BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, lembaga-lembaga di sektor keuangan dan pelaku-pelaku usaha.

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan Pemerintah, lembaga-lembaga di sektor keuangan dan pelaku-pelaku usaha. Pemerintah sebagai pembuat dan pengatur kebijakan diharapkan dapat memberikan iklim yang kondusif bagi dunia usaha, sehingga lembaga keuangan baik perbankan maupun bukan perbankan serta pelaku usaha di lapangan mampu memanfaatkan kebijakan dan melaksanakan kegiatan usaha dengan lancar, yang pada akhirnya dapat mendorong percepatan pembangunan ekonomi. Salah satu pelaku usaha yang memiliki eksistensi penting namun Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Padahal jika kita mengenal lebih jauh dan dalam, peran UMKM bukanlah sekedar pendukung dalam kontribusi ekonomi nasional. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah mampu membuktikan eksistensinya dalam perekonomian di Indonesia. Ketika badai krisis moneter melanda Indonesia di tahun 1998, banyak investor dan pengusaha besar yang mengalihkan modalnya ke negara-negara lain, sehingga perekonomian Indonesia dikala itu semakin terpuruk. Usaha kecil dan sektor riil mampu bertahan dan menopang roda perekonomian bangsa Indonesia. Undangundang yang mengatur tentang seluk-beluk Usaha Mikro, Kecil, dan 1

2 Menengah (UMKM) adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai UMKM adalah perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu. Rinciannya sebagai berikut: a. Usaha produktif yang kekayaannya sampai 50 juta rupiah dengan pendapatan sampai 300 juta rupiah per tahun digolongkan sebagai Usaha Mikro. b. Usaha produktif yang nilai kekayaan usahanya antara 50 juta hingga 500 juta rupiah dengan total penghasilan sekitar 300 juta hingga 2,5 milyar rupiah per tahun dikategorikan sebagai Usaha Kecil. c. Sedangkan Usaha Menengah merupakan usaha produktif yang memiliki kekayaan (modal) 500 juta hingga 10 milyar rupiah dengan jumlah pendapatan pertahun berkisar 2,5 50 milyar rupiah. Menurut Bank Dunia, UMKM dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu Usaha Mikro (jumlah karyawan 10 orang), Usaha Kecil (jumlah karyawan 30 orang) dan Usaha Menengah/Medium (jumlah karyawan hingga 300 orang). Dalam perspektif usaha, UMKM diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: a. UKM sektor informal atau dikenal dengan istilah Livelihood Activities, contohnya pedagang kaki lima dan warteg. 2

3 b. UKM Mikro atau Micro Enterprise adalah para UKM dengan kemampuan sifat pengerajin namun tidak memiliki jiwa kewirausahaan dalam mengembangkan usahanya. c. Usaha Kecil Dinamis (Small Dynamic Enterprise) adalah kelompok UKM yang mampu berwirausaha dengan menjalin kerjasama (menerima pekerjaan subkontrak) dan ekspor. d. Fast Moving Enterprise adalah UKM-UKM yang mempunyai kewirausahaan yang cakap dan telah siap untuk bertranformasi menjadi usaha besar. Secara umum, usaha kecil memiliki ciri-ciri: manajemen berdiri sendiri, modal disediakan sendiri, daerah pemasarannya lokal, aset perusahaannya kecil, dan jumlah karyawan yang dipekerjakan terbatas. Asas pelaksanaan UMKM adalah kebersamaan, ekonomi yang demokratis, kemandirian, keseimbangan kemajuan, berkelanjutan, efesiensi keadilan, serta kesatuan ekonomi nasional. UMKM mendapat perhatian dan keistimewaan yang diamanatkan oleh undang-undang, antara lain: bantuan kredit usaha dengan bunga rendah, kemudahan persyaratan izin usaha, bantuan pengembangan usaha dari lembaga pemerintah, beberapa kemudahan lainnya. UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) adalah salah satu bentuk kegiatan perekonomian di Indonesia yang saat ini banyak dilakukan oleh orang-orang kecil (rakyat kecil). Hal ini dikarenakan karena jenis usaha ini menurut mereka (para pelaku usaha) tidak membutuhkan banyak modal, selain 3

4 itu jenis usaha ini juga sangat sederhana karena tidak banyak membutuhkan tenaga kerja, pembukuan yang ribet, manajemen yang rumit dan sebagainya. Saking sederhananya jenis usaha ini mampu bertahan terhadap krisis, hal ini dikarenakan oleh tidak tergantung dari pasar luar negeri. Bahkan jenis usaha ini mampu menopang perekonomian Indonesia saat terjadi krisis ekonomi tahun 1997/1998 kemarin, hal ini dikarenakan jenis usaha ini hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik dan tidak tergantung oleh pemenuhan pasar luar negeri. UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran yang penting dan strategis. Kondisi tersebut dapat dilihat dari berbagai data empiris yang mendukung bahwa eksistensi UMKM cukup dominan dalam perekonomian Indonesia, yaitu: Pertama, jumlah industri yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Pada tahun 2013 tercatat perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) hingga kini telah mencapai 55,2 juta yang tersebar di seluruh Indonesia. Puluhan juta UKM itu saat ini mewakili lebih dari 90 persen bisnis di Indonesia dan memberikan kontribusi sebesar 57 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Kedua, potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada sector UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar. Sektor UMKM menyerap 77,68 juta tenaga kerja atau 96,77% dari total angkatan kerja yang bekerja. 4

5 Ketiga, kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 57,22% dari total PDB Kempat,. UKM tidak terpengaruh pada krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 dan krisis ekonomi UKM memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia Memahami permasalahan UMKM, agar dapat meneropong dengan lebih jelas, kita harus melihat banyak dimensi dengan perspektif yang lebih luas. UMKM dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain aspek pemasaran, produksi, SDM dan manajerial, legalitas, keuangan dan permodalan, ketenagakerjaan dan aspek lainnya. Seluruh aspek tersebut selalu berkaitan dalam upaya pengembangan UMKM. Meskipun dari berbagai kajian dan kondisi di lapangan, aspek pemasaran, SDM dan permodalan atau pembiayaan sering menjadi isu terpenting dalam permasalahan yang dihadapi UMKM. Perkembangan teknologi pada saat ini sudah tidak terbendung lagi. Bahkan pada saat sekarang setiap detik manusia tidak akan lepas dengan teknologi. Dengan perkembangan teknologi, maka memudahkan seseorang pada segala sesuatu. Bahkan saat ini teknologi sudah merupakan suatu trend kehidupan. Pemakaian teknologi merupakan simbol dari kemodernan seseorang atau bisa menunjukkan status sosial seseorang, Semakin canggih produk yang digunakan dengan memanfaakan tehnologi, maka menunjukkan semakin tinggi status sosial seseorang atau dipandang lebih modern. Teknologi saat ini yang paling cepat berkembang adalah teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi. Perkembangan ini sangat terlihat 5

6 akselerasinya dalam kehidupan, dan hampir setiap sisi kehidupan kita selalu merasakan manfaat adanya perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi tersebut. Perkembangan tersebut akan menumbuhkan pula bisnis di bidangnya, sebagai contoh adalah internet dan komputer. Setiap perkembangan teknologi akan mendukung munculnya teknologi baru, atau fasilitas baru dalam suatu produk tersebut. Oleh karena itu maka produkproduk teknologi tersebut setiap saat akan naik dan terus meningkat jumlahnya. Usaha yang bergerak di bidang jasa seperti jasa layanan internet atau yang biasa kita kenal dengan warung internet (warnet) merupakan salah satu UMKM yang mempunyai kedudukan dan peranan yang strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Usaha jasa layanan internet merupakan usaha yang cukup menarik dan menjanjikan dilihat dari sudut pandang kemandirian dalam menciptakan lapanngan kerja serta menyediakan jasa dalam lingkup usaha yang mencegah merajalelanya pengangguran dan keresahan social ( Latief, 2004:5). Perlu kita cermati bahwa wawasan informasi adalah faktor terpenting yang secara mutlak harus dimiliki tiap orang guna menciptakan pribadi yang kompeten dan berintelektual dilihat dari perkembangan zaman yang semakin modern ini. Untuk dapat mengakses segala macam yang berhubungan dengan informasi, pengetahuan umum serta perkembangan iklim perekonomian suatu bangsa diperlukan sarana teknologi informasi seperti salah satunya layanan internet. Atas dasar itulah jenis UMKM ini dapat menciptakan suatu 6

7 keuntungan yang sangat besar selain dilihat dari sisi pengurangan tingkat pengangguran, menciptakan perekonomian yang maju dan juga mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 alinea keempat. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perhatian dan inisiatif ditujukan untuk pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) oleh berbagai pihak, baik pemerintah maupun lembaga swasta. Peran UMKM dalam perekonomian sebuah negara, termasuk Indonesia, memang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh karena sektor UMKM di Indonesia terbukti telah membantu menyerap tenaga kerja, berdasarkan data BPS dan kementerian KUKM tahun 2005, Sebanyak 99,9% pelaku usaha di Indonesia adalah UKM bahkan proporsi penyerapan tenaga kerja sebesar 99,49%. Selain itu mempunyai andil terhadap pertambahan nilai ekspor dan Produk Domestik Bruto (PDB) (Riyanto dan Triyono, 2006:1). Meskipun peran UMKM sangat strategis, namun ketatnya kompetisi, terutama menghadapi perusahaan besar dan pesaing modern lainnya telah menempatkan UMKM dalam posisi yang tidak menguntungkan. Di Indonesia, sebagian besar UMKM menjalankan usahanya dengan cara-cara tradisional, termasuk dalam produksi dan pemasaran. Permasalahan seperti inipun juga menjadi kendala yang dihadapi oleh para pengusaha pelaku UMKM dan juga Pemerintah kota Surakarta yang berperan membina para pelaku UMKM dalam memberdayakan sektor usaha kerakyatan yang startegis tersebut. Faktor-faktor yang dominan membatasi perkembangan usaha UMKM antara lain yaitu: 7

8 persaingan (persaingan klaster, persaingan domestik dan persaingan luar negeri), penyelundupan, kebjakan ekonomi, kebijakan harga, permodalan dan manajerial, penguasaan teknologi, termasuk penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam upaya pengembangan bisnis pada usaha UMKM. Adanya fenomena yang telah diuraikan di atas menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini, maka penulis tertarik untuk mengambil judul LISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHA JASA LAYANAN B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut: Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha jasa layanan internet di Surakarta. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, yakni: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mempengaruhi keuntungan usaha jasa layanan internet di Surakarta. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, yakni seperti di bawah ini. 8

9 a. Sebagai bahan perimbangan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan keuntungan usaha jasa layanan internet. b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan atau informasi bagi pengambil kebijakan UMKM di sektor jasa layanan internet, khususnya yang berhubungan dengan keuntungan, fasilitas, harga, modal awal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan letak usaha. Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan pertimbangan bagi masyarakat yang memiliki usaha jasa layanan internet. c. Hasil penelitian diharapkan mampu bermanfaat bagi kalangan akademis sebagai acuan atau referensi dalam penelitian selanjutnya 9