ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) PROVINSI DKI JAKARTA PADA TAHUN : Ratri Puspaningrum NPM :

Transkripsi

1 ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) PROVINSI DKI JAKARTA PADA TAHUN Nama : Ratri Puspaningrum NPM : Jurusan Pembimbing : Akuntansi : Edi Pranoto, SE., MMSI.

2 Latar Belakang Otonomi Daerah PAD dan Dana Perimbangan APBD

3 Batasan Masalah dan Tujuan 1. Untuk mengetahui tingkat kemandirian Provinsi DKI Jakarta. 2. Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi Pendapatan Asli Daerah Provinsi DKI Jakarta. 3. Untuk mengetahui tingkat belanja daerah terhadap APBD Provinsi DKI Jakarta. 4. Untuk mengetahui pertumbuhan APBD Provinsi DKI Jakarta. 1. Bagaimana tingkat kemandirian Provinsi DKI Jakarta? 2. Bagaimana efektivitas dan efisiensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi DKI Jakarta? 3. Bagaimana tingkat belanja daerah terhadap APBD Provinsi DKI Jakarta? 4. Bagaimana pertumbuhan APBD Provinsi DKI Jakarta?

4 PEMBAHASAN Ringkasan Anggaran dan Realisasi, Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Juta Rp./ Million Rp) Sumber Penerimaan Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi I Pendapatan Daerah 26,845, ,296, ,650, ,379, Pendapatan Asli Daerah 16,280, ,825, ,532, ,040, Dana Perimbangan 8,658, ,149, ,776, ,554, Pendapatan Lain lain 1,907, ,321, ,349, ,783, II Belanja Daerah 30,922, ,423, ,366, ,558, Belanja Tidak Langsung 10,244, ,627, ,552, ,673, Belanja Langsung 20,678, ,796, ,814, ,885, Surplus / (defisit) (4,076,668.65) 1,873, (4,716,668,11) 3,820, III Pembiayaan Daerah 4,076, ,596, ,716, ,643, Penerimaan Pembiayaan 4,911, ,926, ,703, ,475, Pengeluaran Pembiayaan 834, , ,986, , Pembiayaan Netto 4,076, ,596, ,716, ,643, SILPA - 6,470, ,463,721.53

5 Berdasarkan tingkat kemandirian dapat diketahui dari tahun anggaran 2011 ke 2012 kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara keseluruhan bahwa kemandirian daerah Provinsi DKI Jakarta dalam mencukupi kebutuhan pembiayaan untuk melakukan tugas tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan sosial masyarakat masih rendah dan cenderung mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan tahun 2011 sebesar 194,82% yang kemudian menurun pada tahun 2012 menjadi 190,74%. Berdasarkan tingkat efektivitas, secara keseluruhan sudah baik. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan pada tahun 2011 yang hanya mencapai 109,49% dan tahun 2012 mengalami penurunan 107,39%. Angka tersebut dikatakan sudah baik karena mencapai 100% sebagai kategori efektif. Meskipun terjadi penurunan kinerja pemerintah daerah tetap efektif. Faktor yang menjadikan bertambahnya PAD adalah dengan bertambahnya pusat pusat bisnis dan hiburan yang menambah pemasukan dari sektor pajak. Berdasarkan tingkat efisiensi, dapat diketahui rasio efisiensi yang menggambarkan kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam perbandingan antara besarnya belanja daerah dengan realisasi pendapatan daerah pada tahun anggaran 2011 dan tahun anggaran Pada tahun 2011 diketahui bahwa tingkat rasio efisiensi adalah sebesar 93,37% yang termasuk dalam kategori kurang efisien. Pada tahun 2012 rasio efisiensi mengalami penurunan menjadi 89,20% yang termasuk dalam kategori cukup efesien. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa secara garis besar kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah cukup efisien dalam merealisasikan belanja daerah. Hal ini menandakan bahwa pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih belum dapat melakukan penghematan anggaran. Dari hasil rasio aktivitas, terlihat bahwa tingkat belanja Provinsi DKI Jakarta secara garis besar sudah dialokasikan untuk belanja pembangunan dibanding dengan belanja rutin. Hal ini terihat dari perhitungan rasio aktivitas pada tahun 2011 dan tahun Pada tahun 2011 rasio aktivitasnya 36,43% anggaran belanja dialokasikan untuk belanja rutin dan 63,56% anggaran belanja dialokasikan untuk belanja pembangunan. Tahun 2012 rasio aktivitasnya 36,98% anggaran belanja dialokasikan untuk belanja rutin dan 63,01% anggaran belanja dialokasikan untuk belanja pembangunan. Dari hasil perhitungan tersebut mengindikasikan bahwa anggaran belanja Provinsi DKI Jakarta mayoritas dialokasikan untuk belanja pembangunan.

6 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang penulis buat terhadap penerimaan dan pengeluaran pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dapat disimpulkan bahwa besarnya realisasi penerimaan pembiayaan daerah pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 adalah sebesar Rp 11,401,630,278, dan besarnya jumlah anggaran penerimaan pembiayaan daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 adalah sebesar Rp 12,614,414,508, Selisih yang terdapat antara realisasi dengan anggaran penerimaan pembiayaan daerah pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah sebesar ( Rp 1,212,784,229,999.8 ) dan rasio yang didapatkan adalah sebesar 90.38%. Maka dari jumlah realisasi penerimaan pembiayaan daerah pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan sebesar % dengan selisih realisasi sebesar Rp 1,549,473,746, dan dari jumlah anggaran penerimaan pembiayaan daerah pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan sebesar 156,85% dengan selisih sebesar Rp 2,792,022,472, Sedangkan besarnya realisasi pengeluaran pembiayaan daerah pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 ada sebesar Rp 1,161,524,999,952 dan besarnya anggaran pengeluaran pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 ada sebesar Rp 3,821,077,734,642. Selisih yang terdapat antara realisasi dengan anggaran pengeluaran pembiayaan daerah pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah sebesar ( Rp 2,659,552,734,690 ) dan rasio yang didapatkan adalah sebesar 30.39%. Maka dari jumlah realisasi pengeluaran pembiayaan daerah pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan sebesar 39.55% dengan selisih realisasi sebesar ( Rp 503,082,269,514 ) dan dari jumlah anggaran pengeluaran pembiayaan daerah pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan sebesar 27.94% dengan selisih anggaran sebesar ( Rp 2,152,023,015,926 )

7 Berdasarkan analisa yang penulis buat terhadap anggaran dan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah per tahun pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dapat disimpulkan bahwa besarnya realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 adalah sebesar Rp 63,676,541,534, Selisih yang terdapat antara realisasi dengan anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 adalah sebesar Rp 3,180,836,515, dan rasio yang didapatkan adalah sebesar % dengan jumlah anggaran pendapatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 sebesar Rp 60,495,705,019,148. Maka dari perbandingan jumlah realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan sebesar 79.98% dan dari perbandingan jumlah anggaran pendapatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan sebesar 79.77%. Sedangkan besarnya realisasi belanja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 adalah sebesar Rp 57,982,306,792,222. Selisih yang terdapat antara realisasi dengan anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 adalah sebesar ( Rp 11,306,735,000, ) dan rasio yang di dapatkan adalah sebesar 83.68% dengan jumlah anggaran belanja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 adalah sebesar Rp 69,289,041,793, Maka dari perbandingan jumlah realisasi belanja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan sebesar 83.72% dan dari perbandingan jumlah anggaran belanja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan sebesar 80.59%.

8 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini. Kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih belum cukup baik, untuk itu pemerintah daerah setempat harus berusaha lebih baik untuk dapat merealisasikan anggaran sesuai dengan target.