LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2005 NOMOR 21 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2005 NOMOR 21 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH"

Transkripsi

1 LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2005 NOMOR 21 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN Menimbang : a. bahwa Barang Daerah sebagai unsur penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat luas, perlu dikelola dengan baik, benar, berdayaguna dan berhasilguna untuk mewujudkan pengelolaan Barang Daerah yang transparan memenuhi akuntabilitas dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas dan untuk mewujudkan tertib administrasi pengelolaan Barang Daerah, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Daerah ; Mengingat :

2 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta ; 2. Undang-undang Nomor 72 Tahun 1957 tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1955 tentang Penjualan Rumah Negeri kepada Pegawai Negeri sebagai Undang- undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 158) ; 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104) ; 4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 203 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286) ; 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355 ) ; 6. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389) ; 7. Undang 2

3 7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400) ; 8. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 9. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971 tentang Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas Milik Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1967) ; 11. Peraturan.. 3

4 11. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3381) ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3573) ; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4021) 14. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dalam Pelaksanaan Dikonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesai Tahun 2000 Nomor 203, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4023); 16 Peraturan. 4

5 16. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001 tentang pengamanan dan Pengalihan Barang Milik/Kekayaan Negara dan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah Dalam rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4073) 17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 18. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 1974 tentang Tata Cara Penjualan Status Rumah Negeri ; 19. Keputusan Presiden Nomor 134 Tahun 1974 tentang Peraturan/Penetapan Status Rumah Negeri sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 1982 tentang Perubahan Keputusan Presiden Nomor 134 Tahun 1974 tentang Peraturan/ Penetapan Status Rumah Negeri; 20. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4418) ; 21. Keputusan 5

6 21. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 2004 tentang Perubahan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ; 22. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2005 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ; 23. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Pekalongan Tahun 2003 Nomor 19 Seri E Nomor 3) ; 24. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 3 Tahun 2004 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisaasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pekalongan (Lembaran Daerah Kota Pekalongan Tahun 2004 Nomor 6 Seri D Nomor 1) ; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PEKALONGAN dan WALIKOTA PEKALONGAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH. BAB I.. 6

7 B A B I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta para Menteri ; 2. Daerah adalah Kota Pekalongan ; 3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Pekalongan ; 4. Walikota adalah Walikota Pekalongan ; 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah DPRD Kota Pekalongan ; 6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Pekalongan ; 7. Bagian Aset Daerah adalah Bagian di Sekretariat Daerah yang membidangi pengelolaan Barang Daerah ; 8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD adalah APBD Kota Pekalongan ; 9. Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah perangkat Daerah yang mempunyai pos anggaran tersendiri dalam APBD Kota Pekalongan ; 10. Pemegang Kekuasaan Barang Daerah adalah Walikota ; 11. Pembantu Pemegang Kuasa Barang adalah Sekretaris Daerah yang bertanggung jawab atas terselenggaranya koordinasi dan sinkronisasi antar pejabat atau unsur Pembantu Pemegang Kuasa Barang Daerah ; 7

8 12. Pembantu Kuasa Barang (PKB) adalah Kepala Bagian Aset Daerah yang bertanggung jawab mengkoordinir penyelenggaraan Barang Daerah ; 13. Penyelenggara Pembantu Kuasa Barang (PPKB) adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berwenang dan bertanggung jawab atas tertib administrasi Barang Daerah di lingkungan Satuan Kerja masing masing ; 14. Pengelola Barang Daerah adalah Pejabat yang ditunjuk oleh Walikota untuk membantu pelaksanaan pembinaan dan pengelolaan Barang Daerah ; 15. Pemegang barang adalah pegawai yang ditunjuk dan diserahi tugas untuk melaksanakan penatausahaan Barang Daerah ; 16. Pengurus barang adalah pegawai yang ditunjuk dan diserahi tugas untuk mengurus Barang Daerah di luar kewenangan langsung pemegang barang ; 17. Pembantu Pengurus Barang adalah pegawai yang ditunjuk atau diserahi tugas untuk membantu pengurus barang yang berada diluar wewenang bendaharawan barang dan membantu melakukan pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan dan pendaftaran barang barang inventaris dilingkungan Sekretariat Daerah ; 18. Barang Daerah adalah semua kekayaan yang berwujud yang dimiliki dan atau dikuasai Daerah baik yang bergerak maupun tidak bergerak beserta bagian bagian ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur, atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh tumbuhan kecuali uang dan surat surat berharga lainnya ; 19 Pengelolaan. 8

9 19. Pengelolaan Barang Daerah adalah rangkaian dan tindakan terhadap Barang Daerah yang meliputi perencanaan, penentuan kebutuhan, penganggaran, penyaluran, inventarisasi, pengendalian, pemeliharaan, pengamanan, pemanfaatan, perubahan status hukum serta penatausahaannya ; 20. Perencanaan adalah kegiatan dan tindakan untuk menghubungkan kegiatan yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang ; 21. Standarisasi sarana dan prasarana Pemerintah Daerah adalah pembakuan ruang kantor, perlengkapan kantor, rumah dinas, kendaraan dinas, dan lain lain barang yang memerlukan standarisasi ; 22. Standarisasi harga adalah pembakuan harga barang sesuai jenis, spesifikasi, dan kualitas dalam satu periode tertentu ; 23. Penentuan kebutuhan adalah kegiatan atau tindakan untuk merumuskan rincian kebutuhan pada perencanaan sebagai pedoman dalam melaksanakan pemenuhan kebutuhan Barang Daerah yang dituangkan dalam perkiraan anggaran ; 24. Penganggaran adalah kegiatan atau tindakan dalam rangka penyediaan dana untuk pengelolaan Barang Daerah ; 25. Pengadaan adalah kegiatan untuk melakukan pemenuhan kebutuhan Barang Daerah dan Jasa; 26. Penyimpanan adalah kegiatan untuk melakukan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam gudang/ruang penyimpanan ; 27. Penyaluran adalah kegiatan untuk menyalurkan/pengiriman barang dari gudang induk kesatuan kerja pemakai ; 28. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan penghitungan pencatatan data dan pelaporan Barang Daerah ; 9

10 29. Pengendalian adalah segala usaha atau kegiatan untuk menjamin dan menggerakkan agar pekerjaan yang sedang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki sesuai pula dengan segala ketentuan yang berlaku; 30. Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua Barang Daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna ; 31. Pengamanan adalah kegiatan atau tindakan pengendalian dalam pengurusan Barang Daerah dalam bentuk fisik, administratif dan tindakan upaya hukum ; 32. Perubahan status hukum adalah setiap perbuatan/tindakan hukum dari Pemerintah Daerah yang mengakibatkan terjadinya perubahan status kepemilikan/penguasaan atas Barang Daerah ; 33. Penghapusan adalah kegiatan atau tindakan untuk melepaskan kepemilikan atau penguasaan Barang Daerah dengan menghapus pencatatannya dari daftar inventaris Barang Daerah; 34. Tukar menukar barang milik/tukar guling adalah pengalihan pemilikan dan atau penguasaan Barang Daerah kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk barang bergerak dan atau tidak bergerak serta menguntungkan Daerah; 35. Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Daerah oleh instansi dan atau pihak ketiga dalam bentuk pinjam pakai penyewaan dan penggunausahaan tanpa merubah status kepemilikan; 36. Sensus Barang Daerah adalah kegiatan penghitungan dan pencatatan Barang Daerah yang dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali ; 37. Penatausahaan adalah proses pencatatan secara terus menerus atas Barang Daerah ; 38. Penyewaan 10

11 38. Penyewaan adalah penyerahan hak penggunaan / pemakaian Barang Daerah kepada pihak ketiga dalam jangka waktu tertentu dengan memberikan imbalan berupa uang sewa; 39. Pembinaan adalah segala sesuatu atau kegiatan untuk jangka panjang melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi ; 40. Pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan atau kegiatan apakah sesuai dengan semestinya atau tidak; 41. Kendaraan Perorangan Dinas adalah Kendaraan Dinas yang dipergunakan untuk pelaksanaan tugas pejabat; 42. Kendaraan Operasional Dinas adalah Kendaraan Dinas yang dipergunakan untuk keperluan Dinas Rutin Pejabat dan Operasional kantor ; 43. Rumah Daerah adalah bangunan yang dimiliki Pemerintah Daerah yang berfungsi tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta menunjang pelaksanaan tugas Pejabat dan atau Pegawai Negeri ; 44. Penilaian Barang adalah proses pekerjaan seorang penilai atau tim penilai dalam memberikan estimasi dan pendapat atas nilai ekonomis pada saat tertentu terhadap Barang Daerah sesuai standar penilaian yang diakui Pemerintah. B A B II WEWENANG, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 2 Pengelolaan Barang Daerah sebagai bagian dari Pengelolaan Keuangan Daerah, dilaksanakan secara terpisah dari pengelolaan barang Pemerintah. Pasal 3 11

12 Pasal 3 (1) Walikota sebagai Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah berwenang dan bertanggung jawab atas pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan Barang Daerah. (2) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, Walikota bertindak sebagai Pemegang Kekuasaan Barang Daerah. (3) Dalam melaksanakan pengelolaan Barang Daerah Walikota dibantu oleh : a. Sekretaris Daerah; b. Kepala Bagian Aset Daerah; c. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah; d. Pemegang Barang; e. Pengurus Barang. (4) Sekretaris Daerah sebagai Pembantu Pemegang Kuasa Barang, bertanggung jawab atas terselenggaranya koordinasi dan sinkronisasi antar Para Pejabat / unsur pembantu pemegang kuasa Barang Daerah. (5) Kepala Bagian Aset Daerah sebagai Pembantu Kuasa Barang (PKB) bertanggung jawab mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan Barang Daerah. (6) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai Penyelenggara Pembantu Kuasa Barang (PPKB), berwenang dan bertanggungjawab atas tertib administrasi Barang Daerah di lingkungan Satuan Kerja masing masing. (7) Pemegang Barang bertugas menerima, menyimpan dan mengeluarkan Barang Daerah yang ada dalam pengurusannya atas perintah Penyelenggara Pembantu Kuasa Barang (PPKB). (8) Pengurus Barang bertugas mengurus pemakaian Barang Daerah dalam lingkungan satuan kerja. 12

13 (9) Pemegang Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dan Pengurus Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (8) ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Pasal 4 Sesuai tugas dan fungsinya Kepala Bagian Aset Daerah duduk sebagai Anggota Panitia Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. B A B III PERENCANAAN DAN PENGADAAN Bagian Pertama Perencanaan Pasal 5 (1) Kepala Bagian Aset Daerah dibantu satuan kerja terkait menyusun : a. Standarisasi Sarana dan Prasarana Pemerintah Daerah; b. Standarisasi Harga. (2) Standarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, ditetapkan dengan Keputusan Walikota ; (3) Keputusan Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, dijadikan dasar dalam menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Unit (RKPBU). (4) Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Unit (RKPBU) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini, dianggarkan dalam Rencana Anggaran Satuan Kerja masing masing untuk disampaikan kepada Walikota melalui Kepala Bagian Aset Daerah. 13

14 (5) Kepala Bagian Aset Daerah meneliti Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Unit (RKPBU) untuk menyusun Rencana Daftar Kebutuhan Barang Daerah dan Rencana Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Daerah. (6) Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal ini, menyampaikan Daftar Kebutuhan Barang Unit dan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Unit kepada Walikota melalui Kepala Bagian Aset Daerah setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disahkan. (7) Kepala Bagian Aset Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Pasal ini, meneliti Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Unit untuk menyusun Daftar Kebutuhan Barang Daerah dan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Daerah. (8) Daftar Kebutuhan Barang Daerah dan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (7) Pasal ini, ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Bagian Kedua Pengadaan Pasal 6 Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dilakukan oleh Panitia Pengadaan Pekerjaan yang dibentuk oleh Walikota sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku. Pasal 7 Walikota dapat menetapkan kebijakan tentang pengadaan pekerjaan unit melalui Panitia Pengadaan Pekerjaan Unit yang dibentuk dengan Keputusan Walikota atas usul Kepala Satuan Perangkat Daerah melalui Kepala Bagian Aset Daerah. 14

15 Pasal 8 (1) Panitia Pengadaan Pekerjaan Daerah sebagaimana dimaksud Pasal 6 Peraturan Daerah ini, menyelenggarakan proses pengadaan dan mengusulkan calon pemenang kepada Walikota sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Panitia Pengadaan Pekerjaan Unit sebagaimana dimaksud Pasal 7 Peraturan Daerah ini, menyelenggarakan proses pengadaan barang unit sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 9 (1) Kepala Satuan Kerja bertanggung jawab untuk membuat laporan kegiatan pengadaan barang / jasa untuk disampaikan kepada Walikota melalui Kepala Bagian Aset Daerah setiap 6 (enam) bulan. (2) Kepala Bagian Aset Daerah mengkompilasi laporan kegiatan pengadaan Barang Daerah yang dilakukan dalam satu tahun anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, untuk dijadikan lampiran perhitungan APBD tahun bersangkutan. Pasal 10 (1) Penerimaan barang yang berasal dari penyerahan instansi vertikal yang menjadi instansi Daerah, dari pihak ketiga berupa hibah, bantuan dan sumbangan wajib dilaporkan kepada Walikota melalui Kepala Bagian Aset Daerah dengan melampirkan berita acara serah terima. (2) Penerimaan barang dari pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dilakukan berdasarkan perjanjian dan perijinan dilakukan oleh Walikota dalam hal ini Kepala Bagian Aset Daerah atau Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditunjuk disertai dokumen yang lengkap dan dituangkan berita acara serah terima. (3) Kepala.. 15

16 (3) Kepala Bagian Aset Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, melaksanakan penagihan terhadap kewajiban Pihak Ketiga. B A B IV PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENYALURAN Pasal 11 (1) Barang bergerak dari proses Pengadaan Barang Daerah diterima oleh Pemegang Barang atau Pegawai yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja. (2) Pemegang Barang atau Pegawai yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, berkewajiban melaksanakan tugas administrasi perbendaharaan Barang Daerah. (3) Kepala Satuan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, selaku atasan langsung Pemegang Barang bertanggung jawab atas terlaksananya tertib administrasi barang. (4) Penerimaan Barang Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, selanjutnya disimpan dalam gudang atau tempat penyimpanan. Pasal 12 Penerimaan barang tidak bergerak dilakukan oleh Kepala Satuan Kerja atau pejabat yang ditunjuk, kemudian melaporkan kepada Walikota melalui Kepala Bagian Aset Daerah. Pasal 13 Penerimaan Barang Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) Pasal ini, dilakukan setelah diperiksa oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menerima dengan membuat Berita Acara Pemeriksaan. Pasal 14 16

17 Pasal 14 Penerimaan barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 Peraturan Daerah ini, dilakukan setelah diperiksa Panitia Pemeriksa Barang Daerah dengan membuat berita acara pemeriksaan. Pasal 15 Pemeriksaan Pengadaan Barang dilaksanakan oleh Panitia Pemeriksa Barang yang ditetapkan oleh Walikota atau Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran / Pengguna Barang. Pasal 16 (1) Dalam hal tertentu Walikota dapat menetapkan Pembentukan Panitia Pemeriksa Barang Unit atas usul Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah. (2) Panitia Pemeriksa barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, bertugas menguji, meneliti dan menyaksikan barang yang diserahkan sesuai dengan persyaratan yang tertera dalam Surat Perintah Kerja atau Kontrak dan dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan. Pasal 17 Pengeluaran barang oleh pemegang barang dilaksanakan atas dasar surat perintah pengeluaran barang dari Kepala Bagian Aset Daerah atau Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah. B A B V PEMELIHARAAN Pasal 18 (1) Kepala Bagian Aset Daerah atau Kepala Unit Kerja mengkoordinir dan bertanggung jawab atas pemeliharaan Barang Daerah. 17

18 (2) Pemeliharaan Barang Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, berpedoman pada Daftar Kebutuhan Pemeriharaan Barang Daerah. (3) Kepala Bagian Aset Daerah atau Kepala Unit Kerja sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, membuat Daftar Hasil Pemeliharaan Barang dan melaporkan Kepala Walikota setiap 6 (enam) bulan. (4) Kepala Bagian Aset Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, meneliti laporan dan menyusun Daftar Hasil Pemeliharaan Barang yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun anggaran sebagai lampiran perhitungan anggaran tahun yang bersangkutan. Pasal 19 (1) Pelaksanaan pemeliharaan Barang Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Peraturan Daerah ini, dilakukan oleh Kepala Bagian Aset Daerah dan atau Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah. (2) Pelaksanaan pemeliharaan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, berpedoman pada Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Daerah. Pasal 20 (1) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah bertanggung jawab untuk membuat daftar hasil pemeliharaan barang dalam lingkungan wewenangnya dan hasil melaporkan/menyampaikan Daftar Hasil pemeliharaan Barang tersebut kepada Walikota lewat Kepala Bagian Aset Daerah. (2) Kepala Bagian Aset Daerah meneliti laporan dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dan menyusun Daftar Hasil Pemeliharaan Barang yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun anggaran. BAB VI.. 18

19 BAB VI INVENTARISASI Pasal 21 (1) Bagian Aset Daerah sebagai pusat inventarisasi barang dan pusat informasi barang bertanggung jawab untuk menghimpun hasil inventarisasi barang dan menyimpan dokuman kepemilikannya. (2) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah bertanggung jawab untuk menginventarisir seluruh barang inventaris yang ada di lingkungan tanggung jawabnya. (3) Daftar Inventaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, disampaikan kepada Kepala Bagian Aset Daerah setiap 6 (enam) bulan. Pasal 22 (1) Pemerintah Daerah melaksanakan Sensus Barang Daerah sekali dalam 5 (lima) tahun, untuk menyusun Buku Inventaris dan Buku Induk Inventaris beserta Rekapitulasi Barang. (2) Bagian Aset Daerah sebagai pusat inventarisasi barang bertanggung jawab atas pelaksanaan Sensus Barang Daerah (3) Pelaksanaan Sensus Barang Daerah berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota. Pasal 23 Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai Penyelenggara Pembantu Kuasa Barang (PPKB) wajib melaksanakan Sensus Barang Daerah di lingkungan Satuan Kerjanya. Pasal

20 Pasal 24 Kepala Bagian Aset Daerah bertanggung jawab menyusun dan menghimpun seluruh laporan mutasi barang secara periodik dan daftar mutasi barang setiap tahun anggaran dari semua Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan kepemilikannya sebagai bahan penyusunan Neraca Daerah. Pasal 25 Hasil kegiatan pengadaan barang yang dibiayai dari APBD maupun dana lainnya yang merupakan milik Daerah harus dilaporkan kepada Walikota melalui Kepala Bagian Aset Daerah disertai dokumen kepemilikan yang dituangkan dalam berita acara. BAB VII Perubahan Status Hukum Bagian Pertama Penghapusan Pasal 26 (1) Barang Daerah baik bergerak maupun tidak bergerak dapat dihapuskan. (2) Penghapusan barang tidak bergerak milik Daerah berdasarkan pertimbangan sebagai berikut : a. rusak berat, terkena bencana alam / forse majeure; b. tidak dapat digunakan secara optimal (idle) ; c. terkena planologi kota; d. kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas; e. penyatuan lokasi dalam rangka effisiensi dan memudahkan koordinasi; f. pertimbangan dalam rangka pelaksanaan rencana strategis Hankam. (3) Penghapusan.. 20

21 (3) Penghapusan barang bergerak milik Daerah berdasarkan pertimbangan sebagai berikut : a. Pertimbangan Teknis, antara lain : 1. secara fisik barang tidak dapat digunakan karena rusak dan tidak ekonomis bila diperbaiki; 2. secara teknis tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi; 3. setelah melampaui batas waktu kegunaanya/kadaluarsa; 4. karena penggunaan mengalami perubahan dasar spesifikasi; 5. selisih kurang dalam timbangan / ukuran disebabkan penggunaan / susut dalam penyimpanagan pengangkutan. b. Pertimbangan Ekonomis antara lain : 1. karena berlebih; 2. karena biaya operasional dan pemeliharaannya lebih besar dari manfaat yang diperoleh. c. Karena hilang / kekurangan perbendaharaan atau kerugian yang disebabkan : 1. kesalahan atau kelalaian Pemegang / Bendaharawan Barang / Pengurus Barang; 2. di luar kesalahan/ kelalaian Pemegang Barang /Pengurus Barang; 3. mati, bagi tanaman atau hewan / ternak; 4. karena kecelakaan atau alasan tidak terduga ( force majeure). Pasal 27 (1) Barang barang Daerah yang dihapuskan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Peraturan Daerah ini, dilaksanakan melalui : a. Pelelangan umum/lelang terbatas/penjualan; b. Disumbangkan atau hibah kepada pihak lain; c. Pemusnahan; d. Ruislag/tukar menukar. (2) Penghapusan sebagaimana maksud pada ayat (1) Pasal ini, dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang undangan. Pasal

22 Pasal 28 Barang milik Daerah yang masih diperlukan bagi penyelenggaraan tugas Pemerintah tidak dapat dipindah tangankan. Pasal 29 Pemindahtanganan barang milik Daerah dilakukan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai modal Pemerintah. Pasal 30 (1) Pemindahtanganan Barang Daerah yang berupa tanah dan atau bangunan, kendaraan perorangan Dinas dan kendaraan Dinas operasional ditetapkan dengan Keputusan Walikota setelah mendapat persetujuan DPRD, sedangkan untuk barang barang inventaris lainnya cukup ditetapkan dengan Keputusan Walikota. (2) Bangunan dan gedung yang akan dibangun kembali (rehab total) sesuai peruntukannya serta sifatnya yang mendesak atau membahayakan, penghapusannya dengan Keputusan Walikota. Pasal 31 (1) Hasil pelelangan umum atau terbatas atau penjualan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) huruf a Peraturan Daerah ini, harus disetorkan ke Kas Daerah. (2) Besarnya biaya operasional yang dikeluarkan untuk proses penghapusan ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Pasal 32 Penghapusan Barang Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 Peraturan Daerah ini, dilaksanakan oleh Panitia Penghapusan Barang Daerah yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Bagian 22

23 Bagian Kedua Proses Penghapusan Pasal 33 (1) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah mengajukan penghapusan barang inventaris kepada Walikota melalui Kepala Bagian Aset Daerah. (2) Kepala Bagian Aset Daerah menghimpun, merekap, menyusun dan mengusulkan rencana penghapusan kepada Walikota. (3) Untuk melaksanakan penghapusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 Peraturan Daerah ini, dibentuk Panitia Penghapusan dan atau Panitia Penaksir dan atau Panitia Penjualan yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota. (4) Tugas Panitia Penghapusan dan atau Panitia Penaksir dan atau Panitia Penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini, antara lain : a. melaksanakan proses penghapusan; b. meneliti barang dari segi pemilikan, administrasi, penggunaan, pembiayaan, pemeliharaan/ perbaikan maupun data lain yang dipandang perlu; c. meneliti keadaan fisik; d. melaksanakan penaksiran harga berdasarkan ketentuan yang berlaku; e. melaksanakan proses penjualan. (5) Hasil pelaksanaan tugas panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal ini, dituangkan dalam Berita Acara. (6) Bagi penghapusan yang memerlukan persetujuan DPRD, Walikota mengajukan permohonan persetujuan kepada DPRD dengan dilampiri Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Pasal ini. 23

24 (7) Atas dasar persetujuan DPRD, Walikota menetapkan Keputusan penghapusan Barang Daerah dengan cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 Peraturan Daerah ini. (8) Panitia Penghapusan atau Panitia Penjualan melaksanakan proses penjualan, dan apabila telah dibayar lunas oleh pembeli maka Walikota menerbitkan Keputusan Walikota tentang Pelepasan Hak dan penghapusan dari daftar inventaris. (9) Walikota melaporkan hasil penghapusan kepada Menteri Dalam Negeri. Pasal 34 Dalam melaksanakan proses penghapusan panitia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (3) Peraturan Daerah ini, berpedoman pada : a. untuk penghapusan tanah, nilai taksiran tanah ditetapkan dengan berpedoman pada harga tanah setempat dan NJOP; b. untuk penaksiran harga bangunan menggunakan ketentuan perundang undangan yang berlaku; c. untuk penaksiran harga kendaraan berpedoman pada ketentuan sebagai berikut : 1. Kendaraan yang telah berumur 5 (lima) sampai dengan 7 (tujuh) tahun, harga jualnya adalah 40 % (empat puluh persen) dari harga umum/pasaran yang berlaku; 2. Kendaraan yang telah berumur 8 (delapan) tahun lebih, harga jualnya 20 % (dua puluh persen) dari harga umum/ pasaran yang berlaku. d. Untuk barang inventaris lainnya penaksiran harganya berpedoman pada harga pasaran umum saat dilakukan penaksiran. Pasal

25 Pasal 35 (1) Kendaraan perorangan dinas dan operasional dinas dapat dilakukan penghapusan/penjualan diatur dalam Peraturan Daerah ini. (2) Pelaksanaan penjualan/penghapusan kendaraan perorangan dinas dan kendaraan operasional dinas sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, ditetapkan dengan keputusan Walikota setelah mendapat persetujuan DPRD. (3) Hasil penjualan kendaraan perorangan dinas dan pelelangan kendaraan operasional dinas sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, disetorkan secara bruto ke Kas Daerah. (4) Kendaraan perorangan dinas sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, dilakukan penghapusan dari daftar inventaris Barang Daerah setelah harga penjualan kendaraan perorangan dinas dilunasi dan ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Pasal 36 (1) Penghapusan barang yang dilakukan dengan cara disumbangkan / dihibahkan, dilakukan dengan memperhatikan kepentingan sosial, agama dan kemanusiaan dengan syarat syarat sebagai berikut : a. bukan merupakan barang yang sifatnya rahasia negara; b. bukan merupakan barang vital bagi Daerah; c. bukan merupakan barang yang menguasai hajat hidup orang banyak; d. tidak bermanfaat dan tidak dibutuhkan lagi; e. tidak mengganggu kelancaran tugas tugas pelayanan umum pemerintah. (2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Bagian Ketiga.. 25

26 Bagian Ketiga Penjualan Kendaraan Dinas Pasal 37 (1) Kendaraan dinas yang dapat dijual terdiri dari : a. Kendaraan perorangan dinas; b. Kendaraan dinas operasional. (2) Kendaraan dinas operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b Pasal ini, terdiri dari : a. Kendaraan dinas operasional perkantoran; b. Kendaraan dinas operasional khusus. Pasal 38 (1) Kendaraan Perorangan Dinas yang berumur 5 (lima) tahun atau lebih yang digunakan oleh Pejabat Negara dapat dijual 1 (satu) buah kepada Pejabat yang bersangkutan setelah masa jabatannya berakhir, sesuai peraturan perundang undangan. (2) Pejabat Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, adalah Pejabat Negara di Daerah yaitu Walikota dan Wakil Walikota. (3) Penjualan kendaraan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, tidak boleh mengganggu pelaksanaan tugas dinas di Daerah. Pasal 39 (1) Kendaraan Dinas Operasional Perkantoran, khususnya kendaraan roda 2 (dua) dan roda 4 (empat) yang telah berumur lebih 5 (lima) tahun atau karena rusak dan tidak efisien lagi bagi keperluan dinas dapat dijual melalui penghapusan sesuai Pasal 26 Peraturan Daerah ini, kepada Pegawai Negeri yang telah memenuhi masa kerja 10 (sepuluh) tahun atau lebih. (2) Pegawai.. 26

27 (2) Pegawai pemegang kendaraan atau yang akan memasuki pensiun atau yang lebih senior mendapat prioritas untuk membeli kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Pasal ini. (3) Kendaraan Dinas Operasional Khusus yang telah berumur 10 (sepuluh) tahun dan telah ada penggantinya atau rusak berat dan tidak efisien lagi bagi keperluan dinas dapat dihapuskan. Pasal 40 Kendaraan Perorangan Dinas dan Kendaraan Dinas Operasional dilakukan penghapusan dari daftar inventaris Barang Daerah setelah harga penjualan dan biaya perbaikan selama 1 (satu) tahun terakhir dilunasi dan ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Pasal 41 Kendaraan Dinas Operasional yang digunakan anggota DPRD dapat dilelang atau dijual kepada yang bersangkutan yang mempunyai masa bakti 5 (lima) tahun atau lebih. Pasal 42 Kesempatan untuk membeli kendaraan sebagaimana dimaksud Pasal 40 Peraturan Daerah ini, hanya 1 (satu) kali kecuali dalam tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun. Bagian Keempat Penjualan Rumah Daerah Pasal 43 Walikota menetapkan penggunaan rumah rumah Daerah sesuai dengan peraturan perundang undangan. Pasal

28 Pasal 44 Rumah Daerah dapat dijual belikan atau disewakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Rumah Daerah Golongan II yang telah diubah Golongannya menjadi Rumah Golongan III; b. Rumah Daerah Golongan III yang telah berumur 10 (sepuluh) tahun atau lebih; c. Pegawai yang dapat membeli adalah pegawai sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Perundang undangan yang berlaku, sudah mempunyai masa kerja 10 (sepuluh) tahun atau lebih dan belum pernah membeli atau memperoleh rumah dengan cara apapun dari Pemerintah Daerah atau Pemerintah Pusat; d. Pegawai yang dapat membeli rumah adalah penghuni pemegang Surat Izin Penghunian ( SIP) yang dikeluarkan oleh Walikota; e. Rumah dimaksud tidak sedang dalam sengketa ; f. Rumah Daerah yang dibangun diatas tanah yang tidak dikuasai oleh Pemerintah Daerah, maka untuk peralihan hak atas tanah harus diproses tersendiri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. Pasal 45 (1) Penjualan rumah Daerah Golongan III beserta atau tidak beserta tanahmya ditetapkan oleh Walikota berdasarkan taksiran dan penilainya dilakukan oleh panitia yang dibentuk dengan Keputusan Walikota. (2) Penjualan rumah Daerah Golongan III sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, ditetapkan dengan Keputusan Walikota setelah mendapat persetujuan DPRD. 28

29 (3) Hasil penjualan rumah Daerah Golongan III sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, disetor ke Kas Daerah. Pasal 46 Pelepasan hak atas tanah dan penghapusan dari daftar inventaris ditetapkan dengan Keputusan Walikota setelah harga penjualan atas tanah dan atau bangunannya dilunasi. Bagian Kelima Pelepasan Hak atas Tanah dan atau Bangunan Pasal 47 (1) Setiap perubahan status hukum Barang Daerah yang bertujuan untuk pengalihan atau penyerahan hak atas tanah dan atau bangunan yang dimiliki atau dikuasai oleh Daerah, dapat diproses dengan pertimbangan menguntungkan Daerah dengan cara : a. pelepasan dengan pembayaran ganti rugi (dijual) ; b. pelepasan dengan tukar menukar / ruislag / tukar guling. (2) Pelepasan hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, pelaksanaanya ditetapkan dengan Keputusan Walikota. (3) Perhitungan perkiraan nilai tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, harus menguntungkan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan nilai jual obyek pajak, dan atau harga umum setempat sesuai peraturan perundang undangan. (4) Nilai ganti rugi atas dan atau bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a Pasal ini, ditetapkan oleh Walikota berdasarkan nilai / harga taksiran yang dilakukan oleh Panitia Penaksir yang dibentuk dengan Keputusan Walikota atau dapat dilakukan oleh lembaga independen bersertifikat di bidang penilaian aset. 29

30 (5) Proses pelepasan hak atas tanah dan atau bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dilakukan dengan cara pelelangan atau penjualan atau tukar menukar. Pasal 48 (1) Barang milik Daerah dilarang untuk diserahkan kepada pihak lain sebagai pembayaran atas tagihan kepada Pemerintah Daerah. (2) Barang milik Daerah dilarang digadaikan atau dijadikan jaminan untuk mendapatkan pinjaman. B A B VIII PEMANFAATAN Bagian Pertama Pinjam Pakai Pasal 49 (1) Untuk kepentingan penyelenggaraan Pemerintah Daerah Barang Daerah baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak dapat dipinjamkan. (2) Pelaksanaan pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Bagian Kedua Penyewaan Pasal 50 (1) Barang Daerah milik atau yang dikuasai Pemerintah Daerah baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak dapat disewakan dengan dikenakan uang sewa. (2) Penyewaan. 30

31 (2) Penyewaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan ketentuan sebagai berikut : a. penyewaan Barang Daerah hanya dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk mengoptimalisasikan daya guna dan hasil guna Barang Daerah; b. untuk sementara waktu Barang Daerah tersebut belum dimanfaatkan oleh Unit / Satuan Kerja yang memiliki / menguasai. (3) Jenis Barang Daerah dan besarnya uang sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, ditetapkan dengan Keputusan Walikota. (4) Pelaksanaan penyewaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dituangkan dalam Surat Perjanjian Sewa atau Surat Izin Sewa. Pasal 51 Jenis Barang Daerah yang dapat disewakan akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 52 (1) Semua hasil penyewaan Barang Daerah adalah penerimaan Daerah yang harus disetor sepenuhnya kepada Kas Daerah. (2) Segala biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan penyewaan barang milik Daerah ditanggung pihak penyewa. Bagian Ketiga Penggunausahaan Pasal 53 31

32 Pasal 53 (1) Barang Daerah yang digunausahakan dalam bentuk kerjasama dengan pihak ketiga ditetapkan dengan Keputusan Walikota. (2) Barang Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dibuat daftar inventaris tersendiri. Pasal 54 (1) Dasar pertimbangan penggunausahaan Barang Daerah : a. Barang Daerah belum dimanfaatkan; b. mengoptimalisasikan Barang Daerah; c. dalam rangka efesiensi dan efektifitas; d. meningkatkan pendapatan Daerah; e. menunjang program pembangunan dan kemasyarakatan. (2) Bentuk bentuk penggunausahaan meliputi : a. Bangun Guna Serah atau Build Operate Tranfer (BOT); b. Bangun Serah Guna atau Build Tranfer Operate (BTO); c. Bangun Serah atau Build Tranfer (BT); d. Kerja Sama Operasi (KSO). (3) Barang Daerah yang dapat digunausahakan adalah berupa tanah atau bangunan. Bagian Keempat Swadana Pasal 55 (1) Barang Daerah baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak dapat dikelola secara swadana. (2) Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, ditetapkan dengan Keputusan Walikota. BAB IX. 32

33 BAB IX PENGAMANAN Pasal 56 (1) Upaya pengurusan Barang Daerah agar dalam pemanfaatannya terhindar dari penyerobotan, pengambilalihan atau klaim dari pihak lain dilakukan dengan cara : a. Pengamanan administratif yaitu dengan melengkapi sertifikat dan kelengkapan bukti bukti kepemilikan; b. Pengamanan fisik yaitu dengan pemagaran dan pemasangan tanda kepemilikan barang; c. Tindakan hukum yaitu dengan cara melakukan upaya hukum apabila terjadi pelanggaran hak atau tindak pidana. (2) Pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Pasal 57 Barang Daerah dapat diansuransikan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan ditetapkan dengan Keputusan Walikota berdasarkan peraturan perundang undangan. Pasal 58 Dalam rangka pengamanan barang dilakukan verifikasi Barang Daerah secara berkala. BAB X BARANG DAERAH YANG DIPISAHKAN Pasal

34 Pasal 59 Barang Daerah yang dikelola oleh Perusahaan Daerah atau Badan Usaha milik Daerah yang pengelolaannya dilakukan sesuai peraturan perundang undangan. BAB XI PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN Pasal 60 Pengendalian Pengelolaan Barang Daerah dilakukan oleh Walikota Pasal 61 (1) Pengawasan terhadap pengelolaan Barang Daerah dilakukan oleh Walikota. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dilaksanakan oleh aparatur pengawas fungsional sesuai dengan peraturan perundang undangan. B A B XII PEMBIAYAAN Pasal 62 Pengelolaan Barang Daerah dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pasal 63 34

35 Pasal 63 Pengelolaan Barang Daerah yang mengakibatkan pendapatan dan penerimaan Daerah dapat diberikan biaya operasional yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Pasal 64 Tim Pengelolaan Barang, Pemegang Barang, Pengurus Barang, Kepala Gudang, dan Pembantu Pengurus Barang dalam melaksanakan tugasnya diberikan tunjangan yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan keuangan Daerah. B A B XIII TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DAN TUNTUTAN GANTI RUGI BARANG Pasal 65 Dalam hal terjadi kerugian Daerah karena kekurangan Perbendaharaan Barang dan atau disebabkan perbuatan melanggar hukum dan atau tidak melakukan kewajiban sebagaimana mestinya, diselesaikan melalui tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi uang atau Barang Daerah sesuai dengan peraturan perundang undangan. B A B XIV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 66 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan Peraturan Daerah dan Peraturan di bawahnya yang tidak sesuai dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 67 35

36 Pasal 67 Petunjuk Teknis Pengelolaan Barang Daerah akan diatur dengan Peraturan Walikota. BAB XV Pasal 68 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Pekalongan. Ditetapkan di Pekalongan pada tanggal 26 Desember 2005 WALIKOTA PEKALONGAN cap. ttd.- Diundangkan di Pekalongan pada tanggal 2 Januari 2006 MOHAMAD BASYIR AHMAD SEKRETARIS DAERAH dr. SRI NURDIJAH KASBOLLAH Pembina Utama Madya NIP LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2005 NOMOR 21 36

37 I. UMUM PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH Paradigma penyelenggaraan pemerintah yang berorientasi pada otonomi daerah sejalan dengan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sehingga perlu dilakukan upaya upaya penyempurnaan terhadap ketentuan ketentuan dalam penyelenggaraan pemerintah termasuk pengelolaan Barang Daerah. Barang Daerah sebagai salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat harus dikelola dangan baik dan benar yang pada gilirannya dapat mewujudkan pengelolaan Barang Daerah yang memenuhi akuntabilitas. Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah dan dalam rangka terciptanya tertib administrasi dan tertib pengelolaan Barang Daerah yang dimiliki / dikuasai Pemerintah Kota Pekalongan, maka dipandang perlu adanya Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d Pasal 5 ayat (7) : Cukup jelas Pasal 5 ayat (8). 37

38 Pasal 5 ayat (8) Pasal 6 Pasal 7 s/d Pasal 14 Pasal 15 ayat (1) Pasal 15 ayat (2) s / d Pasal 26 ayat (2) huruf c : DKBD dan DKPBD ditetapkan setelah APBD ditetapkan yang selanjutnya dijadikan dasar dalam pengadaan pekerjaan Barang Daerah dan Pemeliharaan Barang Daerah : Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa pemerintah dengan tidak meninggalkan fungsi pengawasan. : Cukup jelas : Yang dimaksud hal tertentu adalah pengadaan barang barang yang bersifat khusus seperti obat obatan, pesawat dan lain lain. : Cukup jelas. Pasal 26 ayat (2) huruf d : Perkembangan organisasi seperti adanya perubahan SOT misalnya perubahan dari Kantor menjadi Dinas ataupun penggabungan dari beberapa kantor Pasal

39 Pasal 26 ayat (2) huruf e s/d Pasal 40 ayat (1) : Cukup jelas. Pasal 40 ayat (2) : Senior dalam kepangkatan maupun masa kerja Pasal 39 ayat (3) s/d Pasal 51 huruf d : Cukup jelas. Pasal 51 huruf e Pasal 52 s/d Pasal 54 ayat (1) : Cukup jelas. Pasal 52 ayat (2) huruf a : Kendaraan dan alat alat berat seperti walles, ekscavator, buldozer, pemadam kebakaran, dan lain lain. : Bangun Guna Serah (BOT) adalah pemanfaatan tanah dan atau bangunan milik/dikuasai Pemerintah Daerah oleh Pihak Ketiga dengan cara Pihak Ketiga membangun bangunan siap pakai dan atau menyediakan., menambah sarana lain berikut fasilitas di atas tanah dan atau bangunan tersebut dan mendayagunakannya selama dalam waktu tertentu untuk kemudian setelah jangka waktu berakhir menyerahkan kembali tanah dan bangunan dan atau sarana lain berikut fasilitasnya tersebut beserta pendayagunaanya kepada Daerah, serta membayar kontribusi sejumlah uang atas pemanfaatannya yang besarnya ditetapkan sesuai dengan kesepakatan. 39

40 Pasal 54 ayat (2) huruf b : Bangun Serah Guna (BTO) adalah pemanfaatan tanah dan atau bangunan milik/dikuasai Pemerintah Daerah oleh Pihak Ketiga dengan cara Pihak Ketiga membangun bangunan siap pakai dan atau menyediakan, menambah sarana lain berikut fasilitas di atas tanah dan atau bangunan tersebut dan setelah selesai pembangunannya diserahkan kepada Daerah untuk kemudian oleh Pemrintah Daerah tanah dan bangunan siap pakai dan atau saran lain berikut fasilitasnya tersebut diserahkan kembali kepada Pihak ketiga untuk didayagunakan selama jangka waktu tertentu, dan atas pemanfaatannya tersebut Pihak Ketiga dikenakan kontribusi sejumlah uang yang besarnya ditetapkan sesuai dengan kesepakatan. Pasal 54 ayat (2) huruf c : Bangun Serah (BT) adalah perikatan antara Pemerintah Daerah dengan Pihak Ketiga dengan ketentuan tanah milik Pemerintah Daerah sedangkan Pihak Ketiga membangun dan membiayai sampai dengan selesai. Apabila pembangunannya telah selesai Pihak Ketiga menyerahkan kepada Pemrintah Daerah. Selanjutnya Pemerintah Daerah membayar biaya pembangunannya. 40

41 Pasal 54 ayat (2) huruf d : Kerja Sama Operasi (KSO) adalah perikatan antara Pemerintah daerah dengan Pihak Ketiga, Pemerintah Daerah menyediakan Barang Daerah dan Pihak Ketiga menanamkan modal yang dimilikinya dalam salah satu usaha, selanjutnya kedua belah pihak secara bersama sama atau bergantian mengelola manajemen dan proses operasionalnya, keuntungan dibagi sesuai dengan besarnya sharing masing masing.. Pasal 54 ayat (3) s/d Pasal 57 : Cukup jelas. Pasal 58 : Verifikasi adalah proses pemeriksaan tentang kebenaran laporan Barang Daerah yang meliputi kegiatan penelitian dan pencocokan data data yang ada dengan keadaan fisik barang tersebut. Pasal 59 s/d Pasal 64 : Cukup jelas. Pasal 65 : Yang dimaksud Tuntutan Perbendaharaan adalah suatu tata cara perhitungan terhadap bendaharawan, jika pengurusannya terdapat kekurangan perbendaharaan dan kepada yang bersangkutan diharuskan mengganti kerugian. 41

42 Yang dimaksud Tuntutan Ganti Rugi adalah suatu proses tuntutan terhadap pegawai dalam kedudukannya bukan sebagai bendaharawan, dengan tujuan menuntut penggantian kerugian disebabkan oleh perbuatannya melanggar hukum dan atau melalaikan kewajibannya atau tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana mestinya, sehingga secara langsung maupun tidak langsung merugikan Daerah. Pasal 67 s/d Pasal 68 : Cukup jelas. 42

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 4 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 01 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 01 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 01 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 SERI D NOMOR 8

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 SERI D NOMOR 8 No. 10, 2004 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 SERI D NOMOR 8 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA Dicabut dengan Perda Nomor 13 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR: 5 TAHUN 2003 SERI: E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR: 5 TAHUN 2003 SERI: E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR: 5 TAHUN 2003 SERI: E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTANBARAT NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH

PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTANBARAT NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTANBARAT NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan tertib

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 35 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK KABUPATEN OGAN ILIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 35 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK KABUPATEN OGAN ILIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 35 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK KABUPATEN OGAN ILIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR, Menimbang : a. bahwa Kabupaten Ogan Ilir

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang WALIKOTA BANJAR, : a. bahwa barang daerah sebagai salah satu unsur penting

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI SWATANTRA WIBAWA MUKTI NO : 9 2001 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 17 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, bahwa seluruh barang milik

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 24 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang : a. bahwa barang milik Daerah sebagai

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 NOMOR 3 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 8 Pebruari 2010 Nomor : 3 Tahun 2010 Tentang : PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG/JASA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 37 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 37 TAHUN 2005 Menimbang LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 37 TAHUN 2005 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 37 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa barang milik daerah merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH Menimbang : a. bahwa Barang Daerah sebagai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 152 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 152 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 152 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan tertib

Lebih terperinci

TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH BUPATI MUSI RAWAS,

TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH BUPATI MUSI RAWAS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH MILIK PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, 31 Oktober 2007 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 5 2008 SERI. E NO. 5 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, a. bahwa Barang Milik Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH Menimbang : a. bahwa Barang Daerah sebagai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI TANGGAL : 29 Juli 2010 NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG : PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH Sekretariat Daerah Kota Sukabumi Bagian

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI TAPIN, : a. bahwa barang daerah sebagai salah

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA 1 QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI PIDIE, Menimbang : a. bahwa barang milik daerah merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 11 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

Laboratorium Perancangan Kota Departemen Teknik Planologi ITB 1

Laboratorium Perancangan Kota Departemen Teknik Planologi ITB 1 MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH BESAR Menimbang : a. bahwa dalam rangka terlaksananya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 152 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 152 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 152 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan tertib

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa barang daerah sebagai salah satu

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 11 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG Menimbang Mengingat : 1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG, : bahwa

Lebih terperinci

SALINAN NO : 14 / LD/2009

SALINAN NO : 14 / LD/2009 SALINAN NO : 14 / LD/2009 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2008 SERI : D.8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH YANG DIPISAHKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : a. bahwa barang Daerah sebagai unsur penting dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 2 Tahun : 2011 Seri : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG

Lebih terperinci

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang Mengingat : a. bahwa barang daerah adalah sebagai salah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah; LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR, Menimbang : a. b. c. bahwa barang

Lebih terperinci

NOMOR 9 TAHUN LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor

NOMOR 9 TAHUN LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON - 2 - NOMOR 9 TAHUN 2002 PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCRRANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa barang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH 1 PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2009 NOMOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2009 NOMOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2009 NOMOR 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI

Lebih terperinci

TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa barang milik daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2013); L PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa pemindahtanganan barang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 33 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 33 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA, Memperhatikan

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TENGGARA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TENGGARA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG Menimbang : a. QANUN KABUPATEN ACEH TENGGARA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN ACEH TENGGARA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 16 TAHUN 2007 PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 16 TAHUN 2007 PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG PANJANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 17 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 17 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH GUBERNUR BANTEN, PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 17 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa barang milik daerah merupakan salah satu unsur penting dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 72 TAHUN : 2007 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 72 TAHUN : 2007 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 72 TAHUN : 2007 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 58

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat. Jalan Diponegoro No. 22, Telepon (022) , , , Faks. (022) B A N D U N G 40115

Gubernur Jawa Barat. Jalan Diponegoro No. 22, Telepon (022) , , , Faks. (022) B A N D U N G 40115 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang : a. bahwa barang milik daerah sebagai salah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 153 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH YANG DIPISAHKAN MENTERI DALAM NEGERI,

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 153 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH YANG DIPISAHKAN MENTERI DALAM NEGERI, KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 153 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH YANG DIPISAHKAN MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk lebih efektif dan efisiensinya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 10 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa Barang

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA m9 WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 34A TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN, PEMANFAATAN DAN PEMINDAHTANGANAN TANAH DAN/ ATAU BANGUNAN MILIK DAERAH YANG BERASAL DARI KEKAYAAN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa penghapusan barang milik daerah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 81 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH, Menimbang : a. bahwa barang daerah

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa barang milik

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 20 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 11 TAHUN : 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN, Menimbang : a. bahwa Barang

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang:a. bahwa untuk melaksanaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 3 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR : 12 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDENRENG RAPPANG,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 03 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

P E R A T U R A N D A E R A H

P E R A T U R A N D A E R A H P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah; LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. b. WALIKOTA SALATIGA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa barang Daerah sebagai salah satu unsur penting

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 11 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa barang milik Daerah sebagai salah satu

Lebih terperinci