Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet. Gambar 1. Tablet Ocuson. Universitas Sumatera Utara
|
|
- Siska Devi Setiawan
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet Gambar 1. Tablet Ocuson
2 Lampiran 2. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Ocuson 1. Ocuson (Sanbe) No. Reg : DKL A1 Expire Date : September 2016 Komposisi mg : Betametason... 0,25 mg Dexchlorpheniramin maleate... 2
3 Lampiran 3. Gambar Alat Gambar 2. Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu 1800) Gambar 3. Sonikator (Branson 1510) Gambar 4. Neraca Analitik (Boeco)
4 Lampiran 4. Bagan Alir Prosedur Penelitian 1. Pembuatan Larutan Induk Baku Betametason Baku Betametason LIB I Betametason 1000 μg/ml ditimbang sebanyak 50 mg dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol p.a dipipet 12,5 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol p.a LIB II Betametason 500 μg/ml Betametason 11,0 μg/ml dipipet 0,55 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol p.a diukur serapan maksimum pada λ nm λ Betametason 239 nm
5 Lampiran 4. (Lanjutan) 2. Pembuatan Larutan Induk Baku Deksklorfeniramin Maleat Baku Deksklorfeniramin Maleat ditimbang sebanyak 50 mg LIB I Deksklorfeniramin Maleat dipipet ,5 μg/ml dipipet 12,5 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25Ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol p.a LIB II Deksklorfeniramin Maleat 500 μg/ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol p.a metanol p.a dipipet 1,05 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan Deksklorfeniramin Maleat 21,0 μg/ml λ Deksklorfeniramin maleat 259 nm diukur serapan maksimum pada λ nm
6 Lampiran 4. (Lanjutan) 3. Pembuatan Larutan Standar Betametason dan Deksklorfeniramin Maleat LIB II Betametason 500 μg/ml diambil 0,25; 0,4; 0,55; 0,7; 0,85; 1 dan 1,15 ml dilarutkan dan dicukupkan ke dalam labu tentukur 25 ml dengan pelarut metanol p.a Larutan standar Betametason 5,0; 8,0; 11,0; 14,0; 17,0; 20,0; dan 23,0 μg/ml LIB II Deksklorfeniramin Maleat 500 μg/ml diambil 0,5; 0,8; 1; 1,3; 1,55; 1,75 dan 2 ml dilarutkan dan dicukupkan ke dalam labu tentukur 25 ml dengan pelarut metanol p.a Larutanstandar Deksklorfeniramin maleat 10,0; 16,0; 21,0; 26,0; 31,0; 35,0 dan 40 μg/ml
7 Lampiran 4. (Lanjutan) 4. Penentuan Panjang Gelombang Analisis Deksklorfeniramin Maleat dan Betametason Deksklorfeniramin Maleat 40,0 μg/ml Betametason 5,0 μg/ml diukur serapan dari masing-masing deksklorfeniramin maleat dan betametason panjang gelombang nm ditumpang tindihkan ditentukan 5 titik panjang gelombang analisis diambil panjang gelombang dari spektrum serapan komponen mulai memberikan serapan sampai hampir tidak memberikan serapan. 219 nm 229 nm 239 nm 249 nm 259 nm
8 Lampiran 4. (Lanjutan) 4. Penentuan kadar deksklorfeniramin maleat dan betametason dalam campuran Timbang 10 mg deksklorfeniramin maleat dan betametason dalam campuran Larutkan 10 mg deksklorfeniramin maleat dan betametason dalam 10 ml metanol p.a Dari masing masing larutan, ambil 0,4 ml dari larutan deksklorfeniramin maleat dan 0,2 ml dari larutan betametason Campur kedua larutan ad metanol p.a sampai 10 ml Larutan diukur pada 5 panjang gelombang penelitian Lakukan pengulangan sebanyak 6 kali Nilai absorbansi dihitung menggunakan persamaan matriks
9 Lampiran 4. (Lanjutan) 5. Penentuan Kadar Sediaan Tablet 20 tablet ditimbang digerus dalam lumpang sampai halus dan homogen Serbuk Analit ditimbang setara 4,5 mg deksklorfeniramin maleat dihitung kesetaraan betametason yang terkandung didalamnya (penimbangan dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan) dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml ditambahkan dengan metanol p.a sampai garis tanda sambil dikocok dihomogenkan dengan sonikator selama 15 menit disaring dibuang ± 10 ml filtrat pertama dan filtrat selanjutnya ditampung dipipet 4,4 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dicukupkan dengan metanol p.a sampai gari tanda dipipet lagi 2 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dicukupkan dengan metanol p.a sampai garis tanda Nilai Absorbansi dihitung Kadar
10 Lampiran 5. Perhitungan kadar teoritis deksklorfeniramin maleat dan betametason Pengulangan 1 Kadar deksklorfeniramin maleat : V1 x C1 V2 x C2 0,4 x x C2 X 40 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x x C3 X 8,0 μg/ml Kadar betametason : V1 x C1 V2 x C2 0,2 x x C2 X 20,4 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 20,4 10 x C3 X 4,08 μg/ml Pengulangan 2 Kadar deksklorfeniramin maleat : V1 x C1 V2 x C2 0,4 x x C2 X 40,4 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 40,8 10 x C3 X 8,08 μg/ml Kadar betametason : V1 x C1 V2 x C2 0,2 x x C2 X 20,8 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 20,8 10 x C3 X 4,16 μg/ml
11 Pengulangan 3 Kadar deksklorfeniramin maleat : V1 x C1 V2 x C2 0,4 x x C2 X 40,8 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 40,8 10 x C3 X 8,16 μg/ml Kadar betametason : V1 x C1 V2 x C2 0,2 x x C2 X 20,4 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 20,4 10 x C3 X 4,08 μg/ml Pengulangan 4 Kadar deksklorfeniramin maleat : V1 x C1 V2 x C2 0,4 x x C2 X 40,4 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 40,8 10 x C3 X 8,08 μg/ml Kadar betametason : V1 x C1 V2 x C2 0,2 x x C2 X 20 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x x C3 X 4,0 μg/ml
12 Pengulangan 5 Kadar deksklorfeniramin maleat : V1 x C1 V2 x C2 0,4 x x C2 X 40,8 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 40,8 10 x C3 X 8,16 μg/ml Kadar betametason : V1 x C1 V2 x C2 0,2 x x C2 X 20,6 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 20,6 10 x C3 X 4,12 μg/ml Pengulangan 6 Kadar deksklorfeniramin maleat : V1 x C1 V2 x C2 0,4 x x C2 X 40,4 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 40,8 10 x C3 X 8,08 μg/ml Kadar betametason : V1 x C1 V2 x C2 0,2 x x C2 X 20 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x x C3
13 Lampiran 6. Data penimbangan baku deksklorfeniramin maleat dan betametason, serta kadar teoritis dari deksklorfeniramin maleat dan betametason Pengulangan Penimbangan deksklorfeniramin maleat (mg) kadar teoritis deksklorfeniramin maleat (µg/ml) Penimbangan betametason (mg) Kadar teoris betametason (µg/ml) ,00 10,2 4, ,1 8,08 10,4 4, ,2 8,16 10,2 4, ,1 8,08 10,0 4, ,2 8,16 10,3 4, ,1 8,08 10,0 4,00
14 Lampiran 7. Contoh Perhitungan penetapan kadar deksklorfeniramin maleat dan betametason dalam sampel Berat 20 tablet 3,9925 g Komposisi Tablet : Betametason 0,25 mg Deksklorfeniramin maleat 2 mg Ditimbang serbuksetara dengan 4,5 mg deksklorfeniramin maleat, maka jumlah serbuk yang ditimbang adalah : x 1 4,5 mg 20 x 2 mg x 3,9582 g 0,4491 g Selanjutnya dari desklorfeniramin maleat dihitung kesetaraan betametason yang terkandung dalam 0,4491 g adalah: x 2 0,4491 g x 0,5624 mg 20 x 0,25 mg 3,9582 g Jadi secara teoritis kadarnya betametason dalam analit adalah 0,5624 mg. Dilarutkan dengan metanol dengan kuantitatif dalam labu tentukur 50 ml. Konsentrasi desklorfeniramin maleat Konsentrasi betametason 4,5 mg x 1000 μg 90 μg/ml 50 ml 0,5624 mg x 1000 μg 11,25 μg/ml 50 ml Kemudian dari larutan filtrat ini, dipipet 4,4 ml dan dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan diencerkan dengan metanol p.a hingga garis tanda. Dari larutan ini kita pipet lagi 2 ml dan dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan diencerkan dengan metanol p.a hingga garis tanda.
15 Konsentrasi deksklorfeniramin maleat sampel 90 µg/ml x 4,4 ml (10 ml) 40 μg/ml 40 µg/ml x 2 ml 8 μg/ml (10 ml) Konsentrasi betametason sampel 11,25 µg/ml x 4,4 ml (10 ml) 5 µg/ml x 2 ml (10 ml) 5 μg/ml 1 μg/ml Dari konsentrasi diatas deksklorfeniramin maleat 8 μg/ml dan betametason 1 μg/ml (8:1) untuk menjadikan perbandingan (2:1) maka, di tambahkan baku betametason yang diambil dari LIB III (11,25 μg/ml) yaitu : Konsentrasi betametason dari LIB III 500 µ g/ml x 2,25 11,25 μg/ml. (100 ml) Dari LIB III dipipet 1,5 ml di masukkan dalam labu tentukur 10 ml Maka volume analisis betametason adalah ( betametason awal + betametason yang ditambahkan) 2 ml+ 1,5 ml 3,5 ml Jadi 11,25 µg/ml x 3,5 ml 10 ml 4 μg/ml
16 Lampiran 8. Data kadar terukur deksklorfeniramin maleat dan betametason Larutan sampel yang telah dibuat kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 219, 229, 239, 249, 259 nm. Data serapan larutan sampel dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Data serapan larutan sampel NO Keterangan Serapan pada panjang gelombang 219 nm 229 nm 239 nm 249 nm 259 nm 1 Pengulangan 1 0,6981 0,3045 0,2579 0,2301 0, Pengulangan 2 0,6992 0,3154 0,2756 0,2033 0, Pengulangan 3 0,6912 0,3302 0,2542 0,2123 0, Pengulangan 4 0,6857 0,3485 0,2516 0,2123 0, Pengulangan 5 0,6981 0,3265 0,2776 0,2355 0, Pengulangan 6 0,7000 0,3005 0,2516 0,2323 0,2010
17 Lampiran 9. Spektrum tumpang tindih serapan dari larutan standar deksklorfeniramin maleat dan betametason 1, , , , , , ,00 250,00 300,00 350,00 400,00 nm. Gambar 5. Kurva tumpang tindih serapan betametason dalam berbagai konsentrasi Gambar 6. Kurva tumpang tindih serapan deksklorfeniramin maleat dalam berbagai konsentrasi Gambar 7. Tumpang tindih spektrum serapan deksklorfeniramin maleat konsentrasi 40,0 µg/ml dan betametason 5,0 µg/ml
18 Lampiran 10. Spektrum serapan dari larutan baku campuran deksklorfeniramin maleat dan betametason (pengulangan) Pengulangan 1 2, ,50000 Abs. 1, , , ,00 250,00 300,00 350,00 400,00 nm.
19 Pengulangan 5 2, ,50000 Abs. 1, , , ,00 250,00 300,00 350,00 400,00 nm.
20 Lampiran 11. Spektrun serapan dari sampel deksklorfeniramin maleat dan betametason pada sediaan tablet O (pengulangan) Pengulangan 1 2, ,50000 Abs. 1, , , ,00 250,00 300,00 350,00 400,00 nm.
21 Pengulangan 4 2, ,50000 Abs. 1, , , ,00 250,00 300,00 350,00 400,00 nm.
22 Lampiran 12. Perhitungan operasi matriks kadar deksklorfeniramin maleat dan betametason Data serapan tersebut digunakan untuk menghitung kadar deksklorfeniramin maleat dan betametason dalam sampel melalui operasi matriks sebagai berikut: pengulangan 1 x -1 pengulangan 2 x -1 pengulangan 3-1 x
23 pengulangan 4 x -1 Pengulangan 5 x -1 Pengulangan 6-1 x Keterangan : C1 : Konsentrasi Deksklorfeniramin Maleat C2 : Konsentrasi Betametason
24 Lampiran 13. Perhitungan operasi matriks dan % KV deksklorfeniramin maleat dan betametason Pengulangan 1 Deksklorfeniramin maleat x 99,70 % 99,99 % Betametason x 102,21 % 102,07% Pengulangan 2 Deksklorfeniramin maleat x 99,70 % 99,51% Betametason x 102,21 % 100,48% Pengulangan 3 Deksklorfeniramin maleat x 99,70 % 98,49% Betametason x 102,21 % 101,04% Pengulangan 4 Deksklorfeniramin maleat x 99,70 % 99,17 % Betametason x 102,21 % 101,72 % pengulangan 5 Deksklorfeniramin maleat x 99,70 % 98,63 % Betametason x 102,21 % 101,04% pengulangan 6 Deksklorfeniramin maleat x 99,70 % 99,53% Betametason x 102,21 % 101,39 % Rerata Deksklorfeniramin maleat 99,22 % Rerata Betametason 101,29 %
25 Lampiran 14. Perhitungan statistik deksklorfeniramin maleat pada tablet O No. X Kadar akurasi dari hasil matriks(%) 1 99,99 0,77 0, ,51 0,29 0, ,49 0,27 0, ,17-0,05 0, ,63-0,59 0, ,53 0,31 0, ,22 Σ 2 1, SD 0,4892 Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α 0,05 ; dk n Diperoleh t tabel (1 ½ α); dk (1 0,025); 5 0,975; Dasar penerimaan data jika t hitung t tabel dan t hitung -t tabel. t hitung t hitung 1 (ditolak) t hitung 2 1,4521 (diterima) t hitung 3 1,3520 (diterima) t hitung 4 0,2503 (diterima) t hitung 5 2,9544 (ditolak)
26 t hitung 6 1,5523 (diterima) Data 1 dan 5 ditolak karena nilai t hitung t tabel dan t hitung -t tabel, maka data yang dipakai adalah data 2, 3, 4, dan 6. No. (X) Kadar akurasi dari hasil matriks (%) X - (X - ) ,51 0,34 0, ,49-0,68 0, ,17 0,00 0, ,53 0,36 0, ,17 Σ(X - ) 2 0,7076 SD 0,4856 Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α 0,05 ; dk Diperoleh t tabel (1 ½ α); dk (1 0,025); 3 0,975; 3 3,1824 Dasar penerimaan data jika t hitung t tabel t hitung t hitung 2 (diterima)
27 t hitung 3 2,8006 (diterima) t hitung 4 0,0000 (diterima) t hitung 6 1,4827 (diterima) Semua data diterima, maka kadar deksklorfeniramin maleat sebenarnya adalah: μ ( ± t tabel x ) % (99,17±3,1824x )% (99,17±3,1824 x 0,2428) % (99,17±0,7727)%
28 Lampiran 15. Perhitungan Statistik Betametason pada Tablet O No. (X) Kadar akurasi dari hasil X - (X - ) 2 matriks (%) ,07 0,78 0, ,48-0,81 0, ,04-0,25 0, ,72 0,43 0, ,04-0,25 0, ,39 0,10 0, ,29 Σ(X - ) 2 1,5844 SD 0,5629 Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α 0,05 ; dk n Diperoleh t tabel (1 ½ α); dk (1 0,025); 5 0,975; Dasar penerimaan data jika t hitung t tabel dan t hitung -t tabel. t hitung t hitung 1 (ditolak) t hitung 2 3,5248 (ditolak) t hitung 3 1,0879 (diterima) t hitung 4 1,8712 (diterima)
29 t hitung 5 1,0879 (diterima) t hitung 6 0,4351 (diterima) Data 1 dan 2 ditolak karena nilai t hitung t tabel dan t hitung -t tabel, maka data yang dipakai adalah data 3, 4, 5 dan 6. No. (X) Kadar akurasi dari hasil X - (X - ) 2 matriks (%) ,04-0,25 0, ,72 0,43 0, ,04-0,25 0, ,39 0,10 0, ,29 Σ(X - ) 2 0,3199 SD 0,3265 Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α 0,05 ; dk Diperoleh t tabel (1 ½ α); dk (1 0,025); 3 0,975; 3 3,1824 Dasar penerimaan data jika t hitung t tabel t hitung t hitung 3 (diterima) t hitung 4 2,6339 (diterima)
30 t hitung 5 1,5314 (diterima) t hitung 6 0,6125 (diterima) Semua data diterima, maka kadar betametason sebenarnya adalah: μ ( ± t tabel x ) % ( 101,29±3,1824x )% ( 101,29±3,1824 x 0,1632)% (101,29±0,5195)%
31 Lampiran 16. Perhitungan %KV (koefisien variasi) deksklorfeniramin maleat dan betametason % KV x 100% %KV Deksklorfeniramin maleat %KV Betametason 0, ,17 0, ,29 X 100% 0,4896 % X 100% 0,3223%
32 Lampiran 17. Daftar Nilai Distribusi r
33 Lampiran 18. Daftar Nilai Distribusi t
34 Lampiran 19. Sertifikat Pengujian Deksklorfeniramin Maleat
35 Lampiran 20. Sertifikat Pengujian Betametason
Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet
Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet Gambar 1.TabletPritacort Lampiran 2. Komposisi Tablet Pritacort Daftar spesifikasi sampel Nama sampel : Pritacort No. Reg : DKL9730904510A1 Tanggal Kadaluarsa : Mei 2017
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015
Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel 1. Celestamin (Schering-plough) No. Reg : DKL 9106604510A1 Expire Date : September 2015 Komposisi : Betametason... 0,25 mg
Lebih terperinciSpektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml
Lampiran 1. Spektrum Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis Spektrum serapan derivat kedua deksametason 5 mcg/ml Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml 45 Lampiran 1. (lanjutan)
Lebih terperinciLampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H
Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Gambar 1 Krim merek Klorfeson Gambar 2 Krim merek Chloramfecort-H 48 Lampiran 2. Komposisi krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Daftar Spesifikasi krim 1. Klorfeson
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet
Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet 50 Lampiran 2. Komposisi Tablet Pulna Forte Daftar Spesifikasi Sampel 1. Pulna Forte No. Reg : DKL 0319609209A1 ExpireDate :Agustus 2017 Komposisi : Ethambutol HCL...
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Gambar 1. Gambar krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol 48 Lampiran 2. Komposisi krim merek X Contoh
Lebih terperinciLampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI
Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Triprolidin HCl BPFI Lampiran 3. Kurva Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis
Lebih terperinciGambar 2. Sampel B Sirup Kering
Lampiran 1. Gambar Sampel A dan B Sirup Kering 1. Sampel A 2. Sampel B Gambar 1. Sampel A Sirup Kering Gambar 2. Sampel B Sirup Kering 53 Lampiran 2. Komposisi Sirup Kering Claneksi dan Clavamox DaftarSpesifikasiSampel
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul
Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul 43 Lampiran 2. Komposisi Neo Antidorin Kapsul Setiap kapsul mengandung:
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml
Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran Diketahui: Nilai Absorptivitas spesifik (A 1 1 = 351b) λ= 276 nm Tebal sel (b) = 1 cm A = A 1 1 x b x c c = c = c = 0,001237 g/100ml c = 12,37 µg/ml Konsentrasi
Lebih terperinciGambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).
Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran
Lebih terperinciPerbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit
Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Deksklorfeniramin maleat Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M - Metanol yang Optimal untuk Analisis. A Perbandingan fase
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU
BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat
Lebih terperinciGambar sekam padi setelah dihaluskan
Lampiran 1. Gambar sekam padi Gambar sekam padi Gambar sekam padi setelah dihaluskan Lampiran. Adsorben sekam padi yang diabukan pada suhu suhu 500 0 C selama 5 jam dan 15 jam Gambar Sekam Padi Setelah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. ALAT Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis (SPD-10A VP, Shimadzu), kolom Kromasil LC-18 dengan dimensi kolom
Lebih terperincimassa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi 1. 500 ml Natrium Fosfat 28 mm M massa 1 x Mr V(liter) 0,028 massa 1 x 164 0, 5 massa 2,296 gram 2. 500 ml Amonium Molibdat 4 mm M massa 1 x Mr V(liter) massa
Lebih terperinciKentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati
Lampiran 1. Flow Sheet Pembuatan Pati Kentang Kentang Residu Filtrat Ditimbang ± 10 kg Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong Diblender hingga halus Disaring dan diperas menggunakan kain putih yang bersih
Lebih terperinciNo Nama RT Area k Asym N (USP)
Lampiran 1. Hasil kromatogram Penyuntikan Propranolol HCl Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak Metanol-Air dan Laju Alir yang Optimal untuk Analisis. 1 Propranolol HCl 3.1 24823 359.7 2.32* 1410*
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan
Lebih terperinciGambar 2. Daun Tempuyung
Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Tanaman Daun Tempuyung Gambar. Daun Tempuyung 41 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 3 Kapsul Ekstrak Tempuyung Gambar 4. Kemasan Kapsul 4 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 5.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Lampiran 2. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Fosfor Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N HCl pekat = 37% ~ 12 N V 1 x N 1 = V 2 x N 2 V 1 x 12 N = 1000 ml x 0,1 N V 1 = 1000 ml x 0,1 N 12 N = 8,3 ml = 8,5 ml Lampiran 2. Bagan Alir Prosedur
Lebih terperinciLampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat
Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Mata air yang terletak di Gunung Sitember Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat 48 Air minum yang dialirkan menggunakan pipa besi Lokasi pengambilan
Lebih terperincin = n = 6 n = Jumlah sampel yang diteliti
Lampiran 1. Contoh Perhitung Pengambilan Sampel Rumus yang digunakan : Keterangan: n = N + 1 n = 21 + 1 n = 5,6 n = 6 n = Jumlah sampel yang diteliti N = Jumlah populasi 38 Lampiran 2. Daftar Spesifikasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan
Lebih terperinciUNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH
UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH UJI SENSITIVITAS PEREAKSI PENDETEKSI KUNING METANIL DI DALAM SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI CAHAYA TAMPAK Oleh: Novi Yantih
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.
III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang mengarah pada pengembangan metode dengan tujuan mengembangkan spektrofotometri ultraviolet secara adisi standar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2
LAMPIRAN Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2 NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2 1 3,0000 0,226 0,678 9,0000 0,051076 2 4,2000 0,312 1,310 17,64 0,0973 3 5,4000 0,395 2,133
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)
Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) 93 Lampiran. Identifikasi Tumbuhan 94 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Sampel Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) sebanyak
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang
Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Kalsium, Magnesium dan Timbal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciGambar Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco
Lampiran 1. Gambar Nata de Coco dan Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco Gambar Nata de Coco basah Gambar Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco Lampiran. Hasil Uji Mikroskopik Selulosa Mikrokristal
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program
Lebih terperinciDitimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan
Lampiran 1. Flowsheet Destruksi Basah Sampel yang telah dihomogenkan Ditimbang 5 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 5 ml Didiamkan selama 4 jam Sampel + HNO 3 (p) Larutan Sampel Hasil Dipanaskan di
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis pendekatan eksperimen laboratorium. Pelaksanaannya dilakukan
Lebih terperinciKentang (Solanum tuberosum L.)
Gambar 1. Kentang (Solanum tuberosum L.) Kentang (Solanum tuberosum L.) Gambar. Tanaman Kentang Tanaman Kentang Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif Timbal dan Kadmium Kadmium Timbal Hasil Analisa Kualitatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam klorida pekat 37% (Merck KG aa), akuadestilata, sampel hand body lotion, standar
Lebih terperinciBAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pembuatan
Lebih terperinciJurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017
Pengembangan dan Validasi Metode Analisis Betametason Tablet dengan Metode Absorbansi dan Luas Daerah di Bawah Kurva Secara Spektrofotometri Ultraviolet Ridho Asra 1), Harrizul Rivai 2), Widya Astuty 1)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl
Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl Gambar 10. Alat KCKT (Shimadzu) Gambar 11. Syringe 100 µl (SGE) Lampiran 2. Gambar Sonifikator (Branson 1510) dan Penyaring Gambar. 12. Sonifikator (Branson
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA
BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Kimia, dan Formulasi Tablet Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok. Waktu pelaksanaannya adalah dari bulan Februari
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi sampel
Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 56 Lampiran 2. Gambar tanaman singkong (Manihot utilissima P.) Tanaman Singkong Umbi Singkong Pati singkong 57 Lampiran 3. Flowsheet isolasi pati singkong Umbi singkong
Lebih terperinciPenetapan Simultan Kadar Fenilpropanolamin Hidroklorida dan Klorfeniramin Maleat dalam Tablet secara Spektrofotometri
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, April 2008, hal. 29-34 ISSN 1693-1831 Vol. 6, No. 1 Penetapan Simultan Kadar Fenilpropanolamin Hidroklorida dan Klorfeniramin Maleat dalam Tablet secara Spektrofotometri
Lebih terperinciLampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid
Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid Sebagai contoh diambil tablet Isoniazid dengan konsentrasi 11.5% (Formula 4). Dibuat formula untuk 100 tablet, dengan berat tablet 50 mg dan diameter
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di
30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen (experiment research) (Notoatmodjo, 2002).
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret
Lebih terperinciLAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis
LAMPIRAN Lampiran 1. Flowsheet pembuatan larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis Natrium dihidrogen fosfat ditimbang 0,8 g Dinatrium hidrogen fosfat ditimbang 0,9 g dilarutkan dengan 100 ml aquadest bebas
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema pembuatan ODF metoklopramid. Sorbitol + Sukralosa + As.askorbat
DAFAR LAMPIRAN Lampiran 1. Skema pembuatan ODF metoklopramid Polimer : HPMC/ HPMC+PVA/ PVA Sorbitol + Sukralosa + As.askorbat Metoklopramid Dikembangkan dengan akuades - Dilarutkan dengan akuades - Diaduk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN
LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN L1.1 DATA RENDEMEN EKSTRAK Dari hasil percobaan diperoleh data rendemen ekstrak sebagai berikut: Jumlah Tahap Ekstraksi 2 3 Konsentrasi Pelarut (%) 50 70 96 50 70 96 Tabel L1.1
Lebih terperinciKeyword: betamethasone; absorbance method; method of area under the curve.
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 19 Suplemen 1 (Desember 2017) Pengembangan dan Validasi Metode Analisis Betametason dalam Tablet dengan Metode Absorbansi dan Luas Daerah di Bawah Kurva Secara Spektrofotometri
Lebih terperinciLampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm
Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm No Menit ke- Absorbansi 1 4 0,430 5 0,431 3 6 0,433 4 7 0,434 5 8 0,435 6 9 0,436 7 10 0,437 8 11 0,438 9 1 0,439
Lebih terperinciLaporan Praktikum Analisa Tablet Vitamin C dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatograph)
Laporan Praktikum Analisa Tablet Vitamin C dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatograph) Hari / Tanggal Praktikum : Rabu / 19 Desember 2012 Nama Praktikan : Rica Vera Br. Tarigan dan Jekson Martiar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aa), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI Metodologi yang dilakukan pada kaplet Omefulvin produksi PT.MUTIFA Medan adalah uji disolusi dengan menggunakan alat uji disolusi tipe dayung dengan kecepatan rotasi 100 rpm dan waktu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory), Karakterisasi FTIR dan Karakterisasi UV-Vis dilakukan di laboratorium Kimia Instrumen,
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin
LAMPIRAN Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin Dilarutkan sejumlah HPMC dalam 7 ml akuades. Diamkan 10 menit agar mengembang Sorbitol dilarutkan dalam sejumlah air hangat dan mentol dilarutkan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode dalam proses elektrokoagulasi larutan yang mengandung pewarna tekstil hitam ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%). Dibuat formula untuk 100 tablet, berat pertablet 00 mg dan penampang tablet 9 mm. Berat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciPerbandingan fase gerak metanol-air (50:50)
Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Kloramfenikol Baku untuk Menentukan Perbandingan Fase Gerak yang Optimum Perbandingan fase gerak metanol-air (40:60) Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50) Perbandingan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel 50 Lampiran 2. Sampel yang digunakan Gambar 2. Daun Kumis Kucing Segar Gambar 3. Jamu Daun Kumis Kucing 51 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Destruksi Kering Daun Kumis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap uji pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder
Lebih terperinciKETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami
KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel
Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Gambar 1. Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Gambar.Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Teknik Reverse Osmosis Gambar 3. Gambar air minum reverse osmosis dalam kemasan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam Ditimbang 10,90 mg fenobarbital dan 10,90 mg diazepam, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciLampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil
Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil No. Menit ke- Serapan (A) 1 10 0,432 2 11 0,432 3 12 0,433 4 13 0,432 5 14 0,433 6 15 0,432 7 16 0,433 8 17 0,435 9 18 0,435 10 19 0,435 11
Lebih terperinciVALIDATION METHOD OF ULTRAVIOLET SPECTROPHOTOMETRY DETERMINATIONN OF CONTENTT IN AMBROXOL HCl TABLET
Jurnal Natural Vol. 15, No. 2, 2015 ISSN 1141-8513 VALIDATION METHOD OF ULTRAVIOLET SPECTROPHOTOMETRY DETERMINATIONN OF CONTENTT IN AMBROXOL HCl TABLET Tedy Kurniawan Bakri 1, Fathur Rahman Harun 2, Misrahanum
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat-alat - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Alat-alat gelas pyrex - Pipet volume pyrex - Hot Plate Fisons - Oven Fisher - Botol akuades - Corong - Spatula
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Medan pada bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi
BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitianeksperimental. Dalam hal ini 3 sampel kecap akan diuji kualitatif untuk mengetahui kandungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian penetapan konsentrasi ammonium dengan metode spektrofotometri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciVALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Wiranti Sri Rahayu, Asmiyenti Djaliasrin Djalil, Fauziah Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian eksperimental sederhana (posttest only control group
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) 500 ppm 500 mcg/ml Berat Natrium tetraboraks yang ditimbang 500 mcg / ml
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembentukan Senyawa Indotimol Biru Reaksi pembentukan senyawa indotimol biru ini, pertama kali dijelaskan oleh Berthelot pada 1859, sudah sangat lazim digunakan untuk penentuan
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR KERJA
BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Pemeriksaan Bahan Baku GMP GMP diperiksa pemerian, titik lebur dan identifikasinya sesuai dengan yang tertera pada monografi bahan di Farmakope Amerika Edisi 30. Hasil pemeriksaan
Lebih terperinciLampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Kromatogram penyuntikan larutan Naa Siklamat ph dapar fosfat yang optimum pada analisis untuk mencari Dapar fosfat ph 4,5 dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30) dan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet Lampiran. Gambar Cibet (Orthetrum sp.) dan Capung (Orthetrum Sabina) sp.) (Orthetrum sabina) Capung Lampiran 3. Data Pembakuan Larutan NaOH 0,1 N Rumus normalitas larutan
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.
Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel 1. Kalibrasi Piknometer Piknometer Kosong = 15,30 g Piknometer berisi Aquadest Panas NO Aquadest Panas 1 5,330 5,37 3 5,38 4 5,35 5 5,39 6 5,3 Jumlah Rata-rata
Lebih terperinci