III. METODE PENELITIAN. Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODE PENELITIAN. Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan"

Transkripsi

1 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah siswa kelas X SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah 44 orang siswa dengan rincian 19 orang siswa laki-laki dan 25 orang siswa perempuan. Kelas ini dijadikan sebagai subyek penelitian karena nilai rata-rata penguasaan konsep siswa kelas X4 pada materi pokok struktur atom dan sistem periodik unsur tahun pelajaran 2010/2011 yaitu 61,13. Siswa yang mendapatkan nilai 72 hanya mencapai 52,27%. Nilai ini masih di bawah KKM yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran kimia yaitu 100% siswa mencapai nilai 72. Aktivitas yang relevan dalam pembelajaran (on task) seperti mengemukakan pendapat, aktif dalam diskusi, bertanya kepada guru maupun teman, dan menjawab pertanyaan masih rendah. B. Data Penelitian 1. Jenis data Data penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Data kualitatif berupa data observasi kinerja guru dan data aktivitas on task siswa selama proses pembelajaran meliputi (1) aktif

2 mengemukakan pendapat, (2) aktif dalam diskusi, (3) aktif bertanya kepada guru, dan (4) aktif menjawab pertanyaan dari guru. 30 b. Data kuantitatif berupa data hasil tes penguasaan konsep siswa berdasarkan indikator yang harus dicapai. 2. Teknik pengumpulan data Ada dua teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu: a) Teknik observasi Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas on task siswa dan lembar kinerja guru dalam pembelajaran. b) Teknik Tes Teknis tes yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep pada materi pokok ikatan kimia, tata nama senyawa, dan persamaan reaksi sederhana. C. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran diisi oleh guru mitra. Lembar aktivitas on task siswa dalam pembelajaran diisi oleh peneliti dan dibantu dengan 2 orang observer. Lembar observasi kinerja guru terlampir dalam Lampiran 6 hal 156 dan lembar aktivitas on task siswa terlampir dalam Lampiran 5 hal ) Lembar tes tertulis yang berisi 15 soal pilihan jamak. Lembar tes tertulis terlampir dalam Lampiran 4 hal 138.

3 D. Prosedur Penelitian 31 Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Prosedur pelaksanaan setiap siklus pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Orientasi lapangan dan kajian teori 2. Perencanaan 3. Pelaksanaan tindakan 4. Observasi 5. Refleksi 1. Orientasi lapangan dan kajian teori Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia kelas X di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang aktivitas dan penguasaan konsep siswa terhadap materi strukutur atom dan sistem periodik unsur pada tahun pelajaran Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Satu kali pertemuan adalah 2 x 45 menit. Prosedur pelaksanakan setiap siklus pada penelitian ini adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

4 a. Siklus I Rencanaan Tindakan I Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan tindakan ini adalah sebagai berikut. a. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b. Menyusun lembar observasi untuk mengukur aktivitas on task siswa dalam proses pembelajaran. c. Menyusun LKS eksperimen dan noneksperimen. d. Menyusun soal-soal tes formatif berbentuk pilihan jamak untuk mengukur penguasaan konsep siswa e. Membentuk kelompok sebanyak 9 kelompok berdasarkan kemampuan akademik, yaitu dari nilai uji blok sebelumnya. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa yang memiliki kemampuan akademik yang heterogen, dua orang berkemampuan akademik tinggi, dua orang berkemampuan akademik sedang dan satu atau dua orang berkemampuan akademik rendah. 2) Pelaksanaan tindakan I Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 siklus, pelaksanaan siklus I selama 4 x 45 menit, siklus II selama 4 x 45 menit dan siklus III selama 4 x 45 menit. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian adalah : Pertemuan I (2 x 45 menit) 1. Kegiatan awal, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan menggali pengetahuan siswa dengan memberikan fakta-fakta kepada siswa untuk mengaitkan materi yang dipelajari. Contoh: Mengapa gas mulia

5 33 seperti He, Ar tidak dapat bersenyawa dengan unsur lain? Bagaimana konfigurasi elektron gas mulia dan senyawa lain? Apakah ada kaitannya antara konfigurasi gas mulia dan senyawa lainnya? Hal inilah yang akan kita pelajari dalam pembelajaran kita kali ini. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja siswa pada setiap siswa dalam kelompoknya masing-masing. 2. Kegiatan inti, guru membimbing siswa menemukan konsep tentang peranan elektron dalam pembentukan ikatan dan ikatan ion dengan menggunakan LKS noneksperimen I dan II. Selanjutnya siswa melakukan diskusi kelompok, diskusi kelas dan menyimpulkan hasil diskusi. Pada saat siswa melakukan diskusi dalam kelompok, guru melakukan observasi aktivitas siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 3. Kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali pembelajaran yang telah mereka pelajari. Pertemuan II (2 x 45 menit) 1. Kegiatan awal, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan memberikan fakta-fakta kepada siswa untuk mengaitkan materi yang sedanng dipelajari. Contoh: Daftarkan senyawa berikut ini yang merupakan senyawa ion. Dari tabel unsur tersebut, daftarkan senyawa yang dapat berikatan ion. Adakah senyawa tersebut ada yg tidak berikatan ion? Lalu bagaimana senyawa tersebut dapat berikatan? Pada pertemuan ini kita akan membahas bagaimana

6 34 senyawa tersebut dapat berikatan. Selanjutnya guru membagikan LKS noneksperimen III pada setiap siswa dalam kelompoknya masingmasing. 2. Kegiatan inti, guru membimbing siswa menemukan konsep tentang ikatan kovalen dengan menggunakan LKS noneksperimen III. Selanjutnya siswa melakukan diskusi kelompok, diskusi kelas dan menyimpulkan hasil diskusi. Pada saat siswa melakukan diskusi dalam kelompok, guru melakukan observasi aktivitas siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 3. Kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali pembelajaran yang telah mereka pelajari. 4. Melakukan tes akhir siklus untuk menentukan skor peningkatan individu, skor peningkatan penguasaan konsep. 3) Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada observasi penelitian. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi aktivitas on task siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra.

7 4. Refleksi I 35 Pada akhir Siklus I dilakukan Tes Formatif I. Setelah Siklus I berakhir, maka peneliti bersama guru mitra melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil Lembar Observasi Aktivitas On Task Siswa diketahui bahwa aktivitas on task siswa berupa mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru masih rendah. Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas on task dan guru kurang dapat membagi perhatian terhadap kelompok belajar di kelas. Untuk siklus selanjutnya, guru hendaknya bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan potensi yang ada pada dirinya dan dapat membagi perhatiannya secara merata terhadap kelompok-kelompok belajar di kelas, sehingga aktivitas on task siswa dapat berjalan dengan dengan baik. Hasil Refleksi I lainnya adalah guru belum cukup baik dalam mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar, membimbing siswa saat diskusi, tanggap dalam membantu siswa yang kesulitan mengikuti pembelajaran, dan menindak tegas siswa yang kurang serius belajar selama pembelajaran berlangsung. Guru juga belum memberikan perhatian secara merata dalam membimbing dan mengarahkan kelompok belajar dalam menyelesaikan tugasnya, sehingga ada beberapa siswa yang mengobrol dan tidak serius dalam mengikuti pembelajaran. Hasil refleksi ini akan dijadikan acuan perbaikan pada pembelajaran siklus selanjutnya.

8 b. Siklus II Rencana Tindakan II Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus I, maka kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap rencana tindakan ini adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan media pembelajaran (LKS), lembar aktivitas on task siswa, lembar observasi kinerja guru, dan soal-soal Tes Formatif. 2. Mengingatkan kembali tugas dan kewajiban anggota masing-masing kelompok. Pertemuan I (2 x 45 menit) 1. Kegiatan awal, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan memberikan fakta-fakta kepada siswa untuk mengaitkan materi yang sedang dipelajari. Contoh: gambarkan ikatan kovalen dari NH3 dan BCl3! Mengapa NH3 itu bersifat stabil? Apakah pada senyawa NH3 sudah oktet? Lalu apakah senyawa BCl 3, sudah oktet? Tetapi faktanya ada senyawa NH3.BCl3, mengapa demikian? Ikatan apa saja yang terbentuk dari senyawa tersebut? Perhatikan senyawa NH3.BCl3! Bagaimanakah bentuk ikatan antara dua senyawa tersebut? Dalam pertemuan kali ini kita akan membahas bentuk ikatan antara dua senyawa tersebut. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja siswa pada setiap siswa dalam kelompoknya masing-masing. 2. Kegiatan inti, guru membimbing siswa menemukan konsep tentang ikatan kovalen koordinasi dan kepolaran dengan menggunakan LKS noneksperimen IV. Selanjutnya siswa melakukan diskusi kelompok, diskusi kelas

9 37 dan menyimpulkan hasil diskusi. Pada saat siswa melakukan diskusi dalam kelompok, guru berusaha untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran. Guru membantu siswa memecahkan masalah dan berusaha membagi perhatiannya terhadap kelompok belajar di kelas. Pada saat siswa melakukan aktivitas belajar, guru mengisi lembar aktivitas on task siswa dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 3. Kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali pembelajaran yang telah mereka pelajari. Pertemuan II (2 x 45 menit) 1. Kegiatan awal, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan memberikan fakta-fakta kepada siswa untuk mengaitkan materi yang sedanng dipelajari. Contoh: Guru membawa contoh-contoh logam seperti paku, aluminium, tembaga, dll. Paku merupakan logam, mengapa paku ada yang berukuran mulai dari yang kecil hingga yang besar? Lalu, kabel listrik jika dibuka isinya adalah tembaga, mengapa tembaga dapat menghantarkan arus listrik? Bagaimanakah bentuk ikatan dalam logam-logam tersebut sehingga memiliki sifat-sifat seperti itu? Bentuk ikatan inilah yang akan kita bahas dalam pertemuan kita kali ini. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja siswa pada setiap siswa dalam kelompoknya masing-masing. 2. Kegiatan inti, guru membimbing siswa menemukan konsep tentang ikatan logam dan sifat-sifat senyawa ion, kovalen, dan logam dengan menggunakan LKS noneksperimen IV. Selanjutnya siswa melakukan diskusi

10 38 kelompok, diskusi kelas dan menyimpulkan hasil diskusi. Pada saat siswa melakukan diskusi dalam kelompok, guru berusaha untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran. Guru membantu siswa memecahkan masalah dan berusaha membagi perhatiannya terhadap kelompok belajar di kelas. Pada saat siswa melakukan aktivitas belajar, guru mengisi lembar aktivitas on task siswa dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 3. Kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali pembelajaran yang telah mereka pelajari. 4. Melakukan tes akhir siklus untuk menentukan skor peningkatan individu, skor peningkatan penguasaan konsep. 3. Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada observasi penelitian. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi aktivitas on task siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 4. Refleksi II Pada akhir Siklus II dilakukan Tes Formatif II. Setelah Siklus II berakhir, peneliti dan guru mitra melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan hasil Lembar Observasi Aktivitas On Task Siswa,

11 diketahui bahwa ada peningkatan aktivitas on task siswa. Terutama pada 39 aktivitas aktif dalam diskusi dan bertanya kepada guru. Untuk kedua aktivitas on task lainnya, yaitu mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru atau teman, bisa dikatakan cukup baik. Namun, siswa belum sepenuhnya mengekspresikan potensi yang ada pada dirinya. Untuk siklus selanjutnya, guru perlu membantu dengan memberikan motivasi positif untuk meningkatkan lagi agar pembelajaran lebih efektif. Pada Siklus II ini, penguasaan konsep siswa meningkat. Selain itu, guru juga sudah bisa mengorganisasi siswa selama pembelajaran berlangsung. Namun, karena banyaknya jumlah siswa, guru masih belum bisa membagi perhatian kepada tiap kelompok secara merata. Untuk mengatasi hal tersebut, guru perlu menunjuk salah seorang siswa sebagai ketua kelompok. Ketua kelompok dipilih oleh guru berdasarkan kemampuan akademiknya, yaitu siswa yang memiliki kemampuan akademik terbaik dikelompoknya. c. Siklus III 1. Rencana Tindakan III Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus II, maka kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap rencana tindakan ini adalah menyiapkan media pembelajaran (LKS), lembar aktivitas on task siswa, lembar observasi kinerja guru, dan soal-soal Tes Formatif dan menunjuk salah seorang siswa yang memiliki prestasi akademik terbaik dikelompoknya sebagai ketua kelompok.

12 Pertemuan I (2 x 45 menit) Kegiatan awal, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal siswa. Contoh: Apakah anda sepakat bahwa setiap senyawa perlu mempunyai nama yang spesifik agar memudahkan dalam berkomunikasi? Apakah pemberian nama yang spesifik berarti tanpa masalah, karena jumlah senyawa sangat banyak? Lalu bagaimanakan cara penamaannya sehingga mudah melafalkannya? Dalam pembelajaran kali ini kita akan membahas tentang tata nama senyawa sederhana. Selanjutnya guru membagikan LKS noneksperimen VI pada setiap siswa dalam kelompoknya masing-masing. 2. Kegiatan inti, guru membimbing siswa menemukan konsep tentang tata nama senyawa sederhana dengan menggunakan LKS non eksperimen VI. Selanjutnya siswa melakukan diskusi kelompok, diskusi kelas dan menyimpulkan hasil diskusi. Pada saat siswa melakukan diskusi dalam kelompok, guru melakukan observasi aktivitas siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 3. Kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali pembelajaran yang telah mereka pelajari. Pertemuan II (2 x 45 menit) 1. Kegiatan awal, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan memberikan fakta-fakta kepada siswa untuk mengaitkan materi yang sedang dipelajari. Contoh: Apakah yang terjadi jika

13 gula dibakar? Bagaimanakah reaksinya? Dalam pembelajaran ini, kita 41 akan mempelajari tentang persamaan reaksi. Selanjutnya guru membagikan LKS noneksperimen VII pada setiap siswa dalam kelompoknya masing-masing. 2. Kegiatan inti, guru membimbing siswa menemukan konsep tentang persamaan reaksi sederhana dengan menggunakan LKS noneksperimen. Selanjutnya siswa melakukan diskusi kelompok, diskusi kelas dan menyimpulkan hasil diskusi. Pada saat siswa melaku-kan diskusi dalam kelompok, guru melakukan observasi aktivitas siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. 3. Kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali pembelajaran yang telah mereka pelajari. 4. Melakukan tes akhir siklus untuk menentukan skor peningkatan individu, skor peningkatan penguasaan konsep. 3. Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada observasi penelitian. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi aktivitas on task siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra.

14 4. Refleksi 42 Pada akhir Siklus III dilakukan Tes Formatif III. Setelah Siklus III berakhir, peneliti dan guru mitra melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan hasil Lembar Observasi Aktivitas On Task Siswa, diketahui bahwa peningkatan aktivitas on task siswa sangat baik untuk masingmasing jenis aktivitas. Pada Siklus III ini, terlihat bahwa siswa sudah bisa memahami tugas dan kewajiban masing-masing anggota kelompok. Selain itu, mereka juga menikmati proses pembelajaran. Hal tersebut dapat diketahui dari aktivitas yang mereka lakukan. Mereka lebih berani untuk mengekspresikan aktivitas-aktivitas tersebut. Meskipun persentase peningkatan aktivitas mengemukakan pendapat paling kecil dibandingkan aktivitas on task lainnya, hal tersebut merupakan suatu kemajuan karena mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Selain peningkatan aktivitas on task siswa, kinerja guru juga dapat dikatakan baik. Meskipun sedikit sulit mengatasi jumlah murid yang terlalu banyak, namun lebih baik dibandingkan pada Siklus I dan II. Penunjukan seorang ketua kelompok, yang dipilih berdasarkan kemampuan akademik terbaik dikelompoknya, sangat membantu. Untuk pembelajaran selanjutnya, pembentukan ketua kelompok lebih baik dilakukan di awal pertemuan Siklus I. Pada siklus ini, peningkatan penguasaan konsep siswa juga sangat baik. 79,54% siswa memperoleh nilai sesuai KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Hal ini harus dipertahankan pada pembelajaran selanjutnya, meskipun dengan model pembelajaran yang berbeda.

15 Secara garis besar, langkah-langkah penelitian ditampilkan pada Gambar 1 43 Orientasi Lapangan dan kajian teori SIKLUS I Rencana Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I Refleksi I Observasi I Perbaikan RencanTindakan II Pelaksanaan Tindakan II SIKLUS II Refleksi II Observasi II Perbaikan Rencana Tindakan III Pelaksanaan Tindakan III SIKLUS III Refleksi III Observasi III Gambar 3. Diagram penelitian tindakan kelas dimodifikasi dari Hopkins dalam Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008)

16 E. Indikator Keberhasilan 44 Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Adanya peningkatan persentase rata-rata aktivitas on task siswa dari siklus ke siklus sebesar 5 %. 2. Adanya peningkatan persentase rata-rata penguasaan konsep siswa pada materi ikatan kimia, tata nama senyawa, dan persamaan reaksi sederhana dari siklus ke siklus sebesar 5 %. 2. Peningkatan persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai 72 dari siklus ke siklus sebesar 5% F. Teknik Analisis Data 1. Data kualitatif Untuk pengambilan data aktivitas siswa digunakan lembar observasi yang berisi empat aktivitas, yaitu bertanya pada teman, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan, dan aktif dalam diskusi. a. Persentase setiap jenis aktivitas dalam satu pertemuan Ai %A i n x100% Keterangan : %A i = Persentase tiap jenis aktivitas on task dalam satu pertemuaan A i = Jumlah siswa yang melakukan tiap jenis aktivitas on task n = Jumlah siswa yang hadir.

17 b. Rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task pada satu siklus 45 rumus: %Asi = % Ai P Keterangan: %Asi = Rata-rata persentase setiap jenis aktivitas on task dalam satu siklus. Σ%Ai = Jumlah persentase setiap jenis aktivitas on task dalam satu siklus. P = Jumlah pertemuan dalam satu siklus. c. Peningkatan persentase tiap jenis aktivitas on task dari siklus ke siklus rumus: % As = % Asi n 1 % Asi n Keterangan: % As = peningkatan persentase tiap jenis aktivitas on task dari siklus ke siklus %Asi = rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task pada n 1 siklus ke-n+1 %Asi n = rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task pada siklus ke-n

18 2. Data kuantitatif 46 Analisis data penguasaan konsep siswa dilakukan dengan cara menghitung nilai rata-rata penguasaan konsep siswa setiap siklus dengan menggunakan rumus yang dijelaskan dalam Sudjana (2005) sebagai berikut: 1) Rata-rata penguasaan konsep siswa tiap siklus X i n X i Keterangan: X i = Rata-rata nilai penguasaan konsep siklus ke-i ΣX i Jumlah nilai tes penguasaan konsep tiap siklus ke-i n = Jumlah siswa yang mengikuti tes 2) Persentase peningkatan penguasaan konsep siswa %Xi X n X X (n -1) (n -1) x100% Keterangan : % X i = persentase peningkatan penguasaan konsep siswa X n = rata-rata penguasaan konsep siswa siklus ke-n X ( n 1) = rata-rata penguasaan konsep siswa siklus ke-(n-1) 3) Persentase siswa yang memperoleh nilai 72 pada setiap siklus Sk % Sk x100% n Keterangan: % Sk = Persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai 72 pada siklus ke-n

19 % R Cn ( n 1) % R C % R n 1 Sk n = Jumlah siswa yang meperoleh nilai 72 pada siklus ke-n = Jumlah siswa secara keseluruhan 47 4) Peningkatan persentase siswa yang memperoleh nilai 72 dari siklus ke siklus. % R Sn ( n 1) % RSn % Rn 1 Keterangan: % R Sn ( n 1) = peningkatan persentase siswa yang memperoleh nilai 72 %R Sn = persentase siswa yang memperoleh nilai 72 siklus ke-n % R n 1 = persentase siswa yang memperoleh nilai 72 siklus ke-(n-1)

III. METODE PENELITIAN. Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 44 orang terdiri dari 22 siswa lakilaki

III. METODE PENELITIAN. Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 44 orang terdiri dari 22 siswa lakilaki III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 6 SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 44 orang terdiri dari 22 siswa lakilaki dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10 III. METODE PENELITIAN A. Subjek dan Tempat Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010-2011 dengan jumlah siswa 33 orang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. di jalan Soekarno-Hatta No. 1 Tanjung Senang. Subyek dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. di jalan Soekarno-Hatta No. 1 Tanjung Senang. Subyek dalam penelitian ini adalah III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang beralamat di jalan Soekarno-Hatta No. 1 Tanjung Senang. Subyek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri III. METODE PEELITIA A. Setting Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA egeri 10 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 10 orang siswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. semester genap Tahun Pelajaran Kelas yang dijadikan subjek

III. METODE PENELITIAN. semester genap Tahun Pelajaran Kelas yang dijadikan subjek III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Swadhipa Bumisari Natar, semester genap Tahun Pelajaran 2009-2010. Kelas yang dijadikan subjek penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung dengan jumlah siswa 39 orang, terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 26 orang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang tercantum pada kurikulum. Bagi para siswa, belajar kimia hanya untuk keperluan menghadapi ulangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah

III. METODE PENELITIAN. Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah 29 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah siswa kelas X3 SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Perintis 2 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Perintis 2 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Perintis 2 Bandar Lampung, semester genap Tahun Pelajaran 2009-2010, yang berjumlah 40 orang terdiri dari

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada kelas X 1

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada kelas X 1 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada kelas X 1 dengan jumlah siswa 33 orang mulai tanggal 18 Oktober 2010 sampai 15 November

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 semester genap SMA N 7

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 semester genap SMA N 7 III. METODE PENELITIAN A. Subjek dan Tempat Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 semester genap SMA N 7 Bandar Lampung, Tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 32 orang yang terdiri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar

METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Subyek dan Tempat Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar Lampung, Tahun Pelajaran 2009-2010 yang berjumlah 28 siswa terdiri dari 11

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar Lampung, diperoleh bahwa nilai rata-rata penguasaan konsep pada materi pokok ikatan kimia tata nama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang tercantum pada kurikulum. Bagi para siswa, belajar kimia hanya untuk keperluan menghadapi ulangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di SMK 2 Mei Bandar Lampung, mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata

I. PENDAHULUAN. Di SMK 2 Mei Bandar Lampung, mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di SMK 2 Mei Bandar Lampung, mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran pada progam adaptif yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu yang memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang berjumlah 35 orang siswa yang terdiri

I. PENDAHULUAN. SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang berjumlah 35 orang siswa yang terdiri I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan observasi di kelas X4 semester genap tahun pelajaran 2010-2011 SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang berjumlah 35 orang siswa yang terdiri dari 15 orang siswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di SMA Persada Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

I. PENDAHULUAN. di SMA Persada Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di SMA Persada Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai tes formatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas IV SD Negeri 3 Metro Pusat Semester I tahun pelajaran 2009/2010.

BAB III METODE PENELITIAN. kelas IV SD Negeri 3 Metro Pusat Semester I tahun pelajaran 2009/2010. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 3 Metro Pusat Semester I tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah siswa kelas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas agar siswa

I. PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas agar siswa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas agar siswa belajar. Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru diharapkan mengupayakan cara-cara komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini di SDN 1 Kotakarang, Kecamatan Telukbetung Barat

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini di SDN 1 Kotakarang, Kecamatan Telukbetung Barat 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian a. Tempat penelitian Tempat penelitian ini di SDN 1 Kotakarang, Kecamatan Telukbetung Barat Bandar Lampung. b. Waktu Penelitian Waktu dilaksanakan pada

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar lampung pada kelas X 2

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar lampung pada kelas X 2 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar lampung pada kelas X 2 dengan jumlah siswa 28 orang mulai tanggal 29 April 2010 sampai 17 Mei

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA DI KELAS X SMAN 3 LAMONGAN Meiliyah Ulfa, Muchlis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya 17 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya yang beralamatkan di jalan Pendidikan No 32 Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru kimia kelas X 1 SMA Tri

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru kimia kelas X 1 SMA Tri I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru kimia kelas X 1 SMA Tri Sukses Natar, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai penguasaan konsep siswa pada materi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Al-Kautsar

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Al-Kautsar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata penguasaan konsep pada materi hukum-hukum

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 13 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 13 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 13 Bandar Lampung, semester ganjil Tahun Pelajaran 2010-2011, yang berjumlah 32 orang. B. Data Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan Classroom Action

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting 3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Surabaya yang terletak di jalan Danau Towuti Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)

LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) Nama Siswa :... Kelas/No :... Kompetensi Dasar : 1.2 Mendeskrisikan kemungkinan terjadinya ikatankimia dengan menggunakan tabel periodik Indikator : Menjelaskan kecenderungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan.

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas agar siswa dapat belajar. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru diharapkan mengupayakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Xaverius 3 Bandar Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya dengan cara berikatan dengan unsur lain. Menggambarkan susunan elektron

Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya dengan cara berikatan dengan unsur lain. Menggambarkan susunan elektron Lampiran 1 SILABUS 1 Nama Sekolah : SMA Tri Sukses Natar Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : X/1 Standar Kompetensi : 1. Mendeskripsikan struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai pembelajaran matematika di kelas IV A SDN 2 Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan media grafis. Melalui penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII, yang berjumlah 25 siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII, yang berjumlah 25 siswa yang 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di SMP PGRI 2 Braja Selebah pada semester Genap Tahun Pelajaran 2012-2013 Kabupaten Lampung Timur pada bulan Mei 2013. Subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2011/2012. Waktu penelitian adalah bulan April 2012 sampai dengan. terdiri dari 12 Siswa Laki-Laki dan 17 Siswa Perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. 2011/2012. Waktu penelitian adalah bulan April 2012 sampai dengan. terdiri dari 12 Siswa Laki-Laki dan 17 Siswa Perempuan. BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan di SDN 2 Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang terjadi karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pemilihan metode penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Action Research ) terhadap proses pembelajaran IPA SD

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Action Research ) terhadap proses pembelajaran IPA SD BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research ) terhadap proses pembelajaran IPA SD dikelas V dengan kajian berdaur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan cabang dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia dibangun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas X SMA Negeri 14 Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata tes formatif pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1 19 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1 Tumijajar semester ganjil pada pokok bahasan Impuls dan Momentum tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN 3 Panjang Utara kelas IV pada pelajaran Matematika, tahun pelajaran 2013/2014.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIIB SMP Pelita Bangsa yang terletak di Jalan Pangeran Emir M. Noer no. 33 Palapa, Tanjung Karang, Bandar Lampung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung tahun ajaran 0-03 yang berjumlah 00 siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal classroom

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA

I. PENDAHULUAN. Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA semester genap yaitu memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian adalah siswa kelas V.A SDN 4 Talang Kecamatan. terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian adalah siswa kelas V.A SDN 4 Talang Kecamatan. terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.1.1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas V.A SDN 4 Talang Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung, dengan jumlah siswa 29 orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Rancangan penelitian ini menggunakan metode Peneelitian Tindakan kelas. dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Rancangan penelitian ini menggunakan metode Peneelitian Tindakan kelas. dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Rancangan penelitian ini menggunakan metode Peneelitian Tindakan kelas ( Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana sekelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Selatan ini menggunakan konsep model Kemmis dan McTaggart

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Selatan ini menggunakan konsep model Kemmis dan McTaggart BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan terhadap pembelajaran matematika bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Rejosari

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Rejosari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Rejosari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Siswa yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung. 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Perumnas Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Tindakan Kelas Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian 23 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

Lebih terperinci

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya Bab V Ikatan Kimia Sebagian besar unsur yang ada di alam mempunyai kecenderungan untuk berinteraksi (berikatan) dengan unsur lain. Hal itu dilakukan karena unsur tersebut ingin mencapai kestabilan. Cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reklektif terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 2 Kalianda Lampung Selatan. 2. Kelas yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah kelas VII 2 yang

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 2 Kalianda Lampung Selatan. 2. Kelas yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah kelas VII 2 yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat 1. Lokasi penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti adalah SMP Muhammadiyah 2 Kalianda Lampung Selatan 2. Kelas yang digunakan sebagai subyek penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. siswa kelas X-4 SMA ARJUNA Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran

III. METODE PENELITIAN. siswa kelas X-4 SMA ARJUNA Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas X-4 SMA ARJUNA Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil wawancara dan observasi dengan guru kimia di SMA Negeri 4 Bandar Lampung didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penguasaan konsep pada materi pokok Hidrokarbon pada tahun pelajaran 2008-

I. PENDAHULUAN. penguasaan konsep pada materi pokok Hidrokarbon pada tahun pelajaran 2008- I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi Kimia di SMA Swadhipa Bumisari Natar kelas X 2 diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan (action research) merupakan upaya pemecahan masalah atau suatu perbaikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam 35 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tindakan merupakan jenis penelitian yang pada umumnya digunakan untuk memecahkan masalah atau dengan kata lain digunakan untuk melakukan suatu perbaikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD Perintis 2 Pematang Sawa pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD Perintis 2 Pematang Sawa pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD Perintis 2 Pematang Sawa pada mata pelajaran matematika dengan jumlah siswa 14 orang yang terdiri

Lebih terperinci

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak III. METODE TINDAKAN KELAS 3.1 Rancangan Tindakan Kelas Rancangan tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun 2010/2011, yaitu sekitar bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun 2010/2011, yaitu sekitar bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada SD Negeri 2 Sukarame Bandar Lampung. Pelaksanaan penelitian akan dilakukan sekitar 3 bulan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research,

Lebih terperinci

Struktur dan Ikatan Kimia dalam senyawa Organik

Struktur dan Ikatan Kimia dalam senyawa Organik Struktur dan Ikatan Kimia dalam senyawa Organik Ikatan Kimia Teori awal tentang ikatan kimia. Tahun 1916 oleh Gilbert Newton Lewis ( Profesor di University of California Lewis memperhatikan bahwa gas lembam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46) mengemukakan PTK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4) 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. Subjek dalam peneltian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 5 Talang

I. METODE PENELITIAN. Subjek dalam peneltian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 5 Talang I. METODE PENELITIAN 1.1 Subjek Penelitian Subjek dalam peneltian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 5 Talang Bandar Lampung yang berjumlah siswa 41 orang, 21 perempuan dan 20 laki-laki. 1.2 Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung. Alasan menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar

I. PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar Lampung mengenai hasil belajar kimia siswa pada materi pokok laju reaksi tahun pelajaran 2008-2009

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research. Arikunto,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3 19 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3 SMP Negeri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di SMA Negeri 3 Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata tes formatif materi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Sukabumi Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Sukabumi Kecamatan 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung. Alasan menggunakan lokasi atau

Lebih terperinci

Keperluan korespondensi, HP : ,

Keperluan korespondensi, HP : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE TALKING STICK BERBANTUAN

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Negeri I Leuwimunding Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka, Gambar 3.1. Alur Penelitian.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Negeri I Leuwimunding Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka, Gambar 3.1. Alur Penelitian. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di tempat peneliti mengajar yaitu di SMP Negeri I Leuwimunding Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka, semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang difokuskan pada situasi kelas. Yanti dan Munaris (2012: 13) mendifinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Panjang Utara Bandar Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan September

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang telah dilaksanakan pada siklus I sampai dengan siklus II. Setelah penyajian hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1 BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN: e-issn: Vol. 2, No 8 Agustus 2017

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN: e-issn: Vol. 2, No 8 Agustus 2017 Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN: 2541-0849 e-issn: 2548-1398 Vol. 2, No 8 Agustus 2017 PENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPRETASI DATA DAN KOMUNIKASI DENGAN MENGGUNAKAN LKS EKSPERIMEN DAN NON EKSPERIMEN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan dikonversi ke dalam data kualitatif. Hal ini ditujukan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan III. METODE PEELITIA A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA 1 Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di kelas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun 16 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pacet Kecamatan Reban Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pacet Kecamatan Reban Kabupaten 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pacet Kecamatan Reban Kabupaten Batang dengan subjek penelitian adalah siswa kelas

Lebih terperinci