PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 13 TAHUN 2005 T E N T A N G IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI NASIONAL DI KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG Menimbang : bahwa sebagai upaya pemantapan pelaksanaan Otonomi Daerah berdasarkan Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta pelaksanaan kewenangan pembinaan, pengawasan dan penertiban terhadap usaha jasa konstruksi serta meningkatkan kelancaran pemberian ijin dibidang jasa konstruksi dan berdasarkan pelimpahan kewenangan Otonomi Daerah, maka dipandang perlu menetapkan dan mengatur kembali tata cara pemberian Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional di Kabupaten Lumajang dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang - undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah - daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur ( Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 9 ) ; 2. Undang undang Nomor 8 Tahun 1981, tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209 ) ; 3. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3833 ) ; 4. Undang - undang Nomor 10 Tahun 2004, tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389 ) ; 5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437 ) ; 6. Undang - undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4422 ) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983, tentang Pelaksanaan Kitab Undang undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258 ) ; 1

2 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2952 ) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000, tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Kontruksi ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3955 ) ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa Kontruksi ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3956 ) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Kontruksi ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3957 ) ; 12. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Instansi Pemerintah ( Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4330 ) ; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997, tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah ; 14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2001, tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk- Produk Hukum Daerah ; 15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2001, tentang Bentuk Produk-Produk Hukum Daerah ; 16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2001, tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah ; 17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2001, tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah ; 18. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 369 / KPTS / M / 2001, tentang Pedoman Pemberian Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional ; 19. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 2002, tentang Pengakuan Wewenang Kabupaten dan Kota ; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 05 Tahun 1988, tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lumajang ; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 20 Tahun 2000, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Lumajang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 17 Tahun Dengan Persetujuan Bersama : DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUMAJANG dan BUPATI LUMAJANG 2

3 M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TENTANG IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI NASIONAL DI KABUPATEN LUMAJANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lumajang ; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lumajang yang terdiri dari Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah ; 3. Pemerintahan Kabupaten adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistim dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah Kabupaten Lumajang sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah ; 5. Bupati adalah Bupati Lumajang ; 6. Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah adalah Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kabupaten Lumajang ; 7. Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah adalah Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kabupaten Lumajang ; 8. Pejabat yang ditunjuk adalah Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kabupaten Lumajang ; 9. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha berbadan Hukum atau tidak, milik perseorangan, milik Persekutuan atau Badan Hukum baik milik Negara, Daerah atau Swasta serta Badan Usaha lainnya.; 10. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelayanan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi ; 11. Perubahan adalah segala perubahan dalam perusahaan yang meliputi perubahan nama perusahaan, bentuk perusahaan, alamat kantor perusahaan, nama pemilik / penanggung jawab, NPWP, modal dan kekayaan bersih ( Netto ), dan klasifikasi perusahaan ; 12. Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional selanjutnya disebut IUJKN adalah surat ijin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha jasa konstruksi ; 13. Surat Permintaan Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional selanjutnya disebut SP-IUJKN adalah formulir yang diisi oleh perusahaan yang memuat data perusahaan untuk memperoleh IUJK Nasional ; 14. Pemegang Ijin adalah perusahaan yang telah diijinkan untuk melaksanakan usaha sesuai dengan Peraturan Daerah ini. 3

4 BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK Pasal 2 Dengan nama Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional dipungut biaya atas penyelenggaraan pelayanan untuk memperoleh Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional. Pasal 3 Obyek Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional adalah pelayanan yang diberikan atas pemberian Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional. Pasal 4 Subyek Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional adalah Orang atau Badan yang memperoleh Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional. BAB III JENIS IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI Pasal 5 IUJKN sebagaimana dimaksud pada Pasal 4, meliputi : a. IUJKN baru ; b. IUJKN perpanjangan ; c. IUJKN perubahan ; d. IUJKN pengganti. BAB IV PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 6 Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif pemberian Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional didasarkan atas tujuan untuk menutup sebagian atau sama dengan biaya penyelenggaraan pemberian Ijin Usaha Jasa Kontruksi Nasional yang meliputi biaya survey lapangan dan penelitian dalam rangka pengawasan dan pengendalian. BAB V STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 7 ( 1 ) Atas penerbitan Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional dikenakan Biaya ; ( 2 ) Struktur dan besarnya tarif pungutan pemberian Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional, sebagai berikut : 4

5 a. Penerbitan IUJKN Usaha Jasa Konstruksi Nasional dengan Klasifikasi Kecil diperuntukan untuk Perusahaan / Koperasi Kecil dengan modal disetor dan kekayaan bersih ( netto ) sampai dengan Rp ,00 ( dua ratus juta rupiah ) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, sebesar Rp ,00 ( tiga ratus ribu rupiah ) ; b. Penerbitan IUJKN Usaha Jasa Konstruksi Nasional dengan Klasifikasi Non Kecil, diperuntukan sebagai berikut : 1. Untuk Perusahaan dengan modal disetor dan kekayaan bersih ( netto ) diatas Rp ,00 ( dua ratus juta rupiah ) sampai dengan Rp ,00 ( lima ratus juta rupiah ) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, sebesar Rp ,00 ( tiga Juta rupiah ) ; 2. Untuk Perusahaan dengan modal disetor dan kekayaan bersih ( netto ) diatas Rp ,00 ( lima ratus juta rupiah ) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, sebesar Rp ,00 ( enam juta rupiah ) ; c. Registrasi IUJKN setiap tahun untuk Usaha Jasa Konstruksi Nasional sebesar 25 % (dua puluh lima perseratus) dari tarip Penerbitan IUJKN sesuai Klasifikasi Usaha Jasa Konstruksi Nasional ; d. Perubahan IUJKN untuk Usaha Jasa Konstruksi Nasional sebesar 50 % ( lima puluh perseratus ) dari tarip Penerbitan IUJKN sesuai Klasifikasi Usaha Jasa Konstruksi Nasional ; e. Pengganti IUJKN yang hilang atau rusak sebesar 100 % dari tariff IUJKN sesuai dengan klasifikasinya. BAB VI TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 8 ( 1 ) Sistem dan Tata Cara Pemungutan Pemberian Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional diatur dalam Keputusan Bupati ; ( 2 ) Hasil pemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) di setor ke Kantor Kas Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB VII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 9 Wilayah Pemungutan Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional adalah Wilayah Kabupaten Lumajang. 5

6 BAB VIII TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 10 ( 1 ) Pembayaran penerbitan Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional harus dibayar lunas sekaligus ; ( 2 ) Tata cara pembayaran dan tempat pembayaran ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB IX KETENTUAN PERIJINAN Pasal 11 Setiap Perusahaan yang melakukan kegiatan Usaha Jasa Konstruksi Nasional wajib memperoleh Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional. Pasal 12 IUJKN yang diterbitkan berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Pasal 13 IUJKN berlaku selama 3 ( tiga ) tahun dan dapat diperpanjang. BAB X TATA CARA PERMOHONAN IUJKN Pasal 14 ( 1 ) Permohonan IUJKN diajukan kepada Bupati dan atau Pejabat yang ditunjuk dengan mengisi SP IUJKN yang telah disediakan dan melampirkan persyaratan yang telah ditentukan ; ( 2 ) Permohonan IUJKN sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ), ditandatangani oleh Pemilik/Direktur Utama/Penanggungjawab Perusahaan. Pasal 15 ( 1 ) Syarat syarat untuk memperoleh IUJKN, sebagaimana dimaksud pada Pasal 14, harus dilampiri : a. Foto copy Akte Pendirian perusahaan ; b. Foto copy Surat Ijin Tempat Usaha ; c. Foto copy Kartu Tanda Penduduk Pemilik/Direktur Utama/ Penanggung Jawab Perusahaan ; d. Foto copy Sertifikat dari Asosiasi Badan Usaha (GAPENSI, GAPEKNAS, AKLI, INKINDO dan lain-lain) ; e. Foto copy NPWP ; f. Surat Pernyataan Bukan Pegawai Negeri Sipil bagi Pemilik/Direktur/Penangungjawab Perusahaan ; 6

7 g. Daftar Pengurus Perusahaan ; h. Daftar Tenaga Perusahaan ; i. Daftar Tenaga Teknik Perusahaan ; j. Data luas ruangan dan denah, lokasi Kantor Perusahaan ; k. Data Foto Kantor ; l. Daftar Perlengkapan Kantor ; m. Daftar Peralatan Perusahaan ; n. Neraca Perusahaan TahunTerakhir / Bulan Terakhir ; o. Data Pengalaman Kerja Perusahaan ; p. Foto copy IUJKN bagi Perusahaan yang mengajukan perubahan IUJKN ; q. Foto copy IUJKN Perusahaan Pusat bagi Perusahaan Cabang ; r. Pas Foto 4 X 6 sebanyak 2 (dua) lembar ; ( 2 ) Seluruh persyaratan yang dilampirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilampirkan juga dokumen aslinya guna penelitian kebenaran dan akan dikembalikan kepada pemohon setelah penelitian berkas selesai ; ( 3 ) Permohonan permintaan IUJKN harus dilengkapi dengan materai secukupnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan. Pasal 16 ( 1 ) Selambat - lambatnya 14 ( empat belas ) hari kerja terhitung sejak diterimanya SP-IUJKN sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 dan Pasal 15 secara lengkap dan benar, Bupati dan atau Pejabat yang ditunjuk wajib menerbitkan IUJKN ; ( 2 ) Apabila pengisian Surat Permintaan dan kelengkapannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), belum lengkap dan benar, Bupati dan atau Pejabat yang ditunjuk selambat - lambatnya 7 ( tujuh ) hari kerja terhitung sejak diterimanya SP-IUJKN, wajib melakukan penundaan pemberian IUJKN dengan memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasan - alasannya ; ( 3 ) Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ) wajib melakukan perbaikan dan atau melengkapi persyaratan selambat - lambatnya 5 ( lima ) hari kerja terhitung sejak diterimanya Surat Penundaan Pemberian IUJKN ; ( 4 ) Apabila setelah jangka waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Perusahaan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi persyaratan dengan lengkap dan benar, Bupati dan atau Pejabat yang ditunjuk menolak permintaan IUJKN yang bersangkutan ; ( 5 ) Perusahaan yang ditolak permintaan IUJKN dapat mengajukan kembali permintaan IUJKN. Pasal 17 ( 1 ) Bagi Perusahaan yang telah memperoleh IUJKN apabila melakukan perubahan sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 7

8 angka 11, selambat - lambatnya 3 ( tiga ) bulan terhitung sejak dilakukan perubahan, wajib mengajukan permintaan perubahan IUJKN kepada Bupati dan atau Pejabat yang ditunjuk ; ( 2 ) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dan ayat ( 2 ) wajib mengisi Formulir SP-IUJKN ; ( 3 ) Bupati dan atau Pejabat yang ditunjuk selambat - lambatnya 7 ( tujuh ) hari kerja terhitung sejak diterimanya permintaan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dan ayat ( 2 ) wajib mengeluarkan IUJKN ; Pasal 18 ( 1 ) Apabila IUJKN yang telah diperoleh perusahaan hilang atau rusak tidak terbaca, perusahaan yang bersangkutan harus mengajukan permintaan pengganti IUJKN secara tertulis kepada Bupati dan atau Pejabat yang ditunjuk untuk memperoleh IUJKN pengganti ; ( 2 ) Syarat Permintaan pengganti IUJKN yang hilang atau rusak sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ), adalah sebagai berikut : a. Melampirkan Surat Keterangan hilang dari Kepolisian bagi IUJKN yang hilang ; b. Melampirkan IUJKN asli bagi yang rusak ; ( 3 ) Selambat - lambatnya 14 ( empat belas ) hari kerja sejak diterimanya Surat Permintaan Pengganti IUJKN sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ), Bupati dan atau Pejabat yang ditunjuk yang bersangkutan wajib mengeluarkan IUJKN. BAB XI P E L A P O R A N Pasal 19 Perusahaan yang telah memperoleh IUJKN wajib memberikan data/informasi mengenai kegiatan usahanya apabila diminta sewaktu -waktu oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. Pasal 20 ( 1 ) Setiap perusahaan yang sudah tidak lagi melakukan kegiatan usaha atau menutup perusahaannya wajib melaporkan secara tertulis kepada Bupati dan atau Pejabat yang ditunjuk atas IUJKN yang dimilikinya disertai alasan penutupan dan mengembalikan IUJKN asli ; ( 2 ) Bupati dan atau Pejabat yang ditunjuk atas IUJKN Perusahaan yang ditutup sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ), mengeluarkan Keputusan Penutupan Perusahaan. 8

9 BAB XII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 21 Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, Ijin Usaha Jasa Konstruksi ( IUJK ) yang telah diperoleh perorangan/perusahaan sebelum ditetapkan Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku dan wajib untuk melaksanakan daftar ulang berdasarkan Peraturan Daerah ini. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Bupati. Pasal 23 Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 52 Tahun 2002 tentang Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi di Kabupaten Lumajang dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 24 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang. Disahkan di L u m a j a n g Pada tanggal 28 Nopember 2005 BUPATI LUMAJANG ttd Diundangkan di Lumajang Pada tanggal 30 Nopember 2005 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN L U M A J A N G ACHMAD FAUZI ttd ENDRO PRAPTO ARIYADI, SH Pembina Utama Muda NIP : LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2005 SERI E NOMOR 19 9

10 P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 13 TAHUN 2005 T E N T A N G IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI NASIONAL DI KABUPATEN LUMAJANG I. PENJELASAN UMUM Bahwa sebagai upaya pemantapan pelaksanaan Otonomi Daerah berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta pelaksanaan kewenangan pembinaan, pengawasan dan penertiban terhadap usaha jasa konstruksi serta dan meningkatkan kelancaran pemberian ijin dibidang jasa konstruksi dan berdasarkan pelimpahan kewenangan Otonomi Daerah, maka dipandang perlu menetapkan dan mengatur kembali tata cara pemberian Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional di Kabupaten Lumajang. Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor Konstruksi, khususnya yang berasal dari Usaha Jasa Konstruksi, maka dipandang perlu menetapkan pengaturan usaha tersebut yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d. Pasal & ayat (1) : Cukup Jelas ; Pasal 7 ayat ( 2 ) : Usaha Jasa Konstruksi dengan Klasifikasi K adalah Usaha Kecil dan Koperasi Kecil untuk pengadaan dengan nilai sampai dengan Rp ,00 ( satu miliar rupiah ) ; Pasal 8 ayat ( 1 ) : Cukup Jelas. Usaha Jasa Konstruksi dengan Klasifikasi Non K adalah Perusahaan/Koperasi Menengah untuk pengadaan dengan nilai diatas Rp ,00 ( satu miliar rupiah ). Pasal 8 ayat ( 2 ) : Hasil pungutan retribusi disetorkan oleh Pembantu Pemegang Kas pada Dinas/Instansi terkait kepada Pemegang Kas pada Dinas Pendapatan Daerah selanjutnya disetorkan ke Kas Daerah. Pasal 9 s / d Pasal 11 : Cukup Jelas. Pasal 12 : IUJKN yang diterbitkan sesuai dengan domisili/ lokasi Perusahaan dan dapat dipergunakan 10

11 Pasal 13 s / d Pasal 24 : Cukup Jelas. untuk kegiatan usaha jasa konstruksi di seluruh wilayah Indonesia. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2005 NOMOR 07 11