BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan; dan mengembangkan sumber daya manusia agar memiliki
|
|
- Johan Hermanto
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pendidikan Luar Sekolah Sihombing (dalam, Jurnal Ilmiah Visi, Vol 2 Desember 2010: 137) pendidikan luar sekolah merupakan usaha sadar yang diarahkan untuk menyiapkan; meningkatkan; dan mengembangkan sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan daya saing untuk merebut peluang yang tumbuh dan berkembang dengan mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber yang ada di lingkungan. Pendidikan Luar Sekolah merupakan salah satu dari sistem pendidikan nasional. Ruang lingkupnya sangat luas dan kompleks. Secara sederhana pendidikan luar sekolah (PLS) dapat diartikan sebagai setiap usaha pendidikan dalam arti luas yang padanya terdapat komunikasi yang teratur dan terarah, diselenggarakan di luar sekolah sehingga seseorang atau sekelompok orang memperoleh informasi tentang pengetahuan, latihan dan bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan hidupnya dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai yang memungkinkan baginya untuk menjadi peserta yang lebih efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaannya, lingkungan masyarakat dan bahkan lingkungan negara. Berdasarkan definisi tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan Pendidikan Luar Sekolah dilakukan secara terprogram, terencana, dilakukan secara mandiri ataupun 6
2 7 merupakan bagian pendidikan yang lebih luas untuk melayani peserta didik dengan tujuan mengembangkan kemampuan-kemampuan seoptimal mungkin serta untuk mencapai kebutuhan hidupnya. Adapun Fungsi Pendidikan Luar Sekolah sebagai subsistem pendidikan nasional adalah sebagai berikut : a. Mengembangkan nilai-nilai rohani dan jasmaniah peserta didik (warga belajar) atas dasar potensi-potensi yang dimiliki oleh mereka sehingga terwujud insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki semangat juang, loyal, serta mencintai tanah air, masyarakat, bangsa dan negara. b. Untuk mengembangkan cipta, rasa dan karsa peserta didik agar mereka mampu memahami lingkungan, bertindak kreatif dan dapat mengaktualisasikan diri. c. Untuk membantu peserta didik dalam membentuk dan menafsirkan pengalaman mereka, mengembangkan kerjasama, dan pastisipasi aktif mereka dalam memenuhi kebutuhan bersama dan kebutuhan masyarakat. d. Untuk mengembangkan cara berfikir dan bertindak kritis terhadap dan di dalam lingkungannya, serta untuk memiliki kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, walaupun dalam bentuknya yang paling sederhana, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi penghidupan dan kehidupan dirinya dan masyarakat. e. Untuk mengembangkan sikap moral, tanggung jawab sosial, pelestarian nilainilai budaya, serta keterlibatan diri peserta didik dalam perubahan masyarakat
3 8 dengan berorientasi ke masa depan ( Akses, 11 Agustus 2012). Lebih lanjut dalam Jurnal Visi (Desember, 2010: 137) dikemukakan beberapa karakteristik pendidikan luar sekolah sebagai berikut: 1. Pendidikan Luar Sekolah sebagai pengganti dari pendidikan sekolah, seperti: Kejar Paket A, B dan C 2. Pendidikan luar sekolah dianggap sebagai supplement pendidikan sekolah,seperti privat, les dan training. 3. Pendidikan Luar Sekolah sebagai complement dari pendidikan sekolah, seperti kursus, try out dan pelatihan. Berdasarkan uraian di atas maka dapatlah dikatakan bahwa Pendidikan Luar Sekolah adalah sebuah usaha sadar yang diarahkan untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia baik dalam bentuk pengganti pendidikan sekolah, supplement pendidikan dan complement pendidikan sekolah. Selanjutnya tujuan diadakannya Pendidikan Luar Sekolah adalah melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya, membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mancari nafkah atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, serta memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah.
4 9 2.2 Hakikat Pendidikan dan Pelatihan Komputer Pendidikan dan Pelatihan Menurut Gomes (1997 : 197) dalam ( Akses 9 September 2012). Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Idealnya, pelatihan harus dirancang untuk mewujudkan tujuan tujuan organisasi, yang pada waktu bersamaan juga mewujudkan tujuan tujuan para pekerja secara perorangan. Sementara menurut Gary Dessler adalah Proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Sedangkan menurut John R. Schermerhorn, Jr (1999 : 323), pelatihan merupakan Serangkaian aktivitas yang memberikan kesempatan untuk mendapatkan dan meningkatkan ketrampilan yang berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia perhotelan. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya. (dalam Akses 9 September 2012). Payaman Simanjuntak (dalam, Akses 08 September 2012). mendefinisikan pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM (human investment) untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai. Pelatihan biasanya dilakukan
5 10 dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif pendek, untuk membekali seseorang dengan keterampilan kerja. Dalam sumber yang sama Pelatihan didefinisikan oleh Ivancevich sebagai usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam pekerjaannya sekarang atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera. Selanjutnya, sehubungan dengan definisinya tersebut, Ivancevich (2008) mengemukakan sejumlah butir penting yang diuraikan di bawah ini: Pelatihan (training) adalah sebuah proses sistematis untuk mengubah perilaku kerja seorang/sekelompok pegawai dalam usaha meningkatkan kinerja organisasi. Pelatihan terkait dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan. Pelatihan berorientasi ke masa sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan dan kemampuan (kompetensi) yang spesifik untuk berhasil dalam pekerjaannya. (dalam, Akses 08 September 2012). Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa yang dimaksudkan dengan pelatihan adalah peningkatan kemampuan keterampilan spesifik ssseorang agar berhasil dalam pekerjaannya, atau siap memasuki dunia kerjanya. Adapun pelatihan yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah proses pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan spesifik kepada warga belajar untuk menguasi keterampilan dasar yang dibutuhkannya dalam menjalankan pekerjaannya baik secara mandiri maupun sebagai pekerja.
6 Pelatihan Komputer Pelatihan sebagaimana definisi di atas merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui rangkaian kegiatan identifikasi, pengkajian serta proses belajar yang terencana. Pelatihan hal ini dilakukan melalui upaya untuk membantu mengembangkan kemampuan-kemampuan utama yang diperlukan agar dapat melaksanakan pekerjaan, baik sekarang maupun masa yang akan datang. Sementara yang dimaksudkan dengan pelatihan Komputer adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan sumber daya manusia dengan bekal pengetahuan dan keterampilan Komputer agar peserta didik dapat melaksanakan pekerjaannya baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Kebutuhan terhadap lembaga pendidikan dan pelatian computer menjadi begitu penting seiring dengan perkembangan teknologi yang menuntut penyelesaian suatu pekerjaan yang cepat, tepat dan akurat serta efektif dan efesien. Keberadaan komputeri mau tidak mau bagi kalangan dunia bisnis, pendidikan, kesehatan dan berbagai bidang lainnya, cepat atau lambat mesti beralih pada administrasi dan pengolahan data elektronik tersebut. Walau komputer merupakan alat bantu kerja yang canggih dan serba bisa namun tanpa brainware yang handal komputer hanya akan merupakan seonggok mesin yang tak berguna yang hanya akan mempersempit meja serta
7 12 ruang kerja saja. Mengoperasikan komputer tidak segampang menggunakan mesin ketik walau mempunyai tuts atau tombol yang hampir sama. Mengoperasikan komputer memerlukan keahlian dan penguasaan bahasa dan istilah tertentu yang dipakai pada dunia komputer. Komputer tidak mungkin dapat digunakan dengan maksimal hanya oleh seseorang yang hanya pandai mengetik.( Akses, 12 Juli 2012). Dalam kaitan inilah lembaga kursus Merupakan Aletrnatif yang Paling Efektif. Dengan perkembangan yang sangat pesat dalam penggunaan komputer di dunia bisnis dan berbagai kehidupan, jelas akan menuntut dibutuhkannya tenaga-tenaga operator komputer yang handal. Ada beberapa alternatif yang pada umumnya dilakukan untuk mengatasi kebutuhan tenaga operator komputer. a. Pentingnya Kursus Komputer Kursus telah membuktikan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan belajar masyarakat dan dengan pesatnya pertumbuhan jumlah kursus dewasa ini dapat diyakini bahwa kursus telah mendapat tempat di masyarakat, hal ini karena sistem atau program pembelajaran kursus sangat fleksibel dan kursus dapat melayani semua lapisan dan aneka ragam kebutuhan masyarakat, di sisi lain hasil pendidikannya langsung dapat dimanfaatkan di dalam kehidupan sehari-hari. Kursus sebagai salah satu satuan pendidikan pada jalur pendidikan luar sekolah memiliki tugas keseimbangan untuk merealisasikan tujuan
8 13 pendidikan luar sekolah seperti yang ditetapkan pada Peratunan Pemerintah No. 73 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah, pasal 2 ayat 1 yaitu Melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin serta sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya. b. Tujuan Kursus Komputer Tiap program tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai, demikian halnya dengan pendidikan kursus komputer yang banyak diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan masyarakat di berbagai tempat. Kursus komputer jelas mempunyai tujuan yang jelas dan terarah, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidup bagi masyarakat. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyelenggara kursus komputer antara lain di antaranya : 1. Melayani warga masyarakat/belajar yang ingin menambah pengetahuan dan keterampilan komputer. 2. Membina warga masyarakat agar memiliki pengetahuan keterampilan komputer dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan dirinya bekerja mancari nafkah demi meningkatkan kesejahteraan hidupnya. 3. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat khusunya dalam keterampilan komputer yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah. (Peraturan Pemerintah RI No. 73, Bab II Pasal 3)
9 14 4. Menyediakan tenaga terampil dan siap pakai khusunya dalam bidang komputer yang dewasa ini banyak sekali dibutuhkan oleh perusahaanperusahaan atau oleh intansi-intansi baik swasta atupun intansi pemerintah. 5. Mengantisipasi salah satu dari tantangan yang dihadapi oleh para siswa adalah menjadi pekerja yang bermutu. Kemampuan berbicara dalam bahasa asing dan kemahiran komputer merupakan dua kriteria utama yang pada umumnya diajukan sebagai syarat untuk memasuki lapangan kerja di Indonesia. ( Akses 12 Juli 2012). 2.2 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Penyelenggaraan sebagaimana tertuang dalam Kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar selenggara yang kemudian beroleh imbuhan dan akhiran. Bila ditelusuri hakikat penyelenggaraan adalah identik dengan kata menyelenggarakan yang berarti mengurus dan mengusahakan (2005: 1019). Sementera yang dimaksud dengan penyelenggaraan adalah, proses, cara, perbuatan menyelenggarakan dalam berbagai arti (2005: 1020). Berdasarkan pengertian di atas maka yang dimaksud dengan penyelenggaraan adalah proses atau perbuatan menyelenggarakan ataupun mengusahakan seperti mengusahakan pendidikan dan pelatihan agar berjalan sesuai dengan rencana dan memiliki dampak yang baik.
10 15 Apabila dikaitkan antara penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang berdampak positif terhadap masyarakat maka konsep penyelenggaraan pendidikan harus dapat memberikan nilai-nilai efektifitas bagi pelaksanaan proses dan kegiatan pendidikan dan pelatihan. Penyelenggaraan sebuah pendidikan non formal setidaknya dapat dilihat dari dua komponen yaitu tingkat efektivitas dan efisiensi sebuah pelaksanaan program. Sehubungan dengan hal tersebut efektivitas dalam Kamus Bahasa Indonesia (2005: 284) berasal dari kata dasar efektif yang diartikan ada efeknya atau dapat membawa hasil; berhasil guna. Sementara yang dimaksudkan dengan efektivitas adalah hal yang berkenaan dengan perbuatan atau penyelenggaraan yang efektif. Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan efektivitas perbuatan yang membawa hasil, yang didasarkan pada kemampuan memilih sasaran dengan benar dan tepat. Selanjutnya dalam Kamus Bahasa Indonesia efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu tidak (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya), atau mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna, (2005: 284). Penyelenggaraan sebuah pendidikan dan pelatihan setidaknya harus mampu mencerminkan nilai-nilai efektivitas dan efisiensi. Malik (2010: 169) mengemukakan bahwa efisiensi menunjukkan banyaknya input atau sumber yang diperlukan oleh organisasi untuk menghasilkan satu satuan output. Karena itu, efisiensi dapat diukur sebagai rasio input terhadap output.
11 16 Dibandingkan dengan efisiensi, yang ditentukan oleh hubungan antara input dan output, efektifitas ditentukan oleh hubungan antara output yang dihasilkan oleh suatu pusat tanggung jawab dengan tujuannya. Semakin besar output yang dikontribusikan terhadap tujuan, maka semakin efektiflah unit tersebut. Karena baik tujuan maupun input sangatlah sukar dikuantifikasikan, efektifitas cenderung dinyatakan dalam istilah-istilah yang subjektif dan nonanalitis. Efisiensi dan efektifitas berkaitan satu sama lain, setiap pusat tanggung jawab harus efektif dan efisien, dimana organisasi harus mencapai tujuannya dengan cara yang optimal. Suatu pusat tanggung jawab yang menjalankan tugasnya dengan konsumsi terendah atas sumber daya, mungkin akan efisien, tetapi jika output yang dihasilkannya gagal dalam memberikan kontribusi yang memadai pada pencapaian cita-cita organisasi, maka pusat tanggung jawab tersebut tidaklah efektif. Secara ringkas suatu pusat tanggung jawab akan bersifat efisien jika melakukan sesuatu dengan tepat, dan akan bersifat efektif jika melakukan hal-hal yang tepat. Berdasarkan uraian di atas maka efektivitas pendidikan dan pelatihan berhubungan dengan perbuatan yang membawa hasil, yang didasarkan pada keberhasilan peserta didik dalam menguasai keterampilan yang diajarkan dalam pendidikan dan pelatihan yang kemudian keberhasilan ini dapat mengantarkan peserta didik memperoleh pekerjaan atau menciptakan lapangan pekerjaan.
12 17 Selanjutnya yang dimaksudkan dengan efektivitas program pendidikan dan pelatihan adalah keberhasilan lembaga pendidikan keterampilan dalam menciptakan peserta didik yang mampu menguasai pengetahuan dan keterampilan Komputer yang kemudian berujung pada terterimanya peserta didik pada dunia kerja atau peserta didik mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya maupun bagi masyarakat lainnya. Berdasarkan uraian di atas setidaknya program yang efektif meliputi tiga komponen yaitu: 1) input, (manusia/peserta didik dan pelatih, materi pelatihan, dan peralatan), 2) Proses (pelatihan) dan 3) output (hasil kerja, capaian). Dalam kajian ini, untuk menilai sebuah lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK) memiliki sebuah visi dan program strategis khususnya dalam dunia pendidikan luar sekolah, Edy Suharto (2006: 18) mengemukakan empat parameter yang dsebut FIT-V sebagai kepanjangan dari Factor, impact, Trend dan value. Selanjutnya keempat indicator tersebut akan diulas berikut ini: 1. Factor (faktor) apakah program LPK memiliki nilai causally accountable, yang berarti apakah program LPK merupakan faktor penentu yang mampu mengatasi masalah public yang menyangkut orang banyak? 2. Impact (dampak): apakah program LPK memiliki nilai socially and economically profitable? Artinya apakah program ini bermanfaat atau berdampak pada peningkatan kesejahteraan public?
13 18 3. Trend (kecenderungan): apakah program LPK memiliki nilai globally and nationally visible? Apakah program LPK sejalan dengan kecenderungan global dan nasional? 4. Value (nilai): Apakah program LPK memiliki nilai culturally acceptable? Apakah program LPK sesuai dengan nilai-nilai dan harapan-harapan cultural yang berkembang di masyarakat? Selanjutnya perhatikan parameter alur efektivitas program strategis LPK sebagai berikut: Bagan 1: Alur Program Strategis LPK Nilai Faktor Program Strategis LPK Kecendrungan Dampak Suharto, (2006: 19)
14 19 Berdasarkan uraian di atas maka dapatlah dikemukakan bahwa sebuah penyelenggaraan program LPK, Komputer dalam satuan pendidikan luar sekolah setidaknya dapat diukur keberhasilan dan kebermaknaannya di masyarakat sebagai sebuah dampak program dari 4 indikator strategis di atas, yang kemudian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. LPK harus merupakan faktor penentu yang mampu mengatasi masalah public yang menyangkut orang banyak, dalam hal ini pemberian keterampilan kerja sehingga mampu memberikan penyerapan tenaga pada sector-sektor usaha dan public setidaknya di tingkat daerah 2. Program LPK memiliki nilai manfaat atau berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah mengikuti program pendidikan dan pelatihan 3. Program LPK memiliki kencenderungan yang sejalan dengan kecenderungan global dan nasional dalam hal ini, program yang ditawarkan mengikuti kecenderungan dan kebutuhan global dan nasional dalam dunia kerja 4. Program LPK sesuai dengan nilai kebudayaan dan harapan-harapan yang berkembang di masyarakat. 2.3 Kerangka Pikir Penelitian Memperhatikan uraian-uraian teori di atas maka kerangka pikir penelitian dapat
15 20 digambarkan berikut ini: Bagan: 2. Kerangka Pikir Faktor Penyelenggaraan Program LPK (Strategi penyelenggaran) Dampak Kecenderungan Nilai Kerangka pikir penelitian di atas selanjutnya dapat dijelaskan bahwa Untuk menilai efektivitas program LPK Isnun Komputer menggunakan parameter nilai kestrategisan sebuah program, dengan komponen faktor, dampak, kecenderungan dan nilai. Faktor; LPK harus merupakan faktor penentu yang mampu mengatasi masalah public, dengan sub komponen: a) LPK mampu memberikan keterampilan kerja yang memadai; b) LPK mampu menempatkan dirinya sebagai sebuah lembaga yang dibutuhkan masyarakat; dan c) ketiadaan LPK dapat menjadi sebuah hambatan terhadap upaya penciptaan sumber daya terampil yang siap mengisi lapangan kerja;
16 21 Dampak: Program LPK memiliki nilai manfaat atau berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah mengikuti program pendidikan dan pelatihan, dengan sub komponen a) tamatan terserap pada dunia kerja, b) tamatan mampu menjadi anggota masyarakat mandiri; c) tamatan dapat menciptakan kesejahteraan bagi diri dan keluarganya. Kecenderungan: Program LPK memiliki kencenderungan yang sejalan dengan kecenderungan global dan nasional dalam hal ini, program yang ditawarkan mengikuti kecenderungan dan kebutuhan global dan nasional dalam dunia kerja, dengan sub komponen; a) tamatan memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja; b) tamatan mampu mengikuti kecenderungan kebutuhan dunia kerja ditingkat daerah; c) tamatan mampu mengikuti kecenderungan kebutuhan dunia kerja ditingkat nasional. Nilai, bahwa program LPK sesuai dengan nilai kebudayaan dan harapanharapan yang berkembang di masyarakat. Sub komponennya adalah, a) Tamatan memiliki nilai perilaku yang mencerminkan kebudayaan masyarakatnya, b) tamatan mampu bersikap profesionalisme dalam dunia kerjanya; dan c) tamatan mampu memenuhi kebutuhan mendasar dari dunia kerja di tingkat daerah.
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang secara merata dan menyeluruh, dengan tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang secara merata dan menyeluruh, dengan tujuan untuk mewujudkan nmasyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual yang merata di seluruh wilayah tanah air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman. Pendidikan yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya kesadaran manusia tentang pentingnya pendidikan maka di zaman saat ini, negara kita mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan dikukuhkan pada tanggal 8 Agustus 2002 dan sejak berdiri hingga saat ini
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Lembaga Pendidikan Keterampilan Komputer didirikan pada tahun 2001, dan dikukuhkan pada tanggal 8 Agustus 2002 dan sejak berdiri hingga saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan Pemerintah Negara Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat itu, yaitu
Lebih terperinciNo.2 Tahun 1989 yang kemudian disusul oleh beberapa Peraturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan proses belajar mengajar sebagaimana dinyatakan dalam UUSPN No. 2/1989 pasal 9 ayat 1. Selanjutnya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat telah menuntut kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga kita harus mempersiapkan sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi informasi menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan arus informasi serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sangat pesat saat ini, yang penuh dengan tantangan dan persaingan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
170 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan regresi linear sederhana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perubahan di segala bidang terus berkembang pesat, dan kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan itu, terutama dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea 4 dinyatakan bahwa negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan tersebut, setiap warga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam dunia pendidikan, perubahan kurikulum bukanlah suatu hal
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, perubahan kurikulum bukanlah suatu hal yang luar biasa. Bahkan idealnya, kurikulum harus diganti setiap lima tahun sekali. Hal ini logis mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Bagaimanapun baiknya suatu organisasi, lengkapnya sarana dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era perdagangan bebas (globalisasi), persaingan antar perusahaan baik lokal maupun internasional semakin meningkat, sehingga diperlukan Sumber
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan
Lebih terperinciDisusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A
PENGARUH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, mungkin sejak lahir sampai akhir hayat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang di usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan merupakan salah satu pilar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perubahan di segala bidang terus berkembang pesat, dan kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan itu, terutama dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil
1 BAB I PENDAHULUAN A. Identifikasi Masalah 1. Latar Belakang Dalam menghadapi perkembangan abad 21 semua organisasi dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pada saat ini. Sejalan dengan itu persaingan di segala bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan suatu bangsa, karena kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan dan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar. Menurut Mulyasa (2013:2), perubahan itu menyangkut perubahan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan formal mempunyai proses bimbingan yang terencana dan sistematis mengacu pada kurikulum. Kurikulum merupakan unsur yang siknifikan dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan dikembangkan kearah kedewasaan. Salah satu upaya pembinaan dan pengembangan potensi itu adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara berkembang seperti Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak pengaruh era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu proses mempunyai dua sisi yang saling berkaitan. Pendidikan bukan sekedar transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) tapi lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan dapat menjamin perkembangan dan keberlangsungan hidup suatu bangsa, oleh karena itu peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera globalisasi, memerlukan pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara dan penyiapan tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan di era global semakin kompleks. Seiring melesatnya ilmu pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pendidikan ideal tak hanya mempersiapkan generasi bangsa mampu hidup hari ini, tapi mereka juga dibekali untuk hidup di masa depan. Sebab, tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan sekolah didirikan, kurikulum disusun dan guru diangkat serta sarana dan prasarana pendidikan diadakan semuanya untuk kepentingan siswa atau anak didik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi pahan
Lebih terperinciPENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA
PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajad S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu upaya dan usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetisi secara global. Untuk itu diperlukan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan industrial Training yang keberhasilanya di tandai dengan output (tamatan dan produk barang / jasa ) tersebut mempunyai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013
BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013 Hak Cipta 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Lebih terperinciLatar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5
Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5 Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) Bagian I (dari 5 bagian) Oleh, Dadang Yunus L, S.Pd.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus pembangunan yang sabar, kompeten, mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang optimal terhadap kemajuan
Lebih terperinciMANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS Oleh : Ties Setyaningsih NIM : Q.100040077 Program Studi :Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 telah dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh Azam Rizqi Muttaqin NIM. FO.5.4.10.135 Persoalan pendidikan hingga kini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid/masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap warga Negara Indonesia untuk dapat menikmatinya. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.
Lebih terperinciDelapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa
Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa Disusun oleh Saifulloh el Faruq dan Rouhdy Rangga, untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kependudukan. Di era globalisasi saat ini, realita
Lebih terperinci2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan suatu alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Melalui bahasa kita bisa melakukan kegiatan komunikasi dan mendapatkan informasi-informasi yang bermanfaat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat dan seiring dengan majunya teknologi, menuntut setiap perusahaan untuk selalu melakukan yang terbaik dalam menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu mengenai hak dan kewajiban setiap warga negara yaitu : Tiap warga negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada zaman era globasasi sekarang ini usaha pemenuhan kebutuhan hidup manusia tidak terlepas dari dunia pekerjaan. Kebutuhan ekonomi menjadi prioritas setiap
Lebih terperinciPENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010
PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010 Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, secara berturut-turut akan diuraikan tentang hal-hal berikut : latar belakang penelitian; identifikasi masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) guna mendukung proses pembangunan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperincibesar haluan negara (GBHN, ) adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Visi reformasi pembangunan dalam rangka penyelamatan dan reformasi kehidupan nasional yang tertera dalam garisgaris besar haluan negara (GBHN, 1999-2004) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan Pembelajaran adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusiaa, pendidikan adalah hak setiap warga negara sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang akan berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia. Tanpa adanya pendidikan seseorang akan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja (terkontrol, terencana dengan sadar dan secara sistematis) diberikan kepada anak didik oleh pendidik agar anak didik dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masyarakat merupakan salah satu modal dan sekaligus faktor dominan dalam pembangunan. Pembangunan merupakan suatu usaha yang terus menerus / proses yang dilakukan
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI EKSPERIMEN DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA) PROPOSAL TESIS Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan teknologi informasi menjadi semakin ketat dan tajam yang sudah barang tentu
Lebih terperinciBAB 6 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI
BAB 6 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian, yakni bagian tak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan
Lebih terperinci1 Elma Yutiani Hasanah, 2016 HUBUNGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL AND PRACTICE DENGAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di sebuah Negara adalah kualitas pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan titik berat pembangunan dalam memasuki era global. Era globalisasi dan pasar bebas tingkat AFTA dan AFLA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cepat dan tepat, perkembangan teknologi yang berkembang menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era modern yang saat ini dihadapi membuat orang harus mampu bekerja dengan cepat dan tepat, perkembangan teknologi yang berkembang menuntut manusia untuk bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di jaman yang sudah memasuki abad millenium ini, seluruh masyarakat dunia dituntut untuk dapat menguasai Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK) agar dapat bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi modern menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi peningkatan harkat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah usaha sadar yang sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinci