KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I

2 cxççâáâç M Divisi Ekonomi Moneter Tim Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi 3. Abidin Abdul Haris Peneliti Ekonomi 4. Sudarta Peneliti Ekonomi cxçxüu à M Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Jl. A. Yani No.1, BENGKULU Telp: (0736) 21735, Fax: (0736) Website :

3 i á UtÇ~ \ÇwÉÇxá t Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. ` á UtÇ~ \ÇwÉÇxá t Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan. a Ät fàütàxz á büztç átá UtÇ~ \ÇwÉÇxá t Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Kompetensi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas dan Kebersamaan. i á ^tçàéü cxüãt~ ÄtÇ UtÇ~ \ÇwÉÇxá t cüéä Çá UxÇz~âÄâ Mewujudkan Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya melalui peningkatan perannya sebagai economic intelligence dan unit penelitian. ` á ^tçàéü cxüãt~ ÄtÇ UtÇ~ \ÇwÉÇxá t cüéä Çá UxÇz~âÄâ Berperan aktif dalam pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pelaksanaan kegiatan operasional di bidang ekonomi, moneter, perbankan, sistem pembayaran secara efektif dan efisien dan peningkatan kajian ekonomi regional serta koordinasi dengan pemerintah daerah serta lembaga terkait.

4 Halaman ini sengaja dikosongkan

5 KATA PENGANTAR Penerbitan Perkembangan Perekonomian Daerah ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai keadaan ekonomi, moneter dan perbankan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya Pemerintah Daerah maupun instansi lainnya guna merumuskan suatu kebijakan. Perkembangan Perekonomian Daerah merupakan pengembangan dari Kajian Ekonomi Regional (KER) yang diterbitkan secara triwulanan dan tahunan. Dalam kajian ini dibahas mengenai perkembangan perekonomian regional Provinsi Bengkulu, yang meliputi perkembangan kegiatan sektor riil dan perkembangan kegiatan sektor moneter perbankan, khususnya selama Triwulan I tahun 2012 dan membandingkannya dengan periode/kondisi laporan sebelumnya. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam kajian yang kami susun ini, oleh karena itu kritik serta saran dari pengguna/pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan terbitan berikutnya. Akhirnya kami berharap, semoga terbitan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Bengkulu, 9 Mei 2012 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI BENGKULU Causa Iman Karana Kepala Perwakilan i

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... i ii iv vi RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU... 5 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PDRB SISI PENGGUNAAN Konsumsi Daerah Investasi Regional Ekspor dan Impor Regional PDRB SISI SEKTORAL Sektor Pertanian Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor Jasa-Jasa Sektor Konstruksi Sektor Listrik, Gas, dan Air PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN BOKS 1 HASIL LIAISON KBI BENGKULU TRIWULAN I 2012 BOKS 2 PENELITIAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2011 BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH PERKEMBANGAN INFLASI FAKTOR PENDORONG INFLASI INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG/JASA ii

7 2.4. INFLASI PERIODE JANUARI-MARET PERBANDINGAN INFLASI ANTAR KOTA DI SUMATERA BOKS 3 HASIL PERTEMUAN TIM PENGENDALIAN INFLASI DAERAH TRIWULAN I 2012 BOKS 4 HASIL PENELITIAN PEMETAAN STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI KOMODITAS STRATEGIS PENYUMBANG INFLASI DAERAH PROVINSI BENGKULU BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN BANK UMUM PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ALIRAN UANG KARTAL PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR PENEMUAN UANG PALSU PERKEMBANGAN KLIRING LOKAL PERKEMBANGAN REAL TIME GROSS SETTLEMENT TRANSAKSI UANG KARTAL ANTAR BANK (TUKAB) BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN Gambaran Realisasi Sisi Penerimaan Gambaran Realisasi Sisi Pengeluaran GAMBARAN APBD PROVINSI BENGKULUTAHUN BAB V PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH iii

8 5.1. PERKIRAAN EKONOMI PERKIRAAN INFLASI DAERAH LAMPIRAN DATA PEREKONOMIAN DAN PERBANKAN LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH iv

9 DAFTAR TABEL Tabel 1.1. PDRB Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Tabel 1.2. Tabel 1.3. Tabel 1.4. Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam pembentukan PDRB menurut Harga Berlaku Provinsi Bengkulu Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu (yoy) Menurut Sektor Tabel 1.6. Tabel 1.7. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Lapangan Usaha Provinsi Bengkulu Perkembangan Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bengkulu Tabel 1.8. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Bengkulu Tabel 2.1. Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang/jasa Kota Bengkulu (Tahunan, y-o-y) Sumbangan Beberapa Komoditas terhadap Inflasi/Deflasi Bulanan di Bengkulu Tabel 3.1. Jaringan Kantor Pelayanan Bank Provinsi Bengkulu Tabel 3.2. Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Bengkulu Tabel 3.3. Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Umum Provinsi Bengkulu Tabel 3.4. Tabel 3.5. Tabel 3.6. Tabel 3.7. Perkembangan Kredit Perbankan Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi dan Kelompok Bank di Provinsi Bengkulu Perkembangan NPL Kredit Perbankan Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Bengkulu Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi di Provinsi Bengkulu Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Kredit UMKM di Provinsi Bengkulu Tabel 3.8. Perkembangan Kegiatan Usaha BPR di Provinsi Bengkulu Tabel 3.9. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu Tabel Perkembangan Kliring dan Cek/Bilyet Giro Kosong Provinsi Bengkulu.. 49 Tabel Perkembangan Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) Provinsi Bengkulu Tabel 4.1. Tabel 4.2. Realisasi Penerimaan APBD Tahun 2011 Pemerintah Provinsi Bengkulu 55 Realisasi Belanja APBD Tahun 2011 Pemerintah Provinsi Bengkulu 58 iv

10 Tabel 4.3. Tabel 4.4. Anggaran Penerimaan APBD Tahun 2012 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu 60 Anggaran Belanja APBD Tahun 2012 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu.. 61 v

11 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB (LPE, y-o-y) Provinsi Bengkulu (harga konstan 2000)... 9 Grafik 1.2. Konsumsi Rumah Tangga Menurut PDRB Harga Konstan dan Perkembangan Inflasi di Provinsi Bengkulu Grafik 1.3. Konsumsi Listrik Rumah Tangga dan Perkembangan Kendaraan Milik Swasta di Provinsi Bengkulu Grafik 1.4. Kredit Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu Grafik 1.5. Hasil Survei Konsumen di Provinsi bengkulu Grafik 1.6. Perkembangan Dana Pemerintah di Bank Umum dan Realisasi APBD Provinsi Bengkulu Grafik 1.7. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Nirlaba Menurut PDRB Harga Konstan di Provinsi Bengkulu Grafik 1.8. Perkembangan Kredit Investasi dan Konsumsi Semen di Provinsi Bengkulu Grafik 1.9. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu Grafik Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu Grafik Indikator Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran Provinsi Bengkulu Grafik Indikator Sektor Jasa-Jasa di Provinsi Bengkulu Grafik Indikator Sektor Bangunan di Provinsi Bengkulu Grafik Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu Grafik Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi IHK Kota Bengkulu Grafik 2.2. Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan di Kota Bengkulu 29 Grafik 2.3. Sumbangan Inflasi Bulan Desember Per Kelompok Barang/Jasa Grafik 2.4. Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan di Kota Bengkulu 31 Grafik 2.5. Ekspektasi Konsumen Terhadap Kondisi Mendatang Grafik 2.6. Disagregasi Inflasi Kota Bengkulu Grafik 2.7. Realisasi Inflasi Tahun Grafik 2.8. Inflasi Beberapa Kota di Sumatera Grafik 3.1. Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non-Performing Loan (NPL) Perbankan Provinsi Bengkulu Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bank Umum Provinsi Bengkulu Grafik 3.3. Distribusi Aktiva Bank Umum di Provinsi Bengkulu Grafik 3.4. Perkembangan Net Interest Margin BPR Provinsi Bengkulu Grafik 3.5. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu vi

12 Grafik 3.6. Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu Grafik 3.7. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan di Bengkulu Grafik 3.8. Perkembangan TUKAB di Provinsi Bengkulu Grafik 4.1. Perkembangan Kendaraan Bermotor di Provinsi Bengkulu Grafik 4.2. Perkembangan Dana Milik Pemerintah Provinsi Bengkulu Grafik 5.1. Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu Grafik 5.2. Hasil Survei SEK dan SKDU di Provinsi Bengkulu Grafik 5.3. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan di Kota Bengkulu Grafik 5.4. Hasil Survei SEK dan SKDU di Provinsi Bengkulu vii

13 RINGKASAN EKSEKUTIF Ringkasan Eksekutif PERTUMBUHAN EKONOMI Berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu, perekonomian Provinsi Bengkulu di triwulan I tahun 2012 mengalami pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi secara tahunan tumbuh sebesar 6,75%. Sementara laju pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya sebesar 7,74% (yoy) juga dari sumber yang sama 1. Secara triwulanan, perekonomian daerah juga terlihat mengalami peningkatan dimana Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan I 2012 dibanding triwulan IV tahun 2011 meningkat sebesar 0,75%. Peningkatan pertumbuhan ekonomi secara tahunan di sisi penggunaan disebabkan oleh masih tingginya konsumsi disertai dengan investasi yang turut membaik. Dari sisi sektoral, sektor utama daerah seperti sektor pertanian, sektor jasa-jasa dan perdagangan/hotel/restoran terus mengalami pertumbuhan meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor yang tumbuh paling tinggi di triwulan ini adalah keuangan/persewaan, sektor angkutan/komunikasi dan sektor jasa-jasa. INFLASI Inflasi tahunan Kota Bengkulu 2 pada triwulan I tahun 2012 mencapai 3,65% atau menurun dibandingkan inflasi pada triwulan IV 2011 yang tercatat sebesar 3,95%. Inflasi tersebut masih berada sedikit di bawah inflasi nasional yang sebesar 3,97%. Pencapaian inflasi ini, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi triwulan I selama lima tahun terakhir yang mencapai 7,55%. Tekanan inflasi pada triwulan laporan menurun cukup signifikan baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya maupun periode yang sama pada tahun lalu. Tercukupinya pasokan kebutuhan masyarakat seiring dengan berlangsungnya panen beberapa komoditas yang kerap menyumbang pencapaian inflasi disertai dengan tingkat permintaan yang relatif stabil mendorong berkurangnya tekanan inflasi pada triwulan laporan. 1 Berdasarkan data rilis PDRB Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu tanggal 6 Februari Inflasi yang terjadi di kota Bengkulu diasumsikan dapat mewakili inflasi Provinsi Bengkulu secara keseluruhan 1

14 Ringkasan Eksekutif Pencapaian inflasi pada triwulan I 2012 ini lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi Bank Indonesia yaitu sebesar 5,5%±1%. Deflasi yang terjadi pada dua bulan berturut-turut mendorong rendahnya pencapaian inflasi secara umum pada triwulan I Pencapaian inflasi pada triwulan laporan terutama dipengaruhi oleh tingkat inflasi pada kelompok komoditas bahan makanan. Tercukupinya pasokan bahan makanan serta relatif stabilnya permintaan masyarakat mendorong penurunan harga-harga komoditas bahan makanan secara umum. Penurunan harga pada kelompok bahan makanan terutama terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan serta subkelompok lemak dan minyak yaitu pada komoditas bawang, cabe dan minyak goreng. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Pada triwulan I tahun 2012, kinerja bank umum baik konvensional maupun syariah di Provinsi Bengkulu relatif baik. Total aset bank umum mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit. Rasio penyaluran kredit terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio) sedikit mengalami koreksi namun masih berada dalam kisaran yang menunjukkan berkembanganya perbankan di Provinsi Bengkulu. Sementara itu, kualitas kredit perbankan yang tercermin dari persentase Non Performing Loan (NPL) yang tergolong masih rendah. Jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank umum pada triwulan I 2012 mengalami peningkatan sebesar dari Rp425 miliar yaitu dari Rp6,19 triliun pada triwulan IV 2011 menjadi Rp6,62 triliun pada laporan atau meningkat sebesar 6,9%. Sementara kredit yang disalurkan bank umum meningkat sebesar 5,2% (qtq) dari Rp7,4 triliun menjadi Rp7,78triliun. Namun demikian, perbandingan dana yang disalurkan dalam bentuk kredit dengan jumlah dana pihak ketiga atau Loan to Deposit Ratio (LDR) sedikit menurun menjadi 117,65% dari triwulan sebelumnya 119,53%. Tercatat pula peningkatan risiko kredit, meskipun rasio NPL masih tergolong rendah yaitu sebesar 1,81%. Secara khusus bank umum syariah juga menunjukkan kinerja yang cukup baik meskipun jumlah dana pihak ketiga pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar 2

15 Ringkasan Eksekutif 8,4% yaitu menjadi Rp259,8 miliar. Jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank umum syariah di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan sebesar 4,3% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi sebesar Rp438,8 miliar dengan Financing to Deposit Ratio (FDR) yang lebih tinggi dari bank umum konvensional. Kinerja yang cukup baik juga ditunjukkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di wilayah Provinsi Bengkulu. Indikator perbankan seperti total aset dan dana pihak ketiga serta penyaluran kredit mengalami peningkatan rata-rata mencapai 9% dibandingkan triwulan sebelumnya. Loan to Deposit (LDR) BPR/BPRS menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 142,41% menjadi 145,08%. Aliran uang kartal di masyarakat di triwulan I tahun 2012 ditandai dengan adanya penurunan net cash outflow. Penurunan net cash outflow yang terjadi cukup signifikan yaitu mencapai 91,94% dibanding triwulan sebelumnya yaitu dari Rp490 miliar menurun menjadi Rp39,5 miliar. Sementara itu, transaksi kliring lokal secara nominal mengalami penurunan pada triwulan laporan yaitu dari Rp940,3 miliar di triwulan sebelumnya menjadi Rp853,4 miliar atau meenurun 9,2%. Rata-rata perputaran kliring per hari secara nominal mengalami hal yang serupa yaitu menurun 6,4% dari Rp14,5 miliar menjadi Rp13,5 miliar per-harinya. Penurunan nominal kliring ini disertai pula dengan penurunan jumlah warkat kliring. Perkembangan transaksi pemindahan dana melalui sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) terlihat mengalami sedikit peningkatan di triwulan ini dibanding transaksi triwulan sebelumnya. Nominal transaksi masuk meningkat sebesar 19,97% atau meningkat sebesar Rp5 triliun dibanding triwulan sebelumnya. Namun, dari sisi jumlah warkat transaksi untuk transaksi masuk menurun sebesar 14,81%. Sementara itu, transaksi keluar Provinsi Bengkulu serta antar nasabah di dalam Provinsi Bengkulu mengalami penurunan nominal transaksi masing-masing sebesar 39,43% dan 19,57%, sedangkan jumlah warkat masing-masing menurun sebesar 27,08% dan 9,04%. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bengkulu terlihat realisasi akumulatif di sisi pendapatan hingga 3

16 Ringkasan Eksekutif triwulan IV tampak melebihi target pendapatan yang telah ditetapkan. Pendapatan Daerah secara total hingga akhir tahun 2011 terealisasi sebesar 100,6% jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan realisasi APBD Provinsi Bengkulu 2010 yang sebesar 93,11%. Nominal realisasi penerimaan APBD pada tahun anggaran 2011 meningkat 16,6% dibandingkan nominal realisasi penerimaan APBD tahun anggaran 2010 yang sebesar Rp1.001 miliar. Realisasi anggaran belanja Pemerintah Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2011 mencapai 84,66% dari total anggaran belanja, relatif stabil bila dibandingkan dengan tingkat realisasi anggaran belanja pada tahun Belanja pemerintah masih didominasi oleh belanja operasi dengan porsi sebesar 68% dari total anggaran belanja pada tahun Nominal realisasi belanja operasi pada tahun 2011 menurun 1,7% dari realisasi belanja tahun 2010 yang sebesar Rp juta. PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI Perekonomian Bengkulu pada triwulan II tahun 2012 ini diperkirakan akan optimis mengalami pertumbuhan pada kisaran 6,5%±1%(yoy). Dari sisi penawaran, sektor pertanian, perdagangan perdagangan-hotel-restoran serta sektor jasa diperkirakan terus tumbuh. Sektor pertanian dan sektor perdagangan-hotel-restoran diperkirakan mengalami pertumbuhan yang paling tinggi diantara sektor utama Provinsi Bengkulu tersebut. Adapun pertumbuhan dari sisi permintaan terutama akan masih didorong melalui peningkatan konsumsi rumah tangga, sementara konsumsi pemerintah diperkirakan masih akan terbatas pada realisasi belanja operasional. Pada triwulan II tahun 2012, inflasi Bengkulu diperkirakan akan mencapai 4,5%±1% (yoy). Inflasi pada triwulan II akan dipicu oleh kembali meningkatnya harga-harga kebutuhan masyarakat setelah sepanjang triwulan I 2012 harga-harga cenderung stabil bahkan mengalami penurunan. Potensi tekanan inflasi diperkirakan berasal dari komoditas pendidikan, angkutan serta bahan makanan. Peningkatan permintaan masyarakat yang terjadi menjelang bulan puasa serta momen liburan mengakibatkan harga-harga cenderung meningkat. Di lain sisi, ketidakpastian kebijakan pemerintah terkait bahan bakar minyak bersubsidi berpotensi meningkatkan ekspektasi inflasi masyarakat. 4

17 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU Tabel Indikator Ekonomi Terpilih a. Inflasi dan PDRB INDIKATOR Tw. III Tw.IV Tw. I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I MAKRO IHK Kota Bengkulu 129,06 130,90 131,16 131,51 136,32 136,08 135,95 Laju Inflasi (y-o-y) 7,03 9,08 7,84 5,85 6,68 3,96 3,65 PDRB-Harga Konstan (miliar Rp) Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel&Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa Pertumbuhan PDRB (y-o-y, %) 7,58 2,96 5,24 8,76 6,14 7,74 6,75 Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) Volume Impor Nonmigas (ribu ton) Sumber : SEKD Provinsi Bengkulu & BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara 5

18 Tabel Indikator Ekonomi Terpilih b. Perbankan INDIKATOR Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw.I PERBANKAN Bank Umum Total Aset (Triliun Rp) 7,11 7,33 7,70 8,30 8,71 9,25 9,66 DPK (Triliun Rp) 4,64 4,69 5,18 5,68 5,99 6,19 6,61 - Tabungan (Triliun Rp) 2,58 2,94 2,79 3,09 3,33 1,29 3,26 - Giro (Triliun Rp) 1,14 0,85 1,45 1,60 1,47 3,72 2,15 - Deposito (Triliun Rp) 0,92 0,89 0,94 0,99 1,18 1,18 1,20 Kredit (Triliun Rp) Lokasi Proyek 1) 6,63 6,53 8,03 8,95 9,40 10,14 10,49 - Modal Kerja 2,19 2,20 2,45 2,66 2,83 3,20 3,22 - Konsumsi 3,46 3,32 4,42 4,93 5,42 5,06 5,67 - Investasi 0,98 1,01 1,14 1,36 1,47 1,57 1,60 - LDR (%) 142,89 139,23 155,02 157,57 156,93 163,81 158,69 Kredit (triliun Rp) Lokasi Kantor 5,49 5,82 6,07 6,64 6,95 7,40 7,78 - Modal Kerja 2,15 2,18 2,29 2,48 2,57 2,82 2,85 - Konsumsi 2,89 3,15 3,26 3,55 3,67 3,73 4,02 - Investasi 0,45 0,48 0,52 0,61 0,70 0,85 0,91 - LDR (%) 118,15 123,98 117,02 116,91 116,03 119,53 117,65 Kredit MKM Bank Umum Menurut Lokasi Proyek 1) Kredit MKM (Triliun Rp) 5,78 5,62 2,27 2,54 2,63 2,97 3,15 Kredit Mikro (Triliun Rp) 1,58 1,49 0,49 0,57 0,59 0,62 0,69 - Kredit Modal Kerja 0,39 0,37 0,45 0,52 0,54 0,56 0,62 - Kredit Investasi 0,04 0,06 0,04 0,05 0,05 0,06 0,07 - Kredit Konsumsi 2) 1,15 1,01 na na na na na Kredit Kecil (Triliun Rp) 3,20 3,13 1,10 1,18 1,12 1,24 1,27 - Kredit Modal Kerja 0,80 0,76 0,94 1,00 0,94 1,04 1,05 - Kredit Investasi 0,17 0,18 0,16 0,18 0,18 0,20 0,22 - Kredit Konsumsi 2) 2,23 2,18 na na na na Na Kredit Menengah (Triliun Rp) 1,00 1,00 0,67 0,79 0,92 1,10 1,19 - Kredit Modal Kerja 0,70 0,70 0,45 0,53 0,61 0,65 0,70 - Kredit Investasi 0,23 0,23 0,22 0,26 0,31 0,45 0,49 - Kredit Konsumsi 2) 0,07 0,07 na na na na na NPL MKM gross (%) na na na na na na na BPR/BPRS Total Aset (Miliar Rp) DPK (Miliar Rp) Tabungan (Miliar Rp) Deposito (Miliar Rp) Kredit (Miliar Rp) Lokasi Proyek 1) ,5 21,6 25,2 25,8 30,6 - Modal Kerja Konsumsi Investasi 1 1 1,5 1,6 2,4 3,4 4,6 Kredit UMKM (Miliar Rp) 4) na na na na na Rasio NPL Gross (%) na na na na na na na Rasio NPL Net (%) na na na na na na na LDR 133,06 163,06 125,71 137,25 136,00 147,19 145,08 1) data sampai dengan Februari ) sejak data bulan Januari 2011 kredit berdasarkan jenis penggunaan berdasarkan lokasi proyek terdiri dari kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit yang tidak teridentifikasi. 3) sejak data bulan Januari 2011 data kredit MKM BPR tidak tersedia Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum & BPR, SEKD Provinsi Bengkulu, Bank Indonesia Bengkulu 6

19 c. Bank Umum Syariah Tabel Indikator Ekonomi Terpilih INDIKATOR Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw.I Total Aset (Miliar Rp) DPK (Miliar Rp) Tabungan (Miliar Rp) Giro (Miliar Rp) Deposito (Miliar Rp) Pembiayaan (Miliar Rp) Lokasi Kantor - FDR (%) 190,43 192,01 200,12 191,41 165,12 148,36 168,88 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum, Bank Indonesia Bengkulu d. Sistem Pembayaran Nominal dalam triliun Rp kecuali kliring dalam miliar, volume dalam lembar INDIKATOR Tw. III Tw.IV Tw.I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw.I SISTEM PEMBAYARAN Inflow 0,28 0,09 0,22 0,08 0,59 0,25 0,42 Outflow 0,47 0,75 0,27 0,71 0,83 0,74 0,46 Pemusnahan Uang 0,13 0,09 0,14 0,06 0,21 0,15 0,18 Nominal Transaksi RTGS Volume Transaksi RTGS Rata-rata Harian Nominal 0,24 0,33 0,26 0,28 0,38 0,54 0,58 Transaksi RTGS Rata-rata Harian Volume Transaksi RTGS Nominal Kliring Kredit Volume Kliring Kredit Rata-rata Harian Nominal 2,90 3,26 2,13 4,20 3,40 3,78 2,53 Kliring Kredit Rata-rata Harian Volume Kliring Kredit Nominal Kliring Debet Volume Kliring Debet Rata-rata Harian Nominal 8,29 8,68 9,14 9,98 10,31 10,68 11,01 Kliring Debet Rata-rata Harian Volume Kliring Debet Nominal Kliring Pengembalian Volume Kliring Pengembalian Rata-rata Harian Nominal 0,26 0,45 0,36 0,34 0,35 0,41 0,36 Kliring Pengembalian Rata-rata Harian Volume ,4 13,3 Kliring Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Volume Tolakan Cek/BG Kosong Rata-rata Harian Nominal 0,21 0,37 0,27 0,28 0,36 0,34 0,32 Cek/BG Kosong Rata-rata Harian Volume Cek/BG Kosong ,5 11,4 Sumber : Bank Indonesia Bengkulu 7

20 Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Halaman ini sengaja dikosongkan 8

21 Perkembangan Ekonomi Makro Regional BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu, perekonomian Provinsi Bengkulu di triwulan I tahun 2012 mengalami pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi secara tahunan tumbuh sebesar 6,75%. Sementara laju pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya sebesar 7,74% (yoy) juga dari sumber yang sama 1. Secara triwulanan, perekonomian daerah juga terlihat mengalami peningkatan dimana Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan I 2012 dibanding triwulan IV tahun 2011 meningkat sebesar 0,75%. Grafik 1.1. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB (LPE, y-o-y) Provinsi Bengkulu (harga konstan 2000) 2,400,000 2,350,000 2,300,000 2,250,000 2,200,000 2,150,000 2,100,000 2,050,000 2,000,000 1,950,000 1,900,000 1,850,000 1,800,000 1,750,000 1,700,000 1,650,000 PDRB (skala kiri) LPE (y-o-y; skala kanan) LPE (q-t-q; skala kanan) Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara 6.75% 0.75% Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q % 10% 8% 6% 4% 2% 0% -2% -4% Peningkatan pertumbuhan ekonomi secara tahunan di sisi penggunaan disebabkan oleh masih tingginya konsumsi disertai dengan investasi yang turut membaik. Dari sisi sektoral, sektor utama daerah seperti sektor pertanian, sektor jasa- 1 Berdasarkan data rilis PDRB Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu tanggal 6 Februari

22 Perkembangan Ekonomi Makro Regional jasa dan perdagangan/hotel/restoran terus mengalami pertumbuhan meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor yang tumbuh paling tinggi di triwulan ini adalah keuangan/persewaan, sektor angkutan/komunikasi dan sektor jasajasa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sisi Penggunaan Tabel 1.1. PDRB Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan juta rupiah (kecuali dinyatakan lain) Q-IV 2011 Q-IV 2011 Jenis Penggunaan Pertumb. Pertumb. Nilai Nilai Tahunan Tahunan 1. Konsumsi Rumah Tangga ,19% ,28% 2. Konsumsi Lembaga Nirlaba ,44% ,73% 3. Konsumsi Pemerintah ,85% ,64% 4. Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto ,75% ,65% 5. Perubahan stok ( ) 44,00% (82.833) -99,95% 6. Ekspor ,66% ,46% 7. Impor ,15% ,95% PDRB Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara ,74% ,75% Konsumsi masih menjadi kontributor utama dalam ekonomi Bengkulu terutama konsumsi rumah tangga. Kontribusi konsumsi terhadap pembentukan PDRB pada triwulan I 2012 mencapai kisaran 79% kemudian diikuti kontribusi ekspor-impor 12,3% dan investasi 8,1%. Kontribusi konsumsi tersebut menurun dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 81% Konsumsi Daerah Pertumbuhan konsumsi daerah secara tahunan (yoy) di triwulan I tahun 2012 ditopang oleh masih cukup tingginya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah secara tahunan masing-masing tumbuh sebesar 6,28% dan 5,64%. Sementara itu konsumsi lembaga nirlaba tumbuh lebih tinggi dibandingkan jenis konsumsi lainnya dan pertumbuhan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 7,73%. 10

23 Grafik ,470,000 1,420,000 1,370,000 1,320,000 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Konsumsi Rumah Tangga Menurut PDRB Harga Konstan dan Perkembangan Inflasi di Provinsi Bengkulu Konsumsi RT 6.19% 8.00% 7.00% 6.00% juta rupiah kecuali dinyatakan lain Inflasi YOY (%) 1,270, % ,220, % 1,170, g(yoy) 1,120, % 4.00 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I Sumber : Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara, diolah Pertumbuhan konsumsi rumah tangga triwulan ini mencapai sebesar 6,28% (yoy) sementara triwulan sebelumnya sebesar 6,19% (yoy). Pertumbuhan konsumsi yang relatif stabil ini diperkirakan terjadi seiring dengan stabilnya kondisi perekonomian daerah pada triwulan laporan serta didukung oleh rendahnya tingkat inflasi. Peningkatan konsumsi ini dikonfirmasi oleh hasil liaison triwulan I 2012 yang dilakukan oleh Bank Indonesia Bengkulu ke beberapa pelaku usaha yang bergerak di sektor perdagangan yang menyatakan bahwa usaha mereka mengalami peningkatan di triwulan ini. Peningkatan konsumsi rumah tangga khususnya terhadap konsumsi non-makanan dapat diindikasikan oleh peningkatan pembelian kendaraan baru terutama kendaraan bus/truk maupun roda dua. Berdasarkan data terkini yang diperoleh dari Dinas Pendapatan daerah Provinsi Bengkulu, pembelian kendaraan baru hingga data akhir tahun 2011 menunjukkan kecenderungan kenaikan jumlah pembelian kendaraan baru. Hal ini juga diperkuat oleh hasil liaison kepada kontak pedagang besar kendaraan bermotor, dimana diperoleh informasi bahwa penjualan kendaraan bermotor hingga data Februari 2012 menunjukkan peningkatan diatas rata-rata penjualan bulanan pada tahun

24 Grafik 1.3. Konsumsi Listrik Rumah Tangga dan Perkembang gan Kendaraan Milik Swasta di Provinsi Bengkuluu Konsumsi Listrik RT (juta Kwh) Sumber : Dispenda Prov. dan PLN Bengkulu, diolah 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Jumlah Kendaraan Baru Roda 2 (kiri) Bus/Truk (kanan) Roda 4 (kanan) Pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga didukung oleh peningkatan kredit konsumsi yang disalurkan perbankan. Kredit konsumsi mengalami kenaikan di triwulan ini sebesar 23,3% dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu dari Rp3,26 triliun di bulan Maret 2011 menjadi Rp4,02 triliun di bulan yang sama tahun Kondisi ini menggambarkan adanya kenaikan konsumsi masyarakat yang dibiayai melalui kredit perbankan. Peningkatann kredit konsumsi juga terlihat secaraa triwulanann yaitu meningkat sebesar 7,77% dibandingkan triwulan IV Grafik 1.4. Kredit Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu gyoy 23.30% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% % Sumber : Lap Bulanan Bank Umum KBI Bengkulu 12

25 Grafik 1.5. Hasil Survei Konsumen di Provinsi Bengkulu Perkembangan Ekonomi Makro Regional Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) ,012 Sumber : Survei Ekspektasi Konsumen, BI Bengkulu Tingkat konsumsi yang masih tinggi ini juga sejalan dengan hasil survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu yang meskipun secara umum menunjukkan arah penurunan dibanding triwulan sebelumnya, namun Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) masih berada diatas 100 yang berarti responden masih menunjukkan optimisme terhadap kondisi ekonomi saat ini. Selain itu, dari hasil SK juga diketahui bahwa persepsi rencana konsumsi barang tahan lama juga menunjukkan peningkatan Nilai Saldo (NS) bila dibandingkan dengan Nilai Salso (NS) pada triwulan IV 2011 yaitu 91,33 menjadi 99,33. Grafik 1.6. Perkembangan Dana Pemerintah di Bank Umum 1,700,000 1,500,000 1,300,000 juta rupiah kecuali dinyatakan lain 80.00% Giro Milik Pemerintah 60.00% 40.00% 1,100, % 14.05% 900, , % % % 62.6% 23.3% 500,000 g(yoy) % 300, % 100, % Tw I & Tw II Tw III Target Realisasi Tw. IV Sumber : Lap Bulanan Bank Umum KBI Bengkulu 13

26 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Pertumbuhan konsumsi pemerintah di triwulan ini diperkirakan berasal dari realisasi APBD di triwulan ini yang masih terbatas pada belanja operasional. Diperkirakan realisasi APBD pada triwulan I 2012 hampir serupa dengan periode yang sama pada tahun lalu yaitu masih berkisar 10% dari total anggaran belanja daerah. Namun demikian, giro pemerintah yang ada di bank umum di triwulan I tahun 2012 menunjukkan peningkatan sebesar 59,44% (yoy) atau 184% (qtq) yang mengindikasikan adanya aliran dropping dana APBD Konsumsi lembaga nirlaba juga menunjukkan pertumbuhan pada triwulan laporan, yaitu dari 5,44% (yoy) pada triwulan IV 2011 menjadi 7,73% (yoy). Pertumbuhan konsumsi pemerintah dan lembaga nirlaba di triwulan laporan terlihat pada grafik 1.7. di bawah. Grafik 1.7. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Nirlaba Menurut PDRB Harga Konstan di Provinsi Bengkulu 395, , , , , , , , , , , , ,000 Kons. Pemerintah g(yoy) 5.64% 13.50% 11.50% 9.50% 7.50% 5.50% 3.50% 1.50% I II III IV I II III IV I II III IV I ,000 24,000 23,000 22,000 21,000 20,000 19,000 18,000 17,000 juta rupiah kecuali dinyatakan lain Kons. Lemb. Nirlaba g(yoy) 52.00% 42.00% 32.00% 22.00% 12.00% 2.00% -8.00% % I II III IV I II III IV I II III IV I Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara, diolah Investasi Regional Data investasi regional yang tergambar dari data Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pada tabel 1.1. menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan. PMTDB pada triwulan laporan meningkat sebesar 13,65% (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 13,75%(yoy). Pencatatan PMTDB ini merupakan investasi yang bersifat tambahan dan dilakukan oleh pelaku ekonomi daerah 14

27 Perkembangan Ekonomi Makro Regional setempat yang dapat berupa tambahan bangunan atau peralatan untuk kegiatan usaha yang telah dijalaninya. Arah pertumbuhan investasi salah satunya bisa diindikasikan melalui perkembangan konsumsi semen di Provinsi Bengkulu. Pertumbuhan tahunan konsumsi semen daerah sepanjang triwulan I 2012 tercatat meningkat sebesar 5,74% dibandingkan konsumsi sepanjang triwulan IV 2011 atau menjadi sebesar ton. Rata-rata konsumsi semen bulanan sepanjang Januari-Maret 2012 sebesar ton terlihat lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata konsumsi semen bulanan sepanjang 2011 yang sebesar ton. Sementara itu, invetasi daerah juga dapat digambarkan melalui indikator penyaluran kredit investasi oleh perbankan. Terlihat dari Grafik 1.8., penyaluran kredit investasi mengalami peningkatan yang terus berlanjut hingga 2012 ini, dimana secara tahunan kredit investasi pada triwulan laporan meningkat sebesar 76,30%. Grafik 1.8. Perkembangan Kredit Investasi dan Konsumsi Semen di Provinsi Bengkulu juta rupiah kecuali dinyatakan lain 950, ,000 Kredit Investasi g(yoy) 76.30% 65, % 60, % 55, % Kons. Semen (ton) % % 80.00% 750, ,000 50, % 40.00% 45, % 40,000 g(yoy) 15.78% 60.00% 40.00% 550, % 35, % 450, , % 30, % 25, % % % Sumber : Lap Bulanan Bank Umum KBI Bengkulu dan Asosiasi Semen Indonesia, diolah Ekspor dan Impor Regional Berdasarkan rilis PDRB BPS Provinsi Bengkulu, kegiatan ekspor pada triwulan I 2012 secara tahunan terlihat sedikit meningkat yaitu sebesar 21,5% sedangkan triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 19,7%. Hal serupa juga terjadi pada impor antar daerah/negara, dimana pada triwulan laporan pertumbuhan impor sebesar 33,8% sedangkan triwulan 15

28 Perkembangan Ekonomi Makro Regional sebelumnya sebesar 17,2%. Namun demikian, secara triwulanan ekspor daerah menunjukkan penurunan sebesar 4,7%, sementara impor daerah masih tumbuh sebesar 1,7%. Tren perkembangan ekspor dan impor antar daerah/negara di triwulan laporan dapat dilihat pada tabel 1.2. di bawah. Tabel 1.2. Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam pembentukan PDRB menurut Harga Konstan Provinsi Bengkulu juta rupiah Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Ekspor Impor Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara Perkembangan volume ekspor daerah ke mancanegara berdasarkan pemberitahuan ekspor barang secara tahunan mengalami penurunan nominal ekspor, namun dari sisi volume ekspor tercatat masih tumbuh meskipun terbatas. Tabel 1.3 di bawah menggambarkan kegiatan perdagangan lintas negara dari dan ke Provinsi Bengkulu yang dicatat berdasarkan data Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Tabel 1.3. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu Mata Dagangan Lemak/minyak hewan/nabati Kakao dan produk kakao Bahan bakar mineral Karet dan barang dari karet Lainnya Total nilai dalam ribu dollar, volume dalam ton Proporsi Ket. Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1* % Nilai ,0% Volume ,4% Nilai Volume Nilai ,9% Volume ,9% Nilai ,1% Volume ,8% Nilai ,1% Volume ,8% Nilai % Volume % Sumber : SEKDA Provinsi Bengkulu. BI Bengkulu; *) angka perkiraan 16

29 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara tahunan, dari tabel di atas terlihat adanya perlambatan pertumbuhan nominal ekspor barang ke mancanegara yang berasal dari Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan. Pada triwulan laporan secara tahunan nominal ekspor mengalami penurunan mencapai 19,8%, sementara pada triwulan IV 2011 nominal ekspor tumbuh mencapai 137%. Dengan demikian, nominal ekspor turun dari US$ 101 juta pada triwulan I 2011 menjadi US$ 81 juta pada triwulan laporan. Penurunan nominal ekspor secara tahunan signifikan terjadi pada komoditas karet, sementara komoditas unggulan lainnya seperti kelapa sawit masih menunjukkan peningkatan pertumbuhan. Penurunan nominal ekspor juga tercatat pada komoditas batubara. Nominal ekspor kelapa sawit pada triwulan laporan tumbuh sebesar 67,2% (yoy), sedangkan pada triwulan IV 2011 tumbuh sebesar 1% (yoy). Tingginya nominal ekspor yang tercatat pada komoditas ini didorong oleh peningkatan harga internasional CPO sekaligus didorong oleh peningkatan volume ekspor hingga 74,3%(yoy). Grafik 1.9. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu 1,300 1, Karet CPO Batubara dalam US$/100 kg untuk karet. US$/metric ton untuk CPO & batubara (100) Sumber : DSM Bank Indonesia dan Bloomberg. diolah Bila dilihat jumlah ekspor berdasarkan negara pembeli (Tabel 1.4), Belgia, Amerika Serikat dan Jepang merupakan negara dengan jumlah 17

30 Perkembangan Ekonomi Makro Regional pembelian terbesar atas komoditas dari Bengkulu. Jumlah transaksi ketiga negara tersebut sebesar US$45,5 juta atau sekitar 56% dari total nilai ekspor di triwulan ini. Ekspor kepada negara-negara di kawasan asia seperti India, Jepang, Cina, Thailand, Singapura, Philipina dan Malaysia tercatat sebesar US$ 41 juta atau sekitar 50% dari nilai ekspor triwulan laporan. Tabel 1.4. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu Negara Pembeli Amerika Serikat Thailand Singapura Malaysia Hongkong Jerman Belgia India Jepang China Lainnya Total Ket. Sumber : SEKDA Provinsi Bengkulu. BI Bengkulu; nilai dalam ribu dollar. volume dalam ton Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai Volume

31 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1.2. PDRB Sisi Sektoral Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDRB Bengkulu (y-o-y) Menurut Sektor persen Lapangan Usaha Tw-II Tw-III Tw-IV Tw I Pertanian 5,3 4,81 5,74 5,03 2. Pertambangan dan Penggalian -4,96-3,26 4,50 5,65 3. Industri Pengolahan 9,04 12,87 11,38 7,22 4. Listrik, Air dan Gas 0,90-2,71 3,55 5,52 5. Bangunan 6,03 5,15 0,76 7,71 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7, ,16 7. Angkutan dan Komunikasi 12,62 9,09 10,35 9,77 8. Keuangan dan Persewaan 13,77 14,85 14,34 13,60 9. Jasa-jasa 4,10 8,60 9,23 8,66 P D R B 6,34 6,57 7,74 6,75 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara Seluruh sektor daerah mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi secara tahunan (yoy) di triwulan ini. Sektor-sektor utama daerah seperti sektor pertanian, perdagangan-hotel-restoran dan sektor jasa-jasa tumbuh cukup tinggi pada triwulan laporan yaitu masing-masing sebesar 5,03%, 5,16%, dan 8,66%. Adapun sektor yang tumbuh paling tinggi di triwulan ini adalah keuangan dan persewaan dengan pertumbuhan mencapai 13,6%. Tabel 1.6. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Lapangan Usaha Provinsi Bengkulu Lapangan Usaha juta rupiah (kecuali dinyatakan lain) Q Q Q Nilai Porsi Nilai Porsi Nilai Porsi 1. Pertanian ,7% ,7% ,7% 2. Pertambangan dan Penggalian ,6% ,6% ,5% 3. Industri Pengolahan ,4% ,4% ,3% 4. Listrik. Gas dan Air ,5% ,5% ,5% 5. Bangunan ,1% ,1% ,1% 6. Perdagangan. Hotel dan Restoran ,9% ,7% ,7% 7. Pengangkutan dan Komunikasi ,9% ,9% ,8% 8. Keuangan dan Persewaan ,3% ,5% ,6% 9. Jasa jasa ,6% ,7% ,7% PDRB % % % Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara 19

32 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Struktur perekonomian Provinsi Bengkulu sebagaimana terlihat dari tabel 1.6 di atas terlihat masih didominasi oleh sektor pertanian diikuti sektor perdagangan-hotel-restoran dan sektor jasa-jasa. Kontribusi ketiga sektor ini terhadap perekonomian Provinsi Bengkulu mencapai 74% di triwulan laporan. Naik turunnya ketiga sektor tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu secara keseluruhan Sektor Pertanian Laju pertumbuhan sektor pertanian secara tahunan sedikit lebih rendah bila dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari sebesar 5,74% menjadi 5,03%. Sektor ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian daerah karena porsi nya yang cukup tinggi dalam perekonomian yaitu sekitar 37%. Peningkatan sektor ini diperkirakan karena meningkatnya produksi baik di subsektor pertanian maupun perkebunan. Berlangsungnya panen beberapa komoditas pertanian pada triwulan ini ditunjang dengan produktivitas perkebunan yang membaik mendorong pencapaian pertumbuhan yang menggembirakan disektor pertanian. Dari hasil liaison yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu ke pelaku usaha di Sektor Perdagangan/Hotel/Restoran juga memperkuat adanya peningkatan kinerja sektor pertanian. Informasi yang diperoleh menyatakan bahwa usaha mereka mengalami peningkatan di triwulan ini yang sebagian besar didorong oleh membaiknya sektor pertanian. Perlambatan pertumbuhan sektor pertanian dikonfirmasi oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu dimana terlihat adanya penurunan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) realisasi usaha sektor pertanian dibandingkan triwulan sebelumnya. Sejalan dengan itu, pertumbuhan tahunan kredit ke sektor pertanian juga mengalami perlambatan yang cukup signifikan yaitu tahun ini tercatat 28%, sedangkan pada triwulan sebelumnya tumbuh hingga 57%. Kredit pertanian yang disalurkan perbankan di triwulan ini sebesar Rp287,8 miliar, sementara triwulan yang sama tahun lalu mencapai Rp224 miliar. Jika dilihat secara triwulanan, pertumbuhan penyaluran kredit pertanian 20

33 Perkembangan Ekonomi Makro Regional pada triwulan I 2012 juga menurun bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 3%. Grafik Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu 335, , , ,000 Kredit Pertanian (Rp Juta) gyoy 80% 60% 40% Realisasi Ekspor Perkebunan (Ton) gyoy 345% 295% 245% 195% 255,000 28% 20% % 235, , ,000 0% -20% % 45% -5% 175, % % , Sumber : Bank Indonesia Bengkulu. diolah Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan I 2012 juga mengalami pertumbuhan yaitu sebesar 5,16%(yoy). Jika dibanding triwulan sebelumnya, pertumbuhan di triwulan ini lebih melambat dimana triwulan sebelumnya sektor PHR tumbuh sebesar 8,44%(yoy). Sektor ini memiliki peran yang cukup dominan dalam PDRB Provinsi Bengkulu dengan porsi sekitar 19,7% yaitu kedua tertinggi setelah sektor pertanian. Kinerja sektor ini juga tergambar dari pertumbuhan tahunan kredit ke sektor perdagangan, hotel dan restoran yang tumbuh sebesar 44,97% menjadi sebesar Rp2,04 triliun, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 43,63%. Berdasarkan hasil liaison ke sektor perdagangan, hotel dan restoran, pertumbuhan di sektor ini salah satunya didorong oleh membaiknya sektor pertanian serta relatif rendahnya tingkat inflasi. Dengan membaiknya kinerja sektor pertanian mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsinya sehingga menyebabkan kinerja sektor perdagangan juga meningkat. Namun, pertumbuhan pada sektor PHR ini tidak tercermin pada Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan I 2012 yang menunjukkan arah pelemahan kinerja sektor PHR pada triwulan laporan. Padahal, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha 21

34 Perkembangan Ekonomi Makro Regional triwulan sebelumnya menunjukkan ekspektasi yang optimis terhadap kegiatan usaha di sektor PHR pada triwulan I Grafik Indikator Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Provinsi Bengkulu 2,150,000 1,950,000 1,750,000 1,550,000 1,350,000 1,150, , , , , ,000 Kredit PHR (Rp Juta) gyoy % % 57% 37% 17% -3% -23% , Sektor Jasa - Jasa Sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi di triwulan ini. Pertumbuhan tahunan sektor ini di triwulan laporan sebesar 8,66%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 9,23%. Porsi sektor ini terhadap ekonomi daerah juga cukup besar yaitu sekitar 18%, sehingga sektor ini menjadi salah satu pendukung tumbuhnya ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi di sektor ini diperkirakan masih didorong oleh subsektor jasa pemerintahan umum. Laju pertumbuhan sektor jasa-jasa juga terlihat dari pembiayaan perbankan secara tahunan. Laju pertumbuhan kredit untuk sektor jasa khususnya jasa dunia usaha dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya tumbuh sebesar 58% sedangkan triwulan sebelumnya hanya tumbuh sebesar 46%. Sementara secara triwulanan, kredit jasa dunia usaha meningkat sebesar 9,5%. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) di triwulan I tahun 2012 menunjukkan arah pertumbuhan sektor jasa-jasa yang positif, meskipun Nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) 22

35 Perkembangan Ekonomi Makro Regional realisasi responden di sektor jasa ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan nilai triwulan sebelumnya sebagaimana terlihat di grafik 1.12 dibawah. Grafik Indikator Sektor Jasa-jasa di Provinsi Bengkulu 450, ,000 Kredit Sektor Jasa (juta Rp) PDRB Sektor Jasa (juta Rp) Realisasi Sektor Jasa (Hasil SKDU) 350, , , , , ,000 50,000 I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I Sumber : Bank Indonesia Bengkulu & BPS Provinsi Bengkulu. diolah & angka sementara Sektor Konstruksi Pertumbuhan sektor konstruksi secara tahunan di triwulan ini mengalami peningkatn pertumbuhan yang signifikan dibanding pertumbuhan pada triwulan IV tahun Pertumbuhan di triwulan ini tercatat sebesar 7,7% sedangkan triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 0,76%. Adapun porsi sektor ini terhadap ekonomi daerah terbilang masih cukup rendah yaitu hanya sekitar 3%. Dari sisi kredit perbankan, secara tahunan kredit ke sektor konstruksi mengalami koreksi dimana kredit menurun hingga 18,8% dari Rp141,5 miliar di triwulan I tahun 2011 menjadi Rp114 miliar di triwulan laporan. Sementara itu, data konsumsi semen triwulan I 2012 menunjukkan pertumbuhan tahunan yang cukup tinggi yaitu sebesar 19%. Peningkatan juga terjadi pada pertumbuhan penyaluran kredit perumahan oleh perbankan daerah, secara tahunan kredit perumahan meningkat pesat sebesar 50,32% yaitu dari Rp463 miliar di triwulan I tahun 2011 menjadi Rp696 miliar di triwulan laporan. Kondisi-kondisi ini 23

36 Perkembangan Ekonomi Makro Regional mengindikasikan adanya peningkatan kinerja sektor konstruksi di Provinsi Bengkulu. Grafik Indikator Sektor Konstruksi di Provinsi Bengkulu 75,000 70,000 65,000 60,000 55,000 50,000 45,000 40,000 35,000 g(yoy) Kons. Semen (ton) 15.78% % % 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% Penyaluran Kredit (miliar Rp) 30,000 25,000 20, % % Konstruksi Perumahan Sumber : Bank Indonesia dan Asosiasi Semen Indonesia. diolah Sektor Listrik, Gas dan Air Sektor listrik, gas dan air mengalami pertumbuhan sebesar 5,52% (yoy) sedangkan triwulan sebelumnya hanya sebesar 3,55%(yoy). Porsi sektor ini terhadap perekonomian daerah masih cukup kecil yaitu hanya sebesar 0,5%. Pertumbuhan di sektor ini juga terlihat dari adanya arah peningkatan konsumsi listrik sebagaimana data yang diperoleh dari PLN Cabang Bengkulu. Secara total, konsumsi listrik di triwulan laporan terlihat mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu mencapai 12%. Selain itu, jumlah pelanggan listrik meningkat sebesar 21% dibandingkan periode yang sama tahun 2011 yaitu menjadi sejumlah 878 juta pelanggan. Data kredit yang disalurkan perbankan ke sektor ini di Provinsi Bengkulu relatif stagnan. Namun demikian pada triwulan laporan kredit pada sektor ini meningkat 9% dibandingkan periode yang sama pada tahun Kredit yang disalurkan ke sektor ini di triwulan I tahun 2011 sebesar Rp juta sedangkan pada triwulan yang sama tahun

37 Perkembangan Ekonomi Makro Regional mencapai Rp juta. Hal tersebut dapat terlihat pada Grafik di bawah. Grafik Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu Konsumsi Listrik Jml. Pelanggan (ribu orang, axis kiri) Konsumsi (KWh, axis kanan) ,100 14,100 12,100 10,100 8,100 6,100 4,100 2, gyoy Kredit Sektor Listrik, Gas, Air (juta Rp) , % 3900% 2900% 1900% 900% -100% Sumber : PLN Bengkulu dan Bank Indonesia. diolah 1.3. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Indikator kesejahteraan petani sebagaimana tergambar melalui indikator nilai tukar petani (NTP) dari awal tahun 2012 hingga bulan Maret 2012 cenderung mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Perubahan NTP ini dapat menggambarkan bahwa tingkat kesejahteraan hidup petani relatif lebih baik dibanding triwulan sebelumnya. NTP sedikit berubah dari 103,29 di Desember 2011 menjadi 103,35 pada Maret Grafik Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu 4.00% Nilai Tukar Petani 3.00% g mtm 2.00% % % 0.22% -1.00% % % Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; diolah 25

38 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tingkat pengangguran di Provinsi Bengkulu menunjukkan adanya perbaikan keadaan dimana jumlah pengangguran menurun dari 21 ribu orang pada Agustus 2011 menjadi 19,6 ribu orang pada Februari 2012, atau menurun sebesar 6%. Hal ini kemungkinan merupakan dampak dari semakin bergairahnya perekonomian di Provinsi Bengkulu sehingga mendorong penyerapan lebih banyak tenaga kerja lokal. Tabel 1.7. Perkembangan Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Bengkulu Jumlah Pengangguran dan TPT Ribuan untuk jumlah Agus.2010 Feb.2011 Agus.2011 Feb.2012 Juml. TPT Juml. TPT Juml. TPT Juml. TPT 39 4,6% 30 3,4% 21 2,4% 19,6 2,14% Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Sementara itu, perkembangan jumlah penduduk miskin berdasarkan data terakhir yang dirilis Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu pada Januari 2012, jumlah penduduk miskin pada tahun 2011 dibanding tahun sebelumnya terlihat sedikit menurun. Baik secara jumlah maupun persentase terhadap total jumlah penduduk terlihat adanya sedikit penurunan tingkat kemiskinan Provinsi Bengkulu. Jumlah penduduk miskin di tahun 2010 adalah sebesar 324,9 ribu orang, sementara di tahun 2011 menurun menjadi 303,35 ribu orang. Tabel 1.8. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Bengkulu Ribuan untuk jumlah Mar Mar Sep Jumlah %* Jumlah %* Jumlah %* Jumlah Penduduk Miskin 324,9 18,30 303,6 17,5 303,35 17,36 *Persentase terhadap jumlah penduduk Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 26

39 BOKS 1 Hasil Liaison Triwulan I 2012 Kegiatan Liaison selama Triwulan I-2012 dilakukan melalui kunjungan wawancara terhadap 5 contact yang bergerak dalam subsektor industri pengolahan, pedagang besar & eceran, pertambangan dan pertanian/peternakan. Volume penjualan domestik berupa produk maupun jasa yang dijual pelaku usaha secara umum mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan penjualan produk dan jasa tersebut antara lain disebabkan oleh meningkatnya permintaan dan peningkatan produktivitas melalui perluasan wilayah pemasaran. Secara umum volume penjualan pada tahun depan juga diproyeksikan masih akan mengalami peningkatan. Volume penjualan ekspor produk batubara menurun karena perubahan preferensi permintaan batubara dari jenis low calorie menjadi high calorie, sementara cadangan batubara yang dimiliki subsektor pertambangan tergolong sebagai batubara low calorie. Namun dengan adanya rencana untuk meningkatkan produksi batubara high calorie, volume penjualan tahun depan diperkirakan akan meningkat sesuai dengan tren pertumbuhannya. Tabel 1 Liaison : Volume Penjualan Sub Sektor Produk Likert Scale Saat Ini Proyeksi Domesti Domesti k k Industri Pengolahan CPO 2 1 Perdagangan Besar & Alat Berat Caterpillar, 3 2 Eceran Kendaraan Daihatsu Pertanian/Peternakan Padi, Karet, Sawit 2 3 Secara umum tingkat kapasitas utilisasi usaha di atas rata-rata kecuali pada subsektor pertambangan yang sedikit menurun di atas normal terutama karena penurunan volume penjualan. Pada tahun berjalan sebagian besar pelaku usaha yang menjadi contact melakukan investasi di atas rata-rata dan diperkirakan investasi pada tahun depan masih akan terus meningkat, kecuali pada subsektor industri pengolahan yang tidak melakukan investasi signifikan karena perusahaan hanya mengoptimalkan asset yang dimiliki untuk meningkatkan produksi.

40 Secara umum jumlah tenaga kerja yang dimiliki pelaku usaha mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya antara lain karena adanya penambahan investasi perluasan area produksi atau pemasaran. Seluruh pelaku usaha merencanakan untuk menambah tenaga kerja pada tahun depan sejalan dengan adanya rencana investasi atau peningkatan kapasitas usaha di tahun depan. Sebagian tingkat margin pelaku usaha mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya antara lain karena meningkatnya volume penjualan dan adanya peningkatan harga jual produk, kecuali pada subsektor pertambangan yang menyatakan penurunan margin karena menurunnya permintaan.

41 BOKS 2 PENELITIAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2011 A. Latar Belakang Mengingat besarnya kontribusi UMKM terhadap perekonomian baik nasional maupun daerah di satu sisi dan banyaknya kendala yang mereka hadapi di sisi lainnya, maka Bank Indonesia telah merumuskan berbagai kebijakan nasional yang bertujuan untuk mendorong perkembangan dan pertumbuhan UMKM. Salah satu diantara kebijakan tersebut adalah melakukan baseline study yang bertujuan untuk mengidentifikasi Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan di berbagai daerah di Indonesia. Pada tahun 2011 Kantor Bank Indonesia Bengkulu bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu melaksanakan Baseline Study Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan di Provinsi Bengkulu. B. Tujuan Penelitian Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang KPJU Unggulan yang perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan, baik di tingkat propinsi, kabupaten/kota dan kecamatan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja, peningkatan daya saing produk dan pengendalian inflasi. C. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian KPJU Unggulan di Provinsi Bengkulu diharapkan akan memberikan manfaat kepada berbagai pihak sebagai berikut: 1. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah dan instansiinstansi terkait di tingkat Provinsi Bengkulu maupun di tingkat kabupaten/kota dalam merumuskan kebijakan dan program yang lebih strategis sebagai upaya untuk memacu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pengembangan KPJU Unggulan di masing-masing wilayah. 2. Sebagai bahan untuk mempromosikan potensi dan KPJU Unggulan di Provinsi Bengkulu kepada para investor. 3. Sebagai informasi bagi pihak perbankan dan organisasi keuangan lainnya tentang

42 berbagai Komoditas/Produk/Jenis Usaha Unggulan di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. 4. Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan kredit bagi para pengusaha yang bergerak di KPJU Unggulan. D. Metode Penelitian Penelitian KPJU Unggulan dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota dengan mengambil sampel sebanyak 76 kecamatan (63%) dari 121 kecamatan di Provinsi Bengkulu sebagaimana dirinci pada Tabel 1. Kecamatan-kecamatan yang dijadikan sebagai sampel tersebut mewakili kecamatan-kecamatan lain yang ditetapkan dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti karakteristik wilayah secara geografis (pantai/pesisir, daratan, dataran tinggi/pegunungan), jenis dan jumlah unit usaha UMKM, kontribusinya terhadap pembentukan PDRB dan relevansinya dengan kebijakan pemerintah baik ditingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten/kota. Tabel 1. Rincian Daerah Penelitian KPJU di Provinsi Bengkulu No Kabupaten/Kota Kecamatan Kecamatan Sampel Persentase 1 Bengkulu Selatan Rejang Lebong Bengkulu Utara K a u r S e l u m a Mukomuko L e b o n g Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu J u m l a h Penelitian KPJU Unggulan di Provinsi Bengkulu menggunakan empat metode utama untuk pengolahan data yaitu Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), Metode Borda, Metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Metode Bayes. E. Kriteria KPJU Unggulan Penetetapan KPJU Unggulan di kabupaten/kota dan provinsi dilakukan menggunakan 11 kriteria utama yang terdiri dari beberapa variabel sebagai indikator sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

43 Tabel 2. Kriteria Penetapan KPJU Unggulan No Tujuan/Kriteria Tujuan Penetapan KPJU Unggulan 1 Pertumbuhan ekonomi 2 Penciptaan lapangan kerja 3 Peningkatan daya saing produk Kriteria Penetapan KPJU Unggulan Tingkat Kecamatan 1 Jumlah unit usaha 2 Jangkauan/kondisi pemasaran 3 Ketersediaan bahan baku/sarana produksi 4 Kontribusi terhadap perekonomian daerah (kecamatan) Tabel 3. Kriteria KPJU Unggulan Kabupaten/Kota No Kriteria Variabel atau Indikator 1 Tenaga Kerja Terampil (skilled) 2 Bahan Baku (manufacturing) Tingkat Pendidikan Pelatihan yang pernah diikuti Pengalaman kerja Jumlah lembaga/ sekolah ketrampilan/ pelatihan Ketersediaan/kemudahan bahan baku Harga perolehan bahan baku Parishability bahan baku (mudah tidaknya rusak) Kesinambungan bahan baku Mutu bahan baku 3 Modal Kebutuhan investasi awal Kebutuhan modal kerja Aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan 4 Sarana Produksi/Usaha Ketersediaan/ kemudahan memperoleh Harga 5 Teknologi Kebutuhan teknologi 6 Sosial Budaya (factor endogen) Kemudahan (memperoleh teknologi) Ciri khas lokal Penerimaan Masyarakat Turun temurun 7 Manajemen Usaha Kemudahan untuk memanage 8 Ketersediaan Pasar Jangkauan/wilayah pemasaran Kemudahan Mendistribusikan 9 Harga Stabilitas harga 10 Penyerapan TK Kemampuan menyerap TK 11 Sumbangan terhadap perekonomian wilayah Jumlah jenis usaha yg terpengaruh karena keberadaan usaha ini (backward & forward linkages) F. Kesimpulan Adapun KPJU Unggulan terpilih di Propinsi Bengkulu untuk masing-masing sektor/subsektor di kabupaten/kota yang mempunyai skor terbobot tertinggi yaitu :

44 No. Kabupaten/Kota KPJU Unggulan a. Kota Bengkulu, padi sawah pada subsektor tanaman padi dan palawija, cabai pada kelompok sayur-sayuran, jeruk kalamansi/nipis pada kelompok buah-buahan, kelapa sawit pada subsektor perkebunan, sapi potong pada subsektor peternakan, perikanan tangkap laut pada subsektor perikanan, kerupuk dan sejenisnya pada sektor industri, kendaraan bermotor pada sektor perdagangan dan klinik untuk sektor angkutan/jasa b. Kabupaten Bengkulu Utara c. Kabupaten Bengkulu Tengah d. Kabupaten Bengkulu Selatan padi sawah pada subsektor tanaman padi dan palawija, cabai pada kelompok sayur-sayuran, salak pada kelompok buahbuahan, karet pada subsektor perkebunan, ayam ras pedaging pada subsektor peternakan, budidaya ikan nila pada subsektor perikanan, industri pengolahan ikan pada sektor industri, perdagangan hasil bumi pada sektor perdagangan dan angkutan barang untuk sektor angkutan/jasa padi sawah pada subsektor tanaman padi dan palawija, cabai pada kelompok sayur-sayuran, durian pada kelompok buahbuahan, kelapa sawit pada subsektor perkebunan, ayam ras pedaging pada subsektor peternakan, budidaya ikan nila pada subsektor perikanan, industri tempe pada sektor industri, rumah makan pada sektor perdagangan dan objek wisata alam untuk sektor angkutan/jasa padi sawah pada subsektor tanaman padi dan palawija, cabai pada kelompok sayur-sayuran, jeruk buah pada kelompok buahbuahan, kelapa sawit pada subsektor perkebunan, sapi potong pada subsektor peternakan, perikanan tangkap laut pada subsektor perikanan, industri kayu kelapa pada sektor industri, perdagangan hasil bumi pada sektor perdagangan dan bengkel motor/mobil untuk sektor angkutan/jasa e. Kabupaten Kaur padi sawah pada subsektor tanaman padi dan palawija, cabai pada kelompok sayur-sayuran, sawo pada kelompok buahbuahan, kopi pada subsektor perkebunan, ayam buras pada subsektor peternakan, perikanan tangkap laut pada subsektor perikanan, industri kopi bubuk pada sektor industri, perdagangan perikanan pada sektor perdagangan dan bengkel motor/mobil untuk sektor angkutan/jasa f. Kabupaten Seluma padi sawah pada subsektor tanaman padi dan palawija, cabai pada kelompok sayur-sayuran, mangga pada kelompok buahbuahan, kelapa sawit pada subsektor perkebunan, sapi potong pada subsektor peternakan, perikanan tangkap laut pada subsektor perikanan, industri batu bata pada sektor industri, perdagangan hasil bumi pada sektor perdagangan dan angkutan barang untuk sektor angkutan/jasa g. Kabupaten Mukomuko padi sawah pada subsektor tanaman padi dan palawija, cabai pada kelompok sayur-sayuran, pisang pada kelompok buahbuahan, kelapa sawit pada subsektor perkebunan, ayam ras petelur pada subsektor peternakan, budidaya ikan mas pada subsektor perikanan, industri makanan jajanan pada sektor industri, perdagangan kendaraan bermotor pada sektor perdagangan dan klinik untuk sektor angkutan/jasa

45 No. Kabupaten/Kota KPJU Unggulan h. Kabupaten Kepahiang i. Kabupaten Rejang Lebong padi sawah pada subsektor tanaman padi dan palawija, cabai pada kelompok sayur-sayuran, pisang pada kelompok buahbuahan, kopi pada subsektor perkebunan, kambing pada subsektor peternakan, budidaya ikan nila pada subsektor perikanan, industri kopi bubuk pada sektor industri, perdagangan kendaraan bermotor pada sektor perdagangan dan bengkel las untuk sektor angkutan/jasa jagung pada subsektor tanaman padi dan palawija, cabai pada kelompok sayur-sayuran, pisang pada kelompok buah-buahan, kopi pada subsektor perkebunan, ayam ras pedaging pada subsektor peternakan, budidaya ikan nila pada subsektor perikanan, industri makanan (roti dan kue) pada sektor industri, perdagangan kendaraan bermotor pada sektor perdagangan dan angkutan penumpang untuk sektor angkutan/jasa j. Kabupaten Lebong jagung pada subsektor tanaman padi dan palawija, cabai pada kelompok sayur-sayuran, jeruk buah pada kelompok buahbuahan, karet pada subsektor perkebunan, ayam buras pada subsektor peternakan, perikanan sawah pada subsektor perikanan, industri kopi bubuk pada sektor industri, perdagangan hasil bumi pada sektor perdagangan dan warnet/wartel untuk sektor angkutan/jasa. G. Rekomendasi Berdasarkan hal tersebut diatas, beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat mendorong keberhasilan pengembangan KPJU Unggulan di Propinsi Bengkulu sebagai berikut: a. Instrumen Kebijakan yang didukung oleh perencanaan yang efektif dan efisien diperlukan agar tujuan-tujuan dari pengembangan KPJU Unggulan tersebut dapat dicapai secara efektif dan efisien. b. Sosialisasi dan Promosi KPJU Unggulan, terutama kepada berbagai pihak yang berkepentingan dan terkait langsung dengan pengembangan dan fasilitasi KPJU Unggulan UMKM di Propinsi Bengkulu sehingga dapat dipromosikan secara kolektif dan terkoordinasi kepada para investor agar berminat untuk menanamkan modalnya di Propinsi Bengkulu. c. Perumusan Kebijakan Strategis sebagai acuan dan bahan pertimbangan dalam perumusan Renstra (Rencana Strategis) dan Rencana Induk Pengembangan (RIP) UMKM oleh setiap stakeholder di Provinsi Bengkulu, Kabupaten dan Kota. d. Pembentukan Pokja Pengembangan KPJU Unggulan untuk meminimalisir kegagalan dalam pencapaian hasil pembangunan yang direncanakan karena koordinasi pada tingkat perencanaan maupun implementasi antar berbagai pihak yang terkait. Tugas dan fungsi Pokja antara lain : 1) Penguatan kelembagaan pendampingan

46 2) Penguatan akses pasar 3) Penguatan akses pembiayaan 4) Penguatan akses informasi 5) Pengembangan wirausaha baru e. Penguatan Dukungan Masyarakat perlu dilakukan mengingat keberhasilan pengembangan KPJU Unggulan juga secara langsung dan tidak langsung membutuhkan dukungan dari masyarakat. Dukungan tersebut antara lain dapat berupa pengembangan KPJU Unggulan di daerah yang didukung oleh masyarakat (Community Supported MSM-Enterprises) melalui antara lain pembelian produkproduk yang dihasilkan oleh KPJU Unggulan. f. Penguatan Dukungan Perbankan melalui perumusan kebijakan-kebijakan yang lebih kondusif bagi para pelaku usaha oleh perbankan agar kendala-kendala yang dihadapi oleh pelaku UMKM dalam memperoleh pinjaman dapat ditanggulangi. Beberapa hal yang relevan untuk direkomendasikan antara lain adalah: 1) Memprioritaskan permohonan pinjaman yang diajukan oleh para pelaku UMKM yang bergerak dalam bidang KPJU Unggulan; 2) Menggunakan anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) untuk meningkatkan pengetahuan para pelaku UMKM tentang masalah perbankan dan kredit serta meningkatkan keterampilan pelaku usaha. 3) Menyediakan layanan konsultasi gratis bagi pelaku UMKM terutama yang bergerak dalam usaha KPJU Unggulan. 4) Bekerjasama dengan pemerintah dan instansi terkait lainnya untuk menyiapkan kebijakan dan program yang bertujuan untuk mengatasi kendala anggunan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM. 5) Bekerjasama dengan pemerintah dan instansi terkait lainnya untuk menyediakan layanan pasca pencairan pinjaman kepada para pelaku UMKM yang menjadi nasabahnya.

47 Perkembangan Inflasi Daerah BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH 2.1. Perkembangan Inflasi Inflasi tahunan Kota Bengkulu 1 pada triwulan I tahun 2012 mencapai 3,65% atau menurun dibandingkan inflasi pada triwulan IV 2011 yang tercatat sebesar 3,95%. Inflasi tersebut masih berada sedikit di bawah inflasi nasional yang sebesar 3,97%. Pencapaian inflasi ini, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi triwulan I selama lima tahun terakhir yang mencapai 7,55%. Tekanan inflasi pada triwulan laporan menurun cukup signifikan baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya maupun periode yang sama pada tahun lalu. Tercukupinya pasokan kebutuhan masyarakat seiring dengan berlangsungnya panen beberapa komoditas yang kerap menyumbang pencapaian inflasi disertai dengan tingkat permintaan yang relatif stabil mendorong berkurangnya tekanan inflasi pada triwulan laporan. Pencapaian inflasi pada triwulan I 2012 ini lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi Bank Indonesia yaitu sebesar 5,5%±1%. Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi IHK Kota Bengkulu 20% Bengkulu (y-o-y) Nasional (y-o-y) 15% 10% 5% 3.97% 3.65% 0% Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 1 Inflasi yang terjadi di kota Bengkulu diasumsikan dapat mewakili inflasi Provinsi Bengkulu secara keseluruhan 27

48 Perkembangan Inflasi Daerah 2.2. Faktor Pendorong Inflasi Tren penurunan inflasi yang telah terjadi sejak akhir tahun 2011 yang berujung dengan deflasi yang terjadi pada dua bulan berturut-turut mendorong rendahnya pencapaian inflasi secara umum pada triwulan I Pencapaian inflasi pada triwulan laporan terutama dipengaruhi oleh tingkat inflasi pada kelompok komoditas bahan makanan. Tercukupinya pasokan bahan makanan serta relatif stabilnya permintaan masyarakat mendorong penurunan harga-harga komoditas bahan makanan secara umum. Penurunan harga pada kelompok bahan makanan terutama terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan serta subkelompok lemak dan minyak yaitu pada komoditas bawang, cabe dan minyak goreng Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa Kota Bengkulu (Tahunan, y-o-y) Kelompok Barang/Jasa Tw IV-2011 Tw I-2012 IHK Inflasi (%) IHK Inflasi (%) Bahan makanan 160,39-1,68 156,89 0,31 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 146,42 6,32 149,70 6,62 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 135,50 7,39 135,88 4,15 Sandang 144,03 12,39 144,95 9,73 Kesehatan 121,13 5,61 122,36 2,94 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 129,62 8,94 129,37 8,98 Pengangkutan, Komunikasi dan Jasa Keuangan 103,05 2,06 102,96 1,30 Inflasi Umum 136,08 3,96 135,95 3,65 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Sebagaimana terlihat dalam tabel 2.1, inflasi pada triwulan I 2012 terjadi pada seluruh kelompok barang atau jasa dengan inflasi terendah terjadi pada kelompok bahan makanan. Kelompok yang mengalami inflasi tahunan paling tinggi di triwulan ini adalah kelompok sandang, kemudian diikuti oleh kelompok pendidikan/rekreasi/olahraga masing-masing sebesar 9,73% dan 8,98%. Sementara itu, kelompok bahan makanan secara tahunan pada triwulan laporan membukukan inflasi sebesar 0,31%. Tingginya inflasi pada kelompok sandang terutama dipicu oleh inflasi pada subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya. 28

49 Perkembangan Inflasi Daerah Pada Grafik 2.2., terlihat bahwa beberapa subkelompok komoditas dalam kelompok bahan makanan menunjukkan kecederungan penurunan nilai IHK dibandingkan triwulan sebelumnya. Kecenderungan penurunan tersebut terjadi antara lain pada subkelompok sayur-sayuran dan bumbu-bumbuan. Inflasi tahunan tertinggi untuk kelompok bahan makanan disumbang oleh subkelompok buahbuahan yang mengalami inflasi sebesar 40,20%. Sementara untuk subkelompok padi-bumbu-bumbuan mengalami deflasi tertinggi yaitu sebesar 45,69% (yoy). Grafik 2.2. Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan di Kota Bengkulu Daging dan hasilnya Sayur sayuran Ikan Segar Bumbu bumbuan Padi, Umbi dan hasilnya Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Jika melihat sumbangan inflasi per komoditas terhadap inflasi bulanan sepanjang triwulan I tahun 2012 sebagaimana terlihat di Tabel 2.2, komoditas penyumbang inflasi yang berasal dari kelompok bahan makanan kerap menentukan arah pencapaian inflasi daerah di sepanjang triwulan laporan. Komoditas yang mengalami penurunan harga cukup signifikan dari bulan Januari 2012 hingga Maret 2012 antara lain yaitu cabe dan ikan kembung masing-masing sebesar 55,36%(qtq) dan 14,2% (qtq). Sementara komoditas yang mengalami peningkatan harga cukup besar sepanjang Januari hingga Maret 2012 antara lain terjadi pada komoditas ikan teri dan buah semangka masing-masing sebesar 30% dan 22,4%. Kelompok komoditas lainnya yang turut mempengaruhi inflasi daerah di triwulan ini adalah komoditas-komoditas di kelompok perumahan/air/listrik/gas/bahan bakar, kelompok sandang dan kelompok transpor/komunikasi/jasa Keuangan. Dominasi 29

50 Perkembangan Inflasi Daerah peran kelompok-kelompok komoditas dalam menentukan n arah pencapaian inflasi daerah dapat dilihat dari sumbangann suatu kelompok terhadap inflasi sebagaimana tercermin pada Grafik 2.3. Tabel 2.2. Sumbangan Beberapa Komoditas terhadap Inflasi/Deflasi Bulanann di Bengkulu Persen (%) No Januari 2012 Februari 2012 Maret 2012 Komodtas Andil Komodtas Andil Komodtas Andil 1. Daging Ayam Ras 0,49 Cabe Merah -0,86 Daging Ayam Ras -0,14 2. Beras 0,17 Daging Ayam Ras -0,29 Beras -0,11 3. Cabe Merah -0,16 Nasi 0,,17 Tomat Buah 0,09 4. Tongkol 0,13 Emas Perhiasan 0,,04 Sepeda Motor 0,05 5. Rokok Kretek Filter 0,08 Kangkung -0,04 Angkutann Udara -0,04 6. Rokok Kretek 0,07 Tomat Buah -0,04 Batu Bata 0,03 7. Udang Basah 0,06 Jeruk 0,,04 Cabe Merah -0,03 8. Telur Ayam Ras 0,05 Tomat Sayur -0,03 Ayam Goreng 0,02 9. Kape-Kape 0,03 Bumbu Masak Jadi -0,03 Bayam 0,02 10 Bayam -0,03 Kembung -0,03 Telur Ayam Ras -0,02 Jumlah 0,89 Jumlah -1,07 Jumlah -0,13 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Keterangan : Kelompok Bahan Makanan Kelompok Makanan Jadi/Minuman/Rokok/Tembakau Kelompok Perumahan/Air/Listrik/Gas/Bahan Bakar Kelompok Sandang Kelompok Pendidikan/Rekreasi/Olahraga Kelompok Transpor/Komunikasi/Jasa Keuangan Kelompok Kesehatan Grafik 2.3. Sumbangann Inflasi Bulan Maret Per Kelompok Barang/Jasa persen Perumahan, Air, Listrik, Gas, Bahan Bakar 0.02 Pendidikan, Rekreasi, Olahraga - Kesehatan 0.01 Sandang - Transpor, Komunikasi, Jasa Keuangan 0.01 Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, Tembakau 0.03 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 30

51 Perkembangan Inflasi Daerah Bila dibanding triwulan sebelumnya, inflasi tahunan di kelompok bahan makanan mengalami peningkatan yaitu dari deflasi sebesar 1,68% pada triwulan IV 2011 menjadi inflasi sebesar 0,31% di triwulan laporan. Pergerakan IHK yang cukup signifikan kelompok bahan makanan di triwulan laporan terutama terjadi pada subkelompok buah-buahan dan bumbu-bumbuan, dimana secara tahunan subkelompok buah-buahan mengalami inflasi sebesar 40,2% dan subkelompok bumbu-bumbuan mengalami deflasi sebesar 45,69%. Secara umum, hampir seluruh subkelompok komoditas pada kelompok bahan makanan mengalami penurunan inflasi tahunan dibandingkan dengan kondisi pada triwulan IV Perkembangan inflasi kelompok bahan makanan terlihat di Grafik 2.4. Grafik 2.4. Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan Kota Bengkulu Padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya Sayur-sayuran Bumbu-bumbuan Lemak dan minyak Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, diolah 2.4. Inflasi Periode Januari-Maret 2012 Tren penurunan harga yang terjadi pada akhir tahun 2011 masih berlanjut hingga triwulan I Kondisi ini didukung oleh stabilnya permintaan masyarakat dan terjaminnya pasokan kebutuhan. Wacana mengenai kenaikan harga BBM di awal April 2012 sempat mengakibatkan terjadinya kelangkaan BBM dan kenaikan beberapa komoditas seperti bawang merah, bawang putih, serta beberapa komoditas bahan bangunan. Namun demikian, kenaikan harga-harga yang terjadi masih cukup terkendali dan hanya terjadi pada komoditas yang bobot konsumsinya relatif kecil. Dampak dari kebijakan kenaikan harga BBM bersudsidi telah dibahas oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bengkulu yang terdiri dari unsur 31

52 Perkembangan Inflasi Daerah Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu, Pertamina Cabang Bengkulu dan Bank Indonesia (Lihat Boks 3). Terjaganya pasokan kebutuhan pada triwulan laporan didukung oleh berlangsungnya musim panen baik untuk komoditas bahan pangan maupun komoditas holtikultura lainnya. Bila dibandingkan dengan kondisi harga rata-rata pada triwulan IV 2011, harga-harga secara umum pada triwulan laporan mengalami penurunan. Sebagai gambaran, harga cabe merah mengalami penurunan hingga 30%, harga bawang merah turun 20%, harga kacang-kacangan turun 10%, meskipun dilain sisi masih dibayangi oleh kenaikan harga beras dan gula pasir yang berkisar 10%. Sementara itu, untuk harga komoditas daging-dagingan kenaikan harga yang terjadi hanya berkisar 1%. Kecenderungan penurunan harga-harga di masyarakat telah terdeteksi sebelumnya melalui hasil Survei Konsumen (SK) triwulan IVI 2011 yang menunjukkan bahwa adanya penurunan tipis Nilai Saldo (NS) ekspektasi harga tiga bulan yang akan datang pada triwulan I 2012 sebagaimana terlihat pada Grafik 2.5 di bawah. Grafik 2.5. Ekspektasi Konsumen Terhadap Kondisi Mendatang IEK Ekpektasi Harga 3 bln yad (kanan) Rendahnya tekanan inflasi pada triwulan laporan terlihat dari rendahnya pencapaian inflasi berturut-turut pada bulan Januari hingga Maret 2012 yang lebih rendah dibandingkan rata-rata historisnya. Inflasi bulanan pada Januari hingga Maret 2012 berturut-turut sebesar 0,93%, -0,90% dan -0,12%. Dengan demikian, inflasi kalender Maret 2012 tergolong rendah dengan pencapaian sebesar -0,09% dibandingkan dengan rata-rata historis lima tahun terakhir sebesar 1,42%. Selain 32

53 Perkembangan Inflasi Daerah itu, sepanjang triwulan I 2012 ditemukan fakta bahwa tekanan inflasi dari kelompok komoditas administered price dan core cenderung meningkat, sementara tekanan dari komoditas volatile foods cenderung menurun. Grafik 2.6. Disagregasi Inflasi Kota Bengkulu 40 Disagregasi Inflasi Wilayah Bengkulu %,yoy Inflasi IHK (yoy) Core Adm Price Volatile Foods Sumber: BPS (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok) Grafik 2.7. Realisasi Inflasi Tahun % 8% Bengkulu y-o-y Nasional y-o-y Bengkulu y-t-d Nasional y-t-d 6% 4% 2% 0% -2% Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; diolah 2.5. Perbandingan Inflasi Antar Kota di Sumatera Dengan pencapaian inflasi Kota Bengkulu pada triwulan laporan sebesar 3,65% dan dari 16 kota di Sumatera yang menjadi subyek perhitungan inflasi, Kota Bengkulu bersama-sama dengan 9 kota lainnya masih tergolong dalam kelompok kota yang memiliki tingkat inflasi lebih rendah dibandingkan pencapaian inflasi 33

54 Perkembangan Inflasi Daerah nasional. Selain itu, inflasi Kota Bengkulu kali ini juga lebih rendah daripada inflasi rata-rata kota-kota di Sumatera yang mencapai 3,78%. Pencapaian inflasi di triwulan I 2012 ini menempatkan Kota Bengkulu pada peringkat ke-enam inflasi terendah di Sumatera. Grafik 2.6. Inflasi Tahunan (yoy) Bulan Maret 2012 Kota-Kota di Sumatera 6.00% 5.00% Inflasi Nasional = 3,79% 4.00% Sumber 3.00% : Badan Pusat Statistik; diolah 2.00% 1.00% 0.00% 34

55 BOKS 3 Hasil Pertemuan Tim Pengendalian Inflasi Daerah Triwulan I 2012 Adanya wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada triwulan II 2012 dapat memicu lonjakan inflasi di kota Bengkulu mengingat secara historis inflasi kota Bengkulu cenderung mengalami kenaikan drastis ketika terjadi kenaikan harga komoditas administered price. Dalam rangka mengantisipasi perilaku spekulatif masyarakat dalam menyikapi kenaikan harga BBM dan TDL tersebut, maka Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bengkulu mengadakan koordinasi dan perumusan tindakan/kebijakan yang melibatkan seluruh instansi yang berwenang agar fluktuasi harga berbagai kebutuhan masyarakat dapat diminimalisir. Pertemuan ini didasarkan pada amanat SK. Gubernur Provinsi Bengkulu Nomor.C.81.IV Tahun 2011 tertanggal 6 April Pertemuan yang dihadiri oleh pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu dan instansi terkait yaitu Biro Perekonomian Setda Provinsi Bengkulu, Dinas Perhubungan dan Kominfo, Perum Bulog, Badan Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM serta Dinas Pekerjaan Umum, mendapatkan paparan singkat dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu dan PT. Pertamina Cabang Bengkulu. Pertemuan dibuka oleh Kepala Biro Administrasi Perekonomian Provinsi Bengkulu Bapak Ismet Lakoni selaku Ketua Tim Teknis TPID Provinsi Bengkulu yang menekankan bahwa pengendalian inflasi merupakan sesuatu yang penting mengingat dampaknya bagi perekonomian daerah. Ditegaskan pula bahwa meskipun Bank Indonesia mengemban tugas untuk menjaga kestabilan inflasi, pada pelaksanaannya tugas menjaga inflasi ini memerlukan dukungan kuat dari seluruh pihak baik Pemerintah Daerah ataupun instansi terkait lainnya. Oleh sebab itu, TPID Provinsi Bengkulu yang telah berjalan sejak 2008 dan dinaungi SK Gubernur sejak 2010 diharapkan dapat lebih menunjukkan eksistensinya dan memiliki taji dalam melakukan pengendalian inflasi. Beberapa hal yang terungkap pada pertemuan tersebut antara lain: 1) Perkiraan dampak langsung kenaikan BBM terhadap inflasi Kota Bengkulu sekitar 1,28%, sementara dampak tidak langsung yang tertransmisi melalui biaya transportasi serta barang-barang lain akan berkisar 1,88%. 2) Berdasarkan data per 28 Maret 2012, hampir seluruh wilayah kabupeten/kota di Provinsi Bengkulu telah memiliki SPBU dengan jumlah total sebanyak 32 SPBU. Namun demikian, baru 17 diantaranya yang telah dapat melayani bahan bakar

56 Pertamax. SPBU Pertamax masih belum tersedia di Kabupaten Kaur, Lebong dan Mukomuko. 3) Kuota bahan bakar jenis premium Provinsi Bengkulu 2012 mengalami penurunan sebesar 0,4% dibandingkan kuota pada tahun 2011 yaitu dari kl menjadi kl. Sementara realisasi penyaluran premium pada tahun 2011 mencapai 107% atau lebih tinggi kl dari kuota yang ditetapkan pada awal tahun ) Kuota bahan bakar jenis solar Provinsi Bengkulu 2012 meningkat 0,3% dibandingkan kuota tahun 2011 yaitu menjadi sebesar kl. Sementara realisasi penyaluran solar pada tahun 2011 mencapai 106% atau lebih tinggi kl dari kuota yang ditetapkan pada awal tahun ) Hingga data per 26 Maret 2012, penyaluran BBM bersubsidi baik premium maupu solar telah melebihi kuota yang ditentukan. Realisasi penyaluran bahan bakar Pertamax mengalami peningkatan karena masyarakat yang enggan mengantri premium beralih menggunakan Pertamax. 6) Permasalahan yang dihadapi terkait dengan keberlangsungan pasokan BBM antara lain: o Volume kuota BBM Bersubsidi terbatas, sedangkan konsumsi terus meningkat akibat pertumbuhan kendaraan bermotor di wilayah Bengkulu yang tinggi. o Kendaraan pengangkut material industri masih melakukan pengisian BBM di SPBU, diantaranya truk pengangkut batu bara Tim Teknis TPID Provinsi Bengkulu sepakat untuk mengajukan beberapa usulan/rekomendasi kepada para pengambil kebijakan sebagai upaya untuk mengendalikan dampak kenaikan BBM terhadap pencapaian inflasi daerah yaitu, 1. Penyampaian Surat Permintaan Alokasi (SPA) raskin kuota April 2012 yang sudah dapat diajukan pada akhir bulan Maret 2012 sehingga raskin dapat disalurkan pada awal April Pemerintah Daerah agar dapat mengajukan penambahan kuota BBM agar sesuai dengan tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor di Provinsi Bengkulu, 3. Publikasi data persediaan bahan pokok oleh SKPD yang berwenang untuk mencegah spekulasi berlebihan di masyarakat akan kekurangan bahan pokok, 4. Pemerintah Daerah didorong untuk menambah subsidi daerah kepada masyarakat terutama di bidang sosial, kesehatan maupun pendidikan, 5. Diharapkan ada surat edaran dari Gubernur Bengkulu kepada dinas-dinas dan

57 Walikota/Bupati se-provinsi Bengkulu agar menghindari atau paling tidak meminimalisir kebijakan terkait dengan kenaikan tarif-tarif yang ditetapkan pemerintah daerah (misal pajak kendaraan, retribusi, tarif rumah sakit, PDAM, dll). Selain itu dihimbau agar kenaikan angkutan diharapkan berada dalam kisaran yang tidak memberatkan. 6. Pimpinan Daerah diharapkan dapat mendukung penguatan peran TPID Provinsi Bengkulu diantaranya melalui penyediaan anggaran kegiatan.

58 BOKS 4 Hasil Penelitian Pemetaan Struktur Pasar dan Pola Distribusi Komoditas Strategis Penyumbang Inflasi Daerah Provinsi Bengkulu Berdasarkan data historis BPS Provinsi Bengkulu, rata-rata inflasi Provinsi Bengkulu yang diwakili oleh kota Bengkulu sepanjang 10 tahun terakhir sebesar 8,32%, dengan inflasi puncak pada tahun 2005 yang mencapai 25,23%. Rata-rata inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata inflasi nasional yang hanya sebesar 6,95%. Secara umum, pendorong inflasi ditingkat nasional lebih banyak dipengaruhi oleh faktor penawaran, demikian pula dengan inflasi di kota Bengkulu. Hal tersebut tercermin antara lain melalui perkembangan kontribusi volatile foods yang secara signifikan mempengaruhi arah pencapaian inflasi umum. Kelompok komoditas yang kerap memberikan andil besar terhadap pencapaian inflasi Kota Bengkulu didominasi oleh kelompok komoditas bahan makanan, kemudian diikuti oleh kelompok makanan jadi-minuman-rokok-dan-tembakau, kelompok transportkomunikasi- dan jasa keuangan serta kelompok perumahan-air-listrik-gas-dan-bahan bakar. Potensi inflasi salah satunya dapat dicermati melalui sisi penawaran, tidak hanya terkait dengan jumlah penyediaan barang/jasa, namun juga struktur pasar, pola distribusi serta perilaku pembentukan harga dari barang/jasa tersebut. Pemahaman inflasi dari sisi penawaran menjadi penting karena harga di tingkat konsumen sangat terkait dengan harga yang ditentukan oleh tingkat distribusi sebelumnya yaitu ditingkat produsen maupun pedagang. Oleh karena itu, sebagai bagian dari upaya pengendalian harga komoditas daerah, perlu dilakukan identifikasi terhadap perilaku pelaku pasar dalam pembentukan harga dan pola distribusi barang, terutama terhadap komoditas penyumbang inflasi utama di daerah. Penelitian ini membahas mengenai struktur pasar dan jalur distribusi serta pelaku psasar sepanjang jalur distribusi dalam mekanisme pembentukan harga barang strategis penyumbang inflasi di Bengkulu15 komoditas strategis penyumbang inflasi Kota Bengkulu yang terdiri dari 4 kategori komoditas (Pertanian, peternakan, perikanan dan industri). Analisis didasarkan terutama atas penggunaan data primer yang merupakan hasil survei. Analisis menggunakan kombinasi metode deskriptif dan estimasi secara ekometrika. Dari hasil estimasi menggunakan Herfindal-Hirschman Index, diketahui bahwa pasar ditingkat pedagang secara umum memiliki konsentrasi tinggi. Produsen pada komoditas pertanian, perikanan dan peternakan diindikasikan memiliki struktur pasar

59 oligopsoni, sementara tingkat pengecer diindikasikan pasar persaingan sempurna. Pedagang yang terlibat diantara dua rantai tersebut sebagian besar terindikasi memiliki struktur pasar oligopoli. Perilaku penetapan harga secara umum baik ditingkat produsen maupun ditingkat pedagang, didominasi oleh penetapan harga berdasarkan harga tertinggi dipasar dan tingkat harga pesaing, dengan lebih mempertimbangkan kondisi pasokan-permintaan dibandingkan dengan struktur biaya yang mereka tanggung dan kompensasi margin keuntungan yang diinginkan. Dengan aplikasi model sederhana Houck menggunakan Ordinasry Least Square (OLS) pada komoditas cabe merah dan gula pasir, ditemukan bahwa pergerakan harga ditingkat produsen mempengaruhi tingkat harga retail. Selain itu, diperoleh informasi bahwa struktur biaya terutama didominasi oleh biaya transportasi, sehingga kebijakan terkait infrastruktur yang mampu meminimalkan biaya tersebut akan meningkatkan efisiensi pembentukan harga. Informasi yang diperoleh melalui survei tertuang pada Tabel 1 di bawah.

60 Tabel 1. Hasil Penelitian Pemetaan Struktur Pasar dan Pola Distribusi Komoditas Strategis Penyumbang Inflasi Daerah Provinsi Bengkulu No. Komoditas Struktur Pasar* Asal Komoditas** 1. Beras Produsen : Oligopsoni Pedagang : Oligopoli 2. Cabe Merah Produsen : Oligopsoni Pedagang : Oligopoli 3. Bawang Merah Produsen : - Pedagang : Persaingan Sempurna 4. Bawang Putih Produsen : - Pedagang : Persaingan Sempurna 5. Jengkol Produsen : Oligopsoni Pedagang : Oligopoli 6. Tomat Sayur Produsen : Oligopsoni Pedagang : Persaingan Sempurna 7. Daging Ayam Ras Produsen : Oligopsoni Pedagang : Persaingan Sempurna Sebagian besar berasal dari luar Provinsi Bengkulu Petani Lokal & Luar Provinsi (Jika tidak musim panen) Dari luar provinsi, sebagian kecil dari lokal Luar provinsi Petani Lokal Petani Lokal Peternak Lokal Kekuatan Pasar Pedagang Besar/Grosir Pedagang, Pengumpul, Besar/Grosir Pedagang besar/grosir Pedagang Besar/Grosir Pedagang Pengumpul & Besar Pedagang Pengumpul & Besar Pedagang Besar Kekuatan Harga Struktur Biaya Dominan Produsen Pedagang - Pupuk (45%) Transportasi (60%) Pedagang Pengepul & Besar Pedagang besar/grosir Pedagang Besar/Grosir Pedagang Pengumpul Pedagang Pengumpul & Besar Pedagang Pengumpul & Besar Pupuk (38%) Transportasi & Bongkar Muat (60%) - Transportasi & Bongkar Muat (80%) - Transportasi & Bongkar Muat (80%) Tidak terindentifikasi karena jengkol hanya sebagai tanaman selingan Transportasi & Bongkar Muat (70%) - Transportasi & Bongkar Muat (42%) Pakan (38%) Transportasi (61%) Metode Penentuan Harga Mengikuti harga pasar tertinggi dengan mempertimbangkan marjin Mengikuti harga pasar tertinggi & harga pesaing Mengikuti harga pasar tertinggi Mengikuti harga pasar tertinggi & biaya operasional ditambah margin keuntungan Mengikuti harga pasar tertinggi & harga pesaing Mengikuti harga pesaing & biaya operasional ditambah margin keuntungan Mengikuti harga pasar tertinggi & harga pesaing * Berdasarkan estimasi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif Herfindal Hirscheman Index (HHI) ditingkat pedagang, sementara ditingkat produsen sebagian besar tergolong dalam pasar oligopsoni **Informasi diperoleh melaui survey ditingkat pedagang pengumpul, besar/grosir, distributor, eceran. Dasar Penentuan Margin Biaya usaha dan harga pesaing lain Biaya usaha dan harga pesaing lain Biaya usaha dan harga pesaing lain Biaya usaha dan harga pesaing lain Biaya usaha dan harga pesaing lain Biaya usaha, harga pesaing lain Biaya usaha, harga pesaing lain

61 No. Komoditas Struktur Pasar* Asal Komoditas** 8. Daging Sapi Produsen : Oligopsoni Pedagang : Persaingan Sempurna 9. Telur Ayam Ras Produsen : Oligopoli Pedagang : Persaingan Sempurna 10. Ikan Dencis Produsen : Oligopoli Pedagang : Persaingan Sempurna 11. Nasi Pedagang : Persaingan Sempurna 12. Mie Bakso Produsen : Oligopoli Pedagang : Persaingan Sempurna Peternak Lokal dan sebagian kecil dari luar Provinsi Dari luar provinsi, sebagian kecil dari peternak lokal Nelayan Lokal Kekuatan Pasar Pedagang Pengumpul Pedagang Besar/Grosir Pedagang Besar Kekuatan Harga Pedagang Pengumpul Pedagang Besar/Grosir Pedagang Besar Struktur Biaya Dominan Produsen Pedagang Bibit (60%) Bibit (68%) Bahan Bakar (75%) Transportasi (36%) Transportasi (50%) Penyimpanan (38%) Metode Penentuan Harga Mengikuti harga pasar tertinggi & biaya operasional ditambah margin keuntungan Mengikuti harga pasar tertinggi & harga pesaing Mengikuti harga pasar tertinggi, harga pesaing & cuaca Lokal Pedagang Pedagang Bahan Baku Ketersediaan pasokan dan harga kebutuhan bahan baku. Lokal Produsen - Bahan Baku Pengemasan Mengikuti harga (79%) (87%) pasar tertinggi 13. Minyak Goreng Pedagang : Oligopoli Dari luar provinsi Grosir Grosir - Transportasi & pengepakan (80%) 14. Gula Pasir Pedagang : Oligopoli Dari luar provinsi Subdistributor Subdistributor - Transportasi & pengepakan (60%) 15. Rokok Kretek Filter Pedagang : Oligopoli Dari luar provinsi Distributor Utama & Grosir Distributor Utama & Grosir Mengikuti harga pasar tertinggi Mengikuti harga pasar tertinggi & harga pesaing ; ditentukan distributor - Transportasi Mengikuti HET & ditentukan oleh distributor utama * Berdasarkan estimasi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif Herfindal Hirscheman Index (HHI) ditingkat pedagang, sementara ditingkat produsen sebagian besar tergolong dalam pasar oligopsoni **Informasi diperoleh melaui survey ditingkat pedagang pengumpul, besar/grosir, distributor, eceran. Dasar Penentuan Margin Biaya usaha dan harga pesaing lain Biaya usaha dan harga pesaing lain Biaya usaha dan harga pesaing lain Harga pesaing, biaya usaha. Biaya usaha, harga pesaing Biaya usaha, harga pesaing Biaya usaha Biaya usaha, harga pesaing

62 Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH DAN SISTEM PEMBAYARAN 3.1. Perkembangan Perbankan Daerah Gambaran Umum Pada triwulan I tahun 2012, kinerja bank umum baik konvensional maupun syariah di Provinsi Bengkulu relatif baik. Total aset bank umum mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit. Rasio penyaluran kredit terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio) sedikit mengalami koreksi namun masih berada dalam kisaran yang menunjukkan berkembanganya perbankan di Provinsi Bengkulu. Sementara itu, kualitas kredit perbankan yang tercermin dari persentase Non Performing Loan (NPL) yang tergolong masih rendah. Grafik 3.1. Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non- Performing Loan (NPL) Bank Umum Provinsi Bengkulu % % % % % % % 95.00% 90.00% 85.00% 80.00% % 1.81% LDR (kiri) NPL (kanan) III-09 IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10 I-11 II-11 III-11 IV-11 I % 2.20% 2.00% 1.80% 1.60% 1.40% 1.20% 1.00% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu Jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank umum pada triwulan I 2012 mengalami peningkatan sebesar dari Rp425 miliar yaitu dari 35

63 III 09 IV 09 I 10 II 10 III 10 IV 10 I 11 II 11 III 11 IV 11 I 12 Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran Rp6,19 triliun pada triwulan IV 2011 menjadi Rp6,62 triliun pada laporan atau meningkat sebesar 6,9%. Sementara kredit yang disalurkan bank umumm meningkat sebesar 5,2% (qtq) dari Rp7,4 triliun menjadi Rp7,78triliun. Namun demikian, perbandingan dana yang disalurkan dalam bentuk kredit dengann jumlah dana pihak ketiga atau Loan to Deposit Ratio (LDR) sedikit menurunn menjadi 117,65% dari triwulan sebelumnya 119,53% %. Kinerja perkreditan walaupun menunjukkan kecenderungan peningkatan risiko kredit, namun rasio NPL masih tergolong rendah yaitu sebesar 1,81%. Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bank Umumm Provinsi Bengkulu Dalam jutaan Rupiah 8,500,000 7,500,000 DPK Kredit 6,500,000 5,500,000 4,500,000 3,500,000 2,500,000 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu Secaraa khusus bank umum syariah juga menunjukkan kinerja yang cukup baik meskipun jumlah dana pihak ketiga pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar 8,4% yaitu menjadi Rp259,8 miliar. Jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank umum syariah di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan sebesar 4,3% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi sebesar Rp438,,8 miliar. Fungsi intermediasi perbankan syariah juga berjalan baik tercermin dari perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan dengan jumlah dana pihak ketiga atau Financing to Deposit Ratio (FDR) yang jauh melebihi bank umum konvensional. Kinerja yang cukup baik juga ditunjukkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di wilayah Provinsi Bengkulu. 36

64 Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran Indikator perbankan seperti total aset dan dana pihak ketiga serta penyaluran kredit mengalami peningkatan rata-rata mencapai 9% dibandingkan triwulan sebelumnya. Loan to Deposit (LDR) BPR/BPRS menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 142,41% menjadi 145,08% Perkembangan Bank Umum a. Kelembagaan Bank umum di wilayah Provinsi Bengkulu berjumlah 18 bank yang terdiri dari 1 Bank Pembangunan Daerah (BPD), 4 Bank Pemerintah dan 13 Bank Swasta dengan 4 diantaranya merupakan bank syariah. Jaringan kantor pelayanan bank umum di Provinsi Bengkulu tertera pada tabel 3.1 dibawah. Tabel 3.1. Jaringan Kantor Pelayanan Bank Umum Provinsi Bengkulu KP KC KCP KK Unit PP ATM Kota Bengkulu Bengkulu Selatan Bengkulu Utara Rejang Lebong Lebong Kepahiang Kaur Seluma Muko-Muko Jumlah Sumber : Bank Indonesia Bengkulu, hingga data Maret 2012 b. Perkembangan Aset Aset perbankan di Provinsi Bengkulu menunjukkan peningkatan pada triwulan laporan. Bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terjadi peningkatan sebesar 4,4% menjadi sebesar Rp9,66 triliun. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan jumlah aset bank pemerintah yaitu sebesar 5,1%, sementara peningkatan jumlah aset bank swasta sebesar 2,3%. Sementara itu, perkembangan bank umum syariah ditandai dengan peningkatan penyaluran kredit bank syariah sebesar 4,3% dibandingkan 37

65 Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran triwulan sebelumnya atau menjadi sebesar Rp438,8 miliar. Disisi lain, aset dan dana pihak ketiga mengalami penurunann dibandingkankan posisi triwulan sebelumnya yaitu masing-masingg turun sebesar 1,7% dan 8,4%. Tabel 3.2. Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Bengkuluu Dalam juta rupiah kecuali disebutkan lain Kelompok Bank Pert. Pangsa Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 qtq Bank Pemerintah Bank Swasta a Bank Umum m (Total) ,6% 26,4% 100% 5,1% 2,3% 4,4% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu, termasuk bank umum syariah Sebaran aktiva bank umum saat ini masih terkonsentrasi di wilayah Kota Bengkulu dengan porsi sebesar 67,7%. Berurutan selanjutnya diikuti Kabupaten Bengkulu Utara 9,52%, Kabupaten Rejang Lebong 9,20% dan Kabupaten Bengkulu Selatan sebesar 9,12%. Sementara aktivaa bank umumm di Kabupeten Mukomuko, Kepahiang dan Lebong masih berkisar diangka 1%. Sementara untuk bank umum syariah saat ini masih terkonsentrasi di Kota Bengkulu. Grafik 3.3 Distribusi Aset Bank Umum di Provinsi Bengkulu Kab. Bengkulu Selatan, 9.12% Kab. Bengkulu 9.52% Utara, Kab. Rejang Lebong, 9.20% Kota Bengkulu, 67.70% Kab. Lebong, 1.32% Kab. Kepahiang, 1.15% Kab. Mukomuko, 1.99% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu, termasuk bank umum syariah 38

66 c. Perkembangan Dana Masyarakat Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun bank umum di Provinsi Bengkulu mengalami pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 3,4% (qtq). Pada triwulan laporan, pertumbuhan DPK terjadi sebesar 6,9% (qtq) yaitu dari Rp6,19 triliun menjadi Rp6,62 triliun. Peningkatan ini terutama terjadi pada dana giro sebesar 66,4% atau Rp858,4 miliar, kemudian diikuti dengan dana deposito yang meningkat sebesar 2%. Sementara pada dana tabungan mengalami penurunan sebesar 12,3% dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan dana giro terutama terjadi di bank milik pemerintah, sementara di bank milik swasta seluruh komponen dana pihak ketiga mengalami penurunan. Tabel 3.3. Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Umum Provinsi Bengkulu Dalam juta rupiah Pertumb. Keterangan Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 q-t-q Bank Umum(Total) ,9% Giro ,4% Tabungan ,3% Deposito ,0% Bank Pemerintah ,3% Giro ,1% Tabungan ,7% Deposito ,4% Bank Swasta ,3% Giro ,8% Tabungan ,6% Deposito ,5% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu, termasuk bank umum syariah Pada triwulan laporan, bank umum syariah yang tergolong sebagai bank milik swasta menunjukkan penurunan jumlah DPK sebesar 8,4% atau menjadi sebesar Rp259,8 miliar dari triwulan sebelumnya Rp283,7 miliar. Penurunan terbesar terjadi pada dana giro yang mencapai 19,6% atau menjadi Rp24,7 miliar, sementara dana tabungan dan deposito masing- 39

67 Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran masing mengalami penurunan sebesar 5,9% atau menjadi Rp146,8 miliar dan 8,9% atau menjadi Rp88,3 miliar. Pengelolaan DPK perbankan di Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan masih terkonsentrasi di bank-bank pemerintah dengan porsi mencapai 83 % dan sisanya sebesar 17% berada di bank swasta. Dilihat dari struktur kepemilikan dana, dana perorangan masih merupakan komponen terbesar pembentuk DPK perbankan. Porsi kepemilikan dana perorangan tersebut pada triwulan laporan mencapai 62%, selanjutnya diikuti oleh dana milik pemerintah yang mencapai 24% dan dana milik swasta sekitar 8%, sementara sisanya adalah dana BUMN/BUMD dan lainnya. Secara umum porsi DPK jenis tabungan masih mendominasi penghimpunan dana yaitu sebesar 49% dari total DPK. d. Perkembangan Penyaluran Kredit Penyaluran kredit bank umum di Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan mencapai peningkatan sebesar 5,2% jika dibandingkan triwulan sebelumnya atau melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan triwulanan pada triwulan IV 2011 yang sebesar 6,4%. Kredit konsumsi masih mendominasi penyaluran kredit perbankan dengan porsi mencapai 51,7% dari keseluruhan kredit. Kemudian diikuti oleh kredit modal kerja dan investasi dengan porsi masing-masing sebesar 36,6% dan 11,7%. Pada triwulan laporan, kredit konsumsi mencatatkan pertumbuhan yang lebih baik bila dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu mencapai 7,8% (qtq), sementara pada triwulan sebelumnya menurun sebesar 0,9%. Pertumbuhan pada kredit jenis modal kerja terlihat cukup kecil, sementara pertumbuhan kredit investasi jauh melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 20,5% (qtq). Pertumbuhan kredit pada bank pemerintah dan bank swasta relatif seimbang yaitu dikisaran 5%, meskipun secara nominal penyaluran kredit bank pemerintah memiliki kontribusi yang lebih besar yaitu sekitar 71% dari seluruh penyaluran kredit perbankan Provinsi Bengkulu. 40

68 Tabel 3.4. Keterangan Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi dan Kelompok Bank di Provinsi Bengkulu Dalam juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan) Pertumbuhan qtq Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Rp. % Jenis Penggunaan ,2% Modal Kerja ,1% Investasi ,6% Konsumsi ,8% Sektor Ekonomi ,2% Pertanian ,0% Pertambangan ,7% Perindustrian ,9% Listrik, Air, Gas ,8% Konstruksi ,8% Perdagangan ,8% Pengangkutan ,7% Jasa dunia usaha ,03% Jasa sosial ,5% Lain-lain ,4% Kelompok Bank ,2% Bank Pemerintah ,6% Bank Swasta ,6% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu, termasuk bank umum syariah Dilihat dari penyaluran kredit sektoral, hampir seluruh sektor menunjukkan pertumbuhan penyaluran kredit kecuali sektor pertanian, perindustrian, dan konstruksi. Kredit pada sektor pertambangan mengalami pertumbuhan tertinggi mencapai 14,7% dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan kredit yang cukup tinggi juga dicatat oleh sektor jasa listrik, air dan gas yaitu sebesar 11,8%. Tabel 3.5. Perkembangan NPL Kredit Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Bengkulu Jenis Penggunaan Pertumbuhan deviasi (%) Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Modal Kerja 3,37% 3,41% 4,04% 3,11% 3,24% 0,13% Investasi 5,44% 4,79% 1,87% 1,47% 1,84% 0,37% Konsumsi 0,81% 0,86% 0,88% 0,74% 0,79% 0,05% Total 2,18% 2,16% 2,15% 1,73% 1,81% 0,08% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu 41

69 Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran Kualitas kredit pada triwulan laporan sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya dari 1,73% menjadi 1,81%. Rasio NPL tertinggi disumbangkan oleh kredit modal kerja sebesar 3,24% disusul kredit investasi sebesar 1,84% dan kredit konsumsi 0,79%. Meskipun demikian, kondisi NPL ini masih dalam taraf yang normal karena berada dibawah 5%. Tabel 3.6. Keterangan Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi di Provinsi Bengkulu juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan) 2011* 2012 Pertumbuhan qtq Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Rp. % Jenis Penggunaan 2,327,534 2,559,494 2,711,070 3,068,585 3,162, ,1% Modal Kerja 1,873,192 2,034,522 2,112,246 2,347,787 2,402, ,4% Investasi 421, , , , , ,1% Konsumsi 32,433 37,795 39,601 44,816 49, ,4% Sektor Ekonomi 2,327,534 2,559,494 2,711,070 3,068,585 3,162, ,1% Pertanian 158, , , , , ,4% Pertambangan 52,011 59,982 79, ,776 95, ,6% Perindustrian 54,332 54,923 63,110 71,528 73, ,2% Listrik, Air, Gas 12,263 12,201 12,218 12,077 13, ,8% Konstruksi 108, , , , , ,6% Perdagangan 1,310,245 1,417,453 1,606,153 1,856,309 1,887, ,7% Pengangkutan 36,479 48,198 78,015 76,360 74, ,7% Jasa dunia usaha 92,308 98, , , , ,6% Jasa social 63,557 70,321 90,057 99, , ,3% Lain-lain 439, , , , , ,1% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu * Untuk data tahun 2011 menggunakan definisi UMKM sesuai UU No. 10 Tahun 2008 tentang UMKM Kredit yang disalurkan kepada UMKM pada triwulan I 2012 mengalami peningkatan sedikit lebih rendah dibandingkan peningkatan kredit bank umum secara keseluruhan. Kredit yang disalurkan kepada UMKM meningkat sebesar 3,1% atau Rp93,7 miliar menjadi Rp3,16 triliun dari sebelumnya Rp3,07 triliun pada triwulan IV Peningkatan ini terutama didorong oleh kredit jenis konsumsi yang meningkat sebesar 9,4% disusul kredit investasi dan modal kerja masing-masing meningkat sebesar 5,1% dan 2,4%. 42

70 Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran Bila dilihat dari penyaluran kredit berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit UMKM sebagian besar terkonsentrasi pada sektor perdagangan dengan porsi mencapai 60%, selanjutnya diikuti sektor pertanian sebesar 7,3% dan sektor jasa dunia usaha sebesar 4,2%. Kredit UMKM pada sektor listrik, air dan gas merupakan yang terkecil hanya 0,4% dari total kredit UMKM. Dilihat dari pertumbuhan penyaluran kredit UMKM pada masingmasing sektor, maka sektor listrik,gas,air mengalami peningkatan tertinggi sebesar 11,8% (qtq) diikuti sektor jasa sosial sebesar 11,3% (qtq). Sektor pertanian, pertambangan, konstruksi, dan pengangkutan mengalami penurunan penyaluran kredit rata-rata sekitar 2%. Sementara kredit UMKM dari sektor bukan lapangan usaha tumbuh cukup tinggi sebesar 15,1%. Tabel 3.7. Perkembangan Non-Performing Loan (NPL) Kredit UMKM di Provinsi Bengkulu KOLEK- TIBILITAS KETERANGAN Dalam juta rupiah (kecuali persentase NPL) Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 1 Lancar ,834,545 2 Dalam Perhatian Khusus ,803 3 Kurang Lancar ,759 4 Diragukan ,336 5 Macet ,752 NPL 4,33% 3,94% 4,01% 3,04% 3,16% Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia Bengkulu * Untuk data tahun 2011 menggunakan definisi UMKM sesuai UU No. 10 Tahun 2008 tentang UMKM Kualitas kredit UMKM pada triwulan laporan sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercermin dari turunnya rasio NPL (Non-Performing Loan) menjadi 3,16% dari sebelumnya 3,04%. Penurunan rasio NPL ini terutama disebabkan meningkatnya kredit kategori kurang lancar meskipun diiringi dengan berkurangnya kredit yang tergolong diragukan dan macet. Tingkat NPL kredit UMKM ini berada jauh lebih tinggi dibandingkan NPL kredit secara umum yang hanya sebesar 1,73%. Dilihat dari jenis penggunaan, NPL tertinggi adalah kredit UMKM modal kerja sebesar 3,46% kemudian diikuti oleh kredit UMKM investasi 43

71 Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran sebesar 2,3% dan kredit UMKM konsumsi sebesar 1,3%. Meskipun rasio NPL dari masing-masing kredit jenis penggunaan mengalami peningkatan pada triwulan laporan, namun tingkat NPL tersebut masih berada di bawah ambang batas NPL sebesar 5% Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat/Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Bengkulu saat ini sebanyak 5 BPR yang terdiri dari 3 BPR konvensional dan 2 BPR syariah dengan jumlah kantor sebanyak 21 kantor dengan sebaran kantor di Kota Bengkulu, Kab. Seluma, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Rejang Lebong, Kab. Bengkulu Selatan dan Kab. Kepahiang. Tabel 3.8. Perkembangan Kegiatan Usaha BPR di Provinsi Bengkulu Keterangan Dalam juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan) Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Pertumb. (q-t-q) Total Aset ,344 5,1% Kredit ,9% DPK ,8% LDR (%) 125,71 139,49 136,00 142,41 145,08 Sumber : Laporan Bulanan BPR/BPRS Bank Indonesia Bengkulu Sepanjang triwulan I 2012, BPR menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini tercermin dari peningkatan aset BPR yang mencapai 5,1% dan peningkatan penghimpunan DPK sebesar 11,9% serta peningkatan penyaluran dana sebesar 9,8% dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya. Peningkatan penyaluran kredit tertinggi adalah kredit investasi yang meningkat sebesar 16,33% diikuti kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing meningkat sebesar 7,65% dan 0,72% dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan DPK diiringi peningkatan penyaluran kredit yang lebih tinggi mengakibatkan rasio LDR BPR/S meningkat menjadi 145,08% dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 142,41%. Dari sisi pencapaian laba usaha khususnya perhitungan spread bunga antara pendapatan dengan biaya bunga BPR sebagaimana dicerminkan Net Interest Margin (NIM), mengalami peningkatan, yaitu dari 19,09% menjadi 19,90% di triwulan laporan (Grafik 3.4.). 44

72 Grafik 3.4. Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran Perkembangan Net Interest Margin BPR/S di Provinsi Bengkulu 31.00% 29.00% 27.00% 25.00% 23.00% 21.00% 19.90% 19.00% 17.00% 15.00% III-09 IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10 I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12 Sumber : Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat Bank Indonesia Bengkulu; diolah 3.2. Perkembangan Sistem Pembayaran Aliran Uang Kartal (Outflow/Inflow) Aliran uang kartal di masyarakat di triwulan I tahun 2012 ditandai dengan adanya penurunan net cash outflow. Pada periode triwulan laporan, penurunan net cash outflow yang terjadi cukup signifikan yaitu mencapai 91,94% dibanding triwulan sebelumnya yaitu dari Rp490 miliar menurun menjadi Rp39,5 miliar. Tabel 3.9. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu Keterangan juta rupiah Pert. q-t-q Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Inflow ,48% Outflow ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) -37,68% Netflow (47.235) ( ) ( ) ( ) (39.496) -91,94% Sumber : Bank Indonesia Bengkulu Terjadinya net cash outflow tersebut sebagaimana tercermin pada Tabel 3.9. dikarenakan adanya transaksi cash outflow yang relatif berimbang dengan transaksi cash inflow. Berbeda dengan triwulan sebelumnya dimana cash outflow jauh lebih besar dibanding cash inflow. Sehingga bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya cash outflow turun mencapai 37,68% menjadi 45

73 Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran Rp459,9 miliar, sedangkan cash inflow meningkat sebesar 69,48% atau menjadi sebesar Rp420,5 miliar. Peningkatan aliran uang kartal yang keluar dari kas Bank Indonesia di triwulan ini, sebagaimana terlihat dari grafik 3.5., secara cukup besar terjadi di bulan Maret yaitu meningkat sebesar 25% atau Rp43 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut terutama diperkirakan karena adanya peningkatan permintaan uang tunai seiring dengan berakhirnya January effect dan mulai berlangsungnya realisasi rencana-rencana kerja baik pihak swasta pemerintah. Dari grafik terlihat bahwa peningkatan kebutuhan uang kartal mulai tampak pada bulan Februari dan masih berlanjut pada bulan Maret 2012, meskipun kebutuhan tersebut tidak setinggi pada periode akhir tahun Sementara itu, cash inflow triwulan laporan menunjukkan kondisi yang berlawanan arah dengan pergerakan cash outflow. Grafik 3.5. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu 600,000 Dalam juta rupiah 500, ,000 Inflow Outflow 300, , , Sumber : Bank Indonesia Bengkulu Penyediaan Uang Kartal Layak Edar Untuk menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat, maka Bank Indonesia Bengkulu melakukan kegiatan pemusnahan Uang yang Tidak Layak Edar (UTLE). UTLE selanjutnya akan dimusnahkan melalui proses peracikan atau Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) dengan menggunakan mesin racik. Rasio jumlah PTTB terhadap inflow pada triwulan laporan sebesar 42,98%, menurun 46

74 Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran dibanding triwulan sebelumnya. Penurunan rasio tersebut lebih didorong oleh meningkatnya jumlah cash inflow pada triwulan laporan, sementara jumlah UTLE sepanjang triwulan I 2012 justru meningkat sebesar 21,44% atau menjadi Rp180 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar Rp148,8 miliar. Dalam rangka mengurangi tingkat kelusuhan uang, salah satu upaya yang sudah dan selalu dilakukan Bank Indonesia adalah meningkatkan pemahaman masyarakat dalam menjaga uang kertas sehingga masa guna dan kualitas uang kertas dapat bertahan lebih lama. Upaya itu antara lain dengan mensosialisasikan tagline 3D Bank Indonesia yang merupakan kepanjangan dari Didapat, Disimpan, Disayang. Dengan tagline ini diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai dan memperlakukan uang kertas yang dimilikinya secara lebih baik. Grafik 3.6. Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu persen Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q Sumber : Bank Indonesia Bengkulu Penemuan Uang Palsu Pelaporan uang palsu ke Bank Indonesia yang dilakukan masyarakat pada triwulan laporan mengalami sedikit peningkatan dibanding triwulan sebelumnya. Bank Indonesia Bengkulu menerima pelaporan uang palsu berjumlah 28 lembar sedangkan triwulan sebelumnya hanya tercatat sejumlah 37 lembar. Jenis pecahan uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan selama periode laporan adalah pecahan Rp ,00, pecahan Rp50.000,00, dan pecahan 47

75 Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran Rp20.000,00. Persentase jumlah uang palsu terhadap jumlah cash inflow pada triwulan laporan relatif kecil yaitu hanya sebesar 0,0003%. Grafik 3.7. Perkembangan Jumlah Lembar Uang Palsu yang Ditemukan di Provinsi Bengkulu Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q Sumber : Bank Indonesia Bengkulu Untuk itu, upaya yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu untuk mengurangi peredaran uang palsu adalah melalui sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah dimana frekuensi sosialisasi di tahun ini mengalami peningkatan dan melalui media yang lebih beragam sehingga diharapkan akan mampu mengedukasi masyarakat dalam lingkup yang lebih luas Perkembangan Kliring Lokal Sementara itu, transaksi pembayaran dengan menggunakan kliring lokal secara nominal mengalami penurunan pada triwulan laporan yaitu dari Rp940,3 miliar di triwulan sebelumnya menjadi Rp853,4 miliar atau meenurun 9,2%. Rata-rata perputaran kliring per hari secara nominal mengalami hal yang serupa yaitu menurun 6,4% dari Rp14,5 miliar menjadi Rp13,5 miliar per-harinya. Penurunan nominal kliring ini disertai pula dengan penurunan jumlah warkat kliring. 48

76 Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran Tabel Perkembangan Kliring dan Penolakan Cek/Bilyet Provinsi Bengkulu Keterangan Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Bank Peserta Kliring Perputaran Kliring Pertumbuhan qtq Warkat (lembar) ,0% Nominal (juta Rp.) ,2% Rata-Rata Perputaran Kliring per Hari Warkat (lembar) ,4% Nominal (juta Rp.) ,4% % Penolakan Cek dan Bilyet Giro Warkat (lembar) 2,02% 1,88% 1,53% 1,93% 2,15% Nominal (juta Rp.) 3,19% 2,38% 2,58% 2,88% 2,61% Sumber : Bank Indonesia Bengkulu Meskipun terjadi penurunan transaksi kliring, persentase penolakan cek dan bilyet giro justru mengalami peningkatan sebagaimana terlihat pada Tabel Namun, bila dilihat dari nominal penolakan cek dan bilyet giro terlihat penurunan sebesar 17,8% atau sebesar Rp4,8 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya, sementara jumlah warkat cek dan bilyet giro yang ditolak juga menurun sebesar 8,6% atau sejumlah 796 lembar dari triwulan sebelumnya sejumlah 871 lembar Perkembangan Real Time Gross Settlement (RTGS) Perkembangan transaksi pemindahan dana melalui sistem Real Time Gross Settlement (RTGS), yang umumnya digunakan untuk pemindahan dana antar nasabah dengan jumlah diatas Rp , terlihat mengalami sedikit peningkatan di triwulan ini dibanding transaksi triwulan sebelumnya. Nominal transaksi masuk meningkat sebesar 19,97% atau meningkat sebesar Rp5 triliun dibanding triwulan sebelumnya. Namun, dari sisi jumlah warkat transaksi untuk transaksi masuk menurun sebesar 14,81%. Sementara itu, transaksi keluar Provinsi Bengkulu serta antar nasabah di dalam Provinsi Bengkulu mengalami penurunan nominal transaksi masing-masing sebesar 39,43% dan 19,57%, sedangkan jumlah warkat masing-masing menurun sebesar 27,08% dan 9,04%. 49

77 Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran Tabel Perkembangan Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) Provinsi Bengkulu Keterangan Pertumbuhan qtq Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Transaksi Keluar Daerah (from) Warkat (lembar) ,08% Nominal (miliar Rp.) ,43% Transaksi Masuk Bengkulu (to) Warkat (lembar) ,81% Nominal (miliar Rp.) ,97% Transaksi Antar Nasabah di Dalam Bengkulu (from-to) Warkat (lembar) ,04% Nominal (miliar Rp.) ,57% Sumber : Bank Indonesia Transaksi Uang Kartal Antar Bank (TUKAB) Sejak akhir tahun 2007, Bank Indonesia memberlakukan sistem Transaksi Uang Kartal Antar Bank (TUKAB) dimana melalui sistem ini pemenuhan kebutuhan uang oleh perbankan yang kekurangan uang kartal (short) tidak lagi melalui kas Bank Indonesia melainkan terlebih dahulu melalui bank lainnya yang berada dalam kondisi kelebihan uang kartal (long). Selanjutnya, apabila seluruh bank berada dalam posisi short (atau long) maka akan dipenuhi dari (atau disetorkan ke) kas Bank Indonesia. Grafik 3.8. menggambarkan jumlah transaksi pemenuhan uang kartal dari bank yang mengalami kelebihan uang kartal kepada bank yang kekurangan uang kartal. Dari grafik tersebut terlihat relatif menurunnya transaksi uang kartal antar bank di Provinsi Bengkulu pada periode triwulan I tahun 2012 dibanding triwulan sebelumnya. Transaksi uang kartal di triwulan sebelumnya mencapai Rp711,75 miliar sementara ditriwulan laporan sebesar Rp556,5 miliar atau menurun 21,8%. Rata-rata bulanan transaksi uang kartal di triwulan ini juga menurun dibanding rata-rata selama triwulan IV Dimana rata-rata transaksi di triwulan ini mencapai Rp185,5 miliar, sedangkan rata-rata sepanjang triwulan IV 2011 sebesar Rp237,2 miliar. 50

78 Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran Grafik 3.8. Perkembangan TUKAB di Provinsi Bengkulu juta rupiah Data TUKAB Oktober 2010-Februari 2011 Tidak Tersedia Sumber : Bank Indonesia Bengkulu Apabila peningkatan volume TUKAB dihubungkan dengan peningkatan volume transaksi uang keluar (outflow) dari Bank Indonesia maka terlihat adanya peningkatan kebutuhan uang kartal masyarakat pada periode Maret Permintaan masyarakat akan uang tunai pertama kali dipenuhi oleh kas yang ada di bank tercermin dari meningkatnya transaksi TUKAB. Apabila kebutuhan masih belum terpenuhi oleh transaksi TUKAB, maka bank melakukan tarik uang tunai melalui Bank Indonesia. 51

79 Perkembangan Perbankan Daerah Dan Sistem Pembayaran Halaman ini sengaja dikosongkan 52

80 Perkembangan Keuangan Daerah BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 4.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Gambaran Realisasi Sisi Penerimaan Berdasarkan data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bengkulu terlihat realisasi akumulatif di sisi pendapatan hingga triwulan IV tampak melebihi target pendapatan yang telah ditetapkan. Pendapatan Daerah secara total hingga akhir tahun 2011 terealisasi sebesar 100,6% jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan realisasi APBD Provinsi Bengkulu 2010 yang sebesar 93,11%. Nominal realisasi penerimaan APBD pada tahun anggaran 2011 meningkat 16,6% dibandingkan nominal realisasi penerimaan APBD tahun anggaran 2010 yang sebesar Rp1.001 miliar. Tabel 4.1. Realisasi Penerimaan APBD Tahun 2011 Pemerintah Provinsi Bengkulu juta rupiah kecuali disebutkan lain Uraian Anggaran Realisasi % 1. Pendapatan Asli Daerah ,36 a. Pendapatan Pajak Daerah ,42 b. Pendapatan Retribusi Daerah ,56 c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan ,19 d. Lain-Lain PAD Yang Sah ,78 2. Pendapatan Transfer ,54 a. Dana Bagi Hasil Pajak ,70 b. Dana Alokasi Umum ,00 c. Dana Alokasi Khusus ,00 c. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak ,28 3. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah ,49 Jumlah ,60 Sumber : Pemerintah Provinsi Bengkulu Komponen Pendapatan Transfer dari jenis penerimaan dana bagi hasil bukan pajak terealisasi jauh melebihi target tahun anggaran 2011 yaitu sebesar 593,28%. Meningkatnya kegiatan ekpslorasi pertambangan di tahun

81 Perkembangan Keuangan Daerah ditengarai menjadi faktor pemicu peningkatan dana bagi hasil bukan pajak. Sementara pos penerimaan yang berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) hanya terealisasi tepat sesuai sasaran yaitu masingmasing sebesar 100%. Di sisi lain, kemandirian finansial daerah yang tercermin melalui realisasi komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) terlihat tercapai melebih target yaitu sebesar 103,36% dari total anggaran, lebih baik dibandingkan realisasi pada tahun anggaran 2010 yang hanya terealisasi sebesar 83,17%. Nominal realisasi PAD pada tahun anggaran 2011 ini meningkat sebesar 26,6% dibandingkan nominal realisasi PAD tahun 2010 yang sebesar Rp juta. Komponen PAD yang memiliki kontribusi terbesar dicatat oleh jenis penerimaan pendapatan pajak daerah yaitu sebesar 75,5% dari total PAD. Realisasi pendapatan pajak daerah terbilang memuaskan dengan tingkat realisasi sebesar 113,42% atau secara nominal meningkat 28% dibandingkan pendapatan pajak daerah pada tahun anggaran 2010 yang sebesar Rp juta. Adapun pos penerimaan yang mencatatkan realisasi terkecil yaitu pos penerimaan retribusi daerah yang hanya terealisasi sebesar 53,56%. Grafik 4.1. Perkembangan Kendaraan Bermotor di Provinsi Bengkulu 27,000 22,000 17,000 12,000 7,000 2,000 Roda 2 Kendaraan Baru (kiri) Mutasi Masuk (kanan) III IV I II III IV I II III IV I II III IV ,650 1,550 1,450 1,350 1,250 1,150 1, Roda 4 & Bus/Truk Kendaraan Baru Mutasi Masuk III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : Dispenda Provinsi Bengkulu, diolah Menilik kemampuan daerah dalam menghasilkan penerimaan, tampak bahwa nominal Pendapatan Asli Daerah (PAD) tertinggi dicapai oleh pendapatan pajak daerah dan lain-lain PAD yang sah. Realisasi yang dicapai oleh pos 56

82 Perkembangan Keuangan Daerah penerimaan pajak daerah ini salah satunya dapat dicerminkan oleh indikator jumlah kendaraan di Provinsi Bengkulu. Sebagaimana grafik 4.1., jumlah kendaraan baru untuk jenis roda 4/bus/truk hingga triwulan IV 2011 menunjukkan tren penurunan, hal yang serupa juga terjadi pada kendaraan bermotor roda dua. Sementara untuk kendaraan jenis roda 4/bus/truk menunjukkan adanya peningkatan jumlah kendaraan mutasi masuk. Bila dilihat secara historis berdasarkan data 2008 hingga 2011, penurunan jumlah kendaraan beroda dua terjadi secara siklikal, dimana tampak bahwa jumlah kendaraan baru selalu menurun pada periode akhir tahun. Namun demikian, hasil liaison Bank Indonesia pada Triwulan IV 2011 terhadap responden yang bergerak dibidang penjualan kendaraan bermotor mengindikasikan adanya peningkatan penjualan kendaraan bermotor pada tahun ini dibandingkan dengan kondisi tahun lalu. Berdasarkan data yang ada, peningkatan pajak daerah dimungkinkan mencapai puncaknya pada triwulan II dan III tahun 2011 sehingga berdampak pada meningkatnya penerimaan pajak daerah sepanjang Gambaran Realisasi Sisi Pengeluaran Realisasi anggaran belanja Pemerintah Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2011 mencapai 84,66% dari total anggaran belanja, relatif stabil bila dibandingkan dengan tingkat realisasi anggaran belanja pada tahun Belanja pemerintah masih didominasi oleh belanja operasi dengan porsi sebesar 68% dari total anggaran belanja pada tahun Nominal realisasi belanja operasi pada tahun 2011 menurun 1,7% dari realisasi belanja tahun 2010 yang sebesar Rp juta. Berdasarkan jenis pengeluarannya, belanja pegawai dan belanja hibah mencatat realisasi tertinggi pada pos belanja operasi yaitu masing-masing sebesar 94,73% dan 89,67%. Nominal realisasi belanja pegawai pada tahun 2011 meningkat 12,7% dibandingkan dengan reaslisasi belanja pegawai pada tahun 2010 yang sebesar Rp juta. Belanja modal mencatat realisasi yang hampir berimbang dengan dengan belanja operasi yaitu sebesar 88,26%. Nominal realisasi belanja modal pada tahun 2011 ini meningkat 33,8% dibandingkan dengan nominal realisasi belanja modal pada tahun anggaran sebelumnya yang sebesar Rp juta. Pada pos 57

83 Perkembangan Keuangan Daerah belanja modal, tercatat tiga besar pengeluaran belanja yaitu belanja gedungbangunan, belanja peralatan-mesin serta belanja jalan-irigasi-jaringan yang mengambil porsi sekitar 93% dari total anggaran belanja modal. Realisasi tertinggi pada pos belanja modal dicatat oleh jenis belanja aset tetap dan lainnya yaitu sebesar 97,65%. Bila dilihat dari dana milik pemerintah yang terdapat di perbankan daerah, dana milik pemerintah pusat pada triwulan IV tahun 2011 terlihat mengalami sedikit peningkatan sebesar 11,6% atau menjadi Rp juta. Sementara dana milik pemerintah daerah terlihat mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 46,9% atau menjadi Rp juta. Kondisi ini secara umum menggambarkan adanya akselerasi realisasi APBD di triwulan IV Tabel 4.2. Realisasi Belanja APBD Tahun 2011 Pemerintah Provinsi Bengkulu juta rupiah kecuali disebutkan lain Uraian Anggaran Realisasi % 1. Belanja Operasi ,68 a. Belanja Pegawai ,73 b. Belanja Barang ,16 c. Belanja Bunga d. Belanja Subsidi e. Belanja Hibah ,67 f. Belanja Bantuan Sosial ,74 g. Belanja Bantuan Keuangan ,62 2. Belanja Modal ,26 a. Belanja Tanah ,85 b. Belanja Peralatan dan Mesin ,96 c. Gedung dan Bangunan ,26 d. Belanja jalan, Irigasi dan Jaringan ,31 e. Belanja Aset Tetap Lainnya ,65 f. Belanja Aset Lainnya Belanja Tidak Terduga Transfer Bagi Hasil Ke Desa ,97 a. Bagi Hasil ,97 b. Transfer Bantuan Keuangan Jumlah ,66 Sumber : Pemerintah Provinsi Bengkulu 58

84 Perkembangan Keuangan Daerah Grafik 4.2. Perkembangan Dana Milik Pemerintah di Provinsi Bengkulu 110,000 90,000 70,000 50,000 30,000 Pemerintah Pusat g(qtq) 10, ,012 Sumber : LBU Bank Umum, BI Bengkulu ,800,000 1,600,000 1,400,000 1,200,000 1,000, , , , ,000 - Pemerintah Daerah g(qtq) % 175% 125% 75% 25% -25% -75% 4.2. Gambaran APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu Tahun 2012 APBD pemerintah daerah Kota/Kabupaten/Provinsi Bengkulu untuk tahun 2012 menganggarkan pendapatan daerah sebesar Rp5,6 triliun serta belanja daerah sebesar Rp5,9 triliun. Secara total, APBD Provinsi Bengkulu 2012 mengalami defisit sekitar Rp297,8 miliar yang rencananya akan dibiayai dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tahun 2011 yang mencapai Rp239,8 miliar. Secara keseluruhan, dana perimbangan memiliki kontribusi yang besar dalam penerimaan daerah yaitu mencapai 79% dari total penerimaan, sementara penerimaan yang berasal dari Pendapatan Asli daerah (PAD) hanya berkontribusi sebesar 11,5%. Kabupaten Muko-Muko memperoleh porsi penerimaan dana perimbangan terbesar diantara pemerintah daerah lainnya di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 90,64% dari total anggaran penerimaan. Sementara itu, pemerintah daerah Provinsi Bengkulu menganggarkan penerimaan asli daerah yang tertinggi dibandingkan pemerintahan kota/kabupaten lain di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 31,07% dari total penerimaan atau sebesar Rp juta. 59

85 Tabel 4.3. Provinsi/Kabupaten/ Kota Perkembangan Keuangan Daerah Anggaran Penerimaan APBD Tahun 2012 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Daerah Yg. Sah juta rupiah Total Pendapatan 1. Provinsi Bengkulu Bengkulu Selatan Bengkulu Utara Rejang Lebong Kota Bengkulu Kaur Seluma Mukomuko Lebong na na na na 10. Kepahiang Bengkulu Tengah na na na na Jumlah *na: data belum tersedia per 31 Maret 2012 ; Sumber : Pemerintah Provinsi Bengkulu Grafik 4.3. Perbandingan Anggaran Penerimaan Antara APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu Tahun 2011 & 2012 Juta Rupiah 800, , , , * 400, , , ,000 - PAD Dana bagi Dana alokasi Dana alokasi hasil pajak/bukan pajak umum khusus Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah *Berdasarkan Data Sementara per 31 Maret 2012 Sumber : Ditjen Perimbangan, Departemen Keuangan Untuk APBD pemerintah daerah Provinsi Bengkulu, anggaran pendapatan daerah meningkat sebesar 34% yaitu dari Rp1.145 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.542 miliar di tahun Persentase peningkatan terbesar terjadi pada 60

86 Perkembangan Keuangan Daerah komponen pendapatan lain-lain pendapatan yang sah sebesar 598% yaitu dari Rp29,8 miliar menjadi Rp208,6 miliar. Anggaran belanja daerah dari seluruh pemerintahan daerah di Provinsi Bengkulu sebagian besar dialokasikan pada belanja operasional yang mencapai 59,32% dari total belanja atau senilai Rp3,5 triliun. Alokasi belanja operasional ini sebagian besar diperuntukkan bagi belanja pegawai. Sedangkan belanja barang dan jasa serta belanja modal memiliki porsi yang lebih sedikit yaitu masingmasing berporsi 17% dan 21%. Hal ini terlihat pada Grafik 4.4. di bawah. Pemerintah kota Bengkulu memiliki alokasi belanja operasional yang terbesar diantara pemerintah daerah di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 76% atau senilai Rp486 miliar. Alokasi belanja barang dan jasa terbesar tercatat pada anggaran belanja pemerintah Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 24% atau senilai Rp379 miliar, sedangkan alokasi belanja modal terbesar tercatat pada anggaran belanja pemerintah Kabupaten Muko-Muko yaitu sebesar 39% dari total belanja. Tabel 4.4. Anggaran Belanja APBD Tahun 2012 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Provinsi/Kabupaten/ Kota Belanja Operasion al Belanja Barang & Jasa Belanja Modal Belanja Bagi Hasil Belanja Tidak Terduga juta rupiah Total Belanja 1. Provinsi Bengkulu ,586, Bengkulu Selatan , Bengkulu Utara , Rejang Lebong , Kota Bengkulu , Kaur , Seluma , Mukomuko , Lebong na na na na na na 10. Kepahiang , Bengkulu Tengah na na na na na na Jumlah *na: data belum tersedia per 31 Maret 2012 ; Sumber : Pemerintah Provinsi Bengkulu

87 Perkembangan Keuangan Daerah Grafik 4.4. Porsi Alokasi Komponen Belanja Dalam APBD Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten/Provinsi Bengkulu Tahun 2012 Persen Belanja Barang & Jasa, 17% Belanja Modal, 21% Belanja Operasional, 59% Bagi Hasil Pd. Prov/Kab/Kota /Desa, 10% Bantuan Keuangan Pd. Prov/Kab/Kota /Desa, 1% Sumber : Pemerintah Provinsi Bengkulu Untuk APBD Provinsi Bengkulu, anggaran belanja daerah meningkat 37% yaitu dari Rp1.156 miliar di tahun anggaran 2011 menjadi Rp1.586 milar di tahun anggaran Secara nilai, peningkatan belanja terbesar terjadi untuk belanja operasional yang meningkat dari Rp473 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp735 miliar. Grafik 4.5. Perbandingan Alokasi Belanja Antara APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu Tahun 2011 & 2012 Juta Rupiah 800, , , , * 400, , , ,000 - Belanja Operasi Belanja Barang&Modal Belanja Tidak Terduga Bagi Hasil/Transfer *Berdasarkan Data Sementara per 31 Maret 2012 Sumber : Ditjen Perimbangan, Departemen Keuangan 62

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan IV - 2008 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2013 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2008 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2008 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2013 Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu,

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 38 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2013 Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Tahun 2007 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan IV Tahun 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan IV Tahun 2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan IV Tahun Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, untuk

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan PDRB SEKTORAL Berdasarkan Harga Berlaku (Rp Miliar) No. Sektor 2006 2007 1 Pertanian 431.31 447.38 465.09 459.18 462.01 491.83 511.76 547.49 521.88 537.38 2 Pertambangan dan Penggalian 11.48 11.44 11.80

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II Kalimantan Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII i Bab I : Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat Halaman ini sengaja dikosongkan This

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2010 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan III212 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 Perbankan Aceh Kinerja perbankan di

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV 2013 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 29 Kantor Ringkasan Eksekutif KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 29 Kantor Triwulan I-29 BANK INDONESIA PADANG KELOMPOK KAJIAN EKONOMI Jl. Jend. Sudirman No. 22 Padang Telp. 751-317 Fax. 751-27313 Penerbit

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II - 2014

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan I211 Kantor Bank Indonesia Mataram KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan I211 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan II - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Visi dan Misi Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 2013 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Triwulan I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH VIII DIVISI EKONOMI

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN III 2014 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilainilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan III - 2010 Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung Visi dan Misi Bank Indonesia Visi, Misi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-29 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 i Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Kata Pengantar

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 2013 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI Menjalankan

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA MEDAN 2011 Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN IV 2011 KAJIAN EKONOMI REGIONAL VISI BANK INDONESIA : nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 214 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci