DAILY REPORT 03 Maret 2016

Transkripsi

1 DAILY REPORT 03 Maret 2016 NEWS HEADLINES ASII siapkan investasi Rp 13,6 triliun Laba HMSP naik tipis pada 2015 Laba PTBA tumbuh 11,1% YoY pada 2015 PTBA tanam investasi Rp3,84 triliun PTBA menargetkan penjualan sebesar 29 juta ton Rugi bersih ANTM naik 93,8% YoY pada 2015 TINS bangun smelter untuk tanah jarang Laba WTON tahun 2015FY turun 50% YoY, pendapatan turun 19% LPKR alami penurunan laba bersih BKSL tandatangani kerja sama dengan 6 master Franchise properti BKSL pasarkan Saffron Nobel RALS bidik kenaikan penjualan 7-8% BBRI injeksi Rp500 miliar untuk BRI Syariah BBTN tunggu aturan Tapera BJBR minta dividen layout ratio turun jadi 40% dari 63% BNGA luncurkan tabungan SimPel dan ib Simple BNGA menargetkan unit syariah menaikkan kontribusi ADMF catat obligasi hari ini TRST andalkan pasar ekspor JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART Koreksi atas indeks yang terjadi di akhir pekan lalu, terindikasi secara Support Level 4816/4796/4784 teknikal IHSG terkonfirmasi negatif. Sinyal tersebut terindikasi dari leading Resistance indikator Level baik dari Indikator 4849/4861/4881 MACD maupun Stochastic. Dari lagging Major Trend indikator, setelah IHSG Down breakout dibawah garis MA5, IHSG akan menguji Minor Trend MA20 di posisi Up JAKARTA INDICES STATISTICS CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn) IHSG , , LQ , , MARKET REVIEW IHSG berhasil menguat sebesar 56,21 poin (1,18%) dari level 4.779,99 ke level 4.836,20 didukung oleh aksi beli asing sekitar Rp482 miliar. Dari pasar global, harga minyak dunia naik pada perdagangan Rabu pagi, didorong peningkatan optimisme atas pembekuan produksi minyak Rusia untuk menopang pasar. Harga patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik 65 sen (1,9%) menjadi USD34,40 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Brent, patokan global, menetap 24 sen, atau 0,6%, pada $36,81 per barel, di atas level terendah sesi di $35,95. Selanjutnya, Administrasi Informasi Energi (EIA) AS akan mengeluarkan data persediaan minyak mentah mingguan resmi, yang diindikasikan berdasarkan hasil konsensus akan turun. Selain itu, data manufaktur AS mulai bangkit dari tidur panjang setahun terakhir sehari setelah China mengumumkan penambahan stimulus mereka. Indeks manufaktur AS tercatat 49,5 pada Februari 2016, meningkat 1,3 poin dari level 48,2 pada Januari 2016 dan melampaui ekspektasi pasar sebesar 48,5. Selanjutnya, Departemen Perdagangan AS mengumumkan bahwa belanja konstruksi AS selama Januari 2016 diperkirakan pada tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 1.140,8 miliar USD, 1,5% di atas perkiraan Desember yang direvisi, mengalahkan konsensus pasar sebesar 0,5%. Realisasi data ekonomi AS yang melebihi ekspektasi pasar tersebut mengindikasikan bahwa ekonomi AS tidak seburuk kekhawatiran para pelaku pasar. Dari pasar regional, bursa China berhasil menguat tajam sebesar 4,26% atau 116,51 poin dari level 2.733,17 ke level 2.849,68 didukung oleh harapan investor akan tambahan stimulus ekonomi dari PBOC untuk memicu pertumbuhan ekonomi China. Dari Hong Kong, indeks Hang Seng ditutup menguat sebesar 596,03 poin (3,07%) dari level ,46 ke level 03,49. Indeks Nikkei 225 juga ditutup menguat sebesar 661,04 poin (4,1%) dari level ,51 ke level ,55 dipicu oleh data ekonomi AS yang positif dan harapan kebijakan ekonomi China lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara tirai bambu tersebut. Data ekonomi AS yang positif menuntun para investor untuk mulai melepas Yen setelah permintaan Yen meningkat di tengah ketidakpastian ekonomi. Selanjutnya, bursa Eropa ditutup tentatif menguat di awal perdagangan mengikuti penguatan saham global. MARKET VIEW Spekulasi bahwa pemerintah Cina akan mengumumkan langkah-langkah untuk meningkatkan pertumbuhan berhasil mengangkat indeks Shanghai dan Hangseng menguat signifikan pada Rabu. Investor mengabaikan Moody s Investor Service yang menurunkan outlook peringkat kredit Cina dari Stabil menjadi Negatif. Penurunan peringkat itu menyusul melemahnya fiskal dan penurunan berkelanjutan cadangan devisa Cina. Moody s melihat ketidakpastian kemampuan pemerintah Cina untuk melaksanakan reformasi yang diperlukan guna mengatasi ketidakseimbangan perekonomiannya. Saat ini peringkat utang Cina di Aa3 atau 7 tingkat di atas tidak layak investasi. Sementara S&P menilai kelayakan kredit Cina pada tingkat yang sama dengan Moody s, sedangkan Fitch lebih rendah. S&P dan Fitch memberi outlook Stabil pada Cina. Moody s mencatat utang pemerintah Cina meningkat dari 32,5% dari PDB pada 2012 menjadi 40,6% pada akhir tahun Investor juga menantikan isyarat kebijakan dari pertemuan tahunan anggota legislatif utama yang dimulai pada 5 Maret Kesepakatan yang dicapai oleh Rusia dan OPEC untuk membekukan output produksi minyak berpotensi mengangkat harga minyak mentah dan menjadi katalis positif global. Sementara Indonesia memiliki katalis positif dari apresiasi Rupiah. Bank Indonesia (BI) melihat tendensi rupiah menguat terkait dengan inflow yang besar. BI juga tengah mendiskusikan implementasi UU Penggunaan Rupiah. Selain itu BI optimis inflasi tahun 2016 di bawah 4%. BI melihat CPI MoM pada Maret dan April turun. Musim panen dan review BBM domestik akan memberi ruang bagi penurunan consumer price Maret dan April Dengan deflasi pada Februari 2016, maka BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan. Pemerintah berencana menurunkan pajak penghasilan (PPh) dalam Dana Investasi Real Estate (DIRE) menjadi 0,5%. Selain itu Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan atau Bangunan (BPHTB) akan diturunkan menjadi 1%. Menurut Menko Perekonomian, kebijakan penurunan pajak ini memiliki potensi untuk dikeluarkan dalam paket kebijakan. Sebelumnya pemerintah telah menghilangkan pajak berganda dana investasi dalam real estate, properti dan infrastruktur dalam paket Kebijakan V. Namun dalam paket itu tidak dibahas penurunan PPh dan BPHTB capital gain DIRE. Berpeluang positif bagi sektor properti. Dengan adanya sejumlah katalis positif diatas potensi IHSG untuk lanjutkan kenaikan masih terbuka pada perdagangan saham hari ini. 1

2 Astra International (ASII) menyiapkan total belanja modal senilai Rp 13,6 triliun tahun ini, naik 38,77% dibandingkan realisasi tahun lalu Rp 9,8 triliun. Lini bisnis infrastruktur dan logistik mendapatkan alokasi paling besar, yakni 39%. United Tractors (UNTR) memperoleh porsi capex senilai Rp 3 triliun untuk memperpanjang usia alat berat yang ada. Divisi bisnis otomotif memiliki porsi capex senilai Rp 2,7 triliun untuk pengembangan jaringan. Sementara itu, Astra Agro Lestari (AALI) menerima porsi capex Rp 2 triliun. ASII juga terus melanjutkan proyek infrastruktur jalan tol serta properti dengan alokasi capex masing-masing Rp 1,3 triliun dan Rp 1,6 triliun. Sedangkan, sisa Rp 3 triliun untuk bisnis logistik, jasa keuangan, serta teknologi informasi. Kinerja Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP) yang cenderung mendatar diperkirakan masih akan berlanjut tahun ini seiring dengan kenaikan tariff cukai dan regulasi serta persaingan ketat dalam industri. Pada 2015, laba perusahaan naik tipis 1,8% menjadi Rp10,4 triliun. Adapun, pendapatan bersih di luar cukai pada 2015 sebesar Rp42,1 triliun, naik 8,9% dari HMSP berhasil menaikkan market share 0,1% menjadi 35,0% pada Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) memperoleh laba bersih sebesar Rp 2 triliun selama 2015, meningkat sebesar 11,1% dibandingkan 2014 yang sebesar Rp 1,8 triliun. Biaya produksi perseroan tahun lalu tercatat sebesar Rp per ton atau lebih rendah 10% YoY. Langkah strategis yang menghasilkan efisiensi biaya optimal adalah dengan memperpendek jarak angkut di lokasi tambang, menurunkan angka nisbah kupas, meningkatkan prioritas pemakaian dan peralatan operasional tambang dengan menggunakan tenaga listrik yang dihasilkan PLTU sendiri. Dari sisi pendapatan, PTBA membukukan peningkatan sebesar 6% YoY menjadi sebesar Rp 13,8 triliun. Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) berencana melakukan investasi senilai Rp3,84 triliun pada Adapun, Rp430 miliar akan digunakan untuk investasi rutin, sementara sisanya untuk investasi non rutin dan investasi pengembangan. Saat ini, perusahaan tengah membangun sejumlah pembankit listrik. Salah satu proyek yang digarap adalah PLTU Mulut Banko Tengah berkapasitas 2x620 mega watt di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Groundbreaking PLTU baru dilakukan pada November 2015 dan ditargetkan selesai pada Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) menargetkan penjualan sebesar 29 juta ton pada 2016 atau meningkat 52% dibandingkan dengan 19,1 juta ton pada Pada tahun lalu, porsi penjualan batu bara oleh PTBA lebih banyak untuk pasar domestik dibandingkan ekspor. Pada 2016, perusahaan berencana meningkatkan batu bara jenis kalori tinggi atau kalori menengah untuk memenuhi pasar Taiwan, Jepang, Malaysia, Vietnam dan India. Sementara, PTBA juga menargetkan pengangkutan batu bara menggunakan kereta api mengalami peningkatan 50% menjadi 23,7 juta ton pada Aneka Tambang (ANTM) membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,44 triliun pada 2015 atau meningkat 93,8% dibandingkan dengan rugi bersih Rp 743,53 miliar pada Kerugian tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan estimasi konsensus senilai Rp 561,39 miliar. Penjualan perseroan tercatat mencapai Rp 10,53 triliun atau meningkat 11,7% YoY. Penyebab meningkatnya kerugian tahun lalu adalah turunnya harga komoditas. Harga feronikel turun 36% dan emas terkoreksi 5% YoY. Timah (TINS) akan membangun pabrik pemurnian mineral (smelter) tanah jarang berskala industri pada pertengahan 2016 ini. Pabrik yang berlokasi di Muntok, Bangka Barat itu ditargetkan selesai pada Tanah jarang merupakan sisa dari hasil pemurnian timah batangan atau yang disebut tin slag. Wika Beton (WTON) mencatatkan penurunan pendapatan tahun 2015 sebesar 19% YoY menjadi Rp2,65 triliun dari Rp 3,28 triliun di tahun Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 50% YoY menjadi Rp 160,66 miliar dari Rp 324,77 miliar di tahun Lippo Karawaci (LPKR) mengalami penurunan laba bersih 79% pada 2015 menjadi Rp535,39 miliar dibandingkan Rp2,55 triliun pada Penurunan laba bersih seiring dengan pendapatan turun jadi Rp8,91 triliun dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yang Rp11,65 triliun dan laba bruto turun jadi Rp3,91 triliun dari laba bruto tahun sebelumnya yang sebesar Rp5,02 triliun. Laba usaha turun menjadi Rp1,49 triliun dibandingkan laba usaha tahun sebelumnya Rp3,43 triliun dan laba sebelum pajak tahun sebelumnya menjadi Rp1,28 triliun turun dari laba sebelum pajak tahun sebelumnya yang Rp3,32 triliun. Sentul City (BKSL) menandatangani nota kerja sama dengan 6 master franchise properti, yang terdiri dari ERA, Ray White, LJ Hooker, Century 21, PROMAX, serta RE/MAX. Sentul City juga mendapatkan komitmen dari agen properti untuk beragam produk Sentul City. Sentul City (BKSL) mulai memasarkan apartemen Saffron Noble di kawasan superblock Centerra, Jawa Barat. Apartemen tersebut berada di ketinggian 320 meter dari atas permukaan laut dan langsung berhadapan dengan Gunung Salak. Apartemen Saffron Noble dijual mulai dari Rp600 juta per unit. Ramayana Lestari Sentosa (RALS) mengincar pertumbuhan penjualan sebesar 7-8% tahun ini, dibandingkan realisasi tahun lalu senilai Rp 8 triliun. Pertumbuhan diharapkan didorong atas ekspektasi perbaikan ekonomi dan berjalannya kerja sama strategis dengan Spar International untuk mengembangkan supermarket. Penjualan tahun ini seharusnya meningkat, terlihat dari kenaikan penjualan perseroan sepanjang Januari hingga double digit. Tahun ini, perseroan akan mengkonversi sebanyak 25 gerai supermarket menjadi Spar atau meningkat dari realisasi tahun lalu sebanyak 15 toko. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) berkomitmen untuk kembali memberi suntikan modal kepada anak usahanya PT BRI Syariah untuk mengembangkan anak usaha tersebut. Adapun, komitmen tambah modal sebesar Rp500 miliar. Rencana ini masih dibicarakan secara internal dan belum mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, perusahaan memastikan penambahan modal tersebut akan dilakukan tahun ini. Bank Tabungan Negara (BBTN) optimis implementasi Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) mampu menekan kekurangan suplai perumahan (backlog), khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. BBTN saat ini masih menunggu aturan main Tapera yang akan diatur lebih jauh melalui Peraturan Pemerintah (PP). 2

3 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten (BJBR) meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten untuk menurunkan dividen payout ratio dari 63% menjadi 40%. Hal tersebut dilakukan guna menjaga aset perusahaan, serta meningkatkan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR). Jika disetujui dalam RUPS maka CAR akan menjadi 17% dari akhir tahun 2015 CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 16,2%. Penurunan dividen payout ratio ini diharapkan juga dapat membuat total kredit perseroan meningkat 13%-15% pada tahun Perseroan memasang target pertumbuhan di kisaran 13%- 15% untuk mengantisipasi penerapan Basel III. Bank CIMB Niaga (BNGA) meluncurkan tabungan khusus pelajar yaitu Tabungan SimPel dan Tabungan ib SimPel. BNGA akan mensosialisasikan produk SimPel ini melalui kegiatan AMDB. Sepanjang tahun 2016, perseroan merencanakan untuk melakasanakan AMDB di 10 kota di Indonesia. Program ini akan melibatkan 20 Sekolah Dasar (SD), 20 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sedikitnya pelajar. Adapun 10 kota tersebut adalah Padang, Pekanbaru, Pontianak, Palangkaraya, Kendari, Timika, Kupang, Kediri, Purwokerto dan Tasikmalaya. Unit usaha syariah CIMB Niaga (BNGA) cukup percaya diri untuk meningkatkan kontribusi terhadap kinerja perusahaan. Hingga akhir 2015, kontribusi unit usaha syariah (UUS) terhadap konsolidasi BNGA secara aset masih di sekitar 4%. Tahun ini, manajemen menargetkan kontribusi aset meningkat menjadi 5%. Perusahaan akan memasikmalkan pertumbuhan dengan pola leverage syariah melalui cabang konvensional. Layanan produk syariah tidah hanya dijual melalui 30 kantor cabang CIMB Niaga Syariah saat ini, tetapi memperluas melalui lebih dari 600 cabang konvensional. Adira Dinamika Multifinance (ADMF) mencatatkan Obligasi Berkelanjutan III Tahap III Tahun 2016 hari Kamis (3/3) di Bursa Efek Indonesia sebesar Rp1,1 triliun. Obligasi terdiri dari 3 seri yaitu seri A dengan pokok Rp73miliar dan bunga 8,75% per tahun dengan jangka waktu 370 hari. Seri B dengan nilai Rp330,5 miliar dengan bunga 9,50% per tahun dan jangka waktu 3 tahun. Seri C dengan pokok Rp697,5 miliar dengan bunga 10,25% dan jangka waktu 60 bulan. Trias Sentosa (TRST) mengandalkan peningkatan ekspor untuk memperbaiki profitabilitas yang terus menciut dalam empat tahun terakhir. Margin laba bersih TRST kian tipis dalam empat tahun terakhir. Net margin TRST masih 3,1% pada 2012, tetapi September 2015, net margin hanya 0,9%. Laba bersih TRST terus tergerus menyusul pembengkakan biaya pembelian bahan baku akibat pelemahan kurs rupiah, sekalipun penjualan bersih terus bertumbuh. TRST saat ini fokus untuk menjual barang converting agar laba dapat meningkat. TRST saat ini menargetkan porsi ekspor bisa lebih besar dibandingkan penjualan domestik dalam beberapa tahun mendatang. Sejauh ini, perusahaan mengapalkan produk ke Amerika Serikat, Jepang dan beberapa negara kasawan Timur Tengah. Untuk memperbesar kontribusi lini converting, perusahaan tahun ini menambah dua mesin metalizing senilai Rp72 miliar di pabrik Krian, Sidoarjo. 3

4 COMMODITIES DUAL LISTING Description (USD) Change Description (USD) (IDR) Change (IDR) Crude Oil (US$)/Barrel TLKM (US) 51 16, Natural Gas (US$)/mmBtu ANTM (GR) Gold (US$)/Ounce Nickel (US$)/MT Tin (US$)/MT Coal (NEWC) (US$)/MT* Coal (RB) (US$)/MT* CPO (ROTH) (US$)/MT CPO (MYR)/MT Rubber (MYR/Kg) Pulp (BHKP) (US$)/per ton *weekly GLOBAL INDICES VALUATION Country Indices Change PER (X) PBV (X) Market Cap %Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F (USD Bn) USA DOW JONES INDUS ,106.1 USA NASDAQ COMPOSITE ,363.8 ENGLAND FTSE 100 INDEX ,578.5 CHINA SHANGHAI SE A SH ,648.3 CHINA SHENZHEN SE A SH ,795.8 HONG KONG HANG SENG INDEX ,603.9 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE JAPAN NIKKEI ,671.2 MALAYSIA KLCI SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change USD/IDR 13, IDR/ USD EUR/IDR 14, EUR / USD JPY/IDR JPY / USD SGD/IDR 9, SGD / USD AUD/IDR 9, AUD / USD GBP/IDR 18, GBP / USD CNY/IDR 2, CNY / USD MYR/IDR 3, MYR / USD KRW/IDR KRW / USD CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE Description Country Rate (%) Description Country Rate (%) FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 6.59 BI Rate (%) Indonesia 7.00 LIBOR (GBP) England 0.51 ECB Rate (%) Euro 5 SIBOR (USD) Singapore 0.17 BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 7 BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 7 PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 2.74 INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS SBI Description February-16 January-16 Description Rate (%) Inflation YTD % SBI (9M) 7.10 Inflation YOY % SBIS (9M) 7.10 Inflation MOM % SBI (12M) 7.15 Foreign Reserve (USD) Bn Bn SBIS (12M) 7.15 GDP (IDR Bn) 2,945, ,998,

5 BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date Agenda Expectation 03 Mar US Initial Jobless Claims Turun menjadi 270 ribu dari 272 ribu 03 Mar US Continuing Claims Naik menjadi 2235 ribu dari 2253 ribu 03 Mar US Factory Orders Naik menjadi 2.1% dari -2.9% 03 Mar US Durable Goods Orders Mar US Trade Balance Defisit naik menjadi $44.00 Bn dari $43.36 Bn 04 Mar US Unemployment Rate Tetap 4.9% 04 Mar US Underemployment Rate Mar Indonesia Foreign Reserves Mar Indonesia Net Foerign Assets -- Ket: (*) US Time (^) Tentative LEADING MOVERS LAGGING MOVERS Stock Change (%) Index pt Stock Change (%) Index pt UNVR IJ HMSP IJ BBRI IJ IIKP IJ TLKM IJ AKRA IJ ASII IJ WIKA IJ BMRI IJ DPUM IJ GGRM IJ CPIN IJ MYOR IJ ADRO IJ EMTK IJ MIKA IJ TBIG IJ BSIM IJ BBCA IJ MDKA IJ UPCOMING IPO'S Company PT Bank Ganesha PT Buyung Poetra Sembada Business IPO Issued (IDR) Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter Banking & Mar Mar 16 Indo Premier Securities Finance Consumer TBA TBA Bahana Securities 5

6 DIVIDEND Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment BJTM Cash Dividend 05 Feb Feb Feb Mar-16 CORPORATE ACTIONS Stock Action Ratio EXC. (IDR) CUM Date EX Date Trading Period ALKA Stock Split 1: TBA TBA BEKS Rights Issue 1000: TBA TBA TBA RIMO Rights Issue 2: Mar Mar Mar 15 Apr 16 SIPD Rights Issue 108: Mar Mar Apr 08 Apr 16 MCOR Rights Issue 100: Apr Apr Apr 20 Apr 16 BSIM Rights Issue TBA TBA 04 May May May 26 May 16 BNLI Rights Issue TBA TBA TBA TBA 24 May 30 May 16 TRIL Tender Offer Feb 22 Mar 16 GENERAL MEETING Emiten AGM/EGM Date Agenda RIMO RUPSLB 04-Mar-16 EXCL RUPSLB 10-Mar-16 BBNI RUPST 10-Mar-16 MTFN RUPSLB 11-Mar-16 ISAT RUPSLB 15-Mar-16 GIAA RUPSLB 16-Mar-16 ESTI RUPSLB 17-Mar-16 GMTD RUPST 18-Mar-16 BMRI RUPST 21-Mar-16 BJBR RUPST 23-Mar-16 SDRA RUPST/LB 23-Mar-16 BBRI RUPST 23-Mar-16 AISA RUPSLB 24-Mar-16 LPKR RUPST 24-Mar-16 BBTN RUPST 24-Mar-16 BIMA RUPSLB 28-Mar-16 6

7 PTBA S R Trend Grafik Major Down Minor Up S R MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi positif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 5425-Rp 5600 Entry Rp 5525, take Profit Rp 5600 Stochastics Positif MACD 17 Positif True Strength Index (TSI) Positif Bollinger Band (Mid) 4734 Positif MA Positif PT BA Up ward Sloping Channel 7,000 5,754 5,754 5,525 6,000 5,525 5,525 5,475 5, ,000 5,138 4,871 4,871 4, ,765 August September October No vemb er De cemb er 2016 February March ,734 PT BA - Stochastic %D(6,3,3) = 58.33, Stochastic %K = 70.53, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 4, PT BA - MACD (5,3) = , Signal() = ,852, PT BA - TSI(3,5,3) = 39.07, Volume() = 12,852, ,852, PT BA - William's % R(14) = -2.09, Volume() = 12,852, ,000 8,000 ELSA S1 280 R1 310 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 265 R ELSA Up ward Sloping Channel 5 4 MACD line dan signal line indikasi negatif Stochastics fast line & slow indikasi positif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 280-Rp 310 Entry Rp 295, take Profit Rp 310 Stochastics Positif MACD 6.74 Negatif True Strength Index (TSI) Positif Bollinger Band (Mid) 246 Positif MA Positif August September October No vemb er De cemb er 2016 February March ELSA - Stochastic %D(6,3,3) = 66.54, Stochastic %K = 69.37, Overbought Level = 0, Oversold Level = ELSA - MACD (5,3) = -4.47, Signal() = ,991, ELSA - TSI(3,5,3) = 67.16, Volume() = 132,991, ,991,29 ELSA - William's % R(14) = -2.25, Volume() = 132,991,

8 ROTI S R Trend Grafik Major Up Minor Down S R ROTI Up ward Sloping Channel 1,460 1,420 1,4 1, ,386 1,3 1,386 MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi positif Candle chart indikasi potensi rebound RSI berada dalam area oversold Harga berada dalam area lower band 1,3 1,319 1,290 1,2 1, ,265 1,265 1,20 1,265 1,237 1,1 1,0 Trading range Rp 1210-Rp 1320 Entry Rp 1265, take Profit Rp 1320 Stochastics Positif MACD Positif True Strength Index (TSI) Positif Bollinger Band (Mid) 1319 Negatif MA Positif 1,0 August September October No vemb er De cemb er 2016 February March 80 ROTI - Stochastic %D(6,3,3) = 9.44, Stochastic %K = 14.56, Overbought Level = 0, Oversold Level = ROTI - MACD (5,3) = 7.51, Signal() = ROTI - TSI(3,5,3) = , Volume() = 10,807,400 10,807, ,807, ROTI - William's % R(14) = , Volume() = 10,807, AISA S R Trend Grafik Major Down Minor Up S R MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi positif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 1130-Rp 1255 Entry Rp 1195, take Profit Rp 1255 Stochastics Positif MACD 8.71 Positif True Strength Index (TSI) Positif Bollinger Band (Mid) 1091 Positif MA Positif AISA Do wnwa rd Sloping Channel Bullish Breakout 1,600 1, ,195 1,195 1,400 1,195 1,155 1,200 1, , , ,000 1,085 1, ,030 August September October No vemb er De cemb er 2016 February March 80 1,025 AISA - Stochastic %D(6,3,3) = 39.50, Stochastic %K = 66.67, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 1, AISA - MACD (5,3) = , Signal() = ,842, AISA - TSI(3,5,3) = 45.09, Volume() = 18,842, ,842, AISA - William's % R(14) = 0, Volume() = 18,842, ,200 2,000 1,800

9 BMTR S1 890 R Trend Grafik Major Down Minor Up S2 760 R MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi negatif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 890-Rp 1020 Entry Rp 955, take Profit Rp 1020 Stochastics Negatif MACD Positif True Strength Index (TSI) Positif Bollinger Band (Mid) 810 Positif MA5 885 Positif BMT R Wedge 1,400 1,300 1,200 1, , August September October No vemb er De cemb er 2016 February March BMT R - Stochastic %D(6,3,3) = 89.02, Stochastic %K = 89.49, Overbought Level = 0, Oversold Level = BMT R - MACD (5,3) = , Signal() = ,168, BMT R - TSI(3,5,3) = 73.64, Volume() = 49,168, ,168,20 BMT R - William's % R(14) = , Volume() = 49,168, BISI S R Trend Grafik Major Down Minor Up S R MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi positif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area overbought Harga berada dalam area upper band BISI Broadening Wedge 1,700 1, ,520 1,600 1,520 1,520 1,520 1,500 1,471 1,430 1,400 1, ,300 1, ,200 1,240 1, ,100 1, ,000 Trading range Rp 1485-Rp 1550 Entry Rp 1520, take Profit Rp 1550 Stochastics Positif MACD Positif True Strength Index (TSI) Positif Bollinger Band (Mid) 1342 Positif MA Positif August September October No vemb er De cemb er 2016 February March BISI - Stochastic %D(6,3,3) = 72.63, Stochastic %K = 76.55, Overbought Level = 0, Oversold Level = BISI - MACD (5,3) = , Signal() = ,463, BISI - TSI(3,5,3) = 78.26, Volume() = 2,463, ,463,400 BISI - William's % R(14) = -5.66, Volume() = 2,463,

10 THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Support Resistance Indicators 1 Month Ticker Rec Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture AALI Trading Buy Positif Positif Positif LSIP Trading Buy Positif Positif Positif SGRO Trading Buy Negatif Positif Positif Mining PTBA Trading Buy Positif Positif Positif ADRO Trading Buy Positif Positif Positif MEDC Trading Buy Positif Positif Positif INCO Trading Buy Positif Positif Positif ANTM Trading Buy Positif Positif Positif TINS Trading Buy Positif Positif Positif Basic Industry and Chemicals WTON Trading Buy Positif Positif Positif SMGR Trading Buy Positif Positif Positif INTP Trading Buy Positif Positif Positif SMCB Trading Buy Negatif Positif Positif Miscellaneous Industry ASII Trading Buy Positif Positif Positif GJTL Trading Buy Positif Positif Positif Consumer Goods Industry INDF Trading Buy Positif Positif Positif GGRM Trading Buy Negatif Positif Positif UNVR Trading Buy Positif Positif Positif KLBF Trading Buy Positif Positif Positif Property, Real Estate and Building Construction BSDE Trading Buy Positif Positif Positif PTPP Trading Buy Positif Positif Positif WIKA Trading Sell Negatif Negatif Negatif ADHI Trading Sell Positif Negatif Negatif WSKT Trading Sell Negatif Negatif Negatif Infrastructure, Utilities and Transportation PGAS Trading Sell Negatif Negatif Positif JSMR Trading Buy Positif Positif Positif ISAT Trading Buy Positif Positif Positif TLKM Trading Buy Positif Positif Positif Finance BMRI Trading Buy Positif Positif Positif BBRI Trading Buy Positif Positif Positif BBNI Trading Sell Positif Negatif Negatif BBCA Trading Buy Positif Positif Positif BBTN Trading Buy Negatif Negatif Negatif Trade, Services and Investment UNTR Trading Sell Positif Negatif Negatif MPPA Trading Buy Positif Positif Positif

11