BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Dalam pembahasan tesis ini, penulis ingin menilai tingkat kesehatan perusahaan dengan menggunakan sistem inferensi fuzzy dengan tujuan untuk menganalisis penggunaan sistem inferensi fuzzy. Hasil yang diharapkan adalah sistem inferensi fuzzy dapat menilai tingkat kesehatan sebuah perusahaan berdasarkan aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi pada perusahaan tersebut. 3.2 Input Data Input data dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan BUMN Non Infrasturktur. Data tersebut diambil dari perusahaan BUMN yang terdapat pada website masing-masing perusahaan, sebagai contoh: Metode Analisis Suatu proses rancang bangun sistem diperlukan adanya analisis untuk mengetahui proses berjalannya sistem. Analisa sistem diperlukan untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan dalam perancangan sistem. Dalam analisa ini dibagi dalam 2 bagian, yaitu analisa data sistem dan analisa kebutuhan sistem. Langkah-langah yang dilakukan untuk menentukan tingkat akurasi dari sistem inferensi fuzzy Tsukamoto adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data testing. 2. Melakukan identifikasi variabel. 3. Membentuk Domain Fuzzy dan Himpunan Fuzzy pada metode Tsukamoto. 4. Membentuk Aturan Proporsi (Rules). 5. Melakukan proses Inferensi fuzzy metode Tsukamodo. 6. Melakukan defuzzifikasi metode Tsukamoto = Rata-rata Terbobot 7. Melakukan fitting model untuk prediksi. 18

2 19 8. Membandikan hasil prediksi inferensi fuzzy metode Tsukamoto dengan ukuran akurasi MSE dan MAPE. Adapun sistem inferensi fuzzy dengan metode Tsukamoto adalah sebagai berikut: Mulai Input Nilai himpunan fuzzy Menentukan derajat keanggotaan Menghitung predikat aturan Defuzzifikasi Output hasil keputusan Selesai Gambar 3.9 Flowchart Fuzzy Metode Tsukamoto Adapun penjelasan dari flowchart pada gambar 3.1 di atas adalah sebagai berikut: 1. Input himpunan fuzzy Dalam perancangan sistem pakar ini menggunakan inputan dari data perusahaan. Data tersebut merupakan variabel-variabel yang digunakan dalam tingkat kesehatan perusahaan BUMN. 2. Menentukan derajat keanggotaan himpunan fuzzy Setiap variabel sistem dalam himpunan fuzzy ditentukan derajat keanggotaannya (μ). Dimana derajat keanggotaan tersebut menjadi nilai dalam himpunan fuzzy. 3. Menghitung predikat aturan (α)

3 20 Variabel-variabel yang telah dimasukkan dalam himpunan fuzzy, dibentuk aturan-aturan yang diperoleh dengan mengkombinasikan setiap variabel dengan variabel yang satu dengan atribut lingusitiknya masing-masing. Aturan-aturan yang telah diperoleh akan dihitung nilai predikat aturannya dengan proses implikasi. Dalam metode Tsukamoto proses implikasi dilakukan dengan operasi Min. Predikat aturan tersebut diperoleh dengan mengambil nilai minimum dari derajat keanggotaan variabel yang satu dengan variabel yang lain, yang telah dikombinasikan dalam aturan yang telah ditentukan sebelumnya. 4. Defuzifikasi Pada tahap defuzifikasi ini dilakukan penghitungan rata-rata (WeightAverage / WA) dari setiap predikat. 5. Hasil Penelitian Pada bagian ini merupakan hasil penelitian dari rangkaian proses dalam menilai tingkat kesehatan perusahaan BUMN berdasarkan aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi yang didapat dari data disetiap masing-masing perusahaan BUMN yang terdapat di website. 3.4 Identifikasi Variabel Dalam identifikasi variabel, penelitian mendapatkan 3 variabel input dan 1 variabel output seperti yang ada digambar dalam tabel 3.2. Tabel 3.1 Variabel Penelitian Fungsi Nama Variabel Aspek Keuangan Input Aspek Operasional Aspek Administrasi Output Tingkat Kesehatan Perusahaan 3.5 Domain Fuzzy Berdasarkan tabel 3.2 maka domain fuzzy dapat disusun seperti tabel 3.4 yaitu tabel domain fuzzy.

4 21 Tabel 3.2 Variable Fuzzy Variabel Klasifikasi Range Tidak Sehat < 5 Aspek Keuangan Kurang Sehat 5 < x < 40 Sehat > 70 Tidak Sehat < 3 Aspek Operasional Kurang Sehat 3 < x < 7.5 Sehat > 15 Tidak Sehat < 3 Aspek Administrasi Kurang Sehat 3 < x < 7.5 Sehat > Fungsi Keanggotaan Fungsi keanggotaan fuzzy (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam derajat keanggotaannya yang nilainya berkisar antara 0 hingga 1. Berikur fungsi keanggotaan yang dapat digambarkan pada Gambar 3.2 di bawah ini: TS KS S Gambar 3.2 Fungsi Keanggotaan Tingkat Kesehatan Perusahaan μ TS [x] = {. (3.1)

5 22 µ KS [x] =. (3.2) { µ S [x] = {. (3.3) 3.7 Nilai Keanggotaan Dari Variabel Aspek Keuangan Fungsi keangggotan untuk menilai tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan variabel aspek keuangan dirancang dengan menggunakan fungsi keanggotaan fuzzy Segitiga yang dijabarkan dalam bentuk persamaan pada persamaan (3.4) sampai (3.6). μ TS [x] = {. (3.4) µ KS [x] =. (3.5) { µ S [x] = {. (3.6) Aspek Operasional Fungsi keangggotan untuk menilai tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan variabel aspek operasional dirancang dengan menggunakan fungsi keanggotaan fuzzy Segitiga yang dijabarkan dalam bentuk persamaan pada persamaan (3.7) sampai (3.9). μ TS [x] = {. (3.7)

6 23 µ KS [x] =. (3.8) { µ S [x] = {. (3.9) Aspek Administrasi Fungsi keangggotan untuk menilai tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan variabel aspek administrasi dirancang dengan menggunakan fungsi keanggotaan fuzzy Segitiga yang dijabarkan dalam bentuk persamaan pada persamaan (3.10) sampai (3.12). μ TS [x] = {. (3.10) µ KS [x] =. (3.11) { µ S [x] = {. (3.12) 3.8 Aturan Fuzzy (Rules) Agar memperoleh hasil penilaian kesehatan perusahaan berdasarkan variabelvariabel diatas maka dibentuk aturan (proposisi) sebagai berikut: R1 : Jika Aspek Keuangan SEHAT, Aspek Operasional SEHAT dan Aspek Administrasi SEHAT maka Tingkat Kesehatan SEHAT R2 : Jika Aspek Keuangan SEHAT, Aspek Operasional SEHAT dan Aspek Administrasi KURANG SEHAT maka Tingkat Kesehatan SEHAT R3 : Jika Aspek Keuangan KURANG SEHAT, Aspek Operasional SEHAT dan Tes Psikotes SEHAT maka Tingkat Kesehatan SEHAT

7 24 R4 : Jika Aspek Keuangan SEHAT, Aspek Operasional KURANG SEHAT dan Tes Psikotes SEHAT maka Tingkat Kesehatan SEHAT R5 : Jika Aspek Keuangan KURANG SEHAT, Aspek Operasional KURANG SEHAT dan Tes Psikotes KURANG SEHAT maka Tingkat Kesehatan KURANG SEHAT R6 : Jika Aspek Keuangan SEHAT, Aspek Operasional KURANG SEHAT dan Tes Psikotes TIDAK SEHAT maka Tingkat Kesehatan KURANG SEHAT R7 : Jika Aspek Keuangan KURANG SEHAT, Aspek Operasional SEHAT dan Tes Psikotes TIDAK SEHAT maka Tingkat Kesehatan KURANG SEHAT R8 : Jika Aspek Keuangan TIDAK SEHAT, Aspek Operasional KURANG SEHAT dan Tes Psikotes SEHAT maka Tingkat Kesehatan KURANG SEHAT R9 : Jika Aspek Keuangan SEHAT, Aspek Operasional TIDAK SEHAT dan Tes Psikotes KURANG SEHAT maka Tingkat Kesehatan KURANG SEHAT R10 : Jika Aspek Keuangan KURANG SEHAT, Aspek Operasional TIDAK SEHAT dan Tes Psikotes SEHAT maka Tingkat Kesehatan KURANG SEHAT R11 : Jika Aspek Keuangan TIDAK SEHAT, Aspek Operasional SEHAT dan Tes Psikotes KURANG SEHAT maka Tingkat Kesehatan KURANG SEHAT R12 : Jika Aspek Keuangan SEHAT, Aspek Operasional KURANG SEHAT dan Tes Psikotes KURANG SEHAT maka Tingkat Kesehatan KURANG SEHAT R13 : Jika Aspek Keuangan KURANG SEHAT, Aspek Operasional KURANG SEHAT dan Tes Psikotes SEHAT maka Tingkat Kesehatan KURANG SEHAT R14 : Jika Aspek Keuangan KURANG SEHAT, Aspek Operasional SEHAT dan Tes Psikotes KURANG SEHAT maka Tingkat Kesehatan KURANG SEHAT R15 : Jika Aspek Keuangan SEHAT, Aspek Operasional SEHAT dan Tes Psikotes KURANG SEHAT maka Tingkat Kesehatan KURANG SEHAT R16 : Jika Aspek Keuangan SEHAT, Aspek Operasional TIDAK SEHAT dan Tes Psikotes SEHAT maka Tingkat Kesehatan KURANG SEHAT R17 : Jika Aspek Keuangan TIDAK SEHAT, Aspek Operasional SEHAT dan Tes Psikotes SEHAT maka Tingkat Kesehatan KURANG SEHAT R18 : Jika Aspek Keuangan TIDAK SEHAT, Aspek Operasional TIDAK SEHAT dan Tes Psikotes TIDAK SEHAT maka Tingkat Kesehatan TIDAK SEHAT

8 25 R19 : Jika Aspek Keuangan KURANG SEHAT, Aspek Operasional TIDAK SEHAT dan Tes Psikotes TIDAK SEHAT maka Tingkat Kesehatan TIDAK SEHAT R20 : Jika Aspek Keuangan TIDAK SEHAT, Aspek Operasional KURANG SEHAT dan Tes Psikotes TIDAK SEHAT maka Tingkat Kesehatan TIDAK SEHAT R21 : Jika Aspek Keuangan TIDAK SEHAT, Aspek Operasional TIDAK SEHAT dan Tes Psikotes TIDAK SEHAT maka Tingkat Kesehatan TIDAK SEHAT R22 : Jika Aspek Keuangan KURANG SEHAT, Aspek Operasional KURANG SEHAT dan Tes Psikotes TIDAK SEHAT maka Tingkat Kesehatan TIDAK SEHAT R23 : Jika Aspek Keuangan KURANG SEHAT, Aspek Operasional TIDAK SEHAT dan Tes Psikotes TIDAK SEHAT maka Tingkat Kesehatan TIDAK SEHAT R24 : Jika Aspek Keuangan TIDAK SEHAT, Aspek Operasional KURANG SEHAT dan Tes Psikotes KURANG SEHAT maka Tingkat Kesehatan TIDAK SEHAT R25 : Jika Aspek Keuangan TIDAK SEHAT, Aspek Operasional TIDAK SEHAT dan Tes Psikotes SEHAT maka Tingkat Kesehatan TIDAK SEHAT R26 : Jika Aspek Keuangan TIDAK SEHAT, Aspek Operasional Sangat Potensi dan Tes Psikotes TIDAK SEHAT maka Tingkat Kesehatan TIDAK SEHAT R27 : Jika Aspek Keuangan SEHAT, Aspek Operasional TIDAK SEHAT dan Tes Psikotes TIDAK SEHAT maka Tingkat Kesehatan TIDAK SEHAT 3.9 Defuzzifikasi Defuzzifikasi berarti fuzzy untuk konversi himpunan tegas. Hasil fuzzy yang nyata tidak dapat digunakan seperti untuk aplikasi, maka perlu mengkonversi jumlah fuzzy ke jumlah himpunan tegas untuk diproses lebih lanjut, hal ini digunakan untuk mencapai hasil dengan menggunakan proses defuzzifikasi. Defuzzifikasi ini memiliki kemampuan untuk mengurangi fuzzy sampai garing kuantitas bernilai tunggal atau sebagai satu set, atau mengkonversi ke bentuk yang kuantitas fuzzy hadir.

9 26 Defuzzifikasi dapat juga disebut sebagai metode "pembulatan" (S. N. Sivanandam, S. Sumathi & S. N. Deepa, 2007). Defuzzyfikasi atau penegasan adalah tahapan yang dilakukan untuk mendapatkan himpunan tegas terhadap penilaian tingkat kesehatan perusahaan BUMN berdasarkan ROE (Return on Equity), ROI (Return On Investment), Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turnover, Total Aset Turnover, dan Total Modal terhadap Total Aset. Metode yang digunakan adalah defuzzy weighted average. Untuk menghitung nilai predikat (α-predikat) penilaian tingkat kesehatan perusahaan BUMN berdasarkan aktivitas keuangan, adapun persamaannya adalah sebagai berikut: 3.10 Contoh Perhitungan Untuk penilaian tingkat kesehatan perusahaan sebelumnya dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Untuk Perhitungan dengan menggunakan sistem inferensi fuzzy untuk menilai tingkat kesehatan perusahaan adalah sebagai berikut: Data Input Variabel : Aspek Keuangan = 61 Aspek Operasional = 10 Aspek Administrasi = 11 Perhitungan nilai Aspek Keuangan dengan input x = 61, sehingga diperoleh sebagai berikut: µaspekkeuanganks[61] = µaspekkeuangans[61] =.7 Perhitungan nilai Aspek Operasional dengan input x = 10, sehingga diperoleh sebagai berikut: µaspekoperasionalks[10] = µaspekoperasionals[10] =.33 Perhitungan nilai Aspek Administrasi dengan input x = 11, sehingga diperoleh sebagai berikut: µaspekadministrasiks[11] =

10 27 µaspekadministrasis[11] =.46 Setelah dilakukan proses perhitungan pada setiap variabel, maka dari hasil tersebut dilakukan kembali perhitungan dengan menggunakan rule, sebagai berikut: R1 = IF Aspek Keuangan Sehat and Aspek Operasional Sehat and Aspek Administrasi Sehat then Tingkat Kesehatan Sehat = (0.7*AK) + (0.33*AO) + (0.46*AA) Z1 = (0.7*61) + (0.33*10) + (0.46*11) = 75 α1 = min (0.7; 0.33; 0.46) = 0.33 R2 = IF Aspek Keuangan Sehat and Aspek Operasional Sehat and Aspek Administrasi Kurang Sehat then Tingkat Kesehatan Sehat = (0.7*IPK) + (0.33*TPA) + (0.53*TesPotensi) Z2 = (0.7*61) + (0.33*10) + (0.53*11) = 75 α2 = min (0.7; 0.33; 0.53) = 0.33 R3 = IF Aspek Keuangan Kurang Sehat and Aspek Operasional Sehat and Aspek Administrasi Sehat then Tingkat Kesehatan Sehat = (0.3*IPK) + (0.33*TPA) + (0.46*TesPotensi) Z3 = (0.3*61) + (0.33*10) + (0.46*11) = 74 α3 = min (0.3; 0.33; 0.46) = 0.3 R4 = IF Aspek Keuangan Sehat and Aspek Operasional Sehat and Aspek Administrasi Sehat then Tingkat Kesehatan Sehat = (0.7*IPK) + (0.66*TPA) + (0.46*TesPotensi) Z4 = (0.7*61) + (0.66*10) + (0.46*11) = 79 α4 = min (0.7; 0.66; 0.46) = 0.46

11 28 R5 = IF Aspek Keuangan Sehat and Aspek Operasional Sehat and Aspek Administrasi Sehat then Tingkat Kesehatan Sehat = (0.3*IPK) + (0.66*TPA) + (0.53*TesPotensi) Z5 = (0.3*61) + (0.66*10) + (0.53*11) = 75.5 α5 = min (0.3; 0.66; 0.53) = 0.3 R27 = IF Aspek Keuangan Sehat and Aspek Operasional Sehat and Aspek Administrasi Sehat then Tingkat Kesehatan Sehat = (0.7*IPK) + (0*TPA) + (0*TesPotensi) Z2 = (0.7*61) + (0*10) + (0*11) = 30 α2 = min (0.7; 0; 0) = 0 Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rule, maka selanjutnya dilakukan perhitungan defuzzifikasi, sebagai berikut: Z = /2.86 Z = Hasil yang didapat adalah memiliki kategori penilaian dengan range Kurang Sehat. Pada perhitungan manual yang didapat adalah 82 dan nilai rangenya adalah Sehat. Hal ini akan terlihar berbedanya nilai dalam proses sistem inferensi fuzzy Tsukamoto dengan perhitungan rasio yang dapat dilihat dengan perhitungan MSE dan MAPE Nilai Akurasi Adapun cara untuk mengetahui ketepatan suatu metode peramalan dalam memodelkan data deret waktu yang bisa meminimalkan kesalahan peramalan biasa menggunakan

12 29 nilai MAPE (Mean Percentage Error) dan MSE (Mean Squared Error). MSE menghitung seberapa besar pergeseran data antara data aktual dengan hasil dari sistem inferensi fuzzy, dimana data aktual dan hasil dari sistem inferensi fuzzy memiliki input nilai yang sama, adapun MAPE menghitung nilai ukuran ketepatan relatif yang digunakan untuk mengetahui persentasi penyimpangan hasil peramal. Tabel 3.3 Tabel Input Variabel No Nama Perusahaan Aspek Aspek Aspek Keuangan Operasional Administrasi 1 Perum Perhutani Perum Perhutani Perum Perhutani Tabel 3.4 Tabel Hasil Rasio dan Hasil Sistem Inferensi Fuzzy No Nama Perusahaan Nilai Tingkat Kesehatan Tingkat Kesehatan Sistem Inferensi Fuzzy Tingkat Kesehatan Fuzzy 1 Perum Perhutani Sehat Kurang Sehat 2 Perum Perhutani Sehat Sehat 3 Perum Perhutani Sehat Sehat Tabel 3.5 Tabel Hasil MSE dan MAPE No Nama Perusahaan Tingkat Kesehatan Tingkat Kesehatan (Fuzzy) MSE MAPE 1 Perum Perhutani Perum Perhutani Perum Perhutani Berdasarkan hasil dari contoh perhitungan diatas, sistem inferensi memberikan output yang cukup baik untuk menilai tingkat kesehatan perusahaan, hal ini dapat dilihat dari nilai MSE dan MAPE yang cukup kecil, yakni dan

13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Logika Fuzzy merupakan peningkatan dari logika Boolean yang berhadapan dengan konsep kebenaran sebagian. Saat logika klasik menyatakan bahwa segala hal dapat diekspresikan dalam istilah biner (0 atau 1, hitam atau putih, ya atau tidak), logika fuzzy menggantikan kebenaran Boolean dengan tingkat kebenaran. Logika Fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1, tingkat keabuan dan juga hitam dan putih. Proses Logika Fuzzy dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu Fuzzifikasi, Sistem Inferensi dan Deffuzifikasi. Pada Bab ini menyajikan hasil penelitian perbandingan sistem inferensi fuzzy dengan metode Tsukamoto dalam menilai tingkat kesehatan perusahaan BUMN dengan menggunakan variabel aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi. 4.1 Pengujian Berdasarkan hasil pemprosesan data pada masing-masing perusahaan tersebut, nantinya dapat diperoleh tingkat kesehatan perusahaan dan hasil dari sistem inferensi fuzzy dalam menilai tingkat kesehatannya diukur kembali dengan menggunakan MSE dan MAPE. Pada Gambar 4.1 akan terlihat aplikasi yang menggunakan sistem inferensi fuzzy yang penulis bangun. Pada form menu aplikasi ini, diinputkan nilainilai dari setiap variabel-variabel atau aspek-aspek yang digunakan untuk melihat proses sistem inferensi fuzzy dalam menilai tingkat kesehatan perusahaan. 30

14 31 Gambar 4.1 Tampilan Menu Aplikasi 4.2 Input Variabel Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan informasi mengenai data keuangan yang dimiliki setiap perusahaan untuk mencari nilai tingkat kesehatan perusahaan, input data aspek operasional data dilihat seperti pada gambar 4.2: Gambar 4.2 Tampilan Input Variabel Aspek Keuangan

15 Input Variabel Operasional Aspek operasional merupakan informasi mengenai data operasional yang dimiliki setiap perusahaan untuk mencari nilai tingkat kesehatan perusahaan, input data aspek operasional data dilihat seperti pada gambar 4.3: Gambar 4.3 Tampilan Input Variabel Aspek Operasional 4.4 Input Variabel Administrasi Aspek administrasi merupakan informasi mengenai data administrasi yang dimiliki setiap perusahaan untuk mencari nilai tingkat kesehatan perusahaan, input data aspek operasional data dilihat seperti pada gambar 4.4: Gambar 4.4 Tampilan Input Variabel Aspek Administrasi

16 Perhitungan Sistem Inferensi Fuzzy Adapun perhitungan tingkat kesehatan dengan menggunakan rasio terbobot pada setiap variabel terlihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Perhitungan Rasio Terbobot No Nama Perusahaan Aspek Keuangan Aspek Operasional Aspek Administrasi Nilai Tingkat Kesehatan Tingkat Kesehatan 1 PT. Perkebunan Nusantara IX Sehat 2 PT. Perkebunan Nusantara IX Sehat 3 PT. Perkebunan Nusantara IX Sehat 4 PT. Perkebunan Nusantara IX Sehat 5 PT. Perkebunan Nusantara IX Sehat 6 PT. Perkebunan Nusantara IXV Kurang Sehat 7 PT. Perkebunan Nusantara IXV Kurang Sehat 8 PT. Perkebunan Nusantara IXV Kurang Sehat 9 PT. Perkebunan Nusantara IV Sehat 10 PT. Perkebunan Nusantara IV Sehat 11 Perum Perhutani Sehat 12 Perum Perhutani Sehat 13 Perum Perhutani Sehat Dalam perhitungan tingkat kesehatan perusahaan sebelumnya masih menggunakan rasio terbobot, dengan menggunakan range dengan nilai dibawah 30 maka tingkat kesehatan perusahaan dikatakan tidak sehat, nilai dibawah 65 maka tingkat kesehatan perusahaan dikatakan kurang sehat, dan nilai diatas 65 maka tingkat kesehatan perusahaan dikatakan sehat. Perbedaaan perhitungan rasio terbobot dengan sistem inferensi fuzzy adalah raiso terbobot hanya menjumlahkah nilai dari setiap variabel-variabel, sedangkan sistem inferensi fuzzy menggunakan perhitungan rata-rata terbobot pada saat proses defuzzy yang hasil defuzzy tersebut dihasilkan dari penjumlahan dari aturan-aturan (rules) yang dibuat sistem inferensi fuzzy. Adapun perhitungan tingkat kesehatan dengan menggunakan sistem inferensi fuzzy pada setiap variabel terlihat pada tabel 4.2.

17 34 Tabel 4.2 Perhitungan Sistem Inferensi Fuzzy No Nama Perusahaan Nilai Tingkat Tingkat Kesehatan Aspek Aspek Aspek Kesehatan (Sistem Keuangan Operasional Administrasi (Sistem Inferensi Inferensi Fuzzy) Fuzzy) 1 PT. Perkebunan Nusantara IX Sehat 2 PT. Perkebunan Nusantara IX Sehat 3 PT. Perkebunan Nusantara IX Sehat 4 PT. Perkebunan Nusantara IX Sehat 5 PT. Perkebunan Nusantara IX Sehat 6 PT. Perkebunan Nusantara IXV Kurang Sehat 7 PT. Perkebunan Nusantara IXV Kurang Sehat 8 PT. Perkebunan Nusantara IXV Kurang Sehat 9 PT. Perkebunan Nusantara IV Sehat 10 PT. Perkebunan Nusantara IV Sehat 11 Perum Perhutani Kurang Sehat 12 Perum Perhutani Sehat 13 Perum Perhutani Sehat Dari Tabel 4.2 terlihat hasil pada colomn tabel nilai tingkat kesehatan (sistem inferensi fuzzy) bahwa hasil dari perhitungan sistem inferensi fuzzy memberikan nilai yang lebih kecil dari pada perhitungan rata-rata terbobot yang digunakan dalam perhitungan ekonomi. Setelah dilakukannya perhitungan dengan menggunakan sistem inferensi fuzzy dan rasio terbobot, maka dilakuan perhitungan MSE dan MAPE. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Perhitungan MSE dan MAPE No Nama Perusahaan Nilai Nilai Tingkat Standart Tingkat Kesehatan Selisih Deviasi Kesehatan Fuzzy MSE MAPE 1 PT. Perkebunan Nusantara IX PT. Perkebunan Nusantara IX PT. Perkebunan Nusantara IX PT. Perkebunan Nusantara IX PT. Perkebunan Nusantara IX PT. Perkebunan Nusantara IXV PT. Perkebunan Nusantara IXV PT. Perkebunan Nusantara IXV PT. Perkebunan Nusantara IV

18 35 10 PT. Perkebunan Nusantara IV Perum Perhutani Perum Perhutani Perum Perhutani Pembahasan Dari proses perhitungan sistem inferensi fuzzy dengan setiap variabel inputnya adalah aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi dapat dianalisis bahwa perhitungan menggunakan sistem inferensi fuzzy terdapat perbedaan hasil outpt yang menunjukkan bahwa setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-THEN direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas berdasarkan α-predikat. Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot berbeda dengan perhitungan rasio terbobot yang perhitungannya hanya menjumlahkan dan menyesuaikan dengan range tingkat kesehatan. Dalam perhitungan sistem inferensi fuzzy, setiap variabel saling berpengaruh, hal ini terlihat pada data nomor 11, sistem inferensi fuzzy menghasilkan nilai outpot sedangkan rasio terbobot menghasilkan nilai 82. Dari hasil tabel nomor 11 tersebut terlihat bawah setiap variabel saling berpengaruh dalam menilai tingkat kesehatan. Untuk mengukur seberapa besar pergeseran data antara data aktual dengan hasil dari sistem inferensi fuzzy, dimana data aktual dan hasil dari sistem inferensi fuzzy memiliki input nilai yang sama, adapun MAPE menghitung nilai ukuran ketepatan relatif yang digunakan untuk mengetahui persentasi penyimpangan hasil peramal, hal ini dapat dilihat dari nilai MSE dan MAPE yang cukup kecil, yakni dan Dari hasil penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa sistem inferensi fuzzy cukup baik digunakan untuk menilai tingkat kesehatan perusahaan.

19 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Sistem inferensi fuzzy memberikan nilai kualitas proses yang cukup baik untuk menilai tingkat kesehatan perusahaan, hal ini dapat terlihat pada nilai MSE yang dihasilkan oleh sistem inferensi fuzzy hampir mendekati 0 yaitu PT. Perkebunan Nusantara IX ( ), PT. Perkebunan Nusantara IXV ( ), Perum Perhutani ( ). 2. Hasil dari perhitungan sistem inferensi fuzzy cukup efektif untuk digunakan dalam menilai tingkat kesehatan perusahaan, hal ini terlihat pada nilai tingkat akurasi MAPE yang cukup kecil yakni PT. Perkebunan Nusantara IX ( ), PT. Perkebunan Nusantara IXV ( ), Perum Perhutani ( ). 5.2 Saran Berikut ini beberapa saran yang mungkin diperlukan untuk pengembangan dalam penelitian ini: 1. Dalam melakukan perhitungan menilai tingkat kesehatan perusahaan, selain menggunakan sistem inferensi fuzzy dapat juga menggunakan sistem inferensi fuzzy mamdani dan sugeno. 2. Penerapan model yang diperoleh dalam penelitian ini dapat ditanamkan menjadi satu sistem secara utuh dalam suatu aplikasi pemerintahan untuk membantu menilai tingkat kesehatan perusahaan di Indonesia 36

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian diagnosa penyakit asma dengan menggunakan metode fuzzy Tsukamoto, dibutuhkan data mengenai gejala penyakit dari seorang pakar atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat komposit bank tersebut. Menurut peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permintaan, Persediaan dan Produksi 2.1.1 Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO

PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO Ahmad Bahroini 1, Andi Farmadi 2, Radityo Adi Nugroho 3 1,2,3Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru, Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Ketentuan Praktikum 1. Lembar Kerja Praktikum ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa untuk praktikum pertemuan ke - 8 2. Mahasiswa akan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE TSUKAMOTO, METODE MAMDANI DAN METODE SUGENO UNTUK MENENTUKAN PRODUKSI DUPA (Studi Kasus : CV. Dewi Bulan)

PERBANDINGAN METODE TSUKAMOTO, METODE MAMDANI DAN METODE SUGENO UNTUK MENENTUKAN PRODUKSI DUPA (Studi Kasus : CV. Dewi Bulan) PERBANDINGAN METODE TSUKAMOTO, METODE MAMDANI DAN METODE SUGENO UNTUK MENENTUKAN PRODUKSI DUPA (Studi Kasus : CV. Dewi Bulan) Komang Wahyudi Suardika 1, G.K. Gandhiadi 2, Luh Putu Ida Harini 3 1 Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit BAB IV PEMBAHASAN A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Aplikasi fuzzy logic untuk pengambilan keputusan pemberian kredit

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK)

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK) PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK) Andrian Juliansyah ( 1011287) Mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian, yaitu klasifikasi logika. A. Identifikasi Data Cadangan Hidrokarbon

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian, yaitu klasifikasi logika. A. Identifikasi Data Cadangan Hidrokarbon BAB IV PEMBAHASAN BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian yaitu klasifikasi logika fuzzy hasil pembahasan analisis pengujian model fuzzy dan visualisasi model fuzzy pada perhitungan cadangan hidrokarbon

Lebih terperinci

PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 PENALARAN FUZZY Digunakan untuk menghasilkan suatu keputusan tunggal / crisp saat defuzzifikasi Penggunaan akan bergantung

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY FUZZY EXPERT SYSTEM FUZZY INFERENCE SYSTEM FUZZY REASONING Toto Haryanto MATA KULIAH SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY Domain Masalah Fuzzifikasi

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH 68 REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH Septiani Nur Hasanah 1, Nelly Indriani Widiastuti 2 Program Studi Teknik Informatika. Universitas Komputer Indonesia. Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjurusan di SMA Sepanjang perkembangan Pendidikan formal di Indonesia teramati bahwa penjurusan di SMA telah dilaksanakan sejak awal kemerdekaan yaitu tahun 1945 sampai sekarang,

Lebih terperinci

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI III.1 Teori Logika fuzzi III.1.1 Logika fuzzi Secara Umum Logika fuzzi adalah teori yang memetakan ruangan input ke ruang output dengan menggunakan aturan-aturan

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana Logika Fuzzy KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8 Entin Martiana 1 Kasus fuzzy dalam kehidupan sehari-hari Tinggi badan saya: Andi menilai bahwa tinggi badan saya termasuk tinggi Nina menilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini

Lebih terperinci

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Berdasarkan Data Persediaan dan Jumlah Permintaan Ria Rahmadita Surbakti 1), Marlina Setia Sinaga 2) Jurusan Matematika FMIPA UNIMED riarahmadita@gmail.com

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY oleh: 1 I Putu Dody Lesmana, 2 Arfian Siswo Bintoro 1,2 Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik

Lebih terperinci

Penentuan Jumlah Produksi Kue Bolu pada Nella Cake Padang dengan Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno

Penentuan Jumlah Produksi Kue Bolu pada Nella Cake Padang dengan Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno Penentuan Kue Bolu pada Nella Cake Padang dengan Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno Shenna Miranda #1, Minora Longgom Nasution *2, Muhammad Subhan #3 #1 Student of Mathematics department State University

Lebih terperinci

Himpunan Tegas (Crisp)

Himpunan Tegas (Crisp) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Suatu cara untuk merepresentasikan dan menangani masalah ketidakpastian (keraguan, ketidaktepatan, kekuranglengkapan informasi, dan kebenaran yang bersifat sebagian). Fuzzy System

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aplikasi Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno dalam Memperkirakan Produksi Air Mineral dalam Kemasan Oleh Suwandi NRP 1209201724 Dosen Pembimbing 1. Prof. Dr M. Isa Irawan, MT 2. Dr Imam Mukhlash, MT Institut

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Model keseimbangan air pada waduk (Sumber : Noor jannah,2004)

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Model keseimbangan air pada waduk (Sumber : Noor jannah,2004) BAB IV METODOLOGI 4.1 Sistem Pengoperasian Waduk. Tujuan di bangun suatu sistem waduk sangat mempengaruhi strategi pengoperasian sistem waduk yang bersangkutan. Dalam mengembangkan model optimasi pengoperasian

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi

Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi Jurnal Gradien Vol.3 No.2 Juli 2007 : 247-251 Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi Syamsul

Lebih terperinci

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom PENDAHULUAN Logika Fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh tahun 1965 Dasar Logika Fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy adalah peranan

Lebih terperinci

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI BERBASIS WEB DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA SMA INSTITUT INDONESIA Eko Purwanto Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) 1Venny Riana Agustin, 2 Wahyu H. Irawan 1 Jurusan Matematika, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Himpunan Himpunan adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas objek-objek yang didefenisikan secara jelas, objek-objek dalam himpunan-himpunan yang dapat berupa apa saja: bilangan, orang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya BAB II LANDASAN TEORI A. Logika Fuzzy Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada di luar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Permasalahan Penjurusan di SMA dilakukan pada saat siswa berada di kelas X (sepuluh) dan akan naik ke kelas XI (sebelas). Masalah yang sering

Lebih terperinci

Jurnal Informatika SIMANTIK Vol. 2 No. 2 September 2017 ISSN:

Jurnal Informatika SIMANTIK Vol. 2 No. 2 September 2017 ISSN: PENERAPAN LOGIKA FUZZY UNTUK MENENTUKAN MAHASISWA BERPRESTASI DI STMIK CIKARANG MENGGUNAKAN JAVA NETBEANS DAN MYSQL Ema Dili Giyanti 1), Ali Mulyanto 2) 1) Program Studi Teknik Informatika, STMIK Cikarang

Lebih terperinci

Optimalisasi Jumlah Produksi Jamu Jaya Asli Dengan Metode Fuzzy Tsukamoto

Optimalisasi Jumlah Produksi Jamu Jaya Asli Dengan Metode Fuzzy Tsukamoto Optimalisasi Jumlah Produksi Jamu Jaya Asli Dengan Metode Fuzzy Tsukamoto SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO Asrianda 1 asrianda@unimal.ac.id Abstrak Bertambahnya permintaan mahasiswa atas kebutuhan makan seharihari, berkembangnya usaha warung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tumbuhan industri/ perkebunan yang berguna sebagai penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Pohon Kelapa Sawit terdiri dari

Lebih terperinci

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy Company LOGO Penalaran Mamdani dan Tsukamoto Pada pendekatan Fuzzy Inference System Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2011 www.company.com

Lebih terperinci

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN METODE SUGENO DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEPRIBADIAN SISWA BERDASARKAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI MI MIFTAHUL ULUM GONDANGLEGI MALANG) Wildan Hakim, 2 Turmudi, 3 Wahyu H. Irawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan sistem yang kompleks. Logika fuzzy memberikan rangka kerja yang kuat dalam memecahkan masalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE FUZZY MAMDANI DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS

IMPLEMENTASI METODE FUZZY MAMDANI DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS IMPLEMENTASI METODE FUZZY MAMDANI DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS Alfa Saleh Teknik Informatika, Fak Ilmu Komputer Universitas Potensi Utama Jl KL Yos Sudarso KM 65 No3-A, Tanjung Mulia,

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY 1. LOGIKA FUZZY Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Teknik ini menggunakan teori matematis himpunan fuzzy. Logika fuzzy berhubungan dengan

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima Sistem Berbasis Pengetahuan LOGIKA FUZZY Kelompok Rhio Bagus P 1308010 Ishak Yusuf 1308011 Martinus N 1308012 Cendra Rossa 1308013 Rahmat Adhi 1308014 Chipty Zaimima 1308069 Sekolah Tinggi Manajemen Industri

Lebih terperinci

4-5-FUZZY INFERENCE SYSTEMS

4-5-FUZZY INFERENCE SYSTEMS 4-5-FUZZY INFERENCE SYSTEMS Shofwatul Uyun Mekanisme FIS Fuzzy Inference Systems (FIS) INPUT (CRISP) FUZZYFIKASI RULES AGREGASI DEFUZZY OUTPUT (CRISP) 2 Metode Inferensi Fuzzy Metode Tsukamoto Metode Mamdani

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Permintaan 2.1.1 Pengertian Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah kata benda yang berasal dari kata himpun. Kata kerjanya adalah menghimpun. Menghimpun adalah kegiatan yang berhubungan dengan berbagai objek apa saja.

Lebih terperinci

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN Khairul Saleh Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Sumatera Utara Jalan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh pada tahun 1965 yang merupakan guru besar di University of California Berkeley pada papernya yang berjudul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting dalam kelangsungan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan beras, setiap manusia mempunyai cara-cara

Lebih terperinci

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH KECERDASAN BUATAN SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH AMARILIS ARI SADELA (E1E1 10 086) SITI MUTHMAINNAH (E1E1 10 082) SAMSUL (E1E1 10 091) NUR IMRAN

Lebih terperinci

Penerapan Logika Fuzzy

Penerapan Logika Fuzzy 1 Penerapan Logika Fuzzy M. Faisal Baehaki - 13506108 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia 1 m_faisal_b@yahoo.com

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI FUZZY RULES UNTUK PERENCANAAN DAN PENENTUAN PRIORITAS DI PDAM KOTA SURABAYA. oleh: WINDA ZULVINA

SIDANG TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI FUZZY RULES UNTUK PERENCANAAN DAN PENENTUAN PRIORITAS DI PDAM KOTA SURABAYA. oleh: WINDA ZULVINA SIDANG TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI FUZZY RULES UNTUK PERENCANAAN DAN PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN PERALATAN PRODUKSI DI PDAM KOTA SURABAYA oleh: WINDA ZULVINA 5206100040 Dosen Pembimbing : Mahendrawathi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 7 terboboti dari daerah output fuzzy. Metode ini paling dikenal dan sangat luas dipergunakan. First of Maxima (FoM) dan Last of Maxima (LoM) Pada First of Maxima (FoM), defuzzifikasi B( y) didefinisikan

Lebih terperinci

KASUS PENERAPAN LOGIKA FUZZY. Fuzzy tsukamoto, mamdani, sugeno

KASUS PENERAPAN LOGIKA FUZZY. Fuzzy tsukamoto, mamdani, sugeno KASUS PENERAPAN LOGIKA FUZZY Fuzzy tsukamoto, mamdani, sugeno CARA KERJA LOGIKA FUZZY MELIPUTI BEBERAPA TAHAPAN BERIKUT : 1. Fuzzyfikasi 2. Pembentukan basis pengetahuan fuzzy (rule dalam bentuk if..then).

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA Rima Liana Gema, Devia Kartika, Mutiana Pratiwi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang email: rimalianagema@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

JURNAL SISTEM PENENTUAN HARGA PERCETAKAN FOTO DIGITAL MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO DI ALIEF COMPUTER KOTA KEDIRI

JURNAL SISTEM PENENTUAN HARGA PERCETAKAN FOTO DIGITAL MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO DI ALIEF COMPUTER KOTA KEDIRI JURNAL SISTEM PENENTUAN HARGA PERCETAKAN FOTO DIGITAL MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO DI ALIEF COMPUTER KOTA KEDIRI PRICING SYSTEM USING DIGITAL PHOTO PRINTING ON FUZZY TSUKAMOTO ALIEF COMPUTER KEDIRI Oleh:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Sebagai perusahaan yang memproduksi trafo, PT Bambang Djaja harus merencanakan dengan baik

I. PENDAHULUAN Sebagai perusahaan yang memproduksi trafo, PT Bambang Djaja harus merencanakan dengan baik Inventory control System Untuk Menentukan Order quantity dan Reorder point Bahan Baku Pokok Transformer Menggunakan Metode Fuzzy (Studi Kasus : PT Bambang Djaja Surabaya) Denia Fadila Rusman Jurusan Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Descriptive Research Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menmukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa

Lebih terperinci

Contoh Kasus. Bagus Ilhami HIdayat

Contoh Kasus. Bagus Ilhami HIdayat Contoh Kasus Suatu perusahaan tekstil akan memproduksi pakaian dengan jenis XYZ. Dari 1 bulan terakhir, permintaan terbesar mencapai 5000 potong per hari, dan permintaan terkecil mencapai 1000 potong per

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam tugas akhir ini adalah BPR BKK Kendal yang beralamatkan di jalan Soekarno Hatta No 335 Kendal. Penelitian ini berlangsung dari bulan

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY (Lanjutan)

LOGIKA FUZZY (Lanjutan) Metode Mamdani Metode mamdani sering dikenal sebagai metode Max-Min. Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Menurut metode ini, ada empat tahap yang harus dilalui untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Logika Himpunan Fuzzy

Logika Himpunan Fuzzy Logika Himpunan Fuzzy 1 Fungsi Keanggotaan untuk crisp logic True False 1 0 80F Panas Temperature f temperature >= 25C, Panas (1 atau Benar); f temperature < 25C, tidak Panas (0 atau Salah). Fungsi keanggotaan

Lebih terperinci

Fuzzy Expert Sistem. Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015

Fuzzy Expert Sistem. Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015 Fuzzy Expert Sistem Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015 Ketentuan Praktikum Lembar Kerja Praktikum ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa

Lebih terperinci

Penerapan Logika Fuzzy Metode Sugeno Untuk Memprediksi Jumlah Penumpang Di Terminal Ronggo Sukowati Pamekasan

Penerapan Logika Fuzzy Metode Sugeno Untuk Memprediksi Jumlah Penumpang Di Terminal Ronggo Sukowati Pamekasan Penerapan Logika Fuzzy Metode Sugeno Untuk Memprediksi Jumlah Penumpang Di Terminal Ronggo Sukowati Pamekasan Tony Yulianto 1, Sugiono 2, M. Fariz Fadillah Mardianto 3 1,2,3) Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) Dimas Wahyu Wibowo 1, Eka Larasati Amalia 2 1,2 Teknik Informatika, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

Versi Online tersedia di : JURNAL TECH-E (Online)

Versi Online tersedia di :  JURNAL TECH-E (Online) JURNAL TECH-E - VOL. 1 NO. 1 (17) Versi Online tersedia di : http://bsti.ubd.ac.id/e-jurnal JURNAL TECH-E 2581-1916 (Online) Artikel Perancangan Aplikasi Penentu Jurusan IPA atau IPS Pada SMA Menggunakan

Lebih terperinci

Pendekatan Logika Fuzzy untuk Perhitungan Gap pada Metode Profile Matching dalam Menentukan Kelayakan Proposal Penelitian

Pendekatan Logika Fuzzy untuk Perhitungan Gap pada Metode Profile Matching dalam Menentukan Kelayakan Proposal Penelitian Pendekatan Logika Fuzzy untuk Perhitungan Gap pada Metode Profile Matching dalam Menentukan Kelayakan Proposal Penelitian Jumadi 1, a) Cecep Nurul Alam 2, b) 3, c) dan Ichsan Taufik 1, 2, 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Masalah

1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu aplikasi sistem cerdas yang paling sukses dan masih berkembang saat ini yaitu peramalan beban listrik. Peramalan beban listrik adalah suatu ilmu

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

SIDANG TESIS. Oleh : Enny Rohmawati Malik. Dosen Pembimbing : Dr. Imam Mukhlash,S.Si,M.T

SIDANG TESIS. Oleh : Enny Rohmawati Malik. Dosen Pembimbing : Dr. Imam Mukhlash,S.Si,M.T SIDANG TESIS APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY DAN METODE REGRESI UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi Kasus Bank di Indonesia Periode 2005-2009) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Luh Kesuma Wardhani, Elin Haerani Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau

Lebih terperinci

FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR

FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR Seminar Nasional Informatika 23 (semnasif 23) ISSN: 979-2328 UPN Veteran Yogyakarta, 8 Mei 23 FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR Sundari Retno Andani ) ) AMIK Tunas Bangsa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang pemahaman dari logika fuzzy dan data mining. Pada bab ini juga akan dijelaskan bagian-bagian yang perlu diketahui dalam logika fuzzy dan data mining, sehingga

Lebih terperinci

LOGIKA SAMAR (FUZZY LOGIC)

LOGIKA SAMAR (FUZZY LOGIC) LOGIKA SAMAR (FUZZY LOGIC) 2. Himpunan Samar 2.. Himpunan Klasik dan Himpunan Samar Himpunan klasik merupakan himpunan dengan batasan yang tegas (crisp) (Jang, Sun, dan Mizutani, 24). Sebagai contoh :

Lebih terperinci

Perbandingan Regresi Linear, Backpropagation Dan Fuzzy Mamdani Dalam Prediksi Harga Emas

Perbandingan Regresi Linear, Backpropagation Dan Fuzzy Mamdani Dalam Prediksi Harga Emas TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 016 ISSN : 085-418 Perbandingan Regresi Linear, Backpropagation Dan Fuzzy Mamdani Dalam Prediksi Harga Emas Nur Nafi iyah Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam

Lebih terperinci

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma.

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Tentang Mata Mata merupakan organ tubuh manusia yang paling sensitif apabila terkena benda asing misal asap dan debu. Debu akan membuat mata kita terasa perih atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah cabang dari sistem kecerdasan buatan (Artificial Inteligent) yang mengemulasi kemampuan manusia dalam berfikir ke dalam bentuk algoritma yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... BIODATA ALUMNI... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR

Lebih terperinci

REVIEW JURNAL LOGIKA FUZZY

REVIEW JURNAL LOGIKA FUZZY REVIEW JURNAL LOGIKA FUZZY Disusun oleh : Gita Adinda Permata 1341177004309 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NEGERI SINGAPERBANGSA KARAWANG KATA PENGANTAR Assalamualaikum

Lebih terperinci

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Fuzzy Systems Fuzzy Logic Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Masalah: Pemberian beasiswa Misalkan

Lebih terperinci

Volume 9 Nomor 2 Desember 2015

Volume 9 Nomor 2 Desember 2015 Volume 9 Nomor 2 Desember 2015 Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Desember 2015 Volume 9 Nomor 2 Hal. 121 134 PENERAPAN LOGIKA FUZZY METODE SUGENO UNTUK MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI ROTI BERDASARKAN DATA

Lebih terperinci

JURNAL SISTEM PREDIKSI INVENTORY BARANG MENGGUNAKAN METODE FUZZY TSUKAMOTO PREDICTION INVENTORY ITEMS USING FUZZY TSUKAMOTO

JURNAL SISTEM PREDIKSI INVENTORY BARANG MENGGUNAKAN METODE FUZZY TSUKAMOTO PREDICTION INVENTORY ITEMS USING FUZZY TSUKAMOTO JURNAL SISTEM PREDIKSI INVENTORY BARANG MENGGUNAKAN METODE FUZZY TSUKAMOTO PREDICTION INVENTORY ITEMS USING FUZZY TSUKAMOTO Oleh: Reza Hadi Subiantoro 12.1.03.02.0224 Dibimbing oleh : 1. Fatkur Rhohman,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI BARANG DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO BERBASIS ANDROID

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI BARANG DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO BERBASIS ANDROID TINF - 47 p- ISSN : 247 46 e-issn : 246 46 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI BARANG DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO BERBASIS ANDROID Popy Meilina *, Nurvelly Rosanti, Nuraeni Astryani

Lebih terperinci

Saintia Matematika ISSN: Vol. 2, No. 2 (2014), pp

Saintia Matematika ISSN: Vol. 2, No. 2 (2014), pp Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 2 (2014), pp. 115 126. PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI MIE INSTAN DENGAN PENEGASAN (DEFUZZIFIKASI)CENTROID FUZZY MAMDANI (Studi Kasus: Jumlah Produksi Indomie

Lebih terperinci

Analisis Fungsi Keanggotaan Fuzzy Tsukamoto Dalam Menentukan Status Kesehatan Tubuh Seseorang

Analisis Fungsi Keanggotaan Fuzzy Tsukamoto Dalam Menentukan Status Kesehatan Tubuh Seseorang Analisis Fungsi Keanggotaan Fuzzy Tsukamoto Dalam Menentukan Status Kesehatan Tubuh Seseorang Nurul Khairina Politeknik Ganesha Medan Jl. Veteran No. 190 Pasar VI Manunggal nurulkhairina27@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Pendahuluan Alasan digunakannya Logika Fuzzy Aplikasi Himpunan Fuzzy Fungsi keanggotaan Operator Dasar Zadeh Penalaran Monoton Fungsi Impilkasi Sistem Inferensi Fuzzy Basis Data Fuzzy Referensi

Lebih terperinci

SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB

SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB JURNAL MATRIX VOL. 3, NO. 1, MARET 2013 39 SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB I Ketut Suwintana Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali Kampus Bukit Jimbaran Bali Telp. +62 361 701981 Abstrak:.Logika

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Produksi Mebel Pada CV. Sinar Sukses Manado Menggunakan Fuzzy Inference System

Prediksi Jumlah Produksi Mebel Pada CV. Sinar Sukses Manado Menggunakan Fuzzy Inference System Jurnal Matematika dan Aplikasi decartesian ISSN:2302-4224 J o u r n a l h o m e p a g e: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/decartesian decartesian Prediksi Jumlah Produksi Mebel Pada CV. Sinar Sukses

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SISTEM INFERENSI FUZZY UNTUK PENENTUAN JURUSAN DI SMA NEGERI 1 BIREUEN

PENGGUNAAN SISTEM INFERENSI FUZZY UNTUK PENENTUAN JURUSAN DI SMA NEGERI 1 BIREUEN Saintia Matematika Vol. 1, No. 3 (2013), pp. 233 247. PENGGUNAAN SISTEM INFERENSI FUZZY UNTUK PENENTUAN JURUSAN DI SMA NEGERI 1 BIREUEN Zati Azmiana, Faigiziduhu Bu ulolo, dan Partano Siagian Abstrak.

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH PRODUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI BERDASARKAN PREDIKSI PERMINTAAN Oleh: Norma Endah Haryati ( )

PERENCANAAN JUMLAH PRODUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI BERDASARKAN PREDIKSI PERMINTAAN Oleh: Norma Endah Haryati ( ) TUGAS AKHIR PERENCANAAN JUMLAH PRODUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI BERDASARKAN PREDIKSI PERMINTAAN Oleh: Norma Endah Haryati (1207 100 031) Dosen Pembimbing: Drs. I G Ngurah Rai Usadha, M.Si Dra. Nuri

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TSUKAMOTO DALAM PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR BEKAS PADA PT TRI JAYA MOTOR (Studi Kasus PT TRI JAYA MOTOR MEDAN )

PENERAPAN METODE TSUKAMOTO DALAM PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR BEKAS PADA PT TRI JAYA MOTOR (Studi Kasus PT TRI JAYA MOTOR MEDAN ) Marsono, ISSN : 1978-6603 Saiful Nur Arif, Iskandar Zulkarnain, Penerapan Metode Tsukamoto PENERAPAN METODE TSUKAMOTO DALAM PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR BEKAS PADA PT TRI JAYA MOTOR (Studi Kasus PT TRI

Lebih terperinci

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy Asrianda 1 Teknik Informatika Kampus Bukit Indah Lhokseumawe email : asrianda@unimal.ac.id ABSTRAK Bertambahnya permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 5 referensi dan 1 referensi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 5 referensi dan 1 referensi dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 5 referensi dan 1 referensi dari penulis sebagai berikut: Tabel 2.1 Perbandingan Metode Penelitian

Lebih terperinci

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha Menggunakan Fuzzy Logic 1. Pendahuluan Jual beli motor merupakan suatu kegiatan transaksi yang mungkin sering kita temukan di kehidupan sehari-hari. Untuk

Lebih terperinci

FUZZY SYSTEM & FUZZY REASONING DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB

FUZZY SYSTEM & FUZZY REASONING DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB FUZZY SYSTEM & FUZZY REASONING Workshop on Fundamental Concept and Implementation of Fuzzy Logic March 17 th 2016 Net Centric Computing Lab DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB Outline Crips VS Fuzzy Pengembangan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY MAMDANI UNTUK MENENTUKAN HARGA GABAH

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY MAMDANI UNTUK MENENTUKAN HARGA GABAH IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY MAMDANI UNTUK MENENTUKAN HARGA GABAH Reino Adi Septiawan Program Studi Teknik Informatika S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang Email : a11.2009.04948@gmail.com

Lebih terperinci