BAB III BAHAN DAN METODE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III BAHAN DAN METODE"

Transkripsi

1 Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi dengan cakupan seluruh kabupaten tersebut, mulai bulan Januari 2011 sampai November Analisis data dilakukan di Bagian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, IPB, Bogor.Secara umum kegiatan penelitian dibagi atas lima tahap, yaitu (1) studi pustaka dan pembuatan proposal, (2) pengumpulan data, (3) pengolahan dan analisis data, (4) interpretasi hasil dan(5) penulisan. Kabupaten Bungo berada di sebelah Barat Provinsi Jambi. Jarak lokasi terhadap Ibu Kota Provinsi Jambi berjarak 256 km jika ditempuh dengan jalan darat. Sedangkan jarak terhadap kabupaten lainnya di sebelah Selatan yaitu Kabupaten Merangin berjarak 78 km, sebelah Utara Kabupaten Tebo berjarak 48 km, dan sebelah Barat yaitu Kabupaten Kerinci berjarak 238 km. Secara lebih rinci lokasi penelitian disajikan pada Gambar ' ' ' ' ' ' ' ' ' 0 30' Peta Lokasi Penelitian N Km 2 30' 2 00' 1 30' 1 00' KERINCI BUNGO TEBO MERANGIN SAROLANGUN TANJUNG JABUNG BARAT TANJUNG JABUNG TIMUR BATANGHARI MUARO JAMBI KOTA JAMBI 1 00' 1 30' 2 00' 2 30' Legenda Batanghari Bungo Kerinci Kota Jambi Merangin Muaro Jambi Sarolangun Tanjung Jabung Barat Tanjung Jabung Timur Tebo Sumber : Peta Administrasi Provinsi Jambi 3 00' 3 00' ' ' ' ' ' ' ' ' Gambar 3.1. Lokasi Penelitian

2 Jenis Data, Sumber Data dan Alat penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primerdigali dengan penyebaran kuesioner untuk mengidentifikasi keragaan fisik lahan dan sejarah pemanfaatannya. Sedangkan data sekundersecara umum dibagi atas data spasial dan data atribut.data spasial diperoleh dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo seperti Peta Tanah, Peta Kemiringan Lereng, dan Peta Hak Izin Usaha masing-masing berskala 1: Citra Landsat tahun 1993, 2001,2006, Peta Jalan dan Peta Digital Administrasidari Biotrop skala 1: Sedangkan Peta RTRW diperoleh dari Bappeda Kabupaten Bungo skala 1: Data atribut berupa data-data statistik meliputi: laju perubahan keragaman fasilitas tahun 2001 dan 2008, laju pertumbuhan penduduk tahun 2001 dan 2008 yang diperoleh dari Buku Kabupaten Dalam Angka Wilayah Bungo dan Potensi Desa. Keterkaitan antara tujuan penelitian dengan data dan alat yang digunakan serta teknik analisis disajikan pada Tabel 3.1. Alat yang digunakan terdiri dari seperangkat komputer dengan perangkat lunak (software)arc View GIS 3.3, Arc Map, SPSS 17,Microsoft access, Microsoft office visio, Erdas, IDRISI Andes, Microsoft Word, Microsoft Excel, Abney level,scanner, printer, alat tulis serta GPS. Tabel 3.1. Keterkaitan Antara Tujuan Penelitian dengan Data serta Teknik Analisis No Tujuan Data&alat yang digunkan Teknik Sumber data 1. Mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bungo pada tahun 1993, 2001, 2006, dan Cita Landsat, Peta Administrasi, Identifikasi karakter fisik wilayah, Arc View GIS 3.3, Arc Map, IDRISI Andes, Abney Level, dan GPS. Koreksi geometri, klasifikasi visual, digitasi peta. Bakosurtanal, Biotrop. 2. Menganalisis faktor yangmempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bungo. 3. Memprediksi penggunaan lahan di Kabupaten Bungo tahun 2011 dan 2020 dengan Markov Chain dan menguji akurasinya 4. Menguji implementasi alokasi ruang Hasil analisis tujuan 1, Peta RTRW, Peta Tanah, Peta Kemiringan Lereng, Peta Hak Izin Usaha, laju perubahan keragaman fasilitas tahun 2001 dan 2008 dan laju pertumbuhan penduduk tahun 2001 dan 2008 Analisis Multinomial Logit Bappeda Kabupaten Bungo, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo, dan Buku Kabupaten Dalam Angka Wilayah Bungo dan Potensi Desa Hasil analisis tujuan 1 Markov Chain Hasil analisis Hasil analisis tujuan 1 Hasil analisis

3 Metode Analisis Penelitian ini secara garis besar dapat dibagi menjadi lima tahap kegiatan yang menggabungkan teknik pengembangan wilayah dengan penginderaan jauh yaitu: (1) Tahap persiapan dan pengumpulan data, (2) Tahap analisis data spasial, (3) Tahap pengecekan lapang, (4) Tahap analisis data, dan (5) Tahap penyusunan skripsi Tahap Persiapan Dan Pengumpulan Data Tahap ini terdiri dari studi pustaka, pengurusan perizinan, penyusunan kuesioner dan pengumpulan data. Data yang dibutuhkan dalam penelitian terdiri atas data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner pada petani pelaku konversi lahan dan data sekunder. Data sekunder dapat di bagi atas data spasial dan data atribut. Data spasial berupa peta-peta meliputi: Peta RTRW, citra Landsattahun 1993, 2001, dan 2006, Peta Tanah, Peta Jalan, Peta Kemiringan Lereng, Peta Hak Izin Usaha, dan Peta Digital Administrasi. Sedangkan data atribut berupa data-data statistik meliputi: laju perubahan keragaman fasilitas tahun 2001 dan 2008, dan laju pertumbuhan penduduk tahun 2001 dan Tahap Analisis Data Identifikasi Perubahan Penggunaan Lahan dan Alokasi Ruang Kabupaten Bungo Aktifitas ini dimulai dengan melakukan koreksi geometri terhadap citra Landsat ETM. Koreksi geometri bertujuan untuk merujuk citra penginderaan jauh ke peta dasar, sehingga kedua data tersebut kompatibel secara geografis. Peta dasar yang digunakan sebagai rujukan adalah peta administrasi terbitan Bappeda Kabupaten Bungo yang didasarkan atas Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI). Citra Landsat tahun 1993, 2001, dan 2006 yang telah dikoreksi sistematik selanjutnya diklasifikasi secara visual ke dalam kelas-kelas penutupan atau penggunaan lahan dengan menggunakan kombinasi kanal RGB (Lisnawati dan Wibowo, 2007). Setiap citra memiliki kenampakan yang berbeda-beda sesuai dengan unsurunsur interpretasi pada setiap penggunaan lahan, seperti dicontohkan pada Tabel 3.2. dan Tabel 3.3.

4 17 Tabel 3.2. Unsur-Unsur Interpretasi Foto Udara Karakteristik Keterangan Ukuran meliputi panjang, lebar, luas, sehingga antara objek yang satu dengan Ukuran yang lain dapat dibedakan dan dibuat batasnya. Pola Pola merupakan susunan suatu objek yang terjadi secara alami ataupun buatan. Unsur ini merupakan ukuran kemampuan perekaman suatu objek, sehingga satu Resolusi objek dapat dibedakan dengan yang lain. Rona menunjukkan perbedaan gelap terangnya suatu objek yang dipengaruhi oleh Rona (Tone) tingkat kelembapan, misalnya adanya genangan atau keadaan vegetasi penutup tanah itu sendiri. Tekstur merupakan gabungan antara rona dengan ukuran serta jarak yang satu Tekstur dengan yang lain. Tekstur dapat dibedakan menjadi halus atau kasar, seragam atau tidak seragam. Warna sangat dipengaruhi oleh reflektansi yang berbeda, dan setiap vegetasi atau Warna tanaman memberikan warna alami maupun warna semu. Sumber: (Lillesand et al.2004) Tabel 3.3. Perbandingan Penampakan Objek pada Citra Landsat dan ALOS No Penggunaan Kenampakan Objek Lahan Landsat ALOS 1. Tanaman pertanian lahan basah -Fase Air Warna biru tua dengan tekstur halus Warna hijau sedikit biru dengan tekstur halus -Fase Vegetatif Warna biru tua dengan tekstur halus Warna hijau sedikit biru dengan tekstur halus -Fase Generatif Warna hijau muda dengan tekstur halus Warna hijau muda dengan tekstur halus -Fase Bera Warna ungu kemerahan dengan tekstur halus 2. Tanaman pertanian lahan kering Warna hijau agak tua dengan tekstur kasar yang berbaur dengan pemukiman Warna kuning agak kecoklatan dengan tekstur halus Warna hijau tua dengan tekstur kasar yang berbaur dengan pemukiman Warna merah agak oranye dan putih dengan tekstur kasar 3. Lahan terbangun Warna ungu tua dan putih dengan tekstur kasar 4. Tambak Warna biru tua dengan tekstur halus Warna hijau agak coklat dengan tekstur halus 5. Mangrove Warna hijau muda dan berada di Warna hijau tua dan berada di pinggir laut dan tambak dengan pinggir laut dan tambak tekstur halus dengan tekstur halus 6. Badan Air Warna biru dengan tekstur halus Warna biru dengan tekstur halus Sumber : (Anjani, 2010) Adapun unsur interpretasi citra yang diterapkan adalah unsur yang disarankan oleh Lillesand et al. (2004) yaitu terdiri dari: rona, warna, bentuk,

5 18 tekstur, pola, ukuran, dan resolusi.hasil dari interpretasi tersebut adalah peta penggunaan lahan Kabupaten Bungo untuk tiga tahun yang diamati. Dari data tersebut, analisis dilanjutkan dengan membangun matriks transisi untuk mengetahui kemungkinan salah klasifikasi.matriks transisi perubahan disusun dengan periode waktu yang berbeda-beda yaitu: , , , dan Disamping matriks transisi, keluaran penting hasil analisis ini adalah peta perubahan penggunaan lahan pada periode tersebut. Secara rinci bagan alir analisis perubahan penggunaan lahan dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Diagram Alir Perubahan Penggunaan Lahan Dalam penelitian ini penggunaan lahan (land cover) dikelompokkan menjadi: hutan, tubuh air, sawah, tegalan, pemukiman, sawit, dan karet. Pengklasifikasi ini berdasarkan kondisi geografis Kabupaten Bungo yang

6 19 memiliki luasan hutan dan area pertanian yang masih cukup luas khususnya untuk penggunaan karet dan kelapa sawit Pengecekan Lapang Pengecekan lapang bertujuan untuk mengetahui kebenaran objek atau penggunaan lahan dari hasil interpretasi terhadap kenyataan di lapang. Pada tahap ini, digunakan citra tahun 1993 dan citra tahun 2006, dengan asumsi bahwa pada kurun waktu 13 tahun akan terlihat perubahan yang signifikan terhadap perubahan penggunaan lahan yang ada. Pada tahap ini digunakan GPS (Global Positioning System) sebagai alat bantu untuk mengetahui koordinat titik atau posisi yang ada pada peta yang telah terkoreksi. Pengecekan data lapang dilakukan dengan mengambil titik-titik sampel di peta yang dilakukan secara acak berdasarkan pengelompokan jenis penggunaan lahan. Setelah melakukan pengecekan lapang, kemudian dilakukan reinterpretasi dan perbaikan peta penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan sehingga akan diperoleh hasil akhir yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Pada tahap ini juga dilakukan penggalian isu terkini baik pada masyarakat yang terlibat langsung dalam proses konversi lahan maupun instansi terkait di Kabupaten Bungo. Citra Landsat tahun 2006 yang telah diklasifikasi digunakan sebagai dasar untuk melihat kenampakan terkini penggunaan lahan Kabupaten Bungo. pengecekan lapang dilakukan pada 60 titik pengamatan tersebar dari Barat Laut sampai Tenggara yaitu dari Kecamatan Tanah Tumbuh sampai Kecamatan Pelepat. Pengambilan titik pengamatan dilakukan atas dasar penggunaan lahan yang telah mengalami perubahan dan penggunaan lahan yang tidak mengalami perubahan (tetap), masing-masing diambil 5-8 titik setiap penggunaan lahan. Setelah melakukan pengecekan lapang dilakukan proses reklasifikasi terhadap atribut penggunaan lahan tahun 2006 untuk mendapatkan peta penggunaan lahan tahun Sebaran titik cek lapang disajikan pada Gambar 3.3.

7 20 TNKS Gambar 3.3. Sebaran Spasial Titik Cek Lapang Analisis Faktor-faktor Penentu Perubahan Penggunaan Lahan Peta tematik yang dikumpulkan merupakan data analog, yang perlu didijitasi dengan terlebih dahulu dikoreksi geometrik. Beberapa peta tematik yang digunakan antara lain: peta tanah, peta kemiringan lereng, dan peta izin usaha. Kerangka penelitian ini dapat dijelaskan pada Gambar 3.4. RTRW ( ) Peta Izin Usaha Peta Perubahan Penggunaan Lahan Peta Tanah Peta Kemiringan Lereng Proses-1: Overlay J-Jln. Kab J-Pusat Aktivitas Output Proses-1: Jumlah Penduduk Keragaman Fasilitas Proses-2: JOIN Output Proses-2: Analisis Multinomial Logit Gambar 3.4. Diagram Alir Analisis Faktor Perubahan Penggunaan Lahan

8 21 Selanjutnya berbagai peta tersebut ditumpangtindihkan dengan perubahan penggunaan lahan hasil interpretasi citra beberapa titik tahun. Data atribut seperti: laju perubahan keragaman fasilitas tahun 2001 dan 2008, laju pertumbuhan penduduk tahun 2001 dan 2008 digabungkan dengan teknik (JOIN) pada sistem informasi geografis.identifikasi faktor penentu perubahan penggunaan lahan yang dalam hal ini dikhususkan penggunaan lahan hutan ke penggunaan lain dan dari penggunaan lain ke pemukiman digunakan metode Multinomial Logit. Tabel 3.4 menunjukan peubah yang digunakan dalam analisis Multinomial Logit. Tabel 3.4. Peubah-Peubah dalam analisis Multinomial Logit Peubah Respon (Y) - Perubahan Hutan-Penggunaan Lain (Y 1 ) - Perubahan Penggunaan Lain- Pemukiman (Y 2 ) Peubah Penjelas (X) - (x 1 ) Kelas Kemiringan Lereng (1= 0-2%; 2= 2-15%; 3= 15-40%; 4= >40%) - (x 2 ) Jenis Tanah (1= Andosol; 2= Komplek Latosol dan Litosol; 3= Latosol; 4= Podsolik - (x 3 ) Alokasi Ruang dalam RTRW (1= Hutan dan semak; 2= Karet; 3= Sawit; 4= Tegalan; 5= Pemukiman; 6= Sawah; 7= Sungai) - (x 4 ) Ijin Lokasi (1= PT. Bina Mitra Makmur; 2= PT. Bungo Sawit Lestari; 3= PT. Citra Sawit Harum; 4= PT. Jamika Raya; 5= PT. Mitra Tani Lestari; 6= PT. Persada Nusa Kreasi; 7= PT. Satya Kisma Usaha; 8= PT. Sawit Harum Lestari; 9= PT. Sawit Harum Makmur; 10= PT. Sukses Maju Abadi) - (x 5 ) Izin Usaha Perkebunan (1= PT. Aman Pratama; 2= PT. Mega Sawindo Perkasa; 3= Sawit Harum Makmur; 4= PT. Trijaya Agromandiri Cemerlang) - (x 6 ) Laju pertumbuhan penduduk - (x 7 ) Laju perubahan keragaman fasilitas - (x 8 ) Jarak poligon perubahan ke pusat aktifitas (km) - (x 9 ) Jarak poligon perubahan ke jalan kabupaten (km) Persamaan multinomial logit untuk identifikasi faktor penentu tersebut sebagai berikut: Y β 0, β 1,..., β k ln 1 1 ln 1 = Peubah respon berupa jenis perubahan penggunaan lahan = Parameter regresi logistik,,, = Peubah penjelas seperti disajikan pada Tabel 3.4.

9 22 Pada penelitian ini dilakukan analisis perubahan penggunaan lahan dari penggunaan lahan hutan ke penggunaan lain (Y 1 )dan dari penggunaan lain ke penggunaan pemukiman (Y 2 ). Jumlah contoh untuk proses analisis Y 1 adalah sebanyak 252 poligon sedangkan untuk analisis Y 2 sebanyak 240(poligon). Secara lebih rinci, kelas untuk kedua peubah respon tersebut adalah sebagai berikut. Y 1 = Perubahan penggunaan hutan ke penggunaan lain (Perubahan 1= hutan ke pemukiman; 2= hutan ke sawit; 3= hutan ke karet; 4= hutan ke tegalan) Y 2 = Perubahan penggunaan lain ke penggunaan pemukiman (Perubahan 1= hutan ke pemukiman; 2= sawit ke pemukiman; 3= karet ke pemukiman; 4= tegalan ke pemukiman) Untuk memperoleh data jumlah penduduk (x 6 ) dan keragaman fasilitas (x 7 ) Kabupaten Bungo di setiap poligon penggunaan lahan dilakukan proses pembobotan terhadap data jumlah penduduk Kabupaten Bungo tahun 2001 dan Perhitungan jumlah penduduk tersebut didasarkan pada BukuDalam Angka Kabupaten Bungo dan Potensi Desa (PODES) yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Jakarta. Proses pembobotan dilakukan setelah dihitung terlebih dahulu laju pertumbuhan penduduk (x 6 ) dan laju perubahan keragaman fasilitas (x 7 ) dengan persamaan sebagai berikut: - ( P=(P t -P 0 )/P 0 ) - ( F=(F t -F 0 )/F 0 ) dimana P = Laju pertumbuhan penduduk P t = Jumlah penduduk per desa tahun awal P 0 = Jumlah penduduk per desa tahun akhir F = Laju perubahan keragaman fasilitas F t = Jumlah fasilitas per desa tahun awal = Jumlah fasilitas per desa tahun akhir F 0 Hasil perhitungan laju tersebut selanjutnya dikalikan dengan pembobot yang dihitung berdasarkan luas penggunaan pemukiman. Pemukiman sebagian besar tersebar di bagian Timur Kabupaten Bungo dimana daerah tersebut merupakan daerah penerima transmigran. Pemukiman penduduk cenderung memisah antara satu pemukiman dengan lainnya. Ukuran pemukiman tersebut

10 23 umumnya kurang dari 0,02 Ha. Oleh karena itu poligon pemukiman di beberapa kecamatan tidak dapat didelineasi karena ukurannya terlalu kecil dibandingkan dengan kemampuan citra. Resolusi spasial Landsat TM baru dapat mendeteksi ukuran poligon pemukiman jika berluasan kurang lebih 0,1 Ha. Untuk itu dilakukan pendekatan pendugaan pemukiman di sekitar lokasi tegalan. Pendekatan ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam mengalokasikan ruang untuk tegalan bagi para transmigran, dimana alokasi tegalan hampir selalu berdekatan dengan pemukiman penduduk. Hasil pengecekan di lapang mengkonfirmasi dugaan bahwa tegalan berdekatan dengan pemukiman penduduk. Berdasarkan buku Kabupaten Bungo Dalam Angka dan Potensi Desa (PODES) yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Jakarta menunjukkan terdapat perbedaan jumlah penduduk dari kedua sumber data tersebut. Karena ada perbedaan nilai data antara data PODES dengan data Kabupaten Dalam Angka, maka dilakukan proses pembobotan. Dalam hal ini sebaran proporsi penduduk per desa didasarkan pada data PODES, sedangkan jumlahnya per kecamatan didasarkan pada Kabupaten Bungo Dalam Angka yang merupakan data resmi terbitan BPS. Tahap pendugaannilai akhir jumlah penduduk atau fasilitas dari dua sumber data tersebut sebagai berikut: 1. Menghitung penduduk di desa ke-j kecamatan ke-k dengan persamaan: k P pi i= 1 2. Menghitung jumlah penduduk setiap poligon ke-i dengan formulasi Σ 3. Menghitung jumlah fasilitas setiap poligon ke-i dengan persamaan: dimana: P ij P pi p pi =penduduk pada poligon ke-i di desa ke-j =penduduk pada poligon ke-i menurut PODES =jumlah penduduk pada poligon ke-i kecamatan ke-k menurut PODES

11 24 P Aj =jumlah penduduk kecamatan ke-k menurut data Kabupaten Dalam Angka P ijk =jumlah penduduk pada poligon ke-i desa ke-j kecamatan ke-k L ijk =luas poligon penggunaan lahan untuk pemukiman dan/atau tegalan ke-i desa ke-j di kecamatan ke-k L ijk =total luas poligon penggunaan lahan untuk pemukiman atau tegalanpoligon ke-i desa ke-j kecamatan-k F ijk =jumlah fasilitas pada poligon ke-i desa ke-j kecamatan ke-k =fasilitas pada poligon ke-i di desa ke-j F ij Kebaikan model (Goodness of fit) dinilai dari besaran Pseudo-R 2. Sedangkan faktor penting diuji dengan ukuran statistik Wald.Nilai statistik Wald tersebut dibandingkan dengan nilai tabel uji berdasarkan sebaran Khi-kuadrat Prediksi Penggunaan Lahan 2011 dan 2020 dengan Metode Markov Chain Markov Chain merupakan satu teknik alternatif untuk membuat simulasi perubahan penggunaan lahan pada beberapa tahun mendatang. Metode ini mengasumsikan bahwa perubahan yang terjadi masa depan memiliki pola dan peluang serupa dengan pola perubahan pada periode data yang digunakan. Data yang digunakan dan dianalisis dalam analisis Markov adalah dalam bentuk format raster (pixel), dengan menggunakan perangkat lunak IDRISI Andes. Data yang digunakan untuk memprediksi penggunaan lahan tahun 2020 dibangun dari data penggunaan lahan tahun 1993 dan data penggunaan lahan tahun Setelah mendapatkan peta penggunaan lahan hasil prediksi Markov tahun 2020, kemudian dilakukan analisis akurasi dengan penggunaan lahan riil yaitu peta penggunaan lahan tahun 2011 yang sebelumnya telah dilakukan reklasifikasi setelah pengecekan lapang. Peta penggunaan lahan 2011 diperoleh dari peta penggunaan lahan tahun 2006 yang telah dilakukan updating informasi pada waktu pengecekan lapang. Setelah dilakukan reklasifikasi penggunaan lahan maka diperoleh peta penggunaan lahan terkini yaitu peta penggunaan lahan tahun Persamaan dalam perhitungan akurasi untuk penggunaan lahan tertentu adalah sebagai berikut:

12 25 Ac i = n X i= 1 i X i Sedangkan perhitungan total akurasi adalah sebagai berikut: Ac p i= = p k X ij 1 dimana: i= 1 j= 1 X ij Ac i Ac X i X ij X i j = Akurasi penggunaan lahan ke-i = Akurasi total = Luas penggunaan lahan ke-i hasil prediksi Markov yang sesuai dengan kondisi riil = Luas penggunaan lahan ke-i berdasarkan prediksi dan penggunaan lahan ke-j berdasarkan kondisi riil yang bersesuaian = Jumlah penggunaan lahan = 1, 2, 3,... p adalah jenis penggunaan lahan pada prediksi Markov = 1, 2, 3,..., k adalah jenis penggunaan lahan berdasarkan hasil pengamatan lapang. Adapun keluaran dari analisis ini adalah dalam bentuk peluang matrix transisi penggunaan lahan dan peta penggunaan lahan sesuai dengan tahun yang telah di prediksi, seperti yang dijelaskan pada Gambar 3.5. Gambar 3.5. Diagram Alir Pengujian Prediksi Markov 2011 dan 2020

13 26 Teknik Markov ini sebelumnya digunakan oleh Lopez et al.,(2001) untuk memprediksi tutupan lahan dan perubahan penggunaan lahan di pinggiran perkotaan Morelia, Meksiko. Penelitian lain yang dilakukan oleh Weng (2001) menggunakan teknik Markov untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan di Delta Zhujiang, China. Di Indonesia, Trisasongko et al., (2009) memanfaatkan Markov Chain untuk memprediksi perubahan penggunaan lahan sebagai rangkaian dari kajian identifikasi pengaruh jalur tol terhadap intensitas perubahan penggunaan lahan di wilayah sekitarnya Pengujian Akurasi Prediksi Markov Chain dan Pengujian Implementasi Alokasi Ruang dalam RTRW Pengujian tingkat akurasi hasil Markov dengan penggunaan lahan eksisting tahun 2011 dilakukan dengan menggunakan data penggunaan lahan tahun 2011 dengan alokasi ruang (RTRW) tahun Akurasi dihitung dengan mencari selisih luas penggunaan hasil dugaan Markov Chain dengan penggunaan lahan eksisting tahun 2011.Semakin kecil selisih atau perbedaan alokasi ruang dengan riil penggunaan lahan tahun 2011, tingkat ketercapaian RTRW semakin tinggi. Sebaliknya jika selisih semakin besar, maka tingkat ketercapaian konfigurasi ruang relatif rendah. Diagram alir proses dapat dilihat pada Gambar 3.3, sedangkan persamaannya bisa dilihat pada pengujian prediksi penggunaan lahan 2011 dan 2020 dengan metode Markov Chain, seperti pada penjelasan sebelumnya.

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian 8 3 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Kabupaten Bogor Jawa Barat yang secara geografis terletak pada 6º18 6º47 10 LS dan 106º23 45-107º 13 30 BT. Lokasi ini dipilih karena Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN Penggunaan Lahan Kabupaten Bungo Tahun 2011 dan Perubahan Penggunaannya Tahun

BAB V PEMBAHASAN Penggunaan Lahan Kabupaten Bungo Tahun 2011 dan Perubahan Penggunaannya Tahun 32 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Penggunaan Lahan Kabupaten Bungo Tahun 2011 dan Perubahan Penggunaannya Tahun 1993-2011 Interpretasi dan analisis visual merupakan kegiatan mengamati citra secara visual dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Bandung Barat yang merupakan kabupaten baru di Provinsi Jawa Barat hasil pemekaran dari Kabupaten Bandung. Kabupaten

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi 31 IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini adalah dimulai dari bulan April 2009 sampai dengan November 2009 yang secara umum terbagi terbagi menjadi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis

METODE PENELITIAN. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2011 sampai Januari 2012 dengan memilih Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau sebagai studi kasus penelitian.

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian 22 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada 7 wilayah kecamatan dengan waktu penelitian pada bulan Juni sampai November 2009. Pada lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan kurang lebih selama sebelas bulan yaitu sejak Februari 2009 hingga Januari 2010, sedangkan tempat penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2009 sampai Januari 2010 yang berlokasi di wilayah administrasi Kabupaten Bogor. Analisis data dilaksanakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman yang terdiri dari Desa Caturtunggal, Desa Maguwoharjo dan Desa Condongcatur (Gambar 3).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Diresmikannya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom pada tanggal 17 Oktober 2001 mengandung konsekuensi adanya tuntutan peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

Gambar 7. Lokasi Penelitian

Gambar 7. Lokasi Penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat sebagai daerah penelitian yang terletak pada 6 56'49''-7 45'00'' Lintang Selatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak Juli 2010 sampai dengan Mei 2011. Lokasi penelitian terletak di wilayah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Pengolahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret hingga bulan November 2009, bertempat di laboratorium dan di lapangan. Penelitian di lapangan ( pengecekan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3. 1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Bekasi (Gambar 1) dan analisis data dilakukan di studio Bagian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Departemen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 12 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang diteliti adalah wilayah pesisir Kabupaten Karawang (Gambar 3), yang secara administratif berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 10 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium dan di lapang. Pengolahan citra dilakukan di Bagian Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial dan penentuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.. Interpretasi Visual Penggunaan Lahan Setiap obyek yang terdapat dalam citra memiliki kenampakan karakteristik yang khas sehingga obyek-obyek tersebut dapat diinterpretasi dengan

Lebih terperinci

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Gambar 1. Lokasi Penelitian BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Bekasi dan kegiatan analisis data dilakukan di studio bagian Perencanaan Pengembangan Wilayah, Departemen Ilmu Tanah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji sebagai pusat Kota Depok, Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelititan

III. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelititan 10 III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelititan Kegiatan penelitian ini dilakukan di laboratorium dan di lapangan. Pengolahan citra digital dan analisis data statistik dilakukan di Bagian Perencanaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Febuari 2009 sampai Januari 2010, mengambil lokasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengolahan dan Analisis

Lebih terperinci

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Gambar 1. Lokasi Penelitian 11 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di wilayah Kecamatan Babakan Madang dan Klapanunggal. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Analisis citra dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Kota Jakarta Timur, dengan fokus pada Kecamatan Jatinegara. Kecamatan ini memiliki 8 Kelurahan yaitu Cipinang Cempedak, Cipinang

Lebih terperinci

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 9 bulan (Maret - November 2009), dan obyek penelitian difokuskan pada tiga kota, yaitu Kota Padang, Denpasar, dan Makassar.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Citra 5.1.1 Kompilasi Citra Penelitian menggunakan citra Quickbird yang diunduh dari salah satu situs Internet yaitu, Wikimapia. Dalam hal ini penulis memilih mengambil

Lebih terperinci

Penggunaan data informasi penginderaan jauh terutama

Penggunaan data informasi penginderaan jauh terutama IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT THEMATIC MAPPER Ipin Saripin 1 Penggunaan data informasi penginderaan jauh terutama foto udara dianggap paling baik sampai saat ini karena

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pembangunan dan pengembangan wilayah di setiap daerah merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat di wilayah

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan Lahan dan Penutupan Lahan Penginderaan Jauh dalam Penutupan Lahan

2 TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan Lahan dan Penutupan Lahan Penginderaan Jauh dalam Penutupan Lahan 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan Lahan dan Penutupan Lahan Landuse (penggunaan lahan) dan landcover (penutupan lahan) sering digunakan secara bersama-sama, namun kedua terminologi tersebut berbeda. Menurut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di daerah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara dan sekitarnya, Jawa Barat (Gambar 1). DAS Cipunagara berada dibawah pengelolaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai bulan November 2009. Objek penelitian difokuskan pada wilayah Kota Banjarmasin, Yogyakarta, dan

Lebih terperinci

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Spektral Citra yang digunakan pada penelitian ini adalah Citra ALOS AVNIR-2 yang diakuisisi pada tanggal 30 Juni 2009 seperti yang tampak pada Gambar 11. Untuk dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura WAR). Berdasarkan administrasi pemerintahan Provinsi Lampung kawasan ini berada

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Objek di Lapangan Pengamatan lapangan dilakukan di 3 (tiga) kabupaten, yaitu : Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur. Titik pengamatan sebanyak

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Interpretasi Visual Penggunaan Lahan Melalui Citra Landsat Interpretasi visual penggunaan lahan dengan menggunakan citra Landsat kombinasi band 542 (RGB) pada daerah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan mulai dari Bulan Juni sampai dengan Bulan Desember 2009. Penelitian ini terbagi atas pengambilan dan pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di kawasan perkotaan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Pada bulan Juni sampai dengan bulan Desember 2008. Gambar 3. Citra IKONOS Wilayah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kota Provinsi Sumatera Barat (Gambar 5), dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Kota merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Penutupandan Penggunaan Lahan Penutupan lahan (land cover) menurut Lillesand et al., (2004) terkait dengan segala jenis dan kenampakan terkini dari permukaan bumi atau perwujudan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan 15 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai dengan April 2011 dengan daerah penelitian di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2010 sampai Februari 2011 yang berlokasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara dan sekitarnya, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang. III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2010. Lokasi penelitian di Kota Palembang dan Laboratorium Analisis Spasial Lingkungan, Departemen Konservasi Sumberdaya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 17 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penggunaan lahan masa lalu dan penggunaan lahan masa kini sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek yang saling berhubungan antara lain peningkatan jumlah penduduk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan pada lahan pasang surut Batang Berbak - Pamusiran Laut, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Lokasi ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-September 2011, dengan lokasi penelitian untuk pengamatan dan pengambilan data di Kabupaten Bogor, Jawa

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Batas DAS Cimadur

Gambar 2. Peta Batas DAS Cimadur 11 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian DAS, Banten merupakan wilayah yang diambil sebagai daerah penelitian (Gambar 2). Analisis data dilakukan di Laboratorium Penginderaan Jauh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2009 sampai bulan November 2009. Lokasi penelitian adalah wilayah administrasi Kota Jakarta Timur.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 24 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penggunaan Lahan Sawah dan Tegalan di Kabupaten Bogor Penggunaan lahan di Kabupaten Bogor pada tahun 1990, 2001, 2004, dan 2008 masih didominasi oleh lahan pertanian yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis data Landsat 7 untuk estimasi umur tanaman kelapa sawit mengambil daerah studi kasus di areal perkebunan PTPN VIII

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai tambang timah rakyat dilakukan di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian dilaksanakan pada bulan April

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tabel 4 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian

BAHAN DAN METODE. Tabel 4 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan Gambar 2, pada bulan Oktober 2008 sampai dengan Februari 2011. Secara geografis

Lebih terperinci

benar sebesar 30,8%, sehingga harus dilakukan kembali pengelompokkan untuk mendapatkan hasil proporsi objek tutupan lahan yang lebih baik lagi. Pada pengelompokkan keempat, didapat 7 tutupan lahan. Perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra satelit ke dalam peta tematik antara lain sebagai berikut : 1. Bahan a. Data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pengambilan data atribut berupa data sosial masyarakat dilakukan di Kampung Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak Banten (Gambar

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Tutupan Lahan di Lapangan Berdasarkan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Gap Filling Citra Gap Filling citra merupakan metode yang dilakukan untuk mengisi garisgaris yang kosong pada citra Landsat TM hasil download yang mengalami SLCoff, sehingga

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian dimulai dari bulan Juli 2010 sampai Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai September 2011 di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Analisis Lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Juli-Agustus 2010 dengan pemilihan lokasi di Kota Denpasar. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Hutan Adat Kasepuhan Citorek, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pengambilan data lapangan dilaksanakan bulan Februari

Lebih terperinci

Legenda: Sungai Jalan Blok sawah PT. Sang Hyang Seri Kabupaten Subang

Legenda: Sungai Jalan Blok sawah PT. Sang Hyang Seri Kabupaten Subang 17 III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2010 dan berakhir pada bulan Juni 2011. Wilayah penelitian berlokasi di Kabupaten Subang, Jawa Barat (Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (1988), metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Data yang dikumpulkan bisa berupa

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian yang meliputi pengolahan data citra dilakukan pada bulan Mei

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian yang meliputi pengolahan data citra dilakukan pada bulan Mei 3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian yang meliputi pengolahan data citra dilakukan pada bulan Mei sampai September 2010. Lokasi penelitian di sekitar Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu,

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Bab III Pelaksanaan Penelitian 24 Bab III Pelaksanaan Penelitian III.1. Kerangka pikir Penelitian melakukan perancangan usulan metode dengan menggantikan peta penggunaan tanah kabupaten / kota dengan citra quickbird untuk meningkatkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai September 2011. Kegiatan penelitian ini meliputi tahap prapenelitian (persiapan, survei), Inventarisasi (pengumpulan

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR I ANALISIS LANDSKAP TERPADU

TUGAS TERSTRUKTUR I ANALISIS LANDSKAP TERPADU TUGAS TERSTRUKTUR I ANALISIS LANDSKAP TERPADU Kelas C Oleh : Ayu Sulistya Kusumaningtyas 115040201111013 Dwi Ratnasari 115040207111011 Fefri Nurlaili Agustin 115040201111105 Fitri Wahyuni 115040213111050

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk membuat model kesesuaian habitat orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus wurmbii) dilakukan di Suaka Margasatwa Sungai Lamandau.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Juli 2012 di area Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) PT. Mamberamo Alasmandiri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian 20 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam rentang waktu 4 bulan, pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2012. Persiapan dilakukan sejak bulan Maret 2011

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Dalam rangka perumusan kebijakan, pembangunan wilayah sudah seharusnya mempertimbangkan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan atas dasar

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Citra Digital Interpretasi dilakukan dengan pembuatan area contoh (training set) berdasarkan pengamatan visual terhadap karakteristik objek dari citra Landsat. Untuk

Lebih terperinci

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DALAM EVALUASI DAERAH RAWAN LONGSOR DI KABUPATEN BANJARNEGARA (Studi Kasus di Gunung Pawinihan dan Sekitarnya Sijeruk Kecamatan Banjarmangu Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terletak di kebun kelapa sawit Panai Jaya PTPN IV, Labuhan Batu, Sumatera Utara. Penelitian berlangsung dari bulan Februari 2009

Lebih terperinci

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2 APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2 Prosedur analisis citra untuk penggunaan tanah 1. Pra-pengolahan data atau pengolahan awal yang merupakan restorasi citra 2. Pemotongan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang (UU No. 26 tahun

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara

Lebih terperinci

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN 4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN 4.1. Latar Belakang Sebagaimana diuraikan terdahulu (Bab 1), DAS merupakan suatu ekosistem yang salah satu komponen penyusunannya adalah vegetasi terutama berupa hutan dan perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian atau metodologi suatu studi adalah rancang-bangun

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian atau metodologi suatu studi adalah rancang-bangun 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian atau metodologi suatu studi adalah rancang-bangun (design) menyeluruh untuk menyelesaikan masalah penelitian (Sutanto,1999) sedangkan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

STUDI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) EKSPLORASI GEOTHERMAL DI KECAMATAN SEMPOL, KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

STUDI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) EKSPLORASI GEOTHERMAL DI KECAMATAN SEMPOL, KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS STUDI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) EKSPLORASI GEOTHERMAL DI KECAMATAN SEMPOL, KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Hana Sugiastu Firdaus (3509100050) Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Muhammad

Lebih terperinci

Aplikasi Citra Satelit QuickBird Untuk Kajian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kota Denpasar

Aplikasi Citra Satelit QuickBird Untuk Kajian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kota Denpasar Aplikasi Citra Satelit QuickBird Untuk Kajian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kota Denpasar RUNIA CHRISTINA GULTOM INDAYATI LANYA*) I WAYAN NUARSA Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way 13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan September 2012 yang berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way Kambas

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan 17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di beberapa lokasi daerah sebaran duku di Propinsi Jambi, di 8 (delapan) kabupaten yaitu Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batanghari, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai data dan langkah-langkah pengolahan datanya. Data yang digunakan meliputi karakteristik data land use dan land cover tahun 2005 dan tahun 2010.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di kawasan agropolitan Cendawasari, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Kegiatan analisis data dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

III. BAHAN DAN METODE. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2009. Lokasi Penelitian adalah di Kawasan Agropolitan Cendawasari, Desa Karacak,

Lebih terperinci

Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa

Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa ISSN 0853-7291 Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa Petrus Soebardjo*, Baskoro Rochaddi, Sigit Purnomo Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

III. METEDOLOGI PENELITIAN

III. METEDOLOGI PENELITIAN III. METEDOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli hingga Desember 2011, berlokasi di DAS Ciliwung Hulu, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Wilayah penelitian meliputi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014.

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014. 33 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014. Adapun penelitian dilaksanakan di pesisir Kabupaten Lampung Timur. Berikut ini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3Perubahan tutupan lahan Jakarta tahun 1989 dan 2002.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3Perubahan tutupan lahan Jakarta tahun 1989 dan 2002. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi geografis daerah kajian Kota Jakarta merupakan ibukota Republik Indonesia yang berkembang pada wilayah pesisir. Keberadaan pelabuhan dan bandara menjadikan Jakarta

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CITRA SATELIT LANDSAT DALAM PENGELOLAAN TATA RUANG DAN ASPEK PERBATASAN DELTA DI LAGUNA SEGARA ANAKAN

PEMANFAATAN CITRA SATELIT LANDSAT DALAM PENGELOLAAN TATA RUANG DAN ASPEK PERBATASAN DELTA DI LAGUNA SEGARA ANAKAN PEMANFAATAN CITRA SATELIT LANDSAT DALAM PENGELOLAAN TATA RUANG DAN ASPEK PERBATASAN DELTA DI LAGUNA SEGARA ANAKAN Drs. Dede Sugandi, M.Si. Drs. Jupri, MT. Nanin Trianawati Sugito, ST., MT. Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 17 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah administrasi Kota Depok, Provinsi Jawa Barat (Gambar 8). Meliputi 6 kecamatan yaitu, Sawangan, Pancoran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September dengan mengambil lokasi penelitian di wilayah Kecamatan Cikalong, Tasikmalaya (Gambar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan objek Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, seperti pada Gambar 2. Analisis spasial maupun analisis data dilakukan di Bagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Distribusi dan Kecukupan Luasan Hutan Kota sebagai Rosot Karbondioksida dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan

Lebih terperinci

MATERI 4 : PENGENALAN TATAGUNALAHAN DI GOOGLE EARTH

MATERI 4 : PENGENALAN TATAGUNALAHAN DI GOOGLE EARTH MATERI 4 : PENGENALAN TATAGUNALAHAN DI GOOGLE EARTH 1. Tata Guna Lahan 2. Identifikasi Menggunakan Foto Udara/ Citra Identifikasi penggunaan lahan menggunakan foto udara/ citra dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Kerinci Seblat, tepatnya di Resort Batang Suliti, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah IV, Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Pekanbaru. Kota Pekanbaru terletak pada 101 0 18 sampai 101 0 36 Bujur Timur serta 0 0 25 sampai 0 0 45 Lintang Utara.

Lebih terperinci

EVALUASI ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

EVALUASI ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS EVALUASI ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Firman Farid Muhsoni Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo JL. Raya Telang

Lebih terperinci