III. METODOLOGI. B. ALAT DAN BAHAN Alat-alat yang digunakan saat pelaksanaan penelitian ini antara lain: a. Termometer. l. Masker b.
|
|
- Leony Johan
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III. METODOLOGI A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih 4 (empat) bulan mulai tanggal 9 Maret hingga 9 Juni 2009 di PUSPIPTEK Serpong; PTPN VIII Batulawang Ciamis, Jawa Barat; Laboratorium Kimia Departemen Ilmu Tanah IPB; dan Laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah Departemen Teknik Pertanian IPB. B. ALAT DAN BAHAN Alat-alat yang digunakan saat pelaksanaan penelitian ini antara lain: a. Termometer l. Masker b. ph meter m. Timbangan c. Moisture Tester n. Gacok d. Emerat o. Plastik e. Sekop p. Sprayer f. Mini sekop q. Ember Plastik g. Troli r. Selotip h. Terpal s. Bambu. i. Paku t. Kalkulator. j. Palu u. Laptop k. Sarung tangan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari, limbah pencucian biji kakao terfermentasi, serasah daun, kotoran sapi dan mikroorganisme dekomposer. Limbah pencucian biji kakao terfermentasi yang merupakan bahan utama pada proses pengomposan, didapatkan dari PTPN VIII Batulawang, Ciamis, Jawa Barat. Serasah daun, kotoran sapi dan bioaktivator didapatkan di PUSPIPTEK Serpong. 24
2 C. METODE PENELITIAN 1. Penelitian Pendahuluan Pelaksanaan penelitian akan dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut antara lain penelitian pendahuluan, penelitian utama, dan analisis kualitas kompos. Untuk memperjelas tahapan penelitian yang dilakukan, dapat dilihat pada Gambar 5. Limbah padat Serasah Daun Kotoran Sapi Limbah cair saring dan endapannya Penjemuran (Ka ±20%) Pencacahan Pencacahan Penjemuran (hingga kadar air mencapai ± %) Penjemuran (Ka = ± 15-20%) Karakterisasi Bahan Pencampuran, Homogenisasi dan analisis C/N Bahan Pembagian bahan pengompos berdasarkan ketersediaan oksigen dan menambahkan aktivator pengompos. Kemudian, membagi lagi bahan pengompos aerob berdasarkan sistem aerasinya. Metode 1. AAA (AAA) Metode 2. AABB (AABB) Metode 3. AABS (AABS) Metode 4. Anaerob Proses Pengomposan (selama proses berlangsung, dilakukan pengukuran suhu, kadar air dan ph; penambahan air (hari ke-8 dan 16) untuk kompos teraerasi; serta pembalikan (setiap 5 hari sekali). Penepungan dan Pengepakan Kompos AAA Kompos AABB Kompos AABS Kompos Anaerob 25
3 Uji Kualitas Kompos Selesai Gambar 5. Bagan ailr proses penelitian. a. Penjemuran Penjemuran dilakukan karena bahan mengandung kadar air yang cukup tinggi. Bahan yang dijemur antara lain limbah pencucian biji kakao terfermentasi (limbah padat dan cair) dan kotoran sapi. Bahan kompos mula-mula dijemur hingga kadar air bahan mencapai 15-20%, agar bahan mudah disesuaikan dengan kondisi optimum pengomposan. Selain itu, untuk memudahkan proses pengecilan ukuran pada limbah padat. Mulamula limbah cair diambil endapan scum-nya. Scum merupakan endapan lendir yang telah mengambang. Kemudian, sisa limbah cair disaring dengan saringan yang mempunyai ketelitian ±0.05 mm untuk mendapatkan lendir basah. b. Pencacahan Bahan Pengompos Salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan dekomposisi proses pengomposan yakni, ukuran partikel bahan. Untuk mendapatkan ukuran bahan sesuai standar, yakni antara 2.5 hingga 4 cm (Metcalf & Eddy, 2004), maka dilakukan pencacahan pada serasah daun dan limbah padat kering. Pencacahan dilakukan dengan menggunakan mesin pencacah model MPO 850 HD. Motor penggerak memiliki daya 8.5PK dengan kapasitas pencacahan mencapai kg/jam. c. Karakterisasi dan Penentuan Bobot Bahan Pengompos Tahapan penelitian selanjutnya, yakni melakukan karakteristisasi bahan pengompos. Karakterisasi dilakukan untuk mengetahui nilai rasio C/N dan kadar air bahan sehingga sesuai dengan nilai optimum pengomposan (Tabel 1). Parameter yang diukur yakni kadar C, N dan air, masing-masing bahan. Kemudian, dilakukan penentuan jumlah bahan 26
4 organik yang akan dicampurkan melalui persamaan menurut Indrasti, dkk (2005), sebagai berikut: % % % % Dimana: % C = Kadar karbon % N = Kadar nitrogen (1) Penggunaan pendekatan rumus ini adalah untuk menentukan perbandingan bobot bahan karbon organik dan sumber nitrogen agar didapatkan nilai C/N yang ideal dalam proses pengomposan. d. Pencampuran dan Homogenisasi Bahan Bobot bahan baku kompos yang telah sesuai dengan perhitungan formulasi diatas, kemudian dicampurkan. Pencampuran bahan dilakukan agar didapatkan nilai rasio C/N optimum untuk memperlancar jalannya proses pengomposan. Serasah daun dan kotoran sapi dicampur terlebih dahulu, lalu ambil sampel campuran bahan homogen secara komposit. Kemudian dilakukan penambahan limbah pada bahan awal dan dicampur hingga homogen, lalu ambil sampel campuran bahan akhir secara komposit. Pengambilan pada kedua sampel dilakukan untuk mengetahui nilai C/N sesungguhnya melalui analisis laboratorium. e. Pembagian Bahan Berdasarkan pengaruh ketersediaan oksigen, maka bahan pengompos dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni aerob dan anaerob, dengan perbandingan 1 : 4, dalam satuan kilogram. Kemudian, bahan kompos aerob diberikan aktivator cair, sedangkan bahan kompos anaerob diberikan aktivator kering, berbetuk remah seperti tanah. Berdasarkan pengaruh sistem aerasinya, kegiatan pengomposan aerobik dilakukan dengan menggunakan metode windrow teraerasi. Adanya perlakuan tersebut maka bahan kompos aerob dipisahkan menjadi 3 bagian, antara lain kompos AAA, AABB dan AABS. Pada masing- 27
5 masing metode dilakukan dengan 2 kali ulangan. Dengan total pemisahan bahan menjadi 6 bagian. i. Metode Aerob Aerasi Alami (AAA) Pengomposan AAA merupakan pengomposan dengan bantuan oksigen dengan sirkulasi alami. Pada metode pengomposan ini, tidak diberikan alat bantu sehingga sirkulasi udara terjadi alami, maka disebut sistem pengomposan aerob aerasi alami (AAA). Dimensi sistem pengomposan AAA, yakni panjang x lebar x tinggi, sebesar 0.7 m x 0.6 m x 0.5 m (Lampiran 3). ii. Metode Aerob Aerasi Bambu Berlubang (AABB) Berbeda dengan pengomposan AAA, sistem pengomposan AABB merupakan pengomposan dengan bantuan oksigen, namun sistem aerasi dibantu dengan alat berupa bambu yang dilubangi. Dimensi sistem pengomposan terlampir pada Lampiran 4. Bambu pengomposan AABB (Gambar 6a dan 6b), mempunyai celah berbentuk lubang elips berdiameter ± 1-3 cm yang dibentuk dari bambu utuh dengan jarak antar lubang mencapai 15 cm berselang atas bawah memiliki panjang 90 cm, yang jumlahnya mencapai 7 lubang dalam 1 bambu seperti yang terlihat pada Gambar dibawah. 90 cm 15 cm Gambar 6a. Bambu aerasi AABB Gambar 6b. Celah udara pada pengomposan AABB. 28
6 iii. Metode Aerob Aerasi Bambu Segitiga (AABS) Sistem pengomposan AABS merupakan pengomposan dengan bantuan oksigen, namun sistem aerasi dibantu dengan alat berupa bambu yang dilubangi. Dimensi sistem pengomposan terlampir pada Lampiran 5. Alat bantu pengomposan AABS (Gambar 7a dan 7b), dibuat dengan panjang 90 cm, jumlah celah keseluruhan mecapai 68 celah dan memiliki panjang kali lebar sebesar ± p x l = 3 x 1 cm cm 20 cm p p Gambar 7a. Bambu aerasi AABS l = 1 cm Gambar 7b. Celah ulara pada pengomposan AABS. iv. Metode Anaerob Aplikasi pengomposan anaerob ditempatkan pada sebuah ember berukuran ± 100 L yang tertutup dan diisolasi rapat disekeliling tutup ember, lalu disambung dengan pipa berdiameter 1 inchi serta mempunyai panjang 30 cm (Gambar 8). Pipa tersebut dipasang memanjang vertikal pada tengah tutup ember. Lubang ujung atas pipa diselotip sebagian namun tidak terlalu rapat. Hal ini dilakukan untuk mengkondisikan ruangan tanpa oksigen. 29
7 Gambar 8. Tempat pengompos anaerob (sketsa pada Lampiran 6). Bahan dimasukkan ke dalam ember hingga ±7/8 bagian ember. Untuk memperjelas dimensi aplikasi sstem pengomposan anaerob, dapat dilihat sketsa Lampiran 6. Pemberian ruang ini dan juga penyambungan ember dengan pipa terselotip sebagian, dilakukan untuk menjaga agar gas metan yang tak tertahan dalam bahan dapat dengan mudah keluar ke lingkungan. Aplikasi pengomposan anaerob dilakukan dengan 2 kali ulangan. 2. Penelitian Utama dan Analisis Laju Proses Pengomposan a. Proses Pengomposan Pada proses pengomposan dilakukan pengumpulan data primer berupa data pengukuran parameter proses pengomposan. Pengukuran dilakukan secara langsung terhadap suhu, ph dan kadar air pengomposan, dengan tujuan untuk mengetahui laju proses pengomposan. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer. Sedangkan pengukuran ph dilakukan dengan ph meter dan kadar air diukur dengan menggunakan alat mouisture tester. Parameter suhu diukur setiap hari pada pukul WIB. Pengukuran nilai ph dilakukan setiap 5 hari sekali, sedangkan pengukuran kadar air dilakukan 2 hari sekali pada pukul WIB. Selama proses pengomposan berlangsung, pada kompos aerob teraerasi dilakukan penambahan air, bila kadar air hampir < 50%. Pada kompos AAA dilakukan pembalikan kompos setiap selang 5 hari. 30
8 Setelah proses pengomposan selesai, analisis segera dilakukan untuk mengetahui perubahan parameter pengomposan terhadap waktu (laju pengomposan). Untuk mempermudah dalam menganalisis laju pengomposan, maka dibuat data hasil berupa grafik, berdasarkan masingmasing parameter. b. Uji Kualitas Kompos Untuk melihat kualitas produk kompos yang dihasilkan, terdapat beberapa kriteria yang perlu diamati dan diukur melalui uji kualitas sifat fisik, kimia dan biologi. Namun, pengujian yang dilakukan hanya uji sifat fisik dan kimia dikarenakan uji sifat biologi membutuhkan waktu lama. i. Uji Kualitas Fisik Uji kualitas fisik terhadap hasil kompos penelitian dilakukan di laboratorium Fisika Tanah, Departemen Teknik Pertanian, IPB antara lain warna, bau, ukuran partikel, struktur, kadar air akhir, kerapatan isi (bulk density) dan porositas. (a) Warna dan Bau Uji warna terhadap hasil kompos penelitian, dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan. Penggunaan metode langsung melalui indera ini dikarenakan metode termudah untuk mengenali warna kompos. Sedangkan uji bau juga dilakukan dengan cara yang sederhana, yakni menggunakan indera penciuman. (b) Ukuran Partikel, Tekstur dan Struktur Ukuran partikel kompos diketahui dengan menggunakan metode analisa ayakan (Lampiran 5). Alat penyaring yang digunakanuntuk mengayak kompos mempunyai ukuran saringan (mesh number) 4.76, 2, 0.84, 0.42, 0.25, 0.105, mm. Kompos adalah bahan organis yang merupakan salah satu unsur pembentuk tanah (Murbandono, 1999), sehingga ukuran partikel ataupun tekstur kompos ditentukan berdasarkan klasifikasi fraksi tanah (Tabel 4). Sedangkan struktur kompos hasil penelitian, diuji dengan 31
9 mengunakan indera peraba dan juga didasarkan atas hasil ukuran partikel yang dominan. (c) Kadar Air Akhir Kadar air akhir dihitung dengan menggunakan metode oven melalui persamaan menurut Asep, dkk (1990) yang dijelaskan sebagai berikut : M = W - S... (2) 100%... (3) Dimana : W = Berat kompos basah (g) S = Berat kompos kering (g) M = Berat air (g) M o = Kadar air basis kering kompos (%) (d) Kerapatan Jenis (Bulk Density) dan Porositas Pengukuran bulk density (BD) dilakukan pada contoh kompos utuh dimana berat isi merupakan berat kompos kering oven yang terdapat dalam volume kompos utuh. Tata cara pengambilan contoh kompos dapat dilihat pada lampiran 5. Untuk mengetahui nilai BD dan porositas kompos, maka harus diketahui terlebih dahulu berat piknometer dan air destilasi pada suhu T o C (ma) dengan persamaan berikut (Asep, dkk, 1990): ma =... (4) Dimana : ma' = Berat piknometer dan air destilasi pada kalibrasi dengan suhu T' o C (g) mf = Berat piknometer kosong (g) Setelah diketahui berat piknometer dan air destilasi pada suhu T o C, maka dapat diketahui berat jenis partikel pada T o C (Gs) dengan persamaan sebagai berikut menurut Asep, dkk (1990): 32
10 Gs (T o C ) =... (5) Dimana : ms = Berat kompos kering oven di piknometer (g) ma = Berat piknometer dan air pada T o C (g) mb = Berat kompos, air dan piknometer pada T o C (g) Kemudian dapat diketahui volume padatan (Vs), dengan persamaan sebagai berikut (Asep, dkk, 1990): Vs =... (6) Dimana : W = Berat total kompos dalam ring sampel (g) V = Volume padatan terukur pada three phases meter Dengan demikian dapat diketahui nilai bulk density (BD) dan porositas (P) dengan persamaan menurut Asep, dkk (1990): BD = S / Vs...(7) P = Vs...(8) ii. Uji Kualitas Kimia Uji kualitas kimia dilakukan di laboratorium kimia tanah Departemen Ilmu tanah, IPB oleh teknisi. Uji kualitas sifat kimia meliputi komposisi hara makro (N, P, K), nisbah C/N, kapasitas tukar kation (KTK) dan ph. Prosedur uji kualitas kimia dapat dilihat pada Lampiran Analisis Kualitas Kompos Analisis juga diperlukan untuk mengetahui metode pengomposan terbaik berdasarkan hasil uji kualitas, baik secara fisik maupun kimia yang telah dibandingkan dengan standar kompos yang ada. Untuk mempermudah dalam menganalisis kualitas kompos, maka peneliti akan membuat data hasil kualitas kompos berupa grafik dan juga tabel. Analisis kualitas fisik kompos dilakukan di laboratorium mekanika tanah Departemen Teknik Pertanian, sedangkan kualitas kimia kompos diuji di laboratorium kimia tanah Departemen Ilmu tanah, IPB. 33
Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).
LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02
Lebih terperinciHASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis
IV. HASIL DA PEMBAHASA A. Penelitian Pendahuluan 1. Analisis Karakteristik Bahan Baku Kompos Nilai C/N bahan organik merupakan faktor yang penting dalam pengomposan. Aktivitas mikroorganisme dipertinggi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengetahu, parameter yang berperan dalam komposting yang meliputi rasio C/N. ph. dan suhu selama komposting berlangsung.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Pada penelitian ini dilakukan penelitian pendahuluan, yaitu penelitian yang dilakukan untuk menguji bahan masing-masing reaktor sesudah diadakannya peneampuran bahan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2010 yang bertempat di Laboratorium Pengolahan Limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
17 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi persawahan dan rumah kompos Dept. Teknik Sipil dan Lingkungan IPB di Kelurahan Margajaya, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi awal blotong dan sludge pada penelitian pendahuluan menghasilkan komponen yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Karakteristik blotong dan sludge yang digunakan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Greenhouse) Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kecamatan Kasihan,
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Green House ) Fakultas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Green House ) Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PE ELITIA
III. METODOLOGI PE ELITIA A. Bahan dan Alat Bahan baku utama pengomposan yang digunakan dalam penelitian adalah abu ketel dari mesin boiler dan sludge yang berasal dari pengolahan air limbah pabrik gula
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai pada bulan April 2010 sampai bulan Maret 2011 yang dilakukan di University Farm Cikabayan, Institut Pertanian Bogor untuk kegiatan pengomposan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen melalui beberapa variasi. Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambar diagram alir penelitian. Gambar 3.1.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan
23 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penelitian pembuatan pupuk organik cair ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Limbah Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Secara
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan pupuk cair dan karakteristik pupuk cair ini dilaksanakan dari bulan November sampai Desember 200 yang dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metoda
18 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Pembuatan kompos dilakukan di saung plastik yang dibuat di University Farm kebun percobaan Cikabayan (IPB) Dramaga.Analisis fisik, kimia dan pembuatan Soil Conditionerdilakukan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah selain menghasilkan air susu juga menghasilkan limbah. Limbah tersebut sebagian besar terdiri atas limbah ternak berupa limbah padat (feses) dan limbah
Lebih terperincihubungan rasio O'N dan parameter pendukung tiap reaktor. Hasil penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Pada penelitian ini dilakukan penelitian pendahuluan, yaitu penelitian yang dilakukan untuk menguji bahan masing-masing reaktor setelah diadakannva penyampuran
Lebih terperinciMetode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:
15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di lapang pada bulan Februari hingga Desember 2006 di Desa Senyawan, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Gambar 3). Analisis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA II.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Lumpur Water Treatment Plant Limbah pada dasarnya adalah suatu bahan yang terbuang dari aktifitas manusia maupun proses alam yang tidak atau belum mempunyai nilai ekonomis.
Lebih terperinciPEMBEKALAN KKN -PENGOLAHAN LIMBAH PIAT UGM- Bidang Energi dan Pengelolaan Limbah Pusat Inovasi Agroteknologi UGM 2017
PEMBEKALAN KKN -PENGOLAHAN LIMBAH PIAT UGM- Bidang Energi dan Pengelolaan Limbah Pusat Inovasi Agroteknologi UGM 2017 AKTIVITAS MANUSIA PRODUK SISA/SAMPAH/ LIMBAH PEMILAHAN LAIN-LAIN PLASTIK ORGANIK 3
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan mulai. Bahan dan Alat Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian, Medan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Mei 2008. Bahan dan Alat
Lebih terperinciCARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO
CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup baik hewan maupun tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai.
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.
21 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. Tempat yang digunakan yaitu di tempat peneliti di desa Pacing, Kecamatan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN KERANGKA PEMIKIRAN
3. METODE PENELITIAN 3. 1. KERANGKA PEMIKIRAN Ide dasar penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu teknik pengolahan limbah pertanian, yaitu suatu sistem pengolahan limbah pertanian yang sederhana,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Agustus 2015 dan bertempat di
19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Agustus 2015 dan bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN
PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN Disusun Oleh: Ir. Nurzainah Ginting, MSc NIP : 010228333 Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara 2007 Nurzainah Ginting
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK BAHAN Bahan baku yang digunakan dalam penelitian adalah jerami yang diambil dari persawahan di Desa Cikarawang, belakang Kampus IPB Darmaga. Jerami telah didiamkan
Lebih terperinciLampiran 1. Flow chart penelitian
47 Lampiran 1. Flow chart penelitian Mulai Penentuan titik Pengamatan dilapangan Sampel tanah yang diambil memiliki penutup tanah berupa : - Kacang-kacangan (Mucuna Bracteata) - Paku harupat (Nephrolepis
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan selama dua bulan pada bulan Maret 2011 sampai dengan April 2011 di Laboratorium Pengelolaan Limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,
Lebih terperinciPENGOMPOSAN JERAMI. Edisi Mei 2013 No.3508 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian
PENGOMPOSAN JERAMI Dahulu, pada waktu panen padi menggunakan ani-ani, maka yang dimaksud dengan jerami adalah limbah pertanian mulai dari bagian bawah tanaman padi sampai dengan tangkai malai. Namun saat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2010 hingga Januari 2011. Penelitian dilakukan di laboratorium Teknologi dan Manajemen Lingkungan, Departemen
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii
ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii ABSTRAK... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Penelitian... 2 1.3
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengolahan limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi tanah pada lahan pertanian saat sekarang ini untuk mencukupi kebutuhan akan haranya sudah banyak tergantung dengan bahan-bahan kimia, mulai dari pupuk hingga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang diperlukan adalah limbah padat pertanian berupa jerami padi dari wilayah Bogor. Jerami dikecilkan ukuranya (dicacah) hingga + 2 cm. Bahan lain
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Organik Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Proses pengomposan dilaksanakan di PTPN VII Unit Usaha Way Berulu sedangkan analisis dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian THP serta
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di areal pertanaman nanas (Ananas comosus) PT. GGP
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di areal pertanaman nanas (Ananas comosus) PT. GGP Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah yang terindikasi terserang
Lebih terperinci: DYAH NURHATI AYUNINGTYAS F
SKRIPSI PENGARUH SISTEM AERASI DAN KETERSEDIAAN OKSIGEN TERHADAP LAJU PROSES PENGOMPOSAN DAN KUALITAS KOMPOS BERBAHAN BAKU LIMBAH PENCUCIAN BIJI KAKAO TERFERMENTASI, SERASAH DAUN DAN KOTORAN SAPI Oleh
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2012. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Peternakan, proses produksi biogas di Laboratorium Pengelolaan
Lebih terperinciKompos Cacing Tanah (CASTING)
Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan
Lebih terperinciBAB III METODE. 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring,
BAB III METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Magelang dan Laboratorium FMIPA
Lebih terperinciII. METODOLOGI PENELITIAN
II. METOOLOGI PENELITIN. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 05, bertempat di Laboratorium udidaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.. lat dan ahan lat yang
Lebih terperinciPengambilan sampel tanah Entisol di lapangan
Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Pengambilan sampel tanah Entisol di lapangan Pelaksanaan penelitian di rumah kaca Pengujian sampel di laboratorium Dianalisis data yang diperoleh - Tekstur tanah
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGOMPOSAN LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR SUPERDEC DAN ORGADEC
PETUNJUK TEKNIS PENGOMPOSAN LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR SUPERDEC DAN ORGADEC Petunjuk Teknis Pembuatan Kompos LIMBAH PADAT ORGANIK PERKEBUNAN TEBU DAN KELOMPOK GRAMINEAE LAINNYA dengan
Lebih terperinciPengaruh Variasi Bobot Bulking Agent Terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Makan
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 1, Januari 2010, Halaman 43 54 ISSN: 2085 1227 Pengaruh Variasi Bobot Bulking Agent Terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Makan Teknik Lingkungan,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2010. Tempat Penelitian di Rumah Sakit PMI Kota Bogor, Jawa Barat. 3.2. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan
Lebih terperinciMEMBUAT PUPUK ORGANIK PADAT
MEMBUAT PUPUK ORGANIK PADAT Oleh : Jamaluddin Al Afgani* A. Latar Belakang Penggunaan pupuk kimia secara intensif oleh petani selama beberapa dekade ini menyebabkan petani sangat tergantung pada pupuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Organik Menurut Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. feses sapi dan feses kerbau dilaksanakan dari bulan Desember 2013 sampai
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai perbandingan kualitas vermikompos yang dihasilkan dari feses sapi dan feses kerbau dilaksanakan dari bulan Desember 2013 sampai Januari 2014 di daerah Kramas,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM USAHA
V. GAMBARAN UMUM USAHA 5.1. Gambaran Umum Wilayah 5.1.1. Kondisi Fisik Desa Ciburuy Pelaksanaan unit usaha pupuk organik Koperasi Lisung Kiwari terletak di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten
Lebih terperinciTEKNIK PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK. Oleh : Zumrodi, S.Si, MIL
TEKNIK PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK Oleh : Zumrodi, S.Si, MIL boeng.odi@gmail.com KONSEP 3R Reduce (R1) merupakan upaya untuk mengurangi timbulan sampah di lingkungan sumber dan bahkan dapat dilakukan sejak
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh: Angga Wisnu H Endy Wisaksono P Dosen Pembimbing :
SKRIPSI Pengaruh Mikroorganisme Azotobacter chrococcum dan Bacillus megaterium Terhadap Pembuatan Kompos Limbah Padat Digester Biogas dari Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Disusun Oleh: Angga Wisnu
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.
1 I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Salah satu limbah peternakan ayam broiler yaitu litter bekas pakai pada masa pemeliharaan yang berupa bahan alas kandang yang sudah tercampur feses dan urine (litter broiler).
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang kesuburannya, hal tersebut dikarenakan penggunaan lahan dan pemakaian pupuk kimia yang terus menerus tanpa
Lebih terperinciGambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN III.1. Tahapan Penelitian Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian III.1.1. Studi Literatur Tahapan ini merupakan tahapan awal yang dilakukan sebelum memulai penelitian. Pada tahap
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu blotong dan sludge industri gula yang berasal dari limbah padat Pabrik Gula PT. Rajawali
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Laboratorium Daya Alat dan Mesin Pertanian,
Lebih terperinciPupuk Organik dari Limbah Organik Sampah Rumah Tangga
Pupuk Organik dari Limbah Organik Sampah Rumah Tangga Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Dalam
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi
31 IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Penelitian yang telah dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara jumlah sampah yang dihasilkan dengan sampah yang diolah tidak seimbang. Sampah merupakan
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
BAB 4. METODE PENELITIAN Pada Tahun I penelitian ini dilakukan 3 tahap percobaan sebagai berikut: 1. Percobaan 1 : Penentuan bahan baku pupuk organik Tujuan percobaan adalah untuk mendapatkan komposisi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah dan Laboratorium Hidrolika dan Hidromekanika, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting karena sebagai bahan baku produksi gula. Produksi gula harus selalu ditingkatkan seiring
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan waktu Penelitian lapangan dilaksanakan di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Propinsi Kalimantan Tengah. Areal penelitian merupakan areal hutan yang dikelola dengan
Lebih terperinciKKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT
KKN ITATS Tahun 2010 Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT Lokasi pelatihan pembuatan kompos Tempat / Kelurahan Dusun Kelompok Bulurejo Kacangan VII Munggu Gianti Gianti
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Darmaga, Bogor, pada bulan Januari sampai April 2008. Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 220 m di
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengamatan Perubahan Fisik. mengetahui bagaimana proses dekomposisi berjalan. Temperatur juga sangat
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengamatan Perubahan Fisik 1. Suhu Kompos Temperatur merupakan penentu dalam aktivitas dekomposisi. Pengamatan dapat digunakan sebagai tolak ukur kinerja dekomposisi, disamping
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di Laboratorium Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung. Analisis proksimat
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai dengan April 2017 di Rumah Kaca dan Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian. Alat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup banyak digemari, karena memiliki kandungan gula yang relatif tinggi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan September 2012 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian serta Laboratorium
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juli 2015 di Laboratorium Daya dan
1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juli 2015 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian (LDAMP) serta Laboratorium Rekayasa Sumber
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang
TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau
Lebih terperinciPERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )
PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT ) Pendahuluan Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat di Laboratorium Basah Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Lebih terperinciPEMBUATAN PUPUK ORGANIK
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
Lebih terperinciBAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS
BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Biogas merupakan salah satu energi berupa gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biogas merupakan salah satu energi terbarukan. Bahanbahan yang dapat
Lebih terperinciP e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Tanah yang terlalu sering di gunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan persediaan unsur hara di dalamnya semakin berkurang, oleh karena itu pemupukan merupakan suatu keharusan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga bulan Mei 2010 di rumah kaca Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Kampus Dramaga, Bogor dan Balai Penelitian Tanaman
Lebih terperinciKarakteristik Limbah Padat
Karakteristik Limbah Padat Nur Hidayat http://lsihub.lecture.ub.ac.id Tek. dan Pengelolaan Limbah Karakteristik Limbah Padat Sifat fisik limbah Sifat kimia limbah Sifat biologi limbah 1 Sifat-sifat Fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan bahan-bahan yang mengandung satu atau lebih zat senyawa yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Selain dibutuhkan oleh tanaman pupuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kontribusi perkebunan adalah meningkatnya produk domestik bruto (PDB), penyerapan tenaga kerja dan meningkatnya kesejahteraan. Nilai PDB perkebunan secara kumulatif
Lebih terperinciDeskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)
1 Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan proses pembuatan bahan bakar padat berbasis eceng gondok
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA
PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun
Lebih terperinciBAB II TI JAUA PUSTAKA
BAB II TI JAUA PUSTAKA A. TA AH Istilah tanah (soil) berasal dari kata latin solum yang berarti bagian teratas dari kerak bumi yang dipengaruhi oleh proses pembentukan tanah. Tanah dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pupuk Bokasi adalah pupuk kompos yang diberi aktivator. Aktivator yang digunakan adalah Effective Microorganism 4. EM 4 yang dikembangkan Indonesia pada umumnya
Lebih terperinciBAB IV. METODE PENELITIAN
BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Pada ketinggian tempat
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tahap 1. Pengomposan Awal. Pengomposan awal diamati setiap tiga hari sekali selama dua minggu.
Suhu o C IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tahap 1. Pengomposan Awal Pengomposan awal bertujuan untuk melayukan tongkol jagung, ampas tebu dan sabut kelapa. Selain itu pengomposan awal bertujuan agar larva kumbang
Lebih terperinciBAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL
BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL 34 3.1. Uraian Proses Pengolahan Air limbah dari masing-masing unit produksi mula-mula dialirkan ke dalam bak kontrol yang dilengkapi saringan kasar (bar screen) untuk menyaring
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 hari di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Pembuatan pakan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK BAHAN AWAL Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas jerami padi dan sludge. Pertimbangan atas penggunaan bahan tersebut yaitu jumlahnya yang
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Sampah Sampah merupakan barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Pada kenyataannya, sampah menjadi masalah yang selalu timbul baik di kota besar maupun di
Lebih terperinci