KEGIATAN BELAJAR 4 RANCANGAN VALIDASI METODE DAN KALIBRASI ALAT UKUR
|
|
- Yuliani Kurnia
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEGIATAN BELAJAR 4 RANCANGAN VALIDASI METODE DAN KALIBRASI ALAT UKUR Capaian Pembelajaran Merancang Validasi Metoda Uji Dalam Analisis Kimia Sub Capaian Pembelajaran 1. melakukan validasi metode analisis dari metode rutin yang terdapat pada laboratorium; 2. merancang validasi metode uji yang baru dikembangkan (non-baku) Pokok-pokok materi 1. Rancangan yang perlu disiapkan dalam melakukan validasi metode(non-baku) 2. Pengolahan data pada parameter dalam melakukan validasi metode. URAIAN MATERI Pada kegiatan belajar 4 ini, Anda akan dihadapkan pada suatu kasus yang pada umumnya terdapat pada laboratorium pengujian dan kalibrasi, yaitu bagaimana melakukan validasi metode analisis terhadap metode yang digunakan secara rutin di laboratorium pengujian. Mengapa validasi metode perlu dilakukan karena Anda harus mengumpulkan parameter unjuk kerja (bukti-bukti) dari metode yang baru dikembangkan. Adapun parameter unjuk kerja yang perlu dikumpulkan adalah linieritas, sensitivitas, nilai batas deteksi dan batas kuantitasi, presisi, akurasi, selektivitas, kekuatan metode, ketahanan metode, dan ketidakpastian. Kesepuluh parameter tersebut perlu dikumpulkan untuk melihat unjuk kerja dari metode analisis apakah sudah sesuia dengan persyaratan yang ditetapkan. Laboratorium pengujian perlu melakukan dokumentasi untuk data-data tersebut. Anda akan dihadapkan pada praktek mengumpulkan bukti kinerja (parameter metode analisis) dari metode analisis yang digunakan berdasarkan data-data yang telah dilakukan. Masih ingatkan hal-hal yang membedakan validasi metode dan verifikasi metode pada kegiatan belajar 3. Bila Anda lupa silahkan buka kembali materi tersebut. A. Rancangan kegiatan pada validasi metode analisis rutin (non-baku) Suatu laboratorium sedang melakukan validasi metode analisis kandungan perak dari sampel yang berasal dari air kran pada buangan industri X dengan menggunakan alat
2 spektrofotometer nyala serapan atom. Pada Tabel 4.1 berikut ini adalah hasil data yang diperoleh dari setiap deret dari satu seri larutan standar perak beserta respon absorbannya. Tabel. 4.1 Data hasil analisis deret larutan standar perak Konsentrasi (ng/ml) Absorban 0,003 0,127 0,251 0,390 0,498 0,625 0,763 Dari data tersebut, Anda akan mendapatkan parameter metode analisis yaitu linieritas, sensitivitas, LOD, LOQ. Adapun data hasil pengukuran sampelnya disajikan pada Tabel 4.2. Dari data tersebut, Anda aka mendapatkan parameter validasi berupa presisi analisis dari metode yang diujikan. Tabel 4.2 Data hasil pengukuran sampel Pengulangan ke Absorban 0,308 0,314 0,312 0,347 0,315 0,316 konsentrasi sampel (ppm) 12,00 12,25 12,17 13,58 12,29 12,33 Pada Tabel 4.3 merupakan hasil pengukuran untuk penentuan akurasi metode analisis. Pengolahan data diperoleh dari pengukuran sampel dan sampel yang ditambahkan standar. Pada data ini hanya satu kosentrasi standar yang ditambahkan. Idealnya harus dibuat tiga variasi konsentrasi standar. Kemudian Anda hitung % recoverinya. Tabel 4.3 Data pengukuran sampel serta analit + standar Pengulangan ke Absorban 0,308 0,314 0,312 0,347 0,315 0,316 analit + std 10 ppm 0,356 0,318 0,324 0,357 0,324 0,320 Pada Tabel 4.4 disajikan data hasil pengukuran sampel Ag dan sampel yang telah diberikan cemaran Hg untuk menentukan parameter selektivitas metode. Tabel 4.4 Data pengukuran selektivitas metode Konsentrasi analit 0,308 0,314 0,312 0,347 0,315 0,316 Analit + cemaran Hg 0,321 0,318 0,320 0,359 0,328 0,329
3 Pada Tabel 4.5 disajikan data hasil pengulangan pengukuran sampel yang dilakukan oleh 3 orang analis untuk pengujian ketangguhan metode analisis. Variabel yang diujikan tidak hanya oleh analis saja tetapi dapat saja oleh laboratorium yang berbeda yang sama memiliki sertifikat laboratorium terakreditasi misalnya KAN (Komite Akreditasi Nasional). Untuk laboratorium pengujian sertifikat laboratorium yang harus ada selain ISO 9000:2008 yang menjamin dokumen mutu laboratorium juga disarankan memiliki sertifikat ISO yang merupakan persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu laboratorium pengujian. No. Tabel 4.5 Data hasil pengukuran sampel oleh 3 analis yang berbeda Konsentrasi analit Pengulangan ,308 0,306 0,309 0, ,314 0,316 0,318 0, ,312 0,314 0,316 0, ,347 0,348 0,350 0, ,315 0,317 0,319 0,320 Sekali lagi, Anda ingat kembali bahwa validasi metode analisis adalah proses yang menunjukkan atau membuktikan karakteristik kinerja metode suatu analisis dapat diterima atau tidak sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan. Lakukanlah pengujian untuk parameter karakteristik kinerja metode yaitu Linearitas, sensitivitas, LOD, LOQ, akurasi, presisi, selektivitas, dan ketangguhan metode B. PENENTUAN PARAMETER DALAM VALIDASI METODE ANALISIS Dari berbagai data pengukuran yang diperlukan untuk memvalidasi metode penentuan Ag dengan spektrofotometer nyala serapan atom dari sampel air kran pada buangan industri X pada bagian A, berikutnya Anda ditugaskan untuk mengumpulkan parameter dari metode analisis tersebut. Lakukan pengujian untuk parameter linearitas, sensitivitas, LOD, LOQ, akurasi, presisi, selektivitas, dan ketangguhan metode. 1. Linearitas dan sensitivitas
4 Untuk lebih memahami cara melakukan validasi ataupun verifikasi metode analisis Anda dapat mengunjungi link pada meteri berikut ini. Reference of Modul PPG Teknik kimia Referensi dapat Anda pelajari pada tulisan Riyanto dan Harmita. Berikut ini disajikan bagaimana cara mengolah data hasil pengukuran deret larutan standar dan nilai pengukuran absorbansi yang dihasilkan seperti ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4.6 Data penentuan lineritas dan sensitivitas metode x y (x x ) (x i x ) (y y ) (y y ) (x x )(y i y ) E Σx =105 Σy = x =15 y = Nilai koefisien korelasi (r) dari persamaan garis sebagai berikut. r = {( )( )} [ ( ) ] [ ( ) ]. (4.1) r =,, = 0,9994 pengujian untuk nilai korelasi pada tingkat konfidensi 95% dapat dilakukan dengan membuat asumsi dasar sebagai berikut. H0 : tidak ada korelasi yang signifikan dengan pengujian ; t =, =, t = 64,51
5 t tabel nya adalah 2,02 ( karena two tailed maka P = 0,05 x 2 maka P = 0,1 dengan db=5) t hitung > t tabel maka H0 ditolak Kesimpulan pengujian dari nilai r terdapat korelasi yang signifikan antara kosentrasi stadar dan nilai absorbasinya. Nilai slope/kemiringan kurva kalibrasi dapat dihitung dengan mengunakan rumus b = {( )( )} =, ( ).. (4.2) = 0,0247 Maka intersep persamaan garis dapat dicari dengan a = y - bx = 0,3824 0,0247 (15) = 0,0119 Maka persamaan garisnya adalah Y = 0,0247x + 0,0119 Anda dapat juga menggunakan software excel dan akan diperoleh persamaan regresi liniernya Y = 0,0247x + 0,0114 kurva persamaan regresi linier ditunjukkan pada Gambar 4.1. Sensitivitas metode analisis dapat terlihat dari kemiringan kurva (b = 0,247). Persamaan regresi linier yang dihasilkan memiliki sensitivitas yang kurang baik, karena persamaan garis nampak kurang tegak, sehingga perubahan konsentrasi yang besar tidak memberikan respon yang cukup besar terhadap perubahan tersebut. Grafik Konsentrasi Ag terhadap Absorbansi Absorban 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 0; 0,023 5; 0,127 y = 0,0247x + 0,0114 R² = 0, ; 0,251 15; 0,39 20; 0,498 25; 0,625 30; 0, Konsentrasi Ag Gambar 4.1 Grafik kurva kalibrasi larutan standar perak
6 Standar deviasi dari intersep dan slope Hitunglah nilai y teoritis, (ŷ) perhitungan standar deviasi slope dan intersep, Anda dapat dilihat pada Tabel 4.7 Tentukan terlebih dahulu standar deviasi residual ( Sy/x) atau standar deviasi dari persamaan regresi linier dengan menggunakan rumus berikut ini Sy/x = ( ŷ) (4.3) =, = 0, Standar deviasi dari slope adalah / Sb = [ ( ) =, = 0, nilai t untuk (n-2) = 5 (db) pada tingkat konfidensi 95% (P=0,05) adalah 2,57 maka nilai b = 0,0247 ±(2,02 x 0,00378) = 0,0247 ± 0, (4.4) Maka interval nilai kepercayaan slope pada tingkat konfidensi 95% adalah 0, ,02424 Standar deviasi intersep dapat dihitung menggunakan persamaan berikut ini. Sa = s / ( )..(4.5) maka nilai a = 0,0119 ±(2,02 x 0,00681) = 0,0119 ± 0,01375 = 0, = 0,00681
7 Tabel 4.7 Data perhitungan standar deviasi slope dan intersep x y ŷ (y ŷ) (y ŷ) (x i x ) Σx Σx =105 Σy = x =15 y = , ,24 x ,47 x ,56 x ,74 x ,52 x , , LOD dan LOQ Penentuan nilai LOD dan LOQ dari metode analisis yang divalidasi dapat dihitung dengan mengguakan metode ketiga melalui persamaan regresi linier seperti yang telah dikerjakan pada penentuan parameter linearitas. Maka nilai LOD dan LOQ dapat ditentukan sebagai berikut: LOD = / =,, = ng/ml LOQ = /, = = ng/ml, Nilai LOD menunjukkan batas terkecil dari konsentrasi analit yang masih dapat ditentukan dengan metode analisis tersebut. Sedangkan LOQ adalah batas terkecil konsentrasi analit yang masih dapat ditentukan dengan akurasi yang bisa diterima. 3. Presisi Metode Analisis Nilai presisi metode analis ditntukan dengan menghitung nilai RSD sebagaimana telah dijelaskan pada kegiatan belajar 1. Sebetulnya terdapat nilai kriteria presisi yang berbeda untuk setiap nilai konsentrasi analit yang diukur. Nilai konsentrasi analit yang diukur semakin kecil maka nilai RSD semakin besar. Silahkan Anda kunjungi link berikut untuk melihat kriteria
8 tersebut.reference of Modul PPG Teknik kimia\harnita.pdfreference of Modul PPG Teknik kimia\2. Buku Validasi Metode ok.pdf. Data penentuan presisi metode analisis disajikan pada Tabel 4.8 Tabel 4.8 Data pengolahan Presisi metode Pengulangan Absorbansi konsentrasi analit (yi- y ) (yi- y ) 2 1 0,308 12,00-0,436 0, ,314 12,25-0,186 0, ,312 12,17-0,266 0, ,315 12,29-0,146 0, ,315 12,29-0,146 0, ,316 12,33-0,106 0, Σy = 74,62 0,98612 y = 12,436 s = 0,4440 s = ( ) =, = 0,4440 RSD =,, x100% = 3,57% Nilai RSD yang diperoleh sangat bergantung pada nilai konsentrasi analit, semakin kecil konsentrasi maka nilai RSD semakin besar. Coba Anda perhatikan terompet Horwizt. 4. Akurasi Metode Analisis Pengolahan data akurasi metode analisis disajikan pada Tabel 4.9 adapun konsentrasi standar yang ditambahkan adalah 10 ppm. Untuk mendapatkan perolehan kembali yang baik, perlu dilakukan penambahan zat standar pada sampel dengan minimal 3 variasi konsentrasi misalnya 10, 15 dan 25 ppm. Pada rancangan validasi metode kali ini hanya satu variasi konsetrasi sebagai latihan saja.
9 Pengulangan Analit Tabel 4.9 Pengolahan data penentuan akurasi metode Absorban Analit+standar selisih % recovery % recovery 1 0,308 0,356 0,0048 0,48 99,52 2 0,314 0,318 0,0004 0,04 99,56 3 0,312 0,324 0,0012 0,12 99,88 4 0,347 0,357 0,0010 0,10 99,90 5 0, ,0009 0,09 99,91 6 0,316 0,320 0,0004 0,04 99,96 Nilai perolehan kembali dapat dihitung sebagai berikut: % perolehan kembali = ( ) x 100 = (,, ) = 0,48% Perolehan kembali = 100 %- 0,48% = 99,52% x Selektivitas Metode Selektivitas metode dilakukan dengan menambahkan zat pengganggu (cemaran) pada sampel yang diukur. Pemilihan zat penggangu biasanya berasal dari satu golongan pengelompokkan kation atau anion. Pada Tabel 4.10 disajikan data pengolahan selektivitas metode.
10 Tabel 4.10 Pengolahan data selektivitas metode Pengulangan Absorbansi Analit Analit+ cemaran di (di- ԁ ) (di ԁ ) 1 0,308 0,321-0,013-0,0025 6,25 x ,314 0,318-0,004 0,0065 4,225 x ,312 0,320-0,008 0,0025 6,25 x ,347 0,359-0,012-0,0015 2,25 x ,315 0,328-0,013-0,0025 6,25 x ,316 0,329-0,013-0,0025 6,25 x 10-6 Σx -0,063 6,95 x 10-5 rerata -0,0105 1,158 x 10-5 Pengujian yang dilakukan adalah tidak ada perbedaan pada analisis yang ditambahkan cemaran dengan analit yang tidak ditambahkan. Secara pengujian statistik dapat ditulis sebagai berikut. H0 : µd = 0 H1: µd 0 s = ( ԁ ) = 0, t hitung dapat dicari dengan menggunakan persamaan 2.13 pada kegiatan belajar 1 t = ԁ n/s =,, = -6,899 t tabel (P=0,05) adalah 2,57 t hitung < t tabel maka H0 diterima Kesimpulannya tidak ada perbedaan konsentrasi yang signifikan antara konsentrasi sapel yang ditambahkan Hg dan yang tanpa cemaran Hg. Sehingga selektivitas metode dikatakan baik. 6. Uji Ketangguhan metode (ruggedness) Uji ini dilakukan sebagai uji pembanding terhadap metode yang lainnya. Data pengolahan ketangguhan metode dapat Anda lihat pada Tabel 4.11
11 Tabel 4.11 Data pengolahan penentuan ketangguhan metode No. Ti = Σxi Ti 2 x = Ti/n Σ(xi- x ) 2 1 0,925 0, ,3083 8,67 x ,955 0, ,3183 1,27 x ,945 0, , x ,05 1,1025 0, x ,956 0, ,3187 4,67 x ,834 4, ,6113 4,2 x 10-5 Asumsi dasar yang diajukan adalah tidak ada perbedaan rerata yang signifikan dari pengujian yang dilakukan oleh ketiga analis. Asumsi dasar tersebut dapat diformulasi dalam pengujian statistik sebagai berikut: H0 ; σ1 = σ2 = σ3 Pada Tabel 4.12 berikut ini adalah data pengolahan penentuan nilai F hitung yang melibatkan dua sumber keragaman yaitu antar sampel dan di dalam sampel. Tabel 4.12 Perhitungan F tabel Sumber keragaman Jumlah kuadrat(ss) derajat bebas kuadrat rerata (MS) Antar-sampel Σ Ti 2 /n Ti 2 /n (4,68279/3)-(4,834 2 /15) = 0, h-1 = 5-1 = 4 0, = 0, dalam-sampel 4,2 x 10-5 h(n-1) =5(3-1) =10 4,2 x = 4,2 x 10-6 jumlah 0, N F hitung =,, = 184,1082
12 F tabel (4,10) = 4,468 F hitung > F Tabel, H0 ditolak Kesimpulan terdapat perbedaan yang signifikan di antara ketiga analis sehingga ketegaran metode kurang teruji.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penentuan Linieritas Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan dengan cara membuat kurva hubungan antara absorbansi pada sumbu y dan konsentrasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengembangan Metode Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun hanya salah satu tahapan saja. Pengembangan metode dilakukan karena metode
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU
BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan analisis semakin dikenal secara luas, bahkan mulai dilakukan secara rutin dengan metode sistematis. Hal ini didukung pula oleh perkembangan yang pesat dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi
Lebih terperinciPerbandingan fase gerak metanol-air (50:50)
Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Kloramfenikol Baku untuk Menentukan Perbandingan Fase Gerak yang Optimum Perbandingan fase gerak metanol-air (40:60) Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50) Perbandingan
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)
Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) 93 Lampiran. Identifikasi Tumbuhan 94 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Sampel Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) sebanyak
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Validasi merupakan proses penilaian terhadap parameter analitik tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa metode tersebut memenuhi syarat sesuai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan logam Timbal pada kerupuk rambak dengan menggunakan alat Spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 5100 PC. A.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Proses penyemaian, penanaman, dan pemaparan dilakukan
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..
DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iii iv vi vii viii BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Rumusan Masalah.
Lebih terperinciLampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H
Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Gambar 1 Krim merek Klorfeson Gambar 2 Krim merek Chloramfecort-H 48 Lampiran 2. Komposisi krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Daftar Spesifikasi krim 1. Klorfeson
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) 500 ppm 500 mcg/ml Berat Natrium tetraboraks yang ditimbang 500 mcg / ml
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di
30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii
v DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2 Alat
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
24 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Perangkat lunak validasi metode analisis ini dibuat dengan menggunakan perangkat lunak pemograman yang biasa dipakai yaitu Microsoft Visual Basic 6.0, dimana perangkat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014
33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang
Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Kalsium, Magnesium dan Timbal
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015
Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel 1. Celestamin (Schering-plough) No. Reg : DKL 9106604510A1 Expire Date : September 2015 Komposisi : Betametason... 0,25 mg
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet
Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet 50 Lampiran 2. Komposisi Tablet Pulna Forte Daftar Spesifikasi Sampel 1. Pulna Forte No. Reg : DKL 0319609209A1 ExpireDate :Agustus 2017 Komposisi : Ethambutol HCL...
Lebih terperinciLampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat
Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Mata air yang terletak di Gunung Sitember Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat 48 Air minum yang dialirkan menggunakan pipa besi Lokasi pengambilan
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN
ANALISIS MERKURI DALAM SEDIAAN KOSMETIK BODY LOTION MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Agung Dimas Jatmiko, Tjiptasurasa, Wiranti Sri Rahayu Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Puwokerto,
Lebih terperinciAnalisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008
4 3 5 1 2 6 Gambar 3. Alat kromatografi cair kinerja tinggi Keterangan : 1. Pompa LC-10AD (Shimadzu) 2. Injektor Rheodyne 3. Kolom Kromasil TM LC-18 25 cm x 4,6 mm 4. Detektor SPD-10 (Shimadzu) 5. Komputer
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September
33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciLampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium
Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium Lampiran. Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) dari Data Kalibrasi Kalsium No. Konsentrasi (mcg/ml) (X) Absorbansi (Y) XY X Y 1.
Lebih terperinciLampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil
Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil No. Menit ke- Serapan (A) 1 10 0,432 2 11 0,432 3 12 0,433 4 13 0,432 5 14 0,433 6 15 0,432 7 16 0,433 8 17 0,435 9 18 0,435 10 19 0,435 11
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.
Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel 1. Kalibrasi Piknometer Piknometer Kosong = 15,30 g Piknometer berisi Aquadest Panas NO Aquadest Panas 1 5,330 5,37 3 5,38 4 5,35 5 5,39 6 5,3 Jumlah Rata-rata
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Gambar 1. Gambar krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol 48 Lampiran 2. Komposisi krim merek X Contoh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciSpektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml
Lampiran 1. Spektrum Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis Spektrum serapan derivat kedua deksametason 5 mcg/ml Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml 45 Lampiran 1. (lanjutan)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum ini digunakan untuk mengetahui pada serapan berapa zat yang dibaca oleh spektrofotometer UV secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Medan pada bulan
Lebih terperinciNo Nama RT Area k Asym N (USP)
Lampiran 1. Hasil kromatogram Penyuntikan Propranolol HCl Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak Metanol-Air dan Laju Alir yang Optimal untuk Analisis. 1 Propranolol HCl 3.1 24823 359.7 2.32* 1410*
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT
29 Analisis Cd Pada Sediaan EyeShadow Dari Pasar Kiaracondong Bandung Analysis of Cadmiumon on EyeShadow Derived From Kiaracondong Market Bandung Fenti Fatmawati 1,, Ayumulia 2 1 Program Studi Farmasi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam klorida pekat 37% (Merck KG aa), akuadestilata, sampel hand body lotion, standar
Lebih terperinciDitimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan
Lampiran 1. Flowsheet Destruksi Basah Sampel yang telah dihomogenkan Ditimbang 5 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 5 ml Didiamkan selama 4 jam Sampel + HNO 3 (p) Larutan Sampel Hasil Dipanaskan di
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian studi voltametri siklik asam urat dengan menggunakan elektroda nikel sebagai elektroda kerja ini bertujuan untuk mengetahui berbagai pengaruh dari parameter yang ada
Lebih terperinciVerifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009
JURNAL TEKNOLOGI PROSES DAN INOVASI INDUSTRI, VOL. 2, NO. 1, JULI 2017 19 Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI 6989.20 : 2009 Methods Verification of Sulfat Analysis in
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1
Lebih terperinciTUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012
TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 Mata Kuliah Topik Smt / Kelas Beban Kredit Dosen Pengampu Batas Pengumpulan : Kimia Analitik II : Spektrofotometri
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul
Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul 43 Lampiran 2. Komposisi Neo Antidorin Kapsul Setiap kapsul mengandung:
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Optimasi esterifikasi DHA Dilakukan dua metode esterifikasi DHA yakni prosedur Lepage dan Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir DHA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Bahan 2.1.1. Sifat Fisika dan Kimia Omeprazole Rumus struktur : Nama Kimia : 5-metoksi-{[(4-metoksi-3,5-dimetil-2- piridinil)metil]sulfinil]}1h-benzimidazol Rumus Molekul
Lebih terperinciterlarut yang berbeda dengan hasil metode kalibrasi lebih besar daripada hasil metode adisi standar.
Perbandingan Metode Kalibrasi dan Adisi Standar untuk Penentuan Timbal Terlarut dalam Air Bak Kontrol Candi Borobudur Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-Nyala Ida Sulistyaningrum, Melati Putri
Lebih terperinciKentang (Solanum tuberosum L.)
Gambar 1. Kentang (Solanum tuberosum L.) Kentang (Solanum tuberosum L.) Gambar. Tanaman Kentang Tanaman Kentang Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif Timbal dan Kadmium Kadmium Timbal Hasil Analisa Kualitatif
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos Kadar baku Profenofos = 98,% Berat Profenofos yang ditimbang = 4,4 mg Volume larutan = 5 ml Konsentrasi Profenofos 98,% = 4,4mg 98, 6 10 mcg =
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan
Lebih terperinciLampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI
Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Triprolidin HCl BPFI Lampiran 3. Kurva Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2011, bertempat di Laboratorium Pangan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional Badan POM RI,
Lebih terperinciValidasi metode merupakan proses yang dilakukan
TEKNIK VALIDASI METODE ANALISIS KADAR KETOPROFEN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Erina Oktavia 1 Validasi metode merupakan proses yang dilakukan melalui penelitian laboratorium untuk membuktikan
Lebih terperinciANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM FENTI FATMAWATI 1,, AYUMULIA 2 1 Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. email: fenti.fatmawati@stfb.ac.id.
Lebih terperinciBAB 6 RINGKASAN PENELITIAN
32 BAB 6 RINGKASAN PENELITIAN Validasi metode analisis merupakan suatu proses untuk menentukan keabsahan dan pertanggungjawaban suatu hasil percobaan di laboratorium, tetapi dalam proses dan perhitungannya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam Ditimbang 10,90 mg fenobarbital dan 10,90 mg diazepam, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciVALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI
VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI Oleh: DENNY TIRTA LENGGANA K100060020 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciVALIDASI METODE PENENTUAN ARSENIK PADA SAMPEL AIR SUMUR BOR DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM DI PT. GEOSERVICES BALIKPAPAN
Bayu Iskandar VALIDASI METODE PENENTUAN ARSENIK PADA SAMPEL AIR SUMUR BOR DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM DI PT. GEOSERVICES BALIKPAPAN VALIDATION OF AS DETERMINATION METHODS ON WELLBORE
Lebih terperincia = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315
Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X Y 1. 0,0 0,000 0,0000 0,00 0,0000. 1,8 0,315 0,5670 3,4 0,099 3.,1 0,369 0,7749 4,41 0,136 4.,4 0,46 1,04 5,76 0,1815 5.,7 0,478 1,906 7,9 0,85
Lebih terperinciGambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).
Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Optimasi Sistem KCKT Sistem KCKT yang digunakan untuk analisis senyawa siklamat adalah sebagai berikut: Fase diam : C 18 Fase gerak : dapar fosfat ph
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl
Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl Gambar 10. Alat KCKT (Shimadzu) Gambar 11. Syringe 100 µl (SGE) Lampiran 2. Gambar Sonifikator (Branson 1510) dan Penyaring Gambar. 12. Sonifikator (Branson
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml
Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran Diketahui: Nilai Absorptivitas spesifik (A 1 1 = 351b) λ= 276 nm Tebal sel (b) = 1 cm A = A 1 1 x b x c c = c = c = 0,001237 g/100ml c = 12,37 µg/ml Konsentrasi
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN
ANALISIS CEMARAN TEMBAGA DALAM AIR SUMUR INDUSTRI PELAPISAN EMAS DI KOTA TEGAL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Listiowati, Wiranti Sri Rahayu, Pri Iswati Utami Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret
Lebih terperinciLampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).
Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r). NO Konsentrasi (mcg/ml) Absorbansi 1 0,0000 0,0013 2 1,0000 0,0688
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aa), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:
8 Kolom : Bondapak C18 Varian 150 4,6 mm Sistem : Fase Terbalik Fase Gerak : Asam oksalat 0.0025 M - asetonitril (4:1, v/v) Laju Alir : 1 ml/menit Detektor : Berkas fotodioda 355 nm dan 368 nm Atenuasi
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi
Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi Gambar 6. Sayur Sawi yang dijadikan Sampel Lampiran 2. Perhitungan Penetapan Kadar Air Metode Gravimetri a. Penetapan Bobot Tetap Cawan Kosong Dengan pernyataan bobot
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK
VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK, Riza Alfian Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin E-mail : siska.musiam@gmail.com ABSTRAK Pengawasan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014 di
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Analitik FMIPA Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciContoh Perhitungan Faktor Retardasi (Rf)
Lampiran 1 Contoh Perhitungan Faktor Retardasi (Rf) B A Keterangan: A = jarak yang ditempuh zat terlarut B = jarak yang ditempuh pelarut R = f Jarak yang ditempuh zat terlarut Jarak yang ditempuh pelarut
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.
Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) 1. 1000 5,1. 1003 5,14 3. 101 5, Normalitas NaOH Berat Kalium Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) Berat Ekivalen
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, pengambilan lima sampel yang dilakukan dengan cara memilih madu impor berasal Jerman, Austria, China, Australia, dan Swiss yang dijual
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)
ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) A. TUJUAN 1. Mengetahui kondisi optimum parameter operasi alat uji SSA milik STTN- BATAN dalam menganalisis unsur Fe. 2. Menentukan sensitivitas,
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Preparasi sampel Daging bebek yang direbus dengan parasetamol dihaluskan menggunakan blender dan ditimbang sebanyak 10 g kemudian dipreparasi dengan menambahkan asam trikloroasetat
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel
Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Gambar 1. Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Gambar.Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Teknik Reverse Osmosis Gambar 3. Gambar air minum reverse osmosis dalam kemasan
Lebih terperinciBAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas mengenai validasi metode analisis beserta karakteristiknya, metode analisis komparatif atau instrumental, kromatografi cari kinerja tinggi sebagai objek dari
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan kadar Aspartam ini dilakukan menggunakan alat KCKT, dengan sistem kromatografi fasa terbalik, yaitu polarisitas fasa gerak lebih polar daripada fasa diam dengan kolom
Lebih terperinciV. HASIL DA PEMBAHASA
V. HASIL DA PEMBAHASA Metode analisis kadar vitamin C pada susu bubuk yang dilakukan pada penelitian ini merupakan metode yang tercantum dalam AOAC 985.33 tentang penentuan kadar vitamin C pada susu formula
Lebih terperinciGambar 2. Daun Tempuyung
Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Tanaman Daun Tempuyung Gambar. Daun Tempuyung 41 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 3 Kapsul Ekstrak Tempuyung Gambar 4. Kemasan Kapsul 4 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 5.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini telah dilakukan pengembangan dan validasi metode analisis untuk penetapan kadar vitamin A dalam minyak goreng sawit secara KCKT menggunakan kolom C 18 dengan
Lebih terperinciMuchammad Ade Firmansyah, Sabikis, Pri Iswati Utami
ANALISIS KADAR LOGAM BERAT TIMBAL DI MATA AIR PEGUNUNGAN GUCI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Muchammad Ade Firmansyah, Sabikis, Pri Iswati Utami Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Lebih terperinciJurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017
Pengembangan dan Validasi Metode Analisis Betametason Tablet dengan Metode Absorbansi dan Luas Daerah di Bawah Kurva Secara Spektrofotometri Ultraviolet Ridho Asra 1), Harrizul Rivai 2), Widya Astuty 1)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011
36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciGambar 1. Alat kromatografi gas
68 A B Gambar 1. Alat kromatografi gas Keterangan: A. Unit utama B. Sistem kontrol 69 Gambar 2. Kromatogram larutan standar DHA 1552,5 µg/g Kondisi: Kolom kapiler VB-wax (60 m x 0,32 mm x 0,25 µm), fase
Lebih terperinciVALIDASI METODE PENGUJIAN LOGAM TEMBAGA PADA PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM NYALA
VALIDASI METODE PENGUJIAN LOGAM TEMBAGA PADA PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM NYALA (Testing Methods Validation of Copper in Bottled Drinking Water Using Flame Atomic
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengukuran serapan harus dilakukan pada panjang gelombang serapan maksimumnya agar kepekaan maksimum dapat diperoleh karena larutan dengan konsentrasi tertentu dapat memberikan
Lebih terperinciTabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI
UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR SUPPLY PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis DHA Kondisi analisis optimum kromatografi gas terpilih adalah dengan pemrograman suhu dengan suhu awal
Lebih terperinciUnjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10
UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR LIMBAH PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Bahan Makanan Fakultas Farmasi USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories. 3.1 Alat-alat Alat-alat
Lebih terperinci