yakni (1) Mendeskripsikan energi bunyi, (2) Menyebutkan cara
|
|
- Inge Susman
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada BAB IV akan diuraikan mengenai pelaksanaan penelitian. Diawali dengan perencanaan pada setiap siklus, pelaksanaan dan observasi pada setiap pertemuan, hasil pada setiap siklus dan refleksi pada setiap siklus. Pada akhir BAB IV akan menguraikan pembahasan Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dalam II siklus berikut pelaksanaan siklus I, dan siklus II Pelaksanaan Siklus I Perencanaan siklus I Adapun sebelum pelaksanaan siklus I dilakukan peneliti bersama guru kelas IV melakukan diskusi guna merencanakan pelaksanaan siklus I. Dalam diskusi tersebut mendiskusikan seperti waktu pelaksanaan, materi pembelajaran yang akan disajikan dengan dikemas menggunakan cooperative learning tipe two stay two stray dan alat peraga pembelajaran yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil diskusi perencanaan pelaksanaan siklus I dengan guru kelas IV. Didapatkanlah standar kompetensi 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar 8.1. Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya dengan alokasi waktu 6x35 menit atau 3 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama mengulas tiga indikator yakni (1) Mendeskripsikan energi panas, (2) Menyebutkan cara perambatan energi panas, dan (3) Menyebutkan contoh sumber energi panas. Sedangkan pertemuan kedua membahas tiga indikator yakni (1) Mendeskripsikan energi bunyi, (2) Menyebutkan cara perambatan energi bunyi,dan (3) Mampu menyebutkan sumber energi bunyi. Pada pertemuan ketiga mengulas materi pada pertemuan I dan II kemudian melaksanakan tes evaluasi. Alat peraga yang dibutuhkan pada siklus I ini seperti stoples, lilin, korek, besi, karet, balon, kaleng, dan benang. Selanjutnya peneliti 53
2 54 menyusun RPP, lembar kerja kelompok, dan mempersiapkan alat peraga yang dibutuhkan pada pertemuan I, II, dan III. Selain itu peneliti juga mempersiapkan pin karakter kartun sebagai identitas kelompok, dan absensi siswa. Pada tahap perencanaan ini pula guru bersama peneliti membentuk kelompok siswa yang heterogen Pelaksanaan dan Observasi Siklus I a. Pelaksanaan dan observasi Siklus I Pertemuan I Pelaksanaan siklus I pertemuan I ini dilakukan pada hari Selasa 1 April 2014 pada jam pelajaran ke 4 sampai 5. Pada awal pembelajaran mempersiapkan ruang kelas, kemudian memeriksa kesiapan siswa dan mengecek kerapian berpakaian siswa, setelah itu guru membakar sebuah kawat untuk memberikan motivasi kepada siswa, kemudian siswa mendengarkan penyampaian indikator dan tujuan pembelajaran. Setelah kegiatan awal selesai dilakukan dilanjutkan kegiatan inti yaitu guru menyampaikan materi secara pokok mengenai energi panas. Pada tahap ini siswa mencatat hal-hal penting dari materi energi panas seperti cara perambatan panas, dan sumber energi panas. Kemudian siswa dibagi dalam kelompok heterogen setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota. Setelah semua siswa mendapatkan kelompok, setiap anggota kelompok mendapatkan pin sebagai identitas kelompok. Setelah pembagian pin siswa berkumpul berdasarkan kelompoknya dan menunjuk satu anggota kelompok sebagai anggota untuk mengambil lembar kerja kelompok dan memimpin menyelesaikan tugas kelompok. Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok mengirimkan 2 anggotanya untuk bertamu ke kelompok lain. Tugas sebagai tamu adalah mengambil informasi hasil kerja kelompok lain untuk nantinya dicocokkan dengan hasil diskusi kelompoknya. Anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas menerima tamu dari kelompok lain, dan menjelaskan hasil diskusinya. Setelah kegiatan bertamu selesai siswa yang berperan sebagai tamu kembali ke kelompoknya untuk mencocokkan hasil bertamu. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas. Setiap kelompok yang sudah berpresentasi di berikan penghargaan berupa tepuk tangan dari guru dan kelompok yang lain, dan pujian atas kerja sama kelompok yang sudah dilakukan.
3 55 Setelah semua kelompok berpresentasi siswa bertanya jawab bersama guru untuk meluruskan kesalahpahaman. Dalam kegiatan akhir siswa bersama guru membuat kesimpulan materi pembelajaran. Kemudian melakukan refleksi pembelajaran dan guru menyampaikan rencana pembelajaran pada perempuan berikutnya. Hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran menggunakan cooperative learning tipe two stay two stray diukur menggunakan lembar observasi. Dari hasil observasi dapat diketahui pada bagian mana yang masih kurang selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan I dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I Skor Hasil Pengamatan Observer Jumlah skor Total Skor 78 Tabel 4.1 Mendeskripsikan bahwa kinerja guru yang diamati oleh observer pada siklus I pertemuan I. Terdapat 3 item mendapat skor 2, 12 item mendapat skor 3, 9 item mendapat skor 4. Dapat di ketahui skor yang diperoleh pada siklus I pertemuan I sebesar 78 yang termasuk dalam kategori Baik. Selanjutnya untuk hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dapat diketahui pada tabel 4.2 Berikut ini Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I Skor Hasil Pengamatan Observer Jumlah skor Total Skor 79 Tabel 4.2 Mendeskripsikan bahwa aktivitas belajar siswa yang diamati oleh observer pada siklus I pertemuan I. Terdapat 2 item mendapat skor 2, 13 item mendapat skor 3, 9 item mendapat skor 4. Dapat di ketahui skor yang diperoleh pada siklus I pertemuan I sebesar 79 yang termasuk dalam kategori sangat baik.
4 56 Ketika kegiatan pembelajaran berlangsung pada kegiatan pembukaan penyampaian tujuan pembelajaran kurang jelas, dan pada saat penyampaian tujuan pembelajaran ini masih ada siswa yang bercanda dengan teman sebangku. Pada kegiatan inti guru kurang membimbing kelompok dalam berdiskusi, sehingga terkadang siswa masih kebingungan kegiatan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Pada kegiatan penutup guru tidak menuliskan kesimpulan pembelajaran di papan tulis dan kurang melibatkan siswa dalam penarikan kesimpulan. Sedangkan hasil dari lembar pengamatan siswa yaitu ketika kegiatan diskusi ada beberapa siswa yang saling mengejek dan sedikit membuat gaduh di dalam kelas, pada saat kegiatan bertamu beberapa kelompok mengalami kebingungan, karena guru kurang membimbing siswa sedangkan pada saat presentasi hampir semua kelompok masih merasa malu-malu untuk tampil di depan menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Pelaksanaan siklus I pertemuan I ini pada pelaksanaan guru masih kurang dalam mengendalikan siswa, dan siswa kurang percaya diri tampil di depan kelas. Banyak siswa menyampaikan hasil diskusinya dengan suara pelan, dan masih ragu-ragu akibatnya tidak terdengar seluruh kelas. Ketika kelompok berpresentasi kelompok yang lain tidak menyimak dengan serius, masih ada beberapa siswa bercanda dengan teman sekelompoknya. Tetapi siswa sudah terlibat aktif dalam pembelajaran, saat berdiskusi siswa sudah saling membatu satu sama lainnya. b. Pelaksanaan dan Observasi Siklus I Pertemuan II Pelaksanaan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu 2 April 2014 pada jam pelajaran ke 4 sampai 5. Pada kegiatan pembukaan mempersiapkan ruang kelas, memeriksa kesiapan dan kerapian siswa. setelah itu guru membunyikan gendang kemudian mengajukan pertanyaan mengapa kaleng yang dipukul selaputnya bisa bergetar dan suara kaleng sampai terdengar ke telinga kita? Dengan kegiatan tersebut guru memberikan motivasi kepada siswa. setelah kegiatan motivasi guru menyampaikan indikator, tujuan kegiatan yang akan dilakukan.
5 57 Memasuki kegiatan inti siswa kembali berdasarkan kelompoknya yang kemarin sudah dibagi. Setelah itu perwakilan kelompok maju ke depan untuk mengambil alat dan lembar kerja kelompok. Siswa diminta untuk berdiskusi menyelesaikan tugas kelompok dengan memanfaatkan alat peraga yang sudah didapatkan. Setelah kegiatan berdiskusi selesai masing-masing kelompok mengirimkan 2 anggotanya untuk bertamu ke kelompok lain, sedangkan anggota kelompok yang tinggal dalam kelompok bertugas menjelaskan hasil diskusi kelompoknya ke tamu yang datang. Setelah kegiatan bertamu selesai tamu mohon diri dan kembali kelompoknya untuk mencocokkan hasil bertamu dari kelompok lain, kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Setiap kelompok yang sudah selesai berpresentasi mendapatkan penghargaan berupa tepuk tangan dari kelompok lain dan pujian atas kerja kelompok yang telah dilakukan. Kemudian siswa bersama guru bertanya jawab untuk meluruskan kesalahpahaman. Pada kegiatan penutup siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran. Setelah penarikan kesimpulan bersama siswa. Guru bersama siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Setelah itu merefleksikan pembelajaran guru menyampaikan rencana tindakan pada pertemuan berikutnya. Hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran menggunakan cooperative learning tipe two stay two stray dikukur menggunakan lembar observasi. Dari hasil observasi dapat diketahui pada bagian mana yang masih kurang selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan II dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II Skor Hasil Pengamatan Observer Jumlah skor Total Skor 89 Tabel 4.3 Mendeskripsikan bahwa kinerja guru yang diamati oleh observer pada siklus I pertemuan II. Terdapat 7 item mendapat skor 3, 17 item mendapat skor 4.
6 58 Dapat di ketahui skor yang diperoleh pada siklus I pertemuan I sebesar 89 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dapat diketahui pada tabel 4.4 Berikut ini Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I Skor Hasil Pengamatan Observer Jumlah skor Total Skor 89 Tabel 4.4 Mendeskripsikan bahwa aktivitas belajar siswa yang diamati oleh observer pada siklus I pertemuan I. Terdapat 7 item mendapat skor 3, 17 item mendapat skor 4. Dapat di ketahui skor yang diperoleh pada siklus I pertemuan II sebesar 89 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Pada siklus I pertemuan II ini pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan sesuai rencana. Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas. Pada kegiatan inti guru sudah membimbing setiap kelompok dengan lebih serius, dan saat memberikan kesimpulan sudah menuliskan di papan tulis dan melibatkan siswa dalam perumusan kesimpulan. Pada pertemuan II ini siswa juga sudah mulai terbiasa dengan kegiatan pembelajaran menggunakan cooperative learning tipe two stay two stray. Setiap anggota kelompok juga sudah mengetahui dan mengerjakan tugasnya dengan baik. Pada kegiatan presentasi beberapa siswa juga sudah mulai timbul rasa percaya diri, meskipun ada beberapa yang masih kurang percaya diri. c. Pelaksanaan dan Observasi Siklus I Pertemuan III Pada pertemuan III ini dilaksanakan pada hari Sabtu 5 April 2014 jam pelajaran ke 1 sampai 2. Pada kegiatan pembukaan guru mempersiapkan kondisi kelas yang nyaman untuk belajar, kemudian memeriksa kesiapan siswa dan kerapian berpakaian siswa. setelah itu siswa mendengarkan penyampaian kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti guru bersama siswa mengulas kembali materi pembelajaran pada pertemuan I dan II. Setelah kegiatan pengulasan selesai guru
7 59 bersama siswa melakukan tanya jawab materi yang belum di pahami. Pada kegiatan penutup guru memberikan soal evaluasi berupa 31 butir soal pilihan ganda dan, angket yang berisi 21 butir pernyataan. Pada kegiatan evaluasi inilah yang nantinya data digunakan sebagai data siklus I Pada pertemuan III ini tidak melakukan kegiatan observasi aktivitas belajar siswa maupun kinerja guru, karena pada kegiatan pembelajaran pertemuan III ini tidak tidak semua tahapan cooperative learning tipe two stay two stray dilakukan. Pertemuan III ini hanya mengulas materi pada pertemuan I dan II. Setelah pengulasan materi melakukan kegiatan evaluasi Hasil Siklus I Hasil tindakan siklus I diperoleh dari hasil observasi, dan hasil tes instrumen. Hasil observasi menilai kinerja guru, dan aktivitas belajar siswa. sedangkan hasil tes instrumen menilai sikap siswa terhadap pelajaran IPA, dan hasil belajar pelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Delik Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Belajar Siswa Hasil observasi kinerja guru dan aktivitas belajar siswa. Diperoleh dari hasil observasi pada pertemuan I, dan pertemuan II. Berikut ini adalah hasil observasi kinerja guru pada siklus I: Tabel 4.5 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan ke Skor total Kategori I 78 Baik II 89 Sangat baik Berdasarkan tabel 4.5 Hasil observasi kinerja guru pada pertemuan I mendapatkan skor 78 dengan kategori baik. Hasil tersebut meningkat pada pertemuan II yakni dengan skor 89 dengan kategori sangat baik. Sedangkan hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada berikut: Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan ke Skor total Kategori I 79 Sangat baik II 89 Sangat baik Berdasarkan tabel 4.6 Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan I mendapatkan skor 79 dengan kategori sangat baik. Hasil tersebut meningkat pada
8 60 skor totalnya saja sedangkan pada kategori tetap sama yakni dengan skor total 89 tetap berada pada kategori sangat baik. 2. Hasil Angket Sikap Siswa Terhadap Pelajaran IPA Hasil pengambilan data pada siklus I untuk sikap siswa terhadap pelajaran dapat dilihat diagram lingkaran berikut ini: Sangat Positif Positif Negatif Sangat Negatif 0% 24% 19% 57% Gambar 4.1 Persentase Sikap Siswa terhadap pelajaran IPA Siklus I Dari diagram tersebut dapat diketahui 24% siswa berada pada posisi negatif, 0% berada pada posisi sangat negatif, 19% berada pada posisi sangat positif dan 57% berada pada posisi positif. Dari hasil siklus I ini telah terjadi peningkatan sikap siswa terhadap pelajaran IPA jika dibandingkan dengan data pra siklus. 3. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I terdapat 15 siswa mencapai ketuntasan dan 6 siswa tidak tuntas. Hasil belajar siswa pada siklus I lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
9 61 Tabel 4.7 Ketuntasan Belajar Siklus I Siswa Kelas IV SDN Delik 2 Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 Ketuntasan Keterangan Jumlah Persentase Tuntas % Tidak Tuntas < % Jumlah % Rata-rata 67 Std. Deviasi Min 38 Max 93 Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa perolehan nilai siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai telah mencapai KKM sebanyak 15 siswa dengan persentase 71% sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 6 siswa dengan persentase 29%, dengan rata-rata 67 dan standar deviasi 15,23, nilai terendah atau minimum 38 sedangkan nilai tertinggi atau maksimum 93. Berdasarkan nilai ketuntasan hasil belajar siswa pada tabel 4.7 dapat digambarkan dalam grafik lingkaran sebagai berikut: Tuntas Tidak tuntas 29% 71% Gambar 4.2 Persentase Hasil Belajar Siklus I Dari gambar 4.2 terlihat 71% siswa mencapai ketuntasan, sedangkan 29% siswa tidak mengalami ketuntasan.
10 Refleksi Siklus I Setelah dilakukan tindakan pada siklus I sudah terlihat dampak bagi siswa. Dampak yang terjadi pada siswa ketika pembelajaran berlangsung siswa dapat mengikuti dengan baik, tidak ada siswa yang bercanda dengan temannya terutama pada pertemuan II, tidak ada siswa yang menggambar di buku catatan, tidak ada siswa yang saling mengejek ketika pembelajaran berlangsung, siswa mematuhi perintah guru. Ketika kegiatan berkelompok tidak ada siswa mendominasi dalam kerja kelompok. Semua siswa bekerja sama dengan baik, siswa sudah menjalankan tugas sesuai tugas yang telah dibagikan pada masing-masing anggota kelompok. Sehingga kegiatan pembelajaran berjalan efektif. Meskipun pada pertemuan pertama masih ada kendala seperti ada siswa yang saling mengejek yang membuat kelas gaduh, kemudian beberapa siswa masih kebingungan melaksanakan tugas yang didapatkan. Ketika guru menyampaikan tujuan pembelajaran kurang jelas. Ketika kegiatan bertamu siswa belum bisa menyimak penjelasan dari kelompok lain dengan baik, dan tidak mencatat hal-hal penting yang disampaikan kelompok lain. Ketika kelompok berpresentasi di depan kelas beberapa kelompok di belakang belum menyimak dengan baik beberapa siswa terkadang asyik bercanda dengan teman sekelompoknya, dan kelompok yang berpresentasi kurang percaya diri dan masih ragu-ragu menyampaikan hasil diskusinya. Dalam kegiatan presentasi siklus I ini belum ada kelompok yang berani mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang berpresentasi di depan kelas. Kegiatan penutup pada penarikan kesimpulan pembelajaran guru kurang melibatkan siswa, dan tidak menuliskan di papan tulis. Namun pada pertemuan kedua sudah tidak ada kendala lagi, kendala yang terjadi di pertemuan pertama sudah bisa diatasi guru dengan baik ketika pertemuan kedua. Berikut ini adalah tabel perbandingan hasil angket sikap siswa terhadap pelajaran IPA pada pra siklus dengan siklus I
11 63 Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Angket Sikap Siswa pada Pra Siklus dengan Siklus I Kriteria Pra siklus Siklus I Jumlah % Jumlah % Sangat positif 1 5% 4 19% Positif 6 29% 12 57% Negatif 12 57% 5 24% Sangat negatif 2 9% 0 0% Jumlah % % Kesimpulan - Belum berhasil Dari tabel 4.8 Terlihat adanya peningkatan sikap siswa ke arah positif. Ketika pra siklus siswa yang berada pada kategori sikap sangat positif sebesar 5 %, ketika siklus I meningkat menjadi 19%. Siswa pada kategori positif ketika pra siklus sebesar 29% menjadi 57% atau 12 siswa pada siklus I. Siswa pada kategori negatif menurun ketika pra siklus sebesar 57% menurun menjadi 24% pada siklus I. Pada kategori sangat negatif juga menurun dari 9% menjadi 0%. Berdasarkan tabel 4.8 Jika disajikan dalam diagram batang akan terlihat sebagai berikut Pra siklus 2 4 Siklus I 5 0 Sangat Positif Positif Negatif Sangat Negatif Gambar 4.3 Perbandingan Hasil Angket Sikap Siswa pada Pra Siklus dengan Siklus I Berdasarkan gambar 4.3 Terlihat adanya peningkatan sikap siswa ke arah positif. Pada pra siklus ada 1 siswa yang berada di kategori sangat positif meningkat menjadi 4 siswa pada siklus I. Kategori positif pada pra siklus ada 6 siswa meningkat menjadi 12 siswa. pada kategori negatif terjadi penurunan.
12 64 Ketika pra siklus ada 12 siswa berada di kategori negatif menjadi 5 siswa yang berada pada kategori negatif. Hasil menurun juga terjadi pada kategori sangat negatif pada pra siklus ada 2 siswa yang berada pada kategori sangat negatif pada siklus I tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat negatif. Meskipun hasil pada siklus I sudah meningkat tetapi belum bisa dikatakan berhasil karena jumlah siswa yang berada pada kategori sangat positif dan positif belum mencapai 80% lebih. Pada siklus I ini hanya berjumlah 76%. Dengan kata lain peningkatan sikap positif terhadap pelajaran IPA belum berhasil pada siklus I. Hasil peningkatan juga dialami pada hasil belajar siswa. Perbandingan ketuntasan siswa kelas IV pada saat pra siklus, dengan siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.9 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar pada Pra Siklus dengan Siklus I Kriteria Pra Siklus Siklus I Jumlah % Jumlah % Tuntas 8 38% 15% 71% Tidak tuntas 13 62% 6% 29% Kesimpulan - Belum berhasil Dari tabel 4.9 Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan. terbukti ketika sebelum dilakukan tindakan hanya 8 siswa saja yang tuntas dari 21 siswa dengan persentase 38%, sedangkan pada siklus I, 15 siswa mencapai ketuntasan dengan persentase 71% Dari tabel 4.9 Dapat dibuat diagram sebagai berikut:
13 Pra Siklus Siklus I Tuntas Tidak tuntas Gambar 4.4 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar pada Pra Siklus dengan Siklus I Dari gambar 4.4 Terlihat dari kondisi pra siklus sampai siklus I mengalami peningkatan. Ketika pra siklus ada 8 siswa mencapai ketuntasan sedangkan 13 siswa tidak mencapai ketuntasan. Setelah dilaksanakan siklus I ada 15 siswa yang mencapai ketuntasan, sedangkan 6 siswa lainnya belum mencapai ketuntasan. Meskipun hasil belajar siswa mengalami kenaikan tetapi belum memenuhi kriteria yakni 80% lebih siswa mencapai ketuntasan. Dengan kata lain pada siklus I ini belum berhasil karena baru ada 71% siswa yang mencapai ketuntasan. Berdasarkan hasil siklus I, baik pada hasil sikap positif maupun pada hasil belajar keduanya belum bisa dikatakan berhasil karena hasil sikap siswa belum mencapai 80% siswa berada pada kategori sikap sangat positif, dan sikap positif. Begitu pula dengan hasil belajar siswa belum ada 80% lebih siswa mencapai ketuntasan. Oleh karena itu maka diperlukan adanya siklus II Pelaksanaan Siklus II Perencanaan Siklus II Adapun sebelum pelaksanaan siklus II peneliti bersama guru kelas melakukan diskusi untuk membahas pelaksanaan siklus II, seperti penentuan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta waktu pelaksanaan. Rencana pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan atau 6x35
14 66 menit. Dari hasil diskusi bersama guru kelas IV. Didapatkanlah standar kompetensi 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kompetensi dasar 8.2. Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaan. Di mana materi tersebut merupakan materi selanjutnya dari siklus I. Pada pertemuan pertama mengulas satu indikator yakni menjelaskan berbagai energi alternatif. Begitu juga dengan pertemuan II juga membahas satu indikator yakni menjelaskan penggunaan berbagai energi alternatif. Pada pertemuan ketiga mengulas materi pada perempuan I dan II kemudian melaksanakan tes evaluasi. Alat peraga yang dibutuhkan pada siklus II ini seperti beberapa gambar penggunaan energi alternatif. Kemudian peneliti menyusun RPP berdasarkan hasil diskusi yang telah dilaksanakan bersama guru kelas IV. Selain menyusun RPP juga mempersiapkan, lembar kerja kelompok, dan alat peraga yang dibutuhkan Pelaksanaan dan Observasi Siklus II a. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan I Pelaksanaan siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis 17 April 2014 pada jam pelajaran ke 1 sampai 2. Sebelum kegiatan pembelajaran guru bersama siswa menyiapkan ruang kelas, seperti merapikan barisan meja siswa, kemudian memeriksa kesiapan siswa, memeriksa kerapian berpakaian siswa. Kemudian guru menceritakan mengenai pentingnya energi alternatif guru memberikan motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah memberikan motivasi guru menyampaikan indikator, tujuan pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah kegiatan pembukaan selesai selanjutnya menuju ke kegiatan ini. Pada kegiatan inti diawali dengan menyimak penjelasan materi pokok kemudian siswa berkumpul berdasarkan kelompok seperti siklus I. Kemudian guru membagikan lebar kegiatan kelompok pada setiap kelompok, kemudian siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk memunculkan ide baru dan menyelesaikan tugas kelompok. Setelah seluruh kelompok selesai berdiskusi 2 anggota kelompok yang bertamu ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi hasil diskusi kelompok lain.
15 67 Sementara itu anggota kelompok yang tinggal dalam kelompok bertugas menjelaskan hasil diskusi kelompoknya ke tamu yang datang. Setelah kegiatan beratmu selesai tamu mohon diri dan kembali kelompoknya masing-masing untuk mencocokkan hasil bertamu. Kemudian mempresentasikan hasilnya setiap kelompok maju satu per satu. Setiap kelompok yang selesai mempresentasikan hasil kelompoknya mendapatkan pujian dari guru dan tepuk tangan dari kelompok lain atas kerja kelompok yang telah diselesaikannya. Setelah kegiatan inti selesai selanjutnya masuk kegiatan penutup. Pada kegiatan penutup guru dengan melibatkan siswa menyimpulkan materi pembelajaran dengan menulis di papan tulis. Kemudian guru bersama siswa merefleksikan pembelajaran yang telah dilakukan, setelah kegiatan refleksi guru menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya pada pertemuan II. Hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran menggunakan cooperative learning tipe two stay two stray dikukur menggunakan lembar observasi. Dari hasil observasi dapat diketahui pada bagian mana yang masih kurang selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan I dapat dilihat pada tabel Tabel 4.10 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I Skor Hasil Pengamatan Observer Jumlah skor Total Skor 93 Tabel 4.10 Mendeskripsikan bahwa kinerja guru yang diamati oleh observer pada siklus I pertemuan I. Terdapat 3 item mendapat skor 3, 21 item mendapat skor 4. Dapat di ketahui skor yang diperoleh pada siklus II pertemuan I sebesar 93 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dapat diketahui pada tabel 4.11 Berikut ini:
16 68 Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I Skor Hasil Pengamatan Observer Jumlah skor Total Skor 94 Tabel 4.11 Mendeskripsikan bahwa aktivitas belajar siswa yang diamati oleh observer pada siklus II pertemuan I. 2 item mendapat skor 3, 22 item mendapat skor 4. Dapat di ketahui skor yang diperoleh pada siklus II pertemuan I sebesar 94 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui secara umum pembelajaran sudah terlaksana sangat baik. Kegiatan pembukaan guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik dan jelas. Pada saat kegiatan inti guru sudah membimbing siswa dalam setiap kelompok dengan lebih baik, sedangkan untuk kegiatan penutup penarikan kesimpulan materi pembelajaran sudah melibatkan siswa dan menuliskan kesimpulan di papan tulis. Sedangkan hasil dari lembar pengamatan siswa yaitu ketika kegiatan diskusi sudah berjalan dengan baik, seluruh siswa tidak lagi saling mengejek, ataupun mengganggu satu sama lain, saat berdiskusi mereka lebih serius dan saling bekerja sama, saling membantu satu sama lainnya. Ketika kegiatan bertamu siswa juga sudah paham kegiatan yang harus dilakukan karena sudah terbiasa dengan cooperative learning tipe two stay two stray. Pada kegiatan presentasi juga mulai tumbuh rasa percaya diri siswa, saat akan maju presentasi tidak perlu lagi ditunjuk mereka sudah inisiatif maju ke depan, dan ketika proses penyampaian hasil diskusinya dengan suara yang keras. Dari observasi yang dilakukan terlihat guru sudah mampu mengendalikan siswa, dan rasa percaya diri siswa mulai tumbuh dengan tampil di depan kelas, banyak siswa yang menyampaikan hasil diskusinya dengan lebih jelas. Siswa sudah terlibat aktif dalam proses pembelajaran dari kegiatan pembukaan sampai kegiatan penutup.
17 69 b. Pelaksanaan Siklus II pertemuan II Pelaksanaan siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu 19 April 2014 pada jam pelajaran 1 sampai 2. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai terlebih dahulu menyiapkan ruang kelas, kemudian memeriksa kesiapan, dan kerapian berpakaian siswa. kemudian siswa mendengarkan penyampaian indikator, tujuan, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah kegiatan pembukaan selesai selanjutnya masuk ke kegiatan inti. Pada awal kegiatan inti guru menjelaskan materi pokok mengenai penggunaan energi alternatif. Kemudian siswa berkumpul berdasarkan kelompoknya dan perwakilan siswa mengambil lembar kerja kelompok untuk selanjutnya didiskusikan bersama kelompoknya. Setelah kegiatan berdiskusi selesai setiap kelompok mengirimkan 2 anggota kelompoknya untuk mengirimkan sebagai tamu. 2 anggota masingmasing kelompok bertamu ke kelompok lain untuk mendapatkan hasil diskusi kelompok lain. 2 anggota kelompok yang tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil diskusinya ke tamu yang datang. Setelah kegiatan bertamu selesai tamu mohon diri dan mencocokkan hasil beramu di kelompoknya. Setelah pencocokan selesai, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Setiap kelompok yang selesai mempresentasikan mendapatkan pujian dari guru dan tepuk tangan dari kelompok lain. Setelah kegiatan presentasi selesai siswa bertanya jawab bersama guru untuk meluruskan kesalahpahaman materi. Dengan ini maka kegiatan inti selesai untuk selanjutnya menginjak ke kegiatan penutup. Pada kegiatan penutup diawali dengan menyimpulkan materi pembelajaran bersama siswa dengan menuliskan di papan tulis, kemudian merefleksikan bersama kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan setelah itu guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran menggunakan cooperative learning tipe two stay two stray dikukur menggunakan lembar observasi. Dari hasil observasi dapat diketahui pada bagian mana yang masih kurang selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan II dapat dilihat pada tabel 4.12
18 70 Tabel 4.12 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II Skor Hasil Pengamatan Observer Jumlah skor Total Skor 93 Tabel 4.12 Mendeskripsikan bahwa kinerja guru yang diamati oleh observer pada siklus I pertemuan I. Terdapat 3 item mendapat skor 3, 21 item mendapat skor 4. Dapat di ketahui skor yang diperoleh pada siklus II pertemuan II sebesar 93 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dapat diketahui pada tabel 4.13 Berikut ini. Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II Skor Hasil Pengamatan Observer Jumlah skor Total Skor 94 Tabel 4.13 Mendeskripsikan bahwa aktivitas belajar siswa yang diamati oleh observer pada siklus II pertemuan II. 2 item mendapat skor 3, 22 item mendapat skor 4. Dapat di ketahui skor yang diperoleh pada siklus II pertemuan II sebesar 94 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Pada pelaksanaan siklus II pertemuan II ini perubahan pada siswa sudah nampak semakin jelas terutama saat kegiatan berdiskusi semua siswa sudah aktif berdiskusi dengan kelompoknya, mereka (siswa) sudah saling bekerja sama dengan baik, dan menjalankan tugasnya dengan benar. Semua siswa sudah mengetahui tugasnya sehingga tidak mengalami kebingungan lagi ketika pembelajaran berlangsung. Ketika kegiatan berpresentasi tidak terlihat malu-malu lagi siswa dengan percaya diri berani tampil di depan kelas tanpa di panggil. Siswa dengan inisiatifnya sendiri justru ingin presentasi pertama kali. Ketika berpresentasi siswa. kinerja guru juga sudah semakin baik kendala yang terjadi pada siklus I sudah teratasi pada siklus II ini.
19 71 c. Pelaksanaan Siklus II pertemuan III Pada pertemuan III ini dilaksanakan pada hari Sabtu 19 April Pada jam pelajaran ke 3 sampai 4. Pada kegiatan pembukaan guru mempersiapkan kondisi kelas yang nyaman untuk belajar, kemudian memeriksa kesiapan siswa dan kerapian berpakaian siswa. setelah itu siswa mendengarkan penyampaian kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti guru bersama siswa mengulas kembali materi pembelajaran pada pertemuan I dan II mengenai energi alternatif. Setelah kegiatan pengulasan selesai guru bersama siswa melakukan tanya jawab materi yang belum di pahami. Pada kegiatan penutup guru memberikan soal evaluasi. Pada kegiatan evaluasi inilah yang nantinya data digunakan sebagai data siklus II Hasil Siklus II 1. Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Belajar Siswa instrumen. Hasil tindakan siklus II diperoleh dari hasil observasi, dan hasil tes Hasil observasi menilai kinerja guru, dan aktivitas belajar siswa. sedangkan hasil tes instrumen menilai sikap siswa terhadap pelajaran IPA, dan hasil belajar pelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Delik 2. Hasil observasi kinerja guru dan aktivitas belajar siswa. Diperoleh dari hasil observasi pada pertemuan I, dan pertemuan II. Berikut ini adalah hasil observasi kinerja guru pada siklus II: Tabel 4.14 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan ke Skor total Kategori I 93 Sangat baik II 93 Sangat baik Berdasarkan tabel 4.14 Hasil observasi kinerja guru pada pertemuan I mendapatkan skor 93 dengan kategori sangat baik. Hasil tersebut tidak mengalami penurunan maupun kenaikan pada pertemuan II yakni dengan skor 93 dengan kategori sangat baik. Sedangkan hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada berikut:
20 72 Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan ke Skor total Kategori I 94 Sangat baik II 94 Sangat baik Berdasarkan tabel 4.15 Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan I mendapatkan skor 94 dengan kategori sangat baik. Hasil tersebut tidak berubah pada pertemuan II yakni dengan skor total 94, kategori sangat baik. 2. Hasil Angket Sikap Siswa Terhadap Pelajaran IPA Hasil pengambilan data pada siklus II untuk sikap siswa terhadap pelajaran IPA dapat dilihat melalui diagram lingkaran berikut ini Sangat Positif Positif Negatif Sangat Negatif 0% 0% 29% 71% Gambar 4.5 Persentase Sikap Siswa Terhadap Pelajaran IPA Dari diagram tersebut dapat diketahui 0% siswa berada pada posisi negatif, 0% berada pada posisi sangat negatif, 29% berada pada posisi sangat positif dan 71% berada pada posisi positif. Dari hasil siklus I ini telah terjadi peningkatan sikap siswa terhadap pelajaran IPA jika dibandingkan dengan data siklus I 3. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II hasil belajar yang diperoleh mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari hasil nilai siklus I dengan hasil pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus I dari 21 siswa yang mencapai KKM terdapat 15 siswa tuntas dan 6 siswa tidak tuntas. Sedangkan
21 73 setelah siklus II terdapat 18 siswa mencapai ketuntasan dan 3 siswa tidak tuntas. Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.16 Ketuntasan Belajar Siklus II Siswa Kelas IV SDN Delik 2 Semester II tahun ajaran 2013/2014 Ketuntasan Keterangan Jumlah Persentase Tuntas % Tidak Tuntas < % Jumlah % Rata-rata 77,71 Std.Deviasi 13,01 Min 53 Max 100 Dari tabel 4.16 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa yang dicapai nilai siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai nilai KKM ke atas sebanyak 18 siswa dengan persentase 86% sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 3 siswa dengan persentase 14%, dengan rata-rata 77,71 dan standar deviasi 13,01 nilai terendah atau minimum 33 sedangkan nilai tertinggi atau maksimum 100 berdasarkan nilai ketuntasan hasil belajar siswa pada tabel 4.16 dapat digambarkan dalam grafik lingkaran sebagai berikut: Tuntas Tidak tuntas 14% 86% Gambar 4.6 Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II Pada gambar 4.6. tersebut diketahui persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 86%, sedangkan siswa tidak tuntas sebesar 14%.
22 Refleksi Siklus II Setelah dilakukan tindakan pada siklus II dampak bagi siswa semakin jelas adanya perubahan. Pada pertemuan pertama maupun kedua tidak ada kendala yang dialami baik guru maupun siswa. Ketika pelajaran IPA berlangsung siswa dapat mengikuti dengan baik, siswa serius memperhatikan penjelasan guru. Ketika guru membagikan lembar kerja siswa dengan tertib mengambil sesuai kelompok yang guru panggil. Ketika kegiatan berdiskusi berlangsung siswa aktif mengungkapkan pendapatnya, dan mengerjakan tugasnya dengan baik. Siswa mengetahui tugasnya dalam kelompok sehingga tidak ada siswa yang mendominasi dalam bekerja kelompok. Ketika kegiatan bertamu siswa menyimak penjelasan dari kelompok lain, dan mencatat hal-hal penting yang di jelaskan oleh kelompok lain. Perubahan juga nampak pada kegiatan berpresentasi. Ketika berpresentasi banyak kelompok yang saling berebut angkat tangan untuk di tunjuk mempresentasikan pertama kali. Ketika berpresentasi kelompok yang di belakang serius memperhatikan presentasi dari kelompok lain dan sudah berani mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang sedang presentasi. Hal ini berbeda ketika siklus I untuk berpresentasi, kelompok harus di tunjuk berulang kali, dan belum da kelompok yang berani mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang sedang presentasi. Pada penarikan kesimpulan siswa berperan aktif memberikan kesimpulan materi pembelajaran, dan guru sudah menuliskan hasil kesimpulan di depan di papan tulis. Berikut ini adalah tabel perbandingan hasil angket sikap siswa terhadap pelajaran IPA pada siklus I dengan siklus II Tabel 4.17 Perbandingan Hasil Angket Sikap Siswa pada Siklus I dengan Siklus II Kriteria Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Sangat positif 4 19% 6 29% Positif 12 57% 15 71% Negatif 5 24% 0 0 Sangat negatif Jumlah % % Kesimpulan Belum berhasil Berhasil
23 75 Dari tabel 4.17 Terlihat adanya peningkatan sikap siswa ke arah positif. Ketika siklus I siswa yang berada pada kategori sikap sangat positif sebesar 19 %, ketika siklus II meningkat menjadi 29%. Siswa pada kategori positif ketika siklus I sebesar 57% meningkat menjadi 71% pada siklus II. Siswa pada kategori negatif menurun ketika siklus I sebesar 24% menurun menjadi 0% pada siklus II. Pada kategori sangat negatif tidak ada perubahan yakni 0% siswa baik pada siklus I maupun siklus II. Berdasarkan tabel 4.17 Jika disajikan dalam diagram batang akan terlihat sebagai berikut Siklus I Siklus II Sangat Positif Positif Negatif Sangat Negatif Gambar 4.7 Perbandingan Hasil Angket Sikap Siswa pada Siklus I dengan Siklus I Berdasarkan gambar 4.7 Terlihat adanya peningkatan sikap siswa ke arah positif. Pada siklus I ada 4 siswa yang berada di kategori sangat positif meningkat menjadi 6 siswa pada siklus II. Kategori positif pada siklus I ada 12 siswa meningkat menjadi 15 siswa. pada kategori negatif terjadi penurunan. Ketika siklus I ada 5 siswa berada di kategori negatif menjadi 0 siswa yang berada pada kategori negatif. Pada kategori sangat negatif tidak terjadi perubahan yakni tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat negatif baik pada siklus I maupun siklus II. Jumlah siswa berada pada kategori sikap sangat positif dan positif berjumlah 100% dengan kata lain peningkatan sikap positif siswa berhasil karena
24 76 jumlah siswa yang berada pada kategori sangat positif dan positif sudah mencapai 80% lebih. Hasil peningkatan juga dialami pada hasil belajar siswa. Perbandingan ketuntasan siswa kelas IV pada siklus I, dengan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.18 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I dengan Siklus II Kriteria Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Tuntas 15 71% 18 86% Tidak tuntas 6 29% 3 14% Kesimpulan Belum berhasil Berhasil Dari tabel 4.18 Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan. terbukti ketika siklus I hanya 15 siswa saja yang tuntas dari 21 siswa dengan persentase 71%, sedangkan pada siklus II, 18 siswa mencapai ketuntasan dengan persentase 86%. Dari tabel 4.18 Dapat dibuat diagram sebagai berikut: Siklus I 6 18 Siklus II 3 Tuntas Tidak tuntas Gambar 4.8 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar pada Pra Siklus dengan Siklus I Dari gambar 4.8 Terlihat dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Ketika siklus I ada 15 siswa mencapai ketuntasan sedangkan 6 siswa tidak mencapai ketuntasan. Setelah dilaksanakan siklus I ada 18 siswa yang
25 77 mencapai ketuntasan, sedangkan 3 siswa lainnya belum mencapai ketuntasan. Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan lebih dari 80% yakni 86% siswa mencapai ketuntasan dengan kata lain pada siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil siklus II baik pada peningkatan sikap positif maupun peningkatan hasil belajar, keduanya bisa dikatakan berhasil karena hasil sikap positif siswa telah mencapai lebih dari 80% siswa yang berada pada kategori sikap sangat positif, dan positif, yakni 29% siswa berdada pada kategori sangat positif sedangkan 71% berada pada kategori positif. Jika dijumlahkan keduanya menjadi 100%. Begitu juga dengan hasil belajar, ketuntasan siswa telah mencapai lebih dari 80% yakni 86% siswa tuntas Pembahasan Berdasarkan hasil paparan tersebut terlihat ada peningkatan sikap positif dan hasil belajar setelah menggunakan cooperative learning tipe two stay two stray. Peningkatan sikap positif, dan hasil belajar yang dialami siswa, serta maksimalnya kinerja guru dalam pembelajaran dapat tercapai, tergantung bagaimana proses pembelajaran berlangsung. Sikap siswa terhadap pelajaran dapat juga mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Eko Putro (2012:238) Sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran mempunyai peran cukup dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal senada juga di ungkapkan oleh Stiggins dalam Eko Putro (2012:238) Stiggins (1994:306) menyatakan bahwa siswa yang memiliki sikap positif dan motivasi memiliki peluang yang lebih untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik, dari pada siswa yang memiliki sikap yang negatif. Sebelum tindakan terlihat bahwa pembelajaran yang berlangsung belum melibatkan siswa secara aktif, siswa hanya diberi pengetahuan saja tanpa diberikan kesempatan untuk bereksplorasi. Sehingga kegiatan siswa yang dilakukan hanya duduk, diam, dengar, catat, dan hafal. Tidak hanya itu saja terkadang siswa juga melakukan kegiatan yang mengganggu proses pembelajaran seperti mengobrol dengan teman, menggoda teman sebangku pada akhirnya membuat suasana kelas tidak kondusif. Sehingga
26 78 berdampak terhadap sikap siswa terhadap pelajaran IPA yang negatif, dan rendahnya hasil belajar pelajaran IPA. Upaya perbaikan dalam pembelajaran dilakukan agar siswa dapat bersikap positif terhadap pelajaran IPA dan hasil belajar IPA dapat mencapai KKM. Pembelajaran yang dimaksud adalah sesuai dengan pendapat Gagne dalam Miftahul Huda (2013;3) Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses modifikasi dalam kapasitas manusia yang bisa dipertahankan dan ditingkatkan levelnya (Gagne, 1977). Upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan coopeartive learning tipe two stay two stray. Setelah menggunakan coopeartive learning tipe two stay two stray. Sikap dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus ke siklus I, dan siklus I ke siklus II. Di mana pada siklus II telah mencapai keberhasilan secara klasikal yaitu 100% siswa berada pada kategori sikap positif, dan sangat positif. Sedangkan pada hasil belajar juga sudah mencapai ketuntasan secara klasikal yaitu 86% sehingga dapat dikatakan tuntas. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Triatno (2011:64) dalam Dhimas Lutfi (2008) dalam Vorying (2013), yang menyatakan bahwa pembelajaran dikatakan tuntas jika telah mencapai target ketuntasan belajar 75%. Hasil pembelajaran menggunakan coopeartive learning tipe two stay two stray membuktikan dapat meningkatkan sikap dan hasil belajar pelajaran IPA. Peningkatan sikap dan hasil belajar pada pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.19 Rekapitulasi Peningkatan Sikap Siswa Terhadap Pelajaran IPA Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Kriteria Pra siklus Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah % Sangat positif 1 5% 4 19% 6 29% Positif 6 29% 12 57% 15 71% Negatif 12 57% 5 24% 0 0 Sangat negatif 2 9% Jumlah % % % Kesimpulan - Belum berhasil Berhasil
27 79 Tabel 4.20 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Pelajaran IPA Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah % Tuntas 8 38% 15% 71% 18 86% Tidak tuntas 13 62% 6% 29% 3 14% Kesimpulan - Belum berhasil Berhasil Berdasarkan tabel 4.19 dan 4.20, secara keseluruhan rangkaian penelitian ini membuktikan bahwa menggunakan cooperative learning tipe two stay two stray. Dapat meningkatkan sikap, dan hasil belajar pelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Delik 2 tahun ajaran 2013/2014. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Slavin (1995) dalam Andhika (2008) yang menyatakan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain. Selain itu hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Rendra (2008) yang menyimpulkan Ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray (TSTS) dari pada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Di mana kelas yang menggunakan metode TSTS lebih baik hasil belajarnya daripada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti terdapat beberapa hal yang menyebabkan adanya peningkatan sikap dan hasil belajar pelajaran IPA. Karena dengan menggunakan cooperative learning tipe two stay two stray dapat memberikan daya dan manfaat tersendiri seperti yang pernah di kemukakan oleh Roger Jhonson dari Universitas Minnesota (Johnson dan Johnson, 1974) dalam Miftahul Huda (2013:111) bekerja dalam sebuah kelompok yang terdiri dari tiga atau lebih anggota pada hakikatnya dapat memberikan daya dan manfaat tersendiri. Dalam pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray menggunakan pembagian kelompok secara heterogen. Hal tersebut menyebabkan dalam satu kelompok akan terdiri dari siswa
28 80 yang memiliki kemampuan tinggi sampai siswa yang memiliki kemampuan rendah. Pembagian kelompok secara heterogen memberi dampak pada siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat membantu temannya dalam memahami materi melalui kerja kelompok, dan tidak mendominasi dalam kelompok. Kegiatan berdiskusi dalam kelompok menjadikan siswa berani mengungkapkan pendapatnya, menghargai pendapat teman, terlibat aktif dalam bereksplorasi, terjalin komunikasi yang positif antar siswa, dan saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kelompok. Kemudian kegiatan bertamu dapat membuat siswa saling bertukar informasi, menjalin hubungan interaksi yang positif antar kelompok. Kegiatan mencocokkan menjadikan siswa lebih kritis dalam memperoleh informasi sehingga siswa dapat menyaring informasi mana yang benar dan mana yang salah. Sedangkan pada kegiatan presentasi berdampak pada kepercayaan diri siswa yang meningkat untuk tampil di depan kelas. Hal tersebut juga senada dengan pendapat Miftahul Huda (2013:207) cooperative learning tipe two stay two stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi Proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara tidak langsung memberikan dampak terhadap sikap, dan hasil belajar. Dikarenakan saat pembelajaran siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan rendah. Hal tersebut terjadi karena terjadi pertukaran pengetahuan. Sejalan dengan teori Vygotsky dalam Andhika (2008) yang menjelaskan ada hubungan langsung antara domain kognitif dengan sosial budaya. Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang kelas, sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerja sama antar pelajar lainnya yang mampu di bawah bimbing orang dewasa dalam hal ini guru (Isjoni, 2010:57). Akan tetapi tidak semua pembelajaran berkelompok dapat dianggap cooperative learning karna untuk mencapai hasil yang maksimal dibutuhkan beberapa syarat yang harus di penuhi seperti kerja sama, saling ketergantungan positif, komunikasi antar anggota. Sejalan dengan oleh Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2002:30) tidak semua kerja kelompok bisa dianggap
29 81 cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima model pembelajaran gotong-royong harus diterapkan Saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Berdasarkan perolehan skor sikap, dan nilai hasil belajar yang di dapatkan pada siklus I, dan siklus II membuktikan bahwa pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray. Dapat meningkatkan sikap positif dan hasil belajar pelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Delik 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun ajaran 2013/2014.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam sebuah pembelajaran di sekolah kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok. Peran guru dalam sebuah pembelajaran sangat penting sebagai pengelola
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SD Negeri Delik 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Letak sekolah ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan
Lebih terperinciTingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Darus Salam Kalipang yang berada di Jalan masjid dusun Krikilan desa Kalipang,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini akan dijelaskan berbagai uraian tentang pelaksanaan tindakan siklus 1 dan siklus 2. Analisis data berdasrkan pengamatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Kondisi Pra Siklus Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Jimbaran yang terletak di jalan Mawar 6 Desa Jimbaran Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Deskripsi Siklus 1 4.1.1.1. Perencanaan Tindakan 1 Pada tahapan ini, kegiatan penyusunan rencana pembelajaran dilakukan setelah diperoleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Tambakboyo 02 pada tanggal 5-16 Maret
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan dalam dua siklus dengan tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanan dan observasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di sekolah Dasar Negeri Mangunsari 01 Salatiga yang merupakan salah satu SD dengan subjek penelitian siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus dilakukan 3 kali pertemuan dengan memanfaatkan model pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 06. Alamat Jalan Imam Bonjol 24 Salatiga, Kecamatan Sidorejo
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas pelaksanaan siklus 1 dan pelaksanaan siklus 2. Pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 meliputi perencanaan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum diberikan pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe STAD, langkah awal yang dilakukan adalah menguji instrument yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Diskripsi Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kupen 02 Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung sebelum dilakukan siklus I (prasiklus)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray dalam Mata Pelajaran PKn Organisasi Pemerintahan Pusat 1. Hasil Penelitian Siklus I Siklus
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan PTK, guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau hanya ceramah. Guru cenderung mentransfer
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran
Lebih terperinciA. Pelaksanaan Tindakan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan dijabarkan tentang deskripsi siklus I dan siklus II. 1. Deskripsi Pra Siklus Pada deskripsi pra siklus diuraikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran
BAB V PEMBAHASAN A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Penilaian kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembelajaran Siklus 1 di kelas 4 SD Negeri 3 Paras Kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali terdiri dari 2 kali pertemuan. Namun sebelum dilaksanakannya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
` BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Awal Pra Siklus Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMP Negeri 8 Salatiga pada kelas VIII B Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Kelas yang akan digunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Salatiga 03. Alamat Jalan Margosari No. 03 Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat peneliti uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
49 4.1. Deskripsi Kondisi Awal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 02 Katong semester II Tahun Pelajaran 2012/2013
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri
Lebih terperinciX f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan selama dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Pertemuan 1 dan 2 pada masing-masing siklus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sesuai rancangan penelitian, hasil penelitian dipaparkan dalam dua paparan, yaitu peningkatan hasil belajar siswa dan proses pembelajaran dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Rojoimo. SD Negeri 1 Rojoimo terletak di Desa Mirombo Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo. SD Negeri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, deskripsi siklus II. Deskripsi pra siklus membahas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Candiroto semester II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri Kadirejo 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas V berjumlah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Karangduren 04 sebelum dilaksanakan penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada mata pelajaran matematika materi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali
41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,
Lebih terperinciSkor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan model konvensional. Model konvensional disini berupa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan tentang penerapan strategi pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra siklus Pembelajaran pada kelas IV SD Negeri Rogomulyo 01 Kayen Pati pada kondisi awal sebelum diberi tindakan menggunakan metode pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 GROBOGAN semester II tahun ajaran 2013-2014 pada kompetensi dasar mengenal
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua, masing-masing siklus tiga kali
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I Perencanaan Pada tahap
21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I 4.1.1.1 Perencanaan Pada tahap perencanaan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan diuraikan menjadi tiga sub judul yaitu deskripsi pra siklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal 4.1.1.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Setelah dilakukan uji reliabilitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SDN Plumutan Penelitian ini dilaksanakan di SDN Plumutan Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Polobogo 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang sebelum diadakan penelitian hampir
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian siswa kelas V SDN Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada semester II
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Pajerukan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Pada semester II
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Ada beberapa aspek dalam hasil penelitian yaitu meliputi pelaksanaan tindakan, deskripsi data dan analisis data sebagai berikut : 4.2. Siklus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 2 SD
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan subyek penelitian siswa kelas 4 sebanyak 25 siswa.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Sebelum peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu peneliti melakukan observasi di kelas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan diawali dengan tahap pra siklus. Tahap pra siklus dilaksanakan pada tanggal Senin,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali sebelum diadakan penelitian hampir setengah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Langkah awal dalam penelitian adalah observasi. Proses pembelajaran dikelas guna mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada. Observasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus Berdasarkan hasil observasi hasil belajar siswa di kelas 4 SD N 3 Gedong dengan jumlah siswa 28 anak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pra Siklus (Kondisi Awal) Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Gajahkumpul kelas 5 semester 1 tahun 2013/2014 pada mata
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,
Lebih terperinciBAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Sal atiga
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di M.Ts. Tarbiyatul Islamiyah (Taris) Lengkong yang letaknya di Desa Lengkong, Batangan, Pati, Jawa Tengah. M.Ts. ini berstatus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gedong 01, berada di Dusun Banyudono RT 02 RW 09 Desa Gedong, Kecamatan Bayubiru, Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang telah dilaksanakan pada siklus I sampai dengan siklus II. Setelah penyajian hasil penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wonoyoso, yaitu sebuah Sekolah Dasar di desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten
Lebih terperinci= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Pra Siklus Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal keaktifan belajar dan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan 01 semester II tahun pelajaran 2015/2016, yaitu sebuah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Banioro Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kelas 3 sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran matematika pada pra siklus guru menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana guru
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Ronggolawe Dsn Kembaran, berdiri sejak
Lebih terperinci