BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pokok program pembangunan kesehatan menuju Indonesia

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pokok program pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 disebutkan bahwa salah satunya terfokus pada kesehatan ibu dan anak serta perbaikan gizi (Depkes RI, 1999). Sasaran yang menjadi prioritas utama adalah golongan rawan gizi seperti ibu hamil yang mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) dan Anemia gizi (Husaini, 1998). Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang, karena tumbuh kembang anak akan sangat ditentukan oleh kondisi pada saat janin dalam kandungan. Selanjutnya berat lahir yang normal menjadi titik awal yang baik bagi proses tumbuh kembang pasca lahir, serta menjadi petunjuk bagi kualitas hidup selanjutnya, karena berat lahir yang normal dapat menurunkan resiko menderita penyakit degeneratif pada usia dewasa (Mutalazimah, 2005) Gizi yang baik mempunyai andil yang cukup besar pada pembentukan SDM, karena kekurangan gizi pada ibu hamil dapat berdampak negatif pada kehamilannya, seperti terjadinya keguguran,

2 2 kelahiran premature, BBLR, gangguan kekuatan rahim pada saat kelahiran (kontraksi), dan perdarahan setelah persalinan (Atikah & Siti, 2009). Status gizi ibu hamil dapat diukur secara antropometri atau pengukuran komposisi tubuh dengan mengukur lingkar lengan atas (LILA). LILA merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dan cepat. Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. LILA mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan status KEP pada balita, serta kekurangan energi dan kalori (KEK) pada ibu WUS dan ibu hamil sehingga meningkatkan resiko terjadinya BBLR. Disebut KEK apabila ukuran LILA pada ibu WUS dan ibu hamil kurang dari 23,5 cm (Atikah & Siti, 2009). Data menunjukkan bahwa sepertiga (35,65%) WUS menderita KEK, masalah ini mengakibatkan pada saat hamil akan menghambat pertumbuhan janin sehingga menimbulkan resiko terjadinya BBLR pada bayi (Depkes, 2002). Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-3,8% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding bayi dengan berat badan lahir lebih dari 2500 gram (WHO, 2007). BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak

3 3 serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan (UNICEF, 2007). Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Penyebab terjadinya BBLR antara lain karena ibu hamil mengalami anemia, kurang suply gizi waktu dalam kandungan ataupun lahir kurang bulan. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah perlu penanganan yang serius, karena pada kondisi tersebut bayi mudah sekali mengalami hipotermi dan belum sempurnanya pembentukan organ-organ tubuhnya yang biasanya akan menjadi penyebab utama kematian bayi (Depkes, 2009). Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah jumlah berat bayi lahir rendah (BBLR) di Jawa Tengah pada tahun 2009 sebanyak (2,81%) meningkat bila dibandingkan tahun 2008 sebesar (2,08%). Berdasarkan Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang pada tahun untuk kasus bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada tahun 2009 yaitu sebanyak 90 bayi (0,35%), menurun dari tahun sebelumnya yaitu 135 bayi (0,54%). Di wilayah Puskesmas Bandarharjo terdapat 4 Bidan Praktek Swasta (BPS) dan 1 Rumah Bersalin (RB), yaitu : BPS Sri Sumarni pada bulan April-Mei 2011 tercatat 41 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan dan terdapat 4 (1,71%) ibu hamil yang mengalami KEK, BPS Yohana

4 4 Triani pada bulan April-Mei 2011 tercatat 50 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan dan terdapat 10 (4,29%) ibu hamil yang mengalami KEK dan 9 BBLR, BPS Solekhah pada bulan April-Mei 2011 tercatat 39 ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan dan terdapat 5 (2,14%) ibu yang mengalami KEK, BPS Erna Paulina pada bulan April- Mei 2011 tercatat 40 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan dan terdapat 2 (0,85%) ibu yang KEK, RB Anisa tercatat 63 ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan dan terdapat ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 5 (2,14%) orang. Dari data tersebut dapat diketahui ibu hamil dengan KEK tertinggi di BPS Yohana Triani. Berdasarkan latar belakang diatas dan hasil pengamatan sementara, penulis ingin mengetahui lebih lanjut sejauh mana hubungan status gizi dan tinggi fundus uteri dengan berat badan lahir dengan mengadakan penelitian yang berjudul Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Berat Badan Bayi Lahir. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dan dirumuskan dalam penelitian ini adalah Apakah Ada Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Trimester Dengan Berat Badan Lahir C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan status gizi ibu hamil dengan berat badan lahir.

5 5 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran status gizi ibu hamil. b. Untuk mengetahui gambaran berat badan bayi lahir. c. Untuk mengetahui hubungan status gizi ibu hamil dengan berat badan lahir. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan info bagi masyarakat mengenai status gizi dengan berat badan bayi lahir. 2. Bagi Institusi Pendidikan Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang kebidanan khususnya pengaruh status gizi ibu hamil dengan berat badan bayi lahir. Dan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan berarti bagi tenaga kesehatan dalam upaya pengaruh status gizi ibu hamil dengan berat badan bayi lahir. 4. Bagi Tempat Penelitian Memberi sumbangan data ilmiah mengenai pengaruh status gizi ibu hamil dengan berat badan bayi lahir.

6 6 5. Bagi Peneliti Sebagai media penerapan ilmu tentang kebidanan yang telah diperoleh penulis selama perkuliahan.

7 7 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Judul KTI Nama Variabel Metode Hasil Peneliti Penelitian Hubungan antara Dyah Ayu Variabel Bebas: Analitik Ada hubungan antara kenaikan berat Suci Kenaikan berat kenaikan berat badan badan ibu hamil Prihartati badan ibu hamil ibu hamil trimester III trimester III dengan Variabel Terikat: dengan berat badan berat badan lahir di Berat badan lahir lahir di Puskesmas Puskesmas Mijen Mijen Tahun 2010 Tahun 2010 Hubungan kadar Nurul Variabel Bebas: Analitik Ada hubungan antara hemoglobin (Hb) Hidayah Kadar kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil trimester hemoglobin ibu ibu hamiil trimester III III terhadap berat badan bayi baru lahir di RS Dr. hamil trimester III Variabel Terikat: Berat badan bayi terhadap berat badan bayi baru lahir di RS Dr. Kariadi Semarang Kariadi Semarang baru lahir periode bulan Januari- periode bulan Desember Tahun 2010 Januari-Desember tahun 2010