BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di garis khatulistiwa, beriklim tropis dengan dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pengaruh iklim tropis tersebut menyebabkan Indonesia sangat rawan terhadap berbagai macam penyakit seperti diare, demam berdarah, leptospirosis, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) sehingga diperlukan perhatian lebih dari pemerintah terkait dengan kondisi kesehatan masyarakat. Kesehatan menurut Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam pasal 162 disebutkan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Penyakit diare merupakan salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia yang menyebabkan terjadinya morbiditas dan kekurangan gizi. Berdasarkan survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 sampai dengan 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 Indeks Rasio penyakit diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian luar biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi dengan Case Fatality Rate (CFR) yang masih tinggi. Berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-13 dengan proporsi 3,5%. Sedangkan berdasarkan penyakit menular, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 setelah Tuberkolosis dan Pneumonia. (Kementrian Kesehatan RI, 2011) 1

2 Tabel 1. 1 Jenis Penyakit Utama Penduduk Kota Yogyakarta No. Jenis Penyakit Jumlah Penderita % terhadap Total Penderita 1. DBD 460 1,93 2. TBC 207 0,87 3. Diare ,52 4. Campak 34 0,14 5. Pnemonia ,28 6. Hipertensi ,09 7. Diabetes M ,84 8. Kanker 80 0,33 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, 2012 Gambar 1. 1 Grafik Persentase Penemuan Penderita Diare Berdasarkan Perkiraan di Kota Yogyakarta Tahun 2012 Sumber: Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun

3 Menurut perkiraan secara nasional jumlah penderita Diare yang datang ke puskesmas setiap tahun lebih kurang 3 % dari jumlah penduduk atau sebanyak penderita. Namun yang ditemukan selama tahun 2012 sebanyak penderita (95,4 % dari perkiraan). Beberapa puskesmas dapat menemukan penderita diare lebih dari yang diperkirakan, namun beberapa lainnya jauh dibawah perkiraan. Puskesmas-puskesmas yang dapat menemukan penderita diare melebihi perkiraan pada umumnya dikarenakan banyaknya pasien dari luar wilayah kerja puskesmas (Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2012) Data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta 2012 menunjukkan terdapat 8 jenis penyakit yang kerap kali diderita masyarakat pada umumnya, diantaranya DBD, TBC, diare, campak, phemonia, hipertensi, diabetes, dan kanker. Jumlah penyakit yang diderita penduduk Kota Yogyakarta (tabel 1.1) berdasarkan pada data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta 2012 mengatakan bahwa penyakit diare menduduki peringkat pertama sebelum penyakit hipertensi. Jumlah penderita penyakit diare mencapai jiwa dengan persentase 60,52% dari total keseluruhan penderita Kota Yogyakarta yang mencapai jiwa. Tingginya jumlah penderita pada penyakit diare pada tahun 2012 yang ditunjukkan dengan peringkat pertama dari 8 jenis penyakit yang diderita merupakan jenis penyakit yang memerlukan perhatian khusus oleh pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Menurut data yang diperoleh jika dibandingkan dengan penyakit hipertensi, penyakit diare lebih sering terjadi dikalangan masyarakat, hal ini dapat ditunjukkan dengan terdapatnya selisih jumlah penderita di Kota Yogyakarta yang mencapai sekitar jiwa jika dibandingkan dengan penderita penyakit hipertensi. Diare terjadi pada semua golongan umur, namun tidak semua kejadian diare dilaporkan atau diperiksakan ke fasilitas kesehatan masyarakat sehingga untuk mengurangi bias penelitian ini difokuskan pada diare yang terjadi pada balita karena balita memiliki mobilitas yang terbatas. Balita yang dimaksud disini adalah anak anak yang masih berusia kurang dari 5 tahun. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. 3

4 Seiring dengan perkembangan teknologi, penginderaan jauh dan sistem informasi geografis saat ini memungkinkan digunakan dalam bidang kesehatan. Terutama untuk identifikasi tingkat kerentanan suatu penyakit melalui aspek lingkungan yang dapat diperoleh melalui citra penginderaan jauh. Terkait dengan penyakit diare, aspek lingkungan yang digunakan adalah kualitas permukiman. Kualitas permukiman ini ditentukan menggunakan parameter, yaitu kepadatan permukiman, tata letak permukiman, pohon pelindung, lokasi permukiman, kondisi jalan masuk, lebar jalan masuk, sanitasi, kualitas air minum, tempat pembuangan sampah serta saluran air hujan dan limbah. Penginderaan jauh di bidang kesehatan dapat digunakan untuk memberikan informasi secara cepat dan akurat, seperti kondisi fisik lingkungan yang menjadi faktor penyebab suatu penyakit seperti diare. Selain itu dapat juga memberikan informasi secara spasial mengenai penyebaran suatu penyakit dan memetakan kerentanan suatu penyakit berdasarkan analisis parameter kondisi fisik lingkungan yang sesuai dengan karakteristik penyakit tersebut. Data penginderaan jauh seperti citra Quickbird dengan resolusi spasial 0,6 m untuk sensor pankromatik dan 2,4 m untuk sensor multispektral. Citra tersebut dapat digunakan untuk identifikasi parameter lingkungan berupa kualitas permukiman. Penentuan kualitas permukiman mmenggunakan beberapa parameter yang diperoleh dengan mengggunakan pendekatan interpretasi visual sehingga diharapkan dari hasil interpretasi visual tersebut dapat memberikan informasi secara cepat dan tepat terkait adanya penyakit diare. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik permasalahan yang mendorong dilakukannya penelitian ini: a. Seiring perkembangan zaman dan teknologi penginderaan jauh, kebutuhan akan informasi yang cepat dan tepat mengenai faktor penyebab diare khususnya faktor kondisi lingkungan fisik sangat diperlukan. Citra Quickbird merupakan salah satu data penginderaan jauh dengan resolusi 4

5 spasial tinggi sehinga dapat memberikan informasi terkait faktor kondisi lingkungan secara detail sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut dalam memberikan informasi detail secara cepat dan tepat terkait beberapa parameter penyebab penyakit diare. b. Tingkat perkiraan kasus kerentanan penyakit diare khususnya pada balita di Kecamatan Kotagede tidak selalu sesuai dengan jumlah penderita sebab sering kali masyarakat kurang tanggap dengan faktor penyebabnya, sehingga perlu dilakukan pemetaan tingkat kerentanan penyakit diare pada balita menggunakan beberapa parameter dari kualitas permukiman. c. Data spasial kejadian diare pada balita saat ini di Indonesia belum banyak tersedia. Hal ini menyebabkan pola persebaran penyakit diare di Kotagede tidak diketahui, sehingga perlu dikasi lebih lanjut menggunakan Sistem Informasi Geografis untuk memetakan pola persebaran tersebut. Permasalahan di atas dapat merumuskan beberapa pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Bagaimana citra Quickbird mampu memberikan informasi secara cepat dan tepat terkait parameter penyebab diare pada balita? 2. Bagaimana tingkat kerentanan penyakit diare pada balita di Kecamatan Kotagede? 3. Bagaimana sistem informasi geografis menunjukkan pola persebaran kejadian penyakit diare pada balita yang ada di Kecamatan Kotagede? Berdasarkan pertanyaan penelitian yang muncul di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul Pemanfaatan Citra Quickbird Dan Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Tingkat Kerentanan Penyakit Diare pada Balita di Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta. 1.3 Tujuan Penelitian a. Memanfaatkan citra Quickbird dalam mendapatkan beberapa parameter fisik lingkungan terkait penyebab penyakit diare sehingga 5

6 dapat mengetahui persebarannya yang secara khusus terjadi pada balita di Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta. b. Memanfaatkan kualitas permukiman sebagai parameter pemetaan tingkat kerentanan diare pada balita. c. Memanfaatkan sistem informasi untuk melihat hubungan kualitas lingkungan dengan pola persebaran kejadian diare pada balita, yang terjadi di Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta. 1.4 Kegunaan Penelitian a. Mengetahui parameter yang berpengaruh terhadap penyakit diare pada balita, khususnya parameter fisik lingkungan dapat diketahui. b. Mengetahui daerah yang berpotensi terjadi diare pada balita di Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta. c. Mengetahui pola persebaran penyakit diare pada balita di Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta. 6