BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI"

Transkripsi

1 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem dan Kebutuhan Sarana Spesifikasi yang terdapat pada sistem ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk menjalankan sistem yang dirancang Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan scanner objek tiga dimensi dengan LASER adalah: Komputer/PC dengan spesifikasi sebagai berikut: o Processor o Memory o Harddisk o VGA : Intel Pentium III, 600MHz : 384 MB : minimal ruang kosong 1 GB : GeForce 4 atau yang setara o Port Parallel dan port USB Spesifikasi Perangkat Lunak Spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan untuk menjalankan scanner objek tiga dimensi dengan LASER adalah: Sistem Operasi : Windows XP Perangkat lunak : MATLAB

2 Data Hasil Percobaan Proses pemindaian objek dapat terpengaruh oleh sumber cahaya lain selain LASER, oleh karena itu, proses pemindaian harus dilakukan di ruangan yang gelap tanpa adanya cahaya yang kasat mata atau dapat juga dilakukan di ruangan yang terang (ada sumber cahaya) tetapi sistem LASER scanner harus ditutupi oleh kotak pelindung (chamber) untuk mencegah cahaya ruangan mengganggu proses pemindaian. Cahaya yang mendekati atau melampaui intensitas cahaya LASER akan menimbulkan noise yang merusak hasil rekonstruksi objek Pengujian Pengaruh Sensitivitas Terhadap Hasil Rekonstruksi Objek Pengujian berikut akan membandingkan pengaruh sensitivitas terhadap kualitas objek yang direkonstruksi. Sensitivitas adalah batas nilai mínimum dari intensitas warna merah yang akan dianggap sebagai bagian dari siluet oleh program rekonstruksi. Sensitivitas memiliki nilai mínimum 0 (warna hitam/gelap) dan nilai maksimum 255 (warna cahaya merah paling terang). Pada pengujian ini digunakan objek berupa wadah yang dipindai dengan sudut 15º dan sensitivitas yang diuji berkisar dari 5 sampai 245 dengan kenaikan 20 poin. Gambar 4.1 Foto objek wadah. Gambar 4.2 Objek rekonstruksi dengan sensitivitas 5.

3 51 Gambar 4.3 Objek rekonstruksi dengan sensitivitas 25. Gambar 4.4 Objek rekonstruksi dengan sensitivitas 45. Gambar 4.5 Objek rekonstruksi dengan sensitivitas 65. Gambar 4.6 Objek rekonstruksi dengan sensitivitas 85.

4 52 Gambar 4.7 Objek rekonstruksi dengan sensitivitas 105. Gambar 4.8 Objek rekonstruksi dengan sensitivitas 125. Gambar 4.9 Objek rekonstruksi dengan sensitivitas 145. Gambar 4.10 Objek rekonstruksi dengan sensitivitas 165. Gambar 4.11 Objek rekonstruksi dengan sensitivitas 185. Gambar 4.12 Objek rekonstruksi dengan sensitivitas 205.

5 53 Gambar 4.13 Objek rekonstruksi dengan sensitivitas 225. Gambar 4.14 Objek rekonstruksi dengan sensitivitas 245. Berdasarkan percobaan diatas dapat dilihat bahwa sensitivitas warna merah antara 5 65 menghasilkan objek rekonstruksi yang memiliki banyak noise. Hal ini terjadi karena banyaknya pixel gambar yang memiliki nilai intensitas yang lebih tinggi dari nilai sensitivitas yang ditentukan, akibatnya pixel yang berada diluar siluet akan ikut direkonstruksi dan menghasilkan noise yang menggangu. Pada sensitivitas 85 sampai 205, objek rekonstruksi yang dihasilkan hanya memiliki sedikit noise, yang artinya pixel warna pada gambar memiliki nilai intensitas warna merah yang berada setara atau lebih tinggi dari nilai sensitivitas. Pada sensitivitas 225 dan 245, objek rekonstruksi yang dihasilkan tidak terbentuk dengan sempurna (tidak utuh). Hal ini terjadi karena nilai sensitivitas sudah terlalu tinggi, sehingga hampir semua pixel gambar tidak memenuhi batas nilai sensitivitas. Nilai sensitivitas yang ideal sebaiknya adalah nilai intensitas warna merah yang berada pada daerah siluet.

6 54 Gambar 4.15 Siluet sinar LASER dari objek wadah. Gambar 4.16 Grafik intensitas warna merah dari gambar 4.15.

7 55 Grafik pada gambar 4.16 menunjukkan besar intensitas warna merah yang berasal dari foto di gambar Nilai intensitas yang ideal dari grafik diatas adalah karena nilai tersebut adalah nilai nominal yang mewakili siluet. Grafik intensitas sangat dipengaruhi oleh tingkat kecerahan dari sinar LASER dan konfigurasi contrast, brightness, dan gamma pada webcam. Pada sistem LASER scanner, konfigurasi webcam diatur pada keadaan standarnya (default), dengan menonaktifkan semua pengaturan otomatis Pengujian Gambar Rekonstruksi Berdasarkan Perbedaan Sudut dan FPS Pada proses pengujian ini objek hasil rekonstruksi akan dibandingkan dengan objek yang sebenarnya, objek akan dibandingkan dengan setiap objek rekonstruksi yang dipindai dengan sudut antara 15 o - 55 o, dengan perbedaan sudut 5 o. Kemudian masingmasing objek akan dibandingkan pengaruhnya terhadap objek yang direkonstruksi ketika menggunakan FPS (Frame Per Second) yang berbeda. Objek 1-Rekonstruksi Objek Guci Tabel 4.1 Dimensi guci. Objek Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Guci 17,5 9,5 16,5

8 56 Gambar 4.17 Objek Guci. Gambar 4.18 Objek guci pada sudut 15 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.19 Objek guci pada sudut 15 0, frame rate 15 FPS.

9 57 Gambar 4.20 Objek guci pada sudut 20 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.21 Objek guci pada sudut 20 0, frame rate 15 FPS. Gambar 4.22 Objek guci pada sudut 25 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.23 Objek guci pada sudut 25 0, frame rate 15 FPS. Gambar 4.24 Objek guci pada sudut 30 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.25 Objek guci pada sudut 30 0, frame rate 15 FPS.

10 58 Gambar 4.26 Objek guci pada sudut 35 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.27 Objek guci pada sudut 35 0, frame rate 15 FPS. Gambar 4.28 Objek guci pada sudut 40 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.29 Objek guci pada sudut 40 0, frame rate 15 FPS. Gambar 4.30 Objek guci pada sudut 45 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.31 Objek guci pada sudut 45 0, frame rate 15 FPS.

11 59 Gambar 4.32 Objek guci pada sudut 50 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.33 Objek guci pada sudut 50 0, frame rate 15 FPS. Gambar 4.34 Objek guci pada sudut 55 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.35 Objek guci pada sudut 55 0, frame rate 15 FPS. Dari hasil pengamatan guci tanah liat terlihat bahwa: Objek yang dipindai ini memiliki warna permukan yang sebagian besar di dominasi oleh warna merah dan memiliki warna lain pada bagian reliefnya, serta berbahan keramik. Objek ini dapat dipindai dengan baik karena permukaan objek dapat memantulkan sinar LASER dengan baik. Relief berbentuk orang pada permukaan guci terlihat sangat jelas pada sudut berapapun (15º -55º), asalkan ukuran frame rate yang digunakan saat proses

12 60 capture adalah 15 FPS. Pada frame rate yang rendah (5 FPS), bentuk relief sulit dikenali. Lapisan permukaan hasil rekonstruksi terlihat paling sempurna (luas) pada sudut yang kecil yaitu sudut antara 15º - 20º. Dimensi objek hasil rekonstruksi terlihat paling menyerupai objek asli pada sudut 25º - 30º. Semakin besar sudut webcam, semakin banyak pula informasi sinar LASER yang hilang. Hal ini ditunjukkan dari permukaan guci yang semakin berlubang pada sudut yang besar. Objek 2- Rekonstruksi Botol Bedak Bayi Tabel 4.2 Dimensi botol bedak bayi. Objek Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Botol bedak bayi ,5 Gambar 4.36 Objek botol bedak bayi.

13 61 Gambar 4.37 Objek botol pada sudut 15 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.38 Objek botol pada sudut 15 0, frame rate 15 FPS. Gambar 4.39 Objek botol pada sudut 20 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.40 Objek botol pada sudut 20 0, frame rate 15 FPS. Gambar 4.41 Objek botol pada sudut 25 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.42 Objek botol pada sudut 25 0, frame rate 15 FPS.

14 62 Gambar 4.43 Objek botol pada sudut 30 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.44 Objek botol pada sudut 30 0, frame rate 15 FPS. Gambar 4.45 Objek botol pada sudut 35 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.46 Objek botol pada sudut 35 0, frame rate 15 FPS. Gambar 4.47 Objek botol pada sudut 40 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.48 Objek botol pada sudut 40 0, frame rate 15 FPS.

15 63 Gambar 4.49 Objek botol pada sudut 45 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.50 Objek botol pada sudut 45 0, frame rate 15 FPS. Gambar 4.51 Objek botol pada sudut 50 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.52 Objek botol pada sudut 50 0, frame rate 15 FPS. Gambar 4.53 Objek botol pada sudut 55 0, frame rate 5 FPS. Gambar 4.54 Objek botol pada sudut 55 0, frame rate 15 FPS.

16 64 Dari hasil pengamatan botol bedak bayi terlihat bahwa: Objek yang dipindai ini memiliki warna putih dan berbahan plastik, sehingga objek ini dapat dipindai dengan baik. Tulisan BABY POWDER dibagian depan botol bedak terlihat tidak jelas pada sudut berapapun, hal ini terjadi karena tulisan berwarna gelap sehingga menyerap cahaya. Tulisan-tulisan kecil pada bagian belakang permukaan botol juga tidak terlihat dengan jelas, hanya berupa garis-garis samar-samar. Detail permukaan botol bedak terlihat paling jelas pada sudut yang kecil yaitu mulai dari sudut 15º dan masih tetap jelas sampai sudut 35º. Dimensi botol bedak terlihat paling menyerupai bentuk aslinya pada sudut 30º dan 35º. Semakin besar sudut webcam, semakin banyak pula informasi cahaya LASER yang hilang. Hal ini dapat dilihat dari hasil rekonstruksi, dimana pada sudut 40º- 55º bentuk permukaan botol menjadi semakin berlubang. Objek 3-Rekonstruksi Boneka Bebek Tabel 4.3 Dimensi boneka bebek. Objek Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Boneka Bebek 6 6 9

17 65 Gambar 4.55 Objek Boneka bebek. Gambar 4.56 Objek boneka bebek pada sudut 15 o, frame rate 5 FPS. Gambar 4.57 Objek boneka bebek pada sudut 15 o, frame rate 15 FPS. Gambar 4.58 Objek boneka bebek pada sudut 20 o, frame rate 5 FPS. Gambar 4.59 Objek boneka bebek pada sudut 20 o, frame rate 15 FPS.

18 66 Gambar 4.60 Objek boneka bebek pada sudut 25 o, frame rate 5 FPS. Gambar 4.61 Objek boneka bebek pada sudut 25 o, frame rate 15 FPS. Gambar 4.62 Objek boneka bebek pada sudut 30 o, frame rate 5 FPS. Gambar 4.63 Objek boneka bebek pada sudut 30 o, frame rate 15 FPS. Gambar 4.64 Objek boneka bebek pada sudut 35 o, frame rate 5 FPS. Gambar 4.65 Objek boneka bebek pada sudut 35 o, frame rate 15 FPS.

19 67 Gambar 4.66 Objek boneka bebek pada sudut 40 o, frame rate 5 FPS. Gambar 4.67 Objek boneka bebek pada sudut 40 o, frame rate 15 FPS. Gambar 4.68 Objek boneka bebek pada sudut 45 o, frame rate 5 FPS. Gambar 4.69 Objek boneka bebek pada sudut 45 o, frame rate 15 FPS. Gambar 4.70 Objek boneka bebek pada sudut 50 o, frame rate 5 FPS. Gambar 4.71 Objek boneka bebek pada sudut 50 o, frame rate 15 FPS.

20 68 Gambar 4.72 Objek boneka bebek pada sudut 55 o, frame rate 5 FPS. Gambar 4.73 Objek boneka bebek pada sudut 55 o, frame rate 15 FPS. Dari hasil pengamatan boneka bebek terlihat bahwa: Objek yang dipindai ini berbahan karet dan memiliki warna permukaan yang sebagian besar didominasi oleh warna putih dan biru. Objek ini dapat dipindai dengan cukup baik, akan tetapi pada bagian atas tidak dapat direkonstruksi secara sempurna karena bentuk yang tidak geometris. Dimensi boneka bebek terlihat semakin menyerupai objek aslinya pada sudut yang semakin besar. Pada sudut 15º bentuk kepala bebek tidak terlihat bulat, melainkan berbentuk tabung, perubahan bentuk kepala akan semakin bagus (menyerupai asli) pada sudut yang semakin besar. Objek 4 - Rekonstruksi Tempat Alat Tulis Tabel 4.4 Dimensi tempat alat tulis. Objek Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Tempat alat tulis

21 69 Gambar 4.74 Objek tempat alat tulis. (a) (b) Gambar 4.75 Objek tempat alat tulis pada sudut 15 o ; (a) frame rate 5 FPS, (b) frame rate 15 FPS. (a) (b) Gambar 4.76 Objek tempat alat tulis pada sudut 20 o ; (a) frame rate 5 FPS, (b) frame rate 15 FPS.

22 70 (a) (b) (a) (b) Gambar 4.77 Objek tempat alat tulis pada sudut 25 o ; (a) frame rate 5 FPS, (b) frame rate 15 FPS. Gambar 4.78 Objek tempat alat tulis pada sudut 30 o ; (a) frame rate 5 FPS, (b) frame rate 15 FPS. (a) (b) Gambar 4.79 Objek tempat alat tulis pada sudut 35 o ; (a) frame rate 5 FPS, (b) frame rate 15 FPS. (a) (b) Gambar 4.80 Objek tempat alat tulis pada sudut 40 o ; (a) frame rate 5 FPS, (b) frame rate 15 FPS.

23 71 (a) (b) (a) (b) Gambar 4.81 Objek tempat alat tulis pada sudut 45 o ; (a) frame rate 5 FPS, (b) frame rate 15 FPS. Gambar 4.82 Objek tempat alat tulis pada sudut 50 o ; (a) frame rate 5 FPS, (b) frame rate 15 FPS. (a) (b) Gambar 4.83 Objek tempat alat tulis pada sudut 55 o ; (a) frame rate 5 FPS, (b) frame rate 15 FPS.

24 72 Dari hasil pengamatan botol bedak bayi terlihat bahwa: Objek yang dipindai memiliki bahan keramik, warna objek ini didominasi oleh warna coklat dan hitam pada bagian tengahnya. Objek ini dapat dipindai dengan baik pada permukaan yang berwarna coklat maupun hitam. Bagian warna hitam tidak merefleksikan cahaya LASER seperti yang terjadi pada tulisan di objek botol bedak bayi. Pengaruh sudut webcam tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan terhadap hasil rekonstruksi. Hal ini dapat dilihat dari relief permukaan objek hasil rekonstruksi pada sudut 15 o sampai 55 o yang relatif sama. Bagian objek yang berlubang masih dapat dipindai dan direkonstruksi, akan tetapi bagian lubang tersebut tidak dapat direkonstruksi secara sempurna. Dari empat objek yang telah discan, terlihat bahwa pengaruh variasi sudut webcam akan menghasilkan bentuk rekonstruksi yang berbeda tergantung pada bentuk setiap objeknya. Gambar (a) Pemindaian botol bedak dengan sudut 15 o tampak atas. (b) pemindaian botol bedak dengan sudut 55 o tampak atas.

25 73 Gambar (a) Pemindaian tempat alat tulis dengan sudut 15 o tampak atas. (b) pemindaian tempat alat tulis dengan sudut 55 o tampak atas. Pada pemindaian botol bedak digambar 4.84b, sudut yang terlalu besar akan menyebabkan pandangan webcam terhalang oleh bagian permukaan dari objek itu sendiri, sedangkan pada sudut yang kecil, sinar LASER akan terpantul dan dapat tertangkap oleh webcam. Hal ini terbukti dari percobaan pada objek 2 botol bedak bayi dimana objek hasil rekonstruksi pada sudut 45 o -55 o terbentuk dengan tidak sempurna. Pada pemindaian tempat alat tulis digambar 4.85, sudut antara 15 o 55 o masih dapat memantulkan sinar LASER ke webcam, hal ini terbukti dari percobaan pada objek 4 tempat alat tulis, dimana pada semua sudut yang dicoba (15 o -55 o ), hasil rekonstruksi objek bisa terbentuk dengan normal tanpa ada noise atau perubahan bentuk yang signifikan.

26 Pengujian Berdasarkan Waktu Pemrosesan, Bahan dan Waktu yang Digunakan Pengujian berikut ini adalah perhitungan jumlah waktu yang digunakan pada saat menguji percobaan 4.2.1, berikut dengan jumlah gambar, bahan dan warna objek. Gambar 4.86 Perbandingan waktu capture pada 5 FPS.

27 75 Gambar 4.87 Perbandingan waktu capture pada 15 FPS. Gambar 4.88 Perbandingan waktu ekstrak pada 5 FPS.

28 76 Gambar 4.89 Perbandingan waktu ekstrak pada 15 FPS. Gambar 4.90 Perbandingan waktu rekonstruksi pada 5 FPS.

29 77 Gambar 4.91 Perbandingan waktu rekonstruksi pada 15 FPS. Dari data grafik diatas maka dapat dilakukan analisa : Waktu capture pada sebuah objek. Rata-rata waktu capture (perekaman) objek oleh webcam berdasarkan grafik pada gambar 4.86 dan 4.87 adalah 50 detik, waktu ini ditentukan oleh lama rotasi platter (piringan landasan objek). Waktu capture yang kadang berubah-ubah bisa terjadi karena kecepatan putaran motor stepper yang memutar platter yang tidak stabil, deviasi waktu yang disebabkan oleh putaran platter hanya berkisar 1 2 detik. Waktu pemrosesan ekstraksi video. Waktu ekstraksi ditentukan oleh ukuran frame rate dari video hasil capture. Semakin besar frame rate, maka semakin lama proses ekstraksi karena jumlah

30 78 gambar (frame) menjadi lebih banyak yang dapat dilihat pada grafik gambar 4.88 dengan besar 5 FPS dan gambar 4.89 dengan besar 15 FPS. Waktu proses rekonstruksi gambar menjadi objek tiga dimensi. Waktu yang diperlukan untuk merekonstruksi objek agar menjadi objek tiga dimensi sangat dipengaruhi oleh jumlah frame/gambar yang dihasilkan, semakin banyak gambar yang dihasilkan maka akan menyebabkan makin lama waktu yang diperlukan untuk merekonstruksi gambar menjadi objek tiga dimensi yang dapat dilihat pada grafik gambar Gambar 4.92 Perbedaan jumlah gambar pada saat 5 FPS

31 79 Gambar 4.93 Perbedaan jumlah gambar pada saat 15 FPS Dari kedua grafik diatas dapat diberikan analisa sebagai berikut : Ukuran frame rate dari perekaman video. Ukuran frame rate mempengaruhi jumlah gambar yang dihasilkan dari proses ekstraksi video. Pada frame rate yang kecil (5 FPS), jumlah gambar lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah gambar hasil ekstraksi dari video ber-frame rate lebih besar (15 FPS). Jumlah frame (gambar) yang dihasilkan dari proses ekstraksi video. Jumlah frame (gambar) yang dihasilkan dari proses ekstraksi video berpengaruh pada detail permukaan objek hasil rekonstruksi. Semakin banyak gambar, semakin detail pula permukaan objek yang dihasilkan.

SCANNER OBJEK TIGA DIMENSI DENGAN LASER

SCANNER OBJEK TIGA DIMENSI DENGAN LASER SCANNER OBJEK TIGA DIMENSI DENGAN LASER Wiedjaja 1 ; Suryadiputra Liawatimena 2 1, 2 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jln. K.H. Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang berupa spesifikasi sistem, prosedur operasional penggunaan program, dan analisa sistem yang telah dibuat. 4.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat. Graphic Card dengan memory minimum 64 mb

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat. Graphic Card dengan memory minimum 64 mb BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Driver 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat menjalankan driver ini adalah: Prosesor Pentium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 48 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 2012. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini, akan membahas implementasi dan hasil pengujian dari program aplikasi yang telah dibuat. Pada perancangan aplikasi ini meliputi perbedaan citra hasil foto

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Memory : DDR2 SDRAM 1 Gb (min 512Mb) Webcam : Logitech Quickcam Pro Telepon seluler : Sony Ericsson K618i

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Memory : DDR2 SDRAM 1 Gb (min 512Mb) Webcam : Logitech Quickcam Pro Telepon seluler : Sony Ericsson K618i BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Program pendeteksi objek ini diuji dengan menggunakan spesifikasi komputer sebagai berikut : a. Hardware : Processor : Intel Pentium core 2 duo 2.0

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi yang telah direncanakan bekerja dengan baik atau tidak. Pengujian sistem juga berguna untuk mengetahui

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Diagram Percobaan

Gambar 4.1 Diagram Percobaan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kerangka Percobaan Pada bab ini dilakukan pembahasan dari implementasi terhadap sistem yang telah dirancang, berupa cara kerja sistem dan pembahasan data-data percobaan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Pada penelitian, digunakan video berformat AVI dengan bitrate default sebesar 1079 kib/s dan frame rate sebesar 25 frame per second. 4.1.Video pada Bitrate 64 kib/s Berikut ini

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Adapun spesifikasi komputer yang digunakan penulis dalam melakukan simulasi pada aplikasi penelitian pengenalan citra wajah dengan variasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi ini adalah : Prosesor Pentium IV 2.6 Ghz. Graphic Card dengan memori minimum 64 MB

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi ini adalah : Prosesor Pentium IV 2.6 Ghz. Graphic Card dengan memori minimum 64 MB BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Lunak Aplikasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang dibutuhkan agar dapat menjalankan aplikasi ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk dari digitalisasi yang sedang berkembang saat ini adalah teknologi 3D Scanning yang merupakan proses pemindaian objek nyata ke dalam bentuk digital.

Lebih terperinci

3.2.1 Flowchart Secara Umum

3.2.1 Flowchart Secara Umum BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui dan memahami permasalahan dari suatu sistem yang akan dibuat. Dalam aplikasi menghilangkan derau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson akibat perbedaan ketebalan benda transparan dengan metode image processing

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis SIRANJAJA Perancangan Modul Pembangunan Content Streaming

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis SIRANJAJA Perancangan Modul Pembangunan Content Streaming 5 variasi parameter percobaan dilakukan sebanyak sepuluh kali perulangan. Hasil dari percobaan ini digunakan sebagai bahan analisis untuk encoding citra digital pada percobaan pengiriman data. b Percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di workshop dan laboratorium instrumentasi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) selama

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 4 PERANCANGAN PROGRAM BAB 4 PERANCANGAN PROGRAM 4.1 Spesifikasi Sistem Untuk mengimplementasikan aplikasi ini diperlukan adanya beberapa komponen pendukung, yaitu konfigurasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 84 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi sistem yaitu spesifikasi sistem dan cara menggunakan aplikasi segmentasi citra dengan menggunakan metode Fuzzy C- Means

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Agar memperoleh hasil yang memuaskan, sebagiknya program aplikasi ini menggunakan komputer dengan aplikasi minimal sebagai

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

BAB IV PERCOBAAN DAN ANALISIS. Percobaan metode kompresi citra fraktal menggunakan algoritma

BAB IV PERCOBAAN DAN ANALISIS. Percobaan metode kompresi citra fraktal menggunakan algoritma BAB IV PERCOBAAN DAN ANALISIS Percobaan metode kompresi citra fraktal menggunakan algoritma genetika dilakukan menggunakan bahasa pemrograman Matlab 7.6.0.324 (R2008a). Percobaan dilakukan pada komputer

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi A. Pertemuan 6. Teknologi Penyimpanan Komputer

Pengantar Teknologi Informasi A. Pertemuan 6. Teknologi Penyimpanan Komputer Pertemuan 6. Teknologi Penyimpanan Komputer P6. Penyimpanan Komputer Missa Lamsani 1 Perangkat Penyimpanan Informasi yang telah di proses akan disimpan dalam format yang terbaca oleh mesin sehingga mungkin

Lebih terperinci

BAB VI PENGUJIAN. 6.1 Tujuan Pengujian. 6.2 Rancangan Pengujian

BAB VI PENGUJIAN. 6.1 Tujuan Pengujian. 6.2 Rancangan Pengujian BAB VI PENGUJIAN Bagian ini membahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap perangkat lunak Cammar yang telah diimplementasikan. Hasil penguj ian tersebut akan dianalisis untuk mengetahui pencapaian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi komputer yang digunakan dalam melakukan simulasi pada aplikasi perancangan pencarian daftar hitam dengan deteksi wajah berdasarkan

Lebih terperinci

PROTOTYPE PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRICIPAL COMPONENT ALAYSIS (PCA) DAN LINIER DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA)

PROTOTYPE PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRICIPAL COMPONENT ALAYSIS (PCA) DAN LINIER DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA) PROTOTYPE PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRICIPAL COMPONENT ALAYSIS (PCA) DAN LINIER DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA) Jemmy E.Purwanto Jemmy.e.Purwanto@Gmail.com Pembimbing I :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014. 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium Eksperimen

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi serta evaluasi terhadap metode transformasi wavelet dalam sistem pengenalan sidik jari yang dirancang. Untuk mempermudah evaluasi,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Frame rate dan Bit rate Pengambilan data dilakukan untuk menguji bagaimana kualitas dari video streaming yang dihasilkan. Data yang diambil adalah adalah bit

Lebih terperinci

Teknik Telekomunikasi Vol.2, No.2, 2014 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Teknik Telekomunikasi Vol.2, No.2, 2014 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Jurnal Elektro PENS www.jurnalpa.eepis-its.edu Teknik Telekomunikasi Vol.2, No.2, 2014 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya SODAR ULTRASONIK UNTUK MONITORING KONDISI RUANG DENGAN KOMUNIKASI NIRKABEL

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai dengan Oktober 2010. Perancangan alat dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai Agustus 2010 di Bengkel Departemen

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Algoritma Pendeteksian Objek Berdasarkan penelusuran pustaka, didapatkan beberapa algoritma terkait dengan hand detection yang telah diuji, antara lain sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem komputer yang digunakan untuk menjalankan proses estimasi dan pengujian data adalah sebagai berikut : 4.1.1 Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB 4. Sistem Yang Diusulkan

BAB 4. Sistem Yang Diusulkan 61 BAB 4 Sistem Yang Diusulkan 4.1 Kerangka Sistem Pada bagian ini dijelaskan lebih lanjut mengenai kerangka sistem yang diusulkan serta urut-urutan sistem berjalan. 4.1.1 Pengambilan Data Pada proses

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Sistem vision yang akan diimplementasikan terdiri dari 2 bagian, yaitu sistem perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan dalam sistem vision ini adalah

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Lingkungan Implementasi Kegiatan implementasi system ini meliputi kebutuhan perangkat lunak (implementasi ERD dan implementasi procedural / algoritma), perangkat keras, pemilihan

Lebih terperinci

INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK

INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK Afdhal Muttaqin, Nadia Mayani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis, Padang, 25163 Email: allz@fmipa.unand.ac.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II LANDASAN TEORI Reverse Engineering D Laser Scanning Laser... 7

DAFTAR ISI BAB II LANDASAN TEORI Reverse Engineering D Laser Scanning Laser... 7 ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN... ii MOTTO... v KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adobe Photoshop Corel Draw 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adobe Photoshop Corel Draw 1.2 Rumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia grafika, terdapat suatu jenis gambar yaitu gambar stereogram. Sebagian besar orang menyebut gambar ini sebagai gambar 3 dimensi. Penyebutan ini tidaklah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian simulasi pemindaian dan reonstuksi, juga rekonstruksi tomogram dari citra sinar-x. Sistem rekonstruksi citra yang telah

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program Aplikasi Pada bagian ini, Penulis akan menjelaskan kebutuhan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak, serta menjelaskan bagaimana cara program

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 38 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Untuk menjalankan program aplikasi ini, diperlukan beberapa komponen pendukung. Yang pertama adalah konfigurasi dari perangkat keras dan yang kedua

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 1 Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Citra atau Image merupakan istilah lain dari gambar, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis III.1.1. Analisis Didalam pross perancangan aplikasi ini sebelumnya dilakukan beberapa pengamatan terhadap pentingnya melakukan proses enkripsi

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra

Lebih terperinci

BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS

BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS Bab ini akan menjelaskan tahap uji coba dan analisis dari metode pengenalan manusia dengan menggunakan citra dental radiograph. Pembahasan akan meliputi data uji coba, skenario

Lebih terperinci

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini penggunaan citra digital semakin meningkat karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh citra digital tersebut, antara lain kemudahan dalam mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu proses pembelajaran, evaluasi menjadi salah satu komponen yang memegang peranan penting sebagai ukuran bagaimana suatu proses pembelajaran telah diserap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com). BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA128

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas tentang implementasi dan pengujian dari sistem yang dikembangkan berdasarkan hasil perancangan yang didapat pada BAB IV. V.1 Implementasi V.1.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

Arsitektur & Organisasi Komputer

Arsitektur & Organisasi Komputer Arsitektur & Organisasi Komputer Media penyimpanan Oleh : Nama : Ari Andi Agus S NIM : 14111064 Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2016 Media

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

Pengantar Pengolahan Citra. Ade Sarah H., M. Kom

Pengantar Pengolahan Citra. Ade Sarah H., M. Kom Pengantar Pengolahan Citra Ade Sarah H., M. Kom Pendahuluan Data atau Informasi terdiri dari: teks, gambar, audio, dan video. Citra = gambar adalah salah satu komponen multimedia yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Prinsip Penggunaan dan Pengolahan TLS 4.2 Analisis Penggunaan TLS Untuk Pemantauan Longsoran

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Prinsip Penggunaan dan Pengolahan TLS 4.2 Analisis Penggunaan TLS Untuk Pemantauan Longsoran BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Prinsip Penggunaan dan Pengolahan TLS Dasar dari prinsip kerja TLS sudah dijelaskan di Bab 3, pada pengambilan data dengan TLS, setiap satu kali pengambilan data pada satu tempat

Lebih terperinci

Bab III Perangkat Pengujian

Bab III Perangkat Pengujian Bab III Perangkat Pengujian Persoalan utama dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan metode pengukuran jarak menggunakan pengolahan citra tunggal dengan bantuan laser pointer dalam suatu

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi Implementasi aplikasi Control Chart proses produksi PT. Dharma Gravire ini memerlukan beberapa sarana pendukung, seperti perangkat keras dan perangkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Dibawah ini merupakan tampilan hasil dari perancangan aplikasi pemodelan simulasi 3 dimensi percetakan koran waspada berbasis multimedia menggunakan 3ds max

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BAB III ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM 3.1 Kebutuhan Software Augmented Reality Volcano selanjutnya disingkat ARVolcano adalah aplikasi berbasis AR. ARVolcano hadir sebagai alternatif untuk membangun alat peraga

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Dalam merancang dan membangun sistem informasi ini ada beberapa spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan sebagai berikut 4.1.1

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Piranti yang digunakan untuk pelatihan maupun pengujian sistem terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. 4.1.1 Perangkat Keras Perangkat keras

Lebih terperinci

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness 753 GLOSARIUM Adaptive thresholding (lihat Peng-ambangan adaptif). Additive noise (lihat Derau tambahan). Algoritma Moore : Algoritma untuk memperoleh kontur internal. Array. Suatu wadah yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut Silva, dkk(2003) ketika mendesain sebuah sistem AR, ada tiga aspek yang harus ada, yaitu kombinasi dari dunia nyata dan dunia virtual, interaksi secara real-time, dan registrasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Pada tahap ini adalah tahapan dimana kita dapat membuktikan apakah film animasi 3D yang dirancang sudah layak dan sudah sesuai dengan skenario sebelumnya. Sebuah film

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini membahas implementasi sistem yang merupakan tahap penerjemahan kebutuhan pembangunan aplikasi ke dalam perangkat lunak sesuai dengan hasil analisis

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi dan evaluasi dari program kompresi video yang telah dibuat. Implememtasi dan evaluasi menggunakan file video yang dibuat sendiri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Digital Scoring System adalah sebuah Software scanner periksa nilai ujian dari lembar jawaban komputer (LJK) dengan teknologi computer graphic dan image recognition yang memberikan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan komputer dan alat pengambilan gambar secara digital yang semakin berkembang saat ini, sehingga menghasilkan banyak fasilitas untuk melakukan proses

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi Program Simulasi. mengevaluasi program simulasi adalah sebagai berikut :

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi Program Simulasi. mengevaluasi program simulasi adalah sebagai berikut : BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi Program Simulasi Dari keseluruhan perangkat lunak yang dibuat pada skripsi ini akan dilakukan implementasi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan simulasi

Lebih terperinci

PELACAKAN LEVEL KETINGGIAN AIR BERDASARKAN WARNA DENGAN BACKGROUND SUBSTRACTION

PELACAKAN LEVEL KETINGGIAN AIR BERDASARKAN WARNA DENGAN BACKGROUND SUBSTRACTION PELACAKAN LEVEL KETINGGIAN AIR BERDASARKAN WARNA DENGAN BACKGROUND SUBSTRACTION Adhadi Kurniawan 1), I Wayan Mustika 2), dan Sri Suning Kusumawardani 3) 1),2), 3) Laboratorium Sistem Elektronis, Jurusan

Lebih terperinci

Raycasting Pada Augmented Reality Dimensi Tiga

Raycasting Pada Augmented Reality Dimensi Tiga JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-7 1 Raycasting Pada Augmented Reality Dimensi Tiga Wahyu Setyo Budi, Supeno Mardi Susiki Nugroho, dan Christyowidiasmoro Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN PERANGKAT DAN PENGUJIAN TAPIS

BAB IV PEMBAHASAN PERANGKAT DAN PENGUJIAN TAPIS BAB IV PEMBAHASAN PERANGKAT DAN PENGUJIAN TAPIS 4.1 Obyek Acuan dan Obyek Masukan Obyek acuan berupa tiga buah huruf vokal (A,I U) dibuat pada media orto. Obyek acuan digunakan untuk membuat tapis intensitas

Lebih terperinci

Pengolahan citra. Materi 3

Pengolahan citra. Materi 3 Pengolahan citra Materi 3 Citra biner, citra grayscale dan citra warna Citra warna berindeks Subject Elemen-elemen Citra Digital reflectance MODEL WARNA Citra Biner Citra Biner Banyaknya warna hanya 2

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar.

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar. 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kisi Difraksi Kisi difraksi adalah suatu alat yang terbuat dari pelat logam atau kaca yang pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar. Suatu

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Pemrosesan gambar secara digital telah berkembang dengan cepat. Pengolahan gambar ini didukung dengan kemajuan teknologi perangkat keras yang signifikan. Produk produk pengolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Pengolahan Citra / Image Processing : Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Teknik pengolahan citra dengan mentrasformasikan citra menjadi citra lain, contoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Batasan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komputer saat ini begitu pesat, banyak perusahaan memanfaatkan teknologi ini untuk kemajuan usahanya. Dengan adanya teknologi komputer,

Lebih terperinci

AN-0011 LINE TRACKER ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN UNIVERSAL DELTA ROBO KITS

AN-0011 LINE TRACKER ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN UNIVERSAL DELTA ROBO KITS AN-0011 LINE TRACKER ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN UNIVERSAL DELTA ROBO KITS Line tracker robot adalah robot yang dapat berjalan secara otomatis mengikuti garis yang mempunyai warna berbeda dengan backgroundnya

Lebih terperinci

PENERAPAN STEGANOGRAFI PADA SEBUAH CITRA

PENERAPAN STEGANOGRAFI PADA SEBUAH CITRA PENERAPAN STEGANOGRAFI PADA SEBUAH CITRA Burhanuddin Damanik Program Studi Sistem Informasi Universitas Sari Mutiara Indonesia damanikus@yahoo.com ABSTRAK Steganografi adalah teknik penyembunyian data

Lebih terperinci

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION Indra Pramana, M Zen Hadi Samsono, Setiawardhana Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat melakukan perancangan Standalone AVR Programmer. Berikut ini adalah beberapa cara implementasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS APLIKASI. terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dirasakan perlu untuk melakukan

BAB III ANALISIS APLIKASI. terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dirasakan perlu untuk melakukan BAB III ANALISIS APLIKASI Analisis aplikasi merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian dari komponen dengan maksud untuk melakukan identifikasi dan evaluasi permasalahan,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Sistem pengenalan objek 3 dimensi terbagi atas perangkat keras dan perangkat lunak. Spesifikasi sistem baik perangkat keras maupun lunak pada proses perancangan

Lebih terperinci

Sistem Deteksi Penyusup Dengan Sinar Laser

Sistem Deteksi Penyusup Dengan Sinar Laser Sistem Deteksi Penyusup Dengan Sinar Laser Aditya Wisnu Wardhana Universitas Gunadarma bontho32@yahoo.com ABSTRAK Keamanan adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Berikut pula privasi

Lebih terperinci

Pengertian Hardware dan Pengenalan Jenisnya

Pengertian Hardware dan Pengenalan Jenisnya Pengertian Hardware dan Pengenalan Jenisnya PENGERTIAN HARDWARE Perangkat keras komputer (hardware) adalah semua bagian fisik komputer, dan dibedakan dengan data yang berada di dalamnya atau yang beroperasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil IV.1.1 Tampilan Hasil Antarmuka Utama Hasil pengimplementasian rancangan antarmuka utama yang telah dilakukan sebelumnya dapat dilihat pada gambar IV.1

Lebih terperinci

Perangkat Output Komputer

Perangkat Output Komputer Computer Output Perangkat Output Komputer Grafik dan VGA Jenis grafik yang ditampilkan oleh komputer? Sebelum melihat peralatan yang digunakan untuk menampilkan, perlu dimengerti jenis image yang bisa

Lebih terperinci

Pengantar Hardware: Storage Device. Hanif Fakhrurroja, MT

Pengantar Hardware: Storage Device. Hanif Fakhrurroja, MT Pengantar Hardware: Storage Device Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Definisi Storage device/stored device atau juga alat simpan merupakan perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis

BAB I PENDAHULUAN. Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (Tim Koordinasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Pada tahap ini adalah tahapan dimana kita dapat membuktikan apakah film animasi 3D yang dirancang sudah layak dan sudah sesuai dengan skenario sebelumnya. Sebuah film

Lebih terperinci

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop Adobe Photoshop CS3 Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop Mengapa Photoshop? Adobe Photoshop adalah perangkat lunak yang menjadi standar dalam industri digital imaging. Sekarang, memiliki keahlian dalam menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. pengenalan dan penentuan kondisi akuarium ikan hias air laut :

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. pengenalan dan penentuan kondisi akuarium ikan hias air laut : 94 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi sistem yang digunakan dalam melakukan proses pengenalan dan penentuan kondisi akuarium ikan hias air laut : 4.1.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

Pembentukan Citra. Bab Model Citra Bab 2 Pembentukan Citra C itra ada dua macam: citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Aplikasi pintu otomatis ini menggunakan spesifikasi perangkat keras dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Aplikasi pintu otomatis ini menggunakan spesifikasi perangkat keras dan 31 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Aplikasi pintu otomatis ini menggunakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. 4.1.1 Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci