BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Desain eksperimen menggunakan pre-eksperimental (nondesigns) dengan bentuk one-group pretesposttest design. Penelitian dilakukan dalam bentuk layanan bimbingan kelompok menggunakan metode diskusi dalam menyelesaikan masalah harga diri peserta didik. Desain penelitian terdiri satu kelompok merupakan kelas yang harga diri paling rendah. Peserta didik kelas IX mendapat perlakukan yang sama dengan mengisi kuesioer yang berupa skala harga diri. Hasil data harga diri terendah akan mendapat layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode diskusi kelompok sebanyak 12 kali pertemuan. Setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi kelompok akan mendapatkan tes akhir untuk mengetahui hasil layanan bimbingan kelompok. Dengan demikian hasil perlakuan (layanan bimbingan kelompok) dapat diketahui akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2013: 112). Adapun desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut. 31

2 Kelompok Kondisi Awal Perlakuan Kondisi Akhir Bimbingan Kelompok O 1 X O 2 Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan: O1 = nilai pretest (data skala harga diri sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok) X = layanan bimbingan kelompok metode diskusi O2 = nilai posttest (data skala harga diri setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok) Model penelitian eksperimen dengan menggunakan satu kelompok dapat diketahui berhasil atau tidak suatu tindakan layanan bimbingan kelompok metode diskusi dengan cara hasil tes akhir dikurangi hasil tes awal. Kegiatan penelitian eksperimen diberikan perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok metode diskusi dengan pengambilan data dua kali, yaitu pada awal sebelum layanan bimbingan kelompok dilakukan dan setelah akhir kegiatan layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan perolehan data dua kali akan dianalisis hasil perbandingan sebelum perlakuan (pre-test) dan sesudah perlakuan (posttest) dengan menggunakan skala harga diri. 3.2 Subjek Penelitian Populasi penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri 2 Patebon tahun pelajaran 2014/2015 kelas IX yang terdiri 7 rombongan belajar dengan 32

3 jumlah sebanyak 206 peserta didik. Penelitian ini mengambil sampel kelas IX G yang mempunyai harga diri paling rendah dibanding rombel kelas 9 lainnya. Subjek penelitian ditentukan secara purposive sampling untuk tujuan tertentu. Adapun sebanyak 28 peserta didik terdiri 15 peserta didik subjek penelitian terdiri laki-laki dan 13 peserta didik perempuan. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dibagi 4 kelompok setiap kelompok terdiri dari 7 peserta didik. Pemilihan sampel penelitian berdasarkan hasil inventori harga diri. 3.3 Instrumen Penelitian Instrumen bimbingan kelompok dengan 12 pokok bahasan diskusi kelompok. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan penelitian. Data diperoleh peneliti menggunakan Inventori bernama Self Esteem Inventory (SEI) yang dikembangkan oleh Coopersmith tahun 1987 dalam Surrey (1996: 2), berisi 58 item yang dijawab dengan dua kemungkinan jawaban Seperti saya atau Tidak seperti saya. Item pernyataan dalam kalimat positif diberi skor berbanding terbalik dengan skor terhadap item pernyataan dalam kalimat negatif. Jadi, pada instrumen harga diri pada item pernyataan dalam kalimat positif diberi skor 1 untuk pilihan jawaban Seperti saya dan skor 0 untuk Tidak seperti saya. Sedangkan untuk item pernyataan dalam kalimat negatif diberi skor 0 33

4 untuk pilihan jawaban Seperti saya dan skor 1 untuk Tidak seperti saya. Inventori terdiri dari 58 item soal akan tetapi yang merupakan penjabaran konsep harga diri adalah 50 item soal, sedangkan 8 item lainnya merupakan skala Lie (kebohongan). Skala Lie adalah skala untuk mendeteksi kebohongan jawaban peserta didik dengan aturan; jika ada peserta didik yang menjawab seperti saya sebanyak > 5 item dari soal pada nomor 6, 13, 20, 27, 34, 41, 47, 54 maka jawaban yang diberikan oleh peserta didik tidak valid, sehingga harus diulang pengisian inventori harga diri tersebut. Skor maksimal ideal 50 dibagi 5 dengan kategori Sangat tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, Sangat rendah. Konstruk alatukur SEI (self esteem inventory) milik Coopersmith (1987). Selain itu peneliti juga menggunakan metode observasi baik selama perlakuan maupun di luar perlakuan dengan mencatat perkembangan peserta didik. Data observasi untuk mengetahui perkembangan kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi. Pada saat treatment dilakukan peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengamati perilaku dan keaktifan anggota kelompok selama treatment dilakukan Uji Validitas Item Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya indikator atau kuesioner dari masingmasing variabel. Uji validitas menggunakan validitas konstruk, yaitu mengacu sejauh mana suatu 34

5 instrumen mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki sumbangan yang besar terhadap skor total. Instrumen mempunyai validitas tinggi apabila skor butir mempunyai kesejajaran dengan skor total. Tingkat kevalidan instrumen dapat ditentukan, apabila r hitung > r tabel = valid dan r hitung < r tabel = tidak valid. Pengujian dilakukan dengan membandingkan r hitung dan r tabel. Nilai r hitung merupakan hasil korelasi jawaban responden pada masing-masing instrumen yang dianalisis dengan program SPSS versi 16 dan outputnya bernama corrected item correlation. Kriteria pemilihan item berdasar korelasi item total dengan batasan rix 0,30. Item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya beda dianggap memuaskan dan item yang memiliki harga rix < 0,30 dapat diinterprestasikan sebagai item yang memiliki daya beda rendah (Azwar, 2014: 86). Berdasarkan r hitung hasil uji coba instrumen inventori harga diri semua item lebih dari 0,30 berarti inventori harga diri yang diadaptasi dari inventori milik Coopersmith valid Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dapat dipercaya atau handal sebagai alat ukur variabel. Reliabilitas suatu instrumen atau kuesioner dapat dilihat dari nilai cronbach s alpha (α), yaitu apabila nilai 35

6 cronbach s alpha (α) lebih besar (>) 0,70 maka instrumen atau kuesioner adalah reliabel, sedangkan apabila nilai cronbach s alpha (α) lebih kecil (<) 0,60 maka instrumen atau kuesioner tidak reliabel. George & Mallory (2003) memberikan patokan (1) > 0,90 = sangat baik, (2) = baik, (3) ,79 = diterima, (4) 0,60-0,69 = dipertanyakan, (5) = miskin, dan (6) < 0.50 = tidak dapat diterima. Uji reliabilitas menggunakan alat uji SPSS versi 16. Reliabilitas inventori harga diri menghasilkan nilai 0,954 melebihi nilai Alpha Cronbach > 0,90 berarti sangat baik maka dapat dikatakan bahwa variabel penelitian adalah reliabel Hasil Validitas dan Reliabilitas Inventori Harga Diri Inventori harga diri diujikan kepada peserta didik SMP Negeri 2 Patebon Kendal yang bukan sebagai subjek penelitian. Berdasarkan data lampiran uji inventori harga diri sebanyak 30 responden dengan jumlah 58 item dengan dua pilihan seperti saya atau Tidak seperti saya. Inventori harga diri sebanyak 50 item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total Correlation diketahui data terendah 0,303 dan data tertinggi 0,785 sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,954. Inventori harga diri dapat direkomendasikan bahwa inventori harga diri dapat dipergunakan untuk mengambil data penelitian. 36

7 3.4 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah jenis data analisis deskriptif untuk variabel harga diri dan uji beda dua mean pretes dan posttes. 37

8 38