,003 5,9 6 0,5000 0,1839 0,1798 0, ,40 36,74 SB Y Yi n SB 36,74 x SB 0, x SB Batas deteksi slope Batas kuantitasi 3 x 0,0030 0,3655 0,0471 mcg/ml 10 x SB slope 10 x 0,0030 0,3655 0,0838 mcg/ml 65

26 Lampiran 15. Hasil Uji Perolehan Kembali Kalium, Kalsium, Magnesium dan Natrium Setelah Penambahan Masing-masing Larutan Baku Pada Sampel. 1. Hasil Analisis Kadar Kalium Setelah Ditambahkan Larutan Baku Kalium Sampel Berat Sampel (g) Absorbansi (A) Konsentra si (mcg/ml) Jumlah kalium dalam sampel (mg/100 g) Jumlah Total kalium dalam sampel (mg/100 g) 1 10,010 0,1136 3, ,968 33,311 10,0355 0,114 3, , , ,0388 0,1178 3, ,80 334, ,0113 0,116 3, , , ,059 0,11 3, , , ,040 0,116 3, ,801 30, ,1565 X 10, , , Hasil Analisis Kadar Kalsium Setelah Ditambahkan Larutan Baku Kalsium Sampel Berat Sampel (g) Absorbansi (A) Konsentra si (mcg/ml) Jumlah kalsium dalam sampel (mg/100 g) Jumlah Total kalsium dalam sampel (mg/100 g) 1 10,010 0,1190 3, ,417 18, ,0355 0,119 3, , , ,0388 0,11 3, , , ,0113 0,118 3,891 10, , ,059 0,1198 3,867 10, , ,040 0,134 3, , , , ,5411 X 10,060 10, ,

27 3. Hasil Analisis Kadar Magnesium Setelah Ditambahkan Larutan Baku Magnesium Jumlah Jumlah Sampel Magnesium TotalMagn Berat Konsentra Absorbansi dalam esium Sampel si (A) sampel(mg/ dalam (g) (mcg/ml) 100 g) sampel(mg/ 100 g) 1 10,010 0,1378 0,936 7,70 14,649 10,0355 0,1394 0,970 7, , ,0388 0,1344 0,864 7, , ,0113 0,1314 0,801 7,653 14, ,059 0,1376 0,931 7, , ,040 0,1369 0,916 7,746 14, ,1565 X 10,060 7, , Hasil Analisis Kadar Natrium Setelah Ditambahkan Larutan Baku Natrium Sampel Berat Sampel (g) Absorbansi (A) Konsentra si (mcg/ml) Jumlah Natrium dalam sampel (mg/100 g) Jumlah Total Natrium dalam sampel (mg/100 g) 1 10,010 0,7057 0,0806 5, , ,0355 0,6867 0,0785 6,395 11, ,0388 0,69 0,0791 5, , ,0113 0,668 0,0764 5, , ,059 0,711 0,081 5,963 11, ,040 0,6460 0,0740 6, , ,1565 X 10,060 5,946 11,0760 Lampiran 16. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kalium, Kalsium, Magnesium dan Natrium Dalam Sampel. 1. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kalium Berat rata-rata sampel uji recovery 10,060 g 67

28 Jumlah kalium per 100 g sampel 176,1413 mg/100 g R1 0,1136 Persamaan Regresi: Y 0,0347 X + 0,001 0,1136 0,0347 X + 0,001 0,0347 X 0,114 X 3,391 Konsentrasi R1 3,391 mcg/ml Maka Kadar kosentrasi (mcg/ml) x volume (ml) x faktor pengenceran Berat sampel 3,391 mcg/ml x 100 ml x 100 / 10,010 33,311 mcg/ml 33,311 mg/100 g Berat sampel rata-rata uji recovery 10,060 g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku 176,1413 mg/100 g Kadar rata-rata sampel setelah ditambah larutan baku 34,60497 mg/100 g C * A konsentrasi baku yg ditambahkan x ml yg ditambahkan/ berat sampel 1000 mcg/ml x 17 ml / 10,060 g 1695,5914 mcg/g 169,55914 mg/100g C F C % Perolehan Kembali * C A A x 100% 34,60497mg /100g 176,1413mg /100g x100% 169,55914mg /100 g 87,55%. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kalsium Berat rata-rata sampel uji recovery 10,060 g Jumlah kalsium per 100 g sampel 10,5901 mg/100 g R1 0,1190 Persamaan Regresi: Y 0,0306 X + 0,007 68

29 0,1190 0,0306 X + 0,007 0,0306X 0,1163 X 3,8006 Konsentrasi R1 3,8006 mcg/ml Maka Kadar kosentrasi (mcg/ml) x volume (ml) x faktor pengenceran Berat sampel 3,8006 mcg/ml x 100 ml x 5 / 10, ,6317 mcg/ml 18,96317 mg/100 g C * A Berat sampel rata-rata uji recovery 10,060 g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku 10,5901 mg/100 g Kadar rata-rata sampel setelah ditambah larutan baku 18,96317 mg/100 g konsentrasi baku yg ditambahkan x ml yg ditambahkan/ berat sampel 100 mcg/ml x 10 ml / 10,060 g 89,7666 mcg/g 8,97666 mg/100 g C F C % Perolehan Kembali * C A A x 100% 19,6046mg /100 g 10,5901mg /100 g x100% 89,7666mg /100 g 86,9% 3. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Magnesium Berat rata-rata sampel uji recovery 10,060 g Jumlah Magnesium per 100 g sampel 7,5775 mg/100 g R1 0,1378 Persamaan Regresi: Y 0,476 X - 0,0010 0,1378 0,476 X - 0,

30 0,476 X 0,1388 X 0,936 Konsentrasi R1 0,936 mcg/ml Maka Kadar kosentrasi (mcg/ml) x volume (ml) x faktor pengenceran Berat sampel 0,936mcg/ml x 100 ml x 50 / 10, ,493 mcg/ml 14,6493 mg/100 g Berat sampel rata-rata uji recovery 10,060 g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku 7,5775 mg/100 g Kadar rata-rata sampel setelah ditambah larutan baku 14,47961 mg/100 g C * A konsentrasi baku yg ditambahkan x ml yg ditambahkan/ berat sampel 100 mcg/ml x 8 ml / 10,060 g 79,795 mcg/g 7,9795 mg/100 g C F C % Perolehan Kembali * C A A x 100% 14,47961mg /100 g 7,5775mg /100 g x100% 7,9795mg /100 g 86,50% 4. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Natrium Berat rata-rata sampel uji recovery 10,060 g Jumlah kalium per 100 g sampel 5,964 mg/100 g R1 0,0806 Persamaan Regresi: Y 0,3655 X - 0,009 0,0806 0,3655 X - 0,009 70

31 0,3655 X 0,0835 X 0,84 Konsentrasi R1 0,84 mcg/ml Maka Kadar kosentrasi (mcg/ml) x volume (ml) x faktor pengenceran Berat sampel 0,84 mcg/ml x 100 ml x 50 / 10, ,9606 mcg/ml 11,39606 mg/100 g C * A Berat sampel rata-rata uji recovery 10,060 g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku 5,964 mg/100 g Kadar rata-rata sampel setelah ditambah larutan baku 11,39606 mg/100 g konsentrasi baku yg ditambahkan x ml yg ditambahkan/ berat sampel 100 mcg/ml x 6 ml / 10,060 g 59,8444 mcg/g 5,98444 mg/100g C F C % Perolehan Kembali * C A A x 100% 11,39606mg /100 g 5,964mg /100 g x100% 5,98444 mg /100 g 85,7% 71

32 Lampiran 17. Gambar alat yang digunakan Gambar 6.Alat Spektrofotometer Serapan Atom Hitachi Z-000 Gambar 7. Alat Tanur 7

33 Lampiran 18. Tabel Distribusi t 73

34 Lampiran 19. Tabel Distribusi F 74

Kentang (Solanum tuberosum L.)

Kentang (Solanum tuberosum L.) Gambar 1. Kentang (Solanum tuberosum L.) Kentang (Solanum tuberosum L.) Gambar. Tanaman Kentang Tanaman Kentang Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif Timbal dan Kadmium Kadmium Timbal Hasil Analisa Kualitatif

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Kalsium, Magnesium dan Timbal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Medan pada bulan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm No Menit ke- Absorbansi 1 4 0,430 5 0,431 3 6 0,433 4 7 0,434 5 8 0,435 6 9 0,436 7 10 0,437 8 11 0,438 9 1 0,439

Lebih terperinci

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan Lampiran 1. Flowsheet Destruksi Basah Sampel yang telah dihomogenkan Ditimbang 5 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 5 ml Didiamkan selama 4 jam Sampel + HNO 3 (p) Larutan Sampel Hasil Dipanaskan di

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet Lampiran. Gambar Cibet (Orthetrum sp.) dan Capung (Orthetrum Sabina) sp.) (Orthetrum sabina) Capung Lampiran 3. Data Pembakuan Larutan NaOH 0,1 N Rumus normalitas larutan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel 50 Lampiran 2. Sampel yang digunakan Gambar 2. Daun Kumis Kucing Segar Gambar 3. Jamu Daun Kumis Kucing 51 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Destruksi Kering Daun Kumis

Lebih terperinci

Gambar 2. Daun Tempuyung

Gambar 2. Daun Tempuyung Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Tanaman Daun Tempuyung Gambar. Daun Tempuyung 41 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 3 Kapsul Ekstrak Tempuyung Gambar 4. Kemasan Kapsul 4 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 5.

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015 BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315

a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315 Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X Y 1. 0,0 0,000 0,0000 0,00 0,0000. 1,8 0,315 0,5670 3,4 0,099 3.,1 0,369 0,7749 4,41 0,136 4.,4 0,46 1,04 5,76 0,1815 5.,7 0,478 1,906 7,9 0,85

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Mata air yang terletak di Gunung Sitember Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat 48 Air minum yang dialirkan menggunakan pipa besi Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Gambar 1. Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Gambar.Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Teknik Reverse Osmosis Gambar 3. Gambar air minum reverse osmosis dalam kemasan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi Gambar 6. Sayur Sawi yang dijadikan Sampel Lampiran 2. Perhitungan Penetapan Kadar Air Metode Gravimetri a. Penetapan Bobot Tetap Cawan Kosong Dengan pernyataan bobot

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) 93 Lampiran. Identifikasi Tumbuhan 94 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Sampel Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) sebanyak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) 500 ppm 500 mcg/ml Berat Natrium tetraboraks yang ditimbang 500 mcg / ml

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas. Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel 1. Kalibrasi Piknometer Piknometer Kosong = 15,30 g Piknometer berisi Aquadest Panas NO Aquadest Panas 1 5,330 5,37 3 5,38 4 5,35 5 5,39 6 5,3 Jumlah Rata-rata

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3. Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) 1. 1000 5,1. 1003 5,14 3. 101 5, Normalitas NaOH Berat Kalium Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) Berat Ekivalen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel 35 Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Kalsium dan Besi Gambar. Gambar Kristal Kalsium Sulfat (Perbesaran 10x10) Gambar

Lebih terperinci

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

Gambar sekam padi setelah dihaluskan Lampiran 1. Gambar sekam padi Gambar sekam padi Gambar sekam padi setelah dihaluskan Lampiran. Adsorben sekam padi yang diabukan pada suhu suhu 500 0 C selama 5 jam dan 15 jam Gambar Sekam Padi Setelah

Lebih terperinci

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran

Lebih terperinci

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml Lampiran 1. Spektrum Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis Spektrum serapan derivat kedua deksametason 5 mcg/ml Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml 45 Lampiran 1. (lanjutan)

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Lampiran 2. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Fosfor Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Triprolidin HCl BPFI Lampiran 3. Kurva Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Bahan Makanan Fakultas Farmasi USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories. 3.1 Alat-alat Alat-alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb)

Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb) Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb) No. 1.. 3. 4.. 6. Konsentrasi (mcg/l) 0 0 100 00 300 400 Absorbansi (A) 0,007 0,171 0,94 0,1 0,7369 0,9317 Lampiran. Contoh Perhitungan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium

Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium Lampiran. Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) dari Data Kalibrasi Kalsium No. Konsentrasi (mcg/ml) (X) Absorbansi (Y) XY X Y 1.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet 50 Lampiran 2. Komposisi Tablet Pulna Forte Daftar Spesifikasi Sampel 1. Pulna Forte No. Reg : DKL 0319609209A1 ExpireDate :Agustus 2017 Komposisi : Ethambutol HCL...

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Gambar 1. Gambar krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol 48 Lampiran 2. Komposisi krim merek X Contoh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r). Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r). NO Konsentrasi (mcg/ml) Absorbansi 1 0,0000 0,0013 2 1,0000 0,0688

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sampel yang Digunakan. Gambar 4. Ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris). Gambar 5. Ikan Kepala Batu (Pranesus duodecimalis)

Lampiran 1. Sampel yang Digunakan. Gambar 4. Ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris). Gambar 5. Ikan Kepala Batu (Pranesus duodecimalis) Lampiran 1. Sampel yang Digunakan Gambar. Ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris). Gambar 5. Ikan Kepala Batu (Pranesus duodecimalis) Lampiran.Bagan Alir Proses Destruksi Basah. Sampel yang sudah dihaluskan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015 Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel 1. Celestamin (Schering-plough) No. Reg : DKL 9106604510A1 Expire Date : September 2015 Komposisi : Betametason... 0,25 mg

Lebih terperinci

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Gambar 1 Krim merek Klorfeson Gambar 2 Krim merek Chloramfecort-H 48 Lampiran 2. Komposisi krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Daftar Spesifikasi krim 1. Klorfeson

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul 43 Lampiran 2. Komposisi Neo Antidorin Kapsul Setiap kapsul mengandung:

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil No. Menit ke- Serapan (A) 1 10 0,432 2 11 0,432 3 12 0,433 4 13 0,432 5 14 0,433 6 15 0,432 7 16 0,433 8 17 0,435 9 18 0,435 10 19 0,435 11

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran Diketahui: Nilai Absorptivitas spesifik (A 1 1 = 351b) λ= 276 nm Tebal sel (b) = 1 cm A = A 1 1 x b x c c = c = c = 0,001237 g/100ml c = 12,37 µg/ml Konsentrasi

Lebih terperinci

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588 Lampiran 1. Contoh Perhitungan Harga Rf Harga Rf = jarak yang digerakkan oleh senyawa dari titik asal jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal

Lebih terperinci

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 = Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi 1. 500 ml Natrium Fosfat 28 mm M massa 1 x Mr V(liter) 0,028 massa 1 x 164 0, 5 massa 2,296 gram 2. 500 ml Amonium Molibdat 4 mm M massa 1 x Mr V(liter) massa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1) Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos Kadar baku Profenofos = 98,% Berat Profenofos yang ditimbang = 4,4 mg Volume larutan = 5 ml Konsentrasi Profenofos 98,% = 4,4mg 98, 6 10 mcg =

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KANDUNGAN MINERAL PADA DAUN EKOR NAGA (Rhaphidophora pinnata (L.f.) Schott) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PEMERIKSAAN KANDUNGAN MINERAL PADA DAUN EKOR NAGA (Rhaphidophora pinnata (L.f.) Schott) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM PEMERIKSAAN KANDUNGAN MINERAL PADA DAUN EKOR NAGA (Rhaphidophora pinnata (L.f.) Schott) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Masfria, Chairul Azhar Dalimunte, Syafridah ABSTRAK Daun ekor naga (Rhaphidophora

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat-alat - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Alat-alat gelas pyrex - Pipet volume pyrex - Hot Plate Fisons - Oven Fisher - Botol akuades - Corong - Spatula

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl Gambar 10. Alat KCKT (Shimadzu) Gambar 11. Syringe 100 µl (SGE) Lampiran 2. Gambar Sonifikator (Branson 1510) dan Penyaring Gambar. 12. Sonifikator (Branson

Lebih terperinci

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50) Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Kloramfenikol Baku untuk Menentukan Perbandingan Fase Gerak yang Optimum Perbandingan fase gerak metanol-air (40:60) Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50) Perbandingan

Lebih terperinci

No Nama RT Area k Asym N (USP)

No Nama RT Area k Asym N (USP) Lampiran 1. Hasil kromatogram Penyuntikan Propranolol HCl Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak Metanol-Air dan Laju Alir yang Optimal untuk Analisis. 1 Propranolol HCl 3.1 24823 359.7 2.32* 1410*

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering Lampiran 1. Gambar Sampel A dan B Sirup Kering 1. Sampel A 2. Sampel B Gambar 1. Sampel A Sirup Kering Gambar 2. Sampel B Sirup Kering 53 Lampiran 2. Komposisi Sirup Kering Claneksi dan Clavamox DaftarSpesifikasiSampel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan logam Timbal pada kerupuk rambak dengan menggunakan alat Spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 5100 PC. A.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N HCl pekat = 37% ~ 12 N V 1 x N 1 = V 2 x N 2 V 1 x 12 N = 1000 ml x 0,1 N V 1 = 1000 ml x 0,1 N 12 N = 8,3 ml = 8,5 ml Lampiran 2. Bagan Alir Prosedur

Lebih terperinci

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati Lampiran 1. Flow Sheet Pembuatan Pati Kentang Kentang Residu Filtrat Ditimbang ± 10 kg Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong Diblender hingga halus Disaring dan diperas menggunakan kain putih yang bersih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2 Alat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman JUDUL..... i HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... ABSTRAK... iv vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2013 bertempat di Laboratorium Biomassa Terpadu Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Proses penyemaian, penanaman, dan pemaparan dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2 LAMPIRAN Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2 NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2 1 3,0000 0,226 0,678 9,0000 0,051076 2 4,2000 0,312 1,310 17,64 0,0973 3 5,4000 0,395 2,133

Lebih terperinci

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar Lampiran 1. Diagram analisis pemeriksaan kualitatif boraks dalam bakso secara sentrifugasi 10 gram Bakso Air Panas Diblender Halus Supernatan Dimasukkan kedalam sentrifgasi Hidupkan Alat selama menit dengan

Lebih terperinci

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu No X Y X 2 Y 2 XY 1 0,05 0,0009 0,0025 0,00000081

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Spektrofotometer UV-visibel (Genesys 10), cawan conway dengan penutupnya, pipet ukur, termometer, neraca analitik elektrik C-200D (Inaba Susakusho),

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN MINERAL ESENSIAL PADA DAUN EKOR NAGA (Rhaphidophora pinnata (L.f.) Schott) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

ANALISIS KANDUNGAN MINERAL ESENSIAL PADA DAUN EKOR NAGA (Rhaphidophora pinnata (L.f.) Schott) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ANALISIS KANDUNGAN MINERAL ESENSIAL PADA DAUN EKOR NAGA (Rhaphidophora pinnata (L.f.) Schott) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI OLEH: SYAFRIDAH NIM 071501030 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengembangan Metode Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun hanya salah satu tahapan saja. Pengembangan metode dilakukan karena metode

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sampel Buah Petai Padi dan Buah Petai Papan

Lampiran 1. Gambar Sampel Buah Petai Padi dan Buah Petai Papan Lampran 1. Gambar Sampel Buah Peta Pad dan Buah Peta Papan a. Gambar Buah Peta Pad b. Gambar Buah Peta Papan Lampran. Flowsheet Destruks Kerng Buah Peta Buah Peta Dblender Sampel yang telah dhaluskan Dtmbang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 Triastuti Sulistyaningsih, Warlan Sugiyo, Sri Mantini Rahayu Sedyawati

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisa Kualitatif Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel dilakukan dengan reaksi identifikasi dari masing-masing mineral. Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitianeksperimental. Dalam hal ini 3 sampel kecap akan diuji kualitatif untuk mengetahui kandungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 56 Lampiran 2. Gambar tanaman singkong (Manihot utilissima P.) Tanaman Singkong Umbi Singkong Pati singkong 57 Lampiran 3. Flowsheet isolasi pati singkong Umbi singkong

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam klorida pekat 37% (Merck KG aa), akuadestilata, sampel hand body lotion, standar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan 43 Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan Furosemida Sifat Fisikokimia Serbuk hablur berwarna putih s/d kekuningan dan tidak berbau Praktis tidak larut dalam air pka 3,9 Log P 0,74 Kelarutan 0,01 (mg/ml)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk

Lebih terperinci

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Deksklorfeniramin maleat Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M - Metanol yang Optimal untuk Analisis. A Perbandingan fase

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%). Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%). Dibuat formula untuk 100 tablet, berat pertablet 00 mg dan penampang tablet 9 mm. Berat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penentuan Persamaan Garis Regresi. Penentuan Persamaan Garis Regresi dari Larutan Standar Nikel

Lampiran 1. Penentuan Persamaan Garis Regresi. Penentuan Persamaan Garis Regresi dari Larutan Standar Nikel Lampiran 1 Penentuan Persamaan Garis Regresi 1. Penentuan Persamaan Garis Regresi dari Larutan Standar Nikel Tabel 10. Perhitungan persamaan garis regresi standar Ni No. X (ppm Y (abs X2 Y2 (X 10-4 XY

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

STUDI KANDUNGAN MINERAL KALIUM, NATRIUM, MAGNESIUM PADA SELADA

STUDI KANDUNGAN MINERAL KALIUM, NATRIUM, MAGNESIUM PADA SELADA STUDI KANDUNGAN MINERAL KALIUM, NATRIUM, MAGNESIUM PADA SELADA ( Lactuca sativa L. ) HIDROPONIK DAN NON-HIDROPONIK SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI OLEH: SONDANG NOVIN M. H. NIM 081524020 PROGRAM

Lebih terperinci

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON SEMINAR HASIL PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON OLEH : FITHROTUL MILLAH NRP : 1406 100 034 Dosen pembimbing : Dra. SUKESI, M. Si. Surabaya, 18 Januari 2010 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aa), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II) LAMPIRAN I LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II) 1. Persiapan Bahan Adsorben Murni Mengumpulkan tulang sapi bagian kaki di RPH Grosok Menghilangkan sisa daging dan lemak lalu mencucinya dengan air

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging. III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang mengarah pada pengembangan metode dengan tujuan mengembangkan spektrofotometri ultraviolet secara adisi standar

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum Lampiran Lampiran I. Rancangan Percobaan Sampel 2 macam Laaitan standar formaldehid Persiapan sampel dengan berbagai variasi suhu (50,6O,7O,8O,9O,dan 100 V Penentuan waktu kestabilan warna y V Penentuan

Lebih terperinci