PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG
|
|
- Vera Pranoto
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DRAFT MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. Bahwa dalam rangka menyediakan data dan informasi yang akurat, tepat dan akuntabel, perlu pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi; b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5050); 4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
2 Indonesia Nomor 5495); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 Tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 264); 7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 463); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan data dan informasi adalah proses mulai dari mengumpulkan data, mengolah, dan menganalisis data menjadi informasi yang siap disajikan untuk mendukung penetapan kebijakan manajemen dan pelayanan publik. 2. Data adalah sekumpulan fakta berupa angka, karakter, simbol, gambar, tanda-tanda, tulisan yang merepresentasikan keadaan yang sebenarnya. 3. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik.(undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik).
3 4. Sistem Informasi adalah kesatuan komponen yang terdiri dari lembaga, sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, substansi data dan informasi yang terkait satu sama lain dalam satu mekanisme kerja untuk mengelola data dan informasi. 5. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi. 6. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. 8. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa. 9. Desa sangat tertinggal adalah Desa yang belum tersedia Standar Pelayanan Minimum (SPM) pada aspek kebutuhan sosial, infrastruktur dasar, sarana dasar, pelayanan umum, dan penyelenggaraan pemerintahan. 10. Desa tertinggal adalah Desa yang belum terpenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) pada aspek kebutuhan sosial, infrastruktur dasar, sarana dasar, pelayanan umum, dan penyelenggaraan pemerintahan. (Bappenas, 2015) 11. Desa berkembang adalah desa yang sudah terpenuhi Standar Pelayanan Minimun (SPM) namun secara pengelolaan belum menunjukkan keberlanjutan. 12. Desa maju adalah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya manusia dan juga dalam hal dana modal desa sehingga sudah dapat memanfaatkan dan menggunakan segala potensi fisik dan non fisik desa secara maksimal. 13. Desa Mandiri adalah Desa yang telah terpenuhi pada aspek kebutuhan sosial dasar, infrastruktur dasar, sarana dasar, pelayanan umum, dan penyelenggaraan pemerintahan desa dan secara kelembagaan telah memiliki keberlanjutan. (Bappenas, 2015) 14. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
4 15. Pembangunan Kawasan Perdesaan merupakan perpaduan pembangunan dikawasan perdesaan yang dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa. 16. Daerah Tertinggal adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. 17. Pembangunan Daerah Tertinggal yang selanjutnya disingkat PDT adalah suatu proses, upaya, dan tindakan secara terencana untuk meningkatkan kualitas masyarakat dan wilayah yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. 18. Daerah Tertentu adalah daerah yang memiliki karakteristik tertentu seperti daerah rawan pangan, daerah perbatasan, daerah rawan bencana, daerah pasca konflik, pulau kecildan terluar. 19. Pengembangan Daerah Tertentu adalah upaya-upaya untuk meningkatkan/mengembangkan daerah tertentu agar keluar dari karakteristik daerah tertentu menjadi daerah yang mandiri. 20. Daerah Rawan Pangan adalah Kondisi suatu daerah yang tingkat ketersediaan, akses, dan/atau keamanan pangan sebagian masyarakat dan rumah tangganya tidak cukup untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis dan pertumbuhan dan kesehatan. 21. Daerah Perbatasan adalah bagian wilayah negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal Batas Wilayah Negara di darat, Kawasan Perbatasan berada di kecamatan (UU Nomor 43 tahun 2008 tentang wilayah negara). 22. Daerah Rawan Bencana adalah daerah yang mempunyai karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. 23. Daerah Pasca Konflik adalah merupakan interpelasi sosial yang berbentuk pertentangan karena adanya suatu perbedaan, baik perbedaan fisik maupun perbedaan pandangan. 24. Pulau Kecil Terluar adalah pulau dengan luas areal kurang atau sama dengan 2000 km2 (dua ribu kilomenter persegi) yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum internasional dan nasional. 25. Ketransmigrasian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan transmigrasi. 26. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di kawasan transmigrasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah. 27. Transmigran adalah warga negara Republik Indonesia yang berpindah secara sukarela ke kawasan transmigrasi.
5 28. Wilayah Pengembangan Transmigrasi adalah wilayah potensial yang ditetapkan sebagai pengembangan permukiman transmigrasi yang terdiri atas beberapa satuan kawasan pengembangan yang salah satu diantaranya direncanakan untuk mewujudkan pusat pertumbuhan wilayah baru sebagai kawasan perkotaan baru sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. 29. Lokasi Permukiman Transmigrasi adalah lokasi potensial yang ditetapkan sebagai permukiman transmigrasi untuk mendukung pusat pertumbuhan wilayah yang sudah ada atau yang sedang berkembang sebagai kawasan perkotaan baru sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. 30. Satuan Kawasan Pengembangan adalah satu kawasan yang terdiri atas beberapa satuan permukiman yang salah satu di antaranya merupakan permukiman yang disiapkan menjadi desa utama atau pusat kawasan perkotaan baru. 31. Permukiman Transmigrasi adalah satu kesatuan permukiman atau bagian dari satuan permukiman yang diperuntukkan bagi tempat tinggal dan tempat usaha transmigran. 32. Transmigrasi Umum adalah jenis transmigrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah bagi penduduk yang mengalami keterbatasan dalam mendapatkan peluang kerja dan usaha. 33. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan adalah jenis transmigrasi yang dirancang oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan mengikutsertakan badan usaha sebagai mitra usaha transmigran bagi penduduk yang berpotensi berkembang untuk maju. 34. Transmigrasi Swakarsa Mandiri adalah jenis transmigrasi yang merupakan prakarsa transmigran yang bersangkutan atas arahan, layanan, dan bantuan pemerintah dan/atau pemerintah daerah bagi penduduk yang telah memiliki kemampuan. 35. UPTP Balai Besar/Balai Latihan Masyarakat adalah unit teknis penunjang yang bertanggungjawab kepada Balilatfo Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan mempunyai tugas pelaksanaan pelatihan masyarakat dan salah satu fungsinya sebagai pengumpul data dasar desa, daerah tertinggal dan transmigrasi. 36. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Badan Provinsi/ kabupaten/kota adalah instansi yang bertanggungjawab dibidang Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi di provinsi/kabupaten/kota 37. Kementerian adalah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 38. Menteri adalah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
6 Pasal 2 Pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi ini dipergunakan sebagai pedoman bagi aparat yang melaksanakan tugas dan fungsi dalam pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi pada Kementerian, Dinas dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Badan tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. BAB II DATA DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI Pasal 3 (1) Data dan informasi desa terdiri dari data dan informasi mengenai: a. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan b. Pembangunan Kawasan Perdesaan. (2) Data dan informasi desa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. Datin-Pelayanan Sosial Dasar b. Datin-Pengembangan Usaha Ekonomi Desa c. Datin-Pendayagunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tepat Guna d. Datin-Pembangunan Sarana Prasarana Desa e. Datin-Pemberdayaan Masyarakat Desa (3) Data dan informasi desa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. Datin-Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan b. Datin-Pembangunan Ekonomi Kawasan Perdesaan c. Datin-Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Perdesaan d. Datin-Pengembangan Sumberdaya Alam Kawasan Perdesaan e. Datin-Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas Pasal 4 (1) Data dan Informasi Daerah Tertinggal terdiri dari data dan informasi mengenai: a. Pengembangan Daerah Tertentu; dan b. Pembangunan Daerah Tertinggal.
7 (2) Data dan informasi Daerah Tertinggal sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. Datin-Pengembangan Daerah Rawan Pangan b. Datin-Pengembangan Daerah Perbatasan c. Datin-Penanganan Daerah Rawan Bencana d. Datin-Penanganan Daerah Pasca Konflik e. Datin-Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar (3) Data dan Informasi Daerah Tertinggal sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. Datin-Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal b. Datin-Pengembangan Sumberdaya Manusia c. Datin-Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan Hidup d. Datin-Peningkatan Sarana dan Prasarana e. Datin-Pengembangan Ekonomi Lokal Pasal 5 (1) Data dan Informasi Transmigrasi terdiri dari data dan informasi mengenai: a. Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi b. Pengembangan Kawasan Transmigrasi. (2) Data dan Informasi Transmigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. Datin-Bina Potensi Kawasan Transmigrasi; b. Datin-Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi c. Datin-Penyediaan Tanah Transmigrasi; d. Datin-Pembangunan Permukiman Transmigrasi dan e. Datin-Penataan Persebaran Penduduk (3) Data dan Informasi Transmigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. Datin-Promosi dan Kemitraan; b. Datin-Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kawasan Transmigrasi c. Datin-Pengembangan Usaha Transmigrasi d. Datin-Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi e. Datin-Pelayanan Pertanahan Transmigrasi f. Datin-Perkembangan
8 Pasal 6 (1) Datin-Pelayanan Sosial Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a, meliputi data dan informasi a. Datin-Pelayanan Dasar b. Datin-Kesejahteraan Masyarakat c. Datin-Adat dan Budaya d. Datin-Perlindungan Sosial e. Datin-Pengembangan Akses Informasi Masyarakat (2) Datin-Pengembangan Usaha Ekonomi Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b, meliputi data dan informasi a. Datin-Kelembagaan Badan Usaha Milik Desa b. Datin-Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Desa c. Datin-Perdagangan Desa d. Datin-Permodalan Ekonomi Desa e. Datin-Usaha Ekonomi Masyarakat Desa (3) Datin-Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c, meliputi data dan informasi a. Datin-Sumber Daya Hutan, Pertanian dan Pertambangan b. Datin-Sumber Daya Air, Pertanahan dan Maritim c. Datin-Lingkungan Hidup d. Datin-Teknologi Tepat Guna (4) Datin-Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d, meliputi data dan informasi a. Datin-Sarana dan Prasarana Permukiman Desa b. Datin-Sarana dan Prasarana Transportasi Desa c. Datin-Sarana dan Prasarana Pendukung Ekonomi Desa d. Datin-Sarana dan Prasarana Elektrifikasi Desa e. Datin-Sarana dan Prasarana Telekomunikasi Desa (5) Datin-Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e, meliputi data dan informasi a. Datin-Pengembangan Kapasitas Masyarakat Desa b. Datin-Perencanaan dan Pembangunan Partisipatif c. Datin-Advokasi Peraturan Desa d. Datin-Ketahanan Masyarakat Desa e. Datin-Kerjasama dan Kemitraan Masyarakat Desa
9 Pasal 7 Datin-Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, format dan tata cara pengisiannya menggunakan Datin-Pemberdayaan Masyarakat 01, 02, 03, 04, 05 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 8 (1) Datin-Pembangunan Kawasan Perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf a, meliputi data dan informasi a. Datin-Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Wilayah I b. Datin-Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Wilayah II c. Datin-Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Wilayah III d. Datin-Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Wilayah IV e. Datin-Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Wilayah V (2) Datin-Pembangunan Ekonomi Kawasan Perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b, meliputi data dan informasi a. Datin-Analisa Kebijakan Ekonomi Kawasan Perdesaan b. Datin-Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi c. Datin-Pengembangan Permodalan dan Investasi d. Datin-Pengembangan Fasilitas Usaha dan Pemasaran (3) Datin-Sarana dan Prasarana Kawasan Perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf c, meliputi data dan informasi a. Datin-Pembangunan Sarana dan Prasarana Wilayah I b. Datin-Pembangunan Sarana dan Prasarana Wilayah II c. Datin-Pembangunan Sarana dan Prasarana Wilayah III d. Datin-Pembangunan Sarana dan Prasarana Wilayah IV e. Datin-Pembangunan Sarana dan Prasarana Wilayah V (4) Datin-Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf d, meliputi data dan informasi a. Datin-Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan Wilayah I b. Datin-Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan Wilayah II c. Datin-Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan Wilayah III d. Datin-Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan Wilayah IV
10 e. Datin-Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan Wilayah V (5) Datin-Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf e, meliputi data dan informasi a. Datin-Pendampingan Manajemen dan Teknis b. Datin-Penyiapan Media dan Pembelajaran c. Datin-Kerjasama dan Kemitraan d. Datin-Keserasian Kawasan Perdesaan Pasal 9 Datin-Pembangunan kawasan perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b, format dan tata cara pengisiannya menggunakan Datin- Pembangunan Kawasan Perdesaan 01, 02, 03, 04, 05 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini Pasal 10 (1) Datin-Pengembangan daerah rawan pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a, meliputi data dan informasi a. Datin-Pengembangan Daerah Rawan Pangan Wilayah I b. Datin-Pengembangan Daerah Rawan Pangan Wilayah II c. Datin-Pengembangan Daerah Rawan Pangan Wilayah III d. Datin-Pengembangan Daerah Rawan Pangan Wilayah IV e. Datin-Pengembangan Daerah Rawan Pangan Wilayah V (2) Datin-Pengembangan daerah perbatasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b, meliputi data dan informasi a) Datin-Daerah Perbatasan Wilayah I b) Datin-Daerah Perbatasan Wilayah II c) Datin-Daerah Perbatasan Wilayah III d) Datin-Daerah Perbatasan Wilayah IV e) Datin-Daerah Perbatasan Wilayah V (3) Datin-Penanganan daerah rawan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c, meliputi data dan informasi a. Datin-Penanganan Daerah Rawan Bencana Wilayah I b. Datin-Penanganan Daerah Rawan Bencana Wilayah II c. Datin-Penanganan Daerah Rawan Bencana Wilayah III d. Datin-Penanganan Daerah Rawan Bencana Wilayah IV
11 e. Datin-Penanganan Daerah Rawan Bencana Wilayah V (4) Datin-Penanganan daerah pasca konflik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf d, meliputi data dan informasi a. Datin- Penanganan daerah pasca konflik Wilayah I b. Datin- Penanganan daerah pasca konflik Wilayah II c. Datin- Penanganan daerah pasca konflik Wilayah III d. Datin- Penanganan daerah pasca konflik Wilayah IV e. Datin- Penanganan daerah pasca konflik Wilayah V (5) Datin-Pengembangan daerah pulau kecil dan terluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf e, meliputi data dan informasi a. Datin-Pengembangan daerah pulau kecil dan terluar wilayah I b. Datin-Pengembangan daerah pulau kecil dan terluar wilayah II c. Datin-Pengembangan daerah pulau kecil dan terluar wilayah III d. Datin-Pengembangan daerah pulau kecil dan terluar wilayah IV e. Datin-Pengembangan daerah pulau kecil dan terluar wilayah V Pasal 11 Datin-Pengembangan daerah tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a, format dan tata cara pengisiannya menggunakan Datin- Daerah Tertentu 01, 02, 03, 04, 05 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 12 (1) Datin-Perencanaan dan identifikasi daerah tertinggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a, meliputi data dan informasi a. Datin-Penyusunan Indikator Daerah Tertinggal b. Datin-Identifikasi Daerah Tertinggal c. Datin-Penyusunan Rencana dan Skema Pendanaan Kementerian/Lembaga d. Datin-Penyusunan Rencana dan Skema Pendanaan Daerah e. Datin-Evaluasi dan Pelaporan (2) Datin-Pengembangan sumberdaya manusiasebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf b, meliputi data dan informasi a. Datin-Pendidikan
12 b. Datin-Kesehatan c. Datin-Keterampilan d. Datin-Tenaga Kerja e. Datin-Inovasi dan Penerapan Teknologi (3) Datin-Pengembangan sumberdaya dan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf c, meliputi data dan informasi a. Datin-Sumber Daya Hayati b. Datin-Tata Guna Lahan c. Datin-Pariwisata d. Datin-Sumber Daya Energi e. Datin-Lingkungan Hidup (4) Datin-Peningkatan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf d, meliputi data dan informasi a. Datin-Sarana dan Prasarana Transportasi b. Datin-Sarana dan Prasarana Air Bersih dan Permukiman c. Datin-Sarana dan Prasarana Ekonomi d. Datin-Sarana dan Prasarana Energi e. Datin-Sarana dan Prasarana Informasi dan Telekomunikasi (5) Datin-Pengembangan ekonomi lokal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf e, meliputi data dan informasi a. Datin-Investasi dan Permodalan b. Datin-Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah c. Datin-Potensi Produk Unggulan d. Datin-Kemitraan Usaha e. Datin-Industri, Distribusi dan Pemasaran Pasal 13 Datin-Daerah tertinggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b, format dan tata cara pengisiannya menggunakan Datin-Daerah tertinggal 01, 02, 03, 04, 05 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 14 (1) Bina Potensi Kawasan Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a, meliputi data dan informasi
13 a. Datin-Identifikasi dan Informasi Potensi Kawasan b. Datin-Advokasi Kawasan c. Datin-Perencanaan Kawasan d. Datin-Fasilitasi Penetapan Kawasan e. Datin-Mediasi dan Kerjasama Antar Daerah (2) Datin-Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b, meliputi data dan informasi a. Datin-Perencanaan Teknis Satuan Kawasan Pengembangan b. Datin-Perencanaan Teknis Satuan Permukiman c. Datin-Perencanaan Sarana dan Prasarana Kawasan d. Datin-Perencanaan Pengembangan Masyarakat (3) Datin-Penyediaan Tanah Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c, meliputi data dan informasi a. Datin-Fasilitasi Pencadangan Tanah b. Datin-Identifikasi dan Penataan Tanah c. Datin-Pengelolaan Tanah d. Datin-Dokumentasi Penyediaan Tanah (4) Datin-Pembangunan Permukiman Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf d, meliputi data dan informasi a. Datin-Penyiapan dan Evaluasi Lahan Permukiman b. Datin-Penyiapan dan Evaluasi Sarana Permukiman c. Datin-Penyiapan dan Evaluasi Prasarana Permukiman d. Datin-Kelayakan Permukiman (5) Datin-Penataan Persebaran Penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf e, meliputi data dan informasi a. Datin-Penyiapan Perpindahan b. Datin-Penyiapan Calon Transmigran dan Penduduk Setempat c. Datin-Pelayanan Perpindahan d. Datin-Penataan dan Adaptasi Pasal 15 Datin-Penyiapan kawasan dan pembangunan permukiman transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a, format dan tata cara pengisiannya menggunakan Datin-Renbangwastrans 01, 02, 03, 04, 05
14 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 16 (1) Datin-Promosi dan Kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a, meliputi data dan informasi a. Datin-Promosi dan Publikasi b. Datin-Kemitraan Badan Usaha c. Datin-Kemitraan Masyarakat d. Datin-Kemitraan Kelembagaan Pemerintah (2) Datin-Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kawasan Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf b, meliputi data dan informasi a. Datin-Pembangunan dan Pengembangan Sarana Permukiman dan Kawasan b. Datin-Pengembangan Prasarana Permukiman dan Kawasan c. Datin-Penyerasian Lingkungan d. Datin-Evaluasi Perkembangan Permukiman dan Kawasan e. Datin-Standardisasi Sarana dan Prasarana (3) Datin-Pengembangan Usaha Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf c, meliputi data dan informasi a. Datin-Produksi b. Datin-Pengolahan dan Pemasaran c. Datin-Lembaga Ekonomi dan Permodalan d. Datin-Kewirausahaan (4) Datin-Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf d, meliputi data dan informasi a. Datin-Pangan dan Kesehatan b. Datin-Fasilitasi Pendidikan c. Datin-Fasilitasi Mental Spiritual dan Seni Budaya d. Datin-Bina Kelembagaan Pemerintah dan Masyarakat (5) Datin-Pelayanan Pertanahan Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf e, meliputi data dan informasi a. Datin-Pengukuran Bidang Tanah b. Datin-Pengurusan Hak Atas Tanah c. Datin-Advokasi Pertanahan
15 d. Datin-Dokumentasi Pelayanan Pertanahan (6) Data dan Informasi Perkembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf f meliputi; a. Perkembangan permukiman transmigrasi; b. Kesejahteraan transmigran; c. Permasalahan permukiman transmigrasi; d. Permukiman transmigrasi bina dan serah. Pasal 17 Datin-Pengembangan kawasan transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b, format dan tata cara pengisiannya menggunakan Datin-Bangwastrans 01, 02, 03, 04, 05 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 18 Datin Perkembangan Permukiman Transmigrasi, Datin Kesejahteraan Transmigran, Datin Permasalahan Permukiman Transmigrasi, dan Datin Permukiman Transmigrasi Bina dan Serah sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (6), format dan tata cara pengisiannya menggunakan Datin- Kembang 01, Datin-Kembang 02, Datin-Kembang 03, dan Datin-Kembang 04, tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri. BAB III PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI Pasal 19 Pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, meliputi: a. Pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, dan penyajian serta pelaporan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; b. Sarana dan prasarana pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; c. Penanggung jawab pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
16 Pasal 20 (1) Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a, menggunakan sarana dan prasarana pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi berupa perangkat lunak dan perangkat keras. (2) Penyajian data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara manual dan/atau menggunakan teknologi informasi/memanfaatkan jaringan informasi yang tersedia yang disediakan oleh Kementerian, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Badan di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota Pasal 21 (1) Penanggung jawab pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 5 huruf a dan b, dilakukan oleh pusat dan daerah. (2) Penanggung jawab pengelolaan data dan informasi Desa,Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk tingkat pusat, dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi (Balilatfo) melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin). (3) Unit Teknis dalam hal ini Eselon 1 di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melaksanakan pengelolaan data dan informasi yang terkait pelaksanaan kegiatan teknis secara detail. (4) Penanggung jawab pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk tingkat daerah, dilaksanakan oleh; - Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Badan di tingkat Provinsi. - Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Badan di tingkat Kabupaten/Kota. - Kepala Balai Besar Pengembangan Latihan Masyarakat, Kepala Balai Besar Latihan Masyarakat dan Balai Latihan Masyarakat yang berada dibawah struktur organisasi BadanPenelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan daninformasi (Balilatfo). BAB IV PROSEDUR PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI Pasal 22
17 Prosedur pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Sistem pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan lingkup tanggung jawab masing-masing satuan kerja di tingkat kabupaten/kota, Provinsi, dan Pemerintah Pusat; b. Sistem pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi secara berjenjang sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dilaksanakan oleh masing-masing Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Badan di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota yang menangani bidang Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Balai-Balai Pelatihan Masyarakat meliputi: 1) Pengelolaan data dan informasi dalam lingkup kewenangannya; 2) Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana; 3) Operasionalisasi dan/atau pemeliharaan sistem informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. c. Sistem pengelolaan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menggunakan pola terpusat dan tersebar. Pola terpusat dilaksanakan oleh Balilatfo dalam memenuhi kebutuhan kerja sama sistem informasi antar lembaga/instansi terkait. Pola tersebar dilaksanakan oleh setiap unit kerja terkait sesuai tugas, fungsi, dan kewenangannya. BAB V PROSEDUR DAN MEKANISME PELAPORAN DATA DAN INFORMASI Pasal 23 (1) Prosedur pelaporan data dan informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dilaksanakan secara periodik dengan ketentuan sebagai berikut: a. Seluruh jenis Datin disusun oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Badan Provinsi dan disampaikan kepada Gubernur dengan tembusan kepada Menteri melalui Dirjen dan tembusan kepada Balilatfo dan disampaikan setiap 6 (enam) bulan, paling lambat bulan Juli dan Januari tahun berikutnya. b. Datin-Perencanaan pembangunan kawasan perdesaan, Datin-Potensi kawasan transmigrasi dan datin perencanaan pembangunan dan
18 pengembangan kawasan transmigrasi, disampaikan setiap 1 (satu) tahun, paling lambat bulan desember tahun berjalan. (2) SKPD/Badan Provinsi sebagaimana dimaksud dalam prosedur dan mekanisme pelaporan Datin berwenang melakukan pengumpulan data di wilayah kerja masing-masing dan fungsi BBPLM/BBLM/BLM sebagai pengumpul data dari SKPD/Badan Provinsi. (3) BBPLM/BBLM/BLM berwenang dalam pengambilan dan pengumpulan data apabila di suatu daerah tidak terdapat/dibentuk SKPD/Badan Provinsi yang membidangi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. BAB VI PENDANAAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI Pasal 24 (1) Pemerintah Pusat dan Daerah bertanggungjawab terhadap pendanaan pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi. (2) Pendanaan pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi yang dikelola oleh Kementerian bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Pendanaan pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi yang dikelola oleh Daerah dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN Pasal 25 (1) Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengendalian terhadap pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing.
19 (2) Pembinaan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk: a. Meningkatkan mutu pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi; dan b. Mengembangkan pengelolaan data dan informasi desa, daerah tertinggal dan transmigrasi. (3) Pembinaan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui: b. advokasi dan sosialisasi; c. pendidikan dan pelatihan; dan/atau d. pemantauan dan evaluasi. Pasal 26 (1) Dalam melakukan pembinaan dan pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Menteri dapat memberikan sanksi administratif. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. teguran lisan; atau b. teguran tertulis.
20 BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 09 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Ketransmigrasian, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 28 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,
21 MARWAN JAFAR Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI FORMAT ISIAN I. Data dan Informasi Pembangunan dan Pengembangan Masyarakat Desa A. Datin-Pelayanan Sosial Dasar : Datin-PPMD 01 B. Datin-Pengembangan Usaha Ekonomi : Datin-PPMD 02 Desa C. Datin-Pendayagunaan Sumberdaya : Datin-PPMD 03 Alam dan Teknologi Tepat Guna D. Datin-Pembangunan Sarana dan : Datin-PPMD 04 Prasarana Desa E. Datin-Pemberedayaan Masyarakat Desa : Datin-PPMD 05 II. Data dan Informasi Pembangunan Kawasan Perdesaan A. Datin-Perencanaan Pembangunan Kws : Datin-PKP 01 Perdesaan
22 B. Datin-Pembangunan Ekonomi Kws Perdesaan C. Datin-Pembangunan Sarpras Kws : Datin-PKP 02 : Datin-PKP 03 Perdesaan D. Datin-Pengembangan Sumberdaya Alam : Datin-PKP 04 Kws Perdesaan E. Datin-Kerjasama dan Pengembangan : Datin-PKP 05 Kapasitas III. Data dan Informasi Pengembangan Daerah Tertentu A. Datin-Pengembangan Daerah Rawan : Datin-PDTu 01 Pangan B. Datin-Pengembangan Daerah : Datin-PDTu 02 Perbatasan C. Datin-Penanganan Daerah Rawan : Datin-PDTu 03 Bencana D. Datin-Penanganan Daerah Pasca : Datin-PDTu 04 Konflik E. Datin-Pengembangan Daerah Pulau : Datin-PDTu 05 Kecil dan Terluar IV. Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal A. Datin-Perencanaan dan Identifikasi : Datin-PDT 01 Daerah Tertinggal B. Datin-Pengembangan Sumberdaya : Datin-PDT 02 Manusia C. Datin-Pengembangan Sumberdaya dan : Datin-PDT 03 Lingkungan Hidup D. Datin-Peningkatan Sarpras : Datin-PDT 04 E. Datin-Pengembangan Ekonomi Lokal : Datin-PDT 05 V. Data dan Informasi Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Tranmigrasi A. Datin-Bina Potensi Kawasan : Datin-Renbangwastrans 01 Transmigrasi B. Datin-Perencanaan Pembangunan dan : Datin-Renbangwastrans 02 Pengembangan Kws Transmigrasi C. Datin-Penyediaan Tanah Transmigrasi : Datin-Renbangwastrans 03 D. Datin-Pembangunan Permukiman : Datin-Renbangwastrans 04
23 Transmigrasi E. Datin-Penataan Persebaran Penduduk : Datin-Renbangwastrans 05 VI. Data dan Informasi Pengembangan Kawasan Transmigrasi A. Datin-Promosi dan Kemitraan : Datin-Bangwastrans 01 B. Datin-Pembangunan dan : Datin-Bangwastrans 02 Pengembangan Sarpras Kws Transmigrasi C. Datin-Pengembangan Usaha : Datin-Bangwastrans 03 Transmigrasi D. Datin-Pengembangan Sosial Budaya : Datin-Bangwastrans 04 Transmigrasi E. Datin-Pelayanan Pertanahan Transmigrasi : Datin-Bangwastrans 05
24 Lampiran 6 F. Datin-Perkembangan Permukiman : Datin-Kembang 01 Datin-Kesejahteraan Transmigran : Datin-Kembang 02 Datin-Permasalahan Permukiman : Datin-Kembang 03 Datin-Permukiman Transmigrasi Bina Serah : Datin-Kembang 04 Ditetapkan di Jakarta pada tanggal..., MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, ttd Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum H.MARWAN JAFAR Eko Bambang Riadi, S.H, M.H. NIP
REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinci3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.10/MEN/VII/2010 Tentang E-Government di Kementerian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi (Berita
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN
Lebih terperinci2016, Mengingat. : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2
670, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Kinerja. Pemberian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2009
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 29
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2009
Lebih terperinciUU 15/1997, KETRANSMIGRASIAN. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 15 TAHUN 1997 (15/1997) Tanggal: 9 MEI 1997 (JAKARTA)
UU 15/1997, KETRANSMIGRASIAN Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 15 TAHUN 1997 (15/1997) Tanggal: 9 MEI 1997 (JAKARTA) Tentang: KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang PRESIDEN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.9, 2014 KEPENDUDUKAN. Transmigrasi. Wilayah. Kawasan. Lokasi. Pemukiman. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5497) PERATURAN
Lebih terperinci2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata
No.1359, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Dana Desa. Penetapan. Tahun 2018. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinci-2- No.1934, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tenta
No.1934, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Dana Desa. Penggunaan. Tahun 2016. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI KETRANSMIGRASIAN
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP- 186 /MEN/2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI KETRANSMIGRASIAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa transmigrasi merupakan bagian integral
Lebih terperinci- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI
- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a.
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa transmigrasi merupakan bagian integral dari
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 186 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 186 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: UU 3-1972 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 37, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3682) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI DALAM
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinci2016, No b. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.786, 2016 KEMEN-DPDTT. Penggunaan Dana. Tahun 2016. Penetapan. Perubahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.20/MenLHK-II/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA 013 NOMOR : P.20/MenLHK-II/2015 TENTANG FASILITASI BIAYA OPERASIONAL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba
No. 156, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. SPM Desa. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN SUMBANGAN MASYARAKAT BAGI PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinci-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG
-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA GAMPONG DI KABUPATEN ACEH TIMUR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN SUMBANGAN MASYARAKAT BAGI PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN Ranc. 070116 0948 MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciWALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN NAMA DAERAH, PEMBERIAN NAMA IBU KOTA, PERUBAHAN NAMA DAERAH,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160.2015 KEMENDESA-PDT-TRANS. Desa. Pendampingan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN SUMBANGAN MASYARAKAT BAGI PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.119, 2009 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pemantauan. Evaluasi. Pengelolaan Data. Informasi Ketenagakerjaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI
Lebih terperinci2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2015 KESRA. Sumbangan. Masyarakat. Pengumpulan. Penggunaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5677) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinci-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.621, 2017 KEMEN-LHK. Pengelolaan Pengaduan Dugaan Pencemaran. Perusakan Lingkungan Hidup dan/atau Perusakan Hutan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG
SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SERTA PENGGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/PERMEN-KP/2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.10, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Dana Alokasi Khusus. Tahun 2012. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2011
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN, REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG
Lebih terperinciSALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG
1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI KABUPATEN KAPUAS
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka peningkatan
Lebih terperinciMENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.22/MEN/X/2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI UNIT PERMUKIMAN TRANSMIGRASI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.158, 2015 KEMENDESA-PDT-TRANS. Kewenangan. Hak Asal-Usul. Lokal. Berskala Desa. Pedoman. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinci2017, No Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lem
No.13, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Dokter Spesialis. Wajib Kerja. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN JAYAPURA
BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN JAYAPURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA, Menimbang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci2 tentang Fasilitasi Biaya Operasional Kesatuan Pengelolaan Hutan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.811, 2015 KEMEN-LHK. Biaya Operasional. Kesatuan Pengelolaan Hutan. Fasilitasi. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.20/MenLHK-II/2015
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa ketimpangan persebaran
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2008 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL DAN PERAIRAN DI SEKITARNYA
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2008 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL DAN PERAIRAN DI SEKITARNYA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI LABUHANBATU SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN BUPATI LABUHANBATU SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN LABUHANBATU
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN EVALUASI PERKEMBANGAN DAERAH OTONOM BARU
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN EVALUASI PERKEMBANGAN DAERAH OTONOM BARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 /PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN PUNGUTAN BIAYA PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas perencanaan
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SIDOARJO DENGAN
Lebih terperinci2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGEL
No.79, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI. Pemerintahan. BNPP. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12
Lebih terperinci2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur
No.104, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIKBUD. Kebudayaan. Pemajuan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6055) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017
Lebih terperinciBUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG,
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.686, 2017 KEMENSOS. Kawasan Ramah Lanjut Usia. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN RAMAH LANJUT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1136, 2014 KEMEN KP. Penyuluh Perikanan. Swasta. Swadaya. Pemberdayaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2014
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap warga negara berhak untuk
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: bahwa
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PANGAN SEGAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN
Lebih terperinci