BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia tertinggi di Asia

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi dasar kegiatan prioritas Departemen Kesehatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak pada periode Prioritas lain adalah pelayanan kesehatan untuk kunjungan masyarakat miskin, penanggulangan penyakit menular, gizi buruk, dan krisis kesehatan akibat bencana, serta peningkatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, tertinggal, dan daerah perbatasan serta pulau-pulau terluar. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia , angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 307 per kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi (AKB) tercatat 35 per kelahiran hidup. Selanjutnya angka kematian tersebut mengalami penurunan yang lambat menjadi sebanyak 212 per kelahiran hidup untuk AKI (SDKI 2006/2007), dan menurut surkesda (survey kesehatan daerah) 252 per kelahiran hidup. Sedangkan Depkes menargetkan pada tahun 2009 AKI menjadi 226 per kelahiran hidup dan AKB menjadi 26 per kelahiran hidup. (Depkes RI, 2001). Masalah gizi dalam kehamilan yang dihadapi masyarakat Indonesia adalah KEK pada ibu hamil di mana hal ini di sebabkan oleh pengetahuan gizi terhadap ibu hamil yang kurang, ketidakmampuan keluarga dalam menyediakan makanan bergizi dan kurangnya kesadaran pada ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. (Manuaba,2002).

2 Berkaitan dengan masalah gizi ibu hamil, kurangnya energi kronik (KEK) pada ibu hamil merupakan penyebab tidak langsung dari angka kematian ibu (AKI). Kejadian di RSIA Siti Khadijah rata-rata dari 10 ibu hamil pada waktu periksa 45 % mengalami KEK pada kehamilan. KEK pada ibu hamil ( ukur lingkar lengan atas < 23,5 cm, kenaikan berat badan tidak sesuai dengan umur kehamilan dan IMT < 18,5). (Syaifudin,2001). Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna. (Lubis,2003). Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang di konsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak di gunakan untuk memperthankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi (Supariasa,2001). Zat Gizi (Nutrient) adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengukur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2001). RSIA Siti Khadijah merupakan RSIA yang memberikan pelayanan khususnya pada kesehatan Ibu dan Anak. Masalah yang berkaitan dengan ibu hamil di rumah sakit tersebut adalah gizi ibu hamil dengan pertambahan berat badan rata-rata pada

3 bulan 1 sampai 4 kenaikannya sedikit, tapi penurunan berat badannya di karenakan mual, muntah, pola makan yang tidak teratur, dan gizi tidak seimbang. Kemudian pada bulan 5 sampai 9 terjadi penurunan berat badan di karenakan pola gizi dalam makanan tidak seimbang, kenaikan berat badannya meningkat perbulannya 2 kilogram dan di karenakan bertambahnya berat badan janin, payudara dan pinggang yang membesar. Studi pendahuluan yang di lakukan di RSIA Siti Khadijah melalui wawancara dengan beberapa ibu nifas di peroleh informasi ternyata dari 10 ibu nifas yang di wawancarai mengenai kebutuhan gizi ibu hamil kurang lebih 60 % belum mengetahui kebutuhan gizi selama hamil. Oleh karena itu seorang ibu hamil harus mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi gizi selama proses kehamilannya. Faktorfaktor tersebut antara lain: umur ibu, berat badan, suhu lingkungan, aktifitas, status kesehatan, pengetahuan zat gizi dalam makanan, kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan dan status ekonomi (Francin,2004). Disimpulkan bahwa pertambahan berat badan selama hamil tentang gizi ditentukan oleh pengetahuan dan sikap dari ibu hamil itu sendiri.

4 B. Perumusan Masalah Dari uraian di atas rumusan masalahnya adalah: Adakah hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Khadijah Kota Kudus. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang gizi dengan pertambahan berat badan ibu selama hamil di RSIA Siti Khadijah Kota Kudus. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan pengetahuan ibu nifas tentang gizi. b. Mendiskripsikan sikap ibu nifas tentang gizi. c. Mendiskripsikan pertambahan berat badan ibu selama hamil. d. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu nifas tentang gizi dengan pertambahan berat badan ibu selama hamil e. Menganalisis hubungan sikap ibu nifas tentang gizi dengan pertambahan berat badan ibu selama hamil D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan peneliti tentang pemenuhan gizi selama hamil dengan mengukur pertambahan berat badan ibu selama hamil, menerapkan ilmu yang diperoleh selama dibangku perkuliahan dan dapat mempraktekannya dilingkungan masyarakat nantinya.

5 2. Bagi Institusi Hasil penelitian dapat di jadikan dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai cara meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang gizi dengan pertambahan berat badan selama hamil. 3. Bagi masyarakat Memberi informasi kepada masyarakat khususnya ibu hamil tentang pentingnya kebutuhan gizi untuk menjaga keseimbangan berat badan. 4. Bagi tenaga kesehatan Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan untuk lebih meningkatkan pelayanan dan melaksanakan penyuluhan sehingga nantinya diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai gizi dan pertambahan berat badan dan memotivasi ibu hamil untuk selalu mengatur makan selama hamil.