4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Transkripsi

1 38 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran umum lokasi penelitian merupakan informasi awal kondisi wilayah, demografi, sosial, biofisik, sumberdaya, dan kelembagaan lokasi penelitian. Gambaran ini masih bersifat makro, sehingga memerlukan updating sesuai dengan kebutuhan. Gambaran umum wilayah yang diuraikan di bawah ini antara lain: letak geografis, administrasi, kependudukan, dan kondisi fisik lahan. 4.1 Letak Geografis dan Administrasi Kecamatan Rawa Pitu, Kabupaten Tulang Bawang termasuk kedalam wilayah Provinsi Lampung. Sebelumnya, Kabupaten Tulang Bawang merupakan bagian dari Kabupaten Lampung Utara, yang dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 28 Tahun 1958 jo. Undang-undang Darurat Nomor 4 Tahun Perkembangan selanjutnya, berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132 Tahun 1978 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 114, wilayah Tulang Bawang ditetapkan sebagai wilayah kerja Pembantu Bupati Lampung Utara wilayah Menggala. Selanjutnya, untuk meningkatkan efektifitas dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan pemerintahan berdasarkan Undang- Undang No. 2 Tahun 1997, dibentuklah Kabupaten Tulang Bawang dengan ibukota pemerintahan di Menggala. Pada tahun 2005, secara administratif Kabupaten Tulang Bawang diputuskan terdiri atas 24 kecamatan, 240 desa/kelurahan, terhitung sejak keluarnya Perda No. 07 Tahun 2005 (BPS, 2006). Secara geografis, Kecamatan Rawa Pitu berada pada posisi lintang dan bujur masing-masing antara 04 o o 22 Lintang Selatan dan 105 o o 45 Bujur Timur. Luas wilayah kecamatan Rawa Pitu ini adalah kurang lebih seluas hektar. Lokasi ini, di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Rawajitu Utara dan Penawar Tama, di sebelah selatan dengan Kecamatan Gedung Meneng, di sebelah timur dengan Kecamatan Rawajitu Selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Penawar Tama dan Gedung Aji. Ibukota Kecamatan Rawa Pitu adalah desa Batanghari. Jarak tempuh dari Batanghari ke ibukota kabupaten (Menggala) adalah 85 km, sedangkan jarak tempuh dari Batanghari ke ibukota kecamatan terdekat, yaitu Gedung Rejo Sakti,

2 39 adalah 7 km. Sementara itu jika dilihat dari latar belakang penduduknya, sebagian besar penduduk wilayah ini adalah warga pendatang atau transmigran, baik yang berasal dari Jawa maupun dari Sumatera sendiri. Rincian jarak dari masingmasing pusat desa ke ibukota kecamatan dan kabupaten selengkapnya disajikan pada Gambar 5. Jarak dari Pusat Desa ke Ibukota Kecamatan dan Kabupaten Jarak (km) Rawa Ragil Gedung Jaya Duta Yoso Mulyo Andalas Cermin Panggung Mulyo Batang Hari Sumber Agung Bumi Sari Jarak ke Ibukota Kab (km) Jarak ke Ibukota Kec (km) Mulyo Dadi Gambar 5. Diagram jarak masing-masing pusat desa di Kecamatan Rawa Pitu ke ibukota kecamatan dan ibukota kabupaten Desa yang menjadi lokasi penelitian meliputi 9 (sembilan) desa, yaitu : Desa Batanghari, Sumber Agung, Panggung Mulyo, Andalas Cermin, Duta Yoso, Gedung Jaya, Rawa Ragil, Mulyo Dadi, dan Bumi Sari. Data luasan dan presentase wilayah kecamatan disajikan pada Tabel 4 dan peta administrasinya disajikan pada Gambar Kependudukan Jumlah penduduk Kecamatan Rawa Pitu pada tahun 2008 sebanyak jiwa, sedangkan pada tahun 2009 menjadi jiwa. Terjadi penambahan penduduk kurang lebih sekitar jiwa (Tabel 5). Penambahan penduduk terbanyak terdapat di desa Gedung Jaya sebanyak jiwa, kemudian diikuti desa Andalas Cermin sebanyak jiwa. Jumlah penduduk yang berkurang terdapat di desa Sumber Agung, Batanghari, dan Duta Yoso Mulyo, namun jumlahnya tidak signifikan, yaitu antara jiwa.

3 40 Tabel 4. Luas Kecamatan Rawa Pitu Menurut Desa Tahun 2008 No. Nama Desa Luas (ha) Persentase (%) 1. Rawa Ragil 2.771,66 13,22 2. Gedung Jaya 2.756,53 13,15 3. Duta Yoso Mulyo 1.739,22 8,30 4. Andalas Cermin 2.085,47 11,10 5. Panggung Mulyo 1.365,73 6,52 6. Batanghari 2.130,73 10,16 7. Sumber Agung 4.084,59 19,49 8. Bumi Sari 2.041,19 9,74 9. Mulyo Dadi 1.506,39 7,19 Luas Kecamatan ,96 100,00 Sumber : Pengitungan Spasial, 2011 Gambar 6. Peta Administrasi Kecamatan Rawa Pitu Menurut Tabel 5, populasi penduduk terbanyak berturut-turut tahun 2008 dan 2009 terdapat di desa Andalas Cermin, yaitu sebanyak jiwa menjadi jiwa atau sekitar 20 % dari total jumlah penduduk Kecamatan Rawa Pitu. Jumlah penduduk yang paling sedikit pada tahun 2008 adalah Desa Bumi Sari, yaitu sebanyak jiwa, sedangkan pada tahun 2009 adalah Desa Mulyo Dadi, yaitu sebanyak jiwa.

4 41 Tabel 5. Jumlah Penduduk Per Desa Tahun 2008 dan Tahun 2009 No. Desa Penduduk (jiwa) Penambahan/Pengurangan 1 Sumber Agung Batanghari Panggung Mulyo Andalas Cermin Duta Yoso Mulyo Gedung Jaya Rawa Ragil Bumi Sari Mulyo Dadi Jumlah Keterangan : (-) berkurang Sumber : Profil Kecamatan Rawa Pitu, 2009 Jumlah penduduk berdasarkan usia di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 6. Jumlah penduduk pada tahun 2009 didominasi oleh tingkatan usia tahun yang merupakan usia produktif dengan jumlah jiwa atau 67,53 % dari total penduduk. Penduduk usia tersebut tersebar di desa Andalas Cermin sebesar 13,68 %, desa Gedung Jaya 12,22 %, desa Rawa Ragil 9,18 %, dan desa Sumber Agung 7,22 %, desa Duta Yoso Mulya 6,04%, desa Batanghari 5,98%, desa Panggung Mulyo 4,64%, desa Bumi Sari 4,32%, desa Mulyo Dadi 4,25%. Kondisi ini menunjukkan bahwa secara demografis, lokasi penelitian memiliki potensi sumberdaya manusia yang mampu mendukung pengembangan kawasan ini. 4.3 Kondisi Geobiofisik Lokasi Penelitian Topografi (Kemiringan Lereng dan Ketinggian Tempat) Lokasi penelitian terdapat 2 (dua) kelas kemiringan lereng, yaitu 0-3 %, dan 3-8 %. Kemiringan lereng ini didominasi oleh kelas lereng 0-3 %, yaitu seluas ,05 hektar atau setara dengan 99,80 % dari luas lokasi penelitian. Selain itu juga terdapat areal yang memiliki kemiringan lereng 3-8 %, yaitu seluas 41,21 hektar (0,20 %). Hal ini menunjukkan bahwa areal penelitian memiliki topografi yang datar.

5 Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin No Desa > 60 Jumlah Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr 1 Sumber Agung Batanghari Panggung Mulyo Andalas Cermin Duto Yoso Mulyo Gedung Jaya Rawa Ragil Mulyo Dadi Bumi Sari Jumlah Sumber : BPS, 2009a. 42

6 43 Data luasan wilayah berdasarkan tingkat kelerengan dan ketinggian tempat disajikan pada Tabel 7 dan Tabel 8. Peta kelerengan dan peta ketinggian tempat disajikan pada Gambar 7 dan Gambar 8. Tabel 7. Sebaran Lahan Berdasarkan Tingkat Kemiringan Lereng No Kemiringan Lereng (%) Lokasi Penelitian ha % ,05 99, ,21 0,20 Jumlah ,26 100,00 Tabel 8. Sebaran Lahan Berdasarkan Ketinggian No Ketinggian (m dpl) Lokasi Penelitian ha % ,59 94, ,53 5, ,50 0,19 Jumlah ,62 100,00 Gambar 7. Peta Kemiringan Lereng di Lokasi Penelitian

7 44 Gambar 8. Peta Ketinggian Tempat di Lokasi Penelitian Geologi Informasi geologi lokasi penelitian diperoleh dari Peta Geologi Lembar Tulungselapan dan Menggala, Sumatera (NLP dan 1112), skala 1: , yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Areal penelitian tersusun dari formasi geologi aluvium (Qa), pasir kuarsa (Qak), endapan rawa (Qs), formasi kasai (Qtk), dan formasi muaraenim (Tmpm). Formasi geologi di lokasi penelitian adalah formasi muaraenim, endapan rawa, dan pasir kuarsa. Formasi pasir kuarsa tersebar setempat-setempat di sebelah barat lokasi penelitian dengan luas sebesar 1.010,76 hektar atau 4,88 % luas lokasi penelitian. Formasi geologi lainnya adalah endapan rawa, yaitu mencakup ,85 hektar (93,67 %). Luasan ini menjadikan formasi ini mendominasi geologi di lokasi penelitian. Formasi muaraenim merupakan formasi yang paling kecil luasannya di lokasi penelitian, cakupannya hanya sebesar 1,45 % dari luas lokasi penelitian atau sebesar 301,36 hektar. Deskripsi secara singkat terkait formasi geologi yang tersebar di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 9 dan Gambar 9, serta diuraikan sebagai berikut:

8 45 Formasi Muaraenim (Tmpm). Formasi geologi ini tersusun dari batulempung, batulempung pasiran dan batu lanau tufaan dengan sisipan batulempung hitam dan batupasir-batu-lanau tufan. Endapan Rawa (Qs) merupakan formasi geologi yang tersusun dari lumpur, lanau, dan pasir. Pasir Kuarsa (Qak). Formasi ini tersusun dari pasir kuarsa berbutir halus sampai sedang, terpilah baik, dan berwarna putih. Tabel 9. Formasi Geologi di Lokasi Penelitian No Formasi Geologi Lokasi Penelitian ha % 1. Endapan Rawa (Qs) ,85 93,67 2. Formasi Muaraenim (Tmpm) 301,36 1,45 3. Pasir Kuarsa (Qak) 1.010,76 4,88 Jumlah ,97 100,00 Gambar 9. Sebaran Formasi Geologi di Lokasi Penelitian

9 Sistem Lahan Sistem lahan yang terdapat di lokasi penelitian meliputi 3 (tiga) sistem lahan, yaitu Kajapah, Klaru, dan Muara Beliti. Sistem lahan yang paling luas adalah Klaru (KLR) yaitu seluas ,03 hektar atau 55,25 % dari luas lokasi penelitian, dan tersebar di bagian barat lokasi penelitian. Deskripsi sistem lahan di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 10 dan Gambar 10. Uraian sistem lahannya disajikan pada paragraf berikut. Sistem lahan Kajapah adalah dataran lumpur pasang surut bawah bakau. Areal sistem lahan ini meliputi 22,04 % dari seluruh luas lokasi penelitian atau seluas 9.074,45 hektar. Distribusi sistem lahan ini tersebar di bagian Timur lokasi penelitian. Sistem lahan Klaru (KLR) memiliki karakteristik berupa dataran banjir bergambut yang tergenang tetap sepanjang tahun. Distribusi sistem lahan ini tersebar di bagian tengah, Utara dan Selatan lokasi penelitian. Sistem lahan Muara Beliti merupakan dataran-dataran sedimen berbatu tufa yang berombak sampai bergelombang. Distribusi sistem lahan tersebar dari bagian tengah ke arah Barat lokasi penelitian. Tabel 10. Sistem Lahan di Lokasi Penelitian No Sistem Lahan Lokasi Penelitian ha % 1. Kajapah (KJP) 8.999,79 43,43 2. Klaru (KLR) ,03 55,25 3. Muara Beliti (MBI) 273,15 1,32 Jumlah ,97 100, Satuan Unit Lahan Lokasi penelitian dilihat berdasarkan satuan unit lahan yang membentuknya didominasi oleh satuan unit lahan Alluvial. Satuan lahan ini memiliki fisiografi berupa dataran, rawa, tanggul dan jalur meander sungai dan pelembahan. Satuan unit lahan ini memiliki areal yang luas, komposisinya terdiri dari endapan halus dan memiliki kemiringan lereng 0-3 %. Satuan unit lahan ini mencakup ,79 hektar atau 73,32 % dari luas lokasi penelitian. Luas satuan unit lahan ini mencakup sebagian besar dari luas lahan lokasi perencanaan pengembangan kawasan transmigrasi. Deskripsi satuan unit lahan di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 11 dan Gambar 11, sedangkan masing-masing satuan unit lahan diuraikan pada paragraf berikut.

10 47 Gambar 10. Sistem Lahan di Lokasi Penelitian Tabel 11. Satuan Unit Lahan di Lokasi Penelitian No Satuan Unit Lahan Lokasi Penelitian ha % 1 Af ,39 8,18 2 Af ,73 12,12 3 Af ,12 39,91 4 Af ,55 13,11 5 Af Bf ,40 9,12 7 Bf ,71 7,05 8 Bfq ,58 8,63 9 Idf ,48 1,88 Jumlah ,96 100,00 Fisiografi pada satuan lahan aluvial adalah dataran, rawa, tanggul dan jalur meander sungai dan pelembahan. Satuan unit lahan ini memiliki areal yang luas dan komposisinya terdiri dari endapan halus dan memiliki kemiringan lereng 0-3 %. Luas areal satuan unit lahan ini meliputi 54,79 % dari lokasi penelitian atau seluas ,54 hektar. Satuan unit lahan ini tersebar di seluruh lokasi penelitian. Satuan lahan dataran tuf masam merupakan satuan lahan yang di

11 48 dominasi oleh batuan sedimen halus sampai kasar dengan kemasaman yang tinggi. Satuan ini memiliki bentuk lahan berombak sampai bergelombang, dengan keadaan lereng cukup tertoreh sampai tertoreh kuat. Satuan lahan ini memiliki kemiringan lereng 3-15 %. Kelompok satuan lahan marin (B) merupakan satuan unit lahan yang didominasi oleh endapan pasir dari pengaruh pasang surut air laut. Satuan unit lahan ini terdapat di sepanjang sungai. Satuan unit lahan ini memiliki kandungan bahan sedimen halus, lereng <8% dan topografi datar sampai berombak. Gambar 11. Unit Lahan di Lokasi Penelitian` Tanah Peta tanah pada Gambar 12 merupakan hasil kompilasi dari beberapa peta, yaitu Peta Tanah dan Satuan Lahan skala 1: dan Peta Tanah dan Satuan Lahan Survei dan Pemetaan Tanah Daerah Tulang Bawang Pidada, Provinsi Lampung skala 1: (Departemen Pekerjaan Umum dan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, 1984). Di lokasi penelitian, jenis tanahnya sangat beragam, mulai dari tanah-tanah dengan tingkat perkembangan yang masih awal sampai tanah-tanah dengan

12 49 perkembangan lanjut. Jenis tanah di lokasi penelitian yang paling luas cakupannya adalah Assosiasi Hydraquents, Tropaquents, Tropohemist, dan Sulfaquents, yaitu seluas ,46 hektar. Sementara itu, luasan yang paling kecil adalah Assosiasi Kanhapludults, Dystropepts, Tropaquepts (USDA, 1998), yaitu seluas 315,93 hektar. Assosiasi Kanhapludults ini tersebar di sepanjang aliran sungai Tulang Bawang Pidada. Jenis tanah berikut luasannya disajikan pada Tabel 12 dan Gambar 12. Tabel 12. Sebaran Jenis Tanah di Lokasi Penelitian No Nama Tanah (Assosiasi) Luas (ha) 1. Assosiasi Humaquepts, Sulfihemists 1.207,43 2. Assosiasi Hydraquents, Fluvaquents, Tropohemists, Sulfaquents 2.718,35 3. Assosiasi Hydraquents, Sulfihemists, Sulfaquents, Tropaquents 2.362,50 4. Assosiasi Hydraquents, Sulfihemists, Tropaquents 1.423,88 5. Assosiasi Hydraquents, Tropaquents, Tropohemists, Sulfaquents ,46 6. Assosiasi Kanhapludults, Dystropepts, Tropaquepts 315,93 7. Assosiasi Tropaquepts, Hydraquents, Tropohemists, Sulfaquents 2.517,42 Jumlah ,96 Gambar 12. Peta Tanah Lokasi Penelitian

13 Iklim Data iklim sangat penting dalam perencanaan pertanian, antara lain dalam penetapan jadwal penanaman dan penyusunan pola pertanaman. Gambaran tentang keadaan iklim suatu daerah dapat ditaksir dari unsur-unsur iklim seperti curah hujan, temperatur, kelembaban, radiasi matahari, dan kecepatan angin. Informasi data iklim yang akan dideskripsi mengacu pada beberapa stasiun pengamatan iklim di Kabupaten Tulang Bawang, sebagaimana disajikan dalam Laporan Survei dan Pemetaan Tanah Daerah Tulang Bawang-Pidada (1984). Data unsur-unsur iklim di sekitar daerah penelitian dikumpulkan dari 2 (dua) stasiun klimatologi (Menggala dan Belitang) dan 1 (satu) penakar hujan (Wiralaga). Data iklim secara lengkap disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Curah Hujan Rata-rata dan Iklim Kabupaten Tulang Bawang Curah Hujan Bulanan (mm) Stasiun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Rata- Rata Tahun an Wiralaga Menggala Suhu Udara Bulanan ( o C) Stasiun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Belitang 25,7 25,9 26,3 26,9 27,2 26,8 26,5 27,6 27,0 27,3 27,1 26,6 26,7 Menggala 27,3 27,3 27,3 27,8 28,1 26,9 26,3 27,1 27,2 27,4 27,4 27,4 27,3 Sumber : Laporan Survei dan Pemetaan Tanah Daerah Tulang Bawang-Pidada (1984) Rata- Rata Tahun an Kabupaten Tulang Bawang merupakan wilayah beriklim tropis dengan musim hujan dan musim kemarau yang bergantian sepanjang tahun. Jumlah curah hujan rata-rata adalah sebesar mm/tahun. Musim kemarau di daerah ini terjadi pada bulan Mei sampai Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan Nopember sampai April. Suhu udara rata-rata bulanan di Menggala dan Belitang dapat dikatakan merata sepanjang tahun dengan hanya sedikit perbedaan musiman, yang nilainya bervariasi dari 25,7 o C sampai 28,1 o C. Suhu udara rata-rata bulanan minimum yang tercatat adalah 25,7 o C pada bulan Januari, sedangkan suhu udara bulanan maksimum adalah 28,1 o C pada bulan Mei.

14 51 Berdasarkan sistem klasifikasi iklim Oldeman, lokasi penelitian ini termasuk tipe iklim C2 yaitu tipe iklim dengan bulan basah 5-6 bulan berturutturut, dan bulan keringnya 2-3 bulan berturut-turut. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidth-Ferguson, wilayah ini termasuk tipe iklim C, karena perbandingan antara bulan kering (<60 mm) dengan bulan basah (>100 mm) terdapat pada selang 33,3-60 %.

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas KAJIAN UMUM WILAYAH Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi dirancang dengan kegiatan utamanya pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

KONDISI W I L A Y A H

KONDISI W I L A Y A H KONDISI W I L A Y A H A. Letak Geografis Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, berada di pedalaman Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 4 o

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 40 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Lokasi penelitian berada di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok seluas 462 ha. Secara geografis daerah penelitian terletak

Lebih terperinci

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITMN 4.1 Geografi Propinsi Lampung meliputi areal seluas 35.288,35 krn2 termasuk pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatera. Propinsi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis dan Fisiografis. perbukitan karst berarti bentuk wilayahnya perbukitan dan batuannya karst.

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis dan Fisiografis. perbukitan karst berarti bentuk wilayahnya perbukitan dan batuannya karst. III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis dan Fisiografis Geografis dan bentuk wilayah mempengaruhi sistem pengelolaan dan pertumbuhan tanaman secara tidak langsung. Dari fisiografi memberikan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. kecamatan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dengan letak geografis

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. kecamatan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dengan letak geografis 59 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Rawa Pitu yang menjadi lokasi penelitian merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dengan letak geografis 04

Lebih terperinci

Karakteristik Wilayah Studi. A. Letak Geografis. Wonosari. Luas wilayah Kecamatan Playen 1.485,36 km 2.Kecamatan Playen

Karakteristik Wilayah Studi. A. Letak Geografis. Wonosari. Luas wilayah Kecamatan Playen 1.485,36 km 2.Kecamatan Playen III. Karakteristik Wilayah Studi A. Letak Geografis Kecamatan Playen adalah Salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Gunungkidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL 18 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur Geografis Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Gambaran Umum Kota Surakarta 3.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah Kota Surakarta secara geografis terletak antara 110 o 45 15 dan 110 o 45 35 Bujur Timur dan antara

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C Kriteria yang digunakan dalam penentuan bulan kering, bulan lembab dan bulan basah adalah sebagai berikut: Bulan kering (BK): Bulan dengan C

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro BAB III DATA LOKASI 3.1 Data Makro 3.1.1 Data Kawasan wilayah Kabupaten Sleman yaitu : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang (Provinsi Jawa Tengah) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Kesampaian Daerah Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kampung Seibanbam II, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH

BAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH 16 BAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis dan Administrasi Lokasi penelitian secara geografis terletak pada koordinat 0,88340 o LU- 122,8850 o BT, berada pada ketinggian 0-500 m dpl (Gambar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara 4.1.1 Kondisi Geografis Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, terletak di bagian selatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM 6 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Penelitian Secara administrasi, lokasi penelitian berada di Kecamata Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat 4 TINJAUAN PUSTAKA Pendekatan Agroekologi Agroekologi adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat diharapkan tidak

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Metodologi merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0 52 32-01 54 50 LS dan 101 48 57-101 49 17 BT. Beriklim tropis dengan ketinggian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK DAERAH PENELITIAN KARAKTERISTIK DAERAH PENELITIAN 4.1 Topografi dan Tata Sungai DAS Citarum Hulu merupakan suatu cekungan yang dikelilingi oleh pegunungan Tangkuban Perahu di daerah utara dengan puncaknya antara lain Gunung

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada awalnya Kabupaten Tulang Bawang mempunyai luas daratan kurang lebih mendekati 22% dari luas Propinsi Lampung, dengan pusat pemerintahannya di Kota Menggala yang telah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 19 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografi dan Wilayah Administrasi Kabupaten Lampung Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang memiliki luas wilayah sekitar 5.325,03 km 2 atau

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 63 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Biofisik 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Letak Kota Ambon sebagian besar berada dalam wilayah Pulau Ambon yang secara geografis berada pada posisi astronomis

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM WILAYAH 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH 3.1. Batas Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Sumba Tengah merupakan pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibentuk berdasarkan UU no.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI Bab II Kondisi Wilayah Studi 5 BAB II KONDISI WILAYAH STUDI 2.. Tinjauan Umum DAS Bendung Boro sebagian besar berada di kawasan kabupaten Purworejo, untuk data data yang diperlukan Peta Topografi, Survey

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM 9 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Kegiatan penelitian dilakukan di salah satu tambang batubara Samarinda Kalimantan Timur, yang luas Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebesar 24.224.776,7

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Profil Perusahaan PT. Cipta Kridatama didirikan 8 April 1997 sebagai pengembangan dari jasa penyewaan dan penggunaan alat berat PT. Trakindo Utama. Industri tambang Indonesia yang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak dan Luas Daerah penelitian mencakup wilayah Sub DAS Kapuas Tengah yang terletak antara 1º10 LU 0 o 35 LS dan 109 o 45 111 o 11 BT, dengan luas daerah sekitar 1 640

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan umum Kabupaten Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang adalah salah satu dari 10 Kabupaten di wilayah Propinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang terbentuk pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Keadaan Geografi Daerah Penelitian 2.1.1 Lokasi Penambangan Daerah penyelidikan berdasarkan Keputusan Bupati Tebo Nomor : 210/ESDM/2010, tentang pemberian Izin Usaha Pertambangan

Lebih terperinci

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian Bab 3 Deskripsi Daerah Penelitian 25 III.1. Pengantar Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dengan mengambil studi kasus praktik pendidikan dan pembelajaran

Lebih terperinci

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PDAM kota Subang terletak di jalan Dharmodiharjo No. 2. Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. PDAM kota Subang terletak di jalan Dharmodiharjo No. 2. Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Lokasi Studi PDAM kota Subang terletak di jalan Dharmodiharjo No. 2. Kecamatan Subang, Kabupaten Subang. Untuk mencapai PDAM Subang dapat ditempuh melalui darat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten seperti Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 3.1. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta Sleman Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan dengan jumlah penduduk 3.264.942 jiwa,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Leuwigajah TPA Leuwigajah mulai dibangun pada tahun 1986 oleh Pemerintah Kabupaten Bandung karena dinilai cukup cocok untuk dijadikan TPA karena

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan untuk mengidentifikasi sektor dan subsektor unggulan di

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan untuk mengidentifikasi sektor dan subsektor unggulan di III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk mengidentifikasi sektor dan subsektor unggulan di Kabupaten Tulang Bawang adalah data sekunder berupa Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 16 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Luas dan Letak Desa Kinam dan Desa Kiriwas-was merupakan dua desa yang terletak di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak dengan total luas Distrik Kokas 1.786 km

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH Oleh : Sri Harjanti W, 0606071834 PENDAHULUAN Daerah aliran sungai (DAS) merupakan suatu kesatuan wilayah tata air dan ekosistem yang di dalamnya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13). 28 IV. KONDISI UMUM 4.1 Wilayah Kota Kota merupakan salah satu wilayah yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Kota memiliki luas wilayah sebesar 11.850 Ha yang terdiri dari 6 kecamatan dan 68 kelurahan.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro dengan luas wilayah 50.145,4 ha, secara administratif seluruh wilayahnya berada di Daerah Tingkat II Kabupaten

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) LAMPIRAN Lampiran 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Persyaratan Penggunaan/Karakteristik Lahan Temperatur (tc) Temperatur ratarata ( 0 C) 1618 14 16 Ketersediaan Air (wa)

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 12 III. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1 Lokasi Lokasi penelitian terletak di lahan sawah blok Kelompok Tani Babakti di Desa Mekarjaya Kecamatan Ciomas, KabupatenBogor. Secara administrasi Desa Mekarjaya

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas Wilayah dan Pemanfaatan Lahan Kabupaten Temanggung secara geografis terletak antara garis 110 0 23-110 0 00 30 Bujur Timur dan antara garis 07 0 10-07

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Geografi dan Lingkungan Jakarta Timur terletak pada wilayah bagian Timur ibukota Republik Indonesia, dengan letak geografis berada pada 106 0 49 ' 35 '' Bujur Timur

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi 70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 35 IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (2011) bahwa Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Penelitian Secara geografis, kabupaten Ngada terletak di antara 120 48 36 BT - 121 11 7 BT dan 8 20 32 LS - 8 57 25 LS. Dengan batas wilayah Utara adalah Laut Flores,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN KEADAAN UMUM PERKEBUNAN Sejarah Kebun Pada awalnya PT Rumpun Sari Antan I adalah milik perusahaan asing asal Inggris yaitu NV Handel Mij Ja Wattie & Co. Ltd. yang berkantor di Tanah Abang, Jakarta. Tanaman

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG BAB 3 GEOLOGI SEMARANG 3.1 Geomorfologi Daerah Semarang bagian utara, dekat pantai, didominasi oleh dataran aluvial pantai yang tersebar dengan arah barat timur dengan ketinggian antara 1 hingga 5 meter.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH 40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai

Lebih terperinci