lwewfilih SEKOLAH KEAGAi\lAAN (Studi Kasus Siswa Kelas Ill MAK Darunnajah.Jakarta) Oleh: YU LIA NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "lwewfilih SEKOLAH KEAGAi\lAAN (Studi Kasus Siswa Kelas Ill MAK Darunnajah.Jakarta) Oleh: YU LIA NIM"

Transkripsi

1 PERANANORANGTUATERHADAPANAKDALA~I lwewfilih SEKOLAH KEAGAi\lAAN (Studi Kasus Siswa Kelas Ill MAK Darunnajah.Jakarta) Oleh: YU LIA NIM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAwI FAKULTAS ILwlll TARBIYAH DAN KEGURUAN ljin SYARIF HIDA YATULLAlll.JAKARTA 2004 MI 1424 H

2 PERANAN ORANG TlIA TERHADAI' ANAi< DA LAM MEMIUll SEKOLAll KEAGAMAAN (Studi Kasus Siswa Kelas Ill MAK Danmnajah, Jakarta) SKRll'SI Diajukan Kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan K1:guruan Untuk Memcnuhi Syarat-syarat Mencapcii Gelar Sarjana Pendidikan I slam Oleh YlJLIA NIM I )628 Dibawah 13imbingan Pembimbing II Dra. Hj. Djunaidatul M. M.Ag NIP NIP lliRlJSAN PEN DIDI KAN AGAMA ISL\ \I FAKULTAS ILl\llf TARBIYAII DAN KEGliRliAN t:rn S\'ARIF llidayatlfllah.jakarta 2003 M /

3 PENGESAHAN PANITIA ljjian Skripsi yang berjudul PERANAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM MEMILIH SEKOLAH KEAGAMAAN (Studi Kasus Siswa Kelas Ill MAK Darunna,jah Jakarta) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas llmu Tarbiyah clan Keguruan l!in Syarif llidayatullah Jakarta pada tanggal 4 felmiari Skripsi ini tclah ditcrima scbagai salah satu syarat untuk mcmperolch gclar Sa1jana Program Strata l (SI) padajurusan Pcndidikan Agama Islam. Sidang \lunaqasyah Jaka1ia. 9 Februari 2004 l<et d ivlc ngkap :\nggola. Seh:retans \lerangkap :\nggota Prof. r. I. Salma Harun NIP ~ ~~'' De. M \ NIP Anggota: Penguji Drs. H. A. Svati'i Noor NIP Dra. I j. Dj 11naidatul M, M.Ag 'NIP

4 KATA PENGANTAH Penulis memanjatkan puji dan syukur kchadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat. hidayah. serta inayahnya. sehingga pcnulis dapat mcnyclesaikan skripsi ini dengan judul "PERANAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM MEMILIH SEKOL:\11 KEAGAMAAN (Studi Kasus Siswa Kelas Ill MAK Darunnajah, Jakarta) " Shalawat scrta salam semoga dicurahkan kcpada pcmbawa rahmat bagi sclun1h alam, yaitu Nabi Muhammad SAW Pcnulis mcnyadari bahwa skripsi ini dapat disclesaikan bcrkat bantuan clan dorongan dari berbagai pihak, karenanya penulis perlu menyampaikan terimakasih kepada I. Dekan Fakultas llmu Tarbiyah clan Keguruan Bapak Prof. Dr. Salman Harun 2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bapak Drs. Abd. Fatah Wibisono, MA, beserta staf'.-stafriya. 3. Dosen Pembimbing Akademik Bapak Prof Dr. H. Abuddin Nata, MA yang tclah memberikan bimbingan clan saran selama perkuliahan. 4. Dosen pernbirnbing skripsi lbu Dra. Hj. Djunaidatul Munawaroh, l\f.ag dan lbu Maifalinda Fatra, S.Ag yang telah banyak rnemberikan arahan, bimbingan, dan saran yang sangat berharga kepada penulis dalarn penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir. 5. Serta para dosen di lingkungan Fakultas llmu Tarbiyah dan Kcguruan Universitas Islam Negeri Syarif l-lidayatullah Jakarta yang telah memberikan clan rnenyarnpaikan ilmu pengetahuan serta pengalamannya vang tulus dan ikhlas kepada penulis sebagai bekal untuk menyongsong rnasa depan yang sangat berarti bagi penulis.

5 6. Kepala Sekolah MAK Darunnajah Jakarta 13apak 11. Muhibbin S.Ag bcserta staf: stafnya yang telah memberikan kescmpatan dan tempai: bagi penulis untuk mengadakan penelitian di MAK Darunnajah. 7. Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan baik rnoril maupun rnateril dan do'a kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 8. Pimpinan dan scgcnap staf pcrpustakaan UIN, pcrpustakaan Fakultas Tarbiyah. dan perpustakaan Iman Jama', atas scgala kcmudahan vang dihcrikan kcpada penulis untuk rncndapatkan rcfcrensi yang mcndukung penyclcsaian skripsi ini 9. Kawan-kawan scpc1juangan khususnya Jurusan!'Al kclas D angkatan ''!') yang tclah banyak rnernberikan kritik dan sarannya yang sangat bcrharga dalam penyelesaian tugas akhir ini Kawan-kawan Lili, Noc. Wiwi. l:jum. Ali, Arnri. lndrata dan Salam. aku khawatir waktu tak lagi berputar tcrscnyumlah untuk jalan yang bclum tcrbuka I 0. Sahabatku. \lahmud. Riri. Anl'al, Lila dan Ade atas masukan dan dukun1'an scrta canda-candanya mcnjadikan penulis mendapatkan sernanga:: untuk rncnyclesaikan skripsi ini. l'cnulis bcrharap dan berdo'a kepada Allah SWT. aga1 seluruh pengorbanan yang diberikan kcpada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. akan mendapatkan balasan yang sctimpal di sisi-nya. Dan semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin. Jazaak /lah khaira11 katsira. Jakarta. Dcsember 2003 Pcnulis.. "

6 DAFTAR ISi Halaman Kata Pengantar Daftar lsi. Daftar Tabel I Ill v BAB I PENDAllllLUAN. A Latar Bclakang Masalah. B. Tujuan dan Manfaat Penclitian. 7 c. Pernbatasan dan Pcr umusan ~lasalah. 8 D. Mctoclc l'cmbahasan 9 E. Sistematika Penyusunan. 9 BAB II KAJIAN TEORI I I A. Penman Orang Tua Dalam Pcndidikan Anak Menurut Perspektif Islam I I I) Orang Tua Sebagai Pendiclik Pertama clan Utama Bagi Anak I I 2) Orang Tua Dalam Pemenuhan Kebutuhan Anak I "i 3) Tanggungjawab Orang Tua Dalarn Pendidikan Anak 22 B. Madrasah Aliyah Kcagamaan (MAK) 26 I ) La tar Belakang MAK 26 2) Tujuan MAK 29 3) Program Pengajaran MAK 30 1ll

7 >> >>> 40 >>> 42 BAB Ill METODOLOGI PENELITL\N A. Waktu dan Tempat Penclitian.. B. Populasi dan Sample C. Teknik Pengumpulan Data D. lndikator Angket Penelitian y; E Asumsi Penelitian. F. Teknik Analisa Data BAB IV IIASIL Pl :NELITIAN > A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta. 42 I) Sejarah Berdiri Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta 2) Letak Geografis 3) Sarana dan Prasarana 4) Keadaan Guru S) Kurikulum MAK Darunnajah. 6) Struktur Organisasi Darunnajah Gambaran Respondcn. > 49 C. Peranan Orang Tua Tcrhadap Anak Dalam Memilih Sekolah Kcaga1naan.. so BAB V PENllTl!P 73 A Kcsimpulan. B. Saran DAFTAR PUSTAKA. LAMPI RAN IV

8 DAFTAR TABEL Tabel Program pengajaran MAK kelas I dan II Program umum 31 '~ Tabel 2 Program pcngajaran rvlak kclas Ill Program ilmu agama -'- Tabel 3 Program pengajaran MAK kelas Ill Program ketrampilan " J ~) Tabcl 4 lndikator angket pcnclitian.. 38 Ta be I 5 Kurikulum Tvl:\K Darunnajah, Jakarta -J(l Ta be I 6 l<urikulum Kelas lntcnsif \1:\K Darunnajah -l 7 Tabcl 7 Frekuensi clan perscmase jcnis kelamin respondcn -19 Tabel 8 Frekuensi dan perscntasc asal sckolah anak so Tabel 9 Frekuensi dan persentase pemenuhan buku pelajaran anak. 51 Tabel JO Frekuensi dan persentase pemenuhan seragam sekolah anak Tabel 11 Frekuensi dan pcrsentase ketepatan dalam pemenuhan biaya SPP 'i'. J Tabel 12 Frekuensi dan persentase pengantaran anak ketika memasukkannya kc sekolah 54 Tabcl 13 Frekuensi dan persentase kehadiran orang tua dalam pertemuan wali murid dcngan pihak sekolah Tabel 1-l Frekuensi clan pcrscntasc pengontrolan prestasi belajar anak. 56 Tabel 15 Frekuensi dan persentase pemberian jalan keluar dalam mengatasi kesulitan belajar anak 57 Tabel 16 Frekuensi dan persentase pemberian nasehat oleh orang tua dalam memberikan jalan kcluar kepada anak v

9 Tabel 17 Frekucnsi dan pcrscntasc pencrimaan saran dan naschat olch anak 59 Tabcl 18 Frckucnsi dan pcrscntasc keluhan anak terhadap pclajaran di sckolah 60 Tabcl 19 Frckucnsi dan persentase komunikasi antara orang tua dan anak 6 I Tabel 20 Frckucnsi dan persentase pemberian informasi sekolah oleh orang tua. 63 Tabel 21 Frekuensi dan persentase pertimbangan orang tua me11gena1 kualitas sekolah Tabel 22 Frekuensi clan pcrscntase perhatian orang tua tcrhadap kondisi bclajar anak 65 Tabel 23 Frekuensi clan persentase perhatian orang tua terhadap kegiatan yang diadakan di sekolah 66 Tabcl 24 Frckuensi dan pcrscntasc pcrhatian orang tua tcrhadap keikutsenaan anak dalam kcgia1an sckolah (l 7 Tabel 25 Frckucnsi dan pcrscntasc pcningkatan pcngctahuan agama anak mcnjadi alasan untuk masuk MAK 68 Tabel 26 Frckuensi dan persentase Peningkatan pengetahuan agama dengan masuk ke sekolah kegamaan.. 69 Tabel 27 Frekuensi dan persentase sikap orng tua terhadap sekolah yang dimasuki anak. 70

10 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang '\lasalah Pendidikan merupakan salah satu faktor tcrpenting untuk kemajuan bagi setiap individu dari zaman kc zaman, karcna pada umumnya pendidikan merupakan salah satu kcbutuhan yang paling mcndasar bagi manusia, schingga pendidikan yang didapatkan scnantiasa dapat mcmbcrikan saham yang bcsar dalam membina kcrncgahan dan kernajuan seluruh umat 111anus1a Pcndidikan juga rncnciptakan kckuatan-kckuatan yang mcndorong untuk mencapai tujuan vang diinginkan schingga kehidupan dapat bertambah maju Oleh karcnanya dapat dikatakan dengan mernperoleh pendidikan scseornng diharapkan dapat mcnjadi 111an11sia yang mandiri, dalam arti bukan saja dapat mcncari nafkahnya sendiri, namun juga mengarahkan dirinya berdasarkan keputusannya sendiri untuk mcngembangkan semua kemampuan fisik, mental, sosial dan emosional yang dimilikinya sehingga dapat mengembangkan suatu kehidupan yang schat dan produktif dengan memiliki kepedulian terhadap orang Jain. 1 Adapun bentuk pendidikan pada umumnya dapat ditcmukan oleh setiap orang di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan dalam lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama yang 1 '\'ufiarti dan rhcodorns I.S.(cd). l\'1111idd1.an 1-.:cluill)!.O dalan1 /'."ra ( ilohul, (JaJ..arta Prchall i ndo L h. 79!Yr

11 3 kcmampuan indiv1du schingga potcns1 keji1vaan itu dapat diaktul1sas1bn secara sempurna. Sudah sepatutnya seorang anak didalam mencan nilai-nilai hidup mendapat bimbingan, terutama bimbingan yang diberikan sepenuhnya dari orang tua. Sebagaimana dijelaskan dalam finnan Allah SWT dalam alqur' an : (1,.. J ~ J Jc_. _I ~ ;d :H~I)... l~li ~13 ~~ 1 5~ 1.~.,J., 0:;:UI - ljy.. Artinya "Hai 01w1g-ora11g yang herima11, peliharalah diri11111 da11 ke/11mga11111 dari api 11eraka... "(QS. At Tahrim: 6 ). 5 Dari ayat di atas jclaslah bahwa pada hakekatnya orang tua memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak, sebab anak dilahirkan dalam keadaan suci dan sudah merupakan tanggungjawab orang tua untuk mendidik mcreka, karcna anak adalah amanat Allah SWT yang dibcrikan kcpada kedua orang tua yang kelak akan din1intai pcrtanggungja\vaban atas pcndidikan n1ereka. Dan Allah SWT telah menyediakan kcscmpatan ini bagi orang tua agar dapat menjaga fitrah yang baik pada diri anak '' Setiap Orang tua pasti mendambakan anaknya mcndapatkan prestasi y ang lebih baik dari tcman-temannya, sclain mcngharapkan anaknva untuk mcnjadi orang yang berhasil dan sukscs dikcrnudian hari. Namun jalan menuju dan.: M. Antin. J...:onse1>,\/n_yara/.:ai /slan1 t p{~\ a,\/e11car1 Jdenflfas /)a/an1 l.'r11 <iloha/1.n1s1. (Jakana: Fikahati Ancksa. 1992). lt91 'Univcrsitas lsla111 Indonesia..-J/ q111"011 t!an r,~f,\-1r11ya Ji/1</.\", (Yop,!akarta f)ana Bhak.11 Wakaf. 1995). h ' l\.halid Ahn1ad Asy S!antuh. l'c11du/1ka11.l11a.k /la/an1 f:eluorgo \fu_,/11n. (Jak;irt;1 P11s1aka al l\.autsar. 1991). h 12

12 4 mewujudkan cita-cita tersebut tidaklah mudah, harus ada usaha yang bisa dilakukan semua pihak yang terlibat, dalam ha! m1 peranan orang tua jelas tidak dapat diabaikan Banyak yang kita lihat sekarang ini para orang tua menyalah artikan tentang tugasnya sebagai pendamping dan pembimbing bagi anak-anaknya, misalnya saja sikap orang tua dalam mcmbcrikan bimbingan bagi anak-anaknya dalam memilih sekolah tenitama sekolah yang secara spcsilik memberikan keilmuaan tentang keagamaan yaitu madrasah, karena madrasah dipandang sebagai suatu institusi yang memberikan pendidikan dan pengajaran bagi para peserta didik yang diharapkan dapat menjadi ahli-abli dalam bidang agama dimasyarakat kelak. Namun banyak terjadi para orang tua kurang atau bahkan tidak memberikan masukan berupa arahan dan bimbingan terhadap anaknya dalam menentukan pilihannya, atau dengan kata lain ha! ini diserahkan sepenuhnya kepada anak tanpa ada campur tangan dari orang tua sedikitpun. Tetapi peranan orang tua yang dijalankan tidaklah sepenuhnya benar bahwa bimbingan yang diberikan tersebut dapat membantu si anak, karena ada juga orang tua dalam memberikan bimbingan terhaclap anak yaitu dengan cara "menclikte" si anak dalam memilih sekolah-sekolah tertentu atas dasar ambisi atau keinginan orang tua yang berlebihan dan mcnjadikan anak mcnjacli manusia rckaan orang tua clengan tidak melihat kemampuan yang dimiliki anaknya, atau untuk mclakukan sesuatu yang diluar batas kcmapunannya. Kadang banyak orang tua merusak anak-anaknya

13 dcngan ambisi dan kcinginan mercka tcrutama bagi yang dahulu tidak dapat mencapai apa yang dicita-citakannya, maka diharapkanla.h anaknya supaya meneruskan apa yang dari dulu mereka inginkan dengan cara mcmaksa anaknya untuk masuk ke sekolah-sekolah tertentu seperti SMU, SMK, SMIP, STP, MA/MAK dan lain sebagainya. Tindakan mendikte atau sikap otoriter orang tua tidak akan te~adi jika orang tua mernahami peranannya, karena jika tidak maka sikap dan tindakan orang tua tersebut dapat menyebabkan si anak tak mau bcrtanggungjawab dan menyebabkan si anak akan merasa gagal, dan dimana nantinya dari kegagalan tersebut anak akan merasa rendah diri, apatis dan lainya. 7 Atau dengan kata lain tindakan yang dilakukan orang tua tersebut terhadap anak tidaklah dapat mendidik anak tetapi hanya akan merusak. Seorang anak akan merasakan kcbahagiaan jika ia merasa berhasil menyalurkan apa yang dicita-citakannya, bcgitupun scbaliknya seorang anak akan mcrasakan kcsengsaraan jika ia tidak dapat rm:nyalurkan apa yang ia cita-citakan. Di dalam agama Islam diajarkan kepada manusra, bahwa untuk melaksanakan pendidikan terhadap anaknya harus berdasarkan pandangan bahwa anak sebagai rnakhluk yang tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaannya, rnemiliki kemampuan dasar yang dimanis dan responsive terhadap pengaruh dari luar dirinya, sehingga dalam proses mendidik tidak perlu terjadi pemaksaanpemaksaan ( otoriter). Ini berarti anak sebagai makhluk biologis dipandang Z;ikiah Darajat. Kesehntan Ml'lltn!, (J;ikarta: CV. Haji Masagung, 1990), h.86

14 6 memerlukan perawatan khusus dari orang tua agar tumbuh berkembang rnenurnt fitrahnya. 8 Oleh sebab itu sudah sepatutnya orang tua rnenyadari bahwa dalam usaha rnengernbangkan potensial anak harus mernperhatikan kemampuan yang dimiliki oleh anaknya, clan pendidikan yang dibcrikan juga harus dipusatkan kcpada bakat dan minat anak-anaknya sedini mungkin, dan lcbih marnpu mcndorong anakanaknya untuk mcncrnukan dan mcngejar apa yang menjadi kcinginan mcrcka ada apa yang mcnjacli tugas clan tanggungjawab mcreka. Bcrbicara tcntang pcran, tugas dan tanggungjawab orang tua, adapun bentuk peran, tugas clan tanggungjawab tersebut yakni "mcncliclik, mengajar clan mclatih anak-anaknya agar kelak mereka menjadi manusia clewasa clan mandiri, dalam arti beriman, berilmu dan berketerampilan serta kehidupan sosial yang sehat dan masyarakat" 9 Oleh karena itu orang tua harus mampu menberikan bimbingan dan arahan dalam ha! pendidikan yang sesuai dengan pcrkembangan jasmaniah dan rohaniah anak kcarah kedewasaan. Ada banyak cara yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana mendidik anak yang baik, salah satu diantaranya yaitu turut serta mcmberikan bantuan berupa bimbingan, pengertian dan arahan kepada anak dalam memilih sekolah yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh anak, sehingga anak dapat disalurkan kepada bidang-bidang tertentu yang sesuai dengan kecerdasan, ::< Abdullah N;1shih ljh\al\.. \/l!n,1!.cr11hongka11 f.."crw1h11d11111 l11i1k. lbandung Rcn1a.1a Rosdabrya, t 993 ), h. 7 9 Andreas Harcra. Peu1hela;ara11 di 1':ra serha (Jtono1111. (Jnkarta Kornpas. 200 I). h _1<J

15 7 kemampuan, bakat dan minatnya masing-masing agar anak dapat mencapai sukses dan bahagia dalam menghadapi pelajarannya. Dalam penclitian ini penulis memilih MAK Darunnajah sebagai ternpat penelitian dengan alasan bahwa MAK Darunnajah mcrupakan Sekolah Pondok Pesantren yang mcmiliki pcringkat terbaik diantara tiga Pondok Pesantren yang membuka MAK, selain itu lokasi Pondok Pesantren Darunnajah dapat dijangkau oleh penulis. Bcrtitik tulak dari pcrmasalahan terscbut, pcnulis mcncoba menuangkannya dalam karya tulis ilmiah berbcntuk skripsi dcngan judul "PERANAN ORANG TUA TERllADAP ANAK DALAM J\'H:MILlll SEKOLAH KEAGAMAAN (STUDI KASUS SJSWA KELAS III MAK DARlJNNA.IAH ljlljjami.jakarta)". B. Tujuan dan Manfaat Pcnclitian 1. Tujuan Penclilian a Scbagai bahan untuk rnenarnbah khazanah ilmu pcngctahuan 111engcna1 pcranan orang tua terhadap anak dalam 111emilih sekolah kcagamaan. b. Untuk mengetahui bagaimana peranan orang tua terhadap anak dalam 111enempatkan anak pada posisi yang tepat dengan cara membantu memilih sekolah yang akan dimasuki oteh anak.

16 8 2. Manfaat Penelitian a. Agar dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan potcnsi anak sehingga dengan berperannya orang tua dalam memilih sekolah dapat menjadi motivasi dalam kegiatan belajar anak. b. Basil penelitian ini menjadi sumber informasi tambahan bagi pengkaji dan pengembang teori-teori pendidikan luar sekolah. C. Pembatasan dan Perumusan Masalah l. Pembatasan Masalah Dalam skripsi ini penulis akan membatasi pada masalah peranan orang tua terhadap anak dalam memilih sekolah kcagamaan di MAK Darunnajah Ulujami Jakarta. 2. Perumusan Masalah Bcrdasarkan pcmbatasan masalah di alas, maka pertanyaan pcnelitian adalah a. Bagaimana peranan orang tua tcrhadap anak dalam mcmilih sckolah keagamaan? b. Apakah peranan orang tua tersebut dapat mcmbantu dalam mengembangkan potensi anak ''

17 9 D. Metode Pcmbah:isan Agar mencapa1 tujuan yang dikehendaki maka skripsi 1m disusun berdasarkan: Studi L,apangan (field research). :-.-aitu pengurnpulan data dcngan cara langsung turun ke lapangan penc!itian dengan 111elakul-;an \\il\\ancara dan penyebaran angket o Studi Kepuslakaan (libra1-y research). yailu metodc yang dilal-.ul-.an dcngan mcngu111pulkan data clan bahan pcnulisan mclalui studi kepustakaan yang terkait dengan masalah yang dibahas dalam penclitian. Mengenai teknik penulisan skripsi ini penulis menggunakan buku "Pedoman Skripsi, Tesis, Desertasi" yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun E. Sistcmatika Penyusurrnn Sistematika dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam V bab, setiap bab dirinci dalam sub bab sebagai berikut : Bab I Pcndahuluan. yang meliputi latar bclakang. tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, metodc penyusunan dan sistematika penyusunan. Bab II Kajian tcori tentang penman orang tua dalam pendidikan vang meliputi orang tua sebagai pendidik pcrtamam dan utama, orang tua dalam pcmenuhan kebutuhan anak, dan tanggungjawab oran),! 1ua lcrhadap pend1d1!-.an

18 10 anak. Dan tentang sekolah MAK yang meliputi Jatar belakang, tujuan dan program pengajaran. Bab Ill Metodologi penelitian yang meliputi waktu dan tempat penelitian, populasi dan sample, teknik pengumpulan data, indikator angket penelitian, asumsi penelitian dan teknik analisa data. Bab IV 1-lasil penelitian meliputi gambaran urnurn 1\1:\K Darunnajah Jakarta, clan 111cngenai peranan orangtua tcrhadap anak dala c111ilih sckolah keagamaan. Bab \' Penutup bcrisi kcsimpulan clan saran. D:\FTAR Pl!STAKA LAMPI RAN

19 BAB II KAJIAN TEO RI A. Peranan Orang tua Dalam Pendidikan Anak Mcnurut l'hspcktif Islam 1. Orang Tua Sebagai Pendidik Pertama dan Utama Bagi Anak Setiap orang tua berkewajiban untuk mengenalkan, membimbing dan memberi tauladan kepada anak-anaknya di rumah. tenitama dalam pcndidikan 1ncngcna1 agan1a l-lal ini ~angatlah pcnting 111engingat bah\\ a orang tua merupakan tokoh inti yang dijadikan panutan oleh seluruh anggota keluarga terutama anak. Selain itu lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak sebagai tempat berinteraksi baik dengan sesama anggota keluarga maupun dengan masyarakat. Pentingnya pendidikan dalam rumah tangga yang dilaksanakan oleh orang tua adalah untuk membina, membimbing dan mengarahkan anak ke arah yang lebih baik yaitu dengan eara menanamkan nilai-nilai moral, budi pekerti, aturan serta kebiasaan-kebiasaan dari ucapan yang didengarnya, tindakan, perbuatan dan sikap yang dilihatnya, maupun perlakuan yang dirasakannya. Sehingga orang tua dituntut untuk lebih berpcran dalam memberikan pendidikan karena orang tua merupakan pendidik pertama dan utama dalam keluarga bagi anak-anak mereka. Dikatakan pcndidikan pertama. karena ditcmpat inilah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya sebelum ia menerima pcndidikan yang lainnya 11

20 12 Dikatakan pendidikan utama, karena pendidikan dari te:mpat 1111 mernpunya1 pengaruh yang dalam bagi kehidupan anak kelak. 1 Sehingga tepatlah untuk dikatakan bahwa pendidikan dilembaga ini mernpakan pendidikan pertama dan utama bagi anak. Peranan orang tua semakin jelas ketika anak dilahirkan dan berada dalam keluarganya, anak tumbuh dan bcrkcmbang mcmbutuhkan pcrhatian dari kedua orang tuanya. Maka dari itu, Islam memperhatikan rumah tangga agar mcnjadi tempat pengasuhan yang tenang bagi anak clan tcmpat vang mcmbcrikan pengaruh yang agung dalam lapangan pcndidikan. 2 Adapun pendidikan yang pcrtama dan utama yang han1s dibcrikan oleh orang tua terhadap anak-anaknya yaitu mcmbcntuk kcyakinan kcpada Tultan Yang Maha Esa, dimana dari pcndidikan tcrsebut diharapkan dapat mclandasi sikap, tingkah laku, scrta kcpribadian anak dalam bcrhubungan dcngan rnasyarakat luas l'cndidikan mcngharuskan setiap orang tua untuk mcngknndisikan kchidupan kcluarga menjadi situasi pcndidikan, yaitu tempat proses bclajar antara anggota kcluarga Sehingga jika suasana dalam keluarga menycnangkan maka e111os1 anak akan bcrkembang dengan baik. Begitupun sebaliknya, jika suasana dalam keluarga tidak menyenangkan, maka akan dapat menghambat perkembangan jiwa anak. ltulah sebabnya pendidikan yang baik cenderung... 1 Nur Uhbiyali. //11111 Pendidikan Islam, (Bandung : Puslaka Selia, I 998), eel kc-2. h.211 :: Khalid Asy Syantuh. JJendidikan,.lnak Putri /)a/a1n Ke/uarga.\l11slin1, (Jakarta: Pustaka al Kaulsar, 199}). h. 79

21 13 tumbuh dalam lingkungan keluarga yang baik, asalkan hubungan antara orang tua dan anak berlangsung wajar. 1 Hal ini diperjelas dengan perhatian Islam terhadap nasib dan kesejahteraan anak yang telah dimulai sejak lebih dari 1400 tahun yang lalu. 1 dimana Islam menganjurkan kepada setiap orang tua untuk selalu mcmclihara kepentingan anak, bahkan semenjak ia masih dalam kandungan. Scbab mcndidik anak pada hakckatnya adalah amanah yang dibcrikan olch Allah yang dipcrcayakan kcpada orang tua. maka dari itu kebcrhasilan scorang anak tcrgantung kcpada pcndidikan yang diajarkan oleh orang tua di dalam lingkungan kcluarganya Nabi SAW menegaskan bahwa dalam mendidik anak penting untuk memberikan pcrhatian dan kasih sayang terhadap anak. sebagaimana vang dikisahkan dalam hadis yang berbunyi.iii I Artinya "/)an Ahu Hurairah r.a. herkata : Aqra hi11 flahis pemah melihat Ras11/11//ah mrnci11111 c11c111~1 a hasa11. Kata Aqra '; "aku p1111ya anak IO omng, 11tm11111 tidak sat11p1111 diantara mereka yang pemah k11ci11111 ". Iv/aka hersabda Ras11/11//ah SAW: "barangsiapa yang tidak /Jel(l'll)Ylllg, tidak disayangi. " 5 'Nurcholis lv1ndjid. /!11hu11go11 ()rang '/"1111 dan. lnok r:!1,!ihal Andreas I larcf;i. l'i'ij/hl'lll/flr(lf/ d1 1~ ra Serab ( ) (Jakaria : Ko1npas. 200 I). h...fs ~ UN I C'EF I ndoncsia..\ lcngasuh. I 110/.:.\ /enurul_. l;aran Js/(1111. (Jakarta I 1 )8(1). h _ lj "Al flnan1 al Nil\\'fl\ri. Terjell1aha11 /lat/is.\'ha/jih.\/11s/i111 Ji/id 1- I. (~1ala\sia: Klang Book Centre. 1995). Jilid IV. Cct.kc-2. h.186

22 J.\ Mendidik anak pada dasarnya adalah tanggung jawab orang tua Yang disebut dcngan orang tua disini adalah ibu dan ayah scbagai suatu tim. yang masing-masing mcmpunyai peranan terhadap pcrtumbuhan dan perkembangan anak. Dalam melaksanakan peranannya pcrlu adanya kcrjasama dan saling pengertian yang baik dalam membcrikan pcndidikan bagi anak-anaknya Kebudayaan telah menentukan pcranan-peranan tertcntu bagi orang tua scbagai scorang suami (ayah) dan istcri (ibu). Pandangan tradisional melihat bahwa peranan suami (ayah) terutama sebagai kepala keluarga, mencari natkah, dan melindungi seluruh anggota keluarganya, disamping itu bertanggungjawab terhadap pendidikan anak-anaknya dengan membuat pers1apan untuk memperkembangkannya. Jsteri (ibu) dalam lingkungan keluarga diharapkan dapat mcngatur urusan rumah tangga, mengurus dan melayani suami serta mendidik anak-anaknya dcngan baik. Namun dari masing-masing peranan yang diperankan olch ayah dan ibu dalam keluarga, tidak sepenuhnya dilaksanakan seperti yang dijelaskan di atas. Jika melihat pcrkcmbangan zaman sekarang ini, bisa saja tc1jadi bahwa peranan ayah dan ibu tidak dijalankan sebagaimana semestinya. dalam artian avah bisa saja me1~alankan apa yang dipcrankan olch ibu, begitupun scbaliknya I la! ini bisa terjadi dikarenakan adanya kesepakatan-kesepakatan yang tclah disepakati olch masing-masing, oleh karena itu siapa saja bisa melakukan peranan-peranan tersebut.

23 IS Dengan dcmikian peranan yang diperankan olch orang tua di atas sangatlah penting untuk dijalankan, sclain itu orang tua juga harus rncnyadari bahwa pcranan orang tua terhadap pendidikan anak di dalam lingkungan ke:luarga tak tergantikan olch siapapun 2. Orang Tua Dalam Pemenuhan Kebutuhan Anak Pendidikan yang didapatkan seorang anak di dalam lingkungan keluarga sangatlah pcnting, karcna pendidikan yang didapalkannya banyak sedikit mencntukan masa depan anak itu sendiri. Ada banyak cara untuk memberikan pendidikan kepada anak, salah satunya yaitu dengan cara memberikan perhatian pada anak denga.n 1idak mcngikat dan membatasi ruang gerak atau aktivitas anak. Orang tua bcrhak dalam memberikan perhatiannya kepada anak, orang tua juga harus menyadari bahwa anak pasti akan merasakan dan memerlukan apa yang menjadi kebutuhan dalam hidupnya, baik itu kebutuhan jasmaniah maupun kebutuhan rohaniahnya. l\:lengcnai hal ini para ahli jiwa menggolongkan kebutuhan kepada 2 golongan pokok, yaitu a. Kebutuhan fisik ijasmaniah) yang primer, seperti ma..kan, minum, seks dan lain sebagainya. b. Kebutuhan psikhis dan sosial (rohaniah) yang skunder.'' Kebutuhan fisik (jasmaniah) merupakan kebutuhan yang sangat penting dan hams diperhatikan demi untuk mernpertahankan kelangsungan hidup, jika 6 Zakiah Darajat, Pendidikan Islam /Ja/am Pembinaan Mental, (Jakarta : Bulan Bintang, I 975), Cct. kc-3, h.13

24 16 kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka akan hilanglah keseimbangan tubuh. Sedangkan kebutuhan psikhis (rohaniah) merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan psikhis yang rnana semuanya harus dipenuhi, jika tidak maka akan mengakibatkan kegelisahan dalam diri seseorang dan perasaan yang tidak enak. Adapun yang menjadi kebutuhan 1nanusia diantaranya, yaitu a. Herneostatis, yaitu kebutuhan yang dituntut tubuh dalarn proses penyesuaian diri dengan lingkungan. b. Regulasi temperatur, yaitu penycsuaian tubuh dalam usaha mcngatasi kebutuhan akan perubahan tempcratur badan. c. Tidur. d. Lapar. c. Seks, yaitu kcbutuhan yang timbul dari dorongan mcmpcrtahankan jcnis, kebutuhan ini scbagai kcbutuhan vital pada manusia sehingga sering rnendatangkan pcngaruh ncgatif f Melarikan diri, yaitu kcbutuhan manusia ak.an pcrlindungan dan kcsclamatan jasmani dan rohani. g. Pcnccgahan, yaitu kebutuhan rnanusia untuk rncnccgah terjadinya rcaksi melarikan diri. h lngin tahu Humor, vaitu kebutuhan untuk mengendorkan beban kcjiwaan yang d. 1a I an11nya... 7 Dalam kcragaman dan perbedaan kebutuhan-kebutuhan jiwa manusia yang banyak itu, ada juga kebutuhan jiwa yang dirasakan oleh setiap orang, yaitu kebutuhan-kebutuhan yang akan mendorong serta mengendalikan perbuatan dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun kebutuhan-kebutuhan tersebut yaitu kebutuhan rasa kasih sayang, kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa Djalaluddin. Psiko/ogi.-JganuJ. (Jakarta : Raja Cirafindo Pcrs;ida. 1997). cct.kc-2. Ii t

25 17 harga diri, kcbutuhan rasa bebas, kcbutuhan rasa sukses, dan kcbutuhan mengenal (ingin tahu) x Adapun mengenai kcbutuhan-kebutuhan tersebut diuraikan scbagai bcrikut. a. K~b11111ha11 ra.m kasih S{~~ m1g Rasa kasih sayang adalah kebutuhan jiwa yang pokok dalam hidup manusia. Kebutuhan akan rasa kasih sayang mempunyai peranan penting dalam menentukan sikap dan tingkah laku kejiwaan seseorang. Kurangnya rasa kasih sayang pada diri seseorang khususnya pada anak-anak akan menyebabkan tembok pemisah antara anak dengan orang 1:uanya. Kasih sayang tidak akan dirasakan oleh si anak apabila dalam hidupnya mengalami hal-hal sebagai berikut : I) Kehilangan pemeliharaan ibu 2) Si anak merasa kurang diperhatikan atau kurang disayangi 3) Toleransi orang tua yang berlebihan 4) Orang tua tcrlalu keras 5) Orang tua yang terlalu ambisius 6) Sikap orang tua yang berlawanan 9 Oleh karena itu sudah sepatutnya orang tua dalam mendidik anaknya disertai dengan rasa kasih sayang, karena secara fitrah orang tua akan mencintai, menyayangi, mengasihi dan memperhatikan anaknya, dan tak ada seorang pun yang sanggup mengasihi anak kecil sebanyak mungkin melainkan orang tuanya sendiri. 8 Zakiah Darajat. Pendidikan Ai;ama Dalam Pembinaan Mental, Op.cit, h Zakiah Darajat, Kesehatan Mental, (Jakarta : CV. Haji Masagung, 1990), Cct. ke-16. h

26 18 Nabi SAW menjelaskan, bahwasanya kasih sayang itu merupakan bagian dari pemeliharaan, dan sebaliknya pemeliharaan merupakan bagian dari kasih sayang, karena kasih sayang mencakup banyak nilai-nilai kemanusiaan dimana hal yang paling utama ialah memberikan perlindungan kepada anak. 10 b. Kebutuhan rasa aman Dalam menjalankan segala aktivitasnya sehari-hari, seorang anak pasti mernbutuhkan rasa aman baik dari orang tua ataupun clari orang lain agar ia mcrasa te1ja111in alas keselarnatan jiwanya. Jika ticlak, maka dengan tidak aclanya rasa aman pada diri seorang anak akan menyebabkan si anak rnerasa lerganggu inlcgritas dirinya dcngan masyarakat clan lingkungannya. Adapun bentuk pemberian rasa aman terhadap anak oleh orang tua, yaitu berupa rasa aman yang meliputi jasmaniah clan rohaniahnya dari berbagai gangguan penyakit dan dari agama yang dianutnya, 11 karena pada permulaan hidupnya seorang anak belum dapat menyadari terhadap bahaya yang mengancamnya. Oleh karena itu, orang tualah yang sudah seharusnya bertanggungjawab terhadap semuanya itu, yaitu dengan rnembcrikan rasa aman pada diri anak. <.:. Keb11t11ha11 rasa harga diri Kebutuhan ini mcrupakan kebutuhan yang brsifat individual, karena pada hakekatnya seorang anak ingin merasa bahwa ia mcmpunyai tempat '"UNICEF Indonesia, Op.CJ/. h Zakiah Dar:1jat. /'11111 / 1 t'ru/ulikan!sla111, (Jakarta Bu1ni Aks.:ira. 1992), ('cl. kc 2. h.38

27 19 dalam keluarga seperti segala keinginannya diperhatikan, baik itu pendapat dan kemauannya, apa yang dikatakannya didengarkan. Namun terkadang banyak tcrdapat orang tua yang kurang atau bahkan tidak menghargai anaknya, sehingga anak merasa tidak dihargai. Adapun orang tua dalam menghargai anaknya yaitu dengan cara mengerti perasaan si anak, memahami bahwa si anak sedang dalarn proses pembentukan kepribadian yang dipenuhi oleh berbagai pengalaman, baik fisik jasmaniah maupun mental rohaniah. d. Keh11111ha11 rasa bebas Setiap anak pasti menginginkan rasa kebebasan, tapi dalam memberikan kebebasan kepada anak, orang tua se1ingkali berangggapan bahwa si anak akan cenderung untuk melakukan hal-hal yang terlarang. Menurut Zakiah Darajat, yang dimaksud dengan kebebasan disini yaitu bukanlah kebebasan yang tidak mengenal batas, tapi adalah kebebasan dalam batas-batas kewajaran. 12 Oleh sebab itu hendaknya orang tua dalam memberikan kebebasan kepada anak haruslah disertai dengan memberikan perhatiannya atau dengan kata lain orang tua turut memantau semua kegiatan anaknya tanpa harus mengikat anak sehingga anak bisa beraktivitas dan dapat mengekspresikan dirinya. Memang tepat sekali apa yang dimuat di dalam piagam hak-hak azazi manusia (human rights) dimana dicantumkan, bahwa salah satu hak yang 12 Zakiah Darajat, Kesehatan,\le11ta/, Op.Cit, h. 94

28 20 pokok bagi manusia adalah kebebasan, karena setiap orang harus diberi kebebasan. Kalau tidak, akan timbullah tantangan terhadap orang yang memperkosa kebebasannya itu. u e. Keh11111ha11 ra.m sukses Menurut Zakiah Darajat, setiap anak mgm mcrnsa bahwa apa yang diharapkan dari padanya, dapat dilakukannya dan ia merasa sukses (mampu) mencapai sesuatu yang diinginkannya dan diinginkan oleh orang tuanya. 14 Olch karcna itu dalam memberikan tugas kcpada anak haruslah yang sesuai dcngan kemampuan, sehingga dalam melakukannya si anak akan merasa puas dan merasa sukses. Karena rasa sukses yang didapatkan oleh si anak di waktu kecil akan mempengaruhi hidupnya dikemudian hari. Anak yang biasa mendapatkan apa yang diinginkannya secara wajar dan tidak berlebihan akan mempunyai pandangan hidup yang optimis, penuh semangat dan kegembiraan, dan begitupun sebaliknya. Kesuksesan yang didapat pada seseorang akan dapat mendorong untuk bekerja lebih giat dan akan membawa pada sukses yang lain..f K eh11111ha11 ra.m 111e11ge11a/ (ingi11 tah11) Biasanya seorang anak ingin mengenal atau mengetahui apa yang belum ia ketahui dalam segala hal yang ia temukan didalam hidupnya. Maka sudah sepatutnya orang tua dapat mengenalkan kepada anak segala ha! yang 13 Zakiah Darajat, J)endidikan Aga111a!Jala111 Pe111h1naan,\fental, <Jp.('11, h Zakiah Darajat. /:esehatan.\lental. Op.. Cll. h. 96.

29 21 mereka ingin beritahukan kepada anak atau yang anak sendiri ingin mengetahuinya. Dalam mcmberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh s1 anak, hendaknya sesua1 dengan umur dan pengertiannya, karena m1 termasuk faktor-faktor yang penting dalam menolong pertumbuhannya. Kebutuhan rasa ingin tahu akan memenuhi kepuasan dalam pembinaan pribadi seseorang, namun jika kebutuhan ini tidak disalurkan maka akan mengarah pada tindakan-tindakan negatif yang kurang dapat dipertanggungjawabkan. g Keb11t11ha11 terhadap agama 15 Selain berbagai kebutuhan yang disebutkan di atas, masih ada lagi yang menjadi kebutuhan manusia yang sangat perlu diperhatikan, yaitu kebutuhan terhadap agama. Kebutuhan akan agama merupakan salah satu dorongan yang bekerja dalam diri manusia seperti makan, minum, dan lain sebagainya. Dalam ajaran Islam dikatakan bahwa adanya kebutuhan terhadap agama disebabkan karena manusia selaku makhluk Tuhan dibekali dengan berbagai potensi yang dibawa sejak lahir, salah satu potensi tersebut adalah kecenderungan terhadap agama, karena agama merupakan fitrah yang diberikan Allah untuk menguatkan fitrah yang ada pada manusia Zakiah Darajat. Pendidikan!slan1 /)a/ant Keluarga dan,\'eko/ah, (Jakarta : CV. Ruhania, 1995), Cct.kc-2. h Djalaluddin. Op.Cit, h.89

30 22 Oleh karena itu kebutuhan manusia tidak hanya bersifat material saja, namun pada diri manusia juga terdapat semacam keinginan dan kebutuhan yang bersifat universal, dan keinginan-keinginan yang terdapat pada diri setiap individu. 3. l'anggungjawab Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Pendidikan anak pada dasarnya merupakan tanggungjawab orang tua, karena orang tua merupakan tempat awal kehidupan bagi seorang anak, dan orang tua adalah orang dewasa yang memikul tanggungjawab pendidikan, sebab secara alami anak pada masa awal kehidupannya berada di tengah-tengah keluarga sehingga dari merekalah anak mulai mengenal pendidikan. Syariat Islam rnembebani tugas kepada orang tua untuk rnemelihara keselamatan dan perkembangan anak atas dasar pertimbangan bahwa anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga baik-baik, sebab mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang mereka perbuat kepada Tuhan. Mengenai tanggungjawab orang tua sebagaimana telah dijelaskan dalam sabda Nabi SAW yang berbunyi :,,. JI.! (" (.}"'3 :.S.! ~ ~l 0 (e-ll.4 1>!3..J) ~j Artinya : "Dari!b1111 Umar r.a., dari Nabi SAW sabdanya: Ketahuilah! setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan ditanya tentang kepemimpinanmu... "(HR. Muslim) Al Itna1n Al N;:nvav.. i, (Jp.<'il, h.14

31 23 Adapun pendidikan yang menjadi tanggungjawab orang tua, menumt Zakiah Darajat dan kawan-kawan sckurang-kurangnya dalam bentuk sebagai berikut : I. Memelihara dan membesarkan anak, ini adalah bentuk yang paling sederhana dari tanggungjawab setiap orang tua dan mempakan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia. 2. Melindungi dan menjamin keselamatan, baik jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup dan agama yang dianutnya. 3. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas clan setinggi mungkin yang dapat dicapainya. 4. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim. 18 Sedangkan menumt pendapat Abdullah Ulwan, tanggungjawab utama orang tua dalam pendidikan anak ialah pendidikan jasmaniah dalam bentuk pemenuhan naflrnh, yaitu penyediaan pangan, sandang dan papan yang baik agar jasmaniah anak tumbuh sehat dan kuat. 19 Namun pendidikan yang diberikan orang tua terhadap anak hendaknya tidak hanya dalam bentuk pendidikan jasmaniah saja tetapi jug.a pendidikan rohaniah, meskipun Ulwan sendiri lebih menekankan pada pendidikan jasmani, tetapi dari segi kepentingan pendidikan bagi anak tidak mengutamakan satu bentuk pendidikan atas dasar pendidikan yang lainnya. Ulwan juga berpendapat bahwa tanggungjawab dalam pendidikan anak terdi1i dari : 18 Zakiah Darajat dkk., I/mu Pendidikan Nam, Op.Cit, h. 38, 19 Hcry Nocr Aly, I/mu Pendidikan!slam, (Jakarta: Logos, 1999), Cct.kc-1, h.90

32 24 a. Pe11didika11 iman, yang dimaksud dengan pendidikan iman disini adalah mengikat anak dengan dasar-dasar iman, rukun islam, dan dasar-dasar syariah, sejak anak mulai menge11i dan dapat memahami sesuatu. b. Pendidikan moral, yang dimaksud dengan pendidikan moral adalah pendidikan tentang prinsip dasar moral dan keu!amaan sikap serta watak (tabiat) yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak rnasa pemula hingga ia menjadi seorang mukallaf yakni siap mengarungi lautan kehidupan., c. Pendidikan fisik Oasmani), pendidikan fisik disini dimaksudkan agar anak-anak tumbuh dewasa dengan kondisi fisik yang kuat, sehat, bergairah dan bersemangat. d. Pe11didika11 rasitj (i/l/elektual). yang dimaksud dcngan pcndidikan rasio adalah membentuk (pola) pikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat, seperti ilmu agama, kebudayaan dan peradaban. Dengan demikian, pikiran akan menjadi matang, bermuatan ilmu, kebudayaan dan sebagainya. e. Pendidikan psikhis Oiwa), yang dimaksud dengan pendidikan kejiwaan adalah mendidik anak supaya bersikap berani t1~rbuka, mandiri, suka menolong, bisa mengendalikan amarah dan senang pada seluruh bentuk f keutamaan jiwa dan moral secara mutlak. l'e11didika11 sosial, yang dimaksud dengan pendidikan sosial adalah mendidik anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan prilaku sosial yang baik, dasar-dasar kejiwaan yang mulia dan bersumber pada akidah islamiyah yang kekal dan perasaan keimanan yang mendalam, agar ditengah-tengah masyarakat nanti ia mampu bergaul dan berprilaku yang baik, keseimbangan akal yang matang dan tindakan bijaksana. g. Pe11didikan seksual, yang dimaksud dengan penclidikan seksual adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual kepada anak, sejak ia mengenal masalah-masalah yang berkenaan dengan naluri seks dan perkawinan. Hal ini dimaksudkan agar jika anak telah tumbuh dewasa, ia telah mengetahui rnasalah-masalah yang diharamkan dan yang dihalalkan. 20 Adapun bentuk pendidikan yang perlu disadari dan dilaksanakan oleh orang tua terhadap anaknya antara lain adalah : a. Memelihara dan membesarkannya, tang!,'ung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan karena anak memelukan makan, minum, dan perawatan agar ia dapat hidup secara berkelanjutan. '" Abdullah Nashih Ulwan. l'endulikan.lnak IJalam Islam, TcrJcmahan Jamaluddin Min. (Jakarta : Pustaka Amanah, I 998). h. 15 J-595

33 25 b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik jasmani maupun rohani dari gangguan berbagai penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya. c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketcrampilan yang berguna bagi idupnya, sehingga apabila telah dewasa ia mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain serta melaksanakan kkhalifahannya. d. Memberikan bekal kepada anak untuk kehidupan di dunia dan di akhirat berupa pcndidikan agama sesuai dengan ketcntuan Allah sebagai tu)ap akhir hidup muslim. 21 Dari macam-macam bentuk tangungjawab orang tua dalam pcndidikan anak di atas dapat disimpulkan, bahwa pendidikan yang diberikan olch orang tua kepada anak hendaknya berwawasan pendidikan manusia seutuhnya meskipun dalam bentuk penanaman dasar-dasar, sehingga dalam pelaksanaan tanggung jawab tersebut secara tidak langsung dapat mencapai tujuan yang diinginkan sebagaimana tercantum dalam UU No.2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional yang berbunyi sebagai berikut "Pendidikan Nasional bert11j11a11 untuk mencerdaskan kehidupan hangsa dan 111e11gemba11gka11 111an11sia seutulmya, yaitu 111w111sia yang henman dan bertakwa terhadap lithan Yang!-v!aha/':.m dan berb11d1 pekerti luhur, memiliki pe11getah11an da11 herketerampilan, kesehatan jas111a11i dan rohani, kepribadia11 yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab 02 ke111myarakata11 dan kebangsaan". Pendidikan yang telah diberikan oleh orang tua kepada anak akan membawa suatu pengaruh, dan besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung kcpada anak yang bersangkutan, serta cara orang tua dalam membcri kan pcndidikan yang berlangsung. 21 H. Fuad lhsan. Dasar-dasar f.:ependidikan. (Jakarta : Rincka Cipta. 1997). Cct.kc-1. h. 64 " UU RI No.2 Tahun 1989 Tcnlang Sistcm Pendidikan Nasional. (Jakarta : CV. Ekojaya. 1989). h.54

34 26 B. Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) j.. Latar belakang Madrasah sebagai suatu institusi yang memberikan pendidikan dan pengajaran bagi para peserta didik diharapkan dapat menjadi ahli-ahli agama di masyarakat. Dalam sejarah perkembangannya eksistensi madrasah dilatar belakangi oleh adanya rasa kebutuhan masyarakat terhadap suatu lembaga yang secara spesifik memberikan keilmuan tentang keagamaan. Dalam perkembangannya jalur pendidikan madrasah, terlihat jelas berbeda dengan jalur sekolah umum, yaitu dimana madrasah dalarn kurikulumnya masih dimonopoli oleh ilmu pengetahuan tentang Islam (bersifat keagamaan), sehingga didalam kurikulum madrasah tersebut menaruh jarak pada 1lmu pengetahuan yang bersifat modern. Maka dari itulah madrasah sering disebut sebagai lembaga tradisional. Hal ini juga dikarenakan karena pada waktu itu fungsi madrasah yang sebenarnya yaitu : 1. Sebagai media penyampai pengetahuan agama (tran.1fer of is/amic knowledge). 2. Sebagai media pemelihara tradisi islam (maintenance<?/ isiamic!radition). 3. Sebagai media pencetak ulama (reproduction <!fulama). 21 Mengingat pernbahan zaman yang semakin kompleks, madrasah dituntut untuk dapat mcnyesuaikan kurikulumnya dengan pcrkcrnbangan zaman, yaitu ' 3 "MAK: Mcncctak Bibil Ulama Unggulan",.\/arlrasah, Vol. I, No. 4. ( 1998), h.j

35 27 dengan tidak mengandalkan pendidikan yang bersifat keagamaan saja tetapi juga harus cenderung pada pendidikan bersifat umum Jainnya. Berlandaskan hal yang demikian, maka dewasa ini madrasah sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya mengajarkan tentang ilmu-ilmu agama atau keagamaan saja, tetapi juga telah terdapat ilmu pengetahuan umum lainnya, seperti yang terdapat dalam kurikulum di sekolah umum, sehingga madrasah sudah dapat dikatakan berdiri secara berdampingan dengan sistem persekolahan yang lain. Seperti yang tercantum dalam Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0489/U/1992 pasal I butir 6 yang menyatakan bahwa "Madrasah Aliyah adalah sekolah menengah umum yang berciri khas Islam yang diselenggarakan olch Dcpartemcn Agama" 24 Adapun organisasi madrasah sebagian besar disusun serupa dengan organisasi persekolahan secara bertingkat yaitu Madrasah lbtidaiyah (Ml) setara dengan Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs) setara dengan Sekolah Menengah Pertan1a SMP), dan Madrasah Aliyah (MA) setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal iru dipertegas dengan merinci bagian-bagian yang menunjukkan kesetaraan madrasah dengan sekolah dari SKB (Surat Keputusan Bersama) Tiga Mentri, dalam bab I pasal I ayat 2 dinyatakan : (2) Madrasa:h itu meliputi tiga tingkatan : a. Madrasah lbtidaiyah, setingkat dengan Sekolah Dasar hal. 85,., A. Malik Fajar. Madrasah dan l'antangan Modernitas, (Bandung, Mi71lll. 1998) cct. kc-l.

36 b. Madrasah Tsanawiyah, setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama c. Madrasah Aliyah, setingkat dengan Sekolah Menengah Alas. 25 Dari penyetaraan di atas, maka komposisi mata pelajaran di madrasah, terutama Madrasah Aliyah disetarakan dengan sekolah umum, dimana komposisi mata pelajaran agama hanya 30% dan komposisi untuk mata pelajaran umum sebesar 70%. Mclihat komposisi mata pelajaran agama yang hanya 30%, maka kondisi Madrasah Aliyah dipandang merosot dari segi kualitas pengetahuan agamanya, 26 yang mana lulusan dari Madrasah Aliyah kurang a tau bahkan tidak memiliki kemampuan dan penguasaan ilmu-ilmu agama yang memadai sebagai mana layaknya lulusan madrasah. Untuk mempersiapkan lulusan yang dapat menguasai dalam bidang pengetahuan agama, maka didirikanlah Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) yang mana komposisi dari mata pelajaran agamanya berbanding terbalik dengan Madrasah Aliyah atau Sekolah Umum, yaitu mata pelajaran agama sebesar 70% dan mata pelajaran umum 30%. Dengan kornposisi mata pelajaran yang demikian maka diharapkan dari para lulusan MAPK dapat menguasai pengetahuan agama. Ketika MAPK pertama kali dioperasikan, di Madrasah Aliyah dibuka program penjurusan yang tcrdiri dari jurusan A-I (agama), A-2 (sosial), A-3 (IPA), A-4 (bahasa). Namun ketika UUSPN tahun 1989 disahkan dan ku1ikulum 1994 diberlakukan, maka jurusan agama di Madrasah Aliyah dihapuskan dan 25 Kutipan dnri H. Maksutn, Afadrasah;,)'ejarah dan I)erke111hangan, (Jakarta, Logos, 1999). cet.ke-1, ha! Madrasah, op.cit, hal. 5

37 29 yang tersisa adalah jurusan IPA, IPS, dan l3ahasa, sementara jurusan agama ditiadakan. Melihat kondisi yang demikian, maka MAPK tidak lagi sebagai progran1 khusus, tetapi berubah meajadi Madrasab Aliyah Keaganman (MAK) melalui Keputusan Mentri Agama No. 374/ Dengan demikian, maka pendirian MAK pada umumnya dilatar belakangi oleh kebutuhan masyarakat akan alumni-alumni madrasah yang menguasai pengetahuan agama, yang mana dalam hal ini dinaungi oleh suatu lcmbaga pendidikan yang secara khusus mengkaji ilmu-ilmu keagamaan seperti MAK. Paling tidak kemunculan MAK didasari oleh Surat Kcputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri dan UUSPN tahun Tujuan Madrnsah Aliyah Keagamaan (MAK) Pengembangan MAK pada umunmya dapat dikatakan bertujuan untuk mencetak ahli-ahli dalarn bidang agama, yang nantinya lulusan MAK tersebut diharapkan dapat mengatasi kelangkaan al1li-ahli agama yang responsif terhadap pcrubahan zaman berkaitan dengan semakin kompleksnya masalah-masalah keagamaan yang berkembang sekarang ini. Adapun mengenai tujuan dari MAK sebagaima.na tercantum dalam peraturan pemerintah No. 29/1990 pasal 3 ayat 3 yang menyatakan bahwa "Pendidikan menengah keagamaan mengutamakan penyiapan siswa dalam penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan" Malik Fajar, op.cit, hal.86 "' DEPAG RI. Himpunan Peraturan Perundang-unda11gan tentang Pendidikan Nasional, (Jakarta: Dirjcn Pcmbinaan Kclcmbagaan Agama Islam, 1999), ha!. 303.

38 30 3. Program Pengajaran Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) MAK adalah madrasah yang menggunakan konsep boarding school. Di Indonesia model tersebut jelas tidak asing lagi bagi kalangan praktisi pendidikan Islam, karena selama berabad-abad bangsa Indonesia telah mengenalnya dalam bentuk pondok pesantren. MAK merupakan tipe madrasah yang kurikulumnya banyak mengajarkan ilmu-ilmu agama atau lebih bersifat keagamaan, dimana komposisi kurikulumnya 70% untuk pendidikan agama dan 30% untuk pendidikan umum. Tidak menutup kemungkinan bahwa di dalam kurikulum MAK diajarkan pendidikan umum. Hal ini terbukti dengan masih adanya mata pelajaran umum di MAK, misalnya untuk kelas I dan kelas Il siswa MAK masih mendapatkan mata pelajaran umum seperti matematika dan bahasa inggris, baru pada kclas 11 I para siswa diberi mat a pelajaran agama secara mendalam dan intensif. Adapun mengenai program pengajaran di MAK yaitu: a. Dari segi penyelenggaraan program pengajaran, kurikulum MAK dalam satu tahun dibagi menjadi 2 semester. b. Dari segi struktur pengajaran menggunakan kurikulum 1994 yang berdasarkan SK.Menag No. 374/1993. c. Dari segi jumlah mata pelajaran, untuk kelas l dan lj terdiri dari 14 mata pclajaran dcngan jumlah jam pelajaran pem1inggu 45 jam. Sedangkan kelas lli program ilmu agama terdiri dari 9 mata pelajaran khusus dan 4 mata pelajaran umum dengan jumlah jam pelajara.n perminggu 45 jam.

39 31 Pada program keterampilan terdiri dari 8 mata pelajaran khusus dan 4 mata pclajaran umum dengan jumlah jam pelajaran perminggu 53 jam. d. Didalam kurikulum MAK sudah terdapat mai:a pelajaran sosiologi- antropo I og Mengenai susunan program pengajaran MAK secara gans besar digambarkan dalam tabel sebagai berikut: 30 Tabet I Susunan Program Pengajaran MAK Kelas I dan II Program Umum Jumlah Pelaiaran No. Mata Pelajaran Kelas I Kelas II L Pcndidikan Pancasila dan Kcwargancgaraan Bahasa dan Sastra Indonesia Scjarah Nasional dan Scjarah Umum Pcndidikan Jas1nani dan Keschatan* (2) (2) 5. Bahasa Inggris 4 4 (>. Matc1natika Qur'an hadis Jhnu Tafsir llmu Hadis Syari'ah: ' a. Fiqih 5 5 b. Ushul Fiqih Aqidah Akhlak Bahasa Arab Scjarah Kcbudayaan Islam Pcndidikan Scni* ~ ~ Jumlah 45._ * Dilaksanakan diluar jam terjadwal, minimal 2 jam pelajaran perminggu Dalam program pengajaran di MAK kelas I dan II, terdiri dari 14 mata pelajaran, dengan jumlah jam pelajaran 45 jam dalam seminggu. Selain itu terdapat mata pelajaran tertentu yang dilaksanakan diluar jam terjadwal, yaitu ' 9 "Antara MAPK dan MAK", A!adra.mh, op. cit, hal. '! 30 DEPAG RI, /.:unku/11111,\ia/.: ta/ /. Ii hat,\ladrasah, Op.< '11, h 11

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu pendidikan seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat dalam rangka melahirkan manusia beriman dan bertaqwa kepada

Lebih terperinci

INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG)

INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG) INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG) TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Formal Ibu 1. Pengertian Ibu Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada pada diri anaknya dalam hal mengasuh, membimbing dan mengawasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM: PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan manusia, pendidikan mempunyai peran penting dalam usaha membentuk manusia yang berkualitas. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program pendidikan yang ada diperlukan kerja keras

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

ANALISIS MATERI DAN METODE PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM UNTUK MENANAMKAN AKHLAK ANAK DI KELOMPOK BERMAIN AISIYAH AR-ROSYID BALEHARJO WONOSARI GUNUNGKIDUL

ANALISIS MATERI DAN METODE PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM UNTUK MENANAMKAN AKHLAK ANAK DI KELOMPOK BERMAIN AISIYAH AR-ROSYID BALEHARJO WONOSARI GUNUNGKIDUL ANALISIS MATERI DAN METODE PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM UNTUK MENANAMKAN AKHLAK ANAK DI KELOMPOK BERMAIN AISIYAH AR-ROSYID BALEHARJO WONOSARI GUNUNGKIDUL SKRIPSI Oleh: WAHIDA ASRONI NPM: 20070720131 FAKULTAS

Lebih terperinci

MANAJEMEN KESISWAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI ISLAMI SISWA (Studi Empirik di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

MANAJEMEN KESISWAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI ISLAMI SISWA (Studi Empirik di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI MANAJEMEN KESISWAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI ISLAMI SISWA (Studi Empirik di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Agung Cahyono NIM. G

Agung Cahyono NIM. G HUBUNGAN KEMAMPUAN HAFALAN AL-QUR'AN DENGAN PRESTASI PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS I MTs AL IRSYAD TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dilihat dari perspektif politik pendidikan bahwa Pendidikan dapat mempengaruhi politik dan politik dapat tersosialisasi melalui pendidikan. Hal ini dibuktikan dalam perubahan

Lebih terperinci

SKRIPSI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

SKRIPSI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ALQURAN HADIS\\\\\\\\ PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMURREJO TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

KETENTUAN NAFKAH BAGI KAUM KERABAT ( STUDY KOMPERATIF ANTARA PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SYAFI I ) SKRIPSI

KETENTUAN NAFKAH BAGI KAUM KERABAT ( STUDY KOMPERATIF ANTARA PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SYAFI I ) SKRIPSI KETENTUAN NAFKAH BAGI KAUM KERABAT ( STUDY KOMPERATIF ANTARA PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SYAFI I ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah berasal dari bahasa Arab yaitu Madrasah yang artinya tempat untuk belajar atau sistem pendidikan klasikal yang didalamnya berlangsung proses belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi setiap pasangan pengantin yang telah disahkan dalam perkawinan suci yaitu pernikahan, kehadiran seorang bayi mungil tentu dinantikan, sebab merekalah lambang cinta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan yang begitu cepat telah melahirkan manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan yang terus berkembang sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ISLAM PADA ANAK TPA (STUDI KASUS DI TPA AL-IKHLAS DESA DAWUNG KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2006 )

PENDIDIKAN ISLAM PADA ANAK TPA (STUDI KASUS DI TPA AL-IKHLAS DESA DAWUNG KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2006 ) PENDIDIKAN ISLAM PADA ANAK TPA (STUDI KASUS DI TPA AL-IKHLAS DESA DAWUNG KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2006 ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN SUMBER DAYA GURU TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI RANAI KABUPATEN NATUNA TESIS

PENGARUH MANAJEMEN SUMBER DAYA GURU TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI RANAI KABUPATEN NATUNA TESIS PENGARUH MANAJEMEN SUMBER DAYA GURU TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI RANAI KABUPATEN NATUNA TESIS Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam

Lebih terperinci

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 0 MANAJEMEN PENDIDIKAN AKHLAK ANAK YATIM (Studi Kasus di Panti Asuhan Yatim Putra Nur Hidayah Banyuanyar Surakarta). SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, namun dengan demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang hidup sejahtera dengan aspirasi cita-cita untuk maju, bahagia dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang hidup sejahtera dengan aspirasi cita-cita untuk maju, bahagia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan seiring dengan tuntutan pembangunan.

Lebih terperinci

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Salah Satu Syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. :: Sistem Pendidikan Nasional Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih

Lebih terperinci

WAHYU INDRIANI PUTRI A.

WAHYU INDRIANI PUTRI A. PENGARUH KEPEMILIKAN BUKU PELAJARAN DAN RUANG BELAJAR DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Usulan Penelitian untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010-2014 memuat enam strategi, yaitu: 1) perluasan dan pemerataan akses pendidikan usia dini bermutu dan berkesetaraan gender, 2) perluasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman modern ini pendidikan keluarga merupakan pendidikan informal yang berperan sangat penting membentuk kepribadian peserta didik untuk menunjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian yang mapan dari kehidupan masyarakat, sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah satu masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan menjadi bekal utama yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses yang dapat mengubah obyeknya. Pendidikan nasional harus dapat mempertebal iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia memiliki arti penting dari sejak zaman daulu hinga kini, keberadaannya telah mempengaruhi perkembangan kelangsungan hidup manusia,

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW (Studi Tindakan Kelas di MTs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A.

BAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhlak merupakan (dasar) utama dalam pembentukan pribadi manusia seutuhnya (Insan Kamil). 1 Manusia lahir tidak hanya dalam bentuk fisik saja tetapi juga berbekal ruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak proses menuju perkembangan manusia, bahkan dapat dikatakan bahwa maju mundurnya suatu bangsa dapat dilihat bagaimana kemajuan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AKHLAK YANG TERKANDUNG DALAM SURAT AL-MAIDAH AYAT 8-11

PENDIDIKAN AKHLAK YANG TERKANDUNG DALAM SURAT AL-MAIDAH AYAT 8-11 PENDIDIKAN AKHLAK YANG TERKANDUNG DALAM SURAT AL-MAIDAH AYAT 8-11 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi) Fakultas Agama Islam Universitas

Lebih terperinci

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB ANTARA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN TANPA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB ANTARA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN TANPA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB ANTARA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN TANPA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA (Studi Komparatif di Kelas 3 SDIT Ar-Risalah Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah yang luas dan komplek, Indonesia harus bisa menentukan prioritas atau pilihan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua adalah orang yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak, karena orang tua sebagai guru pertama bagi anak. Sebelum anak mendapat pelajaran dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang saat ini, akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan masa depan dalam bidang

Lebih terperinci

PERAN LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) NURUL FATA DALAM MENINGKATKAN AKHLAK AKTIVISNYA DI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN ANTASARI BANJARMASIN

PERAN LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) NURUL FATA DALAM MENINGKATKAN AKHLAK AKTIVISNYA DI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN ANTASARI BANJARMASIN PERAN LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) NURUL FATA DALAM MENINGKATKAN AKHLAK AKTIVISNYA DI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh: Syafi ie NIM. 1101210489 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kehidupannya, yaitu manusia yang beriman

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FULLDAY SCHOOL DALAM MENINGKATKAN. PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

IMPLEMENTASI FULLDAY SCHOOL DALAM MENINGKATKAN. PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN PELAJARAN 2012/2013 IMPLEMENTASI FULLDAY SCHOOL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014

PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014 PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TIPE 5E PADA MATA PELAJARAN AL-ISLAM MATERI ADAB PERGAULAN ISLAMI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 6 PALEMBANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. bingkai akhlakul karimah. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya tentang tujuan pendidikan Islam yang terutama dan tertinggi

BAB IV ANALISA. bingkai akhlakul karimah. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya tentang tujuan pendidikan Islam yang terutama dan tertinggi BAB IV ANALISA A. Analisa Konsep Pendidikan Islam Perspektif Mahmud Yunus Pemikiran Mahmud Yunus tentang Pendidikan Islam yang dipadukan dengan pengetahuan umum tidak bisa dilepaskan dengan bingkai akhlakul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, membacanya ibadah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ MELALUI METODE ROLE PLAY SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 2 KONAWE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ MELALUI METODE ROLE PLAY SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 2 KONAWE MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ MELALUI METODE ROLE PLAY SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 2 KONAWE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Fakultas Agama Islam Jurusan Tarbiyah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Fakultas Agama Islam Jurusan Tarbiyah HUBUNGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS IX MTS NEGERI SURAKARTA II TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal sebagai tempat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal sebagai tempat belajar siswa. Sekolah juga merupakan tempat untuk menentukan masa depan siswa, kerena di Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter dan akhlak generasi muda sangatlah urgent, karena maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak generasi

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PERSPEKTIF SYARIAH PADA PANTI ASUHAN YAYASAN AL-HIKMAH WONOSARI NGALIYAN SEMARANG

APLIKASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PERSPEKTIF SYARIAH PADA PANTI ASUHAN YAYASAN AL-HIKMAH WONOSARI NGALIYAN SEMARANG APLIKASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PERSPEKTIF SYARIAH PADA PANTI ASUHAN YAYASAN AL-HIKMAH WONOSARI NGALIYAN SEMARANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

STUDI KORELASI TEORI BELAJAR SIBERNETIK DALAM EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP AL-FALAH DELTASARI WARU SIDOARJO.

STUDI KORELASI TEORI BELAJAR SIBERNETIK DALAM EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP AL-FALAH DELTASARI WARU SIDOARJO. STUDI KORELASI TEORI BELAJAR SIBERNETIK DALAM EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP AL-FALAH DELTASARI WARU SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Sunan Ampel Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga ataupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan bertujuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, enimbang: a. bahwa anak adalah potensi serta penerus cita-cita

Lebih terperinci

ABSTRAK Amang Guntur Hidayat Jajuli. Prestasi Belajar Aqidah Ahlak Hubungannya Dengan Ahlak Sehari-Hari (Penelitian Pada Siswa Kelas IV dan V di MI

ABSTRAK Amang Guntur Hidayat Jajuli. Prestasi Belajar Aqidah Ahlak Hubungannya Dengan Ahlak Sehari-Hari (Penelitian Pada Siswa Kelas IV dan V di MI ABSTRAK Amang Guntur Hidayat Jajuli. Prestasi Belajar Aqidah Ahlak Hubungannya Dengan Ahlak Sehari-Hari (Penelitian Pada Siswa Kelas IV dan V di MI Nurul Huda Margaluyu Tanjungsari Sumedang ) Salah satu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-HAMIDI CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER SKRIPSI.

IMPLEMENTASI KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-HAMIDI CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. IMPLEMENTASI KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-HAMIDI CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh: DUROTUN NAFISAH NIM: 084 116 022 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena diciptakan oleh Allah swt dalam bentuk yang paling sempurna yaitu mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh I. PENDAHULUAN A..Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sumber daya utama bagi kemajuan suatu bangsa, untuk itu pendidikan perlu dibangun dan dikembangkan agar mampu menghasilkan sumber daya yang unggul.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Akhlak merupakan hal yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan sesama manusia. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Suatu lembaga pendidikan akan berhasil menyelenggarakan kegiatan jika ia dapat mengintegrasikan dirinya ke dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. 1 Pada umumnya

Lebih terperinci

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Sosialisasi KTSP DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa di sekolah. Istilah belajar sebenarnya telah dikenal oleh masyarakat umum, namun barangkali

Lebih terperinci

Oleh : Sri Handayani NIM K

Oleh : Sri Handayani NIM K Hubungan antara lingkungan belajar dan persepsi siswa tentang jurusan yang diminati dengan prestasi belajar siswa kelas X S M A N e g e r i 3 S u k o h a r j o tahun ajaran 2005/2006 Oleh : Sri Handayani

Lebih terperinci

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN PEMANFAATAN HARTA WAKAF (Studi Kasus di Masjid Al-Ihsan Desa Ruwit Kecamatan Wedung Kabupaten Demak)

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN PEMANFAATAN HARTA WAKAF (Studi Kasus di Masjid Al-Ihsan Desa Ruwit Kecamatan Wedung Kabupaten Demak) ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN PEMANFAATAN HARTA WAKAF (Studi Kasus di Masjid Al-Ihsan Desa Ruwit Kecamatan Wedung Kabupaten Demak) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH/AKHLAK DI KELAS VII C MTs MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL

PENERAPAN MEDIA POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH/AKHLAK DI KELAS VII C MTs MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL PENERAPAN MEDIA POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH/AKHLAK DI KELAS VII C MTs MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL SKRIPSI Disusun Oleh: SRI SULASTRI NPM: 20090720171 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Orang tua merupakan sosok penting bagi setiap keberhasilan pendidikan dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi panutan bagi anak-anaknya

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI TUGAS TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR AKIDAH AKHLAQ SISWA KELAS V MI TERPADU NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN AJARAN SKRIPSI

PENGARUH NILAI TUGAS TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR AKIDAH AKHLAQ SISWA KELAS V MI TERPADU NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN AJARAN SKRIPSI PENGARUH NILAI TUGAS TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR AKIDAH AKHLAQ SISWA KELAS V MI TERPADU NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN AJARAN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas maka diperlukan suatu tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan nasional yang saat ini mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah. PAUD dari

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H PEMBELAJARAN FIQIH PADA PONDOK PESANTREN MANBAUL ULUM PUTRA KECAMATAN KERTAK HANYAR KABUPATEN BANJAR OLEH RAHMAT HIDAYATULLAH NIM. 1101210479 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa pendidikan, manusia tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, pendidikan memiliki peranan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Tarbiyah

SKRIPSI. Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Tarbiyah MANAJEMEN STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI SMA DARUL ULUM I UNGGULAN BADAN PENGKAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT) JOMBANG SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan masalah masalah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh NURHAMAH NIM :

SKRIPSI. Oleh NURHAMAH NIM : PENGARUH TEKNIK PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK (Studi di MTs Nurul Falah Pasanggrahan Petir Kabupaten Serang) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Gambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80

Gambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80 Gambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan dipahami secara luas dan umum sebagai usaha sadar yang dilakukan pendidik melalui bimbingan, pengajaran,

Lebih terperinci