Pokok Permasalahan Perancangan Tapak dan Bangunan Hotel Kapsul yang hemat energi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pokok Permasalahan Perancangan Tapak dan Bangunan Hotel Kapsul yang hemat energi"

Transkripsi

1 Renewable energy, ecological value, passive strategies, whole life cost, transport, health & wellness, sustainable materials. Efisiensi Energi & Penghematan Energi Latar Belakang Proyek - Kebutuhan fasilitas publik dimana masyarakat menengah ke bawah dapat melakukan kegiatan perniagaannya secara lebih efisien. -Berlokasi di Tanah Abang karena merupakan salah satu pusat perniagaan dan merupakan lokasi yang strategis karena dekat dengan stasiun kereta api. -Suhu Tanah Abang yang mencapai 33 o C yaitu melebihi suhu standar kenyamanan thermal Arsitektur Berkelanjutan Arsitektur Hemat Energi Hotel dengan fasilitas sejenis Hotel Kapsul di Tanah Abang Nakagin Hotel, Matchbox Hotel, The Jane Hotel dll. Sejarah, data fisik, peraturan tapak. Pokok Permasalahan Perancangan Tapak dan Bangunan Hotel Kapsul yang hemat energi Analisis Menganalisa permasalahan dan mencari solusi yang akan diterapkan pada proses perancangan Konsep Perancangan Kesimpulan yang dihasilkan dari analisa terhadap data yang ada Skematik Disain Perancangan 1.1 Skema Pemikiran 1

2 (1) Cantilever (Overhang) (2) Louver Overhang (Horizontal) (3) Panels (Awning) (4) Horizontal Louver Screen (1) dan (2) Efektif pada bidang bangunan yang menghadap Utara-Selatan (3) dan (4) Efektif pada bidang bangunan yang menghadap Timur-Barat (5) Egg Crate (6) Vertical Louver (5) dan (6) Efektif pada bidang bangunan yang menghadap Timur dan Barat. Berfungsi sebagai Wind-Break penting untuk daerah yang mempeunyai banyak angin. Gambar 2.1 Elemen arsitektur sebagai pelindung radiasi matahari 2

3 Tabel 2.1 Shading Coefficient untuk elemen arsitektur Gambar 2.2 Flat-Plate Gambar 2.3 Evacuated-Tube Tabel 2.2 Suhu Standar Kenyamanan Thermal 3

4 Gambar 2.4 Diagram Kenyamanan sebagai Fungsi dari Temperatur, Kelembaban dan Kecepatan Angin Gambar 2.5 Greenhouse Effect 4

5 II.3 Studi II.3.1 Studi Literatur Fasilitas Sejenis Foto Nakagin Capsule Hotel Matchbox Hostel The Jane Hotel Fasilitas Penginapan dengan fasilitas tempat tidur, km/wc, dapur dan fasilitas penunjang lain. Penginapan dengan fasilitas tempat tidur dengan km/wc terpisah (umum). Di dukung dengan area komunal seperti dapur, ruang duduk, loteng. Penginapan dengan fasilitas tempat tidur, dengan km/wc terpisah. Di dukung dengan fasilitas gereja, concert hall, dan arena bowling. Massa bangunan Persegi Panjang Persegi Panjang Persegi Panjang Struktur Kapsul beton dengan frame bangunan besi dan baja Konstruksi beton Konstruksi Beton pasang bata Sirkulasi Double Loaded Double Loaded Double Loaded Jumlah lapis Kapasitas Jumlah unit pada

6 bangunan Kelebihan Kekurangan Dapat dipisahkan kapsul satu dengan kapsul lain. Bangunan ini tahan gempa dan dapat di daur ulang. Karena interior dan fasilitas yang sudah build-in maka tidak dapat di manfaatkan kembali. Area komunal yang luas didukung dengan interior yang modern dan harga yang relatif murah. -Tempat tidur terlalu kecil -Karena bercampur, privasi pada kamar kurang. -Area komunal luas didukung dengan fasilitas yang memadai -Lokasi strategis, dekat main attraction Tipe kamar belum semuanya sesuai dengan tingkat kenyamanan. Tabel 2.3 Perbandingan Studi Literatur Fasilitas Sejenis Gambar 2.6 Denah Nakagin Capsule Hotel 6

7 Gambar 2.7 Interior Unit Kapsul Nakagin Capsule Hotel Gambar 2.8 3D Sirkulasi Nakagin Capsule Hotel Gambar 2.9 3D Unit Kapsul Nakagin Capsule Hotel 7

8 Gambar 2.11 Ruang Tidur Matchbox Hostel Gambar 2.10 Matchbox Lobby Gambar 2.12 Toilets Matchbox Hostel Gambar 2.13 Interior Unit The Jane Hotel 8

9 Gambar 2.14 Bathroom The Jane Hotel Gambar 2.15 Lobby The Jane Hotel Gambar 2.16 The Jane Hotel Facilities 9

10 Gambar 2.17 Francis Scoot Key Hotel di Frederick Maryland Gambar 2.18 Lahan Tapak 10

11 Lokasi U Gambar 2.19 Letak Tapak 11

12 U Gambar 2.20 Letak Tapak dan sekitarnya 12

13 Gambar 2.21 Suhu di Tanah Abang 13

14 Pelaku Keterangan Kegiatan Lama Kegiatan Menginap Tidur, istirahat, makan & minum, Min. 1 malam Pengunjung / tamu Tidak Menginap bekerja dan membersihkan diri. Makan & minum, rapat, bersantai, pertemuan. Rata-rata 1-5 jam Staff Hotel Front Office Melayani penyewaan kamar, melayani penitipan barang dan memberikan informasi. Jam kerja 24 jam (ada pergantian shift) Administrasi Menerima dan membuat laporan. Jam kerja normal Marketing / Menerima tamu, memberikan Jam kerja normal Public Relation informasi.serta penawaran House Keeping Membersihkan dan merapikan kamar dan area hotel juga melayani tamu. Jam kerja 24 jam (ada pergantian shift) Food and Beverage Memasak, membuat minuman, snack berupa kue dan pastry, melayani tamu, menata dan membersihkan area Jam kerja 24 jam (ada pergantian shift) food and beverage, membersihkan dan menata serta menyusun peralatan. Personal Mengatur staff-staff hotel Jam kerja khusus Engineering Mengontrol dan memperbaiki system Jam kerja normal utilitas, membuat laporan Security Menjaga dan mengawasi keamanan hotel, istirahat dan membuat laporan Jam kerja 24 jam (ada pergantian 14

15 shift) Recreation Melayani tamu pengguna fasilitas Jam kerja khusus olahraga atau rekreasi Purchasing Mengontrol pekerja, mengawasi Jam kerja khusus keluar masuknya barang Penyewa Major/minor Bisnis, menawarkan produk, Jam kerja normal tenant menjamu tamu, membuat laporan Tabel 4.1 Tabel jenis pelaku dan kegitan yang dilakukan Datang/Keluar Menuju tempat Parkir/ turun di Lobby Masuk dan mencari informasi Menuju unit kamar hotel Tinggal di kamar Hotel / pergi beraktivitas di luar - Pengunjung Hotel Kapsul Menggun akan fasilitas penunjang Skematik 4.1 Kegiatan Tamu Hotel Kapsul 15

16 Datang/Keluar Menuju tempat Parkir/ turun di Lobby Masuk ke Hotel Mencari informasi Menunggu di ruang tunggu Menuju ke unit tujuan Skematik 4.2 Kegiatan Pengelola Hotel Kapsul 16

17 Datang/Keluar Menuju tempat parkir Masuk menuju ke kantor pengelola Melakukan kegiatan: -Menerima tamu -Menerima barang titipan -Mengecek pembukuan -Administrasi -Mengatur aktivitas service -Kegiatan lainnya, dll Skematik 4.3 Kegiatan Pengelola Hotel Kapsul 17

18 Datang/Keluar Menuju tempat parkir Menuju ke kantor pengelola Menuju ke bangunan servis Melakukan kegiatan: -Absensi -Mengecek keluhan -Aktifitas perbaikan -Aktifitas perawatan -Kegiatan lainnya, dll Skematik 4.4 Kegiatan Pengelola Service Hotel Kapsul 18

19 Datang/Keluar Menuju tempat parkir Masuk menuju bangunan Menuju unit kios Melakukan kegiatan/dagang: -Menyiapkan dagangan -Mengatur keuangan -Berdagang -Tawar-menawar -Kegiatan lainnya, dll Skematik 4.5 Kegiatan Penjual/Pemilik Kios di Hotel Kapsul 19

20 Datang/Keluar Masuk ke dalam bangunan hotel Menuju ke kios yang dituju Kembali ke kamar hotel (tamu hotel) Melakukan kegiatan: -Mencari barang -Tawar-menawar -Melakukan transaksi pembayaran -Kegiatan lainnya, dll Skematik 4.6 Kegiatan pengunjung/pembeli kios di Hotel Kapsul 20

21 Tidur: Standar Kebutuhan Luasan Tanggapan Dimensi untuk posisi tidur digunakan sebagai patokan modul yang digunakan pada unit kamar hotel. Bekerja: Kegiatan lainnya: Kegiatan bekerja juga menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan tamu pada unit. Karena keterbatasan ruang, dapat dilakukan modifikasi interior seperti menggunakan perabot lipat dan compact. Kegiatan lain yang dapat menunjang dimensi unit kamar hotel sepeti beribadah dan lain-lain. Tabel 4.2 Tabel Antropometri untuk menetapkan Modul Unit 21

22 Dari aspek tersebut maka dimensi unit kamar pun dapat ditentukan. Berikut ini alternatif unit kamar berikut dengan dimensinya yang telah disesuaikan: Ukuran untuk unit: Gambar 4.1 Gambar Unit 22

23 Pengguna Kegiatan Ruang Sifat Ruang Kelompok Ruang Tamu, Staff Check In/Check out Administrasi Resepsionis Publik Pusat Informasi Tamu, Staff Operator Penitipan Barang Front Office Publik Administrasi Menunggu Tamu Hotel Penerima/Pengantar Lobby Publik tamu Tamu Hotel Menginap Unit Hotel Privat Tamu, Makan (food and Pengunjung, Coffee Shop Publik beverages) Staff Pertemuan Semi Tamu, Staff Ruang Rapat Rapat Publik Utama (Dominan) Tamu, Staff Jual Beli Retail Merchandise Publik Staff Mengelola Hotel R. Kantor Eksekutif Privat Staff Mengelola Hotel R. Room Service Privat Staff Mengelola Hotel R. Tunggu Semi R. Enginering Publik Ruang Pengelolaan 23

24 Department R. Food & Beverages R. Chief Security office R. House Keeping Staff Menunjang berlangsungnya kegiatan di dalam hotel R. STP R. Genset R. Pompa R. Mesin Lift Servis Ruang Mekanikal Elektrikal Gudang Basah Menyimpan Sesuatu Gudang Bahan Gudang Pendingin Staff Mendistribusi Barang Gudang Barang Loading Dock Servis Servis Menyimpan barang milik R. Karyawan karyawan Tamu Hotel, Staff BAB, BAK Toilet Tabel 4.3 Program Kebutuhan Ruang Hotel 24

25 Kelompok ruang Akomodasi Ruang Standart Capsule Standar Ruang Jumlah Kebutuhan Ruang Sumber 10.5 m 2 84 unit 882 m 2 NCT Program Ruang 12 m 2 84 unit 1008 m 2 Penerimaan dan Registrasi Tamu Ditambah sirkulasi 30 % Total Front Office m 2 1 unit m 2 Pria 1 Ruang 12 m 2 Toilet Wanita 1 Ruang 24 m 2 12 m 2 NAD m 2 Ditambah sirkulasi 30 % Total NAD m 2 Food and Beverages Coffee Shop R. Duduk 58.5 m 2 (semioutdoor) 32 unit t. duduk R. Duduk 28 unit 97 m 2 t. duduk Dapur 58.5 m 2 97 m m m 2 1 Ruang Recreation Ditambah sirkulasi 30 % NAD Total m 2 Retail 45 m 2 2 unit 90 m 2 R. Meeting 32 m 2 2 unit 64 m 2 Ditambah sirkulasi 30 % NAD Total m 2 25

26 Kantor Eksekutif 110 m m 2 Food & Beverages Manager + Departement Office 33 m m 2 Admin dan Pengelola Housekeeping Manager + Departement Office R. Maintenance & Engineering Manager + Departement Office 56 m m m m 2 Pria 12 m 2 1 Ruang Toilet Wanita 12 m 2 1 Ruang 24 m 2 R. Karyawan 36.4 m m 2 TSS Ditambah sirkulasi 30 % NAD Total m 2 26

27 Gudang Alat 16.2 m 2 1 unit 16.2 m 2 NAD Gudang Umum 23.8 m 2 1 unit 23.8 m 2 NAD Preparation Gudang Basah Gudang Pendingin Gudang Bahan Trash Area Holding 5.1 m 2 1 unit 5.1 m 2 NAD 5.44 m 2 1 unit 5.44 m 2 NAD 4.05 m 2 1 unit 4.05 m 2 NAD 16 m 2 1 unit 16 m 2 NAD Ditambah sirkulasi 20 % Total m 2 Mekanikal Elektrikal & Service R. Genset 49 m 2 1 unit 49 m 2 asumsi R. Panel 10.5 m 2 1 unit 10.5 m 2 asumsi R.Pompa 21 m 2 1 unit 21 m 2 asumsi R. STP 38.8 m 2 1 unit 38.8 m 2 asumsi Loading Dock 19.8 m 2 1 unit 19.8 m 2 NAD R. Mesin Lift 9m 2 3 lift 27 m 2 asumsi Ditambah sirkulasi 20 % Total m 2 Parkir Mobil Tiap 10 kamar = 1 mobil (12,5m 2 ) Tamu = 15 unit Pengelola = asumsi 5 orang 15 unit parkir 15 x 12,5 m 2 = 187,5 m2 5 x 12,5 = 63 m 2 Motor 1,5 m 2 43 unit 64.5 m 2 asumsi Parkir Servis 18 m 2 2 unit 36 m 2 Ditambah sirkulasi 30 % Total Tabel 4.4 Program Luasan Ruang Hotel 1404 m 2 27

28 Fasilitas Luasan (m 2 ) Akomodasi Penerima & Registrasi Tamu Food & Beverages Recreation Admin & Pengelola Preparation Mechanical Electrical & Service Parkir Total Tabel 4.5 Total Luas Keseluruhan NAD TSS NCT Keterangan : Neufert Architect Data Time Saver Standart Nakagin Capsule Tower Tabel 4.6 Keterangan Sumber Data 28

29 C B Tapak D A Gambar 4.2 Tapak Lingkungan Elemen Lingkungan Ciri-ciri Keterangan A. Stasiun Tanah Abang -Ramai pada waktu tertentu -Terkesan kumuh Stasiun Tanah Abang merupakan salah satu tempat pemberangkatan awal bagi kereta api jarak jauh antar daerah dengan pengguna sebagian adalah masayarakat menengah ke bawah. Sebagian besar kegiatan di lingkungan sekitar dipengaruhi stasiun. Tanggapan: Perlu ada penerimaan tamu khususnya dari arah stasiun pada tapak. 29

30 B. Hotel Pharmin - Massa bangunan hotel kecil dengan satu lantai Merupakan hotel kecil yang paling dekat dengan tapak, dengan minimnya fasilitas yang ada. C. Taman -Nyaman -Terawat Merupakan salah satu elemen lingkungan penting disekitar tapak. Tanggapan : Perlu adanya integritas visual pada taman di depan tapak ini D. Sungai -Kotor -Bau tak sedap Tabel 4.7 Elemen Sekitar Tapak Sungai disekitar tapak sebenarnya penting namun keberadaanya terabaikan sehingga kotor dan menimbulkan bau tak sedap. Tanggapan : Desain perlu mengacu pada peningkatan keberadaan sungai. 30

31 Gambar 4.3 Pergerakan Matahari Secara Umum Keterangan Garis pergerakan matahari pada tapak Gambar 4.4 Peredaran Matahari Semu Tahunan Gambar Pergerakan Matahari Posisi Matahari Melihat bayangan yang tampak mengartikan posisi matahari berada di bawah, pada jam ini tepat mengenai sisi tenggara tapak. 31

32 12.00 Melihat bayangan yang tampak mengartikan posisi matahari berada di bawah, pada jam ini tepat mengenai sisi selatan tapak Melihat bayangan yang tampak mengartikan posisi matahari berada di bawah, pada jam ini tepat mengenai sisi barat daya tapak. Tabel 4.8 Peredaran Matahari Oktober-Ferbruari di Tapak Maret-September Gambar Pergerakan Matahari Posisi Matahari Melihat bayangan yang tampak mengartikan posisi matahari berada di atas, pada jam ini tepat mengenai sisi timur laut tapak. 32

33 12.00 Melihat bayangan yang tampak mengartikan posisi matahari berada di atas, pada jam ini tepat mengenai sisi utara tapak Melihat bayangan yang tampak mengartikan posisi matahari berada di atas, pada jam ini tepat mengenai sisi barat laut tapak. Tabel 4.9 Peredaran Matahari Maret-September di Tapak 33

34 No. Alternatif Orientasi Bangunan Tanggapan 1 Bentuk memanjang cukup baik dengan orientasi dirotasikan ke arah timur laut dan barat daya sehingga bidang terbesar bangunan tidak mendapatkan radiasi matahari langssung dari arah utara-selatan. Bentuk tidak menyesuaikan tapak sehingga tidak cukup memaksimalkan pengolahan lahan Bidang terbesar bangunan mengarah ke arah pertemuan 2 jalan utama sehingga membuat bangunan mudah terlihat. 2 Bentuk memanjang dengan orientasi ke arah tenggara dan barat laut sehingga salah satu bagian bidang terbesar bangunan mendapatkan radiasi matahari langsung dari arah barah laut pada jam 3 sore di bulan Maret-September Bentuk menyesuaikan tapak sehingga memaksimalkan pengolahan lahan Sebagian bidang terbesar mengarah ke jalan utama yang paling lebar sehingga memudahkan bangunan terlihat dari arah jalan utam a itu. Tabel 4.10 Alternatif Orientasi Bangunan Terhadap Matahari 34

35 Gambar 4.5 Windrose Gambar 4.6 Arah pergerakan udara pada tapak 35

36 No. Alternatif Orientasi Bangunan Keterangan 1 Bentuk memanjang cukup baik dengan orientasi dirotasikan ke arah timur laut dan barat daya sehingga bidang terbesar bangunan mendapatkan angin yang cukup besar juga. Bentuk tidak menyesuaikan tapak sehingga tidak cukup memaksimalkan pengolahan lahan 2 Bentuk memanjang cukup baik dengan orientasi dirotasikan ke arah timur laut dan barat daya sehingga bidang terbesar bangunan tidak mendapatkan angin yang cukup besar. Bentuk menyesuaikan tapak sehingga memaksimalkan pengolahan lahan. Tabel 4.11 Alternatif Orientasi Bangunan Terhadap Angin 36

37 Riol Kota Gambar 4.7 Tapak Terhadap Dranaise Jalan Besar Jalan Besar Bising Cukup Bising Gambar 4.8 Tapak Terhadap Kebisingan 37

38 Vegetasi sebagai buffer Kebisingan dari jalan Buffer Jalan Besar Jalan Besar Vegetasi Pengaturan Ruang Bersifat Privasi Gambar 4.9 Vegetasi terhadap kebisingan Jalan Besar Jalan Besar Privat Peletakan ruang bersifat privat diatur lebih ke dalam tapak (mundur kedalam) Gambar 4.10 Pengaturan ruang bersifat privasi 38

39 Tapak Keterangan : Gambar 4.11 Sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan di sekitar tapak Sirkulasi pejalan kaki dari arah Stasiun Tanah Abang Sirkulasi kendaraan Kedatangan pejalan kaki terbanyak dari arah stasiun o 39

40 No Alternatif Kenyamanan Kemudahan Kejelasan Total Exit Entrance Exit Entrance Pedestrian Exit Entrance Pedestrian Ent/Exit Service Tabel 4.12 Analisa pola jalan masuk 40

41 z A B C Gambar 4.12 Pola Jalan Masuk Gambar 4.13 Grass Block 41

42 Taman Parkir Parkir Gambar 4.14 Rancangan Ruang Luar 42

43 A B C D Gambar 4.15 View ke luar tapak C A D E B Gambar 4.16 Alternatif tanggapan arah pemandangan 43

44 A B C F D E Alternatif 2 A B C F D E Gambar 4.17 Alternatif Zoning Tapak 44

45 Kriteria Penataan Sirkulasi Horizontal Hemat Energi 3 1 Pencahayaan Alami 3 1 Pengudaraan Alami 3 1 Estetika 2 3 Efisiensi Ruang 1 3 Efektivitas Ruang 2 3 Efektivitas Lahan 1 3 Total Tabel 4.13 Sirkulasi Horizontal 45

46 No. Jenis Sirkulasi Kelebihan Kekurangan 1 Linier Linier Menerus - Jelas terarah - Mudah disesuaikan - Mudah dalam pencapaian - Kurang efisien karena membutuhkan Linier Bertekuk ke bangunan - Mudah dalam banyak ruang pengklasifikasian fungsi Linier Berpotongan dalam bangunan Linier Bercabang Linier Berbelok Linier Melingkar 2 Radial - Memusatkan kegiatan /orientasi - Efisiensi tinggi karena hanya membutuhkan ruang minimal - Mudah untuk mencapai ke titik tertentu - Arah sirkulasi terpusat pada suatu titik sehingga perhatian ke titik lainnya berkurang. 46

47 3 Grid - Pencapaian Mudah - Kurang efisien karena membutuhkan banyak ruang untuk sirkulasi - Sirkulasi membingungkan Tabel 4.14 Tabel Pola Sirkulasi Gambar 4.18 Gambar Tangga Darurat 47

48 Gambar 4.19 Proses Pembuatan Gubahan Massa. Gambar 4.20 Gubahan Massa Analisa Pukul Keterangan Orientasi menghadap ke utara, sedangkan matahari menyinari bangunan dari sisi timur laut, sebagian bidang tetap terkena sinar matahari namun karena ini matahari jam maka sinar yang masuk tidak terlalu panas. 48

49 12.00 Orientasi menghadap ke utara, dan sinar matahari pada pukul datang dari arah utara pada sisi atas, namun awning ini dapat menghalau dari sisi bagian atas dengan halauan horizontal Orientasi menghadap ke utara, dan sinar matahari pada pukul datang dari arah barat laut, dan matahari sudah tepat berada di atas sehingga dengan awning bagian penutup horizontal sinar matahari mampu terhalau sehingga panas yang diterima di dalam ruangan sedikit. Tabel 4.15 Tabel Analisa Panel (Awning) Pada Sisi Utara Analisa Pukul Keterangan Orientasi menghadap ke selatan, sedangkan matahari menyinari bangunan dari sisi tenggara yang tepatnya matahari mengenai bidang bagian belakang sehingga sinar matahari tidak langsung mengenai bidang depan unit 49

50 pada bagian selatan Orientasi menghadap ke selatan, dan sinar matahari pada pukul datang tepat di arah selatan bagian atas namun awning ini mampu menghalau sinar matahari ke dalam ruangan sehingga panas yang masukpun ikut terhalau Orientasi menghadap ke selatan, dan sinar matahari pada pukul datang dari arah barat daya, dan awning ini mampu menghalau sinar matahari masuk secara langsung dengan penggunaan bagian penghalang vertical. Tabel 4.16 Tabel Analisa Panel (Awning) Pada Sisi Selatan Orientasi menghadap ke utara, sedangkan matahari menyinari bangunan dari sisi timur laut. Dengan penggunaan Horizontal Lover Screen ini mampu 50

51 menghalau sinar matahari sebagian kecil sehingga pada bidang bagian depan cukup banyak menerima matahari langsung namun karena ini sinar matahari pagi jam maka sinar yang dipancarkan tidak begitu panas Orientasi menghadap ke utara, dan sinar matahari pada pukul datang dari arah utara pada sisi atas namun karena penggunaan louver horizontal ini, maka sinar matahari langsung mampu terhalau dengan baik Orientasi menghadap ke utara, dan sinar matahari pada pukul datang dari arah barat laut, dan louver ini mampu menghalau sebagian besar sinar matahari langsung mengenai bidang sehingga hanya sebagian kecil bidang yang terkena sinar matahari langsung. Tabel 4.17 Tabel Analisa Horizontal Louver Screen Pada Sisi Utara 51

52 Analisa Pukul Keterangan Orientasi menghadap ke selatan, sedangkan matahari menyinari bangunan dari sisi tenggara sehingga sinar matahari tidak mengenai langsung bidang depan unit Orientasi menghadap ke selatan, dan sinar matahari pada pukul datang tepat di arah selatan sisi atas sehingga dengan penggunaan louver horizontal ini mampu menghalau sinar matahari langsung memasuki bidang depan unit Orientasi menghadap ke selatan, dan sinar matahari pada pukul datang dari arah barat daya, dan louver ini hanya mampu menghalau sebagian besar sinar matahari pada bidang namun sebagian kecil sinar matahari langsung tetap mengenai bidang depan unit ini. Tabel 4.18 Tabel Analisa Horizontal Louver Screen Pada Sisi Selatan 52

53 Analisa Pukul Keterangan Orientasi menghadap ke utara, sedangkan matahari menyinari bangunan dari sisi timur laut, dengan penggunaan vertical louver ini hanya mampu menghalau bidang sebagian kecil, sehingga sebagian besar sinar matahari langsung tetap mengenai bidang namun karena sinar ini pada jam pagi maka sinar yang diterima tidak terlalu panas Orientasi menghadap ke utara, dan sinar matahari pada pukul datang dari arah utara bagian atas dengan vertical louver ini mampu menghalau sinar matahari langsung pada bidang kaca dalam unit. 53

54 15.00 Orientasi menghadap ke utara, dan sinar matahari pada pukul datang dari arah barat laut dengan penggunaan vertical louver ini, sinar matahari langsung mengenai sebagian besar bidang sehingga panas yang terhalau hanya sebagian kecil. Tabel 4.19 Tabel Analisa Vertical Louver Pada Sisi Utara Analisa Pukul Keterangan Orientasi menghadap ke selatan, sedangkan matahari menyinari bangunan dari sisi timur laut, sehingga sinar matahari tidak mengenai langsung bidang depan unit Orientasi menghadap ke selatan, dan sinar matahari pada pukul datang dari arah utara sisi atas, namun louver ini mampu menghalau sinar matahari langsung mengenai bidang. 54

55 15.00 Orientasi menghadap ke selatan, dan sinar matahari pada pukul datang dari arah barat laut, dengan penggunaan louver ini sinar matahari langsung mengenai sebagian besar bidang sehingga panas yang terhalau hanya sebagian kecil. Tabel 4.20 Tabel Analisa Vertical Louver Pada Sisi Selatan 55

56 Analisa Pukul Keterangan Orientasi menghadap ke utara, sedangkan matahari menyinari bangunan dari sisi timur laut, dengan penggunaan vertical crate ini hanya mampu menghalangi sebagian kecil sinar matahari langsung namun karena jam pagi, maka sinar yang masuk tidak terlalu panas. 56

57 12.00 Orientasi menghadap ke utara, dan sinar matahari pada pukul datang dari arah utara sisi atas, namun vertical crate ini mampu menghalau sinar matahari langsung ke bidang sehingga panas yang masukpun ikut terhalau Orientasi menghadap ke utara, dan sinar matahari pada pukul datang dari arah barat laut, dan vertical crate ini mampu menghalangi sinar matahari langsung mengenai bidang sehingga panas yang masuk tidak terlalu besar. Tabel 4.21 Tabel Analisa Vertical Crate Pada Sisi Utara 57

58 Analisa Pukul Keterangan Orientasi menghadap ke selatan, sedangkan matahari menyinari bangunan dari sisi timur laut atas bidang, sehingga sinar matahari tidak mengenai langsung bidang depan unit Orientasi menghadap ke selatan, dan sinar matahari pada pukul datang dari arah utara bagian atas dengan penggunaan vertical crate ini mampu menghalau sinar matahari langsung mengenai bidang sehingga panas yang diterima minim. 58

59 15.00 Orientasi menghadap ke selatan, dan sinar matahari pada pukul datang dari arah barat laut, penggunaan vertical crate ini mampu menghalau sebagian sinar matahari langsung mengenai bidang. Tabel 4.22 Tabel Analisa Vertical Crate Pada Sisi Selatan 59

60 Gambar 4.21 Penempatan Elemen pada Gubahan Massa 60

61 Jenis Keuntungan Kekurangan Pondasi Tiang Pancang - Pekerjaannya cepat - Kedalaman 30-40m - Memerlukan banyak sambungan Pondasi Bored Pile - Daya dukung kekuatan besar - Cocok untuk segala jenis tanah -Kedalaman 30-40m - Pekerjaan lama - Kurang praktis dalam pengerjaannya - Biaya lebih besar - Pengecoran beresiko jika kada air tinggi. Tabel 4.23 Sub-Structure 1. Upper-Structure Sistem struktur Keuntungan Kekurangan Struktur Modular sistem Frame-supported - Material yang dapat digunakan beragam - Cocok untuk berbagai mancam fungsi bangunan terutama hunian - Kuat - Penentuan modul struktur tidak terbatas - Pemasangan harus dilakukan di site - Fabrikasi terpisah dengan unit Struktur Modular sistem - Material yang dapat - Material yang Self-supported digunakan beragam digunakan berat - Ditumpuk-tumpuk - Modul terbatas dan tidak karena transportasi membutuhkan unit modul harus struktur primer dan dipertimbangkan 61

62 bracing - Sistem utilitas Tabel 4.24 Upper-Structure 1. Material pengisi dinding Jenis material Kelebihan Kekurangan Batu bata Batako Dinding precast Bata ringan -Menyerap panas -Mudah didapat -Modul besar pengerjaan lebih cepat -Mudah didapat -pengerjaan cepat(sudahdifabrikasi sesuai dengan pesanan) -lebih efisien untuk bangunan dengan modul perlantai yang sama -pengerjaan cepat (modul besar) -kemungkinan rembes kecil -kedap suara -Modul kecil sehingga pengerjaan lama -Mudah berjamur -daya tahan terhadap gempa kecil -biaya lebih mahal 2. Material dan Bentuk Fasade Tabel 4.25 Material pengisi dinding Jenis material Kelebihan Kekurangan Kaca -kemampuan -mudah menyerap penghantar panas panas kecil -mudah didapat 62

63 Batu alam Beton Cladding GRC Cladding APC -dapat menghantar cahaya matahari -tahan terhadap cuaca -mampu menyerap panas -tahan terhadap kerusakan mekanis -Dapat dibentuk -Kuat -Fleksibel -Mudah dibentuk -Mudah dipasang -fleksibel -Mudah dibentuk -Mudah dipasang -Perwatan mudah Tabel 4.26 Material Fasade -mudah rusak oleh lumut dan jamur -Berat -mahal -mahal -mudah kusam -mahal 3. Material Atap Jenis Material Kelebihan Kekurangan Genteng -tahan terhadap cuaca -mudah pecah dan panas -mudah didapat Dak Beton -tahan terhadap hujan -mudah dibentuk -berat dan mudah retak karena pemuaian -tahan api -menyerap panas tinggi Alumunium -ringan mudah -mahal dipasang -menyerap panas -tahan terhadap cuaca tinggi 63

64 Baja Polycarbonat -tahan api dan gempa -ringan, mudah dipasang -mudah dibentuk -dapat dilalui cahaya matahari Tabel 4.27 Material Atap -mahal -tidak tahan panas 4. Material Kusen Jenis material Kelebihan Kekurangan Kayu -mudah didapat -mudah terbakar -menyerap panas -cepat lapuk bila terkena air -butuh treatment anti rayap Alumunium -ringan -mudah pemasangannya -fabrikasi cepat -menyerap panas Tabel 4.28 Material Kusen 5. Material Plafond Jenis material Kelebihan Kekurangan Gypsum Board -isolasi suara baik -mudah dipasang Multipleks -mudah didapat -murah -ringan -tidak tahan rayap -mudah terbakar Tabel 4.29 Material Plafond 64

65 -pemasangan mudah 6. Material Penutup Lantai Jenis material Kelebihan Kekurangan Keramik -Mudah -mudah pecah perawatannya -anti gores -tahan api Marmer -nilai estetika ringgi -tahan api -mahal -sulit didapat -perawatan khusus agar awet Parket -fleksibel -mudah pemasangannya -dapat meredam suara -nilai estetika tinggi -mahal -sulit didapat -mudah terbakar -mudah ergores -rawan rayap Karpet -fleksibel -dapat meredam suara -mudah pemasangannya -memerlukan perawatan khusus -mudah berdebu Tabel 4.30 Material Penutup Lantai 65

66 Unit Kamar RuangRapat, Lobby, Retail & Restoran, Pengelola, Servis, M&E Gambar 5.1 Zoning Vertikal Keterangan: A. Parkir/sirkulasi/taman B. Lobby C. Retail & Restoran D. Hotel E. Servis F. M&E Gambar 5.2 Zoning Horizontal 66

67 Gambar 5.3 Pola jalan masuk utama Gambar 5.4 Pola jalan masuk seluruhnya 67

68 Linier Menerus - Pola sirkulasi radial pada lobby hotel. Gambar 5.5 Gubahan Massa 68

69 Gambar 5.6 Penempatan Elemen Penghalau Radiasi Matahari 69

70 Tipe Frame system dengan slab Upper Structure Keterangan - Cocok diterapkan pada hunian dengan ac split. - Ketinggian kamar berkurang - Efektif terhadap pemakaian bahan bangunan karena ketinggian berkurang dan tanpa balok Tabel 5.1 Upper Structure Tiang Pancang Tipe Sub Structure Keterangan - Pekerjaannya cepat - Kedalaman 30-40m -Murah serta mampu menahan beban vertical dengan baik. Tabel 5.2 Sub-Structure 70

71 Kebutuhan Material Dinding Batu bata Lantai Kamar : Keramik Lobby / ruangan besar: Marmer Ruang penunjang : Keramik Kusen Jendela: Alumunium Pintu: Aluminium Pintu wc: Aluminium Plafond Gypsum Atap Atap datar (beton) Penutup ruangan tertentu: Alumunium composit Tabel 5.3 Material 71

72 Gambar 5.7 Contoh interior di kamar yang minim Gambar 5.8 Contoh interior di kamar mandi yang minim 72

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 1. Topik dan Tema Hotel kapsul ini menggunakan pendekatan teknologi, yakni dengan menggunakan sistem struktur modular pada perencanaan dan perancangan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP V.1 Konsep dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP V.1 Konsep dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP V.1 Konsep dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Sistem modular adalah metoda pelaksanaan pembangunan dengan memanfaatkan material atau komponen pabrikasi yang dibuat di luar lokasi proyek

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan hotel kapsul ini adalah menciptakan suatu bangunan yang dapat mewadahi hunian sementara/transit dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Aspek Manusia V.1.1 Pelaku, Karakter dan Kegiatan Terdapat empat jenis pelaku dalam hotel transit dijelaskan dalam tabel perbandingan, diantaranya; Tabel V.1 Pelaku,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan. Konsep perancangan kegiatan dalam Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Pelaku Kegiatan Pelaku pelaku yang melakukan aktivitas pada hotel diantaranya adalah : a. Pengunjung Pengunjung hotel

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Kegiatan Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara, adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan kawasan wisata Pantai Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN BAHASAN

BAB IV ANALISA DAN BAHASAN 45 BAB IV ANALISA DAN BAHASAN IV.1 Analisa Aspek Manusia IV.1.1 Alur Kegiatan Analisa pelaku terbagi atas jenis pelaku kegiatan dalam hotel tersebut yakni, pemakai, pengelola, dan pekerja. Pada pelaku

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALIS IS. IV.1.1. Situasi Lingkungan dan Bangunan Eksisting. Gambar 7. Jalur angkutan umum sekitar tapak

BAB IV ANALIS IS. IV.1.1. Situasi Lingkungan dan Bangunan Eksisting. Gambar 7. Jalur angkutan umum sekitar tapak BAB IV ANALIS IS IV.1. Analisis Aspek Lingkungan IV.1.1. Situasi Lingkungan dan Bangunan Eksisting Gambar 7. Jalur angkutan umum sekitar tapak Foto 10. Rental Film Foto 11. Toko aksesoris Foto 12. Rumah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Kantor sewa merupakan sebuah area untuk bekerja, dimana banyak orang selalu disuguhkan dengan konsep yang kaku dan cenderung membosankan sehingga

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruang V.1.1 Skema Hubungan Makro Main Entrance Apartemen Entrance Plaza Parkir Lobby Fasilitas seni & Lobby Apartemen Pusat Perbelanjaan Fasilitas Service Pengelola

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. penerapan perancangan pada bangunan terkait upaya penghematan energi. 2. Lokasi Tapak : Slipi Jaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. penerapan perancangan pada bangunan terkait upaya penghematan energi. 2. Lokasi Tapak : Slipi Jaya BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada bagian ini akan mencakup pembahasan mengenai data proyek beserta rencana luas lantai mal dan apartemen

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu

Lebih terperinci

HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012 Disusun Oleh : Nama : Vindri Anggraini

Lebih terperinci

Bab III. Aspek Tanah dan Arsitektural Desain. : Puri Indah, Jakarta Barat

Bab III. Aspek Tanah dan Arsitektural Desain. : Puri Indah, Jakarta Barat Bab III Aspek Tanah dan Arsitektural Desain 3.1 Peta dan Tapak Tanah Nama usaha Peruntukan lahan Letak tapak : Tridith Venue : Bangunan serbaguna : Puri Indah, Jakarta Barat Luas tapak : 4.068 m² Luas

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang

Lebih terperinci

Tabel Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan dari Pengguna: Pengguna Kegiatan Ruang Sifat Ruang

Tabel Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan dari Pengguna: Pengguna Kegiatan Ruang Sifat Ruang Tabel Analisa Berdasarkan Kegiatan dari Pengguna: Pengguna Kegiatan Sifat Tamu, Check in/check out Recepsionist Publik Administrasi Pusat Informasi Front Office Publik Operator Penitipan Barang Menunggu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian bertaraf hotel bintang tiga

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Hemat Energi pada IklimTropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 27 BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1 Analisa Aspek Manusia 4.1.1. Analisa Pelaku Kegiatan Tabel 4.1 Analisa pelaku kegiatan No Pelaku Keterangan 1 Penghuni atau pemilik rumah susun Memiliki unit ataupun menyewa

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA JUDUL : PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA Nama : Trika Prijayanto NPM : 20399052 Jurusan : Teknik Arsitektur Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ing. Dalhar Susanto 2. Agung

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Setelah melakukan analisis lingkungan, maka konsep lingkungan yang diterapkan adalah Konsep Interaksi. Konsep Interaksi merupakan konsep

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 RENCANA TAPAK Pencapaian melalui tapak melalui jalan R. E. Martadinata dapat diakses oleh pejalan kaki, kendaraan umum, maupun kendaraan pribadi. Jalan dengan lebar 8 m ini, dapat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 160 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang di gunakan dalam perancangan ini adalah konsep yang berlandaskan pada tema sustainable building. Perancangan ini mengambil prinsip sustainable

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan dari Apartemen di Kemanggisan, Jakarta Barat ini adalah All in One Place, dimana para penghuni bangunan merasa nyaman dan tidak perlu lagi mencari hiburan diluar

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada 190 BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada bangunan, terbagi menjadi tiga wujud nilai yaitu Hablumminal alam, Hablumminannas, dan Hablumminallah,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN BAB V KONSEP RANCANGAN 5.1 Ide Awal Pertimbangan awal saat hendak merancang proyek ini adalah : Bangunan ini mewadahi keegiatan/aktivitas anak yang bias merangsang sensorik dan motorik anak sehingga direpresentasikan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif. BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Orientasi Massa Bangunan Bagian massa bangunan apartemen menghadap arah utara-selatan sedangkan massa bangunan pusat perbelanjaan berbentuk masif dan mengarah ke dalam.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan & Kegiatan Dasar dari perencanaan & kegiatan dari perancangan rumah susun dan pasar ini adalah adanya kebutuhan akan hunian yang berwujud

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. IV.1.1 Analisa Potensi Sekitar Tapak

BAB IV ANALISA. IV.1.1 Analisa Potensi Sekitar Tapak BAB IV ANALISA IV.1 Analisa Aspek Lingkungan IV.1.1 Analisa Potensi Sekitar Tapak Mega Kuningan merupakan salah satu wilayah yang berada dalam cakupan kawasan Segitiga Emas Setiabudi. Menurut RTRW Jakarta

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Zoning dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : menyumbangkan ruang terbuka untuk kota. langsung ke jalan besar.

BAB V KONSEP. Zoning dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : menyumbangkan ruang terbuka untuk kota. langsung ke jalan besar. BAB V KONSEP V.1. Konsep Lingkungan V.1.1. Zoning Tapak Zoning dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : 1. Publik Berada dibagian depan dan sekitar area bangunan untuk memberikan akses bagi pengunjung untuk menikmati

Lebih terperinci