BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Desa Hutajulu 1 adalah salah satu desa dari 12 desa di Kecamatan Pollung. 2
|
|
- Sucianty Kusuma
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desa Hutajulu 1 adalah salah satu desa dari 12 desa di Kecamatan Pollung. 2 Secara administratif Batas Desa Hutajulu adalah:di sebelah Utaradengan Kecamatan Harian Boho, sebelah Selatan dengan Desa Hutapaung, sebelah Timur dengan Desa Ria-Ria dan sebelah Barat dengan Kecamatan Parlilitan. Desa Hutajulu terbagi dalam tiga dusun. Jarak antara Desa Hutajulu dengan ibukota Kecamatan Pollung yang berpusat di Pollung yakni 7 km, dengan ibukota kabupaten Dolok Sanggul 17 km, dan dengan ibukota propinsi Sumatera Utara yakni 296 km.untuk mencapai desa ini dapat dilalui dalam dua jalur lintasan, jalur pertama yakni Medan - Kabupaten Deli Serdang - Sibolangit - Kabupaten Karo - Kabupaten Dairi - Tele - Hutagalung - Huta Julu. Jalur kedua yakni Medan - Serdang Bedagai - Tebing Tinggi - Siantar - Parapat - Siborong-borong - Dolok Sanggul - Pollung - Desa Hutajulu. Desa Hutajulu dapat 1 Tapanuli Utara merupakan salah satu kawasan yang berada dalam wilayah administratif pemerintah provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan terbentuk berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Utara. Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di wilayah Keresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukota Tarutung terdiri atas lima onder afdeling. Setelah kemerdekaan Kabupaten Tanah Batak menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu : 1. Kabupaten Tapanuli Utara ibukotanya Tarutung. 2. Kabupaten Humbang Hasundutan ibukotanya Dolok Sanggul. 3. Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Balige. 4. Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang. 2 Kecamatan Pollung merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Humbang Hasundutan adalah hasil pemekaran dari Tapanuli Utara pada tanggal 28 Juli 2003 sesuai dengan UU No.9 tahun
2 ditempuh dengan bus dalam 7 jam perjalanan dari Medan.Luas wilayah Desa Hutajulu 4.020,05 ha. Kriteria keadaan tanah yakni dataran tinggi 1300 m di atas permukaan laut. Jenis tanah di Desa Hutajulu yakni berpasir, tanah liat dan gambut, beriklim tropis dengan curah hujan 1800 mm/tahun 3. Masyarakat Desa Hutajulu mayoritas Etnik Batak dari sub-etnik Batak Toba. Akan tetapi, pada tahun-tahun berikutnya telah ada suku Nias dan Jawa. Umumnya mereka adalah petani, hampir 90 % adalah petani kemenyan, meskipun mereka bertani yang lain. Adapun jenis tanaman seperti padi, ubi,kemenyan dan kopi, tetapi yang dominannya bertani kemenyan. Hal ini menunjukkan masyarakat desa telah lama menjadi petani kemenyan, paling tidak sudah lama dikenal atau diketahui. Potensi ekonomi masyarakat Desa Hutajulu mayoritas masih bergantung pada sektor pertanianserta peternakan. Selain bertani masyarakat juga beternak seperti ternak kuda, kerbau, ayam dan lainnya. Tidak diketahui pasti kapan mulai ada kemenyan di Desa Hutajulu. Namun, dari informasi yang didapat melalui penelitian penulis tanaman kemenyansudah ada sejak lama ditemukan di areal hutan Desa Hutajulu. Kemenyan hanya dapat ditemukan di empat kabupaten di Sumatera Utara yakni: Kabupaten Tarutung, Kabupaten Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Dairi. Hal ini 3 Ofernando Lumban Gaol (penyunting), , Sekretaris Desa, Data Umum Desa Hutajulu, 5 Mei 2015, hlm 8. 2
3 lah yang menjadi keberuntungan masyarakat di empat Kabupaten tersebut maka masyarakat mengatakan bahwa kemenyan merupakan anugerah dari Tuhan 4. Kemenyan ditanam di lereng-lereng bukit dan pegunungan yang mempunyai ketinggian meter pada permukaan laut. Sebelumnya kemenyan merupakan tanaman hutan yang dulunya tidak ditanam oleh masyarakat namun sudah tumbuh langsung di hutan. Tetapi lambat laun kemenyan berubah dan dijadikan masyarakat sebagai tanaman komersial yang menopang kehidupan mereka, setiap masyarakat hampir memiliki kemenyan di lahan hutan areal Desa Hutajulu. Akan tetapi, sebagian lahan juga ada yang berada di luar desa tersebut tetapi yang pemiliknya adalah masyarakat Desa Hutajulu. Kemenyan hanya bisa tumbuh baik di hutan, jadi penanaman kemenyanmasih bersifat tradisional atau sederhana dengan pola kombinasi antara tanaman kemenyan dan pohon alam.masyarakat Desa Huta Julu percaya bahwa dengan adanya penggabungan antara kemenyan dan pohon alam lainnya dapat membantu pertumbuhan kemenyan dengan baik karena adanya perkawinan antara pohon kemenyan dengan pohon alam lainnya sehingga kemenyan akan bergetah dengan baik. 5 Saat ini Desa Hutajulu termasuk dalam wilayah Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan. Namun, pada periode kajian ini Desa Hutajulu 4 Kemenyan yang dikenal dengan nama getah kemenyan merupakan produk non-kayu yang khas dari beberapa kabupaten di Sumatera Utara. Getah kemenyan bukan hanya dikonsumsi secara lokal, akan tetapi sudah merupakan komoditas ekspor andalan dari Propinsi Sumatera Utara. Lihat Isnaini Nurwahyuni, dan Elimasni, Pengembangan Tehnik Subkultur Untuk Mengatasi Kesulitan Perbanyakan Bibit Kemenyan Sumatrana Secara Kultur Jaringan Tanaman, Medan:tanpa penerbit,2008, hlm.6. 5 Wawancara, Nimrot Lumban Gaol, Desa Hutajulu, 5 April
4 masuk dalam Kecamatan Pollung Kabupaten Tapanuli Utara. Hal ini karena Desa Hutajulu pemekaran tahun Penelitian ini di mulai tahun 1960 karena pada tahun ini tanaman kemenyan sudah dibudidayakan dan sudah ditanami oleh masyarakat. Kemenyan menjadi penghasilan utama masyarakat Desa Hutajulu. Kemenyan dapat menjanjikan dengan harga yang lumayan tinggi menjadi tanaman favorit masyarakat dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, sehingga muncul keinginan untuk meningkatkan pendidikan bagi anak-anak mereka dan perbaikan rumah. Kemudian Penulis mengambil akhir tahun 1990 karena pada tahun ini masyarakat mulai mengenal tanaman baru yaitu kopi, dan juga tanaman-tanaman muda lainnya. Jenis kopi yang dimaksud disini berbeda dengan jenis kopi yang telah lama diatanam oleh masyarakat. Jenis kopi ini disebut kopi robusta berbeda dengan jenis tanaman kopi yang muncul pada tahun 1990, yakni jenis kopi ini sering disebut kopi Arab lebih cepat berbuah pada usia tanaman masih kecil dan tentunya hasilnya lebih menguntungkan dari jenis tanaman kopi robusta yang telah lama ditanam oleh masyarakat Desa Hutajulu. Dengan adanya perubahan pola mata pencarian, kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun secara lambat. Jadi masyarakat Desa Hutajulu tidak hanya menggantungkan hidup pada penghasilan kemenyan namun juga dari tanaman muda. Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik mengambil penelitian dengan judul Pertanian 4
5 Kemenyan di Desa Hutajulu Kecamatan Pollung Kabupaten Tapanuli Utara ( ). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diungkapkan permasalahan dalam penelitian ini. Adapun perumusan masalah ini adalah sebagai berikut 1. Bagaimana latar belakang pembudidayaan tanaman kemenyan di Desa Hutajulu tahun ? 2. Bagaimana sistem budidaya kemenyan di Desa Hutajulu tahun ? 3. Bagaimana perkembangan pertanian kemenyan di Desa Hutajulu tahun ? 4. Bagaimana aspek ekonomi pertanian kemenyan di Desa Hutajulu tahun ? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian merupakan suatu cara untuk menjawab masalah yang kita rumuskan. Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat yang penting tentunya, bukan hanya bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menjelaskan latar belakang pembudidayaan tanaman kemenyan di Desa Hutajulu. 2. Menjelaskan sistem budidaya kemenyan di Desa Hutajulu. 5
6 3. Menjelaskan perkembangan kemenyan di Desa Hutajulu. 4. Menjelaskan aspek ekonomi pertanian kemenyan di Desa Hutajulu. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi bagi pembaca tentang keberadaan kemenyan di Desa Hutajulu. 2. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis. 3. Sebagai pengembangan ilmu bagi penulis dan pembaca untuk mengembangkan ilmu selanjutnya dan dapat memberikan perbendaharaan penulisan sejarah pertanian Indonesia, khususnya pertanian daerah. 4. Penelitian ini juga bermanfaat untuk dapat mengetahui seluk-beluk pertanian kemenyan. 1.4 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka atau kajian teori mempunyai arti: peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait. Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya) tentang masalah yang berkaitan tidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalahan yang dihadapi tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan. Adapun tinjauan pustaka yang penulis kumpulkan dalam hal membentuk kerangka pemikirang tentang kemenyan yakni: 6
7 M.B. Sirait, dkk (1980) dalam survei yang berjudul Feasibility Study Pemasaran Kemenyan Rakyat Oleh K.U.D. di Sumatera Utara. Survei ini membahas tentang peranan K.U.D (Koperasi Unit Desa) sebagai salah satu alat ekonomi untuk membantu pemecahan masalah kemenyan, terutama masalah pemasaran hasilnya di daerah pedesaan. Di Desa Hutajulu K.U.D memang belum ada, masyarakat memasarkan getah kemenyan langsung kepada touke. Akan tetapi, survei ini dapat membantu penulis dalam memberikan informasi pola atau jaringan pemasaran kemenyan. Dalam survei ini juga di jelaskan pengolahan, pemasaran hasil kemenyan dan menerangkan sejarah perdagangan kemenyan. Selanjutnya Mastauli Siregar dalam Analisis Kesejahteraan Petani Kemenyan Sebagai Komoditi Unggulan di Kabupaten Tapanuli Utara. Menjelaskan tentang keberadaan kemenyan di Tapanuli Utara. Tesis ini membantu penulis sebagai acuan dan pedoman dalam memahami perekonomian petani kemenyan. Tesis ini juga mengarahkan penulis bahwa di beberapa daerah perekonomian masyarakat bergantung pada pertanian kemenyan yang juga mampu mensejahterahkan kehidupan masyarakat, khususnya di Tapanuli Utara. Adapun perbedaan tesis ini dengan yang saya teliti ialah dalam tesis ini membahas bagaimana pengetahuan petani dalam menguasai pertanian kemenyan, dan juga peningkatan pengetahuan petani dalam bertani kemenyan, sedangkan penelitian saya yaitu mengetahui bagaimana sejarahpembudidayaan, sistem budidaya kemenyan dan juga aspek perekonomian petani kemenyan. 7
8 Pustaka lain adalah dari Eva Sartini, dkk (2004),dalam Variasi Tingkat Semai Pada Uji Keturunan Kemenyan Durame ( styrax benzoin DRYAND) di Sumatera Utara. Laporan ini membahas berkaitan tentang bibit kemenyan. Dalam laporan ini juga diterangkan sejarah tumbuhnya kemenyan. Laporan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi pertumbuhan kemenyan hingga tahun 2000 an. Selanjutnya ada laporan penelitian yang ditulis oleh P. Parapat, dkk (1982), berjudul Up-Grade Mutu Kemenyan di Sumatera Utara. Laporan ini membahas tentang mutu kemenyan di Sumatera Utara. Laporan ini dapat juga memberikan informasi kepada penulis terkait dengan kemenyan, karena menjelaskan pengelolaan kemenyan, peningkatan mutu kemenyan, sifat-sifat pertumbuhan dan penyebaran geografis bagaimana penanaman, pemeliharaan, pemungutan hasil dan juga kegunaan kemenyan. Selanjutnya buku yang ditulis oleh Badan Penelitian dan Pengembagan Kehutanan (2013) berjudul Kemenyan Getah Berharga Tano Batak. Buku kecil kemenyan ini membahas tentang budidaya kemenyan, termasuk didalamnya karakteristik habitat kemenyan, potensi dan kegunaan kemenyan, tata niaga kemenyan dan strategi pengembangan pertanian kemenyan. buku ini juga memberikan informasi bagi penulis tentang sifat-sifat pertumbuhan kemenyan terutama budidaya kemenyan. SelanjutnyaLamria Simamora (2014) dalam Kehidupan Petani Kemenyan Dalam Menjaga Kearifan Lokal di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten 8
9 Humbang Hasundutan. Skripsi ini membahas tentang kemenyan sebagai salah satu kearifan lokal masyarakat Desa Pandumaan, yang akan tetap dijaga dan dilestarikan sebagai salah satu warisan leluhur masyarakat Desa Pandumaan Kecamatan Pollung. Skripsi ini memberikan informasi kepada penulis tentang sejarah keberdaan kemenyan. 1.5 Metode Penelitian Metode Penelitian adalah suatu hal penting yang tidak terpisahkan dari suatu petunjuk teknis metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah. Metode sejarah adalah suatu proses yang benar berupa aturan aturan yang dirancang untuk membantu dengan efektif dalam mendapatkan kebenaran suatu sejarah. Adapun metode sejarah terbagi dalam empat langkah antara lain heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi atau penulisan sejarah. Langkah pertama yang penulis kerjakan yaitu heuristik atau pengumpulan sumber yang terkait dengan objek penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan) dan fieldresearch (penelitian lapangan). Sumber dapat merupakan sumber primer maupun sumber skunder. Pertama, penulis melakukan penelitian lapangan, melakukanpencarian data ke Kantor Camat Pollung, Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan, Dinas Kehutanan Kabupaten Humbang Hasundutan, BPS ( Badan Pusat Statistik) Humbang Hasundutan, BPS Tapanuli Utara, namun data yang dicari dan diperlukan oleh 9
10 penulis tidak ditemukan. Penulis kesulitan mencari data terutama data jumlah petani kemenyan, luas areal, jumlah pohon, kuantitas dan kualitas produksi kemenyan, sehingga penulis menggunakan data dari hasil wawancara dengan menggunakan sampel yaitu masyarakat petani kemenyan di Desa Hutajulu.Penulis juga memperoleh data daerah mengenai data umum Desa Hutajulu dari seketaris desa yang bernama Ofernando Lumban Gaol. Buku-buku dan tesis mengenai kemenyan yang diperoleh dari Perpustakaan (USU), Perpustakaan Universitas Negeri Medan (UNIMED) dan Perpustakaan Kota Medan. Sumber lisan yang dianggap primer adalah wawancara dengan pelaku peristiwa atau saksi mata, seperti wawancara dengan Hotben Lumban Gaol salah satu petani kemenyan di Desa Hutajulu. Terkadang penulis melakukan wawancara melalui komunikasi lewat telepon, hal ini karena ada data-data yang diperlukan saat penulis sudah berada di Medan dan sekaligus untuk menghemat waktu dan biaya.penulis melakukan jadwal penelitian di Desa Hutajulu pada bulan Juli sampai bulan Agustus. Sumber tidak tertulis diperoleh penulis dari gambar seperti foto pohon kemenyan, alat-alat yang digunakan dalam pertanian kemenyan, perlengkapan petani di dalam gubuk dan jalan kecil menuju hutan kemenyan. Akan tetapi apabila penulis tidak mendapatkan sumber primer sebagai bahan referensi maka sumber skunder juga digunakan. Dalam langkah yang pertama ini penulis mencari karya tulis dengan cara penelitian kepustakaan dan penulis juga mencari data dari orang sekitar dengan cara penelitian lapangan di Desa Hutajulu. 10
11 Langkah kedua yaitu kritik sumber (verifikasi) yaitu sumber-sumber fakta yang dianalisis. Setelah sumber sejarah terkumpul maka dilanjutkan dengan tahapan kritik sumber untuk memperoleh keabsahan/keaslian sumber atau data yang didapat. Penulis dalam melakukan kritik sumber atau menyeleksi terhadap sumber sumber melalui kritik intern dan kritik ekstern. Kritik intern menelaah dan memverifikasi kebenaran isi baik yang bersifat tulisan (buku, tesis, laporan dan arsip daerah) maupun sumber lisan (wawancara). Kritik Eksternal adalah kritik yang diberikan terhadap aspek luar dari sumber sejarah dengan cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah. Langkah ketiga yaitu interpretasi untuk menganalisis terhadap hasil dari kritik sumber. Proses interpretasi ini bertujuan untuk menghilangkan kesubjektifitasan sumber walaupun sebenarnya hal ini tidak dapat dihilangkan secara total. Interprentasi ini dapat dikatakan data sementara sebelum penulis membuatkan hasil keseluruhan dalam suatu penulisan. Dalam tahap ketiga penulis menginterpretasi data data berupa buku dan tesis mengenai kemenyan atau informan tentang kemenyan yang penulis peroleh dari masyarakat sekitar. Langkah keempat yaitu Historiografi untuk melakukan analisis data akan dihasilkan sintesis hasil penelitian yang diwujudkan dalam bentuk suatu karya sejarah yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Penulis menerangkan semua data yang telah terseleksi dan telah ditafsirkan berdasarkan prinsip kronologi. Tahap ini merupakan tahap terakhir bagi penulis untuk menyajikan semua fakta ke dalam bentuk tulisan 11
12 skripsi dengan judul Pertanian Kemenyan di Desa Hutajulu Kecamatan Pollung Kabupaten Tapanuli Utara Tahun
BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960
BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960 Alur dalam bab ini dimulai dengan deskripsi sejarah, dan terbentuknya Desa Hutajulu, kemudian menjelaskan desa dan seluruh isi desa tersebut hingga tahun 1960 yang
Lebih terperinciBAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukunya Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat literatur tentang perkebunan di Sumatera Utara yang umumnya hanya terdapat di daerah eks Sumatera Timur 1, seperti yang ditulis oleh Karl J. Pelzer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Aktivitas dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri dari sepuluh Provinsi. Salah satu provinsi yang ada di Pulau Sumatera adalah Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu perhatian masyarakat sehubungan dengan meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan adalah usaha untuk mengkonsumsi lebih banyak lagi sayuran dan buah buahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Dairi terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Dairi berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan dengan ketinggian sekitar 400-1.700 meter diatas permukaan laut, Luas wilayah Kabupaten Dairi 192.780
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksternal dan internal yang menunjang dan mempengaruhi setiap individu di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun lambat. Perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh adanya faktor eksternal dan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam Penelitian ini dilakukan di Desa Janji Hutanapa, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hansundutan. Desa ini memiliki batas-batas administratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di seluruh nusantara. Setiap daerah memiliki suku asli dengan adatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan
Lebih terperinciProvinsi Sumatera Utara: Demografi
Fact Sheet 02/2015 (28 Februari 2015) Agrarian Resource Center ARC Provinsi Sumatera Utara: Demografi Provinsi Sumatera Utara adalah provinsi peringkat ke-4 di Indonesia dari sisi jumlah penduduk. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun secara lambat. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya faktor yang menunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produksi pangan di negara-negara sedang berkembang meningkat. Sekalipun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi pangan di negara-negara sedang berkembang meningkat. Sekalipun demikian, tiap tahun penduduk yang tidak cukup makan makin banyak jumlahnya. Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam mengatasi krisis yang sedang terjadi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya
I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Manusia selalu menghadapi masalah untuk bisa tetap hidup. Hal ini disebabkan karena tidak sesuainya jumlah barang dan jasa yang tersedia dibandingkan jumlah kebutuhan manusia
Lebih terperinciPERTANIAN KEMENYAN DI DESA HUTAJULU KECAMATAN POLLUNG KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN
PERTANIAN KEMENYAN DI DESA HUTAJULU KECAMATAN POLLUNG KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 1960-1990 SKRIPSI DIKERJAKAN O L E H RENTINA LUMBAN GAOL 110706005 DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian merupakan basis utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang admistrasi maka kabupten Humbang Hasundutan dijadikan sebagai lokasi penelitian.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecamatan Pakkat adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Humbang Hasundutan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara. Tahun 1967-1998 kecamatan Pakkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanian memiliki beberapa sektor seperti peternakan, perikanan, perkebunan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pertanian memiliki beberapa sektor seperti peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan dan tanaman pangan. Dari sektor peternakan ada beberapa bagian lagi dan salah
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciRevolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurun waktu 1945-1949, merupakan kurun waktu yang penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Karena Indonesia memasuki babakan baru dalam sejarah yaitu masa Perjuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. Perkebunan-perkebunan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya memegang peranan penting dari
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya memegang peranan penting dari seluruh perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk dan tenaga
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran
BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI 2.1. Letak Geografis Desa Sigaol Marbun merupakan salah satu desa di Kecamatan Palipi yang berada di Kabupaten Samosir. Kecamatan Palipi terletak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kacang tanah merupakan tanaman palawija yang secara ekonomis berperan penting bagi kehidupan manusia. Selain itu, juga dapat dijadikan bahan baku industri. Sebagai sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana untuk mendirikan provinsi-provinsi baru di Indonesia. Pembentukan provinsi baru ini didasari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa negara, salah satu komoditas perkebunan penghasil devisa adalah komoditas kopi. Kopi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk sebagian besar tinggal di daerah pedesaan. Rakyat kita menggantungkan nasibnya bekerja di sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau, baik dalam bidang politik, militer, sosial, agama, dan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan memberikan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 s/d 2014 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana
Lebih terperinciBAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA
39 BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA 3.1. Karakteristik Kemiskinan Propinsi Sumatera Utara Perkembangan persentase penduduk miskin di Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan menjadi sektor andalan serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciabad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-orang disebut Onan Sitahuru (= pasar barter) di perkampungan Saitnihuta sekarang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tarutung adalah sebutan untuk buah durian yang dalam bahasa Batak disebut tarutung. Jadi nama Kota Tarutung sebagai sebutan untuk nama Ibukota Kabupaten Tapanuli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan kepada masyarakat Batak Toba saja. Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Batak terdiri dari beberapa etnik yaitu Toba, Simalungun, Karo, Angkola/Mandailing dan Pakpak Dairi. Namun sekarang ini sebutan Batak hanya ditunjukkan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN NIAS SELATAN, KABUPATEN PAKPAK BHARAT, DAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di sepanjang pulau sumatera dengan posisi yang jauh lebih dekat ke pantai Barat. disebelah utara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. hutan memiliki 3 fungsi utama yang saling terkait satu sama lain, yakni fungsi
TINJAUAN PUSTAKA Hutan Secara normatif, tujuan utama pengelolaan hutan sebenarnya adalah memanfaatkan seoptimal mungkin fungsi hutan. Secara konseptual sumber daya hutan memiliki 3 fungsi utama yang saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor ke pasar dunia. Dari total produksi kopi yang dihasilkan oleh Indonesia, sekitar 67% kopinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu yang mengkaji seluk-beluk bahasa secara umum.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik adalah ilmu yang mengkaji seluk-beluk bahasa secara umum. dalam bidang linguistik terdapat beberapa kajian, salah satunya dari kajian itu adalah kajian tentang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TOBA SAMOSIR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mengenal batas batas administrasi wilayah, sehingga sudah waktunya strategi
PENDAHULUAN Latar Belakang Dinamika pembangunan di sektor pertanian, dari waktu ke waktu terus berkembang dengan cepat dan kompleks. Program pembangunan di sektor pertanian dititikberatkan pada agribisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,
60 BAB I PENDAHULUAN 3.1. Latar Belakang Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an, luas areal perkebunan kelapa sawit mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bila pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses peningkatan kualitas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses peningkatan kualitas kehidupan masyarakat sehingga dinilai lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan pembangunan wilayah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan
12 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan Lautan Hindia, mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia senantiasa menyesuaikan diri dengan kondisi geografis tempat tinggal mereka. Kondisi inilah yang menyebabkan mengapa sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting karena selain bertujuan sebagai ketahanan pangan bagi seluruh penduduk, juga merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.
PENDAHULUAN Latar Belakang Kekayaan Negara Indonesia merupakan sebuah anugerah yang tidak ternilai. Seluruh potensi alam yang terkandung baik di dalam perut bumi Indonesia maupun di daratan dan lautan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sektor pertanian, salah satu sub sektor dari sektor pertanian adalah sektor
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi alamiah yang bagus untuk mengembangkan sektor pertanian, salah satu sub sektor dari sektor pertanian adalah sektor perkebunan. Sebagai suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Sebelum pemekaran, desa ini merupakan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. STM (Senembah Tanjung Muda) Hulu Kabupaten Deli Serdang 2. Secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Desa Rumah Sumbul 1 adalah salah satu dari 20 desa yang ada di Kecamatan STM (Senembah Tanjung Muda) Hulu Kabupaten Deli Serdang 2. Secara administratif batas batas
Lebih terperinciLampiran 1. Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara Berdasarkan Kecamatan
Lampiran 1. Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara Berdasarkan Kecamatan No. Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Desa/ (km 2 ) Kelurahan 1. Parmonangan 257,35 14 2. Adian Koting 502,90 14 3. Sipoholon 189,20
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. rendah, hutan gambut pada ketinggian mdpl, hutan batu kapur, hutan
TINJAUAN PUSTAKA 1. Kondisi Umum Hutan Batang Toru Kawasan hutan alam Batang Toru termasuk tipe hutan pegunungan rendah, hutan gambut pada ketinggian 900-1000 mdpl, hutan batu kapur, hutan berlumut (seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun pria sama-sama memiliki kesempatan untuk bisa aktif di bidang politik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat senantiasa akan selalu mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dapat diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN NIAS SELATAN, KABUPATEN PAKPAK BHARAT, DAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan
77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam mengatur dan mengurus rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak berlakunya otonomi daerah sesuai dengan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN NIAS SELATAN, KABUPATEN PAKPAK BHARAT, DAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bencana alam sebagai salah satu fenomena alam dapat terjadi setiap saat,
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bencana alam sebagai salah satu fenomena alam dapat terjadi setiap saat, dimanapun dan kapanpun, sehingga dapat menimbulkan kerugian material dan imaterial bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keresidenan Tapanuli adalah wilayah administrasi Hindia Belanda yang berdiri pada tahun 1834. Keresidenan Tapanuli dipimpin oleh seorang Residen yang berkedudukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan sawah memiliki arti penting, yakni sebagai media aktivitas bercocok tanam guna menghasilkan bahan pangan pokok (khususnya padi) bagi kebutuhan umat manusia.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat
4 TINJAUAN PUSTAKA Pendekatan Agroekologi Agroekologi adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat diharapkan tidak
Lebih terperinciHermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembagunan pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, yang memiliki warna sentral karena berperan dalam meletakkan dasar yang kokoh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 2001 berdasarkan UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang selanjutnya
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas
29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah
Lebih terperinciBAB II. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Wilayah Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut terdiri dari 5 wilayah Administrasi
BAB II Gambaran Umum Daerah Penelitian Gambaran Wilayah Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut Wilayah Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut terdiri dari 5 wilayah Administrasi Desa,yaitu Aornakan I, Aornakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.
PENDAHULUAN Latar Belakang Sejarah menunjukkan bahwa sektor pertanian di Indonesia telah memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Beberapa peran penting sektor pertanian antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu kawasan (wilayah) akan selalu bertumbuh dan berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu kawasan (wilayah) akan selalu bertumbuh dan berkembang dinamis seiring perjalanan waktu, baik dimensi kenampakan fisik maupun non fisik yang melatarbelakanginya.kenampakan
Lebih terperinciPERANAN DINAS PENATARUANG DAN PERMUKIMAN PROPINSI SUMUT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG KAWASAN DANAU TOBA
PERANAN DINAS PENATARUANG DAN PERMUKIMAN PROPINSI SUMUT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG KAWASAN DANAU TOBA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Departemen
Lebih terperinciLampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)
LAMPIRAN Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut / Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah) / 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Nias 3.887.995 4.111.318 13.292.683.44 14. 046.053.44
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman karet merupakan salah satu komoditi yang menduduki posisi cukup penting sebagai devisa non-migas dan menunjang pembangunan ekonomi Indonesia, sehingga memiliki
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu kabupaten yang tekstur wilayahnya bergunung-gunung. Tapanuli Utara berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang. Seperti halnya di Indonesia, sektor pariwisata diharapkan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kepariwisataan dewasa ini merupakan salah satu industri yang sangat berkembang. Seperti halnya di Indonesia, sektor pariwisata diharapkan dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini berisikan gambaran umum wilayah yaitu Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan yang meliputi kondisi geografis, kependudukan, kondisi perekonomian, kondisi fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumberdaya lahan merupakan suatu sumberdaya alam yang sangat penting bagi mahluk hidup, dengan tanah yang menduduki lapisan atas permukaan bumi yang tersusun
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sektor perekonomian yang sangat berkembang di propinsi Sumatera Utara.
PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan mempunyai peranan yang cukup penting bagi kehidupan manusia karena agar dapat hidup sehat, manusia memerlukan protein. Pemenuhan kebutuhan protein dalam tubuh sangat
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan 1. Geografi Kabupaten Way Kanan adalah salah satu dari 15 kabupaten/kota di Propinsi Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten
BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan
Lebih terperinciBAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389
BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi juga sebagai bahan baku industri
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI KOPI DI DESA SIDIANGKAT KABUPATEN DAIRI ( )
BAB I PENDAHULUAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI KOPI DI DESA SIDIANGKAT KABUPATEN DAIRI (1985-2000) 1. 1. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya untuk mencapai taraf kesempurnaannya manusia hidup dari
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengangguran merupakan suatu topik yang tidak pernah hilang dalam sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah istilah bagi orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan alternatif terbaik yang dapat dilakukan oleh suatu bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat. Salah satu
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama dengan kegiatan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. Penganggaran juga merupakan komitmen resmi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu tanaman keras perkebunan. Kopi adalah jenis tanaman tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi
Lebih terperinci