BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Candigaron 02 dan SD Candigaron 03 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian yang berjenis penelitian eksperimen semu ini dilakukan pada mata pelajaran IPA dengan materi perubahan kenampakan benda langit bagi siswa Kelas IV SD Candigaron 02 dan SD Candigaron 03 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam penelitian ini subyek penelitian dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah siswa kelas IV SD Candigaron 02 yang berjumlah 27 siswa dan kelas kontrol adalah siswa kelas IV SD Candigaron 03 yang berjumlah 25 siswa. Siswa Kelas IV SD Candigaron 02 yang berjumlah 27 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan mendapat perlakuan berupa pembelajaran IPA dengan menggunakan modul. Sedangkan untuk Siswa Kelas IV SD Candigaron 03 yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan mendapat perlakuan berupa pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan konvensional, yaitu pembelajaran yang biasa guru gunakan. Untuk lebih jelasnya, dapat diperhatikan Tabel Data Subyek Penelitian sebagai berikut : Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian Sekolah Kelas Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa SD Candigaron 02 Eksperimen SD Candigaron 03 Kontrol Jumlah Seluruhnya 52

2 4.2 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan dilakukan 4 kali pertemuan seperti tercantum dalam jadwal penelitian sebagai berikut Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Sabtu, 10 Maret 2012 Senin, 12 Maret 2012 Rabu, 14 Maret 2012 Senin, 19 Maret 2012 Perkenalan dengan siswa Memberikan pretest kepada kelas kontrol Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas kontrol tentang perubahan kenampakan benda-benda langit Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas kontrol melanjutkan materi tentang perubahan kenampakan benda-benda langit Mengulas pembelajaran sebelumnya. Memberikan posttest kepada kelas kontrol. Pada hari pertama, dilakukan perkenalan dengan siswa di SD kontrol sambil melakukan observasi di SD Candigaron 03. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa diberikan pretest untuk kelas kontrol. Materi yang digunakan untuk pretest adalah materi tentang energi sebanyak 16 soal. Pada pertemuan I diberikan materi sesuai indikator 1. Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Seusai pembelajaran diberikan latihan soal sesuai dengan indikator. Kegiatan pembelajaran kedua sesuai dengan indikator 2. Metode yang digunakan adalah ceramah, simulasi, tanya jawab. Siswa mensimulasikan gerakan-gerakan yang dilakukan bulan. Seusai pembelajaran diberikan latihan soal sesuai dengan indikator. Kegiatan pembelajaran ketiga mengulas materi yang sudah dipelajari sebelumnya melalui tanya jawab dengan siswa. Siswa diberikan soal posttest untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi yang sudah disampaikan. Soal yang diberikan sebanyak 15 soal.

3 4.2.2 Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian kelas Eksperimen yang dilaksanakan seperti pada Tabel berikut : Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Sabtu, 10 Maret 2012 Jum at, 16 Maret 2012 Sabtu, 17 Maret 2012 Sabtu, 24 Maret 2012 Perkenalan dengan siswa Memberikan pretest kepada kelas eksperimen Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas kontrol tentang perubahan kenampakan benda-benda langit menggunakan modul Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas kontrol melanjutkan materi tentang perubahan kenampakan benda-benda langit menggunakan modul Mengulas pembelajaran sebelumnya. Memberikan posttest kepada kelas eksperimen. Pada hari pertama, dilakukan perkenalan dengan siswa di SD eksperimen sambil melakukan observasi di SD Candigaron 02. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa diberikan pretest untuk kelas eksperimen. Materi yang digunakan untuk pretest adalah materi tentang energi sebanyak 16 soal. Pada pertemuan I siswa belajar menggunakan modul. Siswa belajar secara mandiri menggunakan modul pada bagian pertama. Guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Seusai pembelajaran diberikan latihan soal sesuai dengan indikator. Kegiatan pembelajaran kedua sesuai dengan indikator 2. Siswa belajar menggunakan modul bagian kedua. Siswa diminta mensimulasikan gerakan-gerakan yang dilakukan bulan. Seusai pembelajaran diberikan latihan soal sesuai dengan indikator. Kegiatan pembelajaran ketiga mengulas materi yang sudah dipelajari sebelumnya melalui tanya jawab dengan siswa. Siswa diberikan soal posttest untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi yang sudah disampaikan. Soal yang diberikan sebanyak 15 soal.

4 4.3 Analisis Instrumen Penelitian Uji Pakar Modul Setelah produk awal media grafis modul dirancang, maka sebelum diujicobakan, produk awal ini direview atau divalidasi oleh pakar. Ada 3 orang pakar yaitu Prof. Dr. Slameto, M.Pd., Adi Winanto, S.Pd, M.Pd., dan Kurnia Robbi, A.Ma.Pd selaku guru kelas IV. a. Hasil Validasi Pakar 1 (Prof. Dr. Slameto, M.Pd.) Secara umum modul sudah baik dengan melihat total skor perolehan adalah 141 yang menunjukkan kategori baik. Jumlah skor ideal untuk seluruh item adalah 4 x 49 = 196. Jumlah skor yang diperoleh dari pakar adalah 141. Jadi berdasarkan data itu maka tingkat persetujuan pakar terhadap produk awal materi pembelajaran IPA yang disajikan dalam modul adalah (141:196) x 100% = 71,94% dari yang diharapkan (100%). b. Hasil Validasi Pakar 2 (Adi Winanto, S.Pd, M.Pd) Secara umum modul sudah baik dengan melihat total skor perolehan adalah 166 yang menunjukkan kategori baik. Jumlah skor ideal untuk seluruh item adalah 4 x 49 = 196. Jumlah skor yang diperoleh dari pakar adalah 166. Jadi berdasarkan data itu maka tingkat persetujuan pakar terhadap produk awal materi pembelajaran IPA yang disajikan dalam modul adalah (166:196) x 100% = 84,69% dari yang diharapkan (100%). c. Hasil Validasi Pakar 3 (Kurnia Robbi, A.Ma.Pd) Secara umum modul sudah baik dengan melihat total skor perolehan adalah 161 yang menunjukkan kategori baik. Jumlah skor ideal untuk seluruh item adalah 4 x 49 = 196. Jumlah skor yang diperoleh dari pakar adalah 161. Jadi berdasarkan data itu maka tingkat persetujuan pakar terhadap produk awal materi pembelajaran IPA yang disajikan dalam modul adalah (161:196) x 100% = 82,14% dari yang diharapkan (100%).

5 Berdasarkan hasil ketiga pakar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modul yang digunakan sudah baik dilihat dari skor yang diperoleh. Modul dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran dengan merevisi pada bagian tertentu sesuai saran dari pakar. Perbedaan modul yang disusun dengan modul yang lain yaitu: 1. Dilengkapi gambar-gambar yang menarik bagi siswa sehingga siswa tertarik untuk mempelajarinya. Hal ini didukung dengan pendapat Prastowo (2010:124) mengemukakan bahwa gambar-gambar juga sangat dibutuhkan agar menambah daya tarik dan mengurangi kebosanan peserta didik untuk mempelajarinya. 2. Menuntut siswa untuk belajar secara mandiri dan kreatif di kelas, sehingga tidak bergantung pada kehadiran guru di sekolah (Prastowo, 2010:124). 3. Memberi kesempatan kepada siswa berpikir kritis, kreatif, imajinatif bagi siswa (Sutarno, 2008:8.9) Uji Validitas Instrumen Berdasarkan hasil uji validitas pantauan SPSS 16.0 for windows (statistical product and service solutions dan dengan jumlah responden 42 siswa di SD Negeri Sidorejo Lor 04 Salatiga, adapun hasil perhitungan nilai validitas pretest dapat dilihat pada Lampiran 2. Berdasarkan hasil tersebut maka tampak bahwa dari 25 item soal terdapat 16 item soal yang valid dan 9 item soal yang tidak valid atau dinyatakan gugur yaitu pada item soal 2, 4, 5, 8, 13, 17, 20, 21, 25. Berdasarkan hasil uji validitas posttest dengan bantuan SPSS for windows version 16.0 dan dengan jumlah responden 42 siswa di SD Negeri Sidorejo Lor 04 Salatiga, adapun hasil perhitungan nilai validitas pretest dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan hasil tersebut tampak bahwa dari 25 item soal terdapat 15 item soal yang valid dan 10 item soal yang tidak valid atau dinyatakan gugur yaitu pada item soal 3, 4, 6, 10, 11, 12, 15, 18, 19, 20.

6 4.3.3 Uji Reliabilitas Instrumen Nilai reliabilitas instrumen pretest adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas InstrumenPretest Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Nilai reliabel pada soal pretest adalah 0,930 > 0,7 yang berarti instrumen pretest tersebut memiliki reliabilitas memuaskan. Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Posttest Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa indeks reliabilitas untuk soal posttest adalah 0,844 > 0,7 yang berarti soal posttest tersebut memiliki reliabilitas bagus. Oleh karena itu, berdasarkan hasil uji reliabilitas soal pretest dan posttest tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kedua instrumen tes tersebut reliabel dan dapat diterapkan di subyek penelitian Uji Normalitas Uji prasyarat dari uji beda rerata adalah uji normalitas. Uji ini digunakan untuk mengetahui data nilai pretest dan posttest tersebut berdistribusi normal atau tidak. Adapun hasil uji normalitas dari data pretest untuk kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat dalam tabel berikut

7 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pre test kelas eksperimen Pre test kelas kontrol N Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. Uji normalitas dengan menggunakan kolmogrov-smirnov menunjukkan bahwa signifikasi (p) untuk subyek penelitian nilai sebelum perlakuan atau nilai pretest adalah 0,097 > 0,05 dan 0,555 > 0,05 untuk kelas kontrol sehingga sebaran kedua data tersebut berdistribusi normal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kedua data hasil nilai sebelum perlakuan berdistribusi normal. Gambaran kenormalan penyebaran data nilai pretest pada subyek penelitian dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 4.1 Grafik Kurva Distribusi Data Nilai Pretest Kelas Kontrol

8 Grafik 4.2 Grafik Kurva Distribusi Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen Hasil Uji Beda Rata-rata Nilai Hasil Belajar Pretest Sebelum menerapkan suatu perlakuan, harus diketahui kondisi dan kemampuan kedua kelas tersebut sama atau tidak. Untuk mengetahui kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kontrol sama atau tidak, digunakan uji beda rerata nilai pretest kedua kelas tersebut. Adapun hasil uji beda rerata kedua kelas tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pretest eksperimen Pretest control Valid N (listwise) 25 Dari tabel di atas tampak bahwa nilai minimum dari nilai sebelum diberi perlakuan atau nilai pretest pada subyek penelitian adalah 50 untuk kedua kelas, nilai maximum adalah 87,5 untuk kelas eksperimen dan 93,75 untuk kelas kontrol, dengan mean 71,30 untuk kelas eksperimen dan 67 untuk kelas kontrol. Standar

9 deviasi untuk kelas ekperimen 8,712 dari 27 siswa. Standar deviasi untuk kelas kontrol 11,342 dari 25 siswa. Frekuensi dan presentase hasil pengukuran nilai siswa berdasarkan kategori tersebut disajikan pada Tabel Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Subyek Penelitian Nilai Kategori Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 79,41 Tinggi 4 16 % 5 18,52 % 59,04-79,41 Sedang % 19 70,37 % 59,04 Rendah 8 32 % 3 11,11 % Jumlah % % Mean = 69,23 SD = 10,19 Dari tabel di atas tampak bahwa siswa yang memiliki hasil belajar IPA pada kategori tinggi berjumlah 4 siswa (16%) pada kelas kontrol dan 5 siswa (18,52%) pada kelas eksperimen, siswa yang memiliki hasil belajar dengan kategori sedang berjumlah 13 siswa (52%) pada kelas kontrol dan 19 siswa (70,37%) pada kelas eksperimen, siswa yang memiliki hasil belajar dengan kategori rendah sejumlah 8 siswa (32%) pada kelas kontrol dan 3 siswa (11,11%) pada kelas eksperimen. Dapat diperoleh data hasil siswa cukup karena kategori hasil siswa terbanyak pada kategori sedang maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata (mean) pretest pada kelas kontrol dan eksperimen memiliki nilai dalam kategori sedang. Berdasarkan Tabel 4.7 tampak bahwa nilai mean untuk kelas eksperimen adalah 71,30, dan untuk kelas kontrol nilai mean adalah 67, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol hampir sama sehingga dapat diartikan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan yang sama. Untuk memperkuat hasil uji perbandingan kedua rerata nilai diatas, maka dapat dilihat hasil uji beda rerata kedua nilai dari data pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Adapun hasil uji beda rerata kedua kelas tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.9 sebagai berikut :

10 Tabel 4.9 Uji Beda Rerata Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol Pretest Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. T Df Independent Samples Test Sig. (2- tailed) t-test for Equality of Means Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Berdasarkan tabel perhitungan uji beda rerata diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansinya adalah 0,214 > 0,05 yang berarti Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan nilai rerata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini bermakna bahwa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen mempunyai kemampuan yang seimbang sehingga dapat diberi perlakuan. Adapun perlakuan yang diberikan adalah untuk kelas kontrol berupa pembelajaran dengan Konvesional (seperti yang guru gunakan) dan untuk kelas eksperimen berupa pembelajaran dengan modul pembelajaran. 4.4 Analisis Data Analisis Deskriptif Hasil Statistika deskriptif untuk hasil dalam tabel berikut: Tabel 4.10 Deskripsi Statitistik Deskriptif Nilai Posttest Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum nilai posttest eksperimen nilai posttest kontrol Dari tabel di atas tampak bahwa nilai minimum setelah diberi perlakuan atau nilai posttest yaitu pada subyek penelitian adalah 60 untuk kelas eksperimen dan 53 untuk kelas kontrol, nilai maximum adalah 100, dengan mean 80,56 untuk

11 kelas eksperimen dan 79,4 untuk kelas kontrol. Standar deviasi untuk kelas ekperimen 10,192 dari 27 siswa. Standar deviasi untuk kelas kontrol 13,605 dari 25 siswa. Dapat diartikan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan yang sama. Frekuensi dan presentase hasil pengukuran nilai siswa berdasarkan kategori tersebut disajikan pada Tabel Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Subyek Penelitian Nilai Kategori Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 91,81 Tinggi 7 28% 3 11,11 % 68,19-91,81 Sedang 12 48% 20 74,07 % 68,19 Rendah 6 24% 4 14,81 % Jumlah % % Mean = 80 SD = 11,81 Dari tabel di atas tampak bahwa siswa yang memiliki hasil belajar IPA pada kategori tinggi berjumlah 3 siswa (11,11%), siswa yang memiliki hasil belajar dengan kategori sedang berjumlah 20 siswa (74,07%), siswa yang memiliki hasil belajar dengan kategori rendah sejumlah 4 siswa (14,81%). Dari data tabel 4.11 dapat diperoleh data hasil siswa cukup karena kategori hasil siswa terbanyak pada kategori sedang maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata (mean) pretest pada kelas kontrol dan eksperimen memiliki nilai dalam kategori sedang Uji Normalitas Posttest Sebelum menggunakan uji beda rerata, maka diperlukan uji prasyarat yaitu uji normalitas. Adapun hasil uji normalitas dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.12 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test nilai posttest eksperimen nilai posttest kontrol Nm Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

12 Uji normalitas dengan menggunakan kolmogrov-smirnov menunjukkan bahwa signifikasi (p) untuk subyek penelitian nilai posttest adalah 0,154 > 0,05 dan 0,317 > 0,05 untuk kelas kontrol sehingga dapat dinyatakan bahwa sebaran kedua data tersebut berdistribusi normal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kedua data hasil nilai posttest berdistribusi normal. Gambaran kenormalan penyebaran data nilai pottest pada subyek penelitian dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 4.3 Grafik Kurva Distribusi Data Nilai Posttest Kelas Kontrol Gambar 4.4 Grafik Kurva Distribusi Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen

13 4.4.3 Uji T-test Untuk menguji signifikasi perbedaan mean antara nilai kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan posttest pada subyek penelitian analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan mean antara nilai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Di bawah ini disajikan tabel hasil uji t-test nilai setelah perlakuan atau posttest. Tabel 4.13 Hasil Uji T-Test Posttest Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F Sig. T Df Sig. (2- tailed) t-test for Equality of Means Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper nilai posttest Equal variances assumed Equal variances not assumed Berdasarkan Tabel 4.13 diatas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,729 > 0,05 yang berarti Ho diterima, yang berarti tidak ada perbedaan antara kelas yang diberi perlakuan berupa pembelajaran yang menggunakan modul dengan kelas yang tidak diberi pembelajaran yang tidak menggunakan modul (pembelajaran konvensional-pembelajaran yang biasa guru gunakan). 4.5 Pembahasan Pembelajaran yang dipakai yaitu pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar modul dan pembelajaran konvensional menunjukan hasil bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar pada pembelajaran IPA dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,729 > 0,05 yang berarti Ho diterima, yang berarti tidak ada perbedaan antara kelas yang diberi perlakuan berupa pembelajaran yang menggunakan modul dengan kelas yang tidak diberi pembelajaran yang tidak menggunakan modul (pembelajaran konvensional-pembelajaran yang biasa guru gunakan). Hasil

14 belajar siswa yang menggunakan modul pembelajaran IPA mempunyai rata-rata yang sama pembelajaran siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Dari uji normalitas untuk pretest kelas eksperimen nilai dari Asimp. Sig (2tailed) adalah 0,217 > 0,05, maka diambil kesimpulan nilai pretest kelas eksperimen berdistribusi normal. untuk pretest kelas kontrol nilai dari Asimp. Sig (2tailed) adalah 0,376> 0,05, maka diambil kesimpulan nilai pretest kelas kontrol berdistribusi normal, sehingga kedua kelas tersebut berdistribusi normal. Kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen adalah dengan penggunaan modul pembelajaran IPA, sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan modul pembelajaran IPA tetapi menggunakan pembelajaran konvensional. Dalam kegiatan pembelajaran dengan penggunaan modul pembelajaran IPA terlihat hasil belajar siswa kelas IV SD Candigaron 02 pada mata pelajaran IPA yang berjumlah 27 (kelas eksperimen) sama dengan hasil belajar siswa kelas IV SD Candigaron 03 pada mata pelajaran IPA yang berjumlah 25 (kelas kontrol). Ratarata hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA SD Candigaron 02 yang berjumlah 27 (kelas eksperimen) dengan penggunaan modul IPA lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa kelas IV SD Candigaron 03 pada mata pelajaran IPA yang berjumlah 25 (kelas kontrol tanpa penggunaan modul pembelajaran IPA yaitu rata-rata postest kelas eksperimen 80,56 dan rata-rata nilai postest kelas kontrol 79,40. Dari uji normalitas untuk posttest kelas eksperimen nilai dari Asimp. Sig (2tailed) adalah 0,154 > 0,05, maka diambil kesimpulan nilai posttest kelas eksperimen berdistribusi normal. untuk pretes kelas kontrol nilai dari Asimp. Sig (2tailed) adalah 0,317> 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas posttest berdistribusi normal. Pada kelas eksperimen dari 27 siswa, nilai pretest terdapat 3 siswa yang di bawah KKM yaitu di bawah 65 dan 24 di atas KKM, untuk nilai posttest dari 27 siswa, hanya 1 anak yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 65. Pada kelas kontrol dari 25 siswa, nilai pre test terdapat 10 yang di bawah KKM yaitu di bawah 65 dan 17 siswa di atas KKM, untuk nilai posttest dari 25 siswa, terdapat 4 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 65.

15 Perhitungan pretest kelas eksperimen nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 47, untuk posttest nilai tertinggi 100 dan terendah 60. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan modul pembelajaran IPA. Perbedaan dari kedua metode tersebut juga dapat dilihat dari rata-rata nilai skor tes hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol, yaitu untuk 80.56, kelas eksperimen dan 79,40 untuk kelas kontrol. Tetapi perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang significant sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh penggunaan modul terhadap hasil belajar siswa. Hal ini bisa disebabkan karena berbagai hal, yaitu modul yang disusun belum sesuai dengan karakteristik siswa, modul kurang sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran, siswa masih perlu menyesuaikan diri dengan guru (peneliti) karena baru bertemu beberapa hari. Siswa merasa masih asing dengan guru yang baru mereka kenal sehingga pembelajaran kurang maksimal. Selain itu, siswa tidak terbiasa belajar mandiri menggunakan modul pembelajaran. Siswa terbiasa hanya mendengarkan penjelasan guru saja. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Menurut Nasution (2010:218) para pelajar yang telah biasa menerima pelajaran dari guru, kebanyakan melalui mendengarkannya cenderung menjadi pasif dan akan mengalami kesulitan untuk beralih kepada cara baru yang menuntut aktivitas sebagai dasar utama dalam belajar. Pembelajaran yang biasanya dilakukan menggunakan pembelajaran konvensional sehingga siswa mengalami kesulitan jika belajar menggunakan cara yang baru dalam waktu yang relatif singkat. Selama penelitian siswa kelas eksperimen mempunyai motivasi yang tinggi untuk segera menyelesaikan modul itu, sehingga terkadang materi yang dipelajari kurang mendalam bagi siswa. Mereka hanya ingin bersaing menyelesaikan modul dengan cepat tanpa mendalami materi yang ada dalam modul. Sudah banyak penelitian yang menyatakan bahwa ada pengaruh penggunaan modul terhadap hasil belajar, yaitu penelitian dari Izaak H. Wenno (2010) yang berjudul Pengembangan Model Modul IPA Berbasis Problem Solving Method Berdasarkan Karakteristik Siswa Dalam Pembelajaran di SMP/MTS. Hasil penelitian ini adalah hasil belajar sains siswa dengan

16 menerapkan media pembelajaran sains, yakni modul sains berbasis problem solving method sangat baik, bila dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran yang konvensional. Hal ini disebabkan karena dengan melakukan pembelajaran menggunakan media pembelajaran, maka kemampuan siswa untuk memahami materi pelajaran sains akan lebih sempurna. Penelitian Desak Made Citrawathi (2006) yang berjudul Pengembangan Pembelajaran Biologi dengan Menggunakan Modul Berorientasi Siklus Belajar dan Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa siswa telah memiliki pengetahuan awal yang bervariasi terkait dengan materi sistem koordinasi (saraf, indera, dan hormon. Selain itu prestasi belajar siswa yang menggunakan pendekatan konstruktivistik dengan modul berorintasi siklus belajar lebih baik dibandingkan dengan menggunakan cara konvensional dan secara umum respon siswa dan guru terhadap pembelajaran biologi menggunakan modul berorientasi siklus belajar adalah positif atau baik. Pada saat proses pembelajaran, siswa senang menggunakan modul pembelajaran karena pada cover modul tercantum gambar kartun yang disukai anak-anak sehingga anak-anak merasa tertarik untuk membuka modul tersebut. Siswa lebih senang karena mereka tidak pernah belajar menggunakan modul pembelajaran, mereka biasanya menggunakan buku paket saja. Siswa merasa tertantang untuk segera membuka halaman berikutnya pada modul. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, tidak hanya mendengarkan dari guru saja. Siswa juga dapat belajar mandiri sesuai kecepatan belajar mereka masing-masing.