BAB I PENDAHULUAN. Data United Nation World Tourism Organisation (UN-WTO) menyatakan

Transkripsi

1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Data United Nation World Tourism Organisation (UN-WTO) menyatakan sektor pariwisata memberikan kontribusi sebesar 9,8% Produk Domestik Bruto (PDB) global, kontribusi terhadap total ekspor dunia sebesar US$ 7,58 triliun dan pariwisata membuka lapangan kerja yang besar yakni 1 dari 11 lapangan kerja ada di sektor pariwisata. Pariwisata dapat dijadikan sektor andalan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Faktor potensi wisata alam dan budaya yang begitu besar dapat menjadikan daya tarik bagi wisatawan mancanegara tak terkecuali pariwisata di Indonesia. Pariwisata merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar Indonesia. Tabel 1.1 Perbandingan Realisasi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDB Nasional Indikator Kinerja Utama Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional (presentase) Capaian Capaian Capaian Realisasi Realisasi Realisasi (%) (%) (%) 4,02 95,6 4,04 96,19 4,23 105,75 sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2015 Tabel 1.1 menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir bahwa realisasi kontribusi pariwisata terhadap PDB Nasional terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 realisasinya sebesar 4,02% kemudian tahun berikutnya tahun 2014 meningkat menjadi sebesar 4,04% dan realisasi tahun 2015 sebesar 4,23%. 1

2 Grafik 1.1 Peningkatan PDB Pariwisata Indonesia periode PDB Pariwisata periode (triliun rupiah) sumber : Laporan Akuntabilitas Kementerian Pariwisata tahun 2015 Berdasarkan grafik 1.1 menunjukkan bahwa tiap tahunnya PDB yang dihasilkan oleh sektor pariwisata nasional mengalami peningkatan. Dilihat dari tahun 2010 pariwisata menghasilkan PDB sebesar 261,06 triliun rupiah dan tahun 2011 menjadi 296,97 triliun rupiah. Peningkatan juga terjadi pada tahun 2012 menjadi sebesar 326,24 triliun rupiah, dan pada tahun 2013 pun nilainya mencapai 365,02 triliun rupiah. Tahun berikutnya, tahun 2014 menunjukkan bahwa PDB sektor pariwisata meningkat menjadi 394,52 triliun rupiah. Lebih lanjut lagi pada tahun 2015, PDB yang dihasilkan oleh sektor pariwisata mencapai 461,36 triliun rupiah. Data dari Travel & Tourism Competitiveness Report 2015 dalam World Economic Forum yang mengukur kontribusi dan daya saing dari sektor travel & wisata suatu negara menunjukkan bahwa Indonesia mengalami kenaikan peringkat dari tahun 2013 menempati peringkat 70 kemudian menjadi peringkat 50 di tahun Hal tersebut disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang cepat dari 2

3 kedatangan turis asing ke Indonesia dan prioritas pemerintah dalam mengembangkan industri pariwisata. Beberapa keuntungan daya saingnya adalah harga yang kompetitif, kekayaan SDA, dan sejumlah lokasi warisan budaya. Disisi lain peringkat Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara tetangga di ASEAN, seperti negara Singapura yang menempati peringkat 11, Malaysia peringkat 25 dan Thailand peringkat 35 dalam pemeringkatan Travel & Tourism Competitivness Report Tabel 1.2 Perkembangan Wisatawan Mancanegara Menurut Tempat Tinggal, Tahun (satuan orang) Negara Tahun Tempat Tinggal Brunei , Malaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam ASEAN lainnya sumber : Pusdatin Kemenparekraf & BPS Berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan beberapa tahun terakhir jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia terbesar berasal dari Singapura jika dilihat berdasar negara tempat tinggalnya. Dari tahun 2009 hingga tahun 2014 menunjukkan adanya peningkatan hingga mencapai orang. Selanjutnya disusul oleh wisatawan yang berasal dari negara Malaysia yang beberapa tahun ini mengunjungi Indonesia untuk berwisata dan angkanya mencapai orang. 3

4 Tabel 1.3 Ranking Devisa Pariwisata Terhadap 5 Ekspor Barang Terbesar, Periode Tahun R a n k Jenis Komoditas Nilai (juta USD) Jenis Komoditas Nilai (juta USD) Jenis Komoditas Minyak&gas 41, Minyak&gas 36, Minyak&gas 32, Minyak&gas 30, Minyak&gas 18, bumi bumi bumi bumi bumi 2 Batubara 27, Batubara 26, Batubara 24, Batubara 20, Batubara 15, Minyak 17, Minyak 18, Minyak 15, Minyak 17, Minyak 15, kelapa sawit kelapa sawit kelapa sawit kelapa sawit kelapa sawit Karet 14, Karet 10, Pariwisata 10, Pariwisata 11, Pariwisata 12, Olahan Olahan Karet Pariwisata 8, Pariwisata 9, , Pakaian Jadi 7, Pakaian Jadi 7, Olahan sumber : Kementerian Pariwisata Indonesia Nilai (juta USD) Jenis Komoditas Nilai (juta USD) Tabel 1.3 menunjukkan bahwa pariwisata masuk dalam lima besar dalam ekspor barang terbesar di Indonesia. Sektor pariwisata termasuk dalam sektor non migas yang menyumbang devisa untuk Indonesia. Terbukti dari data diatas menunjukkan bahwa sektor pariwisata dapat diandalkan dalam menambah devisa untuk Indonesia. Pada tahun 2011 dan 2012 beruntun meraih peringkat 5, di tahun berikutnya sampai tahun ke 2015 naik satu peringkat dan menduduki peringkat ke- 4 dalam rangking penerimaan devisa dibanding komoditi ekspor-ekspor lainnya. Pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata tertinggi dibandingkan industri minyak gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit yang pertumbuhannya negatif Jenis Komoditas Nilai (juta USD) 4

5 Tabel 1.4 Pendapatan dari Devisa Wisatawan Mancanegara ke Indonesia tahun Tahun Wisatawan Mancanegara Jumlah Pertumbuhan (%) sumber : BPS dan Kemenpar Rata-rata Lama Tinggal (hari) Rata-rata Pengeluaran Per Orang (USD) Per Hari Per Kunjungan Tabel 1.4 menunjukkan bahwa jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia meningkat sebesar 7,19% yakni sebanyak kunjungan dibanding tahun 2013 sebanyak kunjungan, sedangkan devisa yang diperoleh sebesar 11,16 miliar USD atau mengalami peningkatan sebesar 10,05 miliar USD. Jika dilihat lebih jauh lagi bahwa pada tahun 2014 untuk ratarata lama tinggal wisatawan mancanegara adalah 7,66 hari atau mengalami peningkatan sebesar 0,18% dibanding tahun 2013 yang berkisar 7,65 hari. Rata-rata pengeluaran wisman per hari pada tahun 2014 sebesar 154,42 USD atau mengalami kenaikan sebesar 3,42% dibanding tahun 2013 yang hanya sebesar 149,31 USD, begitu juga dengan rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan pada tahun 2014 juga mengalami peningkatan sebesar 3,61% atau sebesar 1.183,43 USD dibanding tahun 2013 yang hanya sebesar 1.142,24 USD. Pada intinya dari tabel menunjukkan bahwa pada periode pertumbuhan jumlah wisatawan dan penerimaan devisa terjadi fluktuasi pada pariwisata di Indonesia. Penerimaan Devisa Jumlah (juta USD) Pertumbuhan (%) ,74 8,04 135, , ,45 20, ,24 7,84 142, , ,39 12, ,16 7,70 147, , ,85 6, ,42 7,65 149, , ,15 10, ,19 7,66 154, , ,13 11,06 5

6 Tabel 1.5 Perkembangan Wisman Menurut Pintu Masuk, Thn Soekarno Hatta Ngurah Rai Bandara Polonia/ Kualanamu Batam Bandara Lainnya Jumlah sumber : Badan Pusat Statistika Tabel 1.5 diatas menunjukkan terjadi peningkatan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Secara kumulatif, Bandara Ngurah Rai menjadi pintu masuk bandara terbesar di Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa Bali masih menjadi destinasi wisata utama bagi wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Tiap tahunnya juga menunjukkan terjadi peningkatan pada kunjungan wisatawan mancanegara melalui pintu masuk lima bandara besar di Indonesia. Grafik 1.2 Perkembangan Bulanan Wisatawan Mancanegara, Periode Perkembangan Bulanan Wisatawan Mancanegara, periode JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 sumber : Pusdatin Kemenparekraf & BPS 6

7 Berdasarkan grafik 1.2 menunjukkan bahwa tiap tahunnya dilihat dari data bulanan tahun 2011 hingga 2015 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan atas kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Kunjungan wisatawan di suatu negara memiliki arti penting bagi negara tersebut sebagai penunjang dari sektor pariwisata dalam membantu jumlah pendapatan nasional. Banyaknya kunjungan wisatawan di suatu negara mendorong dilakukannya banyak penelitian, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Munoz dan Amaral (2000) yang meneliti mengenai permintaan pariwisata di Spanyol dengan menggunakan variable GNP, harga pariwisata, nilai tukar, dan variable dummy dari Perang Teluk, untuk melihat apakah variabel tersebut mempengaruhi secara signifikan atau tidak terkait pariwisata internasional di Spanyol. Menurut Usyal (1998), banyak faktor yang mempengaruhi permintaan wisatawan asing terhadap permintaan pariwisata. Beberapa diantaranya terkait factor penentu ekonomi, meliputi GNP per kapita, GDP per kapita, disposable income, Indeks Harga Konsumen (IHK), konsumsi privat, biaya transportasi, biaya hidup tujuan negara wisata, perbedaan nilai tukar, harga pariwata negara tujuan wisata, perbandingan harga pariwisata dengan negara kompetitor tujuan wisata, promosi kepariwisataan negara tujuan wisata, efektivitas dalam pemasaran produk pariwisata, dan jarak. Peneliti menggunakan beberapa faktor yang sekiranya relevan, diantaranya pendapatan nasional negara asal wisatawan, harga pariwisata, nilai tukar rupiah terhadap mata uang asal wisatawan. Berdasarkan penjabaran diatas, peneliti ingin melihat faktor-faktor apa saja yang menunjang permintaan pariwisata di Indonesia utamannya beberapa tahun terakhir pemerintah gencar 7

8 untuk mendorong sektor pariwisata guna mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Hal tersebut menjadikan ide peneliti dalam penulisan judul skripsi Faktor Penentu Kedatangan Wisatawan Mancanegara di Indonesia Periode Tahun : Analisis Data Panel Studi 25 Negara Terbesar. 1.2 Rumusan Masalah Pariwisata sebagai salah satu pilar penting dalam suatu negara dengan pertumbuhan yang cepat dan penyumbang devisa bagi negara-negara seang berkembang seperti Indonesia membuat pariwisata menjadi suatu subjek yang menarik untuk di teliti. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dan fakta bahwa beberapa tahun terakhir pemerintahan Indonesia sangat mendorong pariwisata untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Kontribusi pariwisata terhadap PDB dari tahun 2010 hingga 2015 mengalami peningkatan. Menurut beberapa sumber dari BPS dan Kementerian Pariwisata, tahun 2010 kontibusi sektor pariwisata terhadap PDB sebesar 261,05 triliun rupiah menjadi 461,36 triliun rupiah dalam jangka waktu lima tahun tersebut. Kontribusi sektor pariwisata terhadap devisa pun meningkat dari tahun 2010 sebesar 7.603,45 juta dollar menjadi ,89 juta dollar pada tahun Kontribusi terhadap tenaga kerja pun meningkat dari 4 juta orang di tahun 2010 menjadi 12,1 juta orang atau 10,6% dari total tenaga kerja nasional. Bahkan pariwisata menyumbangkan 10% PDB nasional dengan nominal tertinggi di ASEAN. Namun disisi lain, kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia termasuk paling kecil dibanding tujuh negara lain di Asia Tenggara. Data menunjukkan beberapa tahun terakhir, sumbangan pariwisata 8

9 Indonesia terhadap PDB tidak pernah mencapai angka 10%. Data pada tahun 2015, menunjukkan bahwa share pariwisata Indonesia terhadap PDB hanya sebesar 6,2% menurut World Travel & Tourism Council (WTTC). Angka tersebut ternyata masih lebih kecil dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Vietnam Laos, bahkan negara Kamboja. Negaranegara tersebut memiliki share pariwisata terhadap PDB negaranya memiliki share lebih dari 10% bahkan mencapai 30%. Diantara negara tersebut yang memiliki kontibusi terbesar dari pariwisata terhadap PDB adalah negara Kamboja yang mencapai angka 30,6% pada tahun Beberapa fakta yang ditunjukkan menunjukkan bahwa pariwisata memiliki kontibusi dalam share PDB negara, tetapi kontibusi pariwisata untuk PDB Indonesia presentasenya masih rendah dibanding dengan negara-negara ASEAN. Hal tersebut membuat peneliti terdorong untuk meneliti mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan pariwisata di Indonesia dengan menggunakan beberapa variable ekonomi yang relevan untuk digunakan. 1.3 Pertanyaan Penelitian a. Apakah pendapatan nasional negara asal wisatawan mancanegara mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Indonesia? b. Apakah harga pariwisata negara asal wisatawan mancanegara mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Indonesia? c. Apakah nilai tukar asal mata uang asal negara wisatawan mancanegara mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Indonesia? 9

10 d. Apakah krisis ekonomi global tahun 2008 dan krisis ekonomi Eropa tahun 2010 mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Indonesia? 1.4 Tujuan Penelitian a. Menganalisis pengaruh pendapatan nasional negara asal wisatawan terhadap kunjungan wisatawan ke Indonesia. b. Menganalisis pengaruh harga pariwisata negara asal wisatawan terhadap kunjungan wisatawan ke Indonesia c. Menganalisis pengaruh nilai tukar mata uang negara asal wisatawan mancanegara terhadap kunjungan wisatawan ke Indonesia d. Menganalisis pengaruh krisis ekonomi global tahun 2008 dan krisis ekonomi Eropa tahun 2010 mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian a. Untuk mengetahui perkembangan sektor pariwisata Indonesia dilihat dari beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan pariwisata di Indonesia. b. Untuk memperkaya studi empiris terkait analisis sektor pariwisata di Indonesia. c. Sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi terkait pengembangan sektor pariwisata di Indonesia yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu terutama untuk industry pariwisata. 10

11 1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan asing yang datang ke Indonesia pada periode tahun menggunakan metode penelitian analisis data panel. Acuan model penelitian yang digunakan merupakan model penelitian dari Garin dan Munoz (2000) kemudian disesuaikan dengan topik penelitian terkait. Penelitian ini melibatkan 25 negara terbesar wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada periode tahun Data jumlah kedatangan wisatawan mancanegara diperoleh dari CEIC data base, variabel ekonomi yang digunakan seperti GDP per kapita diperoleh dari World Bank, Indeks Harga Konsumen (IHK) diperoleh dari World Ecnomic Outlook IMF, Nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara asal wisatawan diperoleh dari Bloomberg data base. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini terbagi menjadi 5 bab, sebagai berikut: 1. Bab 1 menjelaskan mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, serta sistematika penulisan. 2. Bab 2 menjelaskan tentang landasan teori dan tinjauan pustaka. Landasan teori berisi penjelasan tentang Tinjauan pustaka berisi mengenai literatur terdahulu yang berkaitan dengan pendidikan dan ketimpangan. 11

12 3. Bab 3 menjelaskan tentang metode penelitian yang mencakup model penelitian, definisi operasional variabel, data yang digunakan, dan alat analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini. 4. Bab 4 memaparkan tentang hasil penelitian, tahapan analisis, dan pembahasan dengan menjelaskan interpretasi statistika dari model yang digunakan. 5. Bab 5 menjelaskan tentang simpulan penelitian dan saran untuk kebijakan pemerintah serta penelitian selanjutnya. 12