RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN ( KUA ) PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2015

Transkripsi

1 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN ( KUA ) PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2015 KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 2015 Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Tahun Anggaran

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD Tahun 2015 Mempedomani pasal 154 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 menyatakan bahwa Perubahan APBD dapat dilakukan apabila terjadi : a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA. b. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja. c. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun anggaran berjalan. Tahun 2015 yang telah berjalan lebih satu semester, berdasarkan evaluasi dan prognosis yang disusun ditemui kondisi-kondisi sebagai berikut : 1. Dari pendapatan yang dianggarkan pada APBD awal terdapat penambahan dan penyesuaian proyeksi terutama pendapatan yang berasal dari pemerintah dan pemerintah provinsi. 2. Perlunya dilakukan perubahan dan pergeseran anggaran antar unit kerja, antar kegiatan dan antar jenis belanja disebabkan setelah ditetapkannya Peraturan Daerah tentang APBD petunjuk teknis mengenai pemanfaatan Dana Alokasi Khusus yang berubah pada tahun anggaran berjalan. 3. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun 2014 yang belum dimanfaaatkan. Dari kondisi tersebut dikaitkan dengan pasal 154 ayat (1) diatas, maka disusunlah serangkaian perubahan kebijakan umum APBD tahun Tujuan Penyusunan KUA Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2015 Rancangan Kebijakan Umum Perubahan APBD Pemerintah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2015 disusun dengan tujuan sebagai berikut: 1. Merupakan pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Tahun 2015, karena memuat arah kebijakan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Tahun Anggaran

3 yang jelas yang akan dicapai pada tahun 2015 dan perbedaan asumsi KUA Perubahan dengan KUA yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Menyediakan suatu acuan resmi bagi seluruh jajaran Pemerintah Daerah dalam menentukan arah dalam Penyusunan Plafon Anggaran Sementara yang akan dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun Mensinkronkan kebijakan pemerintah daerah dengan pemerintah provinsi dan pusat serta memanfaatkan SiLPA yang ada dengan adanya perubahan asumsi Pendapatan Daerah. 4. Mengefektifkan pelaksanaan rencana pembangunan dan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Pedoman untuk melakukan koreksi terhadap target capaian dan alokasi anggaran per SOPD. 6. Menciptakan suatu kepastian kebijakan yang merupakan komitmen Pemerintah Daerah. 1.3 Dasar Hukum Penyusunan KUA Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 6. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional Tahun ; 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun Tentang Pemerintahan Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Tahun Anggaran

4 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Rencana Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun ; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan (Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 6 ); 19. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 7); Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Tahun Anggaran

5 20. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun (Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 14); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 2); 22. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2014 Nomor 1); 23. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2014 Nomor 2); 24. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Teknis Lainnya (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2014 Nomor 3 ); 25. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Tahun 2014 Nomor 4); 26. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Daerah Tahun 2014 Nomor 10); 27. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Tahun 2015 Nomor 2 ). Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Tahun Anggaran

6 BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH 2.1 Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD. Perubahan Asumsi Kebijakan Umum Anggaran dapat berupa terjadinya pelampauan dan tidak tercapainya proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan. Pada tahun anggaran 2015 ini beberapa asumsi yang menyebabkan adanya perubahan KUA APBD tahun 2015 yaitu : 1. Masih adanya sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun anggaran 2014 berdasarkan hasil audit BPK pada tahun 2015 terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Lima Puluh Kota tahun anggaran 2014 sebesar Rp ,- yang terdiri dari Silpa BLUD sebesar Rp ,- Silpa JKN sebesar Rp ,- dan Silpa Jampersal sebesar Rp ,- 2. Perkiraan pendapatan daerah secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar Rp dari semula sebesar Rp ,- menjadi Rp yang secara umum mengalami kenaikan diantaranya Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. 3. Adanya kebijakan pemerintah seperti penyesuaian DAK tambahan terhadap bidang pertanian, selain itu juga tambahan dana desa yang berasal dari APBN. Terkait dengan perubahan kebijakan Pemerintah Provinsi maka juga dilakukan perubahan untuk menampung dana bagi hasil pajak dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat serta penganggaran kekurangan dana bagi hasil cukai hasil tembakau, dana bagi hasil sumber daya hutan, bagi hasil dana reboisasi, bagi hasil dari iuran eksplorasi dan iuran eksploitasi (royalti), bagi hasil dari pungutan hasil perikanan, bagi hasil pajak kendaraan bermotor, bagi hasil pajak bea balik nama kendaraan bermotor, bagi hasil pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan bagi hasil pajak rokok. Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Tahun Anggaran

7 2.2 Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah. Perkiraan penganggaran pendapatan yang diupayakan secara terukur dan rasional, untuk perubahan kebijakan umum APBD tahun 2015 masih perlu dikoreksi atau dilakukan penyesuaian terutama Pendapatan Asli Daerah, sedangkan untuk dana perimbangan dan lain-lain penerimaan yang sah Pemerintah Daerah akan melakukan penyesuaian sesuai dengan kebijakan pemerintah, dan pemerintah propinsi Sumatera Barat. Pada perubahan KUA ini tidak terdapat perubahan kebijakan yang terlalu mendasar tapi lebih memfokuskan pada langkah-langkah nyata untuk setiap kebijakan yang telah direncanakan seperti melakukan koordinasi yang intens untuk pelaksanaan pemungutan, melakukan sosialisasi terhadap wajib pajak dan wajib retribusi daerah. Perincian pendapatan tersebut sebagai berikut : Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah semula dianggarkan Rp ,- mengalami peningkatan menjadi Rp ,- berarti naik sebesar Rp ,- atau 12,90%. Kenaikan Pendapatan Asli Daerah tersebut berasal dari : Pendapatan Retribusi Daerah mengalami kenaikan sebesar Rp ,- atau 24,31%, Lain-lain PAD yang Sah mengalami kenaikkan sebesar Rp ,- atau 24,77% Sedangkan untuk Pendapatan Pajak Daerah mengalami penurunan sebesar Rp ,- atau 6,27 % Dana Perimbangan Dana perimbangan mengalami kenaikan sebesar Rp ,- atau naik sebesar 2,01%. Kenaikan ini berasal dari : Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak naik sebesar Rp ,- yang terdiri dari : - Bagi Hasil Cukai Tembakau mengalami kenaikan sebesar Rp ,- - Bagi Hasil Dari Provinsi Sumber Daya Hutan mengalami kenaikan sebesar Rp ,- - Bagi Hasil Dari Dana Reboisasi mengalami kenaikan sebesar Rp ,- Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Tahun Anggaran

8 - Bagi Hasil Dari Iuran Eksplorasi Dan Iuran Eksploitasi (Royalti) mengalami kenaikan sebesar Rp ,- - Bagi Hasil Dari Pungutan Hasil Perikanan mengalami kenaikan sebesar Rp ,- Dana Alokasi Khusus Bidang Pertanian mengalami kenaikan sebesar Rp , Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu sebesar Rp ,- kenaikan ini berasal dari Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar Rp ,- dimana dana ini diperuntukan bagi Nagari. Demikian juga untuk Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya mengalami kenaikan sebesar Rp ,- kenaikan ini bersumber dari bagi hasil pajak kendaraan bermotor, pajak bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor dan pajak rokok. Sedangkan Bagi Hasil Dari Pajak Air Permukaan mengalami Penurunan sebesar Rp , Perubahan Kebijakan Belanja Daerah Sesuai dengan latar belakang penyusunan KUA-Perubahan APBD Tahun 2015 yang mempedomani Pasal 154 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 terutama tentang keadaan yang menyebabkan dilakukan penggeseran antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja, keadaan yang dimaksud adalah dengan adanya Peraturan tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana DAK Tahun 2015 yang keluar setelah Peraturan Daerah Tentang APBD TA 2015 ditetapkan, sehingga penempatan kegiatan dan belanja disesuaikan dengan petunjuk teknis tersebut. Hal yang mendasar dilakukannya perubahan kebijakan belanja adalah saldo lebih anggaran tahun lalu yang belum termanfaatkan serta adanya kebijakan Pemerintah Pusat yang harus ditampung dalam perubahan KUA APBD tahun 2015 ini yang sebelumnya hanya ditampung dalam perubahan Peraturan Bupati Tentang Penjabaran APBD Tahun Sehingga pada KUA Perubahan APBD Tahun 2015 belanja diperkirakan mengalami kenaikan sebesar Rp ,- atau naik sebesar 7,21% dari semula sebesar Rp ,- menjadi Rp ,- dengan rincian sebagai berikut : Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Tahun Anggaran

9 1. Belanja Tidak Langsung Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Anggaran Belanja Daerah dibagi dalam dua bagian yaitu Belanja Tak Langsung dan Belanja Langsung, pada Belanja Tak Langsung dibagi ke dalam beberapa jenis belanja yaitu Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan, Bantuan Sosial dan Belanja Tak Terduga. Pada tahun 2015 ini direncanakan kebijakan belanja sebagai berikut : a. Belanja Pegawai Kebijakan belanja pegawai yang mengalami perubahan terkait dengan insentif pemungutan retribusi daerah yang naik sebesar Rp ,- dimana ini disebabkan karena terjadinya kenaikan target retribusi daerah. b. Belaja Bunga dan Subsidi Belanja bunga dan belanja subsidi diperkirakan pada tahun 2015 tidak akan dianggarkan. c. Belanja Hibah Belanja Hibah digunakan untuk penganggaran pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah lainnya, masyarakat dan organisasi masyarakat yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya meliputi hibah kepada instansi vertikal, organisasi semi pemerintah dan masyarakat. Belanja hibah pada perubahan APBD tahun ini dititik beratkan untuk suksesnya pemilukada serentak di Kabupaten Lima Puluh Kota yang diberikan kepada KPU dan Panwaslu untuk penunjang pelaksanaan pemilukada serta kepada Polres Lima Puluh Kota dan Payakumbuh untuk penunjang pengamanan pemilukada serentak. Selain itu juga dianggarkan untuk dukungan keamanan pemilukada yang dilakukan oleh TNI dalam hal ini Kodim 0306/50 Kota. Belanja Hibah tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp , dari sebelumnya sebesar Rp ,- naik menjadi Rp ,- atau sebesar 106,77%. Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Tahun Anggaran

10 Sesuai dengan rencana dan agenda pembangunan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota, dalam rangka Pembangunan Ekonomi Kerakyatan dan Sektor Riil, maka hibah yang akan diberikan nantinya akan lebih mengarah pada peningkatan kesejahteraan kemasyarakatan seperti kepada kelompok tani, kelompok perikanan yang tersebar di berbagai nagari dan organisasi masyarakat lainnya. d. Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Sosial yang diperuntukan bagi masyarakat yang mengalami resiko sosial diperkirakan tidak mengalami perubahan yaitu sebesar Rp ,-. e. Belanja Bagi Hasil Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah menyatakan bahwa minimal 10% dari Pendapatan Daerah dibagi hasil dengan Pemerintah Desa/Nagari, untuk itu pada tahun 2015 ini dilakukan suatu perbaikan regulasi ke arah itu guna terwujudnya bagi hasil dengan pemerintah nagari secara adil, walaupun pada tahun-tahun sebelumnya secara bertahap telah dimulai untuk beberapa pajak dan retribusi yang dipungut. Belanja bagi hasil diperkirakan tidak mengalami perubahan yaitu sebesar Rp ,-. f. Bantuan Keuangan Belanja Bantuan Keuangan dari Pemerintah Kabupaten terdiri dari Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Nagari dan Bantuan Keuangan kepada Partai Politik. Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Nagari diberikan dalam bentuk Dana Alokasi Umum, Dana Alolaksi Khusus, dan Dana Nagari yang bersumber dari APBN guna menutupi kesenjangan kemampuan keuangan nagari. Bantuan kepada Partai Politik diberikan dalam bentuk Dana Bantuan kepada Partai Politik. Alokasi Dana Bantuan Keuangan Nagari pada tahun 2015 dialokasikan pada setiap nagari dengan mempertimbangkan kebutuhan dikurangi kemampuan nagari maka didapat celah dari kemampuan nagari yang diprioritaskan akan dipenuhi oleh Dana Alokasi baik Umum, Khusus maupun Dana Nagari yang berasal dari APBN dengan tetap memakai indikator profesional dan proporsional. Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Tahun Anggaran

11 Pada perubahan APBD tahun 2015 ini Bantuan keuangan mengalami kenaikan sebesar Rp ,- atau 39,64% yang semula Rp ,- menjadi Rp ,- Hal ini disebabkan karena adanya tambahan alokasi dana desa yang bersumber dari APBN sebesar Rp ,-, tambahan dana alokasi khusus nagari sebesar Rp ,- dan tambahan penyampaian SPPT/PBB sebesar Rp ,-. g. Belanja Tidak Terduga Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan dalam rangka pencegahan dan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan dan ketertiban di Daerah serta tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang didukung dengan bukti-bukti yang sah. Pada perubahan APBD ini alokasi untuk belanja tidak terduga tidak mengalami perubahan. 2. Belanja langsung Berdasarkan realisasi semester pertama dan prognosis yang direncanakan pada semester kedua maka diperkirakan belanja langsung perlu dicermati dan perlu diambil langkah-langkah penyempurnaan dan penyesuaian target kinerja dari yang direncanakan semula dari prioritas pembangunan tahun 2015 sehingga pada perubahan ini Belanja Langsung mengalami kenaikan sebesar Rp ,- atau 13,65% dari semula sebesar Rp ,- menjadi Rp ,- Kenaikan belanja langsung ini terutama diarahkan untuk mendukung kegiatan yang berkaitan dengan DAK tambahan, penganggaran kekurangan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT), penyempurnaan kegiatan yang dibiayai dari DBH CHT, kegiatan yang dibiayai dengan dana pajak rokok. Selain itu perubahan ini juga menampung pembayaran jasa medis dari penerimaan Jampersal. Dalam belanja langsung ini juga digunakan untuk membiayai prioritas daerah lainnya. Dengan telah ditetapkannya 6 agenda prioritas pembangunan tahun 2015 serta arah pembangunan, maka implementasinya diwujudkan dalam Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Tahun Anggaran

12 urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah. Urusan-urusan tersebut, baik Urusan Wajib maupun Urusan Pilihan, diarahkan untuk mendukung pencapaian 6 (enam) agenda prioritas pembangunan tahun 2015 serta lebih memfokuskan dari agenda prioritas tersebut Perubahan Kebijakan Daerah Dibidang Pembiayaan Pembiayaan yang digunakan untuk menutupi defisit anggaran atau untuk memanfaatkan surplus anggaran. Pada Perubahan KUA-APBD Tahun 2015 diperkirakan mengalami defisit sebesar Rp ,- 1. Penerimaan Pembiayaan Pada Perubahan KUA-APBD tahun 2015 Penerimaan Pembiayaan diperkirakan sebesar Rp ,- yang terdiri dari penerimaan SiLPA sebesar Rp ,-. Sesuai dengan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dimana per 31 Desember 2014 pada Kas Daerah masih terdapat dana sebesar Rp ,- Dana tersebut bersumber dari sisa dana DAK, Tunjangan Profesi Guru, Tambahan Penghasilan dan kekurangan pembayaran dana JKN, BLUD serta Jampersal. 2. Pengeluaran Pembiayaan Untuk Tahun 2015 Pemerintah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota akan menganggarkan penyertaan modal pada Bank Nagari Sumatera Barat sebesar Rp ,- dengan harapan porsi dari CAR diatas 1%. Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Tahun Anggaran

13 Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Tahun Anggaran