4.1 Lokasi Daerah Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4.1 Lokasi Daerah Penelitian"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas V sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Letak Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan Ngumbul Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Jarak tempuh ke Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul dari tempat wisata alam Goa Terawang yang ada di Kecamatan Todanan yaitu ±4 km. Suasana Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul masih asri dengan suasana pedesaan. Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul ini sebelah Utara berbatasan TK. Pertiwi 1 Ngumbul, sebelah Timur berbatasan dengan perumahan warga, sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Raya, dan sebelah Barat berbatasan dengan MTs. Al Kauzar Todanan dan SMP Negeri 1 Ngumbul. Letak yang strategis ini membuat Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul mudah dijangkau. Selain itu, dekat dengan pemukiman penduduk. Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan jumlah keseluruhan siswa 141 siswa. Ruangan Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul terdapat 14 ruangan dengan rincian sebagai berikut: No. Nama Ruang Jumlah 1. Kelas I VI 6 ruang 2. Kantor Kepala Sekolah 1 ruang 3. Kantor Guru 1 ruang 4. Ruang Komputer TU 1 ruang 5. UKS 1 ruang 6. Dapur 1 ruang 7. Toilet Siswa 2 ruang 8. Toilet Guru 1 ruang Selain memiliki beberapa ruangan yang telah disebutkan diatas, SD Negeri 03 Ngumbul juga mempunyai halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai lapangan upacara dan lapangan saat olahraga siswa, 61

2 62 selain itu setiap depan ruangan kelas terdapat taman-taman kecil yang digunakan untuk memperindah halaman kelas. Fasilitas belajar yang ada di Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul masih terbatas. Adapun komputer digunakan untuk memfasilitasi guru dalam mengetik data-data administrasi yang diperlukan, selain itu alat peraga dalam pembelajaran juga masih terbatas. Akan tetapi penunjang sarana belajar siswa terbatas seperti buku-buku yang dapat membantu siswa dalam belajar, karena belum memiliki perpustakaan sebagai sarana penunjang belajar siswa seperti buku-buku kurang lengkap, tetapi untuk setiap ruang kelas juga sudah cukup memadai ketersediaan fasilitasnya. 4.2 Karakteristik Responden Siswa SD Negeri 03Ngumbul berjumlah 141 anak yang terdiri mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI dengan masing-masing kelas terdiri atas 1 kelas. Masing-masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 1 guru. Tenaga pengajar atau guru yang ada di Sekolah Dasar masih dikatakan cukup, jumlah tenaga pengajar atau guru terdiri dari 11 guru dan 1 penjaga sekolah, dengan rincian sebagai berikut: 1 Kepala Sekolah dengan pendidikan terakhir S1, 11 guru dengan pendidikan terakhir S1 sebanyak 5 orang, D2 sebanyak 2 orang, dan 4 guru wiyata bhakti yang merangkap sebagai bagian tata usaha. Dari 11 guru baik PNS maupun wiyata bhakti yaitu sebanyak 9 orang sebagai guru kelas, 1 guru olahraga dengan pendidikan terakhir S1 dan 1 guru agama islam dengan pendidikan terakhir S1, selain itu terdapat 1 karyawan sekolah yang bertugas sebagai penjaga sekolah. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 03 Ngumbul sebanyak 24 siswa. Karakteristik siswa-siswi SD Negeri 03 Ngumbul adalah sebagai berikut: suka bermain, fasilitas belajar yang digunakan relatif kurang, ekonomi orang tua rata-rata ekonomi lemah, pendidikan orang tua ratarata berijasah SD, pekerjaan orang tua sebagian besar adalah petani, dan kurangnya perhatian orang tua dengan anak khususnya dalam pendidikannya. 4.3 Kondisi Awal Subyek Penelitian Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

3 63 siswa atau hasil belajar terutama pada pelajaran IPA. Selain observasi secara langsung peneliti juga mendapatkan data dari guru kelas V melalui dokumentasi kelas. Berdasarkan hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa keaktifan siswa kurang dan hasil belajar siswa kelas V sangat rendah. Dari kondisi inilah peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas atau PTK dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa (hasil belajar) dan hasil belajar afektif siswa (keaktifan siswa) terutama pada pelajaran IPA. Berikut ini merupakan tabel distribusi frekuensi keaktifan siswa dan hasil belajar siswa sebelum tindakan. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Keaktifan Belajar pada Kondisi Awal No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%) 1 Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif ,3 4 Kurang Aktif ,67 5 Tidak Aktif Jumlah Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak berada di rentang ini berarti bahwa tingkat keaktifan belajar siswa pada kondisi awal dalam PBM berada pada kategori kurang aktif. Oleh karena itu, perlu dilakukan perubahan model pembelajaran pada siklus 1 untuk meningkatkan kategori ke kategori cukup aktif, aktif atau ke kategori sangat aktif. Deskripsi Frekuensi Hasil Belajar Afektif Siswa (Keaktifan Siswa) pada Kondisi Awal bila disajikan dalam Gambar batang, maka akan terlihat seperti Gambar 4.1. Tingkat Keaktifan Belajar Siswa Pra Siklus Frekuensi Kategori 10 0 Gambar 4.1 Diagram Batang Keaktifan Belajar Siswa Kondisi Awal

4 64 Sedangkan data hasil tes formatif pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan yang dilakukan oleh peneliti terdapat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Kondisi Awal Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) Sangat Rendah Rendah Sedang ,67 Tinggi ,83 Sangat Tinggi ,5 Jumlah Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini : Frekuensi Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Rendah Tinggi Rentang Nilai Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Kondisi Awal Sedangkan ketuntasan hasil tes formatif kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes Formatif Kondisi Awal Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase (%) <63 16 Tidak Tuntas 66, Tuntas 33,33 Jumlah Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 50 Rata-rata 63,63 Dari hasil analisis tes formatif kondisi awal, masih ada 16 siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal sekolah yaitu 63. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif kondisi awal dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut :

5 65 Persentase 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 66.67% 33% Tuntas Tidak Tuntas Ketuntasan Gambar 4.3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Tes Formatif Kondisi Awal Dari tabel analisis dan rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dan Gambar di atas dapat disimpulkan bahwa dari 24 siswa terdapat 8 siswa (33,33%) yang tuntas dan 16 siswa (66,67%) yang tidak tuntas. Nilai tertinggi 100, nilai terendah 50, serta nilai rata-ratanya yaitu 63,63. Pada kondisi awal ini proses belajar mengajar masalah yang muncul di kelas V SD Negeri 03 Ngumbul yaitu siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi IPA. Hal ini disebabkan guru mengajar monoton dan kurang variatif, penggunaan metode ceramah sehingga siswa masih menerapkan cara belajar menghafal, penggunaan media pembelajaran yang kurang optimal. Faktor-faktor tersebut menyebabkan aktivitas siswa saat pembelajaran kurang optimal. Siswa kurang antusias, cepat merasa bosan saat pembelajaran berlangsung, dan keaktifan siswa kurang. Selain itu tingkat pemahaman siswa terhadap materi pun rendah. Walaupun dengan penggunaan metode ceramah materi dapat disampaikan secara detail, tetapi pembelajaran dianggap bermakna saat siswa memahami materi dari pengalaman belajar dan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Siswa belum mampu mengaitkan kosep dengan kehidupan sehari-hari. Pemahaman siswa mengenai materi IPA yang kurang menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan data keaktifan belajar siswa dan hasil belajar yang rendah dari peserta didik kelas V di SD Negeri 03 Ngumbul Semester II Tahun Pelajaran 2011/ 2012 di atas, praktikan akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

6 66 sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together guna meningkatkan hasil belajar afektif (keaktifan belajar siswa) dan meningkatkan hasil belajar kognitif (hasil belajar) pada mata pelajaran IPA yang akan dilakukan dalam dua siklus. 4.4 SIKLUS I Rencana Tindakan Siklus I Praktek pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3 pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Pertemuan I Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan I, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan I, lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, lembar observasi, media pembelajaran berupa contoh batuan-batuan beku, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung yang akan dilaksanakan di kelas V dan tidak kalah pentingnya adalah persiapan fisik dan mental. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dengan pokok bahasan Proses Pembentukan Tanah,dengan materi yang akan disampaikan pada pertemuan 1 yaitu Jenis-jenis Batuan Beku/Magma/Vulkanik, kemudian menentukan tujuan pembelajaran: melalui pengamatan dalam diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan nama-nama batuan berdasarkan jenis golongannya, menyebutkan ciri-ciri batuan, proses terbentuknya batuan, dan siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi mengenai penggolongan jenis batuan. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran yaitu (2x35) menit dengan model pembelajaran Numbered Heads Together yang meliputi kegiatan yaitu:

7 67 pada kegiatan inti sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads together yang terdiri dari 4 tahap yaitu: Penomoran (Numbering), Mengajukan Pertanyaan (Questioning), Berpikir Bersama (Heads Together), dan Menjawab (Answering). Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil pembelajaran mengenai jenis-jenis batuan beku/magma/vulkanik yang telah dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa. b. Pertemuan II Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan dari kekurangan/kelemahan pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan dengan pertemuan I tapi yang membedakan adalah materi pelajaran yaitu mengenai jenis-jenis batuan endapan/sedimen. Pada pertemuan I materi yang disampaikan mengenai jenis-jenis batuan beku/magma/vulkanik, pada pertemuan II siswa akan mempelajari materi jenis-jenis batuan endapan/sedimen, yang meliputi nama batuan, ciri dan manfaat, serta proses terbentuknya. Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan II, lembar kerja siswa, lembar diskusi kelompok, lembar observasi, lembar cerita, buku pembelajaran,media pembelajaran berupa contoh-contoh batuan endapan/sedimen serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I yaitu di ruang kelas V. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan II dengan pokok bahasan Proses Pembentukan Tanah, kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads Together dengan mempelajari tentang nama batuan, ciri dan manfaat, serta proses terbentuknya batuan melalui kegiatan penomoran, mengajukan Pertanyaan, berfikir bersama, menjawab pertanyaan.

8 68 Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran yaitu (2x35) menit dengan model pembelajaran Numbered Heads Together yang meliputi kegiatan yaitu: pada kegiatan inti sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads together yang terdiri dari 4 tahap yaitu: Penomoran (Numbering), Mengajukan Pertanyaan (Questioning), Berpikir Bersama (Heads Together), dan Menjawab (Answering). Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil pembelajaran mengenai jenis-jenis batuan endapan/sedimen yang telah dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa. c. Pertemuan III Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari pertemuan I dan II dari kekurangan yang terjadi pada pertemuan I dan II akan diperbaiki pada pertemuan III ini. Pada pertemuan III ini masih sama dengan dengan pertemuan I dan II tetapi yang membedakan adalah materi pelajaran yang diberikan siswa. Siswa akan mempelajari materi mengenai jenis-jenis batuan malihan/metamorf. Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan III, lembar kerja siswa, lembar diskusi kelompok, lembar observasi, media pembelajaran berupa contoh-contoh batuan malihan/metamorf, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I dan II yaitu di ruang kelas V. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan III dengan pokok bahasan Proses Pembentukan Tanah, kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads Together dengan mempelajari tentang nama batuan, ciri dan manfaat, serta proses terbentuknya batuan melalui kegiatan

9 69 penomoran, mengajukan Pertanyaan, berfikir bersama, menjawab pertanyaan. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran yaitu (2x35) menit dengan model pembelajaran Numbered Heads Together yang meliputi kegiatan yaitu: pada kegiatan inti sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads together Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil pembelajaran mengenai jenis-jenis batuan endapan/sedimen yang telah dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru, kemudian akan diadakan evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan pembelajaran dalam penguasaan materi yang telah diberikan. Setelah evaluasi guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan pada siklus 1 ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III. Masing-masing pertemuan berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 10 Maret 2012, pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Maret 2012, dan pertemuan III dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 14 Maret a. Pertemuan I Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, lembar observasi, media pembelajaran contoh macam-macam batu beku/magma/vulkanik, buku pelajaran dan serta ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu guru membawa contoh batuan, kemudian guru bertanya kepada siswa siapa yang tahu contoh batuan yang bpk/ibu guru bawa disebut batuan apa?, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

10 70 Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti yang terdiri dari 4 fase pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together yaitu: Fase: Penomoran Pada fase penomoran siswa dibagi menjadi 3-4 kelompok yang telah dirancang oleh guru secara acak, dan setiap siswa diberi kepala nomor dalam setiap kelompok oleh guru. Fase: Mengajukan Pertanyaan Pada fase mengajukan pertanyaan, setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok beserta contoh macam-macam batuan beku (magma/vulkanik), kemudian siswa dalam kelompok diberi pertanyaanpertanyaan yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok tentang materi jenis-jenis batuan beku (magma/vulkanik) Fase: Berfikir bersama Pada fase berfikir bersama, siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru bersama teman satu kelompoknya, dan peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok, selain itu guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam kelompok Fase: Menjawab pertanyaan Pada fase menjawab pertanyaan,siswa secara aktif menuliskan jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok berdasarkan kepala nomor kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru. Kemudian siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor atas jawaban kelompok yang benar Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua, setelah itu guru memberi penghargaan kepada siswa yang mendapat skor terbanyak Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan

11 71 keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. b. Pertemuan II Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang berupa hasil belajar pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, contoh macam-macam batuan endapan/sedimen, lembar observasi, buku pelajaran dan serta ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu guru mengingatkan kembali materi pelajaran tentang jenis-jenis batuan beku (magma/vulkanik) yang telah dipelajari pada pertemuan yang lalu?, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama dengan pertemuan I hanya yang membedakan yaitu materi pelajaran yaitu mengenai batuan endapan/sedimen, setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti yang terdiri dari 4 fase pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together yaitu: Fase: Penomoran Pada fase penomoransiswa dibagi menjadi 3-4 kelompok yang telah dirancang oleh guru secara acak, dan setiap siswa diberi kepala nomor dalam setiap kelompok oleh guru. Fase: Mengajukan Pertanyaan Pada fase mengajukan pertanyaan, setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok beserta contoh macam-macam batuan endapan/sedimen, kemudian siswa dalam kelompok diberi pertanyaan-pertanyaan yang telah

12 72 disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok tentang materi jenisjenis batuan endapan/sedimen. Fase: Berfikir bersama Pada fase berfikir bersama, siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru bersama teman satu kelompoknya, dan peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok, selain itu guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam kelompok Fase: Menjawab pertanyaan Pada fase menjawab pertanyaan,siswa secara aktif menuliskan jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok berdasarkan kepala nomor kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru. Kemudian siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor atas jawaban kelompok yang benar Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua, setelah itu guru memberi penghargaan kepada siswa yang mendapat skor terbanyak Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. d. Pertemuan III Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang berupa hasil belajar pada pertemuan I dan II, maka pada pelaksanaan pertemuan III ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar evaluasi, lembar observasi, contoh macammacam batuan malihan/metamorf, buku pelajaran dan serta ruang/lokasi.

13 73 Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu guru mengingatkan kembali materi pelajaran tentang jenis-jenis batuan beku (magma/vulkanik) yang telah dipelajari pada pertemuan yang lalu?, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama dengan pertemuan I dan pertemuan II hanya yang membedakan yaitu materi pelajaran yaitu mengenai batuan malihan/metamorf, setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti yang terdiri dari 4 fase pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together yaitu: Fase: Penomoran Pada fase penomoransiswa dibagi menjadi 3-4 kelompok yang telah dirancang oleh guru secara acak, dan setiap siswa diberi kepala nomor dalam setiap kelompok oleh guru. Fase: Mengajukan Pertanyaan Pada fase mengajukan pertanyaan, setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok beserta contoh macam-macam batuan malihan/metamorf, kemudian siswa dalam kelompok diberi pertanyaanpertanyaan yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok tentang materi jenis-jenis batuan malihan/metamorf. Fase: Berfikir bersama Pada fase berfikir bersama, siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru bersama teman satu kelompoknya, dan peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok, selain itu guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam kelompok Fase: Menjawab pertanyaan Pada fase menjawab pertanyaan,siswa secara aktif menuliskan jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok berdasarkan kepala nomor kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru.

14 74 Kemudian siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor atas jawaban kelompok yang benar Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua, setelah itu guru memberi penghargaan kepada siswa yang mendapat skor terbanyak. Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari Hasil Pengamatan Siklus I a. Pertemuan I Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1 pertemuan I adalah sebagai berikut: 1. Pada kegiatan awal guru tidak memberikan apersepsi guru membawa contoh batuan, kemudian guru bertanya kepada siswa siapa yang tahu contoh batuan yang bpk/ibu guru bawa disebut batuan apa? seperti pada RPP. 2. Guru tidak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dan tujuan pembelajaran dengan jelas. 3. Pengelolaan guru kelas sudah cukup baik hal ini terlihat dari siswa yang tenang saat diskusi. 4. Kebanyakan siswa dalam kelompok mengerjakan soal itu sendirisendiri, sehingga diskusi antar siswa kelompok belum terlaksana dengan baik. 5. Pada saat pemberian jawaban siswa terlihat kaku dan malu, hal ini terlihat pada saat guru meminta perwakilan kelompok untuk maju mempresentasikan hasil diskusi. 6. Guru sudah membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa.

15 75 Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan I berlangsung, peneliti meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas pembelajaran. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas IV) terhadap aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together. Dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I No. Indikator Skor 1. Penomoran(Numbering) 3 2. Mengajukan pertanyaan(questioning) 3 3. Berfikir bersama(heads Together) 2,7 4. Menjawab pertanyaan(answering) 2,8 Jumlah 11,5 Rata-rata Hasil Observasi 2,9 Dari tabel 4.4 hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas IV), dapat dilihat bahwa penerapan Numbered Heads Together yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran berdasarkan fase-fase dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Togheter. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 2,9. Pada indicator menjawab pertanyaan (Answering), berfikir bersama (Heads Together) masih terdapat skor 2 dengan pernyataan 50% pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis yaitu minimal skor 3 dengan penyataan 75% pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan lembar hasil observasi penerapan pembelajaran Numbered Heads Together pada siklus I pertemuan I belum mencapai indikator

16 76 kinerja yang ditentukan. Belum tercapainya indikator kinerja pada siklus I pertemuan I ini akan diperbaiki pada siklus I pertemuan II dengan mencari kekurangan serta kelemahan yang ditemukan. b. Pertemuan II Pada siklus 1 pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan dengan baik. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1 pertemuan II adalah sebagai berikut: 1. Pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dan motivasi sesuai dengan RPP 2. Guru sudah menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan beserta tujuan pembelajaran. 3. Siswa dalam kelompok sudah mulai mengerjakan bersama, terlihat ketika salah satu siswa yang tidak mengerti dia bertanya kepada teman lain dalam kelompok. 4. Siswa sudah mulai berani dan antusias dalam pemberian jawaban di depan kelas, hal ini terlihat banyak siswa yang siap untuk berebut ditunjuk oleh guru untuk maju memberikan jawaban hasil diskusinya di depan. Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan II berlangsung, peneliti meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas. Dari hasil observasi tersebut siswa sudah antusias dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa sudah sedikit mulai terbiasa dengan pembelajaran karena guru selalu memberikan motivasi belajar. Guru sudah lebih optimal dalam membimbing siswa pada saat kerja kelompok, adanya ketegasan guru saat menegur siswa yang melakukan kegiatan diluar kegiatan pembelajaran, saat menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas IV) terhadap

17 77 aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together. Dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II No. Indikator Skor 1. Penomoran(Numbering) 4 2. Mengajukan pertanyaan(questioning) 4 3. Berfikir bersama(heads Together) 3 4. Menjawab pertanyaan(answering) 3 Jumlah 14 Rata-rata Hasil Observasi 3,5 Dari tabel 4.5 hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas IV), dapat dilihat bahwa penerapan Numbered Heads Together yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran berdasarkan fase-fase dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Togheter. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,5. Dari kegiatan pembelajaran yang diterapkan memperoleh skor 3 dengan pernyataan 75% indikator yang ditentukan dalam pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Untuk indikator lainnya sudah mengalami peningkatan dan mencapai indikator yang ditentukan dalam penerapannya karena telah berbekal pada siklus I pertemuan I. Hasil Observasi pada pertemuan II akan diperbaiki kelemahan dan kekurangan pada pertemuan III. c. Pertemuan III Pada siklus 1 pertemuan III ini kegiatan pembelajaran yaitu: 1. Pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dan motivasi sesuai dengan RPP 2. Guru sudah menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan beserta tujuan pembelajaran.

18 78 3. Guru sudah membahas PR dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila ada materi yang belum dimengerti. 4. Siswa dalam kelompok sudah mulai mengerjakan bersama, terlihat ketika salah satu siswa yang tidak mengerti dia bertanya kepada teman lain dalam kelompok. 5. Siswa sudah mulai berani dan antusias dalam pemberian jawaban di depan kelas, hal ini terlihat banyak siswa yang siap untuk berebut ditunjuk oleh guru untuk maju memberikan jawaban hasil diskusinya di depan. 6. Siswa mengerjakan lembar evaluasi secara mandiri. Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan III berlangsung, praktikan meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas praktikan. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas IV) terhadap aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together. Dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan III No. Indikator Skor 1. Penomoran(Numbering) 4 2. Mengajukan pertanyaan(questioning) 4 3. Berfikir bersama(heads Together) 3,7 4. Menjawab pertanyaan(answering) 3 Jumlah 14,7 Rata-rata Hasil Observasi 3,7 Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa penerapan pembelajaran Numbered Heads Together yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 3 dan 4. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh

19 79 skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,7. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus I pertemuan III. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor ratarata observasi pada siklus I pertemuan III penerapan pembelajaran Numbered Heads Together sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I pertemuan III. Dalam penerapan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan III telah mencapai batas minimal pencapaian indikator yang ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dan selanjutnya sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II Hasil Tindakan Siklus I Hasil tindakan pembelajaran pada siklus 1 ini berupa hasil angket keaktifan dan hasil tes siswa Keaktifan Belajar a. Deskripsi Keaktifan Belajar Siswa Siklus 1 Pengukuran keaktifan siswa mengikuti pelajaran diklasifikasikan menjadi lima kategori mengikuti kategori jenjang pilihan. Hasil pengukuran keaktifan belajar siswa selama mengikuti pelajaran terhadap subyek penelitian berdasarkan klasifikasi skor dan kategori dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Keaktifan Belajar Siklus 1 No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%) 1 Sangat Aktif ,83 2 Aktif ,33 3 Cukup Aktif ,83 4 Kurang Aktif Tidak Aktif Jumlah

20 80 Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak berada dalam rentang 39 50, ini berarti bahwa tingkat keaktifan belajar siswa pada siklus 1 dalam kegiatan belajar mengajar berada pada kategori cukup aktif. Oleh karena itu, masih perlu dilakukan peningkatan kategori ke kategori aktif atau ke kategori sangat aktif. Deskripsi Frekuensi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus 1 bila disajikan dalam gambar batang, maka akan terlihat seperti Gambar 4.4. Frekuensi Tingkat Keaktifan Belajar Siswa Siklus Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kategori Kurang Aktif Tidak Aktif Gambar 4.4 Diagram Batang Keaktifan Belajar Siswa Siklus Hasil Belajar Siklus 1 Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 1 guru menerapkan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya. Guru memberikan evaluasi pada pertemuan ketiga pada akhir siklus 1. Berikut merupakan hasil belajar IPA siklus 1. Tabel 4.8 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siklus 1 Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) Sangat Rendah Rendah Sedang ,33 Tinggi Sangat Tinggi ,67 Jumlah

21 81 Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif siklus 1 dapat dilihat pada Gambar 4.5 di bawah ini : Frekuensi Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Rentang Nilai Gambar 4.5 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Siklus 1 berikut: Sedangkan ketuntasan hasil tes siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes Formatif Siklus 1 Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase (%) <63 2 Tidak Tuntas 8, Tuntas 91,67 Jumlah Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 60 Rata-rata 78,96 Dari hasil analisis tes formatif siklus 1, masih ada 2 siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal sekolah yaitu 63. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif siklus 1 dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut :

22 82 Persentase % 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% 91.67% 8.33% Tuntas Tidak Tuntas Ketuntasan Gambar 4.6 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Tes Formatif Siklus Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Setelah dilaksanakan tindakan dalam model pembelajaran Numbered Heads Together, penulis memberikan evaluasi secara tertulis kepada siswa pada akhir siklus I pada pertemuan III. Hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan, dari hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I. Hasil belajar siswa pada aspek kognitif di dalam siklus 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together mengalami peningkatan dibandingkan sebelum tindakan/ pra siklus, khususnya pada materi Proses Pembentukan Tanah. Hasil perolehan nilai pra siklus yang mencapai kriteria ketuntasan belajar (KKM=63) sebanyak 8 siswa atau 33,33% siswa, yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 16 siswa atau 66,67%, dengan nilai rata-rata 63,63 dan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 50. Hasil perolehan nilai siklus 1 yang mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa atau 91,67%, yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 2 siswa atau 8,33%, dengan nilai rata-rata 78,96 dan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 60. Dengan demikian dalam pembelajaran Numbered Heads Together hasil nilai belajar siswa dalam aspek kognitif meningkat dibandingkan

23 83 hasil nilai belajar sebelum dilaksanakan tindakan. Namun untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai belajar siswa di atas KKM diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif Hasil belajar siswa pada aspek afektif pada siklus I ini terdiri dari III pertemuan, jika dilihat dari masing-masing pertemuan, dari pertemuan I, II dan III adanya peningkatan dari aspek afektif siswa dalam pembelajaran dan pada setiap pertemuan aspek afektif siswa yang mengalami peningkatan pada pertemuan berikutnya dibandingkan sebelum dilaksanakan tindakan. Keaktifan siswa sebelum dilaksanakan tindakan yaitu pada kategori kurang aktif, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi cukup aktif. Hasil belajar siswa aspek afektif dalam siklus 1 ini sudah mulai terbentuk misalnya keberanian peserta didik dalam bertanya, berpendapat dalam kelompok. Pada saat guru memberikan pertanyaan siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan saat guru meminta siswa untuk belajar secara berkelompok siswa belajar dengan kompak dan bekerjasama dengan anggota kelompok masing-masing, dan aktif dalam berdiskusi. Siswa juga sudah mulai berani untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, meskipun pada pertemuan pertama siswa masih terlihat malu dan kaku saat presentasi. Dan secara kesuluruhan proses pembelajaran sudah baik dan suasana pembelajaran juga menyenangkan sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran siswa tidak tertekan. Sebagai pemantapan dalam meningkatkan hasil belajar afekif siswa akan dilanjutkan pada siklus I Efektifitas Belajar Peserta Didik Efektifitas belajar pada siswa terhadap seluruh kegiatan pembelajaran pada siklus I, dari kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together yang terdiri dari 4 tahapan yaitu fase penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama dan menjawab

24 84 pertanyaan. Siswa berantusias, termotivasi sehingga aktif dalam setiap tahapan kegiatan pembelajaran berdasarkan foto dokumen yang diambil peneliti pada saat penelitian (terlampir). Selain itu siswa juga mengerjakan evaluasi dengan baik berdasarkan hasil evaluasi siswa siklus I (terlampir). Dengan demikian proses pembelajaran berjalan dengan efektif karena aspek kognitif dan afektif siswa berjalan searah. Sebagai pemantapan keefektifan belajar pada siswa dalam pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus II Refleksi Siklus I Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada setiap pertemuan I, II dan III pada siklus I dan hasil nilai siswa pada pertemuan III yaitu pada akhir siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi pada siklus I disetiap pertemuan maka diperoleh antara lain sebagai berikut: a. Pertemuan I Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi ada siklus I pertemuan I belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan. Pada lembar hasil obervasi siklus I pertemuan I (terlampir) dapat dilihat hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran berdasarkan fase-fase dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Togheter. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 2,9. Pada indikator Menjawab pertanyaan(answering), berfikir bersama(heads Together) masih terdapat skor 2 dengan pernyataan 50% pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan indikator kinerja yang

25 85 ditentukan penulis yaitu minimal skor 3 dengan penyataan 75% pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan lembar hasil observasi penerapan pembelajaran Numbered Heads Together pada siklus I pertemuan I belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan. Belum tercapainya indikator kinerja pada siklus I pertemuan I ini akan diperbaiki pada siklus I pertemuan II dengan mencari kekurangan serta kelemahan yang ditemukan. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1 pertemuan I adalah sebagai berikut: 1. Pada kegiatan awal guru tidak memberikan apersepsi guru membawa contoh batuan, kemudian guru bertanya kepada siswa siapa yang tahu contoh batuan yang bpk/ibu guru bawa disebut batuan apa? seperti pada RPP. 2. Guru tidak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dan tujuan pembelajaran dengan jelas. 3. Pengelolaan guru kelas sudah cukup baik hal ini terlihat dari siswa yang tenang saat diskusi. 4. Kebanyakan siswa dalam kelompok mengerjakan soal itu sendirisendiri, sehingga diskusi antar siswa kelompok belum terlaksana dengan baik. 5. Pada saat pemberian jawaban siswa terlihat kaku dan malu, hal ini terlihat pada saat guru meminta perwakilan kelompok untuk maju mempresentasikan hasil diskusi. 6. Guru sudah membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa. b. Pertemuan II Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada siklus I pertemuan II mengalami peningkatan dibandingkan pada hasil obervasi pada siklus I pertemuan I. Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran berdasarkan fase-fase dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Togheter. Dari

26 86 keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,5. Dari kegiatan pembelajaran yang diterapkan memperoleh skor 3 dengan pernyataan 75% indikator yang ditentukan dalam pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Untuk indikator lainnya sudah mengalami peningkatan dan mencapai indikator yang ditentukan dalam penerapannya karena telah berbekal pada siklus I pertemuan I. Hasil Observasi pada pertemuan II akan diperbaiki kelemahan dan kekurangan pada pertemuan III. Pada siklus 1 pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan dengan baik. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1 pertemuan II adalah sebagai berikut: 1. Pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dan motivasi sesuai dengan RPP 2. Guru sudah menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan beserta tujuan pembelajaran. 3. Siswa dalam kelompok sudah mulai mengerjakan bersama, terlihat ketika salah satu siswa yang tidak mengerti dia bertanya kepada teman lain dalam kelompok. 4. Siswa sudah mulai berani dan antusias dalam pemberian jawaban di depan kelas, hal ini terlihat banyak siswa yang siap untuk berebut ditunjuk oleh guru untuk maju memberikan jawaban hasil diskusinya di depan. c. Pertemuan III Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada siklus I pertemuan III mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I pertemuan III. Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 3 dan 4. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh

27 87 skor rata-rata 3,7. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus I pertemuan III. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor ratarata observasi pada siklus I pertemuan III penerapan pembelajaran Numbered Heads Together sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I pertemuan II. Dalam penerapan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan III telah mencapai batas minimal pencapaian indikator yang ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Setelah selesai pembelajaran pada siklus I pertemuan III maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar dengan nilai 63 maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 24 siswa dalam belajarnya sebanyak 22 siswa tuntas dengan mendapat nilai 63 dan rata-rata dari jumlah keseluruhan 78,96. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar kognitif siswa penulis memberikan patokan 100% dari jumlah keseluruhan siswa hasil belajar kognitif meningkat dengan mencapai nilai 63 berdasarkan hasil hasil evaluasi siswa dan 91,67% dari jumlah keseluruhan siswa mencapai ketuntasan belajar siswa dengan memperoleh nilai 63 sesuai dengan KKM. Berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa, indikator kinerja yang ditentukan belum tercapai dari indikator yang telah ditentukan, yaitu 91,67% dari jumlah keseluruhan siswa mendapat nilai 63 dengan nilai maksimal 100 dan minimal 60. Selanjutnya, sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II dengan meningkatkan penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together pada setiap kegiatan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

28 88 Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus I maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut: a) Hambatan 1. Penerapan model pembelajaran Numbered Heads Togehter belum terbiasa dilaksanakan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga keaktifan siswa dalam PBM masih pada kategori cukup aktif. 2. Peneliti masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam setiap kegiatan. b) Penyelesaian 1. Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa. 2. Memberi pengarahan pada siswa agar melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru dan bersikap lebih baik lagi. 3. Lebih memperhatikan waktu dalam kegiatan belajar-mengajar agar alokasi waktu bisa sesuai dengan perencanaan. 4. Memberikan bimbingan secara optimal ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. 5. Buatlah keaktifan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga keterampilan belajar siswa lebih berkembang. 4.5 SIKLUS II Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus 2, perencanaan pembelajaran pada siklus 2 ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus 1. Siklus 2 akan dilaksanakan 3 kali pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus 2 ini masih sama dengan siklus 1 tapi yang membedakan adalah pokok bahasan yaitu Proses Pembentukan Tanah, dengan materi yang berbeda yaitu mengenai proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan dan susunan tanah.

29 Perencanaan Tindakan Siklus II a. Pertemuan I Sebelum mengajar pada pertemuan I, praktikan menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran, diantaranya RPP, lembar kerja siswa, lembar observasi untuk guru saat proses belajar mengajar, buku pembelajaran, alat peraga, serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dengan pokok bahasan Proses Pembentukan Tanah,dengan materi yang akan disampaikan pada pertemuan 1 yaitu Proses Pembentukan Tanah Karena Pelapukan Batuan, kemudian menentukan tujuan pembelajaran: melalui diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan, dan siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi mengenai proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan.. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran yaitu (2x35) menit dengan model pembelajaran Numbered Heads Together yang meliputi kegiatan yaitu: pada kegiatan inti sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads together yang terdiri dari 4 tahap yaitu: Penomoran (Numbering), Mengajukan Pertanyaan (Questioning), Berpikir Bersama (Heads Together), dan Menjawab (Answering). Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil pembelajaran mengenai proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan yang telah dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa. b. Pertemuan II Perencanaan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan II sebagai tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan/ kelemahan pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan dengan pertemuan I. Sebelum mengajar pada pertemuan II, praktikan menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran, diantaranya RPP pertemuan II yaitu dengan pokok bahasan Proses Pembentukan

30 90 Tanah, dengan materi yang berbeda dari pertemuan I yaitu materi mengenai susunan tanah, lembar kerja siswa, lembar observasi untuk untuk guru saat proses belajar mengajar, buku pembelajaran, alat peraga, serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. c. Pertemuan III Perencanaan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan III sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari pertemuan I dan II dari hasil belajar dan kekurangan yang terjadi pada pertemuan I dan II akan diperbaiki pada pertemuan III ini. Pada pertemuan III ini kegiatan awal masih sama dengan pertemuan I dan II, yang membedakan adalah pada pertemuan III siswa tidak melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads Together seperti pada pertemuan sebelumnya, tetapi hanya mempelajari materi pertemuan I dan II kemudian mengerjakan tes. Sebelum mengajar pada pertemuan III, praktikan menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran, diantaranya RPP, lembar evaluasi, lembar observasi untuk untuk guru saat proses belajar mengajar, buku pembelajaran, lembar angket keaktifan, alat peraga, serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan pemantapan pada siklus 1. Siklus 2 ini terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, inti dan akhir. Pelaksanaan pada siklus 1 ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III. Masing-masing pertemuan berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 Maret 2012, pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 21 Maret 2012, dan pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 Maret a. Pertemuan 1 Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan

31 91 Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, lembar observasi, media pembelajaran contoh gambar-gambar pelapukan batuan melalui tayangan power point, buku pelajaran dan serta ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu guru menayangkan contoh gambar-gambar akibat pelapukan batuan pada power point, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti yang terdiri dari 4 fase pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together yaitu: Fase: Penomoran Pada fase penomoran siswa dibagi menjadi 3-4 kelompok yang telah dirancang oleh guru secara acak, dan setiap siswa diberi kepala nomor dalam setiap kelompok oleh guru. Fase: Mengajukan Pertanyaan Pada fase mengajukan pertanyaan, setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok, kemudian siswa dalam kelompok diberi pertanyaanpertanyaan yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok tentang materi proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan. Fase: Berfikir bersama Pada fase berfikir bersama, siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru bersama teman satu kelompoknya, dan peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok, selain itu guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam kelompok. Fase: Menjawab pertanyaan Pada fase menjawab pertanyaan,siswa secara aktif menuliskan jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok berdasarkan kepala nomor kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru. Kemudian siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor atas

32 92 jawaban kelompok yang benar Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua, setelah itu guru memberi penghargaan kepada siswa yang mendapat skor terbanyak Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. b. Pertemuan II Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang berupa hasil belajar pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, contoh macam-macam batuan endapan/sedimen, lembar observasi, buku pelajaran dan serta ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu guru menunjukkan gambar susunan tanah, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama dengan pertemuan I hanya yang membedakan yaitu materi pelajaran yaitu mengenai susunan tanah, setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti yang terdiri dari 4 fase pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together yaitu:

33 93 Fase: Penomoran Pada fase penomoransiswa dibagi menjadi 3-4 kelompok yang telah dirancang oleh guru secara acak, dan setiap siswa diberi kepala nomor dalam setiap kelompok oleh guru. Fase: Mengajukan Pertanyaan Pada fase mengajukan pertanyaan, setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok, kemudian siswa dalam kelompok diberi pertanyaanpertanyaan yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok tentang materi susunan tanah. Fase: Berfikir bersama Pada fase berfikir bersama, siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru bersama teman satu kelompoknya, dan peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok, selain itu guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam kelompok Fase: Menjawab pertanyaan Pada fase menjawab pertanyaan,siswa secara aktif menuliskan jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok berdasarkan kepala nomor kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru. Kemudian siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor atas jawaban kelompok yang benar Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua, setelah itu guru memberi penghargaan kepada siswa yang mendapat skor terbanyak Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

34 94 c. Pertemuan III Kegiatan awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan II. Kegiatan inti pembelajaran siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru berkaitan dengan materi yang sudah di bahas pada pertemuan 1 dan 2, Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya, siswa mengerjakan soal evaluasi, setelah selesai mengerjakan soal evaluasi siswa mengisi angket keaktifan yang diberikan guru. Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, dan memberi penekanan tentang konsep penting yang harus dikuasai siswa. Kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan III berlangsung, peneliti meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran NHT. Pada pertemuan ketiga ini semua item diisi oleh observer, karena secara keseluruhan langkah-langkah pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan oleh guru Hasil Pengamatan Siklus II a. Pertemuan I Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 2 pertemuan I adalah sebagai berikut: a. Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dengan sangat baik.

35 95 b. Semua kelompok sudah ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. c. Semua siswa siap ketika guru menunjuk nomor kepala ketika mereka harus memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari guru. Pada saat pembelajaran siklus 2 pertemuan I berlangsung, praktikan meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas pembelajaran. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas IV) terhadap aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together. Dapat dilihat pada tabel Tabel 4.10 Hasil Observasi Siklus 2 Pertemuan I No. Indikator Skor 1. Penomoran(Numbering) 4 2. Mengajukan pertanyaan(questioning) 4 3. Berfikir bersama(heads Together) 4 4. Menjawab pertanyaan(answering) 4 Jumlah 16 Rata-rata Hasil Observasi 4 Dari tabel 4.10 hasil observasi yang dilakukan observer (guru SBK), dapat dilihat bahwa model pembelajaran Numbered Heads Together yang diterapkan guru. Hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 3 dan 4 dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan I yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 4. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus I. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan model pembelajaran

36 96 Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus II pertemuan I penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dalam penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan I telah mencapai batas minimal pencapaian indikator yang ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian berdasarkan lembar hasil obervasi penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan. b. Pertemuan II Pada siklus 2 pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan dengan baik. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1 pertemuan II adalah sebagai berikut: a. Siswa sangat antusias ketika guru akan menunjuk secara acak nomor kepala mereka untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru, karena kelompok yang berhasil memberikan jawaban akan mendapatkan hadiah b. Masing-masing kelompok berlomba untuk mendapatkan skor. Pada saat pembelajaran siklus 2 pertemuan II berlangsung, praktikan meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas pembelajaran. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas IV) terhadap aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together. Dapat dilihat pada tabel 4.11.

37 97 Tabel 4.11 Hasil Observasi Siklus 2 Pertemuan II No. Indikator Skor 1. Penomoran(Numbering) 4 2. Mengajukan pertanyaan(questioning) 4 3. Berfikir bersama(heads Together) 4 4. Menjawab pertanyaan(answering) 4 Jumlah 16 Rata-rata Hasil Observasi 4 Dari tabel 4.11 hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas IV), dapat dilihat bahwa penerapan pembelajaran Numbered Heads Together yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 4 dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II pertemuan II. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 4. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus II pertemuan II. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor ratarata observasi pada siklus II peretemuan III penerapan pembelajaran Numbered Heads Together sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dalam penerapan pembelajaran berbasis kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II telah mencapai batas maksimal pencapaian indikator yang ditentukan yaitu skor 4 dengan pernyataan 100% penerapan pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. c. Pertemuan III Pada siklus 2 pertemuan III ini hanya mengulas materi yang dipelajari pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 2 pertemuan III adalah sebagai berikut:

38 98 a. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran sudah sangat baik, karena siswa sudah terbiasa dengan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads Together. b. Siswa mengerjakan lembar evaluasi dengan tenang. Pada saat pembelajaran siklus 2 pertemuan III berlangsung, praktikan meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas pembelajaran. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas IV) terhadap aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together. Dapat dilihat pada tabel Tabel 4.12 Hasil Observasi Siklus 2 Pertemuan III No. Indikator Skor 1. Penomoran(Numbering) 4 2. Mengajukan pertanyaan(questioning) 4 3. Berfikir bersama(heads Together) 4 4. Menjawab pertanyaan(answering) 4 Jumlah 16 Rata-rata Hasil Observasi 4 Dari tabel 4.12 hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas IV), dapat dilihat bahwa penerapan pembelajaran Numbered Heads Together yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 4 dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 4. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus I. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan pembelajaran Numbered Heads Togehter telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh

39 99 karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus II peretemuan III penerapan pembelajaran Numbered Heads Together sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dalam penerapan pembelajaran Numbered Heads Together dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II telah mencapai batas maksimal pencapaian indikator yang ditentukan yaitu skor 4 dengan pernyataan 100% penerapan pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian berdasarkan lembar hasil obervasi penerapan pembelajaran Numbered Heads Together telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan Hasil Tindakan Siklus II Hasil tindakan pembelajaran pada siklus 2 ini berupa hasil angket keaktifan belajar siswa dan hasil tes siswa Keaktifan Belajar a. Deskripsi Keaktifan Belajar Siswa Siklus 2 Pengukuran keaktifan belajar siswa mengikuti pelajaran diklasifikasikan menjadi lima kategori mengikuti kategori jenjang pilihan. Hasil pengukuran keaktifan belajar siswa selama mengikuti pelajaran terhadap subyek penelitian berdasarkan klasifikasi skor dan kategori dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Keaktifan Belajar Siklus 2 No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%) 1 Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif Jumlah Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak berada dalam rentang 51-62, ini berarti bahwa tingkat keaktifan belajar siswa pada siklus 2 dalam PBM berada pada kategori aktif. Hal ini berarti

40 100 pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Heads Together telah mampu meningkatkan minat belajar siswa. Deskripsi Frekuensi Keaktifan Belajar Siswa Siklus 2 bila disajikan dalam diagram batang, maka akan terlihat seperti Gambar 4.7. Tingkat Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Frekuensi Kategori 0 0 Gambar 4.7 Diagram Batang Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Hasil Belajar Siklus II Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 2 guru menerapkan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya. Guru memberikan evaluasi pada pertemuan ketiga. Berikut merupakan hasil belajar IPA siklus 2. Tabel 4.14 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siklus 2 Kategori Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Jumlah Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.8 di bawah ini :

41 101 Frekuensi Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Rentang Nilai Gambar 4.8 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Siklus II berikut: Sedangkan ketuntasan hasil tes siklus II dapat dilihat pada tabel Tabel 4.15 Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes Formatif Siklus II Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase (%) < 63 0 Tidak Tuntas Tuntas 100 Jumlah Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 69 Rata-rata 82,42 Dari hasil analisis tes formatif siklus 1, semua siswa dari 24 siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal sekolah yaitu 63. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif siklus 2 dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut : Persentase % 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% % Tuntas Tidak Tuntas Ketuntasan Gambar 4.9 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Tes Formatif Siklus 2

42 Hasil Belajar Peserta Didik Aspek Kognitif Hasil belajar siswa pada aspek kognitif di dalam siklus 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together mengalami peningkatan dibandingkan sebelum tindakan/ pra siklus dan siklus 1, khususnya pada materi Proses Pembentukan Tanah Karena Pelapukan Batuan dan Susunan Tanah. Hasil perolehan nilai pra siklus yang mencapai kriteria ketuntasan belajar (KKM=63) sebanyak 8 siswa atau 33,33% siswa, yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 16 siswa atau 66,67%, dengan nilai rata-rata 63,63 dan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 50. Hasil perolehan nilai siklus 1 yang mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa atau 91,67%, yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 2 siswa atau 8,33%, dengan nilai rata-rata 78,96 dan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 60. Sedangkan hasil perolehan nilai pada siklus 2 yang mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 24 siswa atau 100%, dengan nilai rata-rata 82,42 dan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 69. Dengan demikian dalam pembelajaran Numbered Heads Together hasil nilai belajar siswa dalam aspek kognitif meningkat dibandingkan hasil nilai belajar sebelum dilaksanakan tindakan dan hasil belajar pada siklus I Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif Hasil belajar siswa pada aspek afektif pada siklus II ini terdiri dari III pertemuan, jika dilihat dari masing-masing pertemuan, dari pertemuan I, II dan III adanya peningkatan dari aspek afektif siswa dalam pembelajaran dan pada setiap pertemuan aspek afektif siswa yang mengalami peningkatan pada pertemuan berikutnya dibandingkan sebelum dilaksanakan tindakan dan siklus I. Aspek afektif siswa yaitu keaktifan siswa meningkat dari kategori kurang aktif sebelum dilaksanakan tindakan, meningkat ke kategori cukup aktif setelah dilaksanakan siklus I, dan kategori aktif setelah dilaksanakan siklus II.Hasil belajar siswa aspek afektif dalam siklus II ini sudah mulai terbentuk misalnya keberanian

43 103 peserta didik dalam bertanya, berpendapat dalam kelompok. Pada saat guru memberikan pertanyaan siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan saat guru meminta siswa untuk belajar secara berkelompok siswa belajar dengan kompak dan bekerjasama dengan anggota kelompok masing-masing, dan aktif dalam berdiskusi. Siswa juga sudah mulai berani untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, meskipun pada pertemuan pertama siswa masih terlihat malu dan kaku saat presentasi. Dan secara kesuluruhan proses pembelajaran sudah baik dan suasana pembelajaran juga menyenangkan sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran siswa tidak tertekan Efektifitas Belajar Peserta Didik Efektifitas belajar pada siswa terhadap seluruh kegiatan pembelajaran pada siklus II, dari kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together yang terdiri dari 4 tahapan yaitu fase penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama dan menjawab pertanyaan. Siswa berantusias, termotivasi sehingga aktif dalam setiap tahapan kegiatan pembelajaran berdasarkan foto dokumen yang diambil penulis pada saat penelitian (terlampir). Selain itu siswa juga mengerjakan evaluasi dengan baik berdasarkan hasil evaluasi siswa siklus II (terlampir). Dengan demikian proses pembelajaran berjalan dengan efektif karena aspek kognitif dan afektif siswa berjalan searah Refleksi Siklus II Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II yang terdiri dari 3 pertemuan sebagai pemantapan dari siklus II maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada pertemuan siklus II dan hasil nilai siswa pada pertemuan I siklus III. Refleksi ini digunakan sebagai bahan pemantapan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran indikator kinerja siklus I mengalami perbaikan pada siklus II. Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada siklus II

44 104 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi pada siklus II disetiap pertemuan maka diperoleh antara lain sebagai berikut: a. Pertemuan I Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 3 dan 4 dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan I yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 4. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus I. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus II pertemuan I penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dalam penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan I telah mencapai batas minimal pencapaian indikator yang ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian berdasarkan lembar hasil obervasi penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 2 pertemuan I adalah sebagai berikut: 1. Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dengan sangat baik.

45 Semua kelompok sudah ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. 3. Semua siswa siap ketika guru menunjuk nomor kepala ketika mereka harus memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari guru. b. Pertemuan II Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 4 dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II pertemuan II. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 4. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus II pertemuan II. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus II peretemuan III penerapan pembelajaran Numbered Heads Together sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dalam penerapan pembelajaran Numbered Heads Together dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II telah mencapai batas maksimal pencapaian indikator yang ditentukan yaitu skor 4 dengan pernyataan 100% penerapan pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Pada siklus 2 pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan dengan baik. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1 pertemuan II adalah sebagai berikut: 1. Siswa sangat antusias ketika guru akan menunjuk secara acak nomor kepala mereka untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru, karena kelompok yang berhasil memberikan jawaban akan mendapatkan hadiah 2. Masing-masing kelompok berlomba untuk mendapatkan skor.

46 106 c. Pertemuan III Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 4 dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II pertemuan II. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 4. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus II pertemuan II. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus II peretemuan III penerapan pembelajaran Numbered Heads Together sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dalam penerapan pembelajaran Numbered Heads Together dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II telah mencapai batas maksimal pencapaian indikator yang ditentukan yaitu skor 4 dengan pernyataan 100% penerapan pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Pada siklus 2 pertemuan III ini hanya mengulas materi yang dipelajari pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 2 pertemuan III adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran sudah sangat baik, karena siswa sudah terbiasa dengan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads Together. 2. Siswa mengerjakan lembar evaluasi dengan tenang. Setelah selesai pembelajaran pada pada siklus II maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar dengan nilai 63 maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 24 siswa dalam belajarnya sebanyak 24 siswa tuntas dengan mendapat nilai diatas 63 dan rata-rata dari jumlah keseluruhan 82,42. Dengan demikian

47 107 penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together yang dilakukan pada siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa, peneliti memberikan patokan 100% dari jumlah keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat dengan mencapai nilai 63 berdasarkan hasil hasil evaluasi siswa dan 100% dari jumlah keseluruhan siswa mencapai ketuntasan belajar siswa dengan memperoleh nilai 63 sesuai dengan KKM. Berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa, indikator kinerja yang ditentukan telah tercapai melebihi indikator yang telah ditentukan, yaitu 100% dari jumlah keseluruhan siswa mendapat nilai 63 dengan maksimal 100 dan minimal 69. Dengan demikian berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa pada siklus II telah mencapai indikator kinerja dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Berdasarkan pengamatan dari observer maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut: a. Hambatan Penulis masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam setiap kegiatan. b. Penyelesaian Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa, serta lebih memperhatikan waktu dalam kegiatan belajar-mengajar agar alokasi waktu bisa sesuai dengan perencanaan. 4.6 Pembahasan Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas maka dapat diketahui peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together. Hal-hal yang dapat dilihat peningkatannya yaitu pada aspek hasil belajar afektif (keaktifan belajar) dan hasil belajar kognitif (nilai tes).

48 Keaktifan Belajar Dalam proses pembelajaran antusias dan ketertarikan siswa yang cukup baik yang menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.16 Rekapitulasi Keaktifan Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus 1 & 2 No Kategori Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % 1 Sangat Aktif , Aktif , Cukup Aktif 8 33, , Kurang Aktif 10 41, Tidak Aktif Jumlah Berdasarkan tabel 4.16, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak pada kondisi awal berada pada kategori kurang aktif. Pada siklus 1 diketahui frekuensi terbanyak berada pada kategori cukup aktif, dan pada siklus 2 frekuensi terbanyak berada pada kategori aktif. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar afektif siswa (keaktifan belajar). Secara lebih rinci, rekapitulasi peningkatan keaktifan belajar pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada Gambar 4.10 di bawah ini: Frekuensi Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Kategori Gambar 4.10 Diagram Batang Perbandingan Keaktifan Siswa Hasil Belajar

49 109 Hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian kondisi awal, post tes dari siklus I dan siklus II selalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.17 di bawah ini. Tabel 4.17 Rekapitulasi Pengelompokan Nilai Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2 No. Kriteria Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % 1. Tuntas 8 33, , Tidak Tuntas 16 66,67 2 8, Jumlah Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.17 dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa yang tuntas. Terbukti untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 8 siswa. Sedangkan setelah siklus 1 jumlah siswa yang tuntas ada 22 siswa dan setelah siklus 2 jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan model kooperatif Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada klasifikasi tidak tuntas, sebelum diadakan tindakan terdapat 8 siswa yang belum tuntas. Sedangkan setelah siklus 1 jumlah siswa yang tidak tuntas ada 2 siswa dan setelah siklus 2 dari 24 siswa tidak ada yang mendapat nilai di bawah KKM. Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil peningkatan tes formatif pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan 4.12 di bawah ini: Frekuensi Kondisi Awal 2 0 Siklus 1 Siklus 2 Tuntas Tidak Tuntas Pembelajaran Gambar 4.11 Diagram Batang Distribusi Perbandingan Hasil Belajar Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Tanggel Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun

Lebih terperinci

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah SDN Banyubiru 05 berada di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. SD ini terletak cukup dekat dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat penelitian ini berlokasi di SD Negeri 2 Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Letak Sekolah Dasar Negeri 2 Ngenden

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Ronggolawe Dsn Kembaran, berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kertosari 02 Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung Semester II Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 1 Pojok semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 31 orang siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Candiroto semester II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN 1 Ringinharjo Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Ringinharjo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Dilihat dari segi geografisnya SDN 1 Ringinharjo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas pelaksanaan siklus 1 dan pelaksanaan siklus 2. Pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 meliputi perencanaan,

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Ngastorejo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati terletak di Desa Ngastorejo Kecamatan Jakenan. Tenaga pengajar SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas mengenai hasil pelaksanaan penelitian, perbandingan hasil penelitian antar siklus, dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 3 Batursari Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Kuncen Ds Batursari, berdiri sejak tahun 1985,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Getas, Kecamatan Kaloran, kabupaten Temanggung dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Rojoimo. SD Negeri 1 Rojoimo terletak di Desa Mirombo Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo. SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SDN Plumutan Penelitian ini dilaksanakan di SDN Plumutan Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan hasil angket dan observasi pada kondisi awal sebelum diadakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran power point

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Dalam Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Pada siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Sugihrejo 02 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati terletak di Desa Sugihrejo Kecamatan Gabus. Tenaga pengajar SD Sugihrejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, deskripsi siklus II. Deskripsi pra siklus membahas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen, dan Tingkat Kesukaran 1. Instrumen soal Uji coba instrumen soal dilakukan pada 45 responden di SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tlogodalem. SD Negeri Tlogodalem terletak di Dusun Ngadisari, Desa Tlogodalem, Kecamatan Kertek, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Darus Salam Kalipang yang berada di Jalan masjid dusun Krikilan desa Kalipang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Gendongan dengan subjek penelitian siswa kelas 4 yang terdiri dari 32 siswa 17 siswa laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah Ambarketawang 3 yang beralamat di Gamping Kidul, Ambarketawang Gamping

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wonoyoso, yaitu sebuah Sekolah Dasar di desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Jambean 03 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati terletak di Desa Jambean Jalan Pati Margorejo Km 05. SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Sebelum peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu peneliti melakukan observasi di kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Kumpulrejo 03 kecamatan Argomulyo kota Salatiga. Waktu penelitian dilakukan pada awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kutowinangun 09 dengan subyek penelitian siswa kelas V sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua, masing-masing siklus tiga kali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum dilaksanakan penelitian, guru lebih banyak melakukan pembelajaran dengan menggunakan model konvesional yaitu ceramah.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Siklus I Deskripsi siklus 1 menjelaskan tentang tahap rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan PTK, guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau hanya ceramah. Guru cenderung mentransfer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran daerah penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kronggen 1, yaitu di KecamatanBrati, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Letak SD Negeri Kronggen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung terletak di Desa Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan observasi hasil belajar kelas 4 SD Negeri 2 Wonocoyo sebelum dilaksanakan penelitian pada awal semester II Tahun pelajaran 2014/2015,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD N Mangunsari 06 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. SD N Mangunsari 06 berada di

Lebih terperinci

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SD Negeri Sunggingsari SD Negeri Sunggingsari terletak di Desa Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Berdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. SD Negeri Mangunsari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 3 Banjarsari Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan terletak di Desa Banjarsari Kecamatan Kradenan, 30 Km ke

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tejosari yang terletak di Kelurahan Tejosari,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran 201/2015 pada MTs. Raudhatusshibyan Martapura Barat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum dilaksanakan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan menggunakan model konvesional yaitu ceramah. Model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 01 Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SD Penelitian ini dilaksanakan di SDN Regunung 01. Letak SDN Regunung 01 berada di wilayah Kelurahan RegunungKecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Sarirejo 03 Pati terletak di jalan Panglima Sudirman. Tenaga pengajar SD Negeri Sarirejo 03 terdiri dari:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan subyek penelitian siswa kelas 4 sebanyak 25 siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Lentera Ambarawa, yaitu sekolah dasar yang terletak di kota Ambarawa, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di SD Cokrowati Kecamatan Todanan Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Kaliwiro, yang beralamatkan di Jalan Selomanik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN 2 Ngaren, yang terletak di desa Ngaren, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, pada semester II tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Dukuh 03 Salatiga. Subjek penelitian siswa kelas 1 SD dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 15 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas VB SDN 01 Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo. Waktu penelitian dilakukan pada semester II Tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 06. Alamat Jalan Imam Bonjol 24 Salatiga, Kecamatan Sidorejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pra Siklus (Kondisi Awal) Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Gajahkumpul kelas 5 semester 1 tahun 2013/2014 pada mata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD Kristen 04 Salatiga. Jumlah siswa adalah 15 siswa, dimana siswa laki-laki adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk 28 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu : a. Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen, mengatur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason & 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun 24 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan PTK. Penelitian ini bersifat kualitatif karena berupaya menghasilkan

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini menerapkan pendekatan keterampilan proses melalui praktikum pada materi pemisahan campuran peserta didik kelas VII B NU Nurul Huda Mangkang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Batiombo 02 masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan dapat diuraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh setiap siklus dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci