BAB II DESKRIPSI PROYEK. Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DESKRIPSI PROYEK. Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 BAB II DESKRIPSI PROYEK

2 BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul Adapun judul dari perencanaan kasus proyek ini adalah Rumah Sakit Pendidikan Nauli Husada Sibolga. Berikut ini merupakan penjelasan terhadap judul kasus: a. Rumah Sakit Pendidikan Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran/ bidang kesehatan lainnya pada suatu universitas/lembaga pendidikan tinggi (Wijono, 1997). Rumah Sakit Pendidikan sebagai Rumah Sakit yang berhubungan erat dengan Pendidikan Kedokteran dan berfungsi dalam pendidikan praktik untuk mahasiswa kedokteran, internship dan residen atau peserta pendidikan spesialis (Hutchinson & Wikipedia Encyclopedia). Rumah Sakit Pendidikan sebagai Rumah Sakit yang dikelola oleh suatu universitas untuk pendidikan mahasiswa kedokteran, program pendidikan pasca sarjana dan penelitian klinis (Blumenthal, Weissman, and Campbell, 1997). Rumah Sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya (Depkes RI, 2009). b. Nauli Husada merupakan sebuah yayasan perguruan tinggi swasta Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan. c. Sibolga merupakan Salah satu Kota yang berada di Sumatera Utara (KBBI, 2002). Berdasarkan pengertian di atas maka Rumah Sakit Pendidikan Nauli Husada Sibolga adalah rumah sakit umum yang juga terkait dengan kegiatan penelitian/ pendidikan untuk mahasiswa tenaga kesehatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nauli Husada di Sibolga. 8

3 2.2 Tinjauan Umum Terhadap Rumah Sakit Rumah Sakit Klasifikasi Rumah Sakit Menurut Jenisnya Menurut Peraturan RI No. 159b/MenKes/Per/1998 tentang Rumah Sakit terdapat beberapa jenis penggolongan rumah sakit menurut jenisnya yakni: a. Rumah Sakit Umum Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit. b. Rumah Sakit Terspesialisasi Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric (psychiatric hospital), penyakit pernapasan, dan lainlain. Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan ataupun hanya satu bangunan. c. Rumah Sakit Pendidikan Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat /perguruan tinggi. 9

4 d. Rumah Sakit Lembaga/Perusahaan Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk melayani pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga tersebut/karyawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang terpencil/jauh dari rumah sakit umum. e. Klinik Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik Klasifikasi Rumah Sakit Menurut Kelasnya Berdasarkan Permenkes RI Nomor 986/Menkes/Per/11/1992 pelayanan rumah sakit umum pemerintah Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah diklasifikasikan menjadi beberapa bagian kelas yaitu: a) Rumah sakit Kelas A Merupakan rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis lain dan 13 (tiga belas) subspesialis. Rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat. Tempat tidur minimal 400 buah. 10

5 b) Rumah Sakit Kelas B Merupakan rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2 (dua) subspesialis dasar.direncanakan rumah sakit tipe B didirikan di setiap ibukota propinsi (provincial hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk tipe A juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit tipe B. Tempat tidur minimal 200 buah. c) Rumah sakit kelas C Merupakan rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar dan 4 (empat) spesialis penunjang medik. Direncanakan rumah sakit tipe C ini akan didirikan di setiap kabupaten/kota (regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas. Tempat tidur minimal 100 buah. d) Rumah Sakit Kelas D Merupakan rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) spesialis dasar. Sama halnya dengan rumah sakit tipe C, rumah sakit tipe D juga menampung pelayanan yang berasal dari puskesmas. Tempat tidur minimal 50 buah Rumah Sakit Pendidikan Pengertian Rumah Sakit Pendidikan Rumah Sakit Pendidikan merupakan rumah sakit umum yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya (Depkes RI, 2009). 11

6 Fungsi Rumah Sakit Pendidikan Fungsi rumah sakit pendidikan adalah menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan, pencegahan dan peningkatan kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan penelitian atau tempat latihan tenaga medik dan paramedik, sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan (Peraturan Menkes RI, 1988) Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Rumah Sakit Pendidikan terdapat beberapa jenis standar rumah sakit pendidikan yakni: Rumah Sakit Pendidikan Utama RS Pendidikan yang minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan spesialis lainnya. Rumah sakit pendidikan ini sama dengan rumah sakit kelas B. Rumah Sakit Pendidikan Afilasi (Eksilensi) RS Pendidikan yang mempunyai minimal 1 disiplin ilmu yang merupakan pusat unggulan atau kekhususan. Rumah Sakit Pendidikan Satelit RS Pendidikan yang mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 4 pelayanan penunjang lainnya. Rumah sakit pendidikan ini setara dengan rumah sakit kelas C. 12

7 2.2.3 Rumah sakit kelas C Sarana dan Prasarana Rumah sakit kelas C Menurut Depkes pada Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah sakit kelas C, terdapat pengelompokkan area fasilitas dan alur sirkulasi pada rumah sakit kelas C, yakni: a. Area Pelayanan Medik dan Perawatan, area ini terdapat beberapa instalasi yakni: - Instalasi rawat jalan - Instalasi gawat darurat (IGD) - Instalasi rawat inap - Instalasi perawatan intensif (ICU) - Instalasi bedah - Instalasi Kebidanan dan penyakit kandungan - Instalasi reahbilitasi medik - Instalasi Radiologi b. Area Penunjang dan Operasional, area ini terbagi menjadi dua yakni: Penunjang Medik, terdiri dari: - Instalasi farmasi - Laboratorium - Pemulasaran Jenazah Penunjang Non Medik, terdiri dari: - Instalasi sterilisasi pusat (CSSD) - Instalasi gizi/dapur - Instalasi pencucian linen (laundry) - Instalasi sanitasi c. Area Administrasi dan Manajemen, area ini terdiri dari: - Unsur pimpinan rumash sakit - Unsur pelayanan medik - Unsur pelayanan penunjang medik - Pelayanan keperawatan 13

8 - Unsur pendidikan dan pelatihan - Administrasi umum dan keuangan - SDM - Komite medik Berikut ini merupakan diagram pengelompokan area sarana dan prasarana pada rumah sakit kelas C. Area Sarana & Prasarana Pada Rumah sakit kelas C AREA PELAYANAN MEDIK DAN PERAWATAN AREA PENUNJANG DAN OPERASIONAL AREA ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN 1. Instalasi Rawat Jalan 2. Instalasi Gawat Darurat 3. Instalasi Rawat Inap 4. Instalasi Perawatan Intensif (ICU/ ICCU/ FICU/ NICU) 5. Instalasi Bedah 6. Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan 7. Instalasi Rehabilitasi Medik 8. Instalasi Radiologi PENUNJANG MEDIK 1. Instalasi Farmasi 2. Laboratorium 3. Pemulasaran Jenazah PENUNJANG NON MEDIK 1. Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD) 2. Instalasi Gizi / Dapur 3. Instalasi Pencucian Linen (Laundry) 4. Instalasi Sanitasi 1. Unsur Pimpinan Rumah Sakit 2. Unsur Pelayanan Medik 3. Unsur Pelayanan Penunjang Medik 4. Pelayanan Keperawatan 5. Unsur Pendidikan dan Pelatihan 6. Administrasi Umum dan Keuangan 7. SDM 8. Komite Medik Diagram 2.1 Pengelompokkan Area Sarana dan Prasarana Pada Rumah Sakit Kelas C Sumber: Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 14

9 Berikut ini merupakan diagram alur sirkulasi pada rumah sakit kelas C. Diagram 2.2 Alur Sirkulasi Pada Rumah Sakit Kelas C Sumber: Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 15

10 Berikut ini merupakan deskripsi kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada setiap instalasi rumah sakit kelas C yakni: 1) Instalasi Rawat Jalan Kebutuhan sarana pelayanan instalasi rawat jalan pada rumah sakit kelas C terdiri dari: 1) Poli Umum, terdiri dari 4 Klinik Spesialistik dasar, antara lain : o Klinik Penyakit Dalam o Klinik Anak o Klinik Bedah o Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan 2) Klinik tambahan/pelengkap antara lain: o Klinik Mata o Klinik Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) o Klinik Gigi dan Mulut o Klinik Kulit dan Kelamin o Klinik Syaraf o Klinik Jiwa o Klinik Rehabilitasi Medik o Klinik jantung o Klinik Paru o Klinik Bedah Syaraf o Klinik Ortopedi o Klinik Kanker o Klinik Nyeri o Klinik Geriatri 16

11 Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada instalasi rawat jalan yakni: Tabel 2.1 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Instalasi Rawat Jalan No. Nama Ruangan Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas 1 Ruang Tunggu Utama Ruang tunggu pasien (dan pengantar pasien) saat melakukan pendaftaran 1~1,5 m2/ orang (min. 12 m2) 2 Ruang Administrasi : Ruang ini digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi, meliputi : 3~5 m2/ petugas (min. 16 m2) Area Informasi 1. Pendataan pasien rawat jalan Area Pendaftaran 2. Pembayaran biaya pelayanan medik. Pasien. Area Pembayaran/Kasir 3 Ruang Pengendali ASKES Tempat kegiatan administratif ASKES Rumah Sakit dilaksanakan. 3~5 m2/ petugas (min. 12 m2) 4 Ruang Rekam Medis Tempat menyimpan informasi tentang identitas pasien, diagnosis, perjalanan penyakit, proses pengobatan dan tindakan medis serta dokumentasi hasil pelayanan. Biasanya langsung berhubungan dengan loket pendaftaran. 12~16 m2/ 1000 kunjungan pasien / hari ( untuk 5 tahun) 5 Ruang Tunggu Poli Ruang di mana keluarga atau pengantar pasien menunggu panggilan di depan ruang poliklinik. 1~1,5 m2/ orang (min.4 m2/poli) 6 Ruang Periksa & Konsultasi (Klinik) Ruang tempat dokter spesialis melakukan pemeriksaan dan konsultasi dengan pasien 12~25 m2/ poli 7 Ruang Tindakan Poli Penyakit Dalam Ruang tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan, dan pengobatan pasien penyakit dalam oleh dokter Sp.Pd. 12~25 m2/ poli 8 Ruang Tindakan / Diagnostik Poli Anak Ruang tempat melakukan tindakan atau diagnostik terhadap pasien anak. 12~25 m2/ poli 9 Ruang Laktasi Ruang khusus bagi ibu yang menyusui 6~12 m2 17

12 10 Ruang Tindakan/ Diagnostik Poli Bedah Ruang tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan, pengobatan, tindakan terhadap pasien. 12~25 m2/ poli 11 Ruang Tindakan/ Diagnostik Poli Kebidanan/ Kandungan Ruang tempat melakukan tindakan atau diagnostic kebidanan terhadap pasien. 12~25 m2/ poli 12 Ruang Tindakan/ Diagnostik Poli Umum Ruang tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan, dan pengobatan pasien oleh dokter umum. 12~25 m2/ poli 13 Ruang Tindakan/ Diagnostik Poli Mata Ruang tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan, dan pengobatan pasien penyakit mata. 12~25 m2/ poli 14 Ruang Tindakan/ Diagnostik Poli THT Ruang tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan, dan pengobatan pasien penyakit THT. 12~25 m2/ poli 15 Ruang Tindakan/ Diagnostik Poli Gigi dan Mulut Ruang tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan, dan pengobatan pasien penyakit gigi dan mulut. 12~25 m2/ poli 16 Ruang Tindakan/ Diagnostik Poli Kulit dan Penyakit Kelamin Ruang tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan, dan pengobatan pasien penyakit kulit dan kelamin. 12~25 m2/ poli 17 Ruang Tindakan/ Diagnostik Poli Syaraf Ruang tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan, dan pengobatan pasien penyakit syaraf 12~25 m2/ poli 18 Ruang Tindakan/ Diagnostik Poli Jiwa Ruang tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan, dan pengobatan pasien kejiwaan. 12~25 m2/ poli 19 Toilet (petugas, pengunjung) KM/WC pria/ wanita luas +2 3 m2 (min.untuk pasien dapat berjalan & maks. untuk pasien berkursi roda) Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 18

13 Persyaratan Khusus: - Letak Poliklinik berdekatan dengan jalan utama, mudah dicapai dari bagian administrasi, terutama oleh bagian rekam medis, berhubungan dekat dengan apotek, bagian radiologi dan laboratorium. - Ruang tunggu di poliklinik, harus cukup luas. Diusahakan ada pemisahan ruang tunggu pasien untuk penyakit infeksi dan non infeksi. - Sistem sirkulasi pasien dilakukan dengan satu pintu (sirkulasi masuk dan keluar pasien pada pintu yang sama). - Letak poli jauh dari ruang incenerator, IPAL dan bengkel ME. Berikut ini adalah alur kegiatan di instalasi rawat jalan berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007). Diagram 2.3 Alur Kegiatan di Instalasi Rawat Jalan Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 19

14 2) Instalasi Gawat Darurat (IGD) Kebutuhan sarana pelayanan instalasi gawat darurat pada rumah sakit kelas C terdiri dari: - Program Pelayanan pada UGD : True Emergency (Kegawatan darurat). a. False Emergency (Kegawatan tidak darurat). b. Cito Operation. c. Cito/ Emergency High Care Unit (HCU). d. Cito Lab. e. Cito Radiodiagnostik. f. Cito Darah. g. Cito Depo Farmasi. - Pelayanan Kegawatdaruratan pada UGD : a. Pelayanan Kegawatdaruratan Bedah b. Pelayanan Kegawatdaruratan Obgyn c. Pelayanan Kegawatdaruratan Anak d. Pelayanan Kegawatdaruratan Penyakit Dalam e. Pelayanan Kegawatdaruratan Kardiovaskuler Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada instalasi gawat darurat yakni: No. Tabel 2.2 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Nama Ruangan Instalasi Gawat Darurat Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas A. RUANG PENERIMA 1 Ruang Administrasi dan loket pendaftaran Ruang ini digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi, meliputi : 1. Pendataan pasien IGD 2. Penandatanganan surat pernyataan dari keluarga pasien IGD. 3~5 m2/ petugas (min. 16 m2) 20

15 3. Pembayaran biaya pelayanan medik. 2 Ruang Tunggu Pengantar Pasien Ruang di mana keluarga/ pengantar pasien menunggu. Ruang ini perlu disediakan tempat duduk dengan jumlah yang sesuai aktivitas pelayanan. 1~1,5 m2/ orang (min. 16 m2) 3 Ruang Rekam Medis Tempat menyimpan informasi tentang identitas pasien, diagnosis, perjalanan penyakit, proses pengobatan dan tindakan medis serta dokumentasi hasil pelayanan. Biasanya langsung berhubungan dengan loket pendaftaran. Sesuai kebutuhan 4 Ruang Triase Ruang tempat memilah-milah tingkat kegawatdaruratan pasien dalam rangka menentukan tindakan selanjutnya terhadap pasien, dapat berfungsi sekaligus sebagai ruang tindakan. Min. 16 m2 5 Ruang Persiapan Bencana Massal Ruang tempat persiapan penanganan pasien korban bencana massal. Min. 3 m2/ pasien bencana B. RUANG TINDAKAN 6 R. Resusitasi 7 R. Tindakan Bedah Ruangan yang dipergunakan untuk melakukan tindakan resusitasi terhadap pasien. Ruang untuk melakukan tindakan bedah ringan pada pasien m2 Min. 16 m2 8 R. Tindakan Non Bedah Ruang untuk melakukan tindakan non bedah pada pasien m2 R. Tindakan Anak Ruang untuk melakukan tindakan medis pada pasien anak m2 9 R.Tindakan Kebidanan Ruang untuk melakukan tindakan kebidanan pada pasien m2 Ket : kedua ruangan ini bisa digabung atau dipisah. 10 R. Operasi (R. Persiapan dan kamar Operasi) : Ket : boleh ada/tidak 1. Ruang Ruang untuk mempersiapkan pasien Min. 6 m2 21

16 Persiapan sebelum memasuki r. bedah. Kegiatan dalam ruang ini yaitu : 2. Ruang Operasi Ruang untuk melakukan pembedahan pada pasien. ± 36 m2 3. Ruang Pemulihan Ruang perawatan pasien pasca bedah Min. 7,2 m2/ tempat tidur C. RUANG OBSERVASI 11 R. Observasi Ruangan yang dipergunakan untuk melakukan observasi terhadap pasien setelah diberikan tindakan medis. Min. 7,2 m2/ tempat tidur periksa D. RUANG PENUNJANG MEDIK 12 Ruang Farmasi/ Obat Ruang tempat menyimpan obat untuk keperluan pasien gawat darurat. Min. 3 m2 13 Ruang Linen Steril 14 Ruang Alat Medis 15 R. Radiologi Tempat penyimpanan bahan-bahan linen steril. Ruangan tempat penyimpanan peralatan medik yang setiap saat diperlukan. Peralatan yang disimpan diruangan ini harus dalam kondisi siap pakai dan dalam kondisi yang sudah disterilisasi. Tempat untuk melaksanakan kegiatan diagnostik cito. Min. 4 m2 Min. 6 m2 Min. 4 m2 16 Laboratorium Standar Ruang pemeriksaan laboratorium yang bersifat segera/cito, tapi untuk beberapa jenis pemeriksaan tertentu. Min. 4 m2 17 R. Dokter Ruang Dokter terdiri dari 2 bagian : 1. Ruang kerja. 2. Ruang istirahat/kamar jaga m2 18 Ruang Pos Perawat (Nurse Station) R. untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, asuhan dan pelayanan keperawatan (pre dan post conference, pengaturan jadwal), dokumentasi s/d evaluasi pasien.pos perawat harus terletak Min. 4 m2 22

17 di pusat blok yang dilayani agar perawat dpt mengawasi pasiennya secara efektif. 19 Ruang Perawat Ruang istirahat perawat 9-16 m2 20 Ruang Kepala IGD Ruang tempat Kepala IGD melakukan manajemen instalasinya, diantaranya pembuatan program kerja dan pembinaan m2 21 Gudang Kotor (Spoolhoek/Dirty Utility). Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek berupa bak atau kloset yang dilengkapi dengan leher angsa (water seal). 4-6 m2 22 Toilet (petugas, pengunjung) 2 m2 3m 23 R. Sterilisasi Tempat pelaksanaan sterilisasi instrumen dan barang lain yang diperlukanan di Instalasi Gawat Darurat. Min. 4 m2 24 R. Gas Medis R. Tempat menyimpan gas medis. Min. 3 m2 25 R. Parkir Troli Tempat parkir troli selama tidak diperlukan Min. 2 m2 26 R. Brankar Tempat meletakkan tempat tidur pasien selama tidak diperlukan. Min. 3 m2 Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) Persyaratan Khusus: - Area IGD harus terletak pada area depan atau muka dari tapak RS. - Area IGD harus mudah dilihat serta mudah dicapai dari luar tapak rumah sakit (jalan raya) dengan tanda-tanda yang sangat jelas dan mudah dimengerti masyarakat umum. - Area IGD disarankan untuk memiliki pintu masuk kendaraan yang berbeda dengan pintu masuk kendaraan ke area Instalasi Rawat Jalan/Poliklinik, Instalasi rawat Inap serta Area Zona Servis dari rumah sakit. 23

18 - Untuk tapak RS yang berbentuk memanjang mengikuti panjang jalan raya maka pintu masuk kearea IGD harus terletak pada pintu masuk yang pertama kali ditemui oleh pengguna kendaraan untuk masuk kearea RS. - Untuk bangunan RS yang berbentuk bangunan bertingkat banyak (Super Block Multi Storey Hospital Building) yang memiliki ataupun tidak memiliki lantai bawah tanah (Basement Floor) maka perletakan IGD harus berada pada lantai dasar (Ground Floor) atau area yang memiliki akses langsung. - IGD disarankan untuk memiliki Area yang dapat digunakan untuk penanganan korban bencana massal. - Disarankan pada area untuk menurunkan atau menaikan pasien (Ambulance Drop-In Area) memiliki sistem sirkulasi yang memungkinkan ambulan bergerak 1 arah (One Way Drive / Pass Thru Patient System). - Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan Inst. Bedah Sentral. - Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan Unit Rawat Inap Intensif (ICU (Intensive Care Unit)/ ICCU (Intensive Cardiac Care Unit)/ HCU (High Care Unit)). - Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan Unit Kebidanan. - Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan Inst. Laboratorium. - Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan Instalasi Radiologi. - Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan BDRS (Bank Darah Rumah Sakit) atau UTDRS (Unit Transfusi Darah Rumah Sakit) 24 jam. 24

19 Berikut ini adalah alur kegiatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007). Diagram 2.4 Alur Kegiatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 3) Instalasi Rawat Inap Kebutuhan sarana pelayanan instalasi rawat inap pada rumah sakit kelas C terdiri dari: a) Pelayanan keperawatan. b) Pelayanan medik (Pra dan Pasca Tindakan Medik). c) Pelayanan penunjang medik : o Konsultasi Radiologi. o Pengambilan Sample Laboratorium. o Konsultasi Anestesi. o Gizi (Diet dan Konsultasi). o Farmasi (Depo dan Klinik). o Rehab Medik (Pelayanan Fisioterapi dan Konsultasi). 25

20 Berikut ini adalah alur kegiatan di instalasi rawat inap berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) Diagram 2.5 Alur Kegiatan di Instalasi Rawat Inap Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada instalasi rawat inap yakni: No. Tabel 2.3 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Nama Ruangan Instalasi Rawat Inap Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas 1 Ruang Perawatan Ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. Tergantung Kelas & keinginan desain, kebutuhan ruang 1 tt min. 7.2 m2 26

21 2 Ruang Stasi Perawat (Nurse Station) Ruang utk melakukan perencanaan, pengorganisasian asuhan dan pelayanan keperawatan (pre dan post-confrence, pengaturan jadwal), dokumentasi sampai dengan evaluasi pasien. Min. 8 m2 (Ket : perhitungan 1 stasi perawat untuk melayani maksimum 25 tempat tidur) 3 Ruang Konsultasi 4 Ruang Tindakan Ruang untuk melakukan konsultasi oleh profesi kesehatan kepada pasien dan keluarganya. Ruangan untuk melakukan tindakan pada pasien baik berupa tindakan invasive ringan maupun non-invasive 9-16 m m2 5 R. Administrasi/ Kantor Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya pelayanan pasien di Ruang Rawat Inap, yaitu berupa registrasi & pendataan pasien, penandatangan-an surat pernyataan keluarga pasien apabila diperlukan tindakan operasi. 3~5 m2/ petugas (min.9 m2) 6 R. Dokter 7 Ruang Perawat Ruang Dokter terdiri dari 2 bagian : 1. Ruang kerja. 2. Ruang istirahat/kamar jaga. Ruang istirahat perawat 9-16 m m2 8 Ruang kepala instalasi rawat inap Ruang tempat kepala ruangan melakukan manajemen asuhan dan pelayanan keperawatan diantaranya pembuatan program kerja dan pembinaan. 9 Ruang Linen Bersih Tempat penyimpanan bahan-bahan linen steril/ bersih. 10 Ruang Linen Kotor Ruangan untuk menyimpan bahan-bahan linen kotor yang telah digunakan di r. perawatan sebelum dibawa ke r. cuci (;Laundry) m2 Min. 4 m2 Min. 4 m2 11 Gudang Kotor (Spoolhoek/Dirty Utility). Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek berupa bak/ kloset yang dilengkapi dengan leher angsa (water seal). 4-6 m KM/WC (pasien, petugas, pengunjung) Dapur Kecil (;Pantry) 14 Gudang Bersih KM/WC Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi petugas di Ruang Rawat Inap RS. Ruangan tempat penyimpanan alat-alat medis dan bahan-bahan habis pakai yang KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3 m2 Min. 6 m2 Min. 6 m2 27

22 15 16 Janitor/ Ruang Petugas Kebersihan Ruang Evakuasi Pasien Ruang untuk menyimpan alat-alat kebersihan/cleaning service. Pada ruang ini terdapat area basah. Ruangan untuk evakuasi pasien bila terjadi bencana internal pada ruang perawatan (khususnya pada bangunan bertingkat. Min. 4-6 m2 Sesuai kebutuhan Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 4) Instalasi Perawatan Intensif (ICU) Merupakan instalasi untuk perawatan pasien yang dalam keadaan sakit berat sesudah operasi berat yang memerlukan secara intensif pemantauan ketat dan tindakan segera. Instalasi ICU (Intensive Care Unit) merupakan unit pelayanan khusus di rumah sakit yang menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24 jam. Persyaratan Khusus: - Letak bangunan instalasi ICU harus berdekatan dengan instalasi gawat darurat, laboratorium, instalasi radiologi dan instalasi bedah sentral. - Harus bebas dari gelombang elektromagnetik dan tahan terhadap getaran. - Gedung harus terletak pada daerah yang tenang. - Temperatur ruangan harus terjaga tetap dingin. - Aliran listrik tidak boleh terputus. - Harus tersedia pengatur kelembaban udara. - Disarankan sirkulasi udara yang dikondisikan seluruhnya udara segar - Tersedia aliran Gas Medis (O2, udara bertekanan dan suction). - Pintu kedap asap & tidak mudah terbakar, terdapat penyedot asap bila terjadi kebakaran. - Terdapat pintu evakuasi yang luas dengan fasilitas ramp apabila letak instalasi ICU tidak pada lantai dasar. - Ruang ICU/ICCU sebaiknya kedap api (tidak mudah terbakar baik dari dalam/dari luar). 28

23 - Pertemuan dinding dengan lantai dan pertemuan dinding dengan dinding tidak boleh berbentuk sudut/ harus melengkung agar memudahkan pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang debu dan kotoran. Berikut ini adalah alur kegiatan di ICU berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007). Diagram 2.6 Alur Kegiatan di ICU Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada instalasi perawatan intensif (ICU) yakni: No. Tabel 2.4 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Nama Ruangan Instalasi Perawatan Intensif (ICU) Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas 1 Loker (Ruang ganti) Tempat ganti pakaian, meletakkan sepatu/alas kaki sebelum masuk daerah rawat pasien dan sebaliknya setelah keluar dari daerah rawat pasien, yang diperuntukan bagi staf medis maupun non medis dan pengunjung. 6-9 m2 29

24 2 Ruang Perawat Ruang istirahat perawat m2 3 Ruang Kepala Perawat Ruang kerja dan istirahat kepala perawat. 6-9 m2 4 R. Dokter 5 6 ICU : (a) Daerah rawat pasien non isolasi (b) Daerah rawat pasien isolasi Sentral monitoring/nurse station. 7 Gudang alat medik Gudang bersih (Clean Utility) Gudang Kotor (Spoolhoek/Dirty Utility). Ruang tunggu keluarga pasien. 11 Ruang Administrasi Ruang Dokter terdiri dari 2 bagian : 1. Ruang kerja. 2. Ruang istirahat/ kamar jaga. Ruang tempat tidur berfungsi untuk merawat pasien lebih dari 24 jam, dalam keadaan yang membutuhkan pemantauan khusus dan terus menerus. Kamar yang mempunyai kekhususan teknis sebagai ruang perawatan intensif yang memiliki batas fisik modular per pasien, dinding serta bukaan pintu dan jendela dengan ruangan ICU lainnya. Ruang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, asuhan dan pelayanan keperawatan selama 24 jam (pre dan post conference, pengaturan jadwal), dokumentasi s/d evaluasi pasien. Pos perawat harus terletak di pusat blok yang dilayani agar perawat dpt mengawasi pasiennya secara efektif. Ruang penyimpanan alat medik yang setiap saat diperlukan. Peralatan yang disimpan diruangan ini harus dalam kondisi siap pakai dan dalam kondisi yang sudah disterilisasi. Tempat penyimpanan instrumen dan barang habis pakai yang diperlukan untuk kegiatan di ruang ICU, termasuk untuk barang-barang steril. Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek berupa bak atau kloset yang dilengkapi dengan leher angsa (water seal). Tempat keluarga/ pengantar pasien menunggu. Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya pelayanan pendaftaran dan rekam medik internal pasien di instalasi ICU. Ruang ini berada pada bagian depan instalasi ICU dengan dilengkapi loket atau Counter m2 Min. 12 m2 /tt Min. 16 m2 /tt 4-16 m2 (dengan memperhatikan sirkulasi tempat tidur pasien didepannya) 6-16 m m2 4-6 m2 Min. 12 m m2 12 Janitor/ Ruang cleaning service Ruangan tempat penyimpanan barangbarang dan peralatan untuk kebersihan ruangan. Pada ruangan ini terdapat area basah 4-6 m2 30

25 13 14 Toilet (petugas, pengunjung) R. Penyimpanan Silinder Gas Medik KM/WC R. Tempat menyimpan tabung-tabung gas medis KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3m2 4 8 m2 15 R. Parkir Brankar Tempat parkir brankar selama tidak ada kegiatan pembedahan atau selama tidak diperlukan. 2-6 m2 Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 5) Instalasi Bedah Sentral Kebutuhan sarana pelayanan instalasi bedah sentral pada rumah sakit kelas C terdiri dari: - Bedah minor (antara lain : bedah insisi abses, ekstirpasi, tumor kecil jinak pada kulit, ekstraksi kuku / benda asing, sirkumsisi). - Bedah umum dan bedah sub spesialistik (antara lain: kebidanan, onkologi/tumor, urologi, orthopedic, plastik dan rekonstruksi berat, anak, kardiotorasik dan vaskuler) Persyaratan Khusus: a. Jalan masuk barang-barang steril harus terpisah dari jalan keluar barangbarang & pakaian kotor b. Pembagian daerah sekitar kamar bedah: c. Daerah Publik, artinya daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa syarat khusus. Misalnya : ruang tunggu, koridor, selasar kamar bedah. d. Daerah Semi Publik, artinya daerah ini hanya boleh dimasuki oleh orangorang tertentu saja, yaitu para petugas, dan sudah ada pembatasan tentang jenis pakaian yang dipakai petugas. e. Daerah ASEPTIK, yaitu daerah kamar bedah sendiri, yang hanya boleh dimasuki oleh orang-orang yang langsung ada hubungannya dengan kegiatan pembedahan saat itu. 31

26 f. Setiap 2 kamar operasi harus dilayani oleh setidaknya 1 ruang scrub up. g. Harus disediakan pintu ke luar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung. h. Persyaratan ruang operasi: - Pintu kamar operasi yang ideal harus selalu tertutup selama operasi. - Pergantian udara yang dianjurkan sekitar kali/jam. - Sistem AC Sentral, suhu kamar operasi yang ideal C yang harus terjaga kestabilannya dan harus menggunakan filter absolut untuk menjaring mikroorganisme. - Kelembaban ruang yang dianjurkan 70% (jika menggunakan bahan anaestesi yang mudah terbakar, maka kelembaban maksimum 50%). - Penerangan alam menggunakan jendela mati, yang diletakkan dengan ketinggian diatas 2 m. - Lantai harus kuat dan rata atau ditutup dengan vinyl yang rata - Pertemuan dinding dengan lantai dan dinding dengan dinding harus melengkung agar mudah dibersihkan - Plafon harus rapat dan kuat - Pintu harus yang mudah dibuka dengan sikut, untuk mencegah terjadinya nosokomial. - Harus ada kaca tembus pandang di dinding ruang operasi yang menghadap pada sisi dinding tempat ahli bedah mencuci tangan 32

27 Berikut ini adalah alur kegiatan di instalasi bedah sentral berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007). Diagram 2.7 Alur Kegiatan di Instalasi Bedah Sentral Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada instalasi bedah sentral yakni: No. Tabel 2.5 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Nama Ruangan Instalasi Bedah Sentral Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas 1 2 R. Administrasi dan pendaftaran Ruang Tunggu Pasien dan Pengantar Pasien Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya pelayanan bedah. Ruang ini dilengkapi loket pendaftaran Ruang untuk pengantar pasien menunggu selama pasien menjalani proses bedah 3~5 m2/ petugas (min.9 m2) 1~1,5 m2/ orang (min. 12 m2) 33

28 3 4 5 Ruang untuk cuci tangan (scrub station) Ruang persiapan (;Preparation room) Ruang anaestesi (;Induction room) Ket : Bisa digabungkan dengan ruang persiapan Ruang untuk cuci tangan dokter ahli bedah, asisten dan semua petugas yang akan mengikuti kegiatan dalam kamar bedah. Ruang yang digunakan untuk mempersiapkan pasien sebelum memasuki kamar bedah. Kegiatan dalam ruang ini yaitu : Penggantian pakaian penderita, Membersihkan/mencukur bagian tubuh yg perlu dicukur, Melepas semua perhiasan dan menyerahkan ke keluarga pasien Apabila tidak ada r.anaestesi maka persiapan anaestesi juga dilaksanakan di ruang ini. Ruang yang digunakan untuk persiapan anaestesi/pembiusan. Kegiatan yang dilakukan di kamar ini adalah sebagai berikut : Mengukur tekanan darah pasien, Pemasangan infus, Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menenangkan diri, Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilaksanakan, Min. 3 m2 Min. 9 m2 Min. 9 m2 6 Ruang bedah minor (minimal 1 ruang) Ruang untuk melakukan kegiatan pembedahan minor. Min. 24 m2 7 Ruang bedah umum (minimal 2 ruang) Ruang untuk melakukan kegiatan pembedahan umum/general. Min. 36 m2 8 Ruang bedah sub spesialistik (minimal 2 ruang) Ruang untuk melakukan kegiatan pembedahan sub spesialistik. Min. 36 m Ruang Resusitasi Neonatus Ruang Pemulihan/ PACU Gudang Steril (;clean utility) Ruangan yang dipergunakan untuk menempatkan bayi baru lahir melalui operasi caesar, untuk dilakukan tindakan resusitasi terhadap bayi. Ruang pemulihan pasien pasca operasi yang memerlukan perawatan kualitas tinggi dan pemantauan terus menerus. Ruang tempat penyimpanan instrumen yang telah disterilkan. Instumen berada dalam Tromol tertutup dan disimpan di dalam lemari instrument. Min. 9 m2 Min. 7,2 m2/ tempat tidur Min. 6 m2 12 Ruang Sterilisasi Tempat pelaksanaan sterilisasi instrumen dan barang lain yang diperlukan untuk Min. 4 m2 34

29 13 Ruang ganti pakaian/ loker pembedahan. Di kamar sterilisasi harus terdapat lemari instrumen untuk menyimpan instrumen yang belum disterilkan. Ruang untuk ganti pakaian, sebelum petugas masuk ke area r. bedah. Pada kamar ganti sebaiknya disediakan lemari pakaian/locker dengan kunci dipegang oleh masing-masing petugas. 14 Depo Farmasi Ruang/ tempat menyimpan obat-obatan untuk keperluan pasien. 15 Ruang dokter Ruang tempat istirahat dokter dilengkapi dengan KM/WC. 16 Ruang perawat 17 Ruang Diskusi Medis 18 Gudang Kotor (Dirty Utility). 19 Spoolhoek 20 KM/WC (petugas, pengunjung) 21 Parkir brankar Ruang untuk istirahat perawat/ petugas lainnya setelah melakukan kegiatan pembedahan atau tugas jaga. Ruang jaga harus berada di bagian depan shg mempermudah semua pihak yang memerlukan pelayanan bedah Ruang untuk diskusi para operator kamar operasi sebelum melakukan tindakan pembedahan Ruang tempat penyimpanan sementara barang dan bahan setelah digunakan untuk keperluan operasi sebelum dimusnahkan ke insenerator, atau dicuci di londri dan disterilkan di CSSD. Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek berupa bak/ kloset yang dilengkapi dengan leher angsa (water seal). KM/WC Tempat parkir brankar selama tidak ada kegiatan pembedahan atau selama tidak Min. 4 m2 Min. 3 m m m m2 4-6 m2 4-6 KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3 m2 Min. 2 m2 Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 35

30 6) Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan Kebutuhan sarana pelayanan instalasi kebidanan dan penyakit kandungan pada rumah sakit kelas C terdiri dari: - Pelayanan persalinan. - Pelayanan persalinan meliputi: pemeriksaan pasien baru, asuhan persalinan kala I, asuhan persalinan kala II (pertolongan persalinan), dan asuhan bayi baru lahir. - Pelayanan nifas. - Pelayanan gangguan kesehatan reproduksi/penyakit kandungan. - Pelayanan tindakan/operasi kebidanan dan pelayanan Keluarga Berencana. Persyaratan Khusus: - Letak bangunan instalasi kebidanan dan penyakit kandungan harus mudah dicapai, disarankan berdekatan dengan instalasi gawat darurat, ICU dan Instalasi Bedah Sentral, apabila tidak memiliki ruang operasi atau ruang tindakan yang memadai.boleh berbentuk sudut/ harus melengkung agar memudahkan pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang debu dan kotoran. - Bagunan harus terletak pada daerah yang tenang/ tidak bising - Ruang bayi dan ruang pemulihan ibu disarankan berdekatan untuk memudahkan ibu melihat bayinya, tapi sebaiknya dilakukan dengan sistem rawat gabung. - Memiliki sistem sirkulasi udara yang memadai dan tersedia pengatur kelembaban udara untuk kenyamanan termal. - Harus disediakan pintu ke luar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung. 36

31 Berikut ini adalah alur kegiatan di instalasi kebidanan dan penyakit kandungan berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007). Diagram 2.8 Alur Kegiatan di Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada instalasi kebidanan dan penyakit kandungan yakni: Tabel 2.6 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan No. Nama Ruangan Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas 1 R. Administrasi dan pendaftaran Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya pelayanan pasien di ruang kebidanan dan kandungan. Ruang ini berada pada bagian depan instalasi/r. kebidanan & kandungan dengan dilengkapi loket, meja kerja, lemari berkas/arsip dan telepon/ interkom. Kegiatan administrasi meliputi : Pendataan pasien. 3~5 m2/ petugas (min.6 m2) 37

32 Penandatanganan surat pernyataan keluarga pasien (jika diperlukan tindakan operasi). Pembayaran (Kasir). 2 3 Ruang Tunggu Pengantar Pasien Ruang Bersalin/ Kala I-II-III (labour & delivery) (Minimal RS memiliki kapasitas untuk 4 meja berrsalin) Ruang untuk pengantar pasien menunggu selama pasien menjalani proses persalinan/ tindakah bedah. Ruang sebagai tempat dimana pasien melahirkan bayinya termasuk kegiatankegiatan untuk tindakan saat persalinan. 1~1,5 m2/ orang (min. 16 m2) Min. 12 m2/ tempat tidur 4 Ruang Tindakan Ruang tempat melakukan tindakan kebidanan dan penyakit kandungan Min. 12 m2/ tempat tidur 5 Ruang Pemulihan (;Recovery)/ Kala IV Ruang pemulihan pasien pasca melahirkan yang memerlukan perawatan kualitas tinggi dan pemantauan terus menerus. Min. 7,2 m2/ tempat tidur 6 Ruang Bayi Ruang tempat bayi setelah dilahirkan Min. 9 m2 7 8 Gudang Steril (;clean utility) Ruang ganti pakaian/ loker Ruang tempat penyimpanan instrumen yang telah disterilkan. Instumen berada dalam Tromol tertutup dan disimpan di dalam lemari instrument. Bahan-bahan lain seperti linen, kasa steril dan kapas yang telah disterilkan juga dapat disimpan di ruangan ini. Tempat ganti pakaian, sepatu/alat kaki sebelum masuk ke- dan sebaliknya setelah keluar dari ruang kebidanan dan kandungan,/ suatu ruangan yang diperuntukkan bagi para pengunjung, staf medis/ non medis untuk berganti pakaian atau alas kaki sebelum masuk ke r. kebidanan & kandungan. 9 Ruang dokter Ruang tempat kerja dan istirahat dokter dilengkapi dengan KM/WC. 10 Ruang perawat/ Petugas 11 Pantri Ruang untuk istirahat perawat/ petugas lainnya setelah melaksanakan kegiatan pelayanan atau tugas jaga. Kamar jaga harus berada di bagian depan sehingga mempermudah semua pihak yang memerlukan pelayanan pasien. Ruang untuk menyiapkan makanan bagi pasien dan para petugas instalasi kebidanan dan kandungan. Min. 6 Min. 6 m m m2 Min. 6 m2 12 Gudang Kotor (Spoolhoek/Dirty Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek berupa bak atau kloset 4-6 m2 38

33 13 Utility). KM/WC (petugas, pengunjung) 14 Janitor 15 Parkir Brankar yang dilengkapi dengan leher angsa (water seal). KM/WC Ruang tempat penyimpanan peralatan kebersihan/cleaning service. Tempat untuk parkir brankar selama tidak ada kegiatan pelayanan pasien atau selama tidak KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3 m2 Mi. 3 m2 Min. 2 m2 Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 7) Instalasi Rehabilitasi Medik Kebutuhan sarana pelayanan instalasi rehabilitasi medik pada rumah sakit kelas C terdiri dari: a. Rehabilitasi fisik - Rehabilitasi sistem kardiovaskular - Rehabilitasi sistem pernafasan - Rehabilitasi sistem neuromuskuler dan lokomotor b. Rehabilitasi Mental c. Rehabilitasi Sosial Persyaratan Khusus: - Lokasi mudah dicapai oleh pasien, disarankan letaknya dekat dengan instalasi rawat jalan/ poliklinik dan rawat inap. - Ruang tunggu dapat dicapai dari koridor umum dan dekat pada loket pendaftaran, pembayaran dan administrasi - Disarankan akses masuk untuk pasien terpisah dari akses masuk staf. - Disarankan menggunakan sistem sirkulasi udara/ ventilasi udara alami. - Apabila ada ramp (tanjakan landai), maka harus diperhatikan penempatan ramp, lebar dan arah bukaan pintu dan lebar pintu untuk para pemakai kursi roda serta derajat kemiringan ramp yaitu maksimal

34 - Untuk pasien yang menggunakan kursi roda disediakan toilet khusus yang memiliki luasan cukup untuk bergeraknya kursi roda Berikut ini adalah alur kegiatan di instalasi rehabilitasi medik berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007). Diagram 2.9 Alur Kegiatan di Instalasi Rehabilitasi Medik Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada instalasi rehabilitasi medik yakni: No. Tabel 2.7 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Nama Ruangan Instalasi Rehabilitasi Medik Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas Loket Pendaftaran dan Pendataan Ruang Administrasi, Keuangan dan Personalia Ruang Tunggu Pasien & Pengantar Pasien Ruangan tempat pasien melakukan pendaftaran, pendataan awal dan ulang untuk segera mendapat suatu tindakan. Ruang kerja para Petugas Instalasi RM yaitu melaksanakan kegiatan administrasi, keuangan dan personalia di unit Pelayanan Rehabilitasi Medik Ruangan pasien & pengantar pasien menunggu diberikannya pelayanan RM Min. 8 m2 3~5 m2/ petugas (min. 9 m2) 1~1,5 m2/ orang (min. 16 m2) 40

35 4 5 6 Ruang Pemeriksaan/ Penilaian Dokter Ruang Terapi Rehab Mental/Sosial RUANG FISIOTERAPI 1. Ruang Fisioterapi Pasif 2. Ruang Fisioterapi Aktif a. Ruang Senam (Gymnasium) b. Ruang Hidroterapi (Dilengkapi ruang ganti pakaian,km/wc, terpisah antara pasien wanita & pria) Ruangan tempat Dokter melakukan pemeriksaan (seperti: anamesa, pemeriksaan dan asesmen fisik), diagnosis maupun prognosis terhadap pasiennya dan tempat pasien melakukan konsultasi medis dengan Dokter Ruang tempat melaksanakan kegiatan terapi rehab mental dan sosial bagi pasien. Ruang untuk memberikan pelayanan berupa suatu intervensi radiasi/ gelombang elektromagnet dan traksi, maupun latihan manipulasi yang diberikan pada pasien yang bersifat individu. Ruang tempat pasien melakukan kegiatan senam (misalnya senam stroke, senam jantung, senam diabetes, senam pernafasan, senam asma, senam osteoporosis, dll. Ruangan yang didalamnya terdapat satu (atau lebih) kolam renang / bak rendam hidroterapi yang dilengkapi dengan fasilitas penghangat air (Water Heater Swimming Pool) dan pemutar arus ( Whirpool System) bila ada. 12~25 m2 12~25 m2 Min. 20 m2 Min. 36 m2 Min. 16 m2 7 Ruang Terapi Okupasi dan Terapi Vokasional Ruang tempat terapis okupasi melakukan terapi kepada jenis okupasi 6-30 m2 8 Loker/ Ruang Ganti (Pria & Wanita, Petugas & Pasien) Ruang ganti pakaian dan menyimpan barang-barang milik 4-12 m2 9 Gudang Peralatan RM 10 Gudang Linen dan Farmasi Ruang tempat penyimpanan peralatan RM yang belum terpakai atau sedang tidak digunakan. Ruang penyimpanan linen bersih dan juga perbekalan farmasi untuk terapi 6-16 m m2 11 Gudang Kotor Ruang penyimpanan alat-alat, juga perabot RM yang sudah tidak dapat digunakan lagi tetapi belum dapat dihapuskan dengan segera m2 41

36 12 Ruang Kepala IRM 13 Ruang Petugas RM 14 Dapur Kecil (;Pantry) 15 KM/WC petugas/ pasien Ruang tempat kepala IRM bekerja dan melakukan kegiatan perencanaan dan manajemen. Ruang tempat istirahat petugas IRM Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi mereka yang ada di IRM dan sebagai tempat istirahat petugas. KM/WC Min. 6 m m2 Min. 6 KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3 m2 Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 8) Instalasi Radiologi Kebutuhan sarana pelayanan instalasi radiologi pada rumah sakit kelas C terdiri dari: a. Radiodiagnostik (non invasif) - Non Kontras (antara lain foto : tulang-tulang, toraks, jaringan lunak, abdomen) - Dengan Kontras (antara lain foto : IVP, cholecistografi, fistulografi, ceptografi, histero salfingografi, esofagografi, maag duodenografi, colon inloop (barium enema), cor anaupe) b. Pemeriksaan USG untuk kelainan-kelainan abdominal, kebidanan dan penyakit kandungan. c. Mampu mendukung kegiatan unit lainnya selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Persyaratan Khusus: a. Lokasi ruang radiologi mudah dicapai, berdekatan dengan instalasi gawat darurat, laboratorium, ICU, dan instalasi bedah sentral. b. Sirkulasi bagi pasien dan pengantar pasien disarankan terpisah dengan sirkulasi staf. c. Ruang konsultasi dilengkapi dengan fasilitas untuk membaca film. 42

37 d. Dinding/pintu mengikuti persyaratan khusus sistem labirin proteksi radiasi. e. Ruangan gelap dilengkapi exhauster. f. Persyaratan pengkondisian udara : - Suhu sejuk dan nyaman lingkungan ialah pada 22 ~ 26 0 C dengan tekanan seimbang. - Kelembaban udara pada ruang radiasi/pemeriksaan/penyinaran ialah antara 45~60%. Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada instalasi radiologi yakni: Tabel 2.8 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Instalasi Radiologi No. Nama Ruangan Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas 1 Ruangan Tunggu Pasien & Pengantar Pasien Ruangan pasien & pengantar pasien menunggu diberikannya pelayanan medik. 1~1,5 m2/ orang (min. 25 m2) 2 Ruang Administrasi dan Rekam Medis. Ruangan untuk staf melaksanakan tugas administrasi dan personalia dan ruangan untuk penyimpanan sementara berkas film pasien yang sudah dievaluasi. Min. 9 m2 3 Loket Pendaftaran, pembayaran dan pengambilan hasil Ruang tempat pasien melakukan pendaftaran, tempat pembayaran dan sebagai tempat mengambil hasil pemeriksaan Min. 16 m2 4 Ruang Konsultasi Dokter Ruangan tempat membaca film hasil diagnosa pasien dan tempat pasien konsultasi medis dengan Dokter spesialis radiologi m2 5 Ruang ahli fisika medis Ruangan kerja dan penyimpanan alat ahli fisika medis 9-16 m2 43

38 Ruang Pemeriksaan a. General b. Tomografi c. Fluoroskopi d. Ultra SonoGrafi (USG) Ruang tempat melaksanakan kegiatan diagnostik umum Ruang tempat melaksanakan kegiatan diagnostik tomografi (jaringan lunak) Ruang tempat melaksanakan kegiatan diagnostik fluoroskopi Ruang tempat melaksanakan kegiatan diagnostik jaringan lunak menggunakan USG Min. 12 m2 Min. 12 m2 Min. 12 m2 Min. 9 m2 6 Ruang-ruang Penunjang (Pada tiap-tiap ruang pemeriksaan diatas kecuali USG) Ruang operator/ panel kontrol Ruang Mesin Ruang tempat mengendalikan/ mengkontrol pesawat X-Ray Ruang tempat meletakkan transformator/genetaor/cpu Min. 4 m2 Min. 4 m2 Ruang ganti pasien Ruang tempat pasien berganti pakaian dan menyimpan barang milik pribadi. Min. 4 m2 7 8 KM/WC pasien Kamar gelap (Bila tidak menggunakan AFP (;Automatic Film Processor) digital ataupun AFP kering) Ruang Jaga Radiografer KM/WC Ruang tempat memproses film, terdiri dari 2 area; daerah basah dan daerah kering. Ruang tempat istirahat radiografer KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3 m2 Min. 6 m2 ( untuk AFP manual/basah) Min. 6 m2 9 Gudang penyimpanan berkas Ruang tempat penyimpanan berkas hasil pemeriksaan. Min. 8 m2 10 Dapur Kecil (;Pantry) Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi mereka yang ada di Ruang Radiologi Rumah Sakit dan sebagai tempat istirahat petugas. Min. 6 m2 11 KM/WC petugas KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3 m2 Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 44

39 Berikut ini adalah alur kegiatan di instalasi radiologi berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007). - Alur Pengunjung/ Pasien - Alur Film Diagram 2.10 Alur Kegiatan di Instalasi Radiologi Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 9) Instalasi Farmasi Sarana pelayanan instalasi farmasi pada rumah sakit kelas C melakukan pelayanan: - Melakukan perencanaan, pengadaan dan penyimpanan obat, alat kesehatan reagensia, radio farmasi, gas medik sesuai formularium RS. 45

40 - Melakukan kegiatan peracikan obat sesuai permintaan dokter baik untuk pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan - Pendistribusian obat, alat kesehatan, regensia radio farmasi & gas medis. - Memberikan pelayanan informasi obat dan melayani konsultasi obat. - Mampu mendukung kegiatan pelayanan unit kesehatan lainnya selama 24 jam. Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada instalasi farmasi yakni: No. Tabel 2.9 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Nama Ruangan Instalasi Farmasi Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas 1 Ruang Peracikan Obat Ruang tempat melaksanakan peracikan obat oleh apoteker. Min. 6 m2/ apoteker (min.24 m2) 2 Depo Bahan Baku Obat Ruang tempat penyimpanan bahan baku obat. Min. 6 m2 3 Depo Obat Jadi Ruang tempat penyimpanan obat jadi Min. 6 m2 4 Gudang Perbekalan dan Alat Kesehatan Ruang tempat penyimpanan perbekalan dan alat kesehatan Min. 10 m2 5 Depo Obat Khusus 6 7 Ruang Administrasi (Penerimaan dan Distribusi Obat) Konter Apotik (Loket penerimaan resep, loket pembayaran dan loket pengambilan obat) Ruang tempat penyimpanan obat khusus seperti untuk obat yang termolabil, narkotika dan obat psikotropika, dan obat berbahaya. Ruang untuk melaksanakan kegiatan administrasi kefarmasian RS, meliputi kegiatan pencatatan keluar masuknya obat, penerimaan dan distribusi obat. Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan penerimaan resep pasien, penyiapan obat, pembayaran, dan pengambilan obat Min. 10 m2 Min. 6 m2 Min. 16 m2 8 Ruang Loker Petugas (Pria dan Wanita dipisah) Tempat ganti pakaian, sebelum melaksanakan tugas medik yang diperuntukan khusus bagi staf loker 6-9 m2 46

41 9 Ruang Rapat/Diskusi Ruang tempat melaksanakan kegiatan pertemuan dan diskusi farmasi. Kamar gelap (Bila 10 tidak menggunakan Ruang tempat memproses film, terdiri AFP (;Automatic Film dari 2 area; daerah basah dan daerah Processor) digital kering. ataupun AFP kering) 11 Ruang Jaga Ruang tempat istirahat radiografer cito Radiografer m2 Min. 6 m2 ( untuk AFP manual/basah) Min. 6 m2 12 Gudang penyimpanan berkas Ruang tempat penyimpanan berkas hasil pemeriksaan. Min. 8 m2 13 Dapur Kecil (;Pantry) 14 Dapur Kecil (;Pantry) 15 KM/WC (pasien, petugas, pengunjung) Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi mereka yang ada di Ruang Radiologi Rumah Sakit dan sebagai tempat istirahat petugas. Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi petugas di Instalasi Farmasi RS. KM/WC Min. 6 m2 Min. 6 KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3 m2 Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) Persyaratan Khusus: - Lokasi instalasi farmasi harus menyatu dengan sistem pelayanan RS - Antara fasilitas untuk penyelenggaraan pelayanan langsung kepada pasien, distribusi obat dan alat kesehatan dan manajemen dipisahkan. - Harus disediakan penanganan mengenai pengelolaan limbah khusus sitotoksis dan obat berbahaya untuk menjamin keamanan petugas, pasien dan pengunjung. - Harus disediakan tempat penyimpanan untuk obat-obatan khusus seperti Ruang Administrasiuntuk obat yang termolabil, narkotika dan obat psikotropika serta obat/ bahan berbahaya. - Gudang penyimpanan tabung gas medis (Oksigen dan Nitrogen) Rumah Sakit diletakkan pada gudang tersendiri (di luar bangunan instalasi farmasi). 47

42 - Tersedia ruang khusus yang memadai dan aman untuk menyimpan dokumen dan arsip resep. Berikut ini adalah alur kegiatan di instalasi farmasi berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007). Diagram 2.11 Alur Kegiatan di Instalasi Farmasi Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 48

43 10) Laboratorium Kebutuhan sarana pelayanan laboratorium pada rumah sakit kelas C terdiri dari: a. Patologi klinik (Hematologi, analisa urine dan tinja, kimia klinik, serologi/immunologi, Mikrobiologi (secara terbatas)). b. Diagnostik patologi, melakukan pemeriksaan lengkap untuk histopatologi, potong beku, sitopatologi dan sitologi. c. Forensik dapat melakukan perawatan mayat dan bedah mayat. Pelayanan laboratorium tersebut dilengkapi pula oleh fasilitas sebagai berikut: - Blood Sampling dan Bank Darah - Administrasi penerimaan spesimen - Gudang regensia & bahan kimia - Fasilitas pembuangan limbah - Perpustakaan, atau setidaknya rak-rak buku Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada laboratorium yakni: Tabel 2.10 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Laboratorium No. Nama Ruangan Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas 1 Ruang Administrasi dan Rekam Medis (Terdapat loket pendaftaran, loket pembayaran, dan loket pengambilan hasil) Ruangan untuk staf melaksanakan tugas administrasi, pendaftaran, pembayaran dan pengambilan hasil serta ruangan untuk penyimpanan sementara berkas film pasien yang sudah dievluasi. Min. 20 m2 2 Ruang Tunggu Pasien & Pengantar Pasien Ruangan pasien & pengantar pasien menunggu diberikannya pelayanan lab. 1~1,5 m2/ orang (min. 25 m2) 3 Ruang Pengambilan Sample Ruang tempat pengambilan sample darah, pengumpulan sample urin, dll Min. 6 m2 4 Bank Darah Ruang tempat pengambilan dan penyimpanan persediaan darah. 5 Laboratorium Patologi Klinik Ruang pemeriksaan/ analilsis patologi klinik. Min. 6 m2 Min. 16 m2 49

44 6 Laboratorium Kimia Klinik Ruang pemeriksaan/ analilsis kimia klinik. Min. 16 m2 7 Laboratorium Hematologi dan Uranalisis Ruang pemeriksaan/ analilsis hematologi dan urin. Min. 16 m2 8 Gudang Regensia dan Bahan Habis Pakai Ruang tempat penyimpanan regensia bersih dan bahan habis pakai m2 9 Ruang Cuci Ruang tempat pencucian regensia bekas pakai. 6-9 m Ruang Diskusi dan Istirahat Personil. Ruang Kepala Laboratorium Ruang Petugas Laboratorium Dapur Kecil (;Pantry) 14 KM/WC pasien 15 KM/WC petugas Ruang tempat diskusi dan istirahat personil/ petugas lab. Ruang tempat kepala laboratorium bekerja dan melakukan kegiatan perencanaan dan manajemen Ruang tempat istirahat petugas laboratorium. Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi mereka yang ada di Instalasi CSSD dan sebagai tempat istirahat petugas. KM/WC dan pengambilan sample urin KM/WC m2 Min. 6 m m2 Min. 6 KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3 KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3 m2 Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) Persyaratan Khusus: - Dinding dilapisi oleh bahan yang mudah dibersihkan, tidak licin dan kedap air setinggi 1,5 m dari lantai (misalnya dari bahan keramik atau porselen). - Lantai dan meja kerja laboratorium dilapisi bahan yang tahan terhadap bahan kimia dan getaran serta tidak mudah retak. - Akses masuk petugas dengan pasien/pengunjung disarankan terpisah. - Pada tiap-tiang ruang laboratorium dilengkapi sink (wastafel) untuk cuci tangan dan tempat cuci alat. 50

45 Berikut ini adalah alur kegiatan di instalasi laboratorium berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007). Diagram 2.12 Alur Kegiatan di Instalasi Laboratorium Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 11) Instalasi Pemusalaran Jenazah Sarana pelayanan instalasi pemusalaran jenazah pada rumah sakit kelas C berfungsi untuk: - Tempat meletakkan/penyimpanan sementara jenazah sebelum diambil keluarganya. - Tempat memandikan/dekontaminasi jenazah. - Tempat mengeringkan jenazah setelah dimandikan - Otopsi jenazah. - Ruang duka dan pemulasaraan. 51

46 Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan persyaratan pada instalasi pemusalaran jenazah yakni: ruang dan No. Tabel 2.11 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Nama Ruangan Instalasi Pemusalaran Jenazah Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas 1 Ruang Administrasi 2 Ruang Tunggu Keluarga Jenazah Ruang para Petugas melaksanakan kegiatan administrasi, keuangan dan personalia. Ruangan keluarga jenazah menunggu 3~5 m2/ petugas (min. 6 m2) 1~1,5 m2/ orang (min. 12 m2) 3 4 Ruang Duka (dilengkapi toilet) Ruang Dekontaminasi dan Pemulasaraan Jenazah Ruang tempat menyemayamkan jenazah sementara sebelum dibawa pulang. Ruang tempat memandikan/ dekontaminasi serta pemulasaraan jenazah (pengkafanan untuk jenazah muslim/ pembalseman & pemulasaraan lainnya untuk jenazah non-muslim). 5 Laboratorium Otopsi Ruang tempat dokter forensik melakukan kegiatan otopsi jenazah 6 Ruang Pendingin Jenazah Ruang Pendingin Jenazah Min. 30 m2 Min. 18 m2 Min. 24 m2 1 lemari pendingin min. 21 m2 7 Ruang Ganti Pakaian APD (dilengkapi dengan toilet) Ruang Ganti pakaian petugas sebelum dan sesudah melakukan kegiatan otopsi. Min. 6 m Gudang Regensia dan Bahan Habis Pakai Ruang Cuci Ruang Diskusi dan Istirahat Personil. Ruang Kepala Laboratorium Ruang Petugas Laboratorium 13 Dapur Kecil (Pantry) Ruang tempat penyimpanan regensia bersih dan bahan habis pakai. Ruang tempat pencucian regensia bekas pakai. Ruang tempat diskusi dan istirahat personil/ petugas lab. Ruang tempat kepala laboratorium bekerja dan melakukan kegiatan perencanaan dan manajemen Ruang tempat istirahat petugas laboratorium. Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi mereka yang ada di Instalasi CSSD dan sebagai tempat istirahat petugas m2 6-9 m m2 Min. 6 m m2 Min. 6 m2 52

47 14 KM/WC pasien 15 KM/WC petugas KM/WC dan pengambilan sample urin KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3 KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3 m2 Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) Persyaratan Khusus: - Kapasitas ruang jenazah minimal memiliki jumlah lemari pendingin 1% dari jumlah tempat tidur (pada umumnya 1 lemari pendingin dapat menampung ± 4 jenazah) atau tergantung kebutuhan. - Ruang jenazah disarankan mempunyai akses langsung dengan beberapa instalasi lain yaitu instalasi gawat darurat, Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral, dan Instalasi ICU/ICCU. - Akses masuk-keluar jenazah menggunakan daun pintu ganda/ double. Berikut ini adalah alur kegiatan di instalasi pemusalaran jenazah berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007). Diagram 2.13 Alur Kegiatan di Instalasi Pemusalaran Jenazah Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 53

48 12) Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD) Kegiatan pelayanan instalasi sterilisasi pusat (CSSD) pada rumah sakit kelas C meliputi: a. Menerima bahan, terdiri dari - Barang/linen/bahan perbekalan baru dari instalasi farmasi yang perlu disterilisasi. - Instrumen dan linen yang akan digunakan ulang (;reuse). b. Mensortir, menghitung dan mencatat volume serta jenis bahan, barang dan instrumen yang diserahkan oleh ruang/unit Instalasi Rumah Sakit Umum. c. Melaksanakan proses Dekontaminasi meliputi : - Perendaman - Pencucian - Pengeringan - Pengemasan - Membungkus, mengemas dan menampung alat-alat yang dipakai untuk sterilisasi, penyimpanan dan pemakaian. Tujuan pengemasan adalah ménjaga keamanan bahan agar tetap dalam kondisi steril. - Sterilisasi d. Distribusi; menyerahkan dan mencatat pengambilan barang steril oleh ruang/unit /Instalasi Rumah Sakit Umum yang membutuhkan. Persyaratan Khusus: - Lokasi Instalasi CSSD memiliki akesibilitas pencapaian langsung dari Instalasi Bedah Sentral, ICU, Ruang Isolasi, Laboratorium dan Instalasi Pencucian Linen) dan terpisah dari sirkulasi pasien. - Sirkulasi udara/ventilasi pada bangunan instalasi CSSD dibuat sedemikian rupa agar tidak terjadi kontaminasi dari tempat penampungan bahan dan instrumen kotor ke tempat penyimpanan bahan dan instrumen bersih/steril.. - Area barang kotor dan barang bersih dipisahkan. 54

49 Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada instalasi sterilisasi pusat (CSSD) yakni: Tabel 2.12 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD) No. Nama Ruangan Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas Ruang Administrasi, Loket Penerimaan & Pencatatan Ruang Dekontaminasi Ruang Pengemasan Alat Ruang Prosesing / Produksi 5 Ruang Sterilisasi 6 Gudang Steril 7 Gudang Barang/Linen/ Bahan Perbekalan Baru Ruangan tempat melakukan kegiatan Adminstrasi dan pencatatan, penerimaan, penyortiran barang/bahan/ linen yang akan disterilkan. Ruang tempat perendaman, pencucian dan pengeringan instrumen atau linen bekas pakai. Ruang tempat melaksanakan kegiatan membungkus, mengemas dan menampung alat-alat yang dipakai untuk sterilisasi, penyimpanan dan pemakaian. Ruang tempat melaksanakan kegiatan pemeriksaan linen, dilipat dan dikemas untuk persiapan sterilisasi. Selain itu di ruang ini jg dilaksanakan kegiatan persiapan bahan seperti kassa, kapas, cotton swabs, dll. Ruang tempat melaksanakan kegiatan sterilisasi instrumen, linen dan bahan perbekalan baru. Ruang tempat penyimpanan Instrumen, linen dan bahan perbekalan baru yang telah disterilisasi Ruang tempat penyimpanan (depo) sementara Barang, linen dan bahan perbekalan baru sebelum disterilisasi 8-25 m2 Min. 30 m2 Min. 16 m2 Min. 9 m m m m2 8 Ruang Dekontaminasi Kereta/Troli : a. Area Cuci b. Area Pengeringan Ruang tempat mendekontaminasi kereta/troli untuk mengangkut barangbarang dari dan ke CSSD. Min. 6 m2 9 Ruang pencucian perlengkapan Ruang tempat pencucian perlengkapan penunjang yang tidak perlu disterilkan. Min. 6 m Ruang Distribusi Instrumen dan Barang Steril Ruang Kepala Instalasi CSSD Ruang tempat pengaturan instrumen dan barang-barang yang sudah steril untuk didistribusikan ke Instalasi Bedah, ICU, Ruang Isolasi, dll Ruang tempat kepala instalasi CSSD bekerja dan melakukan kegiatan perencanaan dan manajemen m2 Min. 6 m2 55

50 12 Ruang Ganti Petugas (Loker) Tempat mengganti/mengenakan pakaian instalasi CSSD (dilengkapi toilet) Min. 9 m2 13 Ruang Staf/ Petugas Ruang tempat istirahat staf/ petugas CSSD. 14 Dapur Kecil (;Pantry) 15 KM/WC petugas Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi mereka yang ada di Instalasi CSSD dan sebagai tempat istirahat petugas. KM/WC Min m2 Min. 6 KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3 m2 16 Ruang Ganti Petugas (Loker) Tempat mengganti/mengenakan pakaian instalasi CSSD (dilengkapi toilet) Min. 9 m2 Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) Berikut ini adalah alur kegiatan di instalasi CSSD berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007). Diagram 2.14 Alur Kegiatan di Instalasi CSSD Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 56

51 13) Instalasi Gizi/Dapur Sistem pelayanan dapur yang diterapkan di rumah sakit adalah sentralisasi kecuali untuk pengolahan formula bayi. Instalasi Gizi/ Dapur mempunyai fungsi untuk mengolah, mengatur makanan pasien setiap harinya, serta konsultasi gizi. Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada instalasi gizi/dapur yakni: No. Tabel 2.13 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Nama Ruangan Instalasi Gizi/Dapur Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas Ruang Penerimaan dan Penimbangan Bahan Makanan Ruang Penyimpanan Bahan Makanan Basah Ruang Penyimpanan Bahan Makanan Kering 4 Ruang Persiapan 5 6 Ruang Pengolahan dan Penghangatan Makanan Ruang Pembagian/ Penyajian Makanan 7 Dapur Susu/ Laktasi Bayi Ruang tempat melaksanakan kegiatan penerimaan dan penimbangan bahan makanan. Ruang tempat menyimpan bahan makanan basah yang harus dimasukkan kedalam lemari pendingin. Ruang tempat menyimpan bahan makanan kering. Ruang tempat mempersiapkan bahan makanan, misalkan menyiangi, memotongmotong, area pencucian bahan makanan dapat dilaksanakan pada ruang ini. Ruang tempat mengolah bahan makanan. Ruang menyajikan/ mempersiapkan makanan matang pada plato (piring pasien) yang akan dikirimkan dengan troli gizi Ruang menyajikan/ mempersiapkan susu ke dalam botol susu. Min. 4 m2 Min. 6 m2 Min. 9 m2 Min. 18 m2 Min. 18 m2 Min. 9 m2 Min. 4 m2 8 Ruang Cuci Ruang cuci plato serta perlengkapan makan dan minum Min. 9 m2 9 Ruang Penyimpanan Troli Gizi 10 Ruang Penyimpanan Peralatan Dapur 11 Ruang Ganti Alat Pelindung Diri (APD) Ruang penyimpanan troli gizi sebelum dibersihkan Ruang penyimpanan perlengkapan dapur bersih Ruang petugas dapur mengenakan APD (Sarung tangan, celemek, sepatu, tutup kepala, masker, dll) Min. 6 m2 Min. 9 m2 Min. 6 m2 57

52 12 Ruang Administrasi Ruang Kepala Instalasi Gizi Ruang para Petugas melaksanakan kegiatan teknis medis gizi klinik serta administrasi, keuangan dan personalia pada instalasi dapur. Ruang tempat kepala lnstalasi bekerja dan melakukan kegiatan perencanaan dan manajemen. 3~5 m2/ petugas (min. 6 m2) Min. 9 m2 Ruang Pertemuan Ruang tempat diskusi/pertemuan Min. 6 m2 15 Janitor Ruang penyimpanan perlengkapan kebersihan 16 KM/WC petugas KM/WC Min. 3 KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3 m2 Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) Berikut ini adalah alur kegiatan di instalasi gizi dapur berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007). Diagram 2.15 Alur Kegiatan di Instalasi Gizi/Dapur Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 58

53 Persyaratan Khusus: - Mudah dicapai, dekat dengan Instalasi Rawat Inap sehingga waktu pendistribusian makanan bisa merata untuk semua pasien. - Letak dapur diatur sedemikian rupa sehingga kegaduhan (suara) dari dapur tidak mengganggu ruangan disekitarnya. - Tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah dan kamar jenazah. - Mempunyai jalan dan pintu masuk sendiri. 14) Instalasi Pencucian Linen (Laundry) a. Pengumpulan - Pemilahan antara linen infeksius dan non-infeksius dimulai dari sumber dan memasukkan linen ke dalam kantong plastik sesuai jenisnya serta diberi label. - Menghitung dan mencatat linen di ruangan. b. Penerimaan - Mencatat linen yang diterima dan telah terpilah antara infeksius dan non-infeksius. - Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya. c. Pencucian - Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan kebutuhan deterjen dan desinfektan. - Membersihkan linen kotor dari tinja, urin, darah, dan muntahan kemudian merendamnya dengan menggunakan desinfektan. - Mencuci dikelompokkan berdasarkan tingkat kekotorannya. d. Pengeringan e. Penyetrikaan f. Penyimpanan - Linen harus dipisahkan sesuai dengan jenisnya. - Linen baru yang diterima ditempatkan di lemari bagian bawah. - Pintu lemari selalu tertutup. 59

54 g. Distribusi h. Pengangkutan - Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong untuk membungkus linen kotor. - Menggunakan kereta dorong yang berbeda warna dan tertutup antara linen bersih dan linen kotor. Kereta dorong harus dicuci dengan desinfektan setelah digunakan mengangkut linen kotor. - Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan. - Linen bersih diangkut dengan kereta dorong yang berbeda warna. - RS yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pengangutannya dari dan ke tempat laundry harus menggunakan mobil khusus. Persyaratan Khusus - Tersedia keran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran yang memadai, air panas untuk desinfeksi dengan desinfektan yang ramah terhadap lingkungan. Suhu air panas mencapai 70 0 C dalam waktu 25 menit (atau 95 0 C dalam waktu 10 menit) untuk pencucian pada mesin cuci. - Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat dengan saluran pembuangan air limbah serta tersedia mesin cuci yang dapat mencuci jenis-jenis linen yang berbeda. - Tersedia saluran air limbah tertutup yang dilengkapi dengan pengolahan awal (; pre-treatment) khusus laundry sebelum dialirkan ke IPAL RS. - Untuk linen non-infeksius (misalnya dari ruang-ruang administrasi perkantoran) dibuatkan akses ke ruang pencucian tanpa melalui ruang dekontaminasi. - Tidak disarankan untuk mempunyai tempat penyimpanan linen kotor. 60

55 Berikut ini adalah alur kegiatan di instalasi pencucian linen (laundry) berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007). Diagram 2.16 Alur Kegiatan di Instalasi Pencucian Linen (laundry) Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada instalasi pencucian linen (laundry) yakni: Tabel 2.14 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Instalasi Pencucian Linen (Laundry) No. Nama Ruangan Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas 1 Ruang Penerimaan dan Penimbangan Bahan Makanan 2 Ruang Penyimpanan Bahan Makanan Ruang tempat melaksanakan kegiatan penerimaan dan penimbangan bahan makanan. Ruang tempat menyimpan bahan makanan basah yang harus dimasukkan kedalam Min. 4 m2 Min. 6 m2 61

56 Basah lemari pendingin. 3 Ruang Penyimpanan Bahan Makanan Kering Ruang tempat menyimpan bahan makanan kering. Min. 9 m2 4 Ruang Persiapan 5 Ruang Pengolahan dan Penghangatan Makanan Ruang tempat mempersiapkan bahan makanan, misalkan menyiangi, memotong-motong, area pencucian bahan makanan dapat dilaksanakan pada ruang ini. Ruang tempat mengolah bahan makanan. Min. 18 m2 Min. 18 m2 6 7 Ruang Pembagian/ Penyajian Makanan Dapur Susu/ Laktasi Bayi Ruang menyajikan/ mempersiapkan makanan matang pada plato (piring pasien) yang akan dikirimkan dengan troli gizi Ruang menyajikan/ mempersiapkan susu ke dalam botol susu. Min. 9 m2 Min. 4 m2 8 Ruang Cuci Ruang cuci plato serta perlengkapan makan dan minum Min. 9 m2 9 Ruang Penyimpanan Troli Gizi Ruang penyimpanan troli gizi sebelum dibersihkan Min. 6 m2 10 Ruang Penyimpanan Peralatan Dapur Ruang penyimpanan perlengkapan dapur bersih Min. 9 m2 Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 15) Instalasi Mekanikal & Elektrikal Kegiatan pelayanan instalasi mekanikal & elektrikal pada rumah sakit kelas C meliputi: a. Pemeliharaan dan perbaikan ringan pada : Peralatan medik (Optik, elektromedik, mekanis dll) Peralatan penunjang medik Peralatan rumah tangga dari metal/ logam (termasuk tempat tidur) Peralatan rumah tangga dari kayu Saluran dan perpipaan Listrik dan elektronik. 62

57 b. Kegiatan perbaikan-perbaikan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut : Laporan dari setiap unit yang mengalami kerusakan alat Peralatan diteliti tingkat kerusakannya untuk mengetahui tingkat perbaikan yang diperlukan kepraktisan teknis pelaksanaan perbaikannya (apakah cukup diperbaiki ditempatnya, atau harus dibawa ke ruang workshop) Analisa kerusakan Proses pengadaan komponen/suku cadang Pelaksanaan perbaikan/pemasangan komponen Perbaikan bangunan ringan Listrik/ Elektronik Telpon / Aiphone / Audio Visual. Persyaratan Khusus Terletak jauh dari daerah perawatan dan gedung penunjang medik, sebaiknya diletakan di daerah servis karena banyak menimbulkan kebisingan. Berikut ini adalah alur kegiatan di instalasi mekanikal dan elektrikal berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007). Diagram 2.17 Alur Kegiatan di Instalasi Mekanikal dan Elektrikal Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 63

58 Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada instalasi mekanikal & elektrikal yakni: Tabel 2.15 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Instalasi Mekanikal & Elektrikal No. Nama Ruangan Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas 1 Ruang Kepala IPSRS Ruang Administrasi (pencatatan) dan Ruang Kerja Staf Ruang Rapat/ Pertemuan Teknis Ruang Studio Gambar dan Arsip Teknis Ruang tempat kepala Instalasi bekerja dan melakukan kegiatan perencanaan dan manajemen. Ruang tempat pencatatan masuk dan keluar peralatan/ perabot rusak dan ruang tempat staf bekerja. Ruang tempat melaksanakan diskusi/ pertemuan teknis Ruang tempat menggam bar dan menyimpan arsip-arsip teknis. Min. 8 m2 3~5 m2/ petugas (min. 12 m2) Min. 9 m2 Min. 9 m Bengkel/ Workshop Bangunan/Kayu Bengkel/ Workshop metal/ logam Bengkel/ Workshop Peralatan Medik (Optik, Elektromedik, Mekanik) Ruang tempat memperbaiki kerusakan sarana, prasarana dan peralatan yang terbuat dari kayu. Ruang tempat memperbaiki kerusakan sarana, prasarana dan peralatan yang terbuat dari metal/ logam. Ruang tempat memperbaiki kerusakan peralatan medik, yaitu peralatan optik, elektromedik, dan mesin mekanik. Min. 9 m2 Min. 9 m2 Min. 16 m Bengkel/ Workshop penunjang medik. Ruang Panel Listrik Ruang tempat memperbaiki kerusakan sarana, prasarana dan peralatan penunjang medik. Ruang tempat pengaturan distribusi listrik RS untuk kegiatan di IPSRS. Min. 16 m2 Min. 8 m2 Gudang spare part Ruang penyimpanan suku cadang (sparepart). Min. 9 m2 11 Gudang 12 KM/WC petugas/ pengunjung Ruang penyimpanan sarana, prasarana dan peralatan yang sudah tidak terpakai, telah diperbaiki (belum diserahkan kembali) atau yang akan diperbaiki. KM/WC Min. 9 KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3 m2 Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 64

59 16) Bagian Administrasi & Kesekretariatan Rumah Sakit Suatu bagian dari rumah sakit tempat dilaksanakannya manajemen rumah sakit yang terdiri dari: - Dewan Direksi RS - Komite Medis - Seksi Keperawatan - Seksi Pelayanan - Seksi Keuangan dan Program - Kesekretariatan dan Rekam Medis - Dan Satuan Pengawasan Internal (SPI) Persyaratan Khusus Penempatan Administrasi sedapat mungkin mudah dicapai dan dapat berhubungan langsung dengan poliklinik. Berikut ini merupakan tabel kebutuhan ruang, luasan ruang dan persyaratan pada bagian administrasi dan kesekretariatan rumah sakit yakni: Tabel 2.16 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Bagian Administrasi dan Kesekretariatan Rumah Sakit No. Nama Ruangan Fungsi Kebutuhan Ruang/Luas 1 Ruang Direksi 2 Ruang Sekretaris Direktur Ruang kerja direktur RS, tempat melaksanakan perencanaan program dan manajemen RS. Ruang kerja sekretaris direktur. Min. 16 m2 Min. 6 m2 3 Ruang Rapat dan Diskusi Ruang pertemuan/ rapat/ diskusi. Min. 16 m2 4 Ruang Kepala Komite Medis Ruang kerja kepala komite medis 6-16 m2 5 Ruang Komite Medis Ruang kerja staf komite medis m2 6 Ruang Kepala Bagian Keperawatan Ruang kerja kepala bagian keperawatan 6-16 m2 65

60 7 Ruang Bagian Keperawatan Ruang kerja staf bagian keperawatan m2 8 Ruang Kepala Bagian Pelayanan Ruang kerja kepala bagian Pelayanan 6-16 m2 9 Ruang Bagian Pelayanan Ruang kerja staf bagian pelayanan m2 10 Ruang Kepala Bagian Keuangan dan Program Ruang kerja kepala bagian keuangan dan program 6-16 m2 11 Ruang Bagian Keuangan dan Program Ruang kerja staf bagian keuangan dan program m2 12 Ruang Kepala Bagian Kesekretariatan dan Rekam Medis Ruang kerja kepala bagian kesekretariatan dan rekam medis 6-16 m2 13 Ruang Bagian Kesekretariatan dan Rekam Medis Ruang kerja staf bagian Kesekretariatan dan Rekam Medis m2 14 Ruang SPI (Satuan Pengawasan Internal) Ruang kerja Satuan Pengawasan Internal m2 15 Ruang Arsip/ file Ruang tempat penyimpanan Arsip RS. Min. 20 m2 16 Ruang Tunggu Ruang tempat pengunjung/ tamu bagian administrasi dan kesekretariatan menunggu. 17 Janitor Ruang tempat penyimpanan alat-alat kebersihan (cleaning service) 18 Dapur Kecil (;Pantry) 19 KM/WC Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman. KM/WC 1~1,5 m2/ orang (min. 16 m2) 3-8 m2 Min. 6 KM/WC pria/wanita luas 2 m2 3 m2 Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 66

61 Persyaratan Teknis Sarana Rumah sakit kelas C Berikut ini adalah persyaratan teknis sarana rumah sakit kelas C berdasarkan Pedoman teknis sarana dan prasarana rumah sakit kelas C (Depkes RI, 2007). a. Bangunan Rumah Sakit - RS minimal mempunyai 3 akses/pintu masuk, terdiri dari pintu masuk utama, pintu masuk ke Unit Gawat Darurat dan Pintu Masuk ke area layanan Servis. - Pintu masuk untuk service sebaiknya berdekatan dengan dapur dan daerah penyimpanan persediaan (gudang) yang menerima barang-barang dalam bentuk curah, dan bila mungkin berdekatan dengan lif service. Bordes dan timbangan tersedia di daerah itu. Sampah padat dan sampah lainnya dibuang dari tempat ini, juga benda-benda yang tidak terpakai. Akses ke kamar mayat sebaiknya diproteksi terhadap pandangan pasien dan pengunjung untuk alasan psikologis. - Alur lalu lintas pasien dan petugas RS harus direncanakan seefisien mungkin. - Lebar koridor 2,40 m dengan tinggi langit-kangit minimal 2,40 m. Koridor sebaiknya lurus. Apabila ramp digunakan, kemiringannya sebaiknya tidak melebihi 1 : 10 ( membuat sudut maksimal 70 o ) - Alur pasien rawat jalan yang ingin ke laboratorium, radiologi, farmasi, terapi khusus dan ke pelayanan medis lain, tidak melalui daerah pasien rawat inap. b. Konstruksi Bangunan Rumah Sakit Atap harus kuat, tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi tempat perindukan serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya. Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan. - Tinggi langit-langit di ruangan, minimal 2,70 m dan tinggi di selasar (koridor) minimal 2,40 m. 67

62 - Rangka langit-langit harus kuat. - Langit-langit mungkin harus dari bahan kedap suara. Lantai - Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang dan mudah dibersihkan. - Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup ke arah saluran pembuangan air limbah. - Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkung agar mudah dibersihkan. Dinding, permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan menggunakan cat yang tidak luntur serta tidak menggunakan cat yang mengandung logam berat. Pintu - Pintu ke luar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 120 cm atau dapat dilalui brankar pasien, dan pintu-pintu yang tidak menjadi akses pasien tirah baring memiliki lebar bukaan minimal 90 cm. - Setiap bangunan RS yang bertingkat lebih dari 3 lantai harus dilengkapi dengan pintu darurat. - Lebar pintu darurat minimal 100 cm membuka kearah ruang tangga penyelamatan (darurat) kecuali pada lantai dasar membuka ke arah luar (halaman). - Jarak antar pintu darurat dalam satu blok bangunan gedung maksimal 25 m dari segala arah. - Pintu khusus untuk kamar mandi di rawat inap dan pintu toilet untuk aksesibel, harus terbuka ke luar (lihat gambar 2.1) dan lebar daun pintu minimal 85 cm. 68

63 Gambar 2.1 Pintu Kamar Mandi Pada Ruang Rawat Inap Harus Terbuka Ke Arah Luar Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) c. Sistem Sanitasi Pada Rumah Sakit Persyaratan sanitasi rumah sakit ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004, tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Pengelolaan Air Limbah Dalam melakukan fungsinya rumah sakit menimbulkan berbagai buangan dan sebagian dari limbah tersebut merupakan limbah yang berbahaya. Sumber air limbah rumah sakit dibagi atas tiga jenis yaitu : a) Air limbah infeksius : air limbah yang berhubungan dengan tindakan medis seperti pemeriksaan mikrobiologis dari poliklinik, perawatan, penyakit menular dan lain lain. b) Air limbah domestik : air limbah yang tidak ada berhubungan tindakan medis yaitu berupa air limbah kamar mandi, toilet, dapur dan lain lain. c) Air limbah kimia : air limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, laboratorium, sterilisasi, riset dan lain lain. 69

64 Sampah Sampah Rumah Sakit dapat dibedakan menjadi sampah medis dan non medis. Sampah Medis Sampah medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien (sampah dari ruang polikllinik, perawatan, bedah, kebidanan, otopsi, dan ruang laboratorium). Sampah Nonmedis Sampah padat non medis adalah semua sampah padat diluar sampah padat medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan (Kantor/administrasi, unit pelayanan, unit perlengkapan, ruang tunggu, unit gizi atau dapur, ruang inap). Diagram 2.18 Skema Limbah Pada Setiap Instalasi Rumah Sakit Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) Diagram 2.19 Pengelolaan Limbah Pada Rumah Sakit Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 70

65 Tinjauan Sumber Daya Manusia Pada Rumah sakit kelas C Berdasarkan peraturan Permenkes No. 340 Tahun 2010, ada beberapa kriteria sumber daya manusia pada rumah sakit kelas C, yakni: Tabel 2.17 Kriteria Sumber Daya Manusia Pada Rumah Sakit Kelas C Kriteria Sumber Daya Manusia Kelas C Keterangan A. Pelayanan Medik Dasar 1. 9 Dokter Umum + Tenaga tetap 2. 2 Dokter Gigi + Tenaga tetap B. 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar 1. 2 Dokter Spesialis C. Pelayanan Medik Spesialis Penunjang 1. 2 Dokter Spesialis D. 7 Pelayanan Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut 1. Dokter Gigi Spesialis (1 dari 7 pelayanan spesialis) E. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit 1. Keperawatan (perawat dan bidan) 2 : 3 2. Kefarmasian + 3. Gizi + 4. Terapi Fisik + 5. Keteknisian Medis + 6. Petugas Rekam Medik + 7. Petugas IPSRS + 8. Petugas Pengelola Limbah + 9. Petugas Kamar Jenazah + + Min. 4 tenaga tetap dari 8 tenaga + Min. 4 tenaga tetap dari 8 tenaga + Min. 1 tenaga tetap Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007) 71

66 2.3 Tinjauan Umum Terhadap STIKes Nauli Husada Sibolga Visi dan Misi STIKes Nauli Husada Visi Mendidik sumber daya manusia menjadi tenaga ahli yang memiliki kemampuan akademik dan profesional dalam ilmu keterampilan bidang kesehatan yang tangguh, handal, berkualitas, beriman dan berwawasan luas (global) serta memiliki daya juang, daya saing dengan penguasaan IPTEK yang terintegrasi dengan tetap mempertahankan masyarakat umum bangsa Indonesia. Misi - Turut mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, menerapkan mengembangkan serta menciptakan ilmu kesehatan yang berguna bagi bangsa dan negara Indonesia serta seluruh umat manusia dengan menyelenggarakan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. - Menciptakan sumber daya manusia, tenaga profesional yang memiliki kemampuan sebagai tenaga kesehatan Indonesia yang terampil serta mampu bersaing dengan tenaga kesehatan bangsa-bangsa lain di dunia. - Mengembangkan secara terpadu dan terintegrasi potensi masyarakat untuk turut berperan dalam menyediakan tenaga kesehatan dalam negara dan dunia Internasional Program Studi STIKes Nauli Husada STIKes Nauli Husada Sibolga memiliki 4 (empat) Program Studi yaitu : - S-1 Keperawatan - S-1 Kesehatan Masyarakat - D-III Kebidanan (Akbid) - D-III Keperawatan (Akper) 72

67 2.3.3 Tinjauan Jumlah Mahasiswa/i STIKes Nauli Husada Jumlah mahasiswa/i STIKes Nauli Husada pada tahun 2006 sebanyak 399 orang. Sedangkan jumlah mahasiswa/i pada tahun 2008 sebesar 568 orang. Hal ini menunjukkan dalam 3 tahun mengalami kenaikan sebanyak 169 orang. Meningkatnya jumlah mahasiswa/i STIKes Nauli Husada ini disebabkan oleh meningkatnya minat para calon mahasiswa dalam bidang kesehatan. Berikut ini adalah perkembangan jumlah mahasiswa STIKes Nauli Husada di Kota Sibolga (BPS Kota Sibolga, 2014). Tabel 2.18 Perkembangan Jumlah Mahasiswa/i STIKes Nauli Husada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Tahun S1 Keperawatan D3 Kebidanan D3 Keperawatan TOTAL Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sibolga (BPS Kota Sibolga, 2014) Keterkaitan Rumah Sakit Pendidikan dan STIKes Nauli Husada Keterkaitan rumah sakit pendidikan dan STIKes Nauli Huasada Sibolga diantaranya yaitu: Kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang tidak melebihi 1 : 5 sebagaimana ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran/ Bidang Kesehatan lainnya. Adanya sarana ruang belajar, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, skill lab dan audiovisual. Adanya fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana penunjang dan pendukung.dengan materi pembelajaran peserta didik. Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian. 73

68 Fasilitas-fasilitas yang mendukung pendidikan pada rumah sakit antara lain: Ruang diskusi Ruang jaga Co-ass Ruang Istirahat Co-ass Ruang Seminar Ruang skill lab dan audiovisual 2.4 Tinjauan Khusus Data Non Fisik Tinjauan Jumlah Penduduk di Sibolga Jumlah penduduk Kota Sibolga pada tahun 2000 sebanyak orang yang tersebar di 4 kecamatan. Sedangkan jumlah penduduk tahun 2010 sebesar orang. Hal ini menunjukkan dalam 10 tahun mengalami kenaikan sebanyak orang. Jika pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebesar orang, maka perkembangan penduduk selama 2 tahun meningkat sebanyak orang. Meningkatnya jumlah penduduk ini disebabkan oleh urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi. Berikut ini adalah perkembangan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2000, tahun 2010 dan tahun 2013 (BPS Kota Sibolga, 2014). Tabel 2.19 Perkembangan Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Pada Tahun 2000, 2010 dan 2013 Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kecamatan Penduduk Sibolga Utara ,36 0,62 Sibolga Kota ,48 0,71 Sibolga Selatan ,29 0,53 Sibolga Sambas ,41 0,56 SIBOLGA ,26 0,59 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sibolga (BPS Kota Sibolga, 2014) 74

69 Tinjauan Perkembangan Jumlah Penduduk Yang Sakit/ Pasien di Sibolga Perkembangan jumlah penduduk yang sakit/ pasien di Sibolga setiap tahun terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari Grafik perkembangan jumlah penduduk yang sakit/ pasien di Sibolga (Gambar 2.2). Pada tahun 2011 jumlah penduduk yang sakit/pasien sebesar orang, pada tahun 2012 sebesar orang dan pada tahun 2013 sebesar orang. Jika dibandingkan jumlah penduduk yang yang sakit pada tahun 2011 dengan tahun 2012, perkembangannya semakin meningkat yakni sebesar orang. Sedangkan jika dibandingkan tahun 2012 dengan tahun 2013 perkembangannya meningkat sebesar orang. Dari data inilah menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan kasus proyek rumah sakit di Kota Sibolga Jumlah Penduduk yang Sakit/ Pasien Gambar 2.2 Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Yang Sakit/Pasien di Sibolga Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sibolga (BPS Kota Sibolga, 2014) 75

70 Tinjauan Jumlah Kasus Penyakit di Sibolga Berikut ini adalah data jumlah kasus penyakit (HIV/AIDS, IMS, DBD, Diare, TB, Malaria) di Kota Sibolga tahun 2013 (BPS Kota Sibolga, 2014). Tabel 2.20 Jumlah Kasus Penyakit (HIV/AIDS, IMS, DBD, Diare, TB, Malaria) di Kota Sibolga tahun 2013 Kecamatan Penyakit HIV/AIDS IMS DBD Diare TB Malaria Sibolga Utara Sibolga Kota Sibolga Selatan Sibolga Sambas TOTAL Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sibolga (BPS Kota Sibolga, 2014) Jika dilihat pada tabel diatas, kasus penyakit diare merupakan kasus Sedangkan kasus penyakit malaria merupakan kasus penyakit yang paling sedikit yakni sebesar 68 orang. Dan diantara diantara 4 kecamatan di Sibolga tidak ada penduduk yang mengalami kasus penyakit HIV/AIDS dan IMS. Berikut ini adalah data 10 jumlah kasus penyakit terbanyak di Kota Sibolga tahun 2013 (BPS Kota Sibolga, 2014). Tabel 2.21 Jumlah 10 Kasus Penyakit Terbanyak di Kota Sibolga tahun 2013 No Jenis Penyakit Banyak Kasus 1 Infeksi akut lain pada saluran pernapasan Penyakit lainnya Penyakit pada sistem otot dan jaringan Penyakit lainnya pada saluran pernapasan Penyakit tekanan darah tinggi Penyakit vulva dan jaringan periapikal Diare (termasuk tersangka kolera) Penyakit kulit alergi Penyakit kulit infeksi Gangguan gigi dan jaringan penyangga lain TOTAL Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sibolga (BPS Kota Sibolga, 2014) 76

71 Berdasarkan data jumlah 10 kasus penyakit terbanyak di Kota Sibolga tahun 2013, kasus penyakit terbanyak di Kota Sibolga tahun 2013 adalah penyakit infeksi akut lain pada saluran pernafasan. Dan kasus penyakit yang paling sedikit adalah penyakit gangguan gigi dan jaringan penyangga lainnya Tinjauan Sarana Kesehatan di Sibolga Kota Sibolga memiliki beberapa sarana kesehatan diantaranya rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, dan balai pengobatan. Semua sarana kesehatan ini tersebar di 4 kecamatan di Sibolga. Kecamtan Sibolga Utara memiliki sarana kesehatan berupa 1 puskesmas, 4 puskesmas pembantu dan 1 balai pengobatan. Kecamatan Sibolga Kota memiliki sarana kesehatan berupa 2 rumah sakit, 1 puskesmas dan 3 puskesmas pembantu. Kecamatan Sibolga Selatan memiliki 1 rumah sakit 1 puskesmas dan 5 puskesmas pembantu dan 1 balai pengobatan. Sedangkan kecamatan Sibolga Sambas memiliki sarana kesehatan berupa 1 puskesmas dan 2 puskesmas pembantu. Berikut ini adalah data sarana kesehatan di Kota Sibolga tahun 2013 (BPS Kota Sibolga, 2014). Tabel 2.22 Data Sarana Kesehatan di Kota Sibolga Tahun 2013 Kecamatan Sarana Kesehatan Keterangan Puskes. Balai RS Puskesmas (Nama RS) Pembantu Pengobatan Sibolga Utara Sibolga Kota RSU. Dr. FL Tobing, RS. Metta Medika Sibolga Selatan RS. TNI AD Sibolga Sambas SIBOLGA Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sibolga (BPS Kota Sibolga, 2014) 77

72 Tinjauan Rumah Sakit dan Jumlah Tempat Tidur di Sibolga Kota Sibolga memiliki 3 rumah sakit diantaranya RSU. Dr. Fl Tobing dengan jumlah tempat tidur sebanyak 130 buah, RS. Metta Medika dengan jumlah tempat tidur sebanyak 55 buah. dan RS.TNI AD dengan jumlah tempat tidur sebanyak 13 buah. Berikut ini adalah data rumah sakit di Kota Sibolga tahun 2013 (BPS Kota Sibolga, 2014) Tabel 2.23 Data Rumah Sakit di Kota Sibolga Tahun 2013 Nama RS Alamat Tipe Kelas Jlh Bed RSU Dr. Fl Tobing Jl. Dr. Fl Tobing no No.35 Negeri B 130 RS. Metta Medika Jl. Sutoyo Siswomiharjo No.34 Swasta C 55 RS. TNI AD Jl. Sisingamangaraja No.442 Negeri C 13 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sibolga (BPS Kota Sibolga, 2014) Tinjauan Jumlah Tenaga Kesehatan di Sibolga Kota Sibolga telah memiliki beberapa tenaga kesehatan yang tersebar di 4 kecamatan yakni 10 dokter spesialis, 49 dokter umum, 19 dokter gigi dan 45 bidan. Berikut ini adalah data jumlah tenaga kesehatan di Kota Sibolga tahun 2013 (BPS Kota Sibolg, 2014) Tabel 2.24 Data Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Sibolga Tahun 2013 Dokter Praktek Bidan Praktek Kecamatan Spesialis Umum Gigi Sibolga Utara Sibolga Kota Sibolga Selatan Sibolga Sambas TOTAL Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sibolga (BPS Kota Sibolga, 2014) 78

73 2.4.2 Data Fisik Tinjauan Lokasi Pada subbab ini akan membahas mengenai data lokasi proyek dan hasil survey yang telah dilakukan. Lokasi proyek berada di Jl. Sisingamangaraja, Kel. Muara Pinang, Kec. Sibolga Selatan, Kota Sibolga, Sumatera Utara. Lokasi proyek ini bersebelahan dengan Perguruan Tinggi STIKes Nauli Husada. Lokasi proyek ini merupakan lokasi proyek resmi yang telah ditetapkan oleh pihak STIKes Nauli Husada. Pemilihan lokasi Kota Sibolga untuk Rumah Sakit Pendidikan ini berdasarkan seagai berikut: Kota Sibolga merupakan salah satu kota yang memiliki pusat kegiatan di Sumatera Utara. Belum adanya rumah sakit berbasis pendidikan yang mampu menampung kegiatan dalam bidang pendidikan di Kota Sibolga, khususnya bagi STIKes Nauli Husada. Tingkat ekonomi dan sosial yang cukup tinggi. 79

74 Berikut ini adalah gambar peta lokasi proyek. SITE Gambar 2.3 Peta Lokasi Proyek Sumber : Google.com 80

75 Kriteria Lokasi Proyek rumah sakit pendidikan ini merupakan bangunan publik, pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat di Kota Sibolga dan sekitarnya, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah meneganalisa lokasi yang telah ditetapkan sudah sesuai dengan kriteria pemilihan lokasi untuk rumah sakit dan Rencana Umum Tata Ruang Kota Sibolga (RUTRK). Berikut ini adalah kriteria pemilihan lokasi untuk medirikan rumah sakit (Pedoman teknis sarana dan prasarana rumah sakit kelas C). a) Lokasi merupakan daerah wilayah pengembangan b) Adanya aksesibilitas untuk jalur transportasi dan komunikasi c) Tersedianya utilitas publik d) Bebas dari kebisingan, asap, uap dan gangguan lain. e) Dekat dengan kawasan urban kota f) Untuk rumah sakit pendidikan harus berdekatan dengan perguruan tinggi/ akademik yang bersangkutan. Dalam pemilihan lokasi untuk rumah sakit pendidikan harus sesuai dengan kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan kota. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Sibolga, lokasi proyek dikelompokkan ke dalam Wilayah Kecamatan Sibolga Selatan Kelurahan Muara Pinang. Tabel 2.25 Peruntukkan Lahan Untuk Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Sibolga No Kecamatan Kelurahan Peruntukkan Lahan 1 Sibolga Utara Sibolga Hilir Angin Nauli Huta Tonga-tonga Huta Barangan sebagai pusat pemerintahan Kota Sibolga, pusat pelayanan kesehatan, pusat pelayanan jasa (bank) dan kawasan Lindung. kawasan permukiman kawasan permukiman 81

76 2 Sibolga Kota 3 Sibolga Selatan Simare-mare Kota Baringan Pasar Baru Pasar Belakangan Pancuran Gerobak Aek Habil Aek Manis Aek Parombunan pusat pemerintahan Kota Sibolga, pusat permukiman, pusat pelayanan jasa/hotel dan kawasan lindung. sebagai kawasan pergudangan, pengembangan permukiman, pusat perdagangan dan pusat pelayanan kesehatan. pusat perdagangan dan jasa (CBD), kawasan militer, kawasan permukiman, pelabuhan (pertamina) dan pengembangan wilayah. kawasn permukiman, pengembangan kawasan wisata (tangga 100) dan kawasan lindung kawasan permukiman, home industri ( penjemuran ikan asin) dan pergudangan. pengembangan permukiman, kawasan lindung, pengembangan fasilitas pendidikan dan pengembangan fasilitas kesehatan. kawasan permukiman, fasilitas kesehatan, kawasan 82

77 4 Sibolga Sambas Aek Muara Pinang Pancuran Kerambil Pancuran Dewa Pancuran Pinang Pancuran Bambu lindung, perkantoran dan pusat olah raga kawasan pengembangan pelabuhan, permukiman, fasilitas kesehatan dan perdagangan dan jasa. pengembangan perdagangan/jasa, permukiman, pengembangan wisata bahari dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Sumber: Rencana Umum Tata Ruang Kota Sibolga (BPS Kota Sibolga, 2014) Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK Kota Sibolga, peruntukkan wilayah Kelurahan Aek Muara Pinang salah satunya adalah untuk fasilitas kesehatan. Hal ini berarti peruntukkan lahan pada lokasi proyek sudah sesuai dengan kebijakan pemerintah Tinjauan Kondisi Eksisting Lokasi : Jl. Sisingamangaraja,, Kel. Muara Pinang, Kec. Sibolga Selatan, Kota Sibolga, Sumatera Utara Luas Lahan : ± 9000 m 2 Peruntukkan Lahan : kawasan pengembangan pelabuhan, permukiman, fasilitas kesehatan dan perdagangan dan jasa. KDB : 90% KDH : 20% KLB : 5 lantai 83

78 GSB terhadap Jl. Kader Manik GSB terhadap ruko GSB terhadap rumah penduduk GSB terhadap fasilitas pendidikan : 6 meter : 2 meter : 2 meter : 2 meter Batas-Batas Site Utara : Ruko Komersil & Jl. Sisingamangaraja Selatan : Perguruan Tinggi (STIKes) Timur : Rumah Penduduk Barat : Jl. Kader Manik SITE Gambar 2.4 Lokasi Proyek Sumber : Google.com 84

79 Gambar 2.5 Kawasan Sekitar Lokasi Proyek Sumber : Google.com dan Dokumentasi Pribadi 85

80 2.5 Studi Banding Proyek Sejenis Rumah Sakit Pendidikan (USU) Medan Gambar 2.6 Rumah Sakit USU Medan Sumber : Google.com Rumah Sakit USU dibangun dilahan seluas m 2, berlokasi di Jl. Dr. T. Mansur, berseberangan dengan Kampus. Bangunan Utama berlantai 5 dengan luas total bangunan seluas m 2, menempati sekitar 35 % dari luas tapak lahan. RS USU selesai dibangun pada akhir tahun Rumah sakit ini berfungsi sebagai sarana pendidikan, riset, pelayanan kesehatan juga dimanfaatkan untuk penyelenggaraan pendidikan dokter, dokter spesialis dan tenaga kesehatan lainnya. Rumah Sakit USU dirancang untuk dapat mengakomodasi pelayanan rawat jalan di sejumlah klinik spesialis/sub spesialis, pelayanan rawat inap dengan kapasitas 400 tempat tidur, Instalasi gawat darurat dengan pelayanan 24 jam, kamar bedah, ruang persalinan, perawatan intensif, pelayanan hemodialisa, rehabilitasi medik, laboratorium klinik, pelayanan di 86

81 bidang nefrologi, traumatologi dan luka bakar, infeksi tropis, lklinik spesialis dasar (penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri & ginekologi), klinik spesialis lainnya (mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, jantung dan pembuluh darah), layanan farmasi, layanan kamar bedah, ruang persalinan, klinik umum, klinik KIA, klinik gigi Rumah Sakit USU terletak di Kota Medan, Indonesia. Indonesia mempunyai iklim tropik basah. Sebagai tanggapan terhadap iklim yang dimiliki di Indonesia, pada sebagian dinding rumah sakit USU didesain double fasad berupa kisi-kisi aluminium untuk mengurangi radiasi panas. Pada bagian tertentu diberi shading sehingga tercipta pembayangan terhadap cahaya matahari. Proses pembentukan massa juga didasarkan pada pergerakan matahari agar bangunan dalam tidak panas. Gambar 2.7 Penggunaan Solar Pasif Desain Pada Lobby Utama RS. USU Sumber : Google.com Konsep pemilihan warna pada bangunan Rumah Sakit USU adalah warna jingga sebagai warna dominan. Bermakna revitalisasi dengan harapan rumah sakit mampu memberikan semangat dan kekuatan baru bagi para pengguna jasa pelayanan rumah sakit ini. Warna jingga juga mengekspresikan karakter 87

82 energetik, berani, percaya diri, antusias, kreatif, sukses, kehangatan, keramahan, keakraban, keceriaan, dan keterjangkauan. Dari konsep tersebut yang ditampilkan di bagian depan dari bangunan utama Rumah Sakit USU dengan harapan menjadi nilai yang dijiwai oleh seluruh unsur penyelenggara Rumah Sakit USU Rumah Sakit Pendidikan Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya Gambar 2.8 Rumah Sakit Pendidikan UNAIR Surabaya Sumber : Google.com Rumah Sakit Pendidikan UNAIR ini merupakan salah satu rumah sakit pendidikan di Surabaya. Rumah sakit swasta kelas C ini dikelola oleh pihak Universitas Airangga Surabaya. Rumah sakit ini terletak di kawasan kampus C Universitas Airlangga Surabaya yang bangunan utamanya berlantai 8, dibangun di lahan seluas m 2 dengan luas total bangunan sebesar m 2. Rumah sakit yang berdiri pada tahun 2010 ini memiliki sarana pelayanan kesehatan, kegiatan pendidikan dan penelitian dari 7 fakultas bidang kesehatan di UNAIR. RS Pendidikan UNAIR sudah mempersiapkan sumber daya manusianya, dengan mengambil lulusan dari Fakultas Kedokteran Unair 30 orang per angkatan. 88

83 Rumah sakit pendidikan ini menyediakan fasilitas layanan kesehatan berupa: layanan rawat inap, layanan rawat jalan, laboratorium, hematologi, kimia klinik, imunologi, radiologi, rehabilitasi medik, obgyn, ruang bedah, IGD, ICU, farmasi, klinik mata, klinik THT, klinik penyakit dalam, klinik syaraf, klinik penyakit paru, urologi, klinik kesehatan anak, klinik gigi dan mulut dan sebagainya. Rumah sakit ini memiliki jumlah tempat tidur sebanyak 250 buah, pelayanan rawat jalan untuk seluruh spesialisasi kedokteran 23 spesialisasi. Rumah sakit UNAIR juga menyediakan kamar bedah terpusat di lantai 7 yang didukung oleh ICU dengan 36 tempat tidur di lantai Rumah Sakit Pendidikan Univrsitas Sebelas Maret (UNS) Sukoharjo Gambar 2.8 Rumah Sakit Pendidikan UNS Sukoharjo Sumber : Google.com Rumah sakit UNS berada di Jl. Ahmad Yani, Pabelan, Sukoharjo. Rumah sakit UNS berlantai 7 dan dibangun di lahan seluas ± m 2. Rumah sakit ini memiliki jumlah tempat tidur sebanyak 200 buah. Rumah sakit UNS berfungsi sebagai pusat pendidikan, pelayanan kesehatan dan penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar tenaga medis dan non-medis yang dibutuhkan di rumah sakit. Konsep dasar dari rumah sakit UNS adalah rumah sakit dengan layanan pendidikan, kesehatan dan penelitian yang memenuhi standar kesehatan, ramah lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat. 89

Tabel 1 Lampiran 1 Standar Unit Bedah Sentral Rumah Sakit Tipe C (Depkes, 2007)

Tabel 1 Lampiran 1 Standar Unit Bedah Sentral Rumah Sakit Tipe C (Depkes, 2007) LAMPIRAN Tabel 1 Lampiran 1 Standar Unit Bedah Sentral Rumah Sakit Tipe C (Depkes, 2007) No. Nama Ruangan Fungsi 1 R. Administrasi dan Pendaftaran Ruang untuk menyelenggarakan Kegiatan administrasi khususnya

Lebih terperinci

No Pengguna Kegiatan Nama Ruang Persyaratan Standard Kapasitas Unit Luas Satuan (m 2 ) Luas Total (m 2 ) Sumber

No Pengguna Kegiatan Nama Ruang Persyaratan Standard Kapasitas Unit Luas Satuan (m 2 ) Luas Total (m 2 ) Sumber No Pengguna Kegiatan Nama Ruang Persyaratan Standard Kapasitas Unit Luas Satuan (m 2 ) Luas Total (m 2 ) Sumber Keterangan Instalasi Rawat Jalan 1 Pasien, pengunjung Menunggu saat melakukan pendaftaran

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Perencanaan 6.1.1 Program Ruang A. Berdasarkan Kelompok Ruang Pada gedung paviliun II garuda RSUP Dr. Kariadi, ruang-ruang dibuat sesuai No. dengan

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Rumah Sakit Umum Daerah ( kelas B ) Jakarta selatan. dengan penekanan bangunan yang ICONIC melalui Green Architecture BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1 Data

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Contoh zonasi rencana lokasi. Kesehatan, 2007)

LAMPIRAN 1. Contoh zonasi rencana lokasi. Kesehatan, 2007) LAMPIRAN 1 Zoning Rumah Sakit Berdasarkan Pelayanan Pada RS Pola Pembangunan Horisontal (Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C, Pusat Sarana, Prasarana Dan Peralatan Kesehatan, 2007)

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Dasar Pendekatan Gedung paviliun garuda RSUP Dr. Kariadi kota Semarang akan berfungsi secara optimal jika mempunyai kriteria umum yang

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA SEMARANG DENGAN KONSEP HEALING ENVIRONMENT

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA SEMARANG DENGAN KONSEP HEALING ENVIRONMENT RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA SEMARANG DENGAN KONSEP HEALING ENVIRONMENT Oleh : Indah Dwi Putria S, Wijayanti, Bambang Supriyadi Kota Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah, jumlah penduduk Kota

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. RUMAH SAKIT Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. DASAR HUKUM RUMAH SAKIT UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. PerMenKes RI Nomor 1045/menkes/per/XI/2006 Tentang Pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan

Lebih terperinci

Kamar Operasi. Dewi Feri, ST., MKes

Kamar Operasi. Dewi Feri, ST., MKes Kamar Operasi Dewi Feri, ST., MKes Pendahuluan Kamar Operasi adalah salah satu fasilitas yang ada di rumah sakit dan termasuk sebagai fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Fasilitas ini dipergunakan

Lebih terperinci

BAB 6 MASTER PLAN & RENCANA PENTAHAPAN

BAB 6 MASTER PLAN & RENCANA PENTAHAPAN BAB 6 MASTER PLAN & RENCANA PENTAHAPAN Pengadaan dan Pentahapan Penyediaan Rumah Sakit ini adalah bagian utama dari suatu Laporan Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit, karena pada bagian ini akan didapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. LATAR BELAKANG... 1 1.2. TUJUAN DAN SASARAN...

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1. Program Ruang Rekapitulasi program ruang Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Rekapitulasi

Lebih terperinci

[RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA SEMARANG]

[RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA SEMARANG] BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1. Konsep Dasar Perencanaan Konsep dasar perencanaan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota Semarang sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Analisis perancangan merupakan sebuah tahapan dalam melakukan kajiankajian terhadap kondisi eksisting objek perancangan dan memberikan beberapa alternatif tanggapan dalam perancangan.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang 68 BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras Rumah Sakit Sumber Waras didirikan oleh panitia pembangunan lembaga kesehatan Sing Ming Hui yang bernaung dibawah perhimpunan sosial Tjandra

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai 2.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan belum semuanya

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang akan diangkat dalam perancangan Rumah Sakit Islam Ini adalah Habluminallah wa Habluminannas yang berarti hubungan Manusia dengan Tuhan dan hubungan Manusia

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MALINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALINAU,

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 029 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 416/MENKES/PER/II/2011 TENTANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proyek instalasi Listrik Rumah Sakit Royal Sanur ini mulai dikerjakan pada tanggal sampai saat ini. Semua pekerjaan termasuk penyusunan skripsi

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Gambar Denah Tataletak Ruang Operasi

LAMPIRAN. A. Gambar Denah Tataletak Ruang Operasi LAMPIRAN A. Gambar Denah Tataletak Ruang Operasi 134 134 B. Kuisoner Pengguna Internal ASPEK PROSES NO PERNYATAAN YA TIDAK 1. Terdapat ruang pendaftaran melakukan pendataan pasien bedah dan penandatanggan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUANG LUAS (m2) A. KELOMPOK RUANG PENERIMA Lobi 28.80 m2 Customer

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Penundaan pelayanan kepada pasien terjadi apabila pasien harus menunggu terlayani dalam waktu yang

Lebih terperinci

BAB II : TINJAUAN UMUM

BAB II : TINJAUAN UMUM BAB II : TINJAUAN UMUM 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) Berikut ini merupakan dasar pemahaman terhadap kerangka acuan kerja: 2.1.1. Dasar Pemikiran Secara spesifik lokasi pembangunan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR RANCANGAN PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PURI HUSADA TEMBILAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL Analisa kondisi internal RSUD Kabupaten Belitung Timur akan ditentukan terlebih dahulu Variabel internal, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, tempat pencegahan dan penyembuhan

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH... i ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR DIAGRAM... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Berikut adalah tabel program ruang yang akan digunakan sebagai acuan dalam perancangan Rumah Sakit

Lebih terperinci

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan sebagai pedoman awal dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Umum Jakarta Selatan.

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA DI LAMONGAN

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA DI LAMONGAN BAB IV PENDEKAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SITEKTUR 4.1 Dasar Pendekatan Pendekatan ini bertujuan sebagai pedoman dalam penyusunan Landasan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Rumah Sakit Khusus

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 115 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENETAPAN BESARAN TARIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

NO SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2001

NO SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2001 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2001 TARIF PELAYANAN KESEHATAN DAN FASILITAS LAINNYA PADA BADAN PENGELOLA R.S.U dr. SLAMET KABUPATEN GARUT I. TARIF RAWAT JALAN (1) Tarif Kunjungan

Lebih terperinci

PROFIL. RSUD dr. ISKAK TULUNGAGUNG

PROFIL. RSUD dr. ISKAK TULUNGAGUNG PROFIL RSUD dr. ISKAK TULUNGAGUNG STATUS RSUD Dr.ISKAK Milik Pemerintah Kabupaten Tulungagung Mulai 31 Desember 2008 telah ditetapkan sebagai PPKBLUD. Tahun 2015 di tetapkan sebagai RS Rujukan Regional

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan globalisasi ekonomi di dunia menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi memperebutkan sumber daya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 54 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. Analisis Pendekatan Arsitektur 3.1.1. Studi Aktivitas 3.1.1.1. Pengelompokkan Kegiatan Pengelompokkan kegiatan pada Rumah Sakit Jiwa ini dikelompokkan

Lebih terperinci

2014, No menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada Kementerian Ke

2014, No menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada Kementerian Ke No.569, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSPI Prof. DR. Sulianti Saroso. Tafif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71/PMK.05/2014 TENTANG TARIF LAYANAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, Menimbang : Mengingat a. bahwa rumah sakit merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: Definisi lain tentang rumah sakit, seperti dalam Undang-Undang Nomor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: Definisi lain tentang rumah sakit, seperti dalam Undang-Undang Nomor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Rumah Sakit 2.1.1 Pengertian Rumah Sakit Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen

Lebih terperinci

ORGANISASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

ORGANISASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT ORGANISASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT IKE RAHMADANI 25010113120094 RIDA PERTIWI 25010113120095 ELVIA RAISSA VANIA 25010113120096 DIYAH PUTRI P. S. 25010113120097 HILLARI DITA REGI 25010113120098 ANGGRIANI SEPTIANA

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria Klasifikasi Rumah Sakit Umum KELAS KELAS KRITERIA KELAS D KELAS C KETERANGAN. I. PELAYANAN A. Pelayanan Medik Umum

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria Klasifikasi Rumah Sakit Umum KELAS KELAS KRITERIA KELAS D KELAS C KETERANGAN. I. PELAYANAN A. Pelayanan Medik Umum LAMPIRAN Lampiran 1. Kriteria Klasifikasi Rumah Sakit Umum KELAS KELAS KRITERIA A B I. PELAYANAN A. Pelayanan Medik Umum KELAS C KELAS D 1. Pelayanan medik dasar 2. Pelayanan medik gigi mulut 3. Pelayanan

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.315, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. ORTA RS Kelas B dr. Suyoto. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KELAS

Lebih terperinci

BAB II : TINJAUAN UMUM

BAB II : TINJAUAN UMUM BAB II : TINJAUAN UMUM 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) Berikut merupakan dasar pemahaman terhadap kerangka acuan kerja: Judul Perancangan Rumah Sakit pendidikan di Jatisampurna-Bekasi

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR

LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR Jenis 1 Gawat Darurat 2 Rawat Jalan Input 1. Kemampuan menangani life saving 2. Pemberi pelayanan kegawat-daruratan bersertifikat (ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF JASA PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN RUMAH SAKIT ANAK. bahasa. Kata Hospital berasal dari bahasa latin Hospitlum, yang berarti

BAB II TINJAUN RUMAH SAKIT ANAK. bahasa. Kata Hospital berasal dari bahasa latin Hospitlum, yang berarti BAB II TINJAUN RUMAH SAKIT ANAK 2.1 RUMAH SAKIT ANAK 2.1.1 Pengertian Rumah Sakit Anak Istilah Hospital dan Rumah Sakit masih dipengaruhi dari beberapa bahasa. Kata Hospital berasal dari bahasa latin Hospitlum,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/MENKES/PER/2010 tentang perizinan rumah sakit disebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum RSUD Bekasi 1. Sejarah berdirinya RSUD Bekasi RSUD Bekasi didirikan pada tahun 1939, pada waktu itu masih berupa poliklinik dengan sarana yang sangat minim

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI Oleh : MEILINA DYAH EKAWATI K 100 050 204 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SARAS HUSADA PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1..1 Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya adalah rumah sakit milik pemerintah provinsi Jawa Timur yang didirikan berkenaan peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.Lokasi Penelitian Rumah Sakit Medika Permata Hijau yang menjadi objek penelitian penulis merupakan Rumah Sakit umum swasta yang berlokasi

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega No. 236, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. RS Bhayangkara Tingkat III Nganjuk. POLRI. Tarif Layanan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PMK.05/2016 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Defenisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Haliman dan Wulandari, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Haliman dan Wulandari, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG BUPATI MALANG, BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal RSUD dr. H. Soewondo. PA/KPA dr. Haris Tiyanto, Sp. B

Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal RSUD dr. H. Soewondo. PA/KPA dr. Haris Tiyanto, Sp. B Dokumen RUP SiRUP adalah aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum berbasis web yang fungsinya sebagai sarana atau alat untuk mengumumkan RUP. SiRUP bertujuan untuk mempermudah pihak PA/KPA dalam mengumumkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. LAMPIRAN 1. Klasifikasi Rumah Sakit Khusus Kelas A. Klasifikasi Kelas Rumah Sakit Khusus Jantung menurut Peraturan Menteri

LAMPIRAN. LAMPIRAN 1. Klasifikasi Rumah Sakit Khusus Kelas A. Klasifikasi Kelas Rumah Sakit Khusus Jantung menurut Peraturan Menteri LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Klasifikasi Rumah Sakit Khusus Kelas A Klasifikasi Kelas Rumah Sakit Khusus Jantung menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 340/Per/III/2010 A. Pelayanan No. JENIS

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

G U B E R N U R J A M B I

G U B E R N U R J A M B I G U B E R N U R J A M B I PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Lebih terperinci

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana 126 Lampiran 1 CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT A. Komando dan Kontrol 1. Mengaktifkan kelompok komando insiden rumah sakit. 2. Menentukan pusat komando rumah sakit. 3. Menunjuk penanggungjawab manajemen

Lebih terperinci

Digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain

Digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain BEBERAPA PERALATAN DI RUANG ICU 1. Termometer 2. Stethoscope Digunakan untuk mengukur suhu tubuh 3. Tensimeter Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan DIREKTUR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL WAKIL DIREKTUR BIDANG ADMINISTRASI UMUM WAKIL DIREKTUR BIDANG PELAYANAN MEDIS DAN KEPERAWATAN WAKIL DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Defenisi Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut : BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Martha Friska berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 beralamat di jalan Komodor Laut Yos Sudarso No. 91 Medan, Sumatera Utara.Dengan status

Lebih terperinci

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS = kejadian tidak diinginkan KTC= kejadian tanpa cedera = kejadian potensi cedera KNC= kejadian nyaris cedera CONTOH CONTOH INSIDEN No. INSTALASI INDIKATOR JENIS 1. Instalasi Gawat darurat Insiden kesalahan

Lebih terperinci

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit Puskesmas dan sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Panduan Identifikasi Pasien

Panduan Identifikasi Pasien Panduan Identifikasi Pasien IDENTIFIKASI PASIEN 1. Tujuan Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit. Mengurangi kejadian

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN, PENGGUNAAN FASILITAS DAN PELATIHAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU DENGAN

Lebih terperinci

BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PENGALAMAN MENGELOLA BADAN MUTU: MENJAGA MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN. Jakarta, 30 Juni 2005

BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PENGALAMAN MENGELOLA BADAN MUTU: MENJAGA MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN. Jakarta, 30 Juni 2005 PENGALAMAN MENGELOLA BADAN MUTU: MENJAGA MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN Jakarta, 30 Juni 2005 Pengelolaan Badan Mutu Menentukan fokus kegiatan org. penilai Melengkapi/ menyiapkan perangkat melakukan assessment/

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa dengan telah

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUD.R.Syamsudin, SH dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Pada saat ini,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA - BEKASI

TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA - BEKASI TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA - BEKASI Diajukan sebagai syarat untuk meraih Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Nama : RUHENDAR NIM : PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR: 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era persaingan yang ketat, hal utama yang perlu diperhatikan oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, mempertahankan pasar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. No.734, 2014. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.05/2014 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemahaman terhadap KAK Definisi Ruang pada KAK Unit Gawat Darurat (UGD) Salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum RSAB Harapan Kita 3.1.1 Sejarah RSAB Harapan Kita Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita pada awal berdirinya memiliki nama Rumah Sakit Anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang diperlukan langkah-langkah peningkatan upaya kesehatan, diantaranya kesehatan ibu dan anak. Angka

Lebih terperinci

LAPORAN KAJI BANDING TIM AKREDITASI PUSKESMAS CIBUGEL KE PUSKESMAS CIMALAKA

LAPORAN KAJI BANDING TIM AKREDITASI PUSKESMAS CIBUGEL KE PUSKESMAS CIMALAKA LAPORAN KAJI BANDING TIM AKREDITASI PUSKESMAS CIBUGEL KE PUSKESMAS CIMALAKA Tim akreditasi Puskesmas Cibugel melaksanakan kunjungan kaji banding ke Puskesmas Cimalaka yang telah melaksanakan Akreditasi

Lebih terperinci