DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI A. AC BC. 18 B. Bahan Susun Asphalt Concrete Binder Course (AC-BC) iii

Transkripsi

1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. v DAFTAR GAMBAR. vi DAFTAR LAMPIRAN.. vii INTISARI.. viii ABSTRACT... ix BAB I PENDAHULUAN.. 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penelitian... 2 C. Manfaat Penelitian. 3 D. Hipotesis 3 E. Keaslian Penelitian. 3 F. Batasan Penelitian.. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 A. Beton Aspal 7 B. Karakteristik Campuran Aspal Perkerasan 8 C. Bahan Susun Campuran Aspal Agregat Filler Crumb Rubber Inderect Tensile Strength BAB III LANDASAN TEORI A. AC BC. 18 B. Bahan Susun Asphalt Concrete Binder Course (AC-BC) iii

2 1. Aspal Agregat C. Gradasi Campuran. 22 D. Metode Marshall 23 E. Formula Metode Pengujian Marshall 27 F. Marshall Immersion Test G. Pengujian Inderect Tensile Strength (ITS). 32 BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Bahan Penelitian Ujian Bahan Agregat Ujian Bahan Aspal. 34 B. Peralatan Penelitian 35 C. Lokasi Penelitian 37 D. Pelaksanaan Penelitian E. Perancangan Benda Uji.. 39 F. Pengujian Benda Uji & Pembuatan Aspal Modifikasi G. Pengujian Beda Uji 45 H. Bagan Alir Penelitian. 46 BAB V HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN.. 48 A. Hasil Pengujian Bahan dan Campuran Hasil Pemeriksaan Agregat Hasil Pemeriksaan Aspal Crumb Rubber Hasil Pengujian Penentuan Kadar Aspal Optimum Hasil Pengujian Immersion Marshall test Hasil Pengujian Inderect Tesnile Strength (ITS) 53 B. Pembahasan Campuran AsphaltConcrete Binder Course Pengaruh additive crumb rubber sebagai Modifier Aspal Pada Karakteristik Marshall Pada Campuran AC BC. 55 iv

3 3. Pengaruh Variasi Penggunaan Crumb Rubber terhadap Kadar Aspal Optimum ( KAO ) Variasi Penggunaan Crumb Rubber terhadap Karakteristik Marshall Pada Kadar Aspal Optimum Karakteristik Campuran AC-BC dengan Additive Crumb Rubber Analisis Pengujian Marshall Analisis Pengujian Kuat Tarik Tidak Langsung (ITS) Rasio Kuat Tarik (TSR) Karakteristik Penambahan Crumb Rubber sebagai bahan Tambah (additive) yang Optimal dalam Campuran AC-BC 78 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 80 B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

4 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Sifat-Sifat Campuran Laston (AC) Tabel 3.2 Sifat-Sifat Campuran Laston yang Dimodifikasi (AC Mod) Tabel 3.3 Persyaratan Untuk Aspal Keras Tabel 3.4 Persyaratan Agregat Kasar Tabel 3.5 Persyaratan Agregat Halus Tabel 3.6 Persyaratan FIller Tabel 3.7 Persyaratan Gradasi Agregat Gabungan Tabel 3.8 Persyaratan Gradasi Agregat Gabungan Campuran Laston Tabel 4.1 Jumlah Benda Uji Penentuan Kadar Aspal Optimum Tabel 4.2 Dengan Variasi Persentase Crumb Rubber Ketentuan Visikositas Aspal Untuk Pencampuran Dan Pemadatan Tabel 4.3 Perancangan Gradasi Gabungan Campuran AC-BC (kasar) Tabel 4.4 Kebutuhan Benda Uji Tabel 5.1 Hasil Pengujian Agregat, Debu Batu, &Crumb Rubber Tabel 5.2 Hasil Pengujian Aspal Tabel 5.3 Hasil Pemeriksaan Aspal Crumb Variasi 1 (CR 5%) Tabel 5.4 Hasil Pemeriksaan Aspal Crumb Variasi 2 (CR 10%) Tabel 5.5 Hasil Pemeriksaan Aspal Crumb Variasi 3 (CR 12%) Tabel 5.6 Hasil Uji Penentuan KAO Variasi 1 (CR 0%) Tabel 5.7 Hasil Uji Penentuan KAO Variasi 1 (CR 5%) Tabel 5.8 Hasil Uji Penentuan KAO Variasi 1 (CR 10%) Tabel 5.9 Hasil Uji Penentuan KAO Variasi 1 (CR 12%) Tabel 5.10 Hasil Uji Stabilitas Campuran AC-BC Tabel 5.11 Hasil Uji Flow Campuran AC-BC Tabel 5.12 Hasil Uji Inderect Tensile Strength (ITS) Tabel 5.13 Perbandingan Nilai Karakteristik Marshall, Stabilitas Sisa (RMS), Kuat Tarik (ITS) dan Ratio Kuat Tarik (TSR) vi

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 4.7 Bagan Alir Penelitian Gambar 5.1 Pengaruh density dengan crumb rubber dan kadar aspal Gambar 5.2 Hubungan antara VMA dengan crumb rubber dan kadar aspal. 56 Gambar 5.3 Hubungan antara VITM dengan crumb rubber dan kadar aspal Gambar 5.4 Hubungan antara VFWA dengan crumb rubber dan kadar aspal Gambar 5.5 Hubungan antara Stabilitas dengan crumb rubber dan kadar aspal Gambar 5.6 Hubungan antara stablitas dengan crumb rubber dan kadar aspal Gambar 5.7 Hubungan antara stabilitas dengan crumb rubber dan kadar aspal Gambar 5.8 Hubungan variasi perbandingan crumb rubber terhadap kadar aspal optimum Gambar 5.9 Hubungan variasi penggunaan crumb rubber terhadap kepadatan campuran pada kao Gambar 5.10 Hubungan variasi penggunaan crumb rubber terhdap void mineral agregat pada kao Gambar 5.11 Hubungan variasi penggunaan crumb rubber terhadap void in the mix pada kao Gambar 5.12 Hubungan variasi penggunaan crumb rubber terhadap VFWA Gambar 5.13 Hubungan variasi penggunaan crumb rubber terhadap stabilitas Gambar 5.14 Hubungan variasi penggunaan crumb rubber terhadap flow Gambar 5.15 Penggunaan variasi penggunaan crumb rubber terhdap marshall quotient Gambar 5.16 Penentuan kao pada persentase crumb rubber 0% Gambar 5.17 Penentuan kao pada persentase crumb rubber 5% Gambar 5.18 Penentuan kao pada persentase crumb rubber 10% Gambar 5.19 Penentuan kao pada persentase crumb rubber 12% Gambar 5.20 Kadar aspal optimum (kao) campuran pada Berbagai kadar crumb rubber vii

6 Gambar 5.21 Grafik nilai stabilitas dengan persentase crumb rubber Gambar 5.22 Retained Marshall Stability (RMS) Gambar 5.21 Grafik nilai flow dengan persentase crumb rubber Gambar 5.21 Grafik nilai MQ dengan persentase crumb rubber Gambar 5.21 Grafik nilai ITS dengan persentase crumb rubber Gambar 5.21 Grafik nilai TSR dengan persentase crumb rubber viii

7 DAFTAR LAMPIRAN 1. Hasil Pemeriksaan Bahan Aspal, Agregat Kasar, Agregat Halus, Debu Batu dan Crumb Rubber... L Perancanga Bahan Campuran Aspal Untuk Menentuka KAO... L Hasil Pengujian Untuk Mencari Kao.. L Hasil Pengujian Inderect Tensile Strength (ITS) L. 4 ix