BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan aturan, terdiri dari 3 penghantar fasa (R,S,T) dan satu penghantar netral.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan aturan, terdiri dari 3 penghantar fasa (R,S,T) dan satu penghantar netral."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arus netral Jaringan distribusi tegangan rendah adalah jaringan tiga fasa empat kawat dengan aturan, terdiri dari 3 penghantar fasa (R,S,T) dan satu penghantar netral. Jika jaringan distribusi tersebut mempunyai beban linear seimbang maka tidak ada arus netral. Namun, dalam kondisi sebenarnya, beban yang terpasang tidak seimbang karena sebagian besar jaringan menyuplai seperangkat peralatan beban satu fasa. Jaringan distribusi sekarang sebagian besar menyuplai penggunaan peralatan beban nonlinear. Dengan meningkatnya penggunaan beban nonlinear maka menyebabkan adanya distorsi harmonik pada arus beban dan timbulnya arus netral [4]. Pada suatu kondisi di mana sistem distribusi tiga fasa empat kawat melayani beban-beban nonlinear satu fasa yang tidak seimbang, arus yang mengalir pada penghantar netral merupakan penjumlahan dari arus fundamental dan arus harmonisa urutan nol (terutama harmonisa triplen) [5]. Pada sistem distribusi yang seimbang dan melayani beban nonlinear, arus harmonisa pada penghantar netral dapat diturunkan dengan menggunakan transformasi Fourier. Adapun persamaannya adalah sebagai berikut: [6] II RR (tt) = II 1 sin(ωtt + φφ 1 ) + II 3 sin(3ωtt + φφ 3 ) + II 5 sin(5ωtt + φφ 5 ) + (2.1) II SS (tt) = II 1 sin(ωtt φφ 1 ) + II 3 sin(3(ωtt 120 ) + φφ 3 ) + II 5 sin(5(ωtt 120 )+φφ 5 )+ (2.2)

2 II TT (tt) = II 1 sin(ωtt φφ 1 ) + II 3 sin(3(ωtt 240 ) + φφ 3 ) + II 5 sin(5(ωtt 240 )+φφ 5 )+ (2.3) Dengan menjumlahkan arus pada ketiga fasa, maka dapat diperoleh persamaan untuk arus netral sebagai berikut: II NN (tt) = II RR (tt) + II SS (tt) + II TT (tt) = (II 3 sin(3ωtt + φφ 3 ) (2.4) Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa arus yang mengalir pada penghantar netral adalah arus harmonisa triple. Pada sistem distribusi yang tidak seimbang dan melayani beban nonlinear, arus harmonisa pada penghantar netral dapat dapat diturunkan dengan menggunakan transformasi Fourier. Adapun persamaannya adalah sebagai berikut: [6] II RR,ii II SS,ii II TT,ii II 0,ii II 1,ii II 2,ii = 1 aa 2 aa 1 aa aa 2 II 0,ii II 1,ii II 2,ii = 1 1 aa aa aa 2 aa Dimana: aa = exp (j120) = exp ( ) II RR,ii II SS,ii II TT,ii (2.5) (2.6) Karena penjumlahan dari komponen urutan positif dan komponen urutan negatif adalah nol (1 + aa + aa 2 = 0). Maka hanya komponen urutan nol saja yang terdapat pada penghantar netral. Hal ini dituliskan dengan : II NN,ii = (1 + aa + aa 2 )II 1,ii + (1 + aa + aa 2 )II 2,ii + 3II 0,ii = 3II 0,ii (2.7) Dengan menggunakan hukum Kirchoff pada Persamaan (2.7) dihasilkan: II NN,ii = 3II 0,ii = II RR,ii + II SS,ii + II TT,ii = II RR,ii + II SS,ii + II TT,ii (2.8) Dengan memisalkan bahwa:

3 II RR,ii = II RR,ii ee jjjjjj,ii, II SS,ii = II SS,ii ee jjjjjj,ii, II TT,ii = II TT,ii ee jjjjjj,ii, maka II NN,ii diberikan oleh : II NN,ii = II RR,ii cosφφ UU,ii + II SS,ii cosφφ VV,ii + II TT,ii cosφφ WW,ii +jj(ii RR,ii sinφφ UU,ii + II SS,ii sinφφ VV,ii + II TT,ii sinφφ WW,ii ) (2.9) Dengan menggunakan persamaan di atas, amplitudo I N,i dan sudut fasa φ N,i dari harmonisa ke-i pada penghantar netral dapat dihitung. Amplitudo I N,i dapat diperoleh dengan persamaan: II NN,ii = II RR,ii cosφφ RR,ii + II SS,ii cosφφ SS,ii + II TT,ii cosφφ TT,ii 2 + II RR,ii sinφφ RR,ii + II SS,ii sinφφ SS,ii + II TT,ii sinφφ TT,ii 2 (2.10) persamaan: Sedangkan sudut fasa φ N,i untuk harmonisa ke-i dapat diperoleh dengan φφ NN,ii = aaaaaaaaaa Im (II NN,ii) (2.11) Re (II NN,ii) Jika amplitudo dan sudut fasa harmonisa di penghantar fasa diketahui, unsur harmonisa pada arus di penghantar netral dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan (2.10) dan (2.11) [6]. Dalam kenyataannya, pada sistem distribusi tenaga listrik tiga fasa empat kawat sering dijumpai arus netral sistem mencapai lebih dari 1.73 kali arus fasanya [2] Harmonisa Harmonisa merupakan suatu model matematis dari bentuk gelombang sinusoidal yang terdistorsi pada keadaan sebenarnya. Hal ini merupakan suatu teknik untuk menganalisa gelombang ac yang terdistorsi. Semua bentuk gelombang tegangan dan arus dapat direpresentasekan oleh sebuah deret

4 gelombang sinusoidal dari berbagai macam frekuensi yang merupakan kelipatan integer dari frekuensi fundamental. Pada sistem distribusi dengan frekuensi fundamental sebesar 50 Hz, dapat mengandung harmonisa ketiga (150Hz), kelima (250Hz), ketujuh (350Hz), dan lain-lain [1]. Harmonisa dapat dibagi menjadi dua yaitu harmonisa orde ganjil dan harmonisa orde genap. Harmonisa orde ganjil terdiri dari harmonisa ke- 3, 5, 7, 9, dst. Sedangkan harmonisa orde genap terdiri dari harmonisa ke- 2, 4, 6, 8, dst. Harmonisa ke- 1 tidak termasuk dalam harmonisa ganjil karena merupakan frekuensi fundamental (dasar) [7]. Pengertian dari frekuensi harmonisa ditunjukkan pada Gambar 2.1. Harmonisa kedua mengalami dua kali siklus penuh selama satu kali siklus frekuensi fundamentalnya, dan harmonisa ketiga mengalami tiga kali siklus penuh selama satu kali siklus frekuensi fundamentalnya. VV1, VV2, dan VV3 adalah nilai puncak dari komponen harmonisanya. Gambar 2.2 merupakan penjumlahan dari gelombang fundamental dengan gelombang harmonisa ketiga [7]. V1 1 Cycle FUNDAMENTAL V1 Sin wt V2 1 Cycle HARMONISA KEDUA V2 Sin wt V3 1 Cycle HARMONISA KETIGA V3 Sin wt Gambar 2.1 Gelombang Fundamental, Harmonisa Kedua dan Harmonisa Ketiga

5 Gambar 2.2 Gelombang Hasil Penjumlahan Gelombang Fundamental Dengan Gelombang Harmonisa Ketiga Untuk suatu sistem tiga fasa seimbang yang mensuplai beban nonlinear, harmonisa dapat dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan urutan fasanya, yaitu [7]: 1. Harmonisa urutan positif Yaitu harmonisa urutan positif terdiri dari tiga buah fasor yang sama besarnya, terpisah antara satu dengan yang lain sebesar 120, dan mempunyai urutan fasor yang sama dengan fasor aslinya. Harmonisa urutan-positif terdiri dari harmonisa orde ke-1, 4, 7, 10, dst. Gambar 2.3 menunjukkan fasor fundamental.

6 I T1 URUTAN FASA POSITIF I R1 I S1 Gambar 2.3 Fasor Fundamental 2. Harmonisa urutan negatif Yaitu harmonisa urutan negatif terdiri dari tiga buah fasor yang sama besarnya, terpisah antara satu dengan yang lain sebesar 120, dan mempunyai urutan fasor yang berlawanan dengan fasor aslinya. Harmonisa urutan-negatif terdiri dari harmonisa orde ke-2, 5, 8, 11, dst. Gambar 2.4 menunjukkan fasor dari harmonisa kelima. I S5 URUTAN FASA NEGATIF I R5 I T5 Gambar 2.4 Fasor Harmonisa Kelima

7 3. Harmonisa urutan nol Yaitu harmonisa urutan nol terdiri dari tiga buah fasor yang sama besarnya dan dengan pergeseran fasa 0 antara fasor yang satu dengan yang lain. Harmonisa urutan nol terdiri dari harmonisa orde ke-3, 6, 9, 12, dst. Gambar 2.5 menunjukkan fasor dari harmonisa ketiga. URUTAN FASA NOL I R3, I S3, I T3 Gambar 2.5 Fasor Harmonisa Ketiga Arus harmonisa yang mengalir di penghantar netral didominasi oleh arus harmonisa urutan nol [8] Harmonisa Triplen Harmonisa triplen adalah harmonisa ganjil kelipatan tiga seperti harmonisa ke-3, 9, 15, 21, dan lain-lain. Harmonisa triplen juga dikenal sebagai harmonisa urutan nol karena selalu berada sefasa satu sama lain [1]. Harmonisa triplen menjadi masalah yang penting pada sistem tiga fasa empat kawat karena arus harmonisa triplen mengalir dan saling menjumlahkan di penghantar netral. Ini menyebabkan penghantar netral bisa overload dan dapat menimbulkan kebakaran.

8 2.2.2 Sumber Harmonisa Pada suatu sistem ditribusi tenaga listrik, pembangkit membangkitkan bentuk gelombang tegangan dan arus sinusoidal yang hampir sempurna. Beban yang dipikul sistem berupa beban linier dan beban nonlinear. Akan tetapi pada kenyataannya beban pada tiap fasa didominasi oleh beban-beban nonlinear. Sehingga bentuk gelombang sinusoidal yang sempurna tidak bertahan disisi konsumen karena penggunaan dari beban-beban nonlinear tersebut yang menarik arus nonsinusoidal. Beban-beban ini merusak bentuk gelombang tegangan dan arus pada sistem kelistrikan dan menghasilkan harmonisa pada sistem listrik. Gambar 2.6 mengilustrasikan beban linear seimbang arus masing-masing fasa dari ketiga fasa hanya terdiri dari bentuk gelombang fundamental dan gelombang pada netralnya merupakan penjumlahan dari ketiga fasa (tidak mengalir arus) seperti pada gambar 2.7 [1]. R Transformator Arus Fasa R BEBAN LINEAR S Arus Fasa S BEBAN LINEAR T Arus Fasa T BEBAN LINEAR Arus Netral Gambar 2.6 Jaringan Tiga Fasa Empat Kawat Mensuplai Beban Linear Seimbang

9 Fasa R Fasa S Fasa T Netral Gambar 2.7 Bentuk Gelombang Dari Ketiga Fasa dan Netral Mensuplai Beban Linear Seimbang Akan tetapi, di lingkungan yang sering terjadi harmonisa kondisi ini sangatlah berbeda, Gambar 2.8 mengilustrasikan kondisi dimana beban nonlinear menghasilkan harmonisa triplen dan saling menjumlahkan satu sama lain di penghantar netral seperti diperlihatkan pada Gambar 2.9 [1]. R Transformator Arus Fasa R BEBAN NONLINEAR S Arus Fasa S BEBAN NONLINEAR T Arus Fasa T BEBAN NONLINEAR Arus Netral Gambar 2.8 Jaringan Tiga Fasa Empat Kawat Mensupali Beban Nonlinear Seimbang

10 Fasa R Fasa S Fasa T Netral Gambar 2.9 Bentuk Gelombang Dari Ketiga Fasa dan Netral Mensuplai Beban Nonlinear Sumber harus harmonisa yang utama pada sistem distribusi tenaga listrik adalah beban-beban nonlinear yang mempergunakan konverter-konverter statis berupa penyearah-penyearah jembatan dioda. Pada sistem distribusi tenaga listrik tiga fasa empat kawat tegangan rendah banyak terdapat beban-beban nonlinear satu fasa berupa peralatan-peralatan listrik berbasis elektronik seperti lampulampu fluorescent yang menggunakan ballast elektronik, TV, komputer, catu daya pengisi batere, mesin fotocopy dan lain sebagainya yang menggunakan penyearah-penyearah satu fasa [2] Dampak Harmonisa Tegangan dan arus harmonisa dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda pada peralatan listrik yang terhubung dengan jaringan listrik tergantung karakteristik listrik beban itu sendiri. Dampak pada sistem tenaga listrik yaitu [9] :

11 a. Naiknya nilai arus netral pada jaringan distribusi tiga fasa empat kawat. b. Mengganggu peralatan kontrol yang digunakan pada sistem elektronik. c. Kesalahan pada peralatan pengukuran listrik yang menggunakan prinsip induksi magnetik. d. Menggangu alat-alat pengaman dalam sistem tenaga listrik seperti relay. e. Pada mesin-mesin berputar seperti generator dan motor, menyebabkan getaran dan suara/bising. f. Bila ada sistem komunikasi yang dekat dengan sistem tenaga listrik maka sistem komunikasi tersebut dapat terganggu Cara Untuk Mengurangi Arus Harmonisa Sistem distribusi tenaga listrik tiga fasa empat kawat umumnya digunakan untuk mendistribusikan energi listrik ke pusat-pusat beban listrik tegangan rendah. Beban yang terhubung pada sistem ini lebih didominasi oleh beban-beban nonlinear berupa peralatan listrik elektronik satu fasa. Arus harmonisa urutan nol yang dibangkitkan dari beban-beban nonlinear satu fasa secara komulatif mengalir melalui penghantar netral sistem. Dengan demikian, apabila arus jala-jala sistem mempunyai kandungan arus harmonisa urutan nol yang tinggi, maka arus netral sistem akan menjadi sangat berlebihan. Hal ini merupakan salah satu permasalahan utama akibat arus harmonisa pada sistem distribusi tenaga listrik tiga fasa empat kawat. Arus harmonisa urutan nol yang ada di jala-jala sistem dapat dieleminir/dikurangi dengan metoda pelalu arus urutan nol (Zero Passing) dan metoda penahan arus urutan nol (Zero Blocking) [2].

12 Zero Passing adalah suatu rangkaian elektromagnetik yang berfungsi untuk melalukan arus harmonisa urutan nol. Oleh karena itu, suatu Zero Passing mempunyai impedansi yang rendah terhadap arus harmonisa urutan nol dan impedansi yang tinggi terhadap arus urutan lainnya. Zero Passing bisa didapatkan dari beberapa konfigurasi rangkaian elektromagnetik multi belitan seperti trafo Y-, autotrafo zigzag dan autotrafo scott [2]. Zero Blocking adalah suatu rangkaian elektromagnetik yang berfungsi untuk menahan arus harmonisa urutan nol. Oleh karena itu, suatu Zero Blocking haruslah mempunyai impedansi yang besar terhadap arus harmonisa urutan nol dan impedansi yang rendah terhadap arus urutan lainnya [2]. Pada tugas akhir ini penulis menggunakan tiga transformator satu fasa yang digunakan sebagai zero sequence blocking transformer untuk mengurangi besarnya arus harmonisa urutan nol dan nilai arus netral Zero Sequence Blocking Transformer Dalam proses pengurangan harmonisa arus di jala-jala sistem distribusi tenaga listrik tiga fasa empat kawat, zero sequence blocking transformer (ZSBT) berfungsi sebagai panahan arus urutan nol dan pelalu arus urutan lainnya. Oleh karena itu, suatu ZSBT haruslah mempunyai impedansi urutan nol yang besar dan impedansi urutan lainnya yang sangat kecil. Untuk memenuhi kriteria tersebut, suatu ZSBT dapat dibentuk dari tiga buah trasnformator satu fasa yang diperlihatkan pada Gambar 2.10 [3].

13 IR2 IT2 R S IS2 T VR VS VT Vo IR1 IS1 IT1 N1 N2 N1 N2 N1 N2 Gambar 2.10 ZSBT Menggunakan Tiga Buah Transformator Satu Fasa Pada Gambar 2.11 N 1 adalah belitan pada sisi primer dan N 2 adalah belitan pada sisi sekunder. Pada sisi primer transformator terhubung seri dengan sumber dan beban dan pada sekunder tranformator terhubung paralel. SUMBER N2 N2 N2 TRANSFORMATOR N1 N1 N1 BEBAN Gambar 2.11 Pemasangan ZSBT Pada Jaringan

14 ` L lk I R1 1:1 I R2 V R L o L lk I S1 1:1 I S2 V S L o V o L lk I T1 1:1 I T2 V T L o Gambar 2.12 Rangkaian Ekivalen Dari ZSBT Rangkaian ekivalen dari ZSBT ditunjukkan pada Gambar 2.12 yang menggunakan rangkaian listrik untuk transformator satu fasa. L lk adalah induktansi bocor dan L o adalah induktansi magnetisasi dari setiap transformator satu fasa. Untuk memudahkan analisis, semua resistensi telah diabaikan dan telah dianggap bahwa rasio untuk setiap transformator satu fasa adalah 1:1 (N 1 =N 2 ). Pada sisi sekunder dari transformator terhubung wye, maka jumlah arusnya adalah nol. ii RR2 + ii SS2 + ii TT2 = 0 (2.12) Tegangan pada sisi sekunder transformator vv 0 dapat dinyatakan: dd vv 0 = LL (ii 0 dddd RR1 ii RR2 )

15 = LL 0 dd dddd (ii SS1 ii SS2 ) = LL 0 dd dddd (ii TT1 ii TT2 ) (2.13) Dari Persamaan (2.12) dan (2.13), diperoleh tegangan vv 0 : vv 0 = LL 0 3 dd dddd (ii RR1 + ii SS1 + ii TT1 ) (2.14) Dimana L o adalah induktansi magnetisasi dari transformator satu fasa : LL oo = NN2 RR (2.15) Dengan N dan R menjadi jumlah gulungan atau belitan dan reluktansi dari transformator satu fasa. Tegangan pada sisi primer dari fasa a dapat dinyatakan vv RR = LL llll. dd dddd (ii RR1) + LL oo 3. dd dddd (ii RR1 + ii SS1 + ii TT1 ) (2.16) Impedansi dari ZSBT dapat diturunkan dengan menggabungkan persamaan ii ZZZZ = (ii RR +ii SS +ii TT ) 3 = ii RRRRRR = ii RRZZZZ = ii TTTTTT dengan Persamaan (2.16) dan mengabaikan induktansi bocor, impedansi yang dihasilkan oleh ZSBT terhadap arus urutan nol adalah impedansi magnetisasi dari transformator satu fasa (ZZ ZZZZ = (LL llll + LL oo )ωω LL oo ωω). Untuk komponen urutan positif dan negatif, dapat diturunkan bahwa impedansi yang ada adalah impedansi bocor (ZZ dddddddd = LL llll ωω). ZSBT dengan menggunakan tiga buah transformator satu fasa memiliki keuntungan lebih mudah dalam pembuatannya, sehingga cocok untuk aplikasi pada daya yang tinggi. Pada aplikasi yang berdaya tinggi, arus yang melalui penghantar ZSBT terbilang cukup tinggi, sehingga kabel dengan luas penampang yang besar harus digunakan. Sehingga penggulungan belitan yang simetris terbilang lebih mudah agar arus urutan positif dan negatif tidak menghasilkan fluks [3].

16 Rating daya suatu ZSBT dapat ditentukan oleh Persamaan (2.17). Rating daya ZSBT = I 2 0 Z ZB (2.17) Dimana I 0 adalah arus urutan nol pada fasa dan Z ZB adalah impedansi ZSBT. Rating daya ZSBT ini sangat kecil, namun yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian ukuran kawat konduktor belitannya yang akan dilalui arus sistem [2]. Pada tugas akhir ini penulis menggunakan 2 buah ZSBT dengan jenis belitan konvensional dan bifilar. Perbandingan belitan setiap transformator 1:1. Belitan konvensinal adalah kawat berisolasi yang dililit pada suatu inti. Kawat primer terlebih dahulu dililitkan setelah itu kawat skunder dililitkan. Gambar 2.13 menunjukkan transformator yang dililit secara konvensional. Belitan bifilar adalah sepasang kawat berisolasi yang saling berdekatan satu sama lain dan dililit pada suatu inti yang sama. Satu kawat sebagai lilitan primer sedangkan kawat yang lain sebagai lilitan sekunder. Gambar 2.14 menunjukkan transformator yang dililit secara bifilar [10]. Primer Isolasi Sekunder Gambar 2.13 Transformator Dengan Belitan Konvensional

17 Primer Sekunder Gambar 2.14 Transformator Dengan Belitan Bifilar Analisis Rangkaian Ekivalen Urutan Nol Zero sequence blocking transformer (ZSBT) berfungsi sebagai panahan arus urutan nol dan pelalu arus urutan lainnya. Maka penggunaan ZSBT pada suatu sistem dapat dianalisis. Gambar 2.15 merupakan rangkaian ekivalen urutan nol per fasa [11]. Zs ZZB Vs ZL il0 in Gambar 2.15 Rangkaian Ekivalen Urutan Nol Sistem Menggunakan ZSBT Keterangan: V S i L0 i N Z S : Sumber tegangan : Sumber arus urutan nol : Arus netral menuju sumber : Impedansi sumber

18 Z ZB : Impedansi ZSBT Z L : Impedansi beban Dari Gambar 2.13 besar arus i N dapat diperoleh sebagai berikut: ii NN = ZZ LL ZZ SS +ZZ ZZZZ +ZZ LL ii LL0 (2.18) Pada Persamaan (2.18) dapat dilihat bahwa efektifitas pengurangan arus netral menuju sumber tergantung kepada perbandingan antara impedansi urutan nol ZSBT (Z ZB ) dan impedansi beban (Z L ). Jika impedansi urutan nol ZSBT (Z ZB ) jauh lebih besar dibanding impedansi beban (Z L ) maka makin besar pengurangan arus netral.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relatif konstan dengan bentuk gelombang yang sinusoidal bebas dari harmonisa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relatif konstan dengan bentuk gelombang yang sinusoidal bebas dari harmonisa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Pada umumnya sistem distribusi daya listrik menyediakan tegangan yang relatif konstan dengan bentuk gelombang yang sinusoidal bebas dari harmonisa. Pada sistem tenaga,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Netral pada Sistem Tiga Fasa Empat Kawat Jaringan distribusi tegangan rendah adalah jaringan tiga fasa empat kawat, dengan ketentuan, terdiri dari kawat tiga fasa (R, S,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik dikatakan ideal jika bentuk gelombang arus yang dihasilkan dan bentuk gelombang tegangan yang disaluran ke konsumen adalah gelombang sinus murni.

Lebih terperinci

PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN ZERO SEQUENCE BLOCKING TRANSFORMER

PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN ZERO SEQUENCE BLOCKING TRANSFORMER PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN ZERO SEQUENCE BLOCKING TRANSFORMER T. Fakhrul Hadi, Zulkarnaen Pane Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik pada tegangan rendah, terutama untuk melayani bebanbeban

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik pada tegangan rendah, terutama untuk melayani bebanbeban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem distribusi tiga fasa empat kawat sudah secara luas digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik pada tegangan rendah, terutama untuk melayani bebanbeban satu

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga fasor yang sama besarnya, berbeda fasa satu dengan yang lain 120 0, hasil

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga fasor yang sama besarnya, berbeda fasa satu dengan yang lain 120 0, hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sistem tiga fasa hubungan Y, arus netral merupakan penjumlahan dari ketiga arus fasanya. Dalam keadaan seimbang, sistem tiga fasa yang terdiri dari tiga fasor

Lebih terperinci

MINIMISASI ARUS NETRAL DENGAN MENGGUNAKAN AUTOTRAFO ZIG-ZAG PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT

MINIMISASI ARUS NETRAL DENGAN MENGGUNAKAN AUTOTRAFO ZIG-ZAG PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MINIMISSI RUS NETRL DENGN MENGGUNKN UTOTRFO ZIG-ZG PD SISTEM DISTRIBUSI TIG FS EMPT KWT Junaidy Sipayung, Ir. Zulkarnaen Pane, Syiska Yana, ST, MT Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI Oleh : CRISTOF NAEK HALOMOAN TOBING 0404030245 Sistem Transmisi dan Distribusi DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2008 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Personal Computer (Gambar 2.1) adalah seperangkat komputer yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Personal Computer (Gambar 2.1) adalah seperangkat komputer yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Personal Computer (PC) Personal Computer (Gambar 2.1) adalah seperangkat komputer yang digunakan oleh satu orang saja/pribadi. Biasanya komputer ini adanya dilingkungan rumah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan teknologi. Dalam bidang elektronika, peralatan seperti TV, komputer, Air Conditioner, ataulampu

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci

PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN ZERO SEQUENCE BLOCKING TRANSFORMER

PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN ZERO SEQUENCE BLOCKING TRANSFORMER PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN ZERO SEQUENCE BLOCKING TRANSFORMER Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik merupakan suatu sumber energi yang menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia di dunia saat ini. Energi listrik dibangkitkan di pusat pembangkit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Harmonisa Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat penggunaan komponen semi konduktor pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah 24 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah tangga diantaranya, switch-mode power suplay pada TV,

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder TRANSFORMATOR PENGERTIAN TRANSFORMATOR : Suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak-balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi elektromagnetik (lewat mutual induktansi) Bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, permasalahan kualitas daya pada sistem tegangan rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya sistem disebabkan

Lebih terperinci

PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN TRANSFORMATOR WYE-DELTA

PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN TRANSFORMATOR WYE-DELTA PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN TRANSFORMATOR WYE-DELTA Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada

Lebih terperinci

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian sistem ini biasanya terdiri dari dua bagian yaitu saluran distribusi primer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian sistem ini biasanya terdiri dari dua bagian yaitu saluran distribusi primer BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem distribusi tenaga listrik merupakan sistem dimana listrik yang sudah dibangkitkan oleh pembangkit listrik akan disalurkan ke konsumen

Lebih terperinci

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tersebut. 1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat memberikan konsep mengenai penggunaan single

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA Jaringan listrik yang disalurkan oleh PLN ke konsumen, merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Secara umum, sistem tenaga listrik terdiri dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya BAB TINJAUAN PUSTAKA.. Faktor Daya Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya aktif (P) dan daya reaktif (Q), maka besarnya daya semu (S) adalah sebanding dengan arus (I)

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa Agus R. Utomo Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok 16424 E-mail : arutomo@yahoo.com Mohamad Taufik

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PARAMETER TRANSFORMATOR. A.1.1. TRANSFORMATOR: TR 11 (500 VA; 133/133 Volt) Pengujian Beban Nol I OC (amp) 1 133,08 0,130 10,2 133,01

LAMPIRAN A PARAMETER TRANSFORMATOR. A.1.1. TRANSFORMATOR: TR 11 (500 VA; 133/133 Volt) Pengujian Beban Nol I OC (amp) 1 133,08 0,130 10,2 133,01 LAMPIRAN A PARAMETER TRANSFORMATOR A.1.1. TRANSFORMATOR: TR 11 (500 VA; 133/133 Volt) No V 1 (volt) Pengujian Beban Nol I OC (amp) P OC (watt) V OC (volt) 1 133,08 0,130 10,2 133,01 No I 1 (amp) Pengujian

Lebih terperinci

PENGARUH HARMONISA TERHADAP ARUS NETRAL TRANSFORMATOR DISTRIBUSI (APLIKASI PADA R.S.U SARI MUTIARA MEDAN)

PENGARUH HARMONISA TERHADAP ARUS NETRAL TRANSFORMATOR DISTRIBUSI (APLIKASI PADA R.S.U SARI MUTIARA MEDAN) PENGARUH HARMONISA TERHADAP ARUS NETRAL TRANSFORMATOR DISTRIBUSI (APLIKASI PADA RSU SARI MUTIARA MEDAN) Frederick Sakaja Ginting, Satria Ginting dan Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

peralatan listrik yang umum digunakan saat ini menerapkan prinsip elektronika

peralatan listrik yang umum digunakan saat ini menerapkan prinsip elektronika BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi pada peralatan listrik, hampir semua peralatan listrik yang umum digunakan saat ini menerapkan prinsip elektronika daya yang dapat disebut

Lebih terperinci

Elektronika daya. Dasar elektronika daya

Elektronika daya. Dasar elektronika daya Elektronika daya Dasar elektronika daya Pengertian Elektronika daya merupakan cabang ilmu elektronika yang berkaitan dengan pengolahan dan pengaturan daya listrik yang dilakukan secara elektronis Elektronika

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih BAB II TRASFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri, tegangan masukan pada peralatan tersebut seharusnya berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. industri, tegangan masukan pada peralatan tersebut seharusnya berbentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kebutuhan energi listrik untuk rumah tangga dan industri pada umumnya dipenuhi oleh PT. PLN (persero). Akan tetapi pada sistem tenaga listirk banyak terjadi

Lebih terperinci

BAB III PROTEKSI GANGGUAN TANAH PADA STATOR GENERATOR. Arus gangguan tanah adalah arus yang mengalir melalui pembumian. Sedangkan

BAB III PROTEKSI GANGGUAN TANAH PADA STATOR GENERATOR. Arus gangguan tanah adalah arus yang mengalir melalui pembumian. Sedangkan BAB III PROTEKSI GANGGUAN TANAH PADA STATOR GENERATOR III.1 Umum Arus gangguan tanah adalah arus yang mengalir melalui pembumian. Sedangkan arus yang tidak melalui pembumian disebut arus gangguan fasa.

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga ii BAB Transformator.. Transformator Satu Fasa Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi, transformator

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya Pada desain fasilitas penunjang Bandara Internasional Kualanamu adanya tuntutan agar keandalan sistem tinggi, sehingga kecuali

Lebih terperinci

KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN. toto_sukisno@uny.ac.id

KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN. toto_sukisno@uny.ac.id KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN A. Sintesis Fasor Tak Simetris dari Komponen-Komponen Simetrisnya Menurut teorema Fortescue, tiga fasor tak seimbang dari sistem tiga-fasa dapat diuraikan menjadi

Lebih terperinci

PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN TRANSFORMATOR WYE-DELTA

PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN TRANSFORMATOR WYE-DELTA PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN TRANSFORMATOR WYE-DELTA Doni Rivi Hermando, Zulkarnaen Pane Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

Reduksi Harmonisa Arus Sumber Tiga-Fasa Dengan Transformator Penggeser Fasa

Reduksi Harmonisa Arus Sumber Tiga-Fasa Dengan Transformator Penggeser Fasa Vol. 2, 2017 Reduksi Harmonisa Arus Sumber Tiga-Fasa Dengan Transformator Penggeser Fasa I. M. Wiwit Kastawan Jurusan Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Bandung Barat,

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1. Bentuk Gelombang Hasil Distorsi Harmonik [2] 4 Universitas Indonesia

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1. Bentuk Gelombang Hasil Distorsi Harmonik [2] 4 Universitas Indonesia BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Distorsi Harmonik Pada dasarnya, gelombang tegangan dan arus yang ditransmisikan dan didistribusikan dari sumber ke beban berupa gelombang sinusoidal murni. Akan tetapi, pada proses

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harmonisa Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan beban tidak linier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran

Lebih terperinci

Oleh: Sudaryatno Sudirham

Oleh: Sudaryatno Sudirham 1. Transformator Satu Fasa Transformator Oleh: Sudaryatno Sudirham Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi, transformator digunakan pada rentang frekuensi audio sampai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Sistem distribusi dalam sitem tenaga listrik dikenal dua jenis beban, yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan bentuk gelombang tegangan

Lebih terperinci

KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRIS. A. Sintesis Fasor Tak Simetris dari Komponen-Komponen Simetrisnya

KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRIS. A. Sintesis Fasor Tak Simetris dari Komponen-Komponen Simetrisnya Modul Mata Kuliah Proteksi Sistem Tenaga, F. TEKNIK ELEKTRO UNISMA KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRIS Pada tahun 1918 salah satu cara yang paling ampuh untuk menangani rangkaian fasamajemuk (poly-phase = berfasa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN SECOND ORDER DAMPED FILTER UNTUK MEREDUKSI MASALAH HARMONIK PADA BEBAN NON-LINEAR MENGGUNAKAN ETAP POWER STATION 7.0.0 SKRIPSI VELAYATI PUSPA PERTIWI 0806319236 FAKULTAS

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2) Kuliah 4: Transformator Ahmad Qurthobi, MT. Engineering Physics - Telkom University Daftar Isi Transformator Ideal Induksi Tegangan pada Sebuah Coil Tegangan Terapan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses yang kontinu membutuhkan komponen-komponen elektronika dan komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. proses yang kontinu membutuhkan komponen-komponen elektronika dan komponen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan peningkatan produktifitas dalam industri dan diinginkannya suatu proses yang kontinu membutuhkan komponen-komponen elektronika dan komponen elektronika

Lebih terperinci

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transformator Ukur Transformator ukur di rancang secara khusus untuk pengukuran dalam sistem daya. Transformator ini banyak digunakan dalam sistem daya karena mempunyai keuntungan,

Lebih terperinci

Transformator. Dasar Konversi Energi

Transformator. Dasar Konversi Energi Transformator Dasar Konversi Energi Transformator Transformator adalah suatu peralatan listrik yang termasuk dalam klasifikasi mesin listrik statis dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR Eka Rahmat Surbakti, Masykur Sj Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ) MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ) BAB I GENERATOR SINKRON (ALTERNATOR) Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN PENYEARAH 18 PULSA DENGAN TRANSFORMATOR 3 FASA KE 9 FASA HUBUNGAN SEGIENAM

STUDI PENGGUNAAN PENYEARAH 18 PULSA DENGAN TRANSFORMATOR 3 FASA KE 9 FASA HUBUNGAN SEGIENAM ISSN: 1693-693 21 STUDI PENGGUNAAN PENYEARAH 18 PULSA DENGAN TRANSFORMATOR 3 FASA KE 9 FASA HUBUNGAN SEGIENAM Ahmad Saudi Samosir Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung Gedung H-FT

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator (trafo ) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu level tegangan AC lain melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada penyaluran energi listrik dari tingkat pembangkit sampai tingkat beban, seringkali terdapat gangguan-gangguan yang bisa berupa ketidakseimbangan tegangan pada

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik) Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik adalah konversi energi elektromekanik, yaitu konversi dari energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi BAB II GENERATOR SINKRON 2.1. UMUM Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator) merupakan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Umum Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak

Lebih terperinci

Kualitas Daya Listrik (Power Quality)

Kualitas Daya Listrik (Power Quality) Kualitas Daya Listrik (Power Quality) Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pend. Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 2745354 giriwiyono@uny.ac.id Perkembangan Teknologi Karakteristik

Lebih terperinci

waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan sesuai persamaan: N p dt Substitute Φ = N p i p /R into the above equation, then

waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan sesuai persamaan: N p dt Substitute Φ = N p i p /R into the above equation, then TRASFORMATOR Φ C i p v p p P Transformator terdiri dari sebuah inti terbuat dari laminasi-laminasi besi yang terisolasi dan kumparan dengan p lilitan yang membungkus inti. Kumparan ini disuplay tegangan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mengubah suatu nilai arus maupun tegangan (energi listrik AC) pada satu rangkaian listrik atau lebih ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

DA S S AR AR T T E E ORI ORI BAB II 2 DASAR DASAR TEORI TEORI 2.1 Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator)

Lebih terperinci

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010 SYNCHRONOUS GENERATOR Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010 1 Kelompok 7: Ainur Rofiq (0706199022) Rudy Triandi (0706199874) Reza Perkasa Alamsyah (0806366296) Riza Tamridho (0806366320) 2 TUJUAN

Lebih terperinci

PENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI

PENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI JETri, Volume 4, Nomor 1, Agustus 004, Halaman 53-64, ISSN 141-037 PENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI Liem Ek Bien & Sudarno* Dosen Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya BAB MOTOR KAPASTOR START DAN MOTOR KAPASTOR RUN 2.1. UMUM Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

2015 PERANCANGAN SIMULASI FILTER AKTIF 3 FASA UNTUK MEREDUKSI HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN BEBAN NON LINIER

2015 PERANCANGAN SIMULASI FILTER AKTIF 3 FASA UNTUK MEREDUKSI HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN BEBAN NON LINIER 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sistem tenaga listrik kualitas daya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Kualitas daya mencakup, kontinuitas dalam penyediaan energi

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah BAB II TRANSFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

BAB II SALURAN DISTRIBUSI

BAB II SALURAN DISTRIBUSI BAB II SALURAN DISTRIBUSI 2.1 Umum Jaringan distribusi adalah salah satu bagian dari sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit listrik ke konsumen. Secara umum, sistem penyaluran tenaga listrik

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke BAB II TRANSFORMATOR II.1. Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR 7 BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari suatu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Bansal (2005) mengungkapkan bahwa motor induksi 3 fase dapat diioperasikan sebagai generator induksi. Hal ini ditunjukkan dari diagram lingkaran mesin pada

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan elektronika daya telah membuat inverter menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari mesin-mesin listrik AC. Penggunaan inverter sebagai sumber untuk mesin-mesin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gelombang keluaran yang linier artinya arus yang mengalir sebanding dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gelombang keluaran yang linier artinya arus yang mengalir sebanding dengan 11 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harmonisa Beban-beban dalam sistem tenaga listrik terdiri dari dua jenis yaitu beban linier dan beban tidak linier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang

Lebih terperinci

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya A. Wattmeter Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik searah (DC) maupun bolak-balik (AC). Ada 3 tipe Wattmeter yaitu Elektrodinamometer, Induksi dan Thermokopel.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah transformator, tentu saja dengan demikian

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi seperti saat ini, peralatan listrik yang berbasis elektronika daya berkembang pesat, karena mempunyai efisiensi yang tinggi dan perancangannya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini

Lebih terperinci

PENGURANGAN ARUS HARMONISA URUTAN NOL DENGAN ZERO SEQUENCE BLOCKING TRANSFORMER

PENGURANGAN ARUS HARMONISA URUTAN NOL DENGAN ZERO SEQUENCE BLOCKING TRANSFORMER PENGURANGAN ARUS HARMONISA URUTAN NOL DENGAN ZERO SEQUENCE BLOCKING TRANSFORMER DAN TRANSFORMATOR ZIG-ZAG YANG MENGGUNAKAN TIGA BUAH TRANSFORMATOR SATU FASA TESIS Oleh ZULKARNAEN PANE 097034019/MTE FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) 3.1 Definisi Trafo Arus 3.1.1 Definisi dan Fungsi Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran besaran

Lebih terperinci

STUDI PENGURANGAN ARUS HARMONIK TRIPLEN DENGAN MENGGUNAKAN TAPIS SERI DAN TRANSFORMATOR ZERO PASSING

STUDI PENGURANGAN ARUS HARMONIK TRIPLEN DENGAN MENGGUNAKAN TAPIS SERI DAN TRANSFORMATOR ZERO PASSING STUDI PENGURANGAN ARUS HARMONIK TRIPLEN DENGAN MENGGUNAKAN TAPIS SERI DAN TRANSFORMATOR ZERO PASSING M. Budiyanto 1, Hamzah Berahim 2, M. Isnaeni 3 1,2,3 ) Dosen Jurusan Teknik Elektro FT-UGM. Jl. Grafika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR PENURUN TEGANGAN CUT CORE, TOROIDAL, SHELL DAN AUTO TRANSFORMATOR

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR PENURUN TEGANGAN CUT CORE, TOROIDAL, SHELL DAN AUTO TRANSFORMATOR LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR PENURUN TEGANGAN CUT CORE, TOROIDAL, SHELL DAN AUTO TRANSFORMATOR DIBIMBING OLEH IR. KHOLIQ HERMAWAN, MT. DISUSUN OLEH MUHAMMAD YUSFIAN FAISAL NIM 111724024

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. putaran dari motor. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. putaran dari motor. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum Motor arus searah (motor dc) adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi mekanik tersebut berupa putaran dari motor.

Lebih terperinci