BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB LANDASAN TEORI Dibawah ini merupakan uraian mengenai teori-teori yang dibutuhkan dalam menganalisa dan memecahkan permasalahan yang ada, dengan mengacu pada sejumlah literatur. Teori yang dijelaskan mencakup pengertian dan ruang lingkup maintenance dan reliability.. Pengertian Maintenance Menurut Assauri (999, p 95) Maintenance dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk merawat atau menjaga suatu fasilitas atau peralatan dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian yang diperlukan supaya fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipakai secara produktif dan mempunyai umur yang relatif lama, atau dengan kata lain teknik perawatan adalah suatu sistem kegiatan untuk menjaga, memelihara, mempertahankan, mengembangkan dan memaksimumkan daya guna dari segala sarana yang ada didalam suatu perusahaan atau pabrik sehingga modal yang ditanam di dalamnya dapat dirawat secara ekonomis. Pelaksanaan dari perawatan ini memerlukan beberapa hal penting, diantaranya:. Orang yang berwenang atau bertanggung jawab terhadap pelaksanaanya.. Perencanaan dan penjadwalan perawatan. 3. Pengawasan untuk menjaga agar tujuan perawatan dapat terpenuhi.

2 4. Diperlukan pula penyelesaian jika terjadi suatu penyimpangan, perubahan terhadap kinerja produksi. Peranan bagian maintenance ini tidak hanya menjaga agar kegiatan dapat berjalan baik, akan tetapi untuk menjaga agar kegiatan dapat berjalan secara efisien dengan menekan atau mengurangi kemacetan-kemacetan pada fasilitas atau peralatan tersebut menjadi seminimum mungkin. Jadi dengan adanya kegiatan maintenance ini maka fasilitas atau peralatan dapat dipergunakan sesuai dengan rencana dan diharapkan dapat menurunkan tingkat kerusakan selama peralatan tersebut dipergunakan.. Tujuan Maintenance Adapun tujuan utama dari fungsi maintenance, menurut Assauri (999, p 95) adalah :. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sesuai dan kegiatan produksi yang tidak terganggu. 3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut. 4. Untuk mencapai tingkat biaya maintenance serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien.

3 5. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. 6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan, dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah..3 Jenis-Jenis Maintenance Kegiatan maintenance yang dilakukan dalam suatu perusahaan atau pabrik dapat dibedakan atas lima macam yaitu :.3. Preventive Maintenance Yang dimaksud dengan preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas atau peralatan tersebut mengalami kerusakan pada waktu digunakan. Jadi, pemeliharaan preventif meliputi pola rutin inspeksi dan pelayanan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kegagalan potensial dan melakukan penyesuaian atas perbaikan kecil yang dapat membantu mencegah permasalahan operasi yang besar. Pemeliharaan fasilitas yang rusak sama sekali (breakdown maintenance) adalah bersifat gawat, dimana fasilitas atau peralatan dipakai hingga gagal beroperasi yang kemudian harus diperbaiki, dan akan memakan biaya ekstra.

4 Dengan demikian semua fasilitas atau peralatan yang mendapatkan preventive maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap dipergunakan untuk setiap operasi pada setiap saat. Preventive maintenance ini sangat penting karena kegunaanya yang sangat efektif didalam menghadapi fasilitas atau peralatan tersebut yang termasuk dalam golongan critical unit. sebuah fasilitas atau peralatan akan termasuk dalam golongan critical unit, apabila :. kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja.. kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan. 3. kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan menyebabkan kemacetan seluruh proses kegiatan. Preventive maintenance dapat dibedakan atas routine maintenance dan periodic maintenance. Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya kegiatan pembersihan fasilitas atau peralatan pabrik. Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu. Misalnya setiap minggu sekali, lalu meningkat menjadi bulan sekali dan seterusnya.

5 .3. Corrective atau Breakdown Maintenance Corrective atau Breakdown Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Kegiatan corrective maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi. Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukannya preventive maintenance ataupun telah dilakukan preventive maintenance tetapi sampai pada suatu waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak..3.3 Reactive Maintenance Reactive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan sebagai respon terhadap breakdown unit yang tidak terencana, umumnya sebagai hasil dari kegagalan baik yang bersifat internal ataupun yang bersifat eksternal. Yang termasuk kedalam reactive maintenance adalah corrective maintenance..3.4 Proactive Maintenance Proactive maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan secara teratur dan terencana tanpa menunggu mesin rusak terlebih dahulu, sehingga dapat meminimasi kemungkinan terjadinya breakdown akibat kerusakan mesin. Yang termasuk dalam Proactive maintenance adalah preventive maintenance dan predictive maintenance.

6 .3.5 Predictive Maintenance Predictive maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan melalui analisa secara fisik terhadap peralatan atau komponen dengan bantuan pengukuran instrument tertentu seperti alat pengukur getaran, temperatur, pengukur suara dan lain-lain untuk mendeteksi kerusakan sedini mungkin..4 Masalah Efisiensi Dalam Maintenance Didalam melaksanakan kegiatan maintenance terdapat dua persoalan yang dihadapi oleh suatu perusahaan yaitu persoalan teknis dan persoalan ekonomis. Adapun yang merupakan persoalan teknis dalam hal ini adalah persoalan yang menyangkut usaha-usaha untuk menghilangkan kemungkinan-kemungkinan timbulnya kemacetan yang disebabkan karena kondisi fasilitas atau peralatan produksi yang tidak baik. Tujuan yang akan dicapai dalam mengatasi persoalan teknis ini adalah untuk dapat menjaga atau menjamin agar kegiatan dapat berjalan lancar..5 Tugas-Tugas Dari Pada Maintenance Semua tugas-tugas dari pada maintenance dapat digolongkan kedalam salah satu dari lima tugas pokok yang berikut :. Inspeksi (Inspection) Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala (Routine Schedule Check) peralatan sesuai dengan rencana serta kegiatan

7 pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan-laporan dari hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut.. Kegiatan Teknik (Engineering) Kegiatan teknik ini meliputi kegiatan-kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. 3. Kegiatan Produksi (Production) Kegiatan Produksi merupakan kegiatan maintenance yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. 4. Pekerjaan Administrasi (Clerical Work) Pekerjaan Administrasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan maintenance. 5. Pemeliharaan Bangunan (Housekeeping) Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan atau gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya.

8 .6 Konsep Reliability Tujuan utama dari sistem perawatan adalah menjaga proses produksi agar berjalan dalam kondisi operasi yang optimum. Optimum di sini berarti dapat memenuhi permintaan yang diterima, usaha ini juga berarti menjaga keandalan setiap fasilitas secara keseluruhan. Secara umum keandalan diartikan sebagai peluang suatu fasilitas memiliki kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam kurun waktu dan kondisi operasi tertentu. Ada 4 (empat) hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pengertian keandalan, yaitu :. Probabilitas. Setiap item dari suatu sistem memiliki umur dan waktu hidup yang berbeda-beda sehingga terdapat sekelompok item yang memiliki rata-rata hidup tertentu. Jadi untuk mendefinisikan distribusi frekuensi dari suatu item dapat dicari dengan melakukan estimasi waktu hidup dari item tersebut. Kemampuan yang diharapkan Hal ini menunjukkan bahwa keandalan merupakan suatu karakteristik performansi sistem, dimana suatu sistem yang andal harus dapat menunjukkan performansi yang memuaskan jika dioperasikan. 3. Waktu Keandalan suatu sistem pada umumnya dinyatakan dalam suatu periode waktu, karena waktu merupakan parameter yang penting untuk melakukan penilaian kemungkinan suksesnya suatu sistem. Biasanya faktor waktu tersebut dikaitkan

9 dengan kondisi tertentu, seperti waktu antar kerusakan (mean time to failure) dan sebagainya. 4. Kondisi operasi tertentu Dalam hal ini dijelaskan bagaimana perlakuan yang diterima oleh sistem dalam menjalankan fungsinya, misal dua sistem dengan tingkat mutu sama dapat memberikan tingkat keandalan yang berbeda dalam kondisi operasionalnya (kondisi temperatur dan tingkat kebisingan dimana sistem dioperasikan)..7 Konsep Avaibility Menurut Ebeling (997, p 6) avaibility adalah peluang suatu komponen untuk dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya pada waktu tertentu ketika digunakan pada kondisi operasi yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Kapur (997, p 6) avaibility merupakan suatu konsep yang berhubungan erat dengan probabilitas suatu peralatan untuk melakukan operasi secara memuaskan pada kondisi tertentu..8 konsep perawatan (Maintenance) Menurut Ebeling (997, p 6) Perawatan atau maintenance didefinisikan sebagai probabilitas bahwa suatu komponen atau sistem yang rusak akan diperbaiki dalam jangka waktu tertentu.

10 .9 Konsep Down Time Downtime merupakan waktu menganggur atau waktu dimana suatu unit tidak dapat lagi menjalankan fungsinya sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat terjadi apabila suatu unit mengalami masalah seperti kerusakan mesin yang dapat mengganggu performansi dari mesin secara keseluruhan termasuk mutu produk yang dihasilkan atau kecepatan produksinya sehingga membutuhkan waktu tertentu untuk mengembalikan fungsi unit tersebut pada kondisi awal. Downtime memiliki beberapa unsur, yaitu :. Supply delay, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk personal maintenance untuk memperoleh komponen yang dibutuhkan dalam proses perbaikan. Supply delay dapat terdiri atas lead time administrasi, lead time produksi dan waktu transportasi komponen pada lokasi perbaikan.. Maintenance delay, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menunggu ketersediaan sumber daya maintenance untuk melakukan proses perbaikan. sumber daya maintenance dapat berupa personal, alat Bantu dan alat tes. 3. Access time, merupakan waktu untuk mendapatkan akses ke komponen yang mengalami kerusakan. 4. Diagnosis time, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menentukan penyebab kerusakan dan langkah perbaikan yang harus ditempuh untuk memperbaiki kerusakan.

11 5. Repair or replacement unit, merupakan waktu aktual yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses pemulihan setelah permasalahan dapat diidentifikasikan dan akses ke komponen yang rusak dapat dicapai. 6. Verification and aligment, merupakan waktu untuk memastikan bahwa fungsi daripada suatu unit telah kembali pada kondisi operasi semula..0 Mean Time To Failure Mean Time To Failure (MTTF) adalah nilai rata-rata atau nilai yang diharapkan (expected value) dari suatu distribusi kerusakan ang didefinisikan oleh f(t) sebagai berikut : (Ebeling, hal 6) MTTF E 0 ( T ) t f ( t) dt Sedangkan (Ebeling, hal 4) : () t dr() t df f () t Sehingga, dt dt MTTF MTTF 0 dr() t tdt dt 0 tr() t 0 + R()dt t (Ebeling, 997, p 35) MTTF 0 () R t dt

12 Perhitungan MTTF untuk masing-masing distribusi adalah sebagai berikut : Distribusi Exponential : MTTF λ β Distribusi Weibull : MTTF θ Γ + θ { Γ( x) } Distribusi Lognormal : MTTF. exp s t med Distribusi Normal : MTTF μ. Fungsi Kepadatan Peluang Bila x menyatakan variabel acak kontinyu (continuous random variable) sebagai waktu kerusakan dari sistem (peralatan) dari jumlah kerusakan pada suatu waktu, dan mempunyai fungsi distribusi f x yang kontinyu di setiap titik sumbu nyata, f x dikatakan fungsi kepadatan peluang (probability density function) dari variabel x. Bila x dapat bernilai nyata (x 0) pada interval waktu, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Sehingga, () t 0 f x untuk t 0 f x 0 () t dt

13 . Fungsi Distribusi Kumulatif Fungsi distribusi kumulatif merupakan fungsi yang menggambarkan probabilitas terjadinya kerusakan sebelum waktu t. Probabilitas suatu sistem atau peralatan mengalami kegagalan dalam beroperasi sebelum waktu t, yang merupakan fungsi dari waktu yang secara matematis dapat dinyatakan sebagai : (Ebeling, hal 3 4) () t P( x t) F < Atau F t () t f () t 0 dt untuk t 0 Dimana : F(t) adalah fungsi distribusi kumulatif f(t) adalah fngsi kepadatan peluang Jika t maka F(t).3 Fungsi Reliability Didefinisikan sebagai probabilitas dari sistem atau komponen yang akan berfungsi pada suatu periode waktu t. Untuk menyatakan hubungan maematis, dapat dinyatakan continuous random variable x sebagai fungsi waktu terhadap kerusakan sistem atau komponen, dan x 0, dapat dinyatakan : R(t) P(x t) dengan R(t) merupakan distribusi reliability (kehandalan). Dilihat dari waktu kerusakan atau kegagalan, variabel x yang memiliki fungsi kepadatan f(t), maka dinyatakan :

14 () t F() t R R t () t f () t dt untuk t 0 R () t f () t 0 Luas keseluruhan kurva sama dengan sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai probabilitas fungsi kehandalan dan fungsi distribusi kumulatif berada diantara 0 dan, yaitu 0 R(t) atau 0 f(t). 0 dt.4 Distribusi Untuk Menghitung Reliability Dalam teori reliability, variabel yang dipakai adalah variabel acak, kontinu. Seperti jarak, waktu, putaran dan temperatur. Bila variabel acak adalah diskrit, maka fungsi kegagalan tidak dapat ditentukan. Distribusi yang sering digunakan dalam teori reliability adalah :.4. Exponential Distribution Menurut Steven Nahmias (00, p 7), exponential distribution ini memilki laju kerusakan yang konstan terhadap waktu. Menurut Ebeling (997, p 4), jika terdapat peralatan yang memilki laju kerusakan tetap, maka dapat dipastikan termasuk dalam exponential distribution. Distribusi ini merupakan distribusi yang paling popular digunakan dalam teori keandalan. Exponential distribution merupakan distribusi yang paling mudah dianalisa. Parameter distribusi exponential adalah λ ( laju kerusakan ) Menurut Ebeling (997, p 4), fungsi-fungsi exponential distribution adalah:. Fungsi kepadatan peluang

15 f f ( tλ) λ ( λt) exp ( t ) () t λe λ ; untuk t 0, λ > 0, dan dengan t waktu. Fungsi distribusi kumulatif f f () t exp( λt) ( λt ) () t e 3. Fungsi keandalan R ( λt ) () t e 4. Fungsi laju kerusakan () t () t λ f () t R λ 5. Nilai rata-rata dari exponential distribution MTTF λ 6. Variasi (σ ) dan standar deviasi (σ) σ λ t t. λe. dt λ 0 λ σ λ

16 .4. Weibull Distribution Weibull distribution ini merupakan distribusi yang muncul hampir pada semua karakteristik kegagalan produk. Weibull distribution yang banyak digunakan adalah dalam bentuk dua parameter yaitu parameter skala dan bentuk. Menurut Ebeling (997, p 7), fungsi-fungsi dalam weibull distribution yaitu :. Fungsi kepadatan peluang β β t f () t. e θ θ t β θ. Fungsi distribusi kumulatif () t f e t β θ 3. Fungsi keandalan R λ () t () t e t β θ β t θ θ β untuk t 0 4. Nilai rata-rata waktu kerusakan dalam weibull distribution MTTF ( θ ). Γ + β Γ ( x ) ( x ). Γ( x ) dimana : r (x) fungsi gamma

17 5. Variasi (σ ) σ ( θ ) r. + r + β β Weibull distribution sering dipakai sebagai pendekatan untuk mengetahui karakteristik fungsi kerusakan karena perubahan nilai ini akan mengakibatkan weibull distribution mempunyai sifat tertentu ataupun ekivalen dengan distribusi tertentu. Perubahan nilai (β) yang terjadi di jelaskan pada tabel dibawah ini. Menurut Ebeling (997, p 64) Tabel. Tabel parameter bentuk (β) weibull distribution Nilai Sifat 0 < β < Fungsi kerusakan menurun / descreasing failure rate (DFR) β Fungsi kerusakan konstan / constant failure rate (CFR) Exponential Distribution < β < fungsi kerusakan meningkat / Increasing failure rate (IFR) β fungsi kerusakan linier / Linier failure rate (LFR) β > fungsi kerusakan meningkat / Increasing failure rate (IFR) 3 β 4 fungsi kerusakan meningkat / Increasing failure rate (IFR) normal distribution

18 .4.3 Normal Distribution Normal distribution sering kali disebut juga dengan Gaussion distribution, dimana distribusi ini memiliki ciri-ciri simetris disekitar rataan dengan sebaran dari distribusi yang ditentukan oleh σ. Normal distribution ini sangat cocok untuk menggambarkan fenomena kelelahan atau kondisi wear out dari suatu sistem. Fungsi-fungsi dari normal distribution, yaitu :. Fungsi kepadatan peluang () t ( t μ ). σ F e untuk < t < σ π dimana : t adalah waktu. Fungsi distribusi kumulatif t μ F () t Φ σ 3. Fungsi keandalan t μ R() t Φ σ 4. Nilai rata-rata waktu kerusakan dalam normal distribution λ () t f () t () R t f () t F() t ( t) f t μ Φ σ

19 .4.4 Log Normal Distribution Log Normal distribution mengenal parameter yaitu S sebagai parameter bentuk dan t med sebagai parameter lokasi, yang merupakan nilai tengah dari waktu kerusakan. Fungsi-fungsi dari log normal distribution, yaitu :. Fungsi kepadatan peluang F () t t. ln s tmed. e πst untuk t 0. Fungsi distribusi kumulatif t () F t Φ. ln s t med 3. Fungsi keandalan t () R t Φ. ln s t med 4. Nilai rata-rata waktu kerusakan dalam normal distribution λ () t t Φ.ln s t s. t. med ( R() t ) 5. Variasi (σ ) t med ( s ). [ e. ( ) ] σ. e. s Distribusi ini didefinisikan untuk nilai t positif, oleh karena itu lebih sesuai untuk normal distribution sebagai distribusi kerusakan.

20 .5 Identifikasi Distribution Dengan mengumpulkan data dari downtime, pencocokan distribusi secara teoritis dapat dipandang sebagai tiga tahapan proses yang terdiri dari identifikasi distribusi, pendugaan parameter, dan menampilkan uji kebaikan distribusi data (goodness of fit test)..5. identifikasi awal Distribusi kerusakan yang terjadi pada mesin, akan dilakukan dengan pendekatan exponential, weibull, log normal dan normal..5. Pendugaan parameter distribusi Pendugaan parameter setelah proses identifikasi awal digunakan untuk menaksir parameter dari distibusi yang terpilih pada proses identifikasi awal. Parameter dari distribusi hanya dapat diduga diestimasi) dan tidak dapat secara tepat diketahui karena tidak ada suatu metodepun yang dapat mengetahui dengan tepat parameter suatu distribusi berdasarkan data sampel yang diambil. Pada penjelasan sebelumnya, pendugaan parameter dapat dihitung bersama-sama dengan identifikasi awal distribusi yaitu dengan menggunakan metode Least Square Fit, tetapi metode tersebut umumnya kurang disukai. Metode pendugaan parameter yang lebih sering digunakan adalah Maximum Likelihood Estimator (MLE).

21 Secara umum, untuk menemukan MLE dari setiap distribusi teoritis, kita harus mencari nilai maksimum dari likelihood function berikut yang mengandung sejumlah parameter θ,...,θ k yang tidak diketahui (Ebeling, p375) L ( θ θ k ) n,..., f t θ,..., θ i k Tujuan MLE adalah menemukan nilai parameter θ,...,θ k yang dapat memberikan likelihood function yang sebesar mungkin untuk setiap nilai t,t,..,t n. Karena bentuk perkalian dari likelihood function, umumnya lebih mudah untuk memecahkan logaritma dari likelihood function. Nilai maksimum likelihood function diperoleh dengan mengambil turunan pertama dari logaritma likelihood function 0, yaitu : (,..., θ ) ln L θ k θ 0 i,,...,k Eksponensial MLE Adapun nilai MLE untuk parameter dari distribusi eksponensial adalah sebagai berikut : λ r T Dimana : r n jumlah data kerusakan T r t i i yaitu jumlah waktu kerusakan

22 Weibull MLE Adapun turunan pertama likelihood function untuk distribusi Weibull adalah sebagai berikut : g r t β ln t β r i i i ( β ) ln t 0 r β t i i i Tujuan MLE adalah mendapatkan nilai β dari persamaan diatas. Permasalahannya adalah persamaan di atas tidak dapat dipecahkan secara matematis. Maka cara alternatifnya adalah menggunakan metode Newton Rhapson untuk memecahkan persamaan non linear yaitu dengan menggunakan persamaan : j+ β j g ( β j ) ( β ) g β dimana '( x) j+ g dg( x) dx Yang harus dipecahkan secara iterasi sampai mencapai nilai β j yang maksimum (atau nilai g(β) yang mendekati nol). Maka terlebih dahulu adalah mencari turunan pertama dari g(β) yaitu g ' r t β i ln ti i i i ( β ) + r r t i β i t β i r t β i ln ti Untuk membantu mempermudah penyelesaian iterasi metode Newton Rhapson maka disarankan nilai metode Least Square. β j awal yang digunakan adalah nilai β yang didapat melalui Kemudian nilai MLE untuk θ didapat dari persamaan berikut : β

23 ) θ n n β t i i β Normal MLE Adapun nilai MLE untuk parameter dari distribusi normal adalah sebagai berikut : μ ) x σ ) ( n ) n s Lognormal MLE Adapun nilai MLE untuk parameter dari distribusi lognormal adalah sebagai berikut : μ ) n i ln t i n t eμ ) med ) s n i ( t ) ln μ ) n i.6 Uji Kecocokan Distribusi Dari Suatu Asumsi Distribusi Ketika suatu distibusi suatu data (waktu kerusakan) telah diasumsikan sebelumnya, dimana asumsi tersebut bisa ditentukan melalui bentuk umum atau bentuk dari plot data dalam suatu grafik. Validitas dari asumsi distribusi dapat diketahui melalui suatu pengujian atau test. Hasil pengujian tersebut mempunyai dua kemungkinan, yaitu asumsi distribusi bisa diterima atau ditolak.

24 .7 Uji Goodness Of Fit Test Uji ini membandingkan hipotesa nol (H 0 ) dengan suatu hipotesa alternatif (H ), dengan mengambil bentuk : H 0 : Data waktu kerusakan berasal dari distribusi yang diuji. H : Data waktu kerusakan tidak berasal dari distribusi yang diuji. Uji ini menghitung secara statistik berdasarkan data sample (misalnya data sample waktu kerusakan). Hasil perhitungan ini dibandingkan dengan nilai kritis yang diperoleh dari tabel. Umumnya, jika hasil perhitungan statistik lebih kecil daripada nilai kritis hipotesa nol diterima, apabila hasilnya sebaliknya hipotesa alternatif yang diterima. Nilai kritis tergantung pada derajat kepercayaan pengujian sample..7. Barlet Test untuk Pengujian Distribusi exponential Barlet Test termasuk pengembangan test yang spesifik untuk distribusi exponential. Hipotesisnya berupa (Ebeling,997,p339) : H 0 : Data waktu antar kerusakan berdistribusi exponential H : Data waktu antar kerusakan tidak berdistribusi exponential Uji Statistik : B r ln / r ( r) t ( / r) u + i ( r + ) 6r r i ln ti dimana : ti adalah waktu kerusakan ke i r adalah jumlah kerusakan

25 B adalah nilai uji statistik untuk uji Barlett Test Data waktu antar kerusakan mengikuti distribusi exponential jika X (-α/,r-) < B < X (α/,r-).7. Mann s Test untuk Pengujian Distribusi Weibull Mann s Test termasuk pengembangan test yang spesifik untuk distribusi Weibull yang dilakukan oleh Mann, Schafer, dan Singpurwalla (974). Hipotesisnya berupa (Ebeling,997,p400-40) : H 0 : Data waktu antar kerusakan berdistribusi Weibull. H : Data waktu antar kerusakan tidak berdistribusi Weibull. Uji Statistik : M M M a b k r i ki + k k i i ln ti+ ln ti M i ln ti+ ln ti M i M i Z i+ Z i Z i i 0.5 ln ln n dimana : ti N M i M data waktu antar kerusakan ke-i. jumlah data waktu antar kerusakan suatu komponen. nilai pendekatan Mann untuk data ke-i. nilai perhitungan distibusi Weibull.

26 M 0.05,k,k r nilai distribusi Weibull. banyaknya data. r/ bilangan bulat terbesar yang lebih kecil dari r/. K K r/. (r-)/ Data waktu antar kerusakan mengikuti distribusi Weibull jika : M perhitungan < M 0.05,k,k (H 0 diterima dan H ditolak).7.3 Lilliefors Test untuk Pengujian Distribusi Normal dan log normal Lilliefors Test dikembangkan oleh H.W. Lilliefors pada tahun 967. Uji ini termasuk uji spesifik yang merupakan hasil pengembangan uji Kolmogorov-Smirnov, dan khusus digunakan untuk distribusi Normal (bisa juga untuk distribusi Lognormal). Uji ini membandingkan fungsi distribusi kumulatif dengan fungsi distribusi kumulatif normal. Hipotesisnya berupa (Ebeling,997,p40-404) : H 0 : Data waktu antar kerusakan berdistribusi Normal (Lognormal). H : Data waktu antar kerusakan tidak berdistribusi Normal (Lognormal). Uji Statistik : Dn max {D,D} Dimana : ti i D max Φ ; i n s n D max i n i t Φ n i t s

27 t n i t i n ; s n i ( t t) i n t ti s n data waktu kerusakan. data waktu antar kerusakan ke-i. standar deviasi banyaknya data. Bila Dn < Dhitung, maka H 0 diterima, bila tidak maka H yang diterima. Nilai dari Dhitung diperoleh dari tabel critical values for Kolmogorov-Smirnov test for normality (Lilliefors test)..8 Mean Time To Repair Untuk dapat menentukan nilai tengah dari fungsi probabilitas untuk waktu perbaikan maka perlu diketahui terlebih dahulu distribusi data perbaikannya. Penentuan untuk pengujian ini dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan yang telah dijelaskan sebelumnya. Menurut Ebeling (997,p9), MTTR diperoleh dengan menggunakan rumus : MTTR dimana : 0 t h () t dt ( H () t ) 0 dt h(t) H(t) fungsi kepadatan peluang untuk data waktu perbaikan fungsi distribusi kumulatif untuk data waktu perbaikan

28 Peralatan atau komponen yang dioperasikan dalam suatu mesin, suatu saat secara tidak terduga akan mengalami kegagalan atau kerusakan. Ketika kerusakan tersebut terjadi maka komponen harus diganti atau diperbaiki, pada saat ini mesin mengalami waktu penghentian (downtime). Akibatnya pihak perusahaan akan mengalami kerugian dari segi biaya akibat kejadian tersebut. Untuk mencegah terjadinya kegagalan atau kerusakan pada peralatan atau komponen tersebut, maka harus dilakukan tindakan penggantian, sehingga dapat dilakukan minimasi terhadap total cost pada waktu operasi mesin. Tindakan preventive maintenance hendaknya dilakukan pada saat mesin tidak melakukan operasi. Perhitungan MTTR untuk masing-masing distribusi adalah : Distribusi Exponential : MTTR λ β Distribusi Weibull : MTTR θ Γ + θ { Γ( x) } Distribusi Lognormal : MTTR Distribusi Normal : MTTR μ. exp s t med

29 .9 Interval waktu penggantian pencegahan kerusakan untuk meminimasi total downtime Penggantian pencegahan dilakukan untuk menghindari terhentinya mesin akibat kerusakan komponen. Untuk melakukan tindakan perawatan ini, maka harus diketahui interval waktu antara tindakan penggantian (tp) yang optimal dari suatu komponen sehingga dicapai minimasi downtime yang maksimal. Black Replacement Jika pada selang waktu tapi tidak terdapat kerusakan, maka tindakan penggantian dilakukan pada suatu interval tapi yang tetap. Jika sistem rusak sebelum jangka waktu tp, maka dilakukan penggantian kerusakan dan penggantian selanjutnya akan tetap dilakukan pada saat tp dengan mengabaikan penggantian perbaikan sebelumnya. Age Replacement Dalam metode ini tindakan penggantian dilakukan pada saat pengoperasiannya sudah mencapai umur yang telah ditetapkan yaitu sebesar tp. Jika pada selang waktu tp terdapat kerusakan, maka dilakukan penggantian sebagai tindakan korektif. Perhitungan umur tindakan penggantian tp dimulai dari awal lagi dengan mengambil acuan dari waktu mulai bekerjanya sistem kembali setelah dilakukan tindakan perawatan korektif tersebut. Rumus yang digunakan dalam metode ini adalah : D (tp) ( total ekspektasi downtime per siklus) ( ekspektasi panjang waktu siklus)

30 Rumus dari total ekspektasi downtime per siklus adalah : Total ekspektasi downtime per siklus Tp * R(tp) + Tf * (-R(tp)) Keterangan rumus : Tp Interval waktu tindakan penggantian pencegahan R(tp) Probabilitas suatu siklus tindakan pencegahan Tf Interval waktu tindakan perbaikan kerusakan Reliability waktu siklus pencegahan sama dengan probabilitas dari kerusakan yang terjadi setelah waktu tp yaitu : R tp ( tp) f ( t)dt Jadi, probability dari suatu siklus rusak -R(ti) Ekspektasi panjang waktu siklus (tp + Tp) * R(tp) + (ekspektasi panjang siklus kegagalan) * (-R(tp)) Keterangan rumus : (tp + Tp) panjang siklus pencegahan R(tp) Probabilitas suatu siklus tindakan pencegahan (-R(tp)) Probabilitas suatu siklus tindakan kegagalan Untuk menentukan ekspektasi panjang siklus kegagalan, perlu diperhatikan waktu rata-rata kegagalan / MTTF (Mean Time To Failure), dimana untuk preventive maintenance diperoleh : MTTF t f ()dt t

31 Nilai tengah distribusi kerusakan adalah : M ( tp) t f () t dt R( tp) Ekspektasi panjang siklus kegagalan ( t) ( ) t f dt + Tf R tp Dengan demikian ekspektasi panjang waktu siklus adalah : () t ( ) t f dt ( tp Tp) R tp + * ( ) + + Tf R tp ( R( tp) ) ( tp + Tp) * R( tp) + t f ( t) dt + Tf ( R( tp) ) Total downtime per siklus (D(tp)) adalah : ( ) D tp Tp R( tp) + Tf ( R( tp) ) ( tp + Tp) R( tp) + t. f ( t) dt + Tf ( R( tp) ).0 Interval Waktu Pemeriksaan Selain penggantian pencegahan maka pemeriksaam (inspeksi) juga diperlukan dalam Preventive Maintenance untuk meningkatkan Availability. Tujuan dari inspkesi adalah untuk mencegah kegagalan yang tidak terdeteksi terutama pada saat mesin tidak beroperasi yang disebabkan oleh korosi atau kerusakan mekanik.yang harus diingat adalah bahwa inspeksi dapat meningkatkan Availability tetapi tidak dapat meningkatkan reliabilitas.

32 Tindak pemeriksaan juga bertujuan untuk meminimasi downtime mesin akibat kerusakan yang terjadi secara tiba-tiba. (Jardine, p08). Konstruksi model interval waktu pemeriksaan optimal tersebut adalah :. waktu rata-rata perbaikan μ. waktu rata-rata pemeriksaan i Menurut Jardine (p09) total downtime per unit waktu merupakan fungsi dari frekuensi pemeriksaan (n) dan dinotasikan dengan D(n) yakni D(n) downtime untuk perbaikan kerusakan dan downtime untuk pemeriksaan. ( n) λ D ( n) + μ Keterangan : n i λ(n) n μ laju kerusakan yang terjadi jumlah pemeriksaan per satuan waktu berbading terbalik dengan / μ i berbanding terbalik dengan /i Diasumsikan bahwa laju kerusakan berbanding terbalik dengan jumlah pemeriksaan : ( ) λ n Dan karena k n ( n) λ D ( n) + μ n i

33 Dimana : k nilai konstan dari jumlah kerusakan per satuan waktu sehingga diperoleh : n k i μ. Kehandalan (Reliability) dengan dan Tanpa Preventive Maintenance Peningkatan Kehandalan dapat ditempuh melalui perawatan pencegahan. Perawatan pencegahan dapat mengurangi pengaruh wear out dan menunjukkan hasil yang signifikan terhadap umur sistem. Menurut Ebeling (997, p04), model Kehandalan berikut ini mengasumsikan sistem kembali ke kondisi baru setelah menjalani preventive maintenance. Kehandalan pada saat t dinyatakan sebagai berikut : () t R( t) R m untuk 0 t T R m () t R( T ) R( t T ) untuk T t T Dimana : T adalah interval waktu penggantian pencegahan kerusakan. R m (t) adalah Kehandalan (reliability) dari sistem dengan perawatan pencegahan. R(t) adalah Kehandalan sistem tanpa perawatan pencegahan. R(T) adalah peluang dari Kehandalan hingga perawatan pencegahan pertama. R(t-T) adalah peluang dari Kehandalan antara waktu t T setelah sistem dikembalikam pada kondisi awal pada saat T.

34 Secara umum persamaannya : R m n () t R( T ) R( t nt ) untuk nt t ( n + )T n 0,,,... R(t) n adalah probabilitas dari Kehandalan hingga n selang waktu perawatan. R(t-nT) adalah probabilitas dari Kehandalan untuk waktu t nt dari perawatan preventif terakhir. λt Untuk laju kerusakan yang konstan : ( ) R m t () t ( e ) R t e maka, λ n ( t nt λt ) λnt λt λnt λt e e e e e R ( t ) Ini adalah bukti yang mereflesikan bahwa distribusi eksponensial, yang memiliki laju kerusakan konstan, bila dilakukan preventive maintenance tidak akan menghasilkan dampak apapun. Dengan demikian, tidak ada peningkatan reliability seperti yang diharapkan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) 2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli: Menurut Patrick (2001, p407), maintenance

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Tujuan pemeliharaan adalah untuk mempertahankan kemampuan sistem dan mengendalikan biaya. Dengan adanya pemeliharaan diharapkan standar

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CORRUGATING dan MESIN FLEXO di PT. SURINDO TEGUH GEMILANG Sandy Dwiseputra Pandi, Hadi

Lebih terperinci

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X = 0. Perlu diketahui bahwa luas kurva normal adalah satu (sebagaimana

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) 3.1.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi merupakan salah satu bidang yang berpengaruh sangat besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam menjalankan operasionalnya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pemecahan masalah untuk mencapai tujuan dan hasil penelitian yang diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh karena itu, dalam Bab

Lebih terperinci

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME Much. Djunaidi dan Mila Faila Sufa Laboratorium Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) dapat didefinisikan sebagai (Ariani, 2008): suatu kombinasi dari berbagai tindakan untuk menjaga, memperbaiki dan

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK. ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.) I Gusti Ngr. Rai Usadha 1), Valeriana Lukitosari 2),

Lebih terperinci

ANALISIS RELIABILITAS PADA MESIN MEISA KHUSUSNYA KOMPONEN PISAU PAPER BAG UNTUK MEMPEROLEH JADUAL PERAWATAN PREVENTIF

ANALISIS RELIABILITAS PADA MESIN MEISA KHUSUSNYA KOMPONEN PISAU PAPER BAG UNTUK MEMPEROLEH JADUAL PERAWATAN PREVENTIF Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Statistika, hal. 42-51 ANALISIS RELIABILITAS PADA MESIN MEISA KHUSUSNYA KOMPONEN PISAU PAPER BAG

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 68 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini flowchart diagaram alir metodologi penelitian untuk menganalisa terjadinya breakdown dan cara meminimasinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PENGAKUAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kerusakan dan Pemeliharaan Suatu barang atau produk dikatakan rusak ketika produk tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik lagi (Stephens, 2004). Hal yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MANAJEMEN PERAWATAN Manajemen perawatan adalah salah satu elemen penting dalam suatu perusahaan terutama dalam perusahaan manufaktur. Sehingga sangat dibutuhkan perawatan dalam

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISA PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY DAN AVAILABILITY PADA MESIN PRESS DI PT INTIRUB

Lebih terperinci

Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang

Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang Soesetyo, et al. / Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang / Jurnal Titra, Vol. 2, No.2, Juni 24, pp. 47-54 Penjadwalan Predictive Maintenance

Lebih terperinci

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW Bahtiar S. Abbas 1 ; Edi Steven 2 ; Harry Christian 3 ; Tedy Sumanto 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Total Quality Management (TQM) 2.1.1 Pengertian TQM Terdapat beberapa definisi TQM: Tobin (1990) mendefinisikan TQM sebagai usaha terintegrasi total untuk mendapatkan manfaat kompetitif

Lebih terperinci

Penentuan interval penggantian komponen secara preventif untuk meminimumkan total biaya penggantian akibat kerusakan mesin

Penentuan interval penggantian komponen secara preventif untuk meminimumkan total biaya penggantian akibat kerusakan mesin Penentuan interval penggantian komponen secara preventif untuk meminimumkan total biaya penggantian akibat kerusakan mesin (studi kasus : pt. Ge.lighting indonesia, yogyakarta) Ika Rahmawati I 336 BAB

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen 3.1.1 Definisi Manajemen Definisi manajemen sangat luas, sehingga pada faktanya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Adapun bebrapa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN MOTTO KATA PENGANTAR i ii in iv v vi vii viii DAFTAR ISI x DAFTAR

Lebih terperinci

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA)

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2016 INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Tujuan pemeliharaan adalah untuk mempertahankan kemampuan sistem dan mengendalikan biaya. Dengan adanya pemeliharaan diharapkan standar mutu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR Yugowati Praharsi 1, Iphov Kumala Sriwana 2, Dewi Maya Sari 3 Abstract: PT. Artha Prima Sukses Makmur memiliki lima mesin

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN JADWAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN GABUNGAN SUB KOMPONEN WATER COOLING PANEL DENGAN KRITERIA MINIMISASI EKSPEKTASI TOTAL BIAYA PERAWATAN DI PT. INTER WORLD STEEL MILLS INDONESIA Fifi Herni Mustofa 1*, Kusmaningrum

Lebih terperinci

PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang)

PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang) PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang) PREVENTIVE MAINTENANCE IMPLEMENTATION OF CANE CUTTER I COMPONENT USING

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Perancangan Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi literatur sejumlah buku yang berkaitan dengan preventive maintenance.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Pemeliharaan Untuk menjamin kontinuitas kegiatan operasional suatu sistem, keandalan setiap komponen peralatan sangat dijaga agar peralatan tersebut tidak mengalami kegagalan

Lebih terperinci

OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA

OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA Fransiskus Tatas Dwi Atmaji Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University franstatas@telkomuniversity.ac.id

Lebih terperinci

ANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA

ANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA ANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA TUGAS AKHIR Oleh Aryo Suyudi 1000876833 Ericknes 1000877911 Yosua Christhoper Alexander Rumawas

Lebih terperinci

KAJIAN AVAILABILITAS PADA SISTEM PARALEL

KAJIAN AVAILABILITAS PADA SISTEM PARALEL KAJIAN AVAILABILITAS PADA SISTEM PARALEL Riana Ayu Andam P. 1, Sudarno 2, Suparti 3 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FSM UNDIP 2,3 Staff Pengajar Jurusan Statistika FSM UNDIP Abstract Availabilitas merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yanag digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi

Lebih terperinci

RELIABILITAS & FUNGSI HAZARD. 05/09/2012 MK. Analisis Reliabilitas Darmanto, S.Si.

RELIABILITAS & FUNGSI HAZARD. 05/09/2012 MK. Analisis Reliabilitas Darmanto, S.Si. RELIABILITAS & FUNGSI HAZARD 1 RELIABILITAS Peluang bahwa suatu produk atau jasa akan beroperasi dengan baik dalam jangka waktu tertentu (durabilitas) pada kondisi pengoperasian sesuai dengan desain (suhu,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah dan Penjelasannya Metodologi Penelitian adalah langkah-langkah yang dibuat untuk memudahkan Pemecahkan suatu masalah dalam sebuah Penelitian.

Lebih terperinci

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR Fathiruddin Ilwan, Fatkhul Hani Rumawan, Lina Dianati Fathimahhayati Program

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. STARMAS INTI ALUMINIUM INDUSTRY (SIAI)

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. STARMAS INTI ALUMINIUM INDUSTRY (SIAI) ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. STARMAS INTI ALUMINIUM INDUSTRY (SIAI) Ranggadika Nurtrianto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak

Lebih terperinci

KAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL

KAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL KAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL SKRIPSI Oleh : RIANA AYU ANDAM PRADEWI J2E 009 012 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014

Lebih terperinci

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 60 A Perhitungan Interval Waktu Kerusakan (TTF) dan Downtime (TTR) Perhitungan Index of Fit Data TTF dan TTR Pemilihan Distribusi Data TTF dan TTR Uji Kesesuaian Distribusi Data Kerusakan Tidak Distribusi

Lebih terperinci

Optimasi Preventive Maintenance pada Mesin Tuber. JurusanStatistika ITS

Optimasi Preventive Maintenance pada Mesin Tuber. JurusanStatistika ITS Optimasi Preventive Maintenance pada Mesin Tuber dan Bottomer dengan Metode Analisis Reliabilitas di PT Industri Kemasan Semen Gresik Oleh : Dosen Pembimbing : Drs. Haryono, MSIE Satria Hikmawan M.H (1309100070)

Lebih terperinci

OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN TUBER DAN BOTTOMER DENGAN METODE ANALISIS RELIABILITAS DI PT X

OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN TUBER DAN BOTTOMER DENGAN METODE ANALISIS RELIABILITAS DI PT X OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN TUBER DAN BOTTOMER DENGAN METODE ANALISIS RELIABILITAS DI PT X Satria Hikmawan Masdarul Huda dan Drs Haryono, MSIE dan M. Sjahid Akbar, M.Si Jurusan a, Fakultas

Lebih terperinci

Identifikasi Pola Kerusakan Komponen Kritis pada Mesin EAF dengan Simulasi Monte Carlo

Identifikasi Pola Kerusakan Komponen Kritis pada Mesin EAF dengan Simulasi Monte Carlo Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.316-321 ISSN 2302-495X Identifikasi Pola Kerusakan Komponen Kritis pada Mesin EAF dengan Simulasi Monte Carlo Ratri Wijayanti Anindita 1, Faula Arina

Lebih terperinci

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS MESIN TRIMMING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS MESIN TRIMMING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN Prosiding SENTIA 206 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN: 2085-2347 ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS MESIN TRIMMING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN Fina Andika Frida Astuti Mahasiswa S2

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA. Wahyudi Susanto

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA. Wahyudi Susanto UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2008/2009 IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA Wahyudi

Lebih terperinci

OPTIMISASI WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA LOKOMOTIF DE CC 201 SERI 99 MENGGUNAKAN METODA AGE REPLACEMENT DI PT. KERETA API INDONESIA *

OPTIMISASI WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA LOKOMOTIF DE CC 201 SERI 99 MENGGUNAKAN METODA AGE REPLACEMENT DI PT. KERETA API INDONESIA * ]Reka Integra ISSN: 2338-5081 [ Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 01] Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [April 2014] OPTIMISASI WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA LOKOMOTIF DE CC 201 SERI 99 MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan

4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT KETERANGAN DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO...

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. MAINTENANCE 2.1.1. Pengertian Maintenance Suatu perawatan mesin dan komponennya sangat diperlukan dalam setiap kegiatan produksi agar mesin dapat digunakan secara optimal sesuai

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. X

PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. X PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. X Rizki Wahyuniardi, Arumsari H., Rizki Triana Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung Jl. Dr. Setiabudi

Lebih terperinci

KAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL. Riana Ayu Andam P. 1, Sudarno 2, Suparti 3

KAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL. Riana Ayu Andam P. 1, Sudarno 2, Suparti 3 ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 243-252 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL

Lebih terperinci

Analisa Preventive Maintenance System Dengan Modularity Design Pada PT. Surya Pamenang

Analisa Preventive Maintenance System Dengan Modularity Design Pada PT. Surya Pamenang JATI UNIK, 07, Vol., No., Hal. 4-9 ISSN : 597-657 (Print) ISSN : 597-7946 (Online) Analisa Preventive Maintenance System Dengan Modularity Design Pada PT. Surya Pamenang Hariyanto *, Sri Rahayuningsih,

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 USULAN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN GEAR HOBBING Y3150E MENGGUNAKAN PROPORTIONAL

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 32 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitiaan fokus pada penentuan interval pemeliharaan mesin Oven Botol di PT.Pharos Indonesia. 3.2 Langkah-langkah Penelitian Langkah Langkah-langkah

Lebih terperinci

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Mulyono: PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA... 9 PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Julius Mulyono ), Dini Endah Setyo Rahaju

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X Trisian Hendra Putra dan Bobby Oedy P. Soepangkat Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit. Pabrik

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit. Pabrik BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Pengumpulan Data Kerusakan Mesin Dalam penelitian ini, penulis meneliti kerusakan pada mesin kempa yang merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian 11 12 Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian Untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM

PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM Khawarita Siregar, Ukurta Tarigan, dan Syahrul Fauzi Siregar Departemen Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT (PT. Malang Indah) Skripsi DiajukanKepadaUniversitasMuhammadiyah Malang UntukMemenuhi Salah

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KENDALAN DAN PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN MESIN POMPA DISTRIBUSI PADA PDAM TIRTA MUARE ULAKAN SAMBAS

ANALISIS TINGKAT KENDALAN DAN PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN MESIN POMPA DISTRIBUSI PADA PDAM TIRTA MUARE ULAKAN SAMBAS ANALISIS TINGKAT KENDALAN DAN PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN MESIN POMPA DISTRIBUSI PADA PDAM TIRTA MUARE ULAKAN SAMBAS Eddy Kurniawan 1* dan Muhammad Taufiqurrahman 2 Prodi Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi

Lebih terperinci

KETERANGAN SELESAI PENELITIAN...

KETERANGAN SELESAI PENELITIAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR KETERANGAN SELESAI PENELITIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO...

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 1, JUNI 001: 18-5 IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA Tanti Octavia Ronald E. Stok Dosen Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

Distribusi Probabilitas Kontinyu Teoritis

Distribusi Probabilitas Kontinyu Teoritis Distribusi Probabilitas Kontinyu Teoritis Suprayogi Dist. Prob. Teoritis Kontinyu () Distribusi seragam kontinyu (continuous uniform distribution) Distribusi segitiga (triangular distribution) Distribusi

Lebih terperinci

JADWAL PERAWATAN OVERHEAD CRANE DENGAN MENGGUNAKAN PROPORTIONAL HAZARDS MODEL DAN TOTAL TIME ON TEST PLOTTING DI PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA *

JADWAL PERAWATAN OVERHEAD CRANE DENGAN MENGGUNAKAN PROPORTIONAL HAZARDS MODEL DAN TOTAL TIME ON TEST PLOTTING DI PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 01 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 JADWAL PERAWATAN OVERHEAD CRANE DENGAN MENGGUNAKAN PROPORTIONAL HAZARDS MODEL

Lebih terperinci

PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN SLOTTING DI CV. CAHAYA ABADI TEKNIK *

PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN SLOTTING DI CV. CAHAYA ABADI TEKNIK * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN SLOTTING DI CV. CAHAYA ABADI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai perawatan mesin juga dilakukan oleh Irawan Harnadi Bangun, Arif Rahman dan Zefry Darmawan pada tahun 2014 berjudul perencanaan pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin pesat memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam bidang

Lebih terperinci

Kata Kunci :Breakdown, Delay, Downtime, Total Productive Maintenance (TPM), Overall Equipment Effectivenss (OEE)

Kata Kunci :Breakdown, Delay, Downtime, Total Productive Maintenance (TPM), Overall Equipment Effectivenss (OEE) USULAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DENGAN PENGUKURAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK PERENCANAAN PERAWATAN PABRIK BAR MILL PADA PT. KRAKATAU WAJATAMA Annisa Mersita Majid,

Lebih terperinci

Nelson Manurung 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan *

Nelson Manurung 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan * OPTIMASI JADWAL PEMELIHARAAN SCREW PRESS PEMERAS DAGING BUAH KELAPA SAWIT DENGAN METODE TIME BASED MAINTENANCE (Studi Kasus di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan) Nelson Manurung 1* 1 Jurusan

Lebih terperinci

OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS

OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 27 OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS (Studi Kasus di PT. Terminal Peti Kemas Surabaya) Agus

Lebih terperinci

Pengukuran dan Peningkatan Kehandalan Sistem

Pengukuran dan Peningkatan Kehandalan Sistem Pengukuran dan Peningkatan Kehandalan Sistem Pengukuran Kehandalan Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menguraikan proses perancangan kehandalan sistem 3 Kehandalan

Lebih terperinci

ISBN:

ISBN: Perenc:anaan Kegiatan Perawatan Pada Unit Produksi Butiran (pad at) Dengan Basic: RCM (Reliability Centered Maintenanc:e) Di PT Petrokimia Kayaku Gresik Hak Cipta pada Penulis, hak penerbitan ada pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembicaraan statistik, jawaban yang diinginkan adalah jawaban untuk ruang lingkup yang lebih luas, yakni populasi. Tetapi objek dari studi ini menggunakan sampel

Lebih terperinci

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) BIAStatistics (2015) Vol. 9, No. 2, hal. 7-12 LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) Yulius Indhra Kurniawan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Waktu pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus, September dan Oktober 2016 yang bertempat di Pabrik Kelapa Sawit 3.2 Rancangan penelitian Adapun

Lebih terperinci

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT. ADINA MULTI WAHANA

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT. ADINA MULTI WAHANA PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT. ADINA MULTI WAHANA TUGAS AKHIR Oleh EDI STEVEN 1000837113 HARRY CHRISTIAN 1000868030 TEDY SUMANTO 1000856831 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS UNIT MESIN STITCHING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS UNIT MESIN STITCHING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS INFO TEKNIK Volume 17 No. 2 Desember 2016 (253-262) ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS UNIT MESIN STITCHING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS Fina Andika Frida

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu meliputi data dan metode analisis data yang digunakan untuk menentukan interval

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu meliputi data dan metode analisis data yang digunakan untuk menentukan interval BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada bab sebelumnya telah dijelasakan mengenai pemecahan masalah penelitian, yaitu meliputi data dan metode analisis data yang digunakan untuk menentukan interval

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Di bawah ini merupakan urutan dari pada tahapan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis : Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 95 96 Uji Kesesuaian

Lebih terperinci

THE MODEL PRODUCTION MACHINE MAINTENANCE CRITICAL COMPONENTS IN PT.X PURWANTO, DR.IR.HOTNIAR SIRINGORINGO MSC. Undergraduate Program, 2008

THE MODEL PRODUCTION MACHINE MAINTENANCE CRITICAL COMPONENTS IN PT.X PURWANTO, DR.IR.HOTNIAR SIRINGORINGO MSC. Undergraduate Program, 2008 THE MODEL PRODUCTION MACHINE MAINTENANCE CRITICAL COMPONENTS IN PT.X PURWANTO, DR.IR.HOTNIAR SIRINGORINGO MSC Undergraduate Program, 2008 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id key words: production,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 62 63 3.2 Observasi Lapangan Observasi

Lebih terperinci

Imam Sodikin Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Yogyakarta amdiki@yahoo.com

Imam Sodikin Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Yogyakarta amdiki@yahoo.com PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN PREVENTIF KOMPONEN ELEKTRIK DAN KOMPONEN MEKANIK YANG OPTIMAL PADA MESIN EXCAVATOR SERI PC 200-6 DENGAN PENDEKATAN MODEL JARDINE Imam Sodikin Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT. USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.KDL Ratna Ekawati, ST., MT. 1, Evi Febianti, ST., M.Eng 2, Nuhman 3 Jurusan Teknik Industri,Fakultas Teknik Untirta Jl.Jend.Sudirman

Lebih terperinci

STRATEGI PERAWATAN PADA MESIN LAS MIG DI INDUSTRI KAROSERI KENDARAAN NIAGA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (Studi Kasus: PT. Adi Putro Wirasejati Malang)

STRATEGI PERAWATAN PADA MESIN LAS MIG DI INDUSTRI KAROSERI KENDARAAN NIAGA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (Studi Kasus: PT. Adi Putro Wirasejati Malang) STRATEGI PERAWATAN PADA MESIN LAS MIG DI INDUSTRI KAROSERI KENDARAAN NIAGA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (Studi Kasus: PT. Adi Putro Wirasejati Malang) MAINTENANCE STRATEGIES ON MIG WELDING MACHINE IN COMMERCIAL

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen 3.1.1 Definisi Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno menagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi

Lebih terperinci

MODUL II DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU

MODUL II DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU A. TUJUAN PRAKTIKUM Melalui praktikum Modul II ini diharapkan praktikan dapat: 1. Mengenal jenis dan karakteristik dari beberapa distribusi peluang. 2. Menguji dan

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERAWATAN UNTUK PERHITUNGAN AVAILABILITAS SISTEM AC TOSHIBA RPU 4003X PADA KERETA API ARGOGEDE DI PT KAI

ANALISIS MANAJEMEN PERAWATAN UNTUK PERHITUNGAN AVAILABILITAS SISTEM AC TOSHIBA RPU 4003X PADA KERETA API ARGOGEDE DI PT KAI ANALISIS MANAJEMEN PERAWATAN UNTUK PERHITUNGAN AVAILABILITAS SISTEM AC TOSHIBA RPU 4003X PADA KERETA API ARGOGEDE DI PT KAI Ade Suryatman Margana Mona Linda Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, Politeknik

Lebih terperinci

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) Yulius Indhra Kurniawan, Anindya Apriliyanti P Indonesia Power UBP Suralaya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL TA. SURAT PENGAKUAN...ii. SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN...iii HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL TA. SURAT PENGAKUAN...ii. SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN...iii HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL TA i SURAT PENGAKUAN...ii SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN...iii HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PERSAMAAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERAWATAN BUS TRANSJAKARTA MENGGUNAKAN PENDEKATAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DI PERUM DAMRI SBU BUSWAY KORIDOR I & VIII

RANCANGAN PERAWATAN BUS TRANSJAKARTA MENGGUNAKAN PENDEKATAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DI PERUM DAMRI SBU BUSWAY KORIDOR I & VIII RANCANGAN PERAWATAN BUS TRANSJAKARTA MENGGUNAKAN PENDEKATAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DI PERUM DAMRI SBU BUSWAY KORIDOR I & VIII Muhammad Aditya Putra dan Iveline Anne Marie Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

Fida Faishal*, Budhi Handoko, Yeny Krista Franty. Departemen Statistika, FMIPA Universitas Padjdjaran *

Fida Faishal*, Budhi Handoko, Yeny Krista Franty. Departemen Statistika, FMIPA Universitas Padjdjaran * Penjadwalan Preventive Maintenance Multi-Subsistem Mesin Cyril Bath menggunakan Mixed Integer Non Linear Programming (Studi Kasus di PT.Dirgantara Indonesia) Fida Faishal*, Budhi Handoko, Yeny Krista Franty

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER 2003:

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER 2003: JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER 2003: 120-128 PERUMUSAN STRATEGI PENGGUNAAN MODUL PCM 4 EXCHANGE UNIT BERDASARKAN MEREK DAGANG DENGAN PENDEKATAN RELIABILITY (Studi Kasus : PT. TELKOM Tbk.

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PROBABILITAS DAN TERMINOLOGI KEANDALAN

DISTRIBUSI PROBABILITAS DAN TERMINOLOGI KEANDALAN #7 DISTRIBUSI PROBABILITAS DAN TERMINOLOGI KEANDALAN 7.1. Pendahuluan Pada pembahasan terdahulu, keandalan hanya dievaluasi sebagai suatu sistem rekayasa (engineering) dengan tidak menggunakan distribusi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH START Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Perumusan Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data A Taguchi Identifikasi faktorfaktor yang berpengaruh Penentuan

Lebih terperinci

Evaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif

Evaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif Petunjuk Sitasi: Rahman, A. (2017). Evaluasi Deviasi Dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif Dan Preventif. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C181-186). Malang: Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE DI PT. WAHANA LENTERA RAYA

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE DI PT. WAHANA LENTERA RAYA 8 Tanurahardja: PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE DI PT. WAHANA LENTERA RAYA PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE DI PT. WAHANA LENTERA RAYA Octa Wendy Tanurahardja ), Dian Retno Sari Dewi ), Anastasia

Lebih terperinci