JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015"

Transkripsi

1 POLITIK KOLONIAL BELANDA DALAM MENANAMKAN KEKUASAAN DI MINAHASA ABAD KE-17 Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Untuk mengikuti ujian sarjana di Jurusan Sejarah Fakultas ilmu sosial Oleh NOVITA OLII JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015

2 ABSTRAK Novita Olii 1, Surya Kobi 2, Yusni Pakaya 3 1) Mahasiswa Jurusan Sejarah, 2 ) Dosen Jurusan Sejarah, 2 ) Dosen Jurusan Sejarah Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Jl. Saptamarga Kota Gorontalo Novita Olii, Nim Judul Skripsi Politik Kolonial Belanda Dalam Menanamkan Kekuasaan di Minahasa Abad ke Jurusan S1 Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Pembimbing 1. Drs. Surya Kobi, M.Pd, pembimbing 2. Hj. Yusni Pakaya, S.Pd, M.Pd Penelitian ini merupakan penelitian Ilmu Sejarah yang berusaha mengkaji dan memaparkan keadaan Belanda pada awal masuknya sampai berusaha utuk menerapkan berbagai macam konsep politiknya di wilayah Minahasa. Daerah Minahasa merupakan salah satu daerah yang merupakan incaran utama bangsa-bangsa Eropa yang telah melakukan penjelajahan diberbagai belahan dunia termasuk bangsa Belanda. Karena letaknya yang sangat strategis mengakibatkan mudahnya alur perjalanan Belanda untuk dapat menguasai daerah ini. Dari penguasaan Belanda yang begitu lama di Minahasa mengakibatkan minahasa dikenal dengan istilah De Twalfde Provinsi van Nederland perpaduan antara Kristen sekaligus kebelandaanya yang harmonis sampai sekarang ini. Periode kolonisasi di Minahasa dimulai ketika zaman kekristenan dan peradaban Barat masuk dalam waktu yang bersamaan. Konsep politik yang di canangkan oleh Belanda untuk masyarakat Minahasa bertujuan untuk dapat menuasai wilayah Minahasa dan seluruh masyarakatnya. Adapun politik yang sangat terkenal yang diterapkan Belanda guna memecah belah persatuan masyarakat yaitu di kenal dengan Devide et Impera atau politik memecah Belah. Dengan bergulirnya waktu dan keampuhan dari politik memecah belah ini maka tahap demi tahap Belanda telah berhasil menguasai wilyah Minahasa. Kata Kunci :Politik Kolonial Belanda, Kekuasaan Belanda, Masyarakat Minahasa. 1 Novita Olii Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial. 2 3 Hj. Yusni Pakaya S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2 Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas

3

4

5

6 PENDAHULUAN 4 Nusantara telah dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa beribu-ribu tahun lamanya, dimulai dengan kekuasaan portugis pada tahun 1512 dan berakhir dengan kekalahannya di tangan penduduk Ternate pada tahun Setelah kekuasaan bangsa Portugis berakhir di Nusantara, masuklah Bangsa Belanda yang kekuatannya melebihi kekuatan bangsa Portugis. Pelayaran pertama yang dilakukan bangsa Belanda yaitu mengunjungi daerah Banten dan selanjutnya mereka melanjtkan kembali kembali melewati selat Bali. Sedangkan ekspedisi kedua yang dijalankan oleh Belanda yaitu mencapai daerah Maluku langsung membuat transaksi pembelian rempah-rempah dengan masyarakat setempat. Artinya bahwa penjelajahan Bangsa Belanda di awali pada pada tahun 1596 M, yaitu Cornelis Houtman dan mendarat di pelabuhan banten, namun mereka bersikap keras dan sombong, akhirnya mereka diusir dari pesisir Banten. selanjutnya ekspedisi kedua Belanda pada tahun 1598 dibawah pimpinan Jaco Van Neck, mendarat di Banten, keberhasilan ekspedisi ke-2 ini telah mendorong para pedagang Belanda untuk datang ke Indonesia. Masuknya pengaruh Belanda (barat) kedalam tata kehidupan masyarakat indonesia juga secara bertahap seiring dengan struktur dan lapis-lapis kekuasaan yang dalam, masyarakat bangsa indonesia. Dari 1600 sampai sekitar 1750-an hubungan orang-orang belanda (barat), khususnya para pedagang, masih terbatas pada raja-raja di Indonesia, yang juga sebagai penguasa-penguasa ekonomi perdagang. Sejak 1750 hingga 1800, ketika wilayah kekuasaan belanda semaki meluas, maka sdi daerah-daerah yang langsung dikuasainya kedudukan raja mulai diabaikanya dan dapat menjalin hubungan dengan bupati-bupati. Pada pertengahan abad XIX pengaruh Belanda sudah masuk hingga kepala-kepala desa dan sejak 1900-an telah sampai pula pengaruh Belanda tersebut kepada rakyat dan masyarakt di desa-desa. Sebelum masa pemerintahan Belanda dilakukan secara langsung, Indonesia dipegang oleh kongsi dagang yang dibentuk oleh Belanda itu sendiri yaitu Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). VOC sendiri berdiri pada tanggal 20 maret 1602 tujuannya adalah menghindari persaingan dagang tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda sehingga 5 keuntungan maksimal dapat diperoleh dan memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dagang dengan bangsa Eropa lainnya, serta membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang sedang menduduki Belanda. 6 Masa kekuasaan VOC telah berhasil memaksakan perjanjian-perjanjian terhadap rajaraja di Indonesia yang bukan saja menuntut hak-hak monopoli perdagangan dan kekuasaan pemerintahan, namun lebih jauh lagi memungkinkan VOC melakukan intervensi dalam masalahmasalah internal kerajaan seperti pergantian tahta kerajaan dan lain sebagainya. Melalui kontrak- 4 Novita Olii Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial. 4 Hj. Yusni Pakaya S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2 Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas 5 Novita Olii Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial. 6 Hj. Yusni Pakaya S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2 Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas

7 kontrak politik semacam itu akhirnya raja-raja di Indonesia kehilangan kedaulatannya sama sekali. Hal itu juga terjadi di daerah yang ada di bagian utara Sulawesi yaitu Minahasa. Masuknya VOC di daerah Minahasa melalui jalur kekuasaan Ternate. Wilayah kekuasaanya meliputi wilyah yang luas yaitu Mindanao Selatan atau Pilipina, Sangir Talaud, Minahasa, Gorontalo, daerah-daerah di teluk Tomini, Kepulauan Banggai dan Sula, sebahagian besar pantai Timur Sulawesi, pulau Buton, pulau Sohor, pulau Buru, pulau Seram dan pulau Ambon. Di Minahasa peran Belanda ataupun VOC sangat dominan, dengan dikuasainya Spanyol yang pada masa itu mengusai perdagangan Minahasa, sehingga dengan berjalannya waktu Belanda pun menanamkan sitem Politiknya yang merupakan salah satu bagian dari tujuannya untuk menjajah Indonesia khusnya daerah Minahasa. Salah satu politik yang dijalankan oleh Belanda untuk menguasai rakyat Minahasa secara kolektif yaitu politik Adu Domba atau Devide et Empira. Politik ini sangat mulus perjalannya untuk kemudian memecah belahkan walak-walak ataupun rakyat Minahasa. Akhirnya dengan berhasil penerapan politik tersebut tidak menunggu waktu yang begitu lama akhirnya daerah Minahasa dapat dikuasai sepenuhnya oleh bangsa Belanda. Dan mulai saat itu segala aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat Minahasa dapat di intervensi oleh pihak Belanda serta dengan mudah dapat menanamkan sikap politiknya dengan baik dan mudah. Berlandaskan latar belakang diatas maka penulis sangat tertarik untuk meneliti sejarah Politik kolonial Belanda yang terjadi pada abad ke-17 dengan formasi judul: Politik Kolonial Belanda Dalam Menanamkan Kekuasaan Di Minahasa Abad ke-17. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini mengikuti tahapan-tahapan metode sejarah seperti dalam buku Helius Sjamsudin 7 dengan Langkah-langkah sebagai berikut: 1. Heuristik 2. Kritik 3. Interpertasi 4. Historiografi PEMBAHASAN Portugis di Minahasa Masuknya bangsa Portugis di Minahasa merupakan satu kegagalan dari perjanjian Tordetilas tanggal 7 juni Meskipun sudah diperbaharui tahun 1514 di Saragosa Portugis, namun masih terjadi perbedaan pendapat antara Spanyol dan Portugis dalam pembahagian kekuasaan dunia sesuai dengan peta yang ada pada kedua belah pihak, berkisar pada 40 derajat di daerah Maluku ialah dengan adanya kamp-kamp tahanan tentara Spanyol di Ternate tahun 1521 dan kamp tahanan di Tidore oleh penguasa Portugis di Maluku. Salah satu kamp tahanan di Ternate meringkuk sebahagian awak kapal Trinidad salah satu kapal yang tergabung armada Spanyol pimpinan Magelhaens yang di sergap Angkatan laut 7 Helius Sjamsudin Metodologi Sejarah. Yogyakarta. Penerbit: Ombak.,Hlm : 67.

8 Portugis sewaktu kapal tersebut mengalami kebocoran di perairan Maluku dalam pelayaran kembali, sekitar tahun 1521 (Turang, 1979: 49) Tawanan-tawanan tentara Spanyol di Ternate inilah yang sempat lolos atas perantaraan orang-orang Babontehu dari kerajaan Manado yang kebetulan pada waktu itu sedang berdagang beras di Ternate dan mendarat di Minahasa sekitar tahun Kemudian selanjutnya pada sekitar tahun 1530 terjadi lagi pelarian kedua tentara Spanyol yang ditawan Portugis di Tidore. Pengaruh Spanyol Di Minahasa Kepala pasukan dan Pemerintahan Spanyol ini disebut Petor ( J. A. Worotikan, dalam Turang, : 56). Sebagai pusat pemerintahan Spanyol dengan kedudukan Petor Kepala ditempatkan di Kerajaan Manado Babontehu. Petor yang berkedudukan di Kerajaan Manado adalah sebagai wakil raja Spanyol sekaligus sebagai komandan pasukan di Kerajaan Manado, Minahasa dan daerah Manado sekarang. Di Wanua Wenang daerah Manado sekarang mula pertama belum ditempatkan pasukan atau belum ditempatkan seorang petor. Petor dengan satu Garnisun pasukan mulai ditempatkan di Manado sekitar tahun Di daerah Walak Tombulu ditempatkan satu pasukan dan komandannya ialah seorang Kapten yang oleh penduduk Walak disebut juga Petor sedang di desa Kali ditempatkan pos tentara dengan daerah patrolinya meliputi daerah Manado sekarang (Taulu, 1971 : 22 ). Tugas patroli ini adalah untuk dapat mengawasi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Minahasa. Sehingga gerak yang dijalankan oleh seluruh masyarakat dapat diketahui secara jelas dan pasti. Olehnya mereka dengan sikap yang kejam mengawasi kegiatan masyarakat yang sudah tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh mereka. Apalgi menyangkut kegiatan untuk mengusi para penjajah tersebut. Dalam usaha Spanyol untuk menanamkan pengaruh di Minahasa dan Manado maka daearah daerah ini dibahaginya dalam beberapa wilayah kerja, antara lain : 1. Daerah Pakasaan Tombulu merupakan pusat serta daerah operasi terutama dan kegiatan utama misionaris pater pater Spanyol. 2. Daerah Pelaksanaan Tonsea dan Toulour dijadikan daerah tempat tinggal perwira perwira pertama tentara Spanyol dan menjadi daerah patroli pasukan. 3. Daerah Pelaksanaan Tontemboan merupakan daerah daerah patroli pasukan dan sering sering dikunjungi petor petor ( J. A. Worotikan, dalam Turang, 1979 : 57). Pengaruh Kolonial Belanda Di Minahasa 8 8 Novita Olii Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial. 8 Hj. Yusni Pakaya S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2 Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas

9 Pada masa sebelum VOC didirikan para pemimpin Belanda sudah memikirkan pembentukan pembentukan suatu kekuatan perang untuk mematahkan kekuatan Spanyol dan Portugis di daerah seberang lautan (Van Leur dalam Turang 1979 : 76 ) adapun yang di maksud dengan daerah seberang lautan adalah derah sekitar lautan Pasifik dan lautan Hindia termasuk Indonesia. Hal ini di sebabkan rempah-rempah yang berasal sari daerah-daerah seberang sangat laku di pasaran Eropa, dimana waktu itu pusat pemasarannya berada di kota Losboa. Pasaran rempah-rempah ini sangat mempengaruhi dan menentukan keadaan politik Eropa. Tendensi ini nampak dalam gerakan-gerakan kapal dagang Belanda dalam bentuk suatu kekuatan armada yang di lengakapi dengan persenjataan, berusaha mencari rempah-rempah di daerah seberang antara lain di Sumatera dan Maluku. Armada pertama Belanda yang datang di Maluku di pimpin oleh Admiral Warwijk tahun Kemudian di susul oleh pimpinan Steven van der Hagnen tahun 1601 yang berhasil berhubungan dagang dengan Sultan Hitu. (R.Z. Leirissa, 1975 : 19) Karena itu tugas armada-armada Belanda tersebut di atas selain tujuannya berdagang, berusaha mematahkan dan menghancurkan pertahan-pertahanan Portugis dan Spanyol baik di darat maupun di laut di mana saja mereka temukan. Tujuan dan usaha Belanda lebih di tingkatkan sejak didirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie atau di singkat VOC pada tanggal 2 Maret Dengan demikian mulailah satu persatuan benteng pertahanan Portugis di Maluku di hancurkan oleh armada-armada Belanda. Pada tanggal 25 Februari 1605 suatu gerakan armada Belanda, yang di pimpin oleh Steven van der Haghen menuju ke Ambon berhasil merebut benteng Portugis di Leitimore. (Sartono kartodirjo, 1988 : 9). Dengan jatuhnaya Leitimore, maka hubungan dagang yang dudah ada dan baik Sultan Hitu dan Belanda, di tingkatkan dengan di buatnya kontrak yang merupakan kontrak pertama dengan VOC pada tahun ( R. Z Leirissa 1975 : 24 ). Benteng Leitimore merupakan benteng pertahanan Portugis yang sangt berarti. Olehnya itu setelah bangsa penjajah Belanda berhasil melumpuhkan benteng tersebut maka hancur sudah masa penjajahan Portugis di Ambon. Dari Ambon inilah langkah awal Belanda untuk menguasai wilayah Manado (Minahasa) di Sulawesi Utara. Mulai pada saat itu Hitu dan Leitimore di Ambon di jadikan pangkalan pertama Belanda di Maluku. Dengan adanya pangkalan-pangkalan ini lebih memudahkan usaha penguasaan Belanda pada seluruh daerah Maluku dan sekitarnya. 9 Novita Olii Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial. 9 Hj. Yusni Pakaya S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2 Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Novita Olii Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial. 9 Hj. Yusni Pakaya S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2 Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas

10 Dr. F. R. J. Verhoeven menulis tentang penguasaan Maluku oleh Belanda, bahwa perang untuk merebut Maluku merupakan perisai wilayah perbatasan (Van Leur dkk dalam Turang, 1979 : 78) dalam usaha memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Salah satu yang menjadi incaran VOC adalah Minahasa (Rikclefs, 2005 : 145) yang pada masa itu masih berada ditangan kekuasaan Spanyol. Pada pembicaraan dengan Belanda di Ternate sebagai pembaharuan permohonan yang sudah di sampaikan sejak tahun 1644 untuk mengadakan persekutuan dan persahabatan. Selain itu di mintakan pada Belanda dalam rangka perlindungan atas ancaman Spanyol supaya didirikan benteng di Manado pada bekas didirikan loji pada tahun Bertepatan dengan kedatangan utusan-utusan di Ternate, seorang anggota Raad van Indie Arnold de Vlamingh van Outshorn berada di Ternate dalam rangka konsolidasi operasi wilayah perbatasan untuk penguasaan keseluruhan Maluku di Bawah kekuasaan Belanda. Dalam salah satu sumber di jelaskan bahwa menurut perjanjian Bongaya (1667) daerah Manado (Minahasa) di akui oleh VOC masuk ke wilayah kekuasaan raja Ternate (Sartono Kartodirjo : ). Sehingganya hal ini memberikan kemudahan bagi Belanda untuk lebih menanamkan kekuasaanya di wliayah Minahasa. Kedekatan Politik inilah yang menjadi bahan pendekatan yang lebih baik ketimbang Belanda harus secara langsung mengadakan penajahan pada wliayah tersebut. Karena secara emosional bahwa jika Belanda telah menguasai induknya dalam hal ini adalah Ternate, maka secara otomatis Belanda juga telah dapat menaklukan wilayah Minahasa. Politik Belanda Pada Masyarakat Minahasa Kontrak 10 Januari 1697 merupakan usaha dari Belanda untuk dapat menguasai daerah Minahasa yang pada waktu itu dikuasai oleh Walak-walak atau para penduduk pribumi asli. Pihak Belanda berusaha menerepkan salah satu politik "adu domba" antara para pemimpin masing-masing walak tersebut. Ini juga merupakan dasar konflik yang terjadi antara Rakyat dengan pihak Belanda. sehingganya penting untuk diuraikan agar dapat mengetahui dasar penguasaan Belanda di Minahasa 10 Mula pertama pihal-pihak walak-walak terutama yang berada di manado menganggap pembangunan benteng Nederlandsvhe Vastickijt di pelabuhan Manado adalam merupakan perwujudan perlindungan bersama dalam mengahadapi serangan-serangan dari luar, terutama ancaman-ancaman Spanyol (Turang, 1979 : 92). Tidak ada rasa kecurigaan walak-walak bahwa bahwa di balik pendirian benteng adalah merupakan suatu pertahan dalam rangka pelaksanaan tujuan-tujuan politik penjajahan di sekuruh kepulauan Indonesia, terutama Manado dan sekitarnya. Hal ini seperti nampak di daerah Maluku yaitu di Hitu, Leitimore, dan Ternate. Dalam pelaksanaan politik ini Belanda berpendirian siapa saja sebagai penguasa pribumi di daerah yang 10 Novita Olii Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial. 10 Hj. Yusni Pakaya S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2 Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas

11 ditempatkan pangkalan di armadanya, ia mengakuainya asalkan saja kepentingannya dipenuhi atau penguasa pribumi itu melayani monopoli dagangannya, Di Manado politik ini nampak kegiatannya dengan pengiriman kapal-kapal dagangannya di pelabuhan Manado dalam rangka perdagangan dengan walak-walak, terutama walak Ares di daerah Manado, dengan pusat penukarannya di Wanua Wenang sekitar pelabuhan Manado. Perdagangan di pelabuhan Manado terutama bahan-bahan makanan antara lain beras, padi dan lain-lain sejak tahun Demikian pula dalam pendirian benteng Nederlandsche Vastigkijt, Belanda hanya menempatkan sejumlah pasukan dalam rangkka perlindungan bersama. Tugas pasukan di benteng ini mula-mula hanya merupakan pengamanan dan pelaksanaan pengumpulan bahan-bahan makanan hasil perdagangan dengan tukar menukar dengan penduduk Wanua Wenang, denagan penduduk Walak-Walak di daerah Manado dan Minahasa (Turang, 1979 : ). Namun akhirnya telah dijadikan sebagai daerah untuk mengontrol proses pelaksanaan monopoli Belanda itu sendiri. Di satu pihak tentara-tentara Belanda pun menunjukan satu sikap yang penuh ramahtamah dengan penduduk sehingga sama sekali tidak timbul kecurigaan dari penduduk dan Walak-Walak yang berada di sekitar benteng atau di daerah Manado, bahkan Belanda akan mengadakan tindakan-tindakan penekanan-penekanan. Tapi ternyata dibalik peningkatan pertahanan benteng Fort Amsterdam ini adalah dalam rangka pelaksanan perobahan fungsi benteng dari perlindungan bersama, menjadi satu pertahanan kekuasaan penjajahan Belanda (Turang, 1979: 95 ). Pelaksanaan politik ini mula pertama menekan pada segi pertahanan daerah-daerah yang telah di duduki atau daerah yang telah di kuasai dalam arti telah mempunyai pertahanan dan monopoli dagang. Perluasan Wilayah baru secara bertahap dengan politik pemerintahan ini mulai di laksanakan. Politik pertahanan ini adalah dalam rangka pengamanan hubungan antara daerah 11 yang telah di duduki dengan pusat kekuasaan Belanda di Batavia. Sehubungan dengan pelaksanaan politik ini Manado sebagai satu pelabuhan yang sudah mempunyai benteng Fort Amsterdam, maka di tinjau dari beberapa aspek pertahanan sesuai politik Belanda ini di anggap potensiel dan penting. SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sebelum masa kolonial Belanda di mulai di Minahasa, bangsa Barat yang pertama kali menginjakan kakinya di daerah ini adalah Bangsa Spanyol. Bangsa Spanyol pertama kali menginjakan kakinya di muara Sungai Tondano. Masuknya Spanyol di daerah Minahasa merupakan satu kegagalan dari perjanjian Tordesilas tanggal 7 Juni 1494 meskipun sudah dibaharui tahun 11 Novita Olii Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial. 11 Hj. Yusni Pakaya S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2 Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas

12 1514 di Saragosa Portugis namun masih terjadi perbedaan pendapat antara Spanyol dan Pertugis dalam pembahagiaan kekuasaan dunia. Masuknya Belanda melalui perdagangan membawa dampak buruk bagi rakyat ataupun dengan Walak yang ada di Minahasa yang berujung pada konflik antar Walak yang dilatar belakangi dengan dijalankannya politik adu domba oleh Belanda, sehingga menyebabkan konflik serta terjadinya berbagai macam perjanjian ataupun kontrak antar walak beserta Belanda sebagai motor penggerak dari kontrak tersebut. Selanjutnya Gubernur Belanda Simon Cos berhasil mendirikian benteng Fort Amsterdam sebagai tempat untuk mengendalikan segala kegiatannya di Mianahasa dan mengendalikan rakyat Minahasa sehingga berujung pada konflik antara Rakyat Minahasa dan Belanda, serta penguasaan wilalayh Sulawesi Utara secara kompherensif B. Saran Sejarah lokal sangat patut untuk di kembangkan sehingga sejarah-sejarah yang sudah terkubur akan dapat diketahui kembali. Aksitensi sejarah sangat penting untuk menggali kejadian-kejadian masa lampau yang seharusnya diketahui oleh orang banyak. Sejarah Minahasa sangat penting untuk diketahui karena selain daerah ini merupakan daerah paling ujung laut Sulawesi juga merupakan daerah yang sangat unik dan penting untuk di gali kesejarahannya. 12 Sehingga penulisan Skripsi ini menjadi hal sangat krusial untuk diketahui oleh khalayak luas karena didalamnya terdapat berbagai macam hal-hal penting yang patut untuk diketahui. DAFTAR RUJUKAN Alex N. Turang, Tinjauan Singkat Pemerintahan Kota Manado. Manado. Tesis. Tidak di Terbitkan. Agustina Soebachman, Sejarah Nusantara Berdasarkan Urutan Tahun. Yogyakarta. Penerbit: Syura Media Utama. Bert Supit, Minahasa : Dari Amanat Watu Pinawetengan Sampai Gelora Minawanua. Jakarta. Penerbit : Sinar Harapan. 12 Novita Olii Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial. 12 Hj. Yusni Pakaya S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2 Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Novita Olii Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial. 12 Hj. Yusni Pakaya S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2 Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas

13 Burhanuddin Domili, Pemekaran Wilayah: Provinsi Sulawesi Utara (Suatu Tinjauan Sejarah). Dalam Jurnal Esagenang (Jurnal Hasil Penelitian Jarahnitra). Manado. Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional Manado. Helius Sjamsudin, Metodologi Sejarah. Yogyakarta. Penerbit: Ombak Joutje Sendoh, Sejarah Perkembangan Masyarakat Minahsa Dan Perjuangannya. Dalam Profil Kebudayaan Minahasa. Tomohon. Penerbit Mejelis Kebudayaan Minahasa. Remy Silado, Nyanyian Kematian Dalam Tradisi Sinkretisme di Minahasa. Dalam Jurnal Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Yogyakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Yayasan Bentang Budya. Ricklefs M.C, Sejarah Indonesia Modern Jakarta. Penerbit: PT Serambi Ilmu semesta. R.Z Leirissa, Maluku Dalam Perjuangan Nasional Indonesia. Jakarta. Lembaga Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Dari Emporium 13 Sampai Imperium. Jakarta. Penerbit: PT. Gramedia H.M Taulu, Sejarah Minahasa. Manado. F.S Watasuke, Sejarah Minahasa. Manado. Cetakan Ke-dua 13 Novita Olii Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial. 13 Hj. Yusni Pakaya S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2 Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nusantara telah dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa berabad-abad tahun lamanya, dimulai dengan kekuasaan portugis pada tahun 1512 dan berakhir dengan kekalahannya

Lebih terperinci

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA Peta Konsep Peran Indonesia dalam Perdagangan dan Pelayaran antara Asia dan Eropa O Indonesia terlibat langsung dalam perkembangan perdagangan dan pelayaran antara Asia

Lebih terperinci

Pembukaan. Semoga berkenan, terima kasih.

Pembukaan. Semoga berkenan, terima kasih. Pembukaan Sebagaimana kita semua tahu bahwa jaman dahulu bangsa kita ini dijajah oleh bangsa Belanda selama 3,5 abad. Banyak orang yang tidak begitu mengetahui apa saja tujuan Belanda jauh-jauh datang

Lebih terperinci

Rute Penjelajahan Samudera Bangsa Eropa

Rute Penjelajahan Samudera Bangsa Eropa Rute Penjelajahan Samudera Bangsa Eropa PETA PENJELAJAHAN SAMUDRA 1. Penjelajahan samudra bangsa Spanyol Mulai tahun 1451 masehi atas perintah Ratu Isabella bangsa Spanyol mengadakan penjelajahan samudra.

Lebih terperinci

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME KOLONIALISME DAN IMPERIALISME Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga

Lebih terperinci

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN Saya siswa kelas 5A Siap Belajar dengan Tenang dan Tertib dan Antusias Pada abad ke-16 berlayarlah bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Timur. Diantaranya adalah Portugis, Spanyol,

Lebih terperinci

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: mendeskripsikan sebab dan tujuan kedatangan bangsa barat ke Indonesia;

Lebih terperinci

Melacak Perburuan Mutiara dari Timur

Melacak Perburuan Mutiara dari Timur Melacak Perburuan Mutiara dari Timur A. Latar Belakang Masuknya Bangsa Barat Peta diatas merupakan gambaran dari proses kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Nusantara. Garis menggambarkan proses perjalanan

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Nama Sekolah : SMK AL-ISHLAH CILEGON Alokasi Waktu : 90 menit Mata Pelajaran : Sejarah Jumlah : 30 PG, 5 uraian Kelas/ Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini dapat digunakan sebagai pengawet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Banyak fasilitas yang dibangun oleh Belanda untuk menunjang segala aktivitas Belanda selama di Nusantara. Fasilitas yang dibangun Belanda dapat dikategorikan ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aceh terletak di ujung bagian utara pulau Sumatera, bagian paling barat dan paling utara dari kepulauan Indonesia. Secara astronomis dapat ditentukan bahwa daerah ini

Lebih terperinci

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1 Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1 Latar Belakang Kesultanan Gowa adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi

Lebih terperinci

PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT

PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DAFTAR ISI LATAR BELAKANG KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA What: (latar belakang) Indonesia negara dengan SDA yang melimpah Why: (Alasan) Orang-orang

Lebih terperinci

BAB XIII PERKEMBANGAN MASYARAKAT PADA MASA KOLONIAL EROPA PETA KONSEP. Kata Kunci

BAB XIII PERKEMBANGAN MASYARAKAT PADA MASA KOLONIAL EROPA PETA KONSEP. Kata Kunci BAB XIII PERKEMBANGAN MASYARAKAT PADA MASA KOLONIAL EROPA Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kamu memiliki kemampuan untuk menjelaskan kedatangan bangsa Eropa dan perkembangan agama Nasrani pada masa

Lebih terperinci

Benteng Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Seorang wartawan New York Times, Barbara Crossette pernah menggambarkan

Lebih terperinci

Sejarah Berdirinya Kota Ambon

Sejarah Berdirinya Kota Ambon Sejarah Berdirinya Kota Ambon Balai Pelestaria Nilai Budaya Ambon Sejarah Berdirinya Kota Ambon Sejarah kota Ambon dimulai pada saat kedatangan orang-orang Portugis membangun benteng di pulau ini sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedatangan orang-orang Eropa pertama di kawasan Asia Tenggara pada awal abad XVI kadang-kadang dipandang sebagai titik penentu yang paling penting dalam sejarah kawasan

Lebih terperinci

Kerajaan Ternate dan Tidore. Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27)

Kerajaan Ternate dan Tidore. Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27) Kerajaan Ternate dan Tidore Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27) 1 Letak Kerajaan Sejarah Berdirinya Keadaan Kerajaan Kerajaan Ternate dan Tidore

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah usaha untuk memperluas, menjamin lalu lintas perdagangan rempah-rempah hasil hutan yang

Lebih terperinci

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB 2 DATA & ANALISA BAB 2 DATA & ANALISA 2.1. Data Sejarah 2.1.1. Sejarah Singkat VOC VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie) adalah sebuah kongsi dagang dari Belanda yang beridiri pada 1602 dari perseroan dagang yang tadinya

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 KISI-KISI PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 Nama Sekolah : SMA Islam Al-Azhar BSD Alokasi Waktu : 90 menit Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Jumlah Soal : 50 Kelas / Semester : XI / Ganjil Bentuk Soal : Pilihan

Lebih terperinci

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA BAB I PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA Tahun 1620, Inggris sudah mendirikan beberapa pos perdagangan hampir di sepanjang Indonesia, namun mempunyai perjanjian dengan VOC untuk tidak mendirikan

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU SEJARAH DAN REAKSI TERHADAP IMPERIALISME. Oleh : Dr. Agus Mulyana,M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia

PENGANTAR ILMU SEJARAH DAN REAKSI TERHADAP IMPERIALISME. Oleh : Dr. Agus Mulyana,M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia PENGANTAR ILMU SEJARAH DAN REAKSI TERHADAP IMPERIALISME Oleh : Dr. Agus Mulyana,M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia A. Pengantar Ilmu Sejarah 1. Pengertian Sejarah Asal Kata Sejarah dari bahasa Arab

Lebih terperinci

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT A. Pengaruh Kebudayaan Islam Koentjaraningrat (1997) menguraikan, bahwa pengaruh kebudayaan Islam pada awalnya masuk melalui negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang pernah dijajah sampai berabad-abad lamanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang pernah dijajah sampai berabad-abad lamanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang pernah dijajah sampai berabad-abad lamanya oleh negara-negara penjajah Eropa, yaitu Portugis 1, Spanyol 2, Inggris 3, dan Belanda

Lebih terperinci

8. Apa perjuangan beliau? 9. Apa strategi beliau dalam mengusir penjajah? 10. Apa sikap yang harus diambil dari para pahlawan?

8. Apa perjuangan beliau? 9. Apa strategi beliau dalam mengusir penjajah? 10. Apa sikap yang harus diambil dari para pahlawan? KELAS 4 TEMA 5 SUB TEMA. Apa tujuan Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa? 2. Apakah Gajah Mada bisa disebut sebagai pahlawan pada masa Kerajaan Majapahit? Jelaskan! 3. Hitunglah operasi berikut ini: a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara BAB V KESIMPULAN Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara merupakan salah satu tempat tujuan maupun persinggahan bagi kapal-kapal dagang dari berbagai negara di dunia. Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan budaya merupakan bagian dari adat istiadat, bentuk-bentuk tradisi

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan budaya merupakan bagian dari adat istiadat, bentuk-bentuk tradisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sistem yang mempengaruhi kualitas budaya di suatu daerah adalah adaptasi budaya. Adaptasi suatu proses penyesuain diri yang dilakukan oleh masyarakat agar

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5 Disusun Oleh : Kelompok 5 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5 LATAR BELAKANG TOKOH PEMIMPIN KRONOLOGIS PETA KONSEP PERLAWANAN

Lebih terperinci

MAKALAH SEJARAH TENTANG PERANG TONDANO I DAN II

MAKALAH SEJARAH TENTANG PERANG TONDANO I DAN II MAKALAH SEJARAH TENTANG PERANG TONDANO I DAN II Kelompok : 6 1. Siti Indriani 2. Siti Juriah 3. Sapitri Aulia 4. Garnis Widiya Rahayu Disunsun oleh : KELAS : XI MIPA 2 SMAN 20 KAB TANGERANG i KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai

Lebih terperinci

Oleh Taufik Hidayat, S.Pd

Oleh Taufik Hidayat, S.Pd Oleh Taufik Hidayat, S.Pd Terlebih dahuli kita akan membahas apa itu Kolonialisme dan Imperialisme Kolonialisme merupakan politik atau praktik yang di jalankan oleh suatu negara terhadap negara lain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. internasional, adanya kontrol terhadap labour dan hasil tanah serta sudah memilki

I. PENDAHULUAN. internasional, adanya kontrol terhadap labour dan hasil tanah serta sudah memilki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nusantara adalah sebuah wilayah yang telah berkembang menjadi wilayah perdagangan internasional, karena sudah memiliki perniagaan regional dan internasional, adanya kontrol

Lebih terperinci

MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA

MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA Latar Belakang Kedatangan Herman William Daendels Herman William Daendels di utus ke Indonesia pada tahun 1808 dengan tujuan yakni mempertahankan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun 1607-1636, maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi historis maupun dari segi paedagogis

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMK N 1 Seyegan : Sejarah Indonesia (wajib) : XI / Gasal : Antara Kolonialisme Dan Imperialisme

Lebih terperinci

2015 PERANAN JAN PIETERSZOON COEN DALAM MEMBANGUN BATAVIA SEBAGAI KOTA PELABUHAN TAHUN

2015 PERANAN JAN PIETERSZOON COEN DALAM MEMBANGUN BATAVIA SEBAGAI KOTA PELABUHAN TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan telah lama menjadi faktor yang membuat interaksi antar bangsa di Nusantara ataupun antara bangsa di Nusantara dengan bangsa di belahan bumi lainya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 berlakulah dualisme hukum di Indonesia, yaitu di samping berlakunya hukum Belanda kuno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Secara historis nama Banggai dahulunya bernama Kerajaan Tano Bolukan yang artinya

BAB I PENGANTAR. Secara historis nama Banggai dahulunya bernama Kerajaan Tano Bolukan yang artinya BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Secara historis nama Banggai dahulunya bernama Kerajaan Tano Bolukan yang artinya tempat pelantikan raja atau tempat meluruskan. Tano Bolukan merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendudukan Jepang di Indonesia Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah meletuskan suatu perang di Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk wilayah Indonesia bagian barat. Karena letaknya berada pada pantai selat Malaka, maka daerah

Lebih terperinci

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia MATA UJIAN BIDANG TINGKAT : P.ENGETAHUAN UMUM : SEJARAH : SARJANA/DIPLOMA PETUNJUK UMUM 1) Dahulukan menulis nama dan nomor peserta pada lembar jawaban 2) Semua jawaban dikerjakan di lembar jawaban yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Hindia Belanda. Setelah Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) 31. besar di daerah Sumatera Timur, tepatnya di Tanah Deli.

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Hindia Belanda. Setelah Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) 31. besar di daerah Sumatera Timur, tepatnya di Tanah Deli. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad 19 dalam sejarah merupakan abad terjadinya penetrasi birokrasi dan kekuasaan kolonialisme Belanda yang di barengi dengan Kapitalisme di beberapa wilayah

Lebih terperinci

TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR PERLAWANAN RAKYAT DAN BANGSA INDONESIA UNTUK MELAWAN PORTUGIS DAN VOC DISUSUN OLEH : VINDY F. UTAMA ( 31 ) XI MIA 3

TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR PERLAWANAN RAKYAT DAN BANGSA INDONESIA UNTUK MELAWAN PORTUGIS DAN VOC DISUSUN OLEH : VINDY F. UTAMA ( 31 ) XI MIA 3 TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR PERLAWANAN RAKYAT DAN BANGSA INDONESIA UNTUK MELAWAN PORTUGIS DAN VOC DISUSUN OLEH : VINDY F. UTAMA ( 31 ) XI MIA 3 SMA NEGERI 1 WONOSARI TAHUN AJARAN 2014/2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra,

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang terletak di benua asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra, yaitu samudra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituturkan di sejumlah wilayah di Indonesia, dan ada pula bahasa-bahasa etnik

BAB I PENDAHULUAN. dituturkan di sejumlah wilayah di Indonesia, dan ada pula bahasa-bahasa etnik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara multibahasa. Ada bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi kenegaraan, ada bahasa Melayu lokal yang dituturkan di

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Mata Pelajaran : Program Studi IPA (Sejarah) Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Kerajaan Kutai dan Tarumanegara Pertemuan Ke- : 1 Alokasi Waktu : 1 x pertemuan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tionghoaterhadap kebudayaan Indonesia.Etnis

1. PENDAHULUAN. lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tionghoaterhadap kebudayaan Indonesia.Etnis 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda satu sama lain, meskipun begitu, beberapa dari kebudayaan tersebut memiliki pengaruh yang menonjol terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat. Merdeka yang dimaksud adalah terbebas dari kekuasaan Kerajaan

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat. Merdeka yang dimaksud adalah terbebas dari kekuasaan Kerajaan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut catatan sejarah, Sumedang mengalami dua kali merdeka dan berdaulat. Merdeka yang dimaksud adalah terbebas dari kekuasaan Kerajaan Mataram dan masa kabupatian

Lebih terperinci

sesudah adanya perjanjian Wina dan terutama dibukanya terusan Suez. Hal

sesudah adanya perjanjian Wina dan terutama dibukanya terusan Suez. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masuknya bangsa Eropa ke Indonesia pertama kali ditandai dengan kedatangan bangsa Portugis pada abad 16 M kemudian diteruskan dengan kedatangan bangsa Belanda yang

Lebih terperinci

Seminar Pertumbuhan Dan Perkembangan Kesultanan Di Nusantara Abad XVII Masehi

Seminar Pertumbuhan Dan Perkembangan Kesultanan Di Nusantara Abad XVII Masehi Seminar Pertumbuhan Dan Perkembangan Kesultanan Di Nusantara Abad XVII Masehi *Diselenggarakan 20 November 2013 oleh Jurusan Sejarah & Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

SEJARAH HUKUM INDONESIA

SEJARAH HUKUM INDONESIA SEJARAH HUKUM INDONESIA GAMBARAN SEJARAH HUKUM INDONESIA ADAT VOC 1622-1799 AB RR IS JEPANG UUD 45 170845 RIS 1949 UUDS 1950 UUD 45 1959 SAAT INI INGGRIS SBL BLD PENJAJAHAN BELANDA SEBELUM BELANDA Hukum

Lebih terperinci

KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH PENYUSUN : 1. A. ARDY WIDYARSO, DRS. ID NO :

KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH PENYUSUN : 1. A. ARDY WIDYARSO, DRS. ID NO : KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH JENJANG PENDIDIKAN : PENDIDIKAN DASAR SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR (/MI) MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) ALOKASI WAKTU : 120 MENIT JUMLAH SOAL

Lebih terperinci

Naskah Drama. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Naskah Drama. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Naskah Drama Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Kemunculan kerajaan ini diperkirakan berdiri mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M[1]

Lebih terperinci

KEUNGGULAN LOKASI TERHADAP KOLONIALISME DI INDONESIA

KEUNGGULAN LOKASI TERHADAP KOLONIALISME DI INDONESIA KEUNGGULAN LOKASI TERHADAP KOLONIALISME DI INDONESIA ALASAN BANGSA EROPA MELAKUKAN PERJALANAN SAMUDRA KARENA JATUHNYA KOTA KONSTANTINOPEL KE TANGAN BANGSA TURKI. UNTUK MENCARI REMPAH-REMPAH. INGIN MENJELAJAHI

Lebih terperinci

Warisan Rezim Prancis di Jawa: Kajian Strategi Militer dan Politik Birokrasi dalam Historiografi Indonesia

Warisan Rezim Prancis di Jawa: Kajian Strategi Militer dan Politik Birokrasi dalam Historiografi Indonesia Warisan Rezim Prancis 1808 1811 di Jawa: Kajian Strategi Militer dan Politik Birokrasi dalam Historiografi Indonesia Djoko Marihandono dmarihan@ui.edu Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA EKSPEDISI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA KORIDOR MALUKU DAN MALUKU UTARA TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci

BAB 5: SEJARAH POLITIK KOLONIAL

BAB 5: SEJARAH POLITIK KOLONIAL www.bimbinganalumniui.com 1. Pada tahun 1811, seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia telah berhasil direbut oleh... a. Alfonso d Albuqueque b. Lord Minto c. Bartholomeus Diaz d. Thomas Stamford

Lebih terperinci

Untung Suropati. Untung Bersekutu Dengan VOC

Untung Suropati. Untung Bersekutu Dengan VOC Untung Suropati Untung Suropati lahir di Bali pada tahun 1660. Ia hidup pada masa Amangkurat II yang pernah memberikan restu kepadanya untuk menaklukan pasuruan. Menurut Babad Tanah Jawi, semasa kecil,

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Sejarah

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Sejarah UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Sejarah Kelas : 8 Waktu : 10.00-11.30 No.Induk : Hari/Tanggal : Senin, 08 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Di dalam sejarah Islam

BAB I PENDAHULUAN. sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Di dalam sejarah Islam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Pusat kerajaan ini terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Di dalam sejarah Islam kerajaan Mataram

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( ) 58 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka, dapat disimpulkan bahwa Proses Perjuangan Lettu CPM Suratno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Panggungrejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Batubara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang baru menginjak usia 8 tahun ini diresmikan tepatnya pada 15

Lebih terperinci

Tugas Perkuliahan & bobot nilai. Model Perkuliahan. Sub Pokok Bahasan. Kompetensi Khusus. Pokok Bahasan. Pertemuan ke- No.

Tugas Perkuliahan & bobot nilai. Model Perkuliahan. Sub Pokok Bahasan. Kompetensi Khusus. Pokok Bahasan. Pertemuan ke- No. SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH SEJARAH ISLAM DI INDONESIA DOSEN : Drs. Andi Suwirta, M,Hum. Dr. Agus Mulyana, M.Hum. Encep Supriatna, M.Pd. BOBOT 3 SKS/Kode SJ 200 =======================================================================================================

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem kekuasaan yang diterapkan di Indonesia sebelum adanya pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem kekuasaan yang diterapkan di Indonesia sebelum adanya pengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem kekuasaan yang diterapkan di Indonesia sebelum adanya pengaruh dari budaya luar masih terikat dengan adat istiadat yang berlaku yang dipimpin oleh ketua

Lebih terperinci

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA A. Awal Misi di Maluku Misi Katolik di Nusantara dimulai ketika bangsa Portugis melaksanakan perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Palembang muncul sebagai Kesultanan Palembang sekitar pada tahun 1659 dan

I. PENDAHULUAN. Palembang muncul sebagai Kesultanan Palembang sekitar pada tahun 1659 dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Palembang merupakan salah satu wilayah terpenting yang berada di Sumatera dikarenakan keadaan geografinya yang kaya akan sumber daya alamnya dan didominasi oleh

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus

BAB VI KESIMPULAN. Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus BAB VI KESIMPULAN Berbagai penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan wacana agama Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus tema etika, dan moralitas agama

Lebih terperinci

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA by: Dewi Triwahyuni INTERNATIONAL RELATIONS DEPARTMENT COMPUTER UNIVERSITY OF INDONESIA (UNIKOM) BANDUNG 2013 1 SOUTHEAST ASIA (SEA) 2 POSISI GEOGRAFIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi raja ia juga terkenal sebagai seorang pujangga. Ia dikenal sebagai raja

BAB I PENDAHULUAN. menjadi raja ia juga terkenal sebagai seorang pujangga. Ia dikenal sebagai raja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sultan Agung adalah salah satu raja di kerajaan Islam Mataram yang selain menjadi raja ia juga terkenal sebagai seorang pujangga. Ia dikenal sebagai raja Mataram

Lebih terperinci

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurun waktu 1945-1949, merupakan kurun waktu yang penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Karena Indonesia memasuki babakan baru dalam sejarah yaitu masa Perjuangan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kolonialisme berawal dari perkembangan situasi ekonomi, dimana

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kolonialisme berawal dari perkembangan situasi ekonomi, dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolonialisme berawal dari perkembangan situasi ekonomi, dimana rempah-rempah menjadi komoditas yang paling menguntungkan pasar internasional. Itulah yang mendorong para

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Salatiga merupakan kota kecil yang berada di lereng gunung Merbabu.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Salatiga merupakan kota kecil yang berada di lereng gunung Merbabu. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salatiga merupakan kota kecil yang berada di lereng gunung Merbabu. Letaknya yang di kelilingi oleh pegunungan selalu memberikan suasana yang sejuk. Secara astronomis

Lebih terperinci

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP

Lebih terperinci

Sejarah. Arung Sejarah Bahari Suatu Pendekatan Edukatif Melihat Laut Dari Perspektif Sejarah

Sejarah. Arung Sejarah Bahari Suatu Pendekatan Edukatif Melihat Laut Dari Perspektif Sejarah Arung Sejarah Bahari Suatu Pendekatan Edukatif Melihat Laut Dari Perspektif Sejarah Stenli R. Loupatty 1 A. Pengantar Nenek Moyangku Orang Pelaut, Menentang Badai Membelah Samudera merupakan suatu ungkapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia diawali melalui hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu kemudian berkembang ke berbagai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMK N 1 Seyegan : Sejarah Indonesia (wajib) : XI / Gasal : Antara Kolonialisme Dan Imperialisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

Pengelolaan Tambang Berkelanjutan, oleh Dr. Arif Zulkifli, S.T., M.M. Hak Cipta 2014 pada penulis

Pengelolaan Tambang Berkelanjutan, oleh Dr. Arif Zulkifli, S.T., M.M. Hak Cipta 2014 pada penulis Pengelolaan Tambang Berkelanjutan, oleh Dr. Arif Zulkifli, S.T., M.M. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra berfungsi sebagai penuangan ide penulis berdasarkan realita kehidupan atau imajinasi. Selain itu, karya sastra juga dapat diposisikan sebagai dokumentasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Transportasi Kereta Api Transportasi merupakan dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di

I. PENDAHULUAN. Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di ProvinsiBanten, Indonesia. Banten juga dikenal dengan Banten Girang yang merupakan bagian

Lebih terperinci

JAN HUYGEN VAN LINSCHOTEN: MEMBUKA JALAN BAGI MASUKNYA BELANDA KE NUSANTARA

JAN HUYGEN VAN LINSCHOTEN: MEMBUKA JALAN BAGI MASUKNYA BELANDA KE NUSANTARA JAN HUYGEN VAN LINSCHOTEN: MEMBUKA JALAN BAGI MASUKNYA BELANDA KE NUSANTARA Pada abad 15 di Eropa telah berkembang dua super power maritim dari Semanjung Iberia yakni Portugis dan Spanyol. Kapal-kapal

Lebih terperinci

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak KERAJAAN DEMAK Berdirinya Kerajaan Demak Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri

Lebih terperinci

A. Kedatangan Bangsa Barat di Dunia Timur

A. Kedatangan Bangsa Barat di Dunia Timur A. Kedatangan Bangsa Barat di Dunia Timur A. Pilihan Ganda 1. Jawaban: a Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi faktor pendorong penjelajahan samudra. Kemajuan teknologi misalnya dalam bidang

Lebih terperinci

senopati tersebut berada di Desa Gading. Mereka menetap di sana hingga akhir hayat. Kapal yang mereka gunakan untuk berlayar dibiarkan begitu saja

senopati tersebut berada di Desa Gading. Mereka menetap di sana hingga akhir hayat. Kapal yang mereka gunakan untuk berlayar dibiarkan begitu saja Masa Pra Penjajahan Pulau Kundur memiliki jejak sejarah sendiri sebelum masa penjajahan. Dikisahkan bahwa Kerajaan Singasari di Pulau Jawa yang berada di bawah kepemimpinan Kertanegara hendak melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tradisi mereka. Budaya dan sumber-sumber sejarah tersebut dari generasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam tradisi mereka. Budaya dan sumber-sumber sejarah tersebut dari generasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia menyimpan limpahan budaya dan sumber sejarah dalam tradisi mereka. Budaya dan sumber-sumber sejarah tersebut dari generasi ke generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci