BAB I PENDAHULUAN. tahun 2007 turun menjadi 24,5% (Riskesdas, 2007 dalam profil DKK

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi terutama anemia gizi besi. Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, prevalensi anemia ibu hamil sebesar 40,1% dan pada tahun 2007 turun menjadi 24,5% (Riskesdas, 2007 dalam profil DKK Semarang, 2009, p.106). Namun demikian keadaan ini mengindikasikan bahwa anemia gizi besi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, angka nasional untuk Angka Kematian Ibu di Indonesia adalah 228/ kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan AKI hasil SDKI tahun yang mencapai 307/ kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2009). AKI di Provinsi Jawa Tengah untuk tahun 2009 berdasarkan laporan dari Kabupaten atau Kota sebesar 117,02/ kelahiran hidup. Angka tersebut telah memenuhi target dalam indikator Indonesia sehat 2010 sebesar 150/ kelahiran hidup. Kejadian AKI yang paling banyak

2 2 adalah pada waktu nifas sebesar 49,12%, kemudian waktu bersalin sebesar 26,99%, dan waktu hamil sebesar 23,89%. Kematian ibu disebabkan karena eklamsi (28,76%), perdarahan (22,42%), infeksi (3,54%), dan lain- lain (45,28%) (DinKes, Prov.Jawa Tengah, 2009, pp.13-14). Komplikasi yang menyertai kehamilan diantaranya adalah penyakit kurang darah (anemia). Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, menurut WHO kejadian anemia hamil berkisar antara 20% sampai dengan 89% dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Hb 9-10 gr% disebut anemia ringan. Hb 7-8 gr% disebut anemia sedang. Hb < 7 gr% disebut anemia berat (Manuaba, 2010, p.239). Anemia gizi besi disebabkan oleh defisiensi zat besi, asam folat, dan/ vitamin B 12, yang kesemuanya berakar pada asupan yang tidak adekuat, ketersediaan hayati rendah (buruk), dan kecacingan yang masih tinggi (Arisman, 2004, p.144). Pada pengamatan lebih lanjut menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang diderita masyarakat adalah karena kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi. Selain itu di daerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi, kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah (Manuaba, 2010, p.237). Penelitian Lely Ratnawati (2006), anemia cenderung terjadi pada kelompok penduduk dengan tingkat pendidikan rendah, karena berbagai sebab. Pada kelompok penduduk berpendidikan rendah pada umumnya

3 3 kurang mempunyai akses informasi tentang anemia dan penanggulangannya, kurang memahami akibat anemia, kurang dapat memilih bahan makanan bergizi khususnya yang mengandung zat besi tinggi, serta kurang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia. Di Indonesia, anemia gizi masih merupakan salah satu masalah gizi lainnya, yaitu kurang kalori protein, defisiensi vitamin A, dan gondok (endemik) yang utama di Indonesia. Dampak kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat diamati dari besarnya angka kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan risiko terjadinya berat badan lahir rendah. Penyebab utama kematian maternal antara lain pendarahan pascapartum yang bersumber pada anemia defisiensi besi (Arisman, 2004, p.144). Menurut data dari DKK Semarang tahun 2010 masalah anemia pada ibu hamil sebanyak orang (24,33%). Adapun cakupan pemberian Tablet Fe3 90 tablet pada ibu hamil Kota Semarang tahun 2010 sebanyak orang (88,71%). Dari jumlah ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya di RB Bhakti Ibu Kota Semarang pada bulan Februari-April 2011 berkisar 60 ibu hamil, dan yang menderita anemia pada trimester III sebanyak 19 orang ibu hamil (31,67%). Dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan di RB Bhakti Ibu Kota Semarang pada bulan April 2011 dengan metode wawancara, dari 10 orang ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, didapatkan hasil 5 orang (50%) pengetahuan ibu cukup dengan hasil ukur nilai 56-75%, 3,5 orang (35%) pengetahuan ibu baik dengan hasil ukur nilai % dan 1,5

4 4 orang (15%) pengetahuan ibu rendah. 6 orang (60%) lulusan SLTA dengan kategori pendidikan sedang, 3 orang (3%) lulusan SLTP dengan kategori pendidikan rendah dan 1 orang (10%) ibu lulusan perguruan tinggi dengan kategori pendidikan tinggi. Dari 10 orang ibu hamil, 6 orang (60%) mengkonsumsi tablet Fe3 kurang dari 90 tablet. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian hubungan antara pengetahuan tentang anemia, pendidikan ibu, konsumsi tablet Fe dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang. B. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang yang telah diuraikan di atas dirumuskan masalah penelitian Adakah hubungan antara pengetahuan tentang anemia, pendidikan ibu, konsumsi tablet Fe dengan kadar Hb pada Ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang anemia, pendidikan ibu, konsumsi tablet Fe dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III di RB Bakti Ibu Kota Semarang. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

5 5 a. Mendeskripsikan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang tanda dan gejala anemia, faktor-faktor resiko anemia, akibat dari anemia dan cara pencegahan anemia di RB Bhakti Ibu Kota Semarang. b. Mendeskripsikan pendidikan ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang. c. Mendeskripsikan konsumsi tablet Fe ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang. d. Mengukur kadar Hb ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang. e. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang. f. Menganalisis hubungan pendidikan ibu dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang. g. Menganalisis hubungan konsumsi tablet Fe dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III di RB Bhakti Ibu Kota Semarang. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada ibu hamil.

6 6 b. Bagi Masyarakat/ Ibu Hamil Sebagai informasi kepada masyarakat khususnya ibu hamil agar mengetahui tentang faktor-faktor yang menyebabkan anemia dan pengaruhnya terhadap kesehatan. c. Bagi Mahasiswa Sebagai pengalaman baru bagi peneliti dalam melakukan penelitian dan dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di kampus dengan keadaan di masyarakat serta menambah informasi tentang hubungan pengetahuan, pendidikan, konsumsi tablet Fe dengan kadar hemoglobin padan ibu hamil trimester III. d. Bagi Institusi Sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III. e. Bagi Instansi Pendidikan Sebagai referensi di perpustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian tentang kadar hemoglobin. 2. Manfaat Teoritis a. Manfaat bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Metodologi Penelitian. Memberikan masukan bagi perkembangan ilmu, khususnya yang berhubungan dengan kadar hemoglobin.

7 7 E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian Sebelumnya Tabel 1.1 Keaslian Penelitian NO JUDUL SASARAN VARIABEL YANG DITELITI 1 Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia di Desa Leyangan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Puji Suryaningsih 2008 Seluruh ibu hamil yang ada di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Dependen: Kejadian anemia. Independen: Tingkat pengetahuan METODE Deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional HASIL Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia. 2 Hubungan tingkat pengetahuan tentang gizi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Kecamatan Jebres Surakarta Satiti Setyo Siwi 2010 Semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Pucangsawit dan Puskesmas Sibela Kecamatan Jebres Surakarta Dependen: Kadar Hb ibu hamil. Independen: tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi Cross sectional Terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat pengetahuan tentang gizi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Wilayah Kecamatan Jebres Kota Surakarta dengan tingkat korelasi sedang 3 Hubungan antara tingkat pendidikan ibu, tingkat pendapatan perkapita, tingkat konsumsi tablet Fe dan tingkat konsumsi makanan dengan kadar Hb pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Mijen I Kabupaten Demak Ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Mijen I Kabupaten Demak dependent: kadar Hb ibu hamil trimester III. Independen: tingkat pendidikan ibu, tingkat pendapatan perkapita, tingkat konsumsi tablet Fe, tingkat konsumsi makanan Cross sectional Tingkat pendidikan ibu, tingkat pendapatan perkapita, tingkat konsumsi tablet Fe dan tingkat konsumsi protein terbukti secara statistik berhubungan dengan kadar hemoglobin ibu hamil trimester III Lely Ratnawati 2006

8 8 2. Penelitian Sekarang Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu lokasi penelitian, jenis penelitian, dan variabel penelitian. Penelitian yang sekarang ini variabelnya yaitu pengetahuan, pendidikan, konsumsi tablet Fe dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III. Lokasi penelitian yang akan dilakukan di RB Bhakti Ibu Kota Semarang pada bulan Juli- Agustus 2011 dan jenis penelitian adalah explanatory research dengan metode cross sectional.