PENOAHULUAN. Umum. Proses produksi pertanian dapat dipandang sebagai tindak manipula-

Transkripsi

1 PENOAHULUAN Umum Proses produksi pertanian dapat dipandang sebagai tindak manipula- si agronomi, di mana energi matahari bersama-sama dengan input energi dari saranaproduksi diubah menjadi energi hayati yang terkan- dung dalam produksi tanaman. Sesuai dengan perkembangan teknologi yang semakin maju serta tun- tutan akan hasil pertanian yang semakin meningkat, maka manusia telah berusaha membuat proses produksi tersebut sedernikian rupa, melalui pen9 gunaan input energi tambahan yang semakin meningkat pula. Dalam kaitan itu, beberapa pendapat mengatakan bahwa pada tingkat pertanian yang semakin maju akan mengalami defisit energi dalam neraca pertanian mereka, karena semakin meningkatnya input energi sebagai aki- bat penggunaan mesin-mesin pertanian, pemupukan, pestisida, herbisida, dan alat-alat pengelolaan lain, apabila dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam produksinya (Brown dan Eckholm, 1977; Pirnental, 1973). Di lain pihak, dengan semakin tipisnya persediaan energi fosil sell ta semakin meningkatnya ketergantungan proses produksi pertanian kepa- da input energi komersiil tersebut, rnaka dapat dibayangkan akibat ter- jadinya krisis energi ini terhadap produksi pertanian di masa datang, apabila tidak dilakukan usaha-usaha ke arah penghematan energi itu sendiri.

2 Di samping itu, tanaman juga dikenal sebagai pernakai energi rnataha ri yang tidak efisien karena hanya sekitar dua persen dari energi matahari yang jatuh bisa diubah menjadi energi dalam bentuk produksitanm. Peningkatan efisiensi energi, oleh karena itu dapat diternpuh melalui dua card yaitu : (a) meningkatkan intensitas konversi dan (b) meng adakan penghematan input energi, baik dengan cara mengurangi pemborosan input maupun diversifikasi kepada input lain yang tidak tergantung kepada minyak bumi. Untuk maksud tersebut, maka perlu adanya pendekatan baru dalam percobaan agronomi, yaitu melalui penghitungan terhadap masukan (input) dan keluaran (output) energi yang terjadi pada proses produksi di 1a- pang. Tujuannya ialah untuk mengetahui sampai berapa jauh peningkatan efisiensi energi dapat dilakukan, baik terhadap input energi maupun da lam arti pemanfaatan energi matahari yang sebesar-besarnya rnelalui usa ha peningkatan intensitas konversi. Latar Belakanq Dari uraian tersebut terl i hat bahwa masalah kri si s energi tel ah ba nyak melibatkan peranan bidang pertanian. Peranan yang dirnaksud dapat dipandang dari dua aspek. Pertama, peranannya dalam ikut mewujutkan usaha penghematan energi, baik melalui diversifikasi maupun penghematan input energi. Kedua, peranannya dalam rnenghasilkan energi hayati seba gai bahan baku pengganti bahan bakar fosil. Untuk maksud tersebut, ma ka Pemerintah melalui Menteri Negara Riset dan Teknologi telah mintis

3 us aha pert an i an energi dengan tanaman umbi-umbian sebagai bahan ba- kunya. Pendekatan neraca energi oleh karena itu dirasa semakin penting, untuk mengetahui berapa besar sumbangan energi dari usaha tersebut serta sampai berapa jauh peningkatan efisiensi dapat dalakukan. Dalam kaitan ini, Sitompul et dl.. (1981) telah mengernukakan bebe- rapa persyaratan umum untuk pertanian energi, antara lain : (a) Tanaman yang digunakan harus unggul dalam produktivitas biomassa; (b) Tanaman harus tahan terhadap hama dan penyakit serta kondisi lain yang kurang menguntungkan; dan (c) Tanaman sebaiknya dapat menghemat energi dari irigasi dan pengolahan tanah. Peranan Tanaman Ubi kayu Ditinjau dari segi pengadaan energi hayati, baik energi untuk ba- han rnakanan maupun energi bahan bakar, ubikayu mempunyai beberapa kele- bihan dibandingkan dengan tanaman lain. Ubikayu mempunyai produktivi- tas energi paling tinggi di antara tanaman budidaya lain (Sitornpul 1981; Hendershott et al., 1972). Di samping itu ubikaw.mempunyai produktivitas etanol per berat kering lebih tinggi dan biaya produksi per liter etanol yang lebih rendah dibandingkan dengan tanaman lain (Menezes, 1978; Boer dan Forno, 1975), serta dapat dipanen sepanjang tahun dan menghasilkan kayu bakar untuk industri etanol (Alvin dan Maia, 1979). Dalarn usaha peningkatan efisiensi energi. tanaman ubikayu juga mempunyai beberapa kelebihan. Pertama, ketahanannya terhadap kondisi

4 kurang air, kemampuannya untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik pada kondisi tanah dan kultur teknis serta kondisi iklim yang beragam (Hendershott et al., 1972; Wiroatmodjo et dl., 1978; dan Araullo et al.., 1974), menunjukkan bahwa pada produksi tanaman ubikayu membutuhkan in- put energi yang relatif rendah. Kedua, karena rataan produksi aktuil yang dicapai petani Indonesia dewasa ini masih jauh di bawah potensi yang dapat diharapkan, maka usaha-usaha ke arah peningkatan produksi kiranya akan memberikan harapan besar. Harapan ini terutama dititik be ratkan kepada kemungkinan penggunaan bahan tanam sistem Mukibat dan Mag duki. Lebih lanjut, CIAT (1979) dalam pengarahannya telah menganjurkan program input minimum sebagai pedoman di dalarn melakukan penelitian pa- da tanaman ubi kayu. Program ini dirasa sangat sesuai, baik ditinjau dari peranan ubikayu sebagai tanaman yang mempunyai sifat ketahanan tinggi maupun dari segi penghematan input energi fosil. Progrqm yang dimaksud antara lain meliputi : (a) Perbaikan varie tas dan bahan tanam yang berproduksi tinggi serta tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang optimal; (b) Penggunaan metode pemberantasan gulma dan pengolahan tanah yang efisien ; dan (c) Penggunaan pupuk or- ganik sebagai pelengkap atau pengganti pupuk buatan (Buchanda, 1964; Cock, 1974; Hendershott et at., 1972; Phillips, 1974; Wiroatmodjo et z., 1978).

5 TUJUAN PERCOBAAN DAN HIPOTESA Tujuan Percobaan Tujuan Pertama (1) Mempelajari neraca energi pada produksi tanaman ubikayu, baik terhadap energi matahari maupun input energi untuk setiap macam dan tingkat input serta %is- bahw tanan dm macan varietas yang digunakan. (2) Mengetahui sampai berapa jauh intensitas konversi energi da-.ml ditingkatkan, yaitu dengan wnggunakan bahan tanam sistem Mukibat dan Masduki dari varietas Gading dan Ardira-l. (3) Mengetahui sampai berapa jauh penghematan input energi dapat dilakukan, yaitu dengan menyederhanakan penggunaan input dan melalui usaha diversifikasi energi. Tujuan Kedua (1) Menentukan kualitas konversi etanol dari ubikayu Mukibat dan Bi asa. (2) Mempelajari sifat pertumbuhan tanaman ubikayu, untuk menunjang penel aahan terhadap kemungki nan adanya' peni ngkatan intens i tas konversi energi.

6 6 Hipotesa (1) Dengan menggunakan bahan tanarn sistem Mukibat dan Masduki akan dapat meningkatkan intensitas konversi energi, sedangkan kua- litas konversi dari umbi ke etanol akan sarna dengan ubikayu sistem Biasa. - (2) Pada budidaya tanaman ubikayu, penghematan input energi dapat dilakukan dengan tanpa mengurangi output energi secara nyata, bai k me1 alui penyederhanaan input maupun me1 alui usaha diver- sifikasi energi.