BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berorientasi pada hakekat sains harus dilaksanakan.

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan akan berhasil apabila proses pembelajaran dilakukan secara efektif, inovatif, kreatif, efisien, dan menyenangkan. Fenomena faktual menunjukkan bahwa proses pembelajaran dan pengajaran di sekolah masih belum sesuai dengan harapan karena sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan pemanfaatan secara praktis. Pembelajaran masih belum sepenuhnya disadari sebagai proses yang harus dipahami oleh siswa dan dapat dipergunakan untuk kehidupannya. Menuju pada kebermaknaan proses pendidikan bagi siswa upaya pembelajaran yang berorientasi pada hakekat sains harus dilaksanakan. Sains merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami pengujian kebenaran melalui metode ilmiah. Sains merupakan upaya yang dilakukan manusia secara sistematis, terorganisasi, dan terstruktur sebagai proses kreatif yang didorong oleh rasa ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan yang dapat diulang kembali secara berulang-ulang dengan pokok bahasan alam dan segala isinya. Hakikat sains meliputi tiga unsur utama, yaitu: 1. Sikap meliputi rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat (kausalitas) yang menimbulkan masalah baru, dan dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Secara umum dikatakan sains memenuhi sifat open ended. 1

2 2 2. Proses; prosedur merupakan tatacara pemecahan masalah melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan. 3. Produk sains meliputi fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum. Produk tersebut berupa penerapan metode ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai sains, pembelajaran biologi merupakan pembelajaran yang diarahkan pada penguasaan ketiga aspek yaitu proses, produk, dan sikap. Struktur keilmuan biologi memiliki karakteristik khusus dalam hal objek, persoalan, dan metodenya. Hal tersebut sesuai dengan BSCS ( Biological Science Curriculum Study, Meyer 1980) bahwa objek biologi terdiri atas Plantae, Animalia, dan Protista. Biologi mengkaji mengenai molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, komunitas, dan bioma. Tema atau persoalan yang dipelajari dalam biologi meliputi, proses inkuiri, biologi, Evolusi, Keanekaragaman dan keseragaman, Genetik dan keberlangsungan hidup, Organisme dan lingkungan, Perilaku, Struktur dan fungsi,dan Regulasi. Metode yang digunakan biologi sebagai proses sains diperoleh melalui kegiatan ilmiah yang disebut keterampilan proses ilmiah meliputi: Observasi, Klasifikasi, Prediksi, inferensi, Membuat hipotesis, Mendesain dan melakukan percobaan, Menggunakan alat ukur, Identifikasi variabel, Mengontrol variabel, Mengumpulkan data, Mengorganisasi data, Memaknakan data, tabel, grafik, Menyusun kesimpulan, Mengomunikasikan ide secara tertulis maupun lisan. Biologi sebagai ilmu juga memiliki produk-produk ilmiah biologi antara lain meliputi fakta, konsep, prinsip, prosedur, teori, hukum, dan postulat. Produk Biologi dapat dimanfaatkan dalam memecahkan masalah dalam kehidupan

3 3 sehari-hari misalnya dalam bidang pangan, kesehatan dan lingkungan. Sikap ilmiah yang diharapkan dari proses pendidikan Biologi adalah sifat ingin tahu, teliti, tekun, objektif, dan terbuka. Secara faktual kenyataan di lapangan mendapatka bahwa siswa sangat jarang menunjukkan sikap ilmiah tersebut untuk mampu menunjukkan keberhasilan dalam pembelajaran biologi. Berdasarkan hasil studi Proggrame for International Student Assesment (PISA) tahun 2012 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65 negara yang mengikuti PISA pada pendidikan sains. Peringkat tersebut menunjukkan bahwa penguasaan sains pelajar Indonesia masih rendah. Kondisi tersebut juga ditemukan secara riil di SMA Negeri 1 Gondang,Sragen, pada prinsipnya permasalahan terletak pada siswa yang kurang kritis dan kurang memiliki kemampuan menyelesaikan masalah karena siswa yang dapat menjawab soal C4-C6 yang diberikan hanya berkisar 10 dari 32 siswa berarti kurang dari 31%. Hal tersebut dikarenakan kerja sama antar siswa masih rendah yang akhirnya berdampak pada prestasi belajar yang tidak dapat memenuhi KKM. Kerja sama antar siswa masih rendah karena saat kerja kelompok atau diskusi kelompok dari 8 kelompok, hanya 3 kelompok yang aktif sedangkan 5 kelompok lainnya pasif sehingga kerja sama kelompok hanya 35%. Fenomena lain menunjukkan bahwa buku siswa hanya LKS, belum mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran, model pembelajaran kurang variatif yang berdasarkan hasil FGD dengan guru di MGMP Biologi Kabupaten Sragen hanya sebanyak 10 orang dari 42 guru yang menggunakan model pembelajaran PBL dan GI yaitu sekitar 22,8% dan 76,2% belum menggunakan model PBL dan GI, serta proses pembelajaran belum Partisipasi Aktif Inovatif

4 4 Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), akibatnya nilai siswa masih banyak di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Hasil analisis Standard Nasional Pendidikan (SNP) pada Tahun Pelajaran 2011/2012, pencapaian skor pemenuhan delapan komponen standar menunjukkan bahwa terdapat 2 SNP yang memiliki gap yang tinggi, yaitu pada Standar 2 tentang standar proses (4,17%) dan Standar 8 tentang standart penilaian (3,25%). Hasil analisis daya serap atau penguasaan materi soal biologi menunjukkan bahwa materi bioteknologi yang diujikan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada dua tahun yaitu pada tahun pelajaran 2011/2012 dengan persentase 59,62 % dan pada tahun pelajaran 2012/2013 dengan presentase 68,99 %. Sebagai guru yang professional, model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa berpikir tingkat tinggi sehingga mudah dalam menyelesaikan masalah harus diupayakan. Model pembelajaran yang dapat merangsang siswa berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu solusi yaitu Problem Based Learning (PBL). PBL merupakan model potensial yang dapat digunakan sebagai solusi menyelesaikan masalah. Kelebihan penggunaan model PBL yaitu 1) student centered yang mendorong pembelajaran aktif dan memperbaiki pemahaman, 2) generic competencies yang memberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan umum dan sikap yang diperlukan, 3) integration yaitu memfasilitasi tersusunnya kurikulum inti terpadu, 4) motivation yaitu model pembelajaran yang cukup menyenangkan dan prosesnya membutuhkan keikutsertaan dalam proses pembelajaran yang merupakan stimulasi meningkatkan motivasi, 5) deep learning yaitu mendorong

5 5 pembelajaran lebih dalam melalui interaksi siswa dengan materi belajar dan kreativitas keseharian sehingga meningkatkan pemahaman, 6) mengembangkan kerangka pengetahuan yang sedang dihadapi, 7) meningkatkan kolaborasi. Model pembelajaran lain yang dapat merangsang siswa bekerja sama dalam memecahkan masalah dan bertanggung jawab adalah model Group Investigation (GI) karena model pembelajaran tersebut didasarkan pada masalah yang menuntut siswa untuk bekerja sama. Model GI menuntut siswa melakukan kegiatan seperti membuat sintesis, ringkasan, hipotesis, kesimpulan dan menyajikan laporan akhir. Slavin (2005) menyatakan GI memiliki langkahlangkah sebagai berikut mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok, merencanakan tugas yang ingin dipelajari, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan akhir, evaluasi. Melalui langkah-langkah tersebut, GI memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan dari GI antara lain adalah meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, penyerapan materi yang lebih baik, peningkatan keterampilan sosial, peningkatan soft skills (kritis, komunikasi, kreatif) dan group process skill (manajemen kelompok), menggunakan berbagai sumber belajar, mampu menumbuhkan sikap saling menghargai, menguntungkan, mengenal kemampuan diri, dan bertanggung jawab, dan dapat mengembangkan kemampuan profesional guru dalam mengembangkan pikiran kreatif dan inovatif (Slavin, 2005). Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukaan oleh Sharan (Huda, 2011) bahwa performa siswa lebih efektif justru ketika mereka berada dalam kelompok kecil (seperti, peer tutoring, dan investigasi kelompok) dibandingkan dengan mereka yang bekerja dalam suasana tradisional ruang kelas yang mengikutsertakan seluruh

6 6 anggotanya. Dalam kelompok-kelompok kecil terdapat hubungan interpersonal yang lebih intens dan lebih komplek ssehingga siswa yang bekerja dalam kelompok kecil memiliki rasa tanggung jawab lebih besar untuk membantu siswa lain dan lebih komunikatif satu sama lain. Faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran Biologi yang ideal diantaranya adalah motivasi belajar dan kreativitas belajar. Peserta didik sebagai organisme adalah individu yang mempunyai potensi berkembang. Piaget dalam Sardiman (2005:100) menjelaskan bahwa anak harus berpikir untuk dapat meningkatkan hasil belajar fisik dan mental. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi adalah penting. Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi meliputi motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang tanpa rangsangan atau bantuan dari orang lain misalnya rasa ingin tahu, minat, dan bakat. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar misal dorongan dari guru, teman, nilai atau penghargaan yang lain. Menurut pada faktor motivasi, model pembelajaran akan berhasil dengan baik jika didukung oleh motivasi belajar siswa yang tinggi dan kreativitas yang baik. Kolaborasi antara model pembelajaran GI dan PBL dapat memotivasi siswa dalam belajar kelompok untuk memecahkan masalah bioteknologi dan didukung oleh kreativitas belajar dan motivasi belajar siswa maka prestasi belajar siswa akan berhasil dengan baik. Kreativitas menurut Munandar (2009) merupakan kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan dalam mengelaborasi suatu gagasan. Kreativitas yang terdapat pada

7 7 individu dapat digunakan mendukung untuk menghadapi berbagai permasalahan yang ada ketika berinteraksi dengan lingkungannya dan mencari berbagai alternatif pemecahan sehingga dapat mencapai penyesuaian diri yang mencukupi (Asrori, 2008). Kreativitas terwujud dalam suasana kebersamaan dan terjadi jika relasi antar individu ditandai dengan hubungan yang bemakna. Kreativitas sangat diperlukan dalam model pembelajaran GI dan PBL karena model pembelajaran tersebut membutuhkan siswa yang mampu berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah berdasarkan materi yang diberikan dan pengalaman pribadi yang diperoleh di lingkungan belajar. Prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Gondang Kabupaten Sragen dapat berhasil dengan baik apabila model pembelajaran yang digunakan sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan serta dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas. Model PBL dan GI pada pembelajaran Biologi merupakan alternative model pembelajaran yang dapat digunakan. PBL dan GI dapat meningkatkan hasil belajar, motivasi dan kreativitas. Sehingga penerapan GI dan PBL tersebut penting karena dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas. GI dan PBL dengan merujuk pada teori-teori dan penelitian yang relevan maka penelitian tentang pembelajaran kooperatif GI dan PBL akan membandingkan prestasi belajar biologi dengan pokok bahasan bioteknologi ditinjau dari motivasi belajar dan kreativitas belajar siswa. Pembelajaran PBL dan GI di SMA Negeri 1 Gondang belum banyak dilaksanakan sehingga menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Pembelajaran bioteknologi perlu adanya cara pembelajaran secara kelompok. Motivasi siswa yang dimaksud dikategorikan menjadi dua yaitu tinggi dan rendah. Kreativitas belajar yang dimaksud

8 8 dikatagorikan kreativitas tinggi dan kreativitas rendah. Pembelajaran biologi kelas XII IPA semester genap adalah Evolusi, Asal Usul Kehidupan, dan Bioteknologi. Pemilihan materi Bioteknologi karena hasil daya serapnya masih di bawah KKM. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Model PBL (Problem Based Learning) dan GI (Group Investigation) Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Dan Kreativitas Belajar Siswa ( pada materi Bioteknologi Kelas XII semester 2 SMA Negeri I Gondang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2013/2014) B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan masalahmasalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran Biologi dapat menggunakan berbagai macam model misalnya JIGSAW, STAD, GI, PBL, inkuiri, discovery dan lain-lain. 2. Setiap siswa memiliki kreativitas belajar yang berbeda-beda. 3. Faktor internal yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. 4. Proses belajar mengajar belum dilaksanakan secara Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efisien dan Menyenangkan (PAIKEM). GI dan PBL dapat berpengaruh terhadap suasana belajar yang PAIKEM. 5. Guru belum memperhatikan motivasi belajar siswa yang mungkin mempengaruhi hasil belajar siswa. 6. Guru belum memperhatikan kreativitas belajar siswa yang mungkin mempengaruhi hasil belajar.

9 9 7. Materi pelajaran di kelas XII IPA semester 2 meliputi evolusi, asal usul kehidupan, dan bioteknologi. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, agar yang dikaji dalam penelitian lebih terfokus dan terarah maka pembatasan masalah antara lain : 1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model PBL dengan sintak:mengorientasi siswa kepada masalah; mengorganisasikan siswa untuk belajar;membantu penyelidikan mandiri dan kelompok;mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya;menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Kristiyani,2008) dan cooperative learning model GI dengan sintak mengidentifikasi topic dan mengatur murid dalam kelompok;merencanakan tugas yang akan dipelajari;melaksanakan investigasi;menyiapkan laporan akhir;mempresentasikan laporan akhir;evaluasi(slavin,2009) dalam proses pembelajaran Biologi. 2. Motivasi belajar meliputi ketekunan;ulet;minat;berprestasi dan mandiri (Sardiman,2009) dikategorikan menjadi tinggi dan rendah. 3. Kreativitas belajar meliputi fleksibilitas; orisinalitas; elaborasi ;kelancaran (Munandar,2009) dikatagorikan tinggi dan rendah.. 4. Prestasi belajar yang diukur pada penelitian ini meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. 5. Materi Biologi yang digunakan untuk penelitian adalah bab Bioteknologi,kelas XII IPA semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014.

10 10 D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran GI dan PBL terhadap prestasi belajar Biologi pada materi Bioteknologi? 2. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar biologi pada materi Bioteknologi? 3. Apakah terdapat pengaruh kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar biologi pada materi Bioteknologi? 4. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara model belajar GI dan PBL dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi pada materi Bioteknologi? 5. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara model belajar GI dan PBL dengan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar biologi pada materi Bioteknologi? 6. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara motivasi belajar siswa dengan kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar biologi pada materi Bioteknologi? 7. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran GI dan PBL, motivasi belajar, dan kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar biologi pada materi Bioteknologi? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tujuan penelitian untuk mengetahui: 1. Pengaruh model pembelajaran GI dan PBL terhadap prestasi belajar biologi pada materi Bioteknologi.

11 11 2. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar biologi pada materi Bioteknologi. 3. Pengaruh kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar biologi pada materi Bioteknologi. 4. Interaksi antara model belajar GI dan PBL dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar biologi pada materi Bioteknologi. 5. Interaksi antara model belajar GI dan PBL dengan kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar biologi pada materi Bioteknologi. 6. Interaksi antara motivasi belajar siswa dengan kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar biologi pada materi Bioteknologi. 7. Interaksi antara model pembelajaran GI dan PBL, motivasi belajar, dan kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar biologi pada materi Bioteknologi. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan bagi masyarakat, guru, siswa yang memerlukan dasar teori untuk pengembangan pembelajaran. b. Mengajak para guru untuk melakukan inovasi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Manfaat praktis a. Hasil penelitian merupakan salah satu alternatif bagi guru dalam menentukan metode pembelajaran yang sesuai. b. Motivasi belajar dan kreativitas belajar siswa mempengaruhi dalam pembelajaran biologi terhadap prestasi belajar siswa.